• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERC"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN III

NORIT SEBAGAI ADSORBEN

OLEH :

NAMA : NURFITRI GOMUL

NIM : F1F1 13 040

KELOMPOK : III

KELAS : A

ASISTEN : MUH. SYAMSUL RIZAL

LABORATORIUM FARMASI FISIKA II JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2014

(2)

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengkaji proses adsorpsi menggunakan norit. B. DASAR TEORI

Arang aktif atau karbon yang dapat menyerap senyawa racun dalam media atau menyerap senyawa inhibitor yang disekresikan oleh plantlet, menstabilkan pH media, merangsang pertumbuhan akar dengan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam media plantlet, mencegah atau mengurangi pembentukan kalus, dan merangsang morfogenesis ( Widiastoety, 2004).

Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri yang menggunakan proses absorpsi dan purifikasi. Pemilihan jenis aktivator akan berpengaruh terhadap kualitas karbon aktif. Beberapa jenis senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri pembuatan karbon aktif adalah ZnCl2, KOH, H2SO4, dan HCl. Masing-masing jenis aktifator akan memberikan efek/pengaruh yang berbeda-beda terhadap luas permukaan maupun volume pori-pori karbon aktif yang dihasilkan ( Gumelar, 2015).

Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri yang menggunakan proses adsorpsi dan purifikasi. Pada umumnya karbon aktif dibuat melalui proses aktivasi dengan menambahkan bahan-bahan kimia. Beberapa jenis senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri pembuatan karbon aktif adalah ZnCl2, KOH, H2SO4, dan HCl. Masing-masing jenis aktivator akan memberikan efek atau pengaruh yang berbeda-beda terhadap luas permukaan maupun volume pori-pori karbon aktif yang dihasilkan ( Gumelar, 2015).

Karbon aktif atau Carbo absorben merupakan padatan berpori yang mengandung 85% - 95% karbon. Bahan yang mengandung unsur karbon dapat aktif dengan cara memanaskannya pada suhu tinggi. Karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yaitu sebagai penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau dan agen pemurni dalam industri makanan. Selain itu juga banyak digunakan dalam proses pemurnian air baik dalam proses produksi air minum maupun dalam penanganan limbah (Idrus, 2013 ).

(3)

sebagai berikut, Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel tetap, variabel bebas (zat pengaktif yaitu ZnCl2 dan Na2CO3, dan variabel respon (kadar air, kadar abu, iodine number, surface area karbon aktif, persen removal, dan kapasitas penyerapan fenol) ( Pambayun, 2013).

Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Adsorpsi dapat terjadi pada antarfasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Molekul yang terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan permukaan yang menyerap molekul-molekul adsorbat disebut adsorben (Tandy, 2012).

Struktur arang / karbon aktif menyerupai struktur grafit. Grafit unan seperti pelat-pelat besar terbentuk dari atom karbon yang berbentuk heksagonal. Jarak antara atom karbon dalam masing-masing lapisan 1,42 A. Pada grafit, jarak antara pelat-pelat lebih dekat dan terikat lebih teratur daripada struktur karbon aktif. Sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat arang aktif (Suhartana, 2006).

Arang aktif banyak digunakan sebagai adsorbsi logam berat diantaranya yaitu untuk mengabsorbsi tembaga, kadmium, dan aluminium. Cara membuat arang aktif yaitu dengan cara di bakar pada tanur dengan suhu 300 derajat celcius dengan waktu setengah jam, setelah itu didiamkan pada suhu kamar dengan 24 jam, setelah itu digiling hingga halus dan di ayak. Setelah itu diuji kualitas kandungan airnya, abu, dan daya adsorbsinya (Wirawan, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah : - Botol semprot

- Filler

- Gels kimia 50 ml - Gelas kimia 100 ml - Gelas kimia 250 ml - Kuvet

- Labu takar 250 ml - Labu takar 100 ml - Labu takar 50 ml - Pipet ukur 25 ml

- Spektrofotometri spektronik 20D - Batang pengaduk

(4)

- Timbangan analitik - Spatula

- Pipet tetes 2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : - Norit

- Alkohol - Aquades - Kertas saring - Metilen red - Kertas perkamen

D. URAIAN BAHAN

1. Aquadest (Ditjen POM RI, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air Suling, aquadest Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyi rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 2. Alkohol (Ditjen POM RI, 1979)

Nama : Alkohol

Nama lain : Etanol

Rumus molekul : C2H6O Berat molekul : 46

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P

(5)

Khasiat : Zat tambahan

3. Metil Merah (depkes RI, 1997 Halaman 705)

Nama resmi : BENZOAT HIDROKSIDA

Nama lain : Metil Merah Rumus kimia : C15 H15 N2 O3 Berat molekul : 305,76

Pemerian : Serbuk merah gelap

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut dalam etanol Kegunaan : Sebagai indikator

4. Norit (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : CARBO ADSORBEN

Nama lain : Arang penghilang warna, arang jerap Rumus kimia : Tersusun atas carbon

Berat molekul : 4,2

Pemerian : Serbuk halus, hitam, tidak berbau, bebas dari butiran, tidak berasa

(6)

300 ppm

Diukur absorbansi metil red

Ditentukan panjang gelombang maksimum =420n

m nnmnn m nm Metil red

Ditimbang 0,25 gram

Dimasukkan ke dalam gelas kimia Ditambahkan alkohol 96%

Diaduk hingga larut

Dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera

Di pipet maisng-masing 10, 20, 30, 40, dan 50 ml

Dimasukkan masing-masing ke dalam labu takar 100 ml

Ditentukan absorbansinya menggunakan spektro pada panjang gelombang 430 nm

Hasil

pengamatan ..? E. PRESEDUR KERJA

1. Penentuan panjang gelombng maksimum

(7)

Norit

Ditumbuk norit sebanyak 0,1 gram Di masukkan ke dalam masing-masing larutan 100 ppm, 200 ppm, 300 pp., 400 ppm, dan 500 ppm Dikocok dan didiamkan selama 10 menit

Disaring

Filtrat

Diukur pada maksimum = 430 nm

Hasil

Pengamatan ....?

Larutan zat warna

Ditentukan panang gelombang maksimum larutan zat warna secara spektofotometri

Dibuat kurva larutan standar at warna Ditentukan konsentrasi zat warna setelah adsorpsi menggunakan kurva kalibrasi larutan standar

Dihitung berat zat warna yang terabsorpsi Dibuat grafik hubungan antara x/m dan konsentrasi sesuai dengan persamaan Freundlich

Ditentukan kapasitas absorbansinya

Hasil

Pengamatan..? 3. Adsorpsi zat warna

(8)

F. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Pengamatan

a. Penentuan panjang gelombang maximum

Panjang gelombang (nm) Absorbansi (A)

400 0,453

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

100 1,369

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

100 0,755 a. Kurva standar

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)

100 1,369

200 2,770

300 4,000

400 4,000

(9)

0 100 200 300 400 500 600

100 100 14,83 85,17 4,25

200 200 248,3 -48,3 -2,41

300 300 453,3 -153,3 -7,66

400 400 453,3 -153,3 -7,66

500 500 453,3 -153,3 -7,66

Dikatehui: y = 0,006x + 1,280 y1 = 1,369

y2 = 2,770 y3 = 4,000 y4 = 4,000 y5 = 4,000

(10)
(11)

x=yb

massa teradsorbsi=

[

teradsorbsi]x0,05L

 Untuk sampel 1

massa teradsorbsi=

[

85,17

]

x0,05L massa teradsorbsi=4,25

 Untuk sampel 2

massa teradsorbsi=

[

−48,3

]

x0,05L massa teradsorbsi=−2,41

 Untuk sampel 3

massa teradsorbsi=

[

−153,3

]

x0,05L massa teradsorbsi=−7,66

 Untuk sampel 4

massa teradsorbsi=

[

−153,3

]

x0,05L massa teradsorbsi=−7,66

 Untuk sampel 5

(12)

c. Isoterm adsorbsi

x m x/m Log x/m Log c

4,25 100 0,0425 -1,3716 -1,1711

-2,41 100 -0,0241 1,6179 0,2089

-7,66 100 -0,0766 1,1157 0,0475

-7,66 100 -0,0766 1,1157 0,0475

-7,66 100 -0,0766 1,1157 0,0475

-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

d. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich Diketahui. y = 0,476x – 0,506

Log (x/m) = n log c + log k Ditanya. a. Nilai k...?

(13)

G. PEMBAHASAN

Norit atau arang aktif merupakan obat sakit perut yang berwarna hitam, terbuat dari karbon aktif. Arang aktif dalam bidang farmasi, dipasarkan dalam bentuk sediaan komersil norit untuk obat diare. Selain itu dalam industri obat dan makanan digunakan duntuk menyaring dan menghilangkan bau dan rasa pada obat dan makanan serta sebagai katalisator untuk reaksi katalisator vinil chloride dan vinil.

Adsorpsi dan absorbsi memiliki perbedaan yaitu jika proses adsorbsi berarti penarikan atau pemisahan suatu zat atau bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat penyerapnya. Zat penyerap itu disebut sebagai adsorben sedangkan zat yang diserap disebut adsorbat. Sedangkan proses absorbsi yaitu proses di mana fluida dilarutkan oleh cairan atau padatan yang berfungsi sebagai penyerap.

(14)

tidak berwarna yang digunakan untuk obat penyakit perut (mual, muntah, kembung, dll). Norit juga biasa disebut dengan arang aktif, karbon aktif, dan arang penyerap. Norit yang telah dihaluskan akan digunakan untuk menyerap zat warna yang terdapat pada larutan yang digunakan. Ini terjadi karena norit mempunyai unsur karbon (C), sehingga norit termasuk dalam golongan senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air atau alkohol, tetapi hanya dapat larut dalam pelarut organik.

Percobaan ini memiliki prinsip kerja, dimana prinsipnya yaitu arang aktif sebagai adsorben adalah banyaknya zat yang terserap didasarkan atas banyak atau sedikitnya konsentrasi yang digunakan dan tidak tergantung pada suhunya. Faktor-faktor juga dapat berpengaruh terhadap proses absorpsi, diantaranya kelarutan obat. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air, laju pelarutan seringkali merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu mengakibatkan terjadinya efek penentu kecepatan terhadap bioavailabilitas obat.

Percobahan ini ditambahkan etanol pada saat melarutkan arang aktif karena, arang aktif atau kabron aktif atau norit tidak dapat larut dalam pelarut polar melainkan pelarut nonpolar. Karena etanol bersifat semi polar atau memiliki sifat polar dan non polar maka etanol dapat melarutkan karbon aktif atau norit. Sebelum itu, norit terlebih dahulu di gerus atau di haluskan. Proses penggerusan ini bertujuan untuk memperluas permukaan arang aktif sehingga daya serapnya lebih tinggi. Daya serap yang tinggi akan muda untuk menyerap zat warna pada metilen red yang telah di larutkan bersama dengan etanol. Bukan hanya zat warna yang diserap tetapi zat beracun, dan bau.

(15)

H. KESIMPULAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Gumelar, D., dkk., 2015, “Pengaruh Aktivator dan Waktu Kontak Terhadap Kinerja Arang Aktif Berbahan Eceng Gondok (Eichornia crossipes) Pada Penurunan COD Limbah Cair Laundry”, Jurnal Keteknikan Tropis dan Biosistem, Vol. 3, No. 1.

Idrus, R., dkk, 2013, :Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa”, Prisma Fisika, Vol. 1, No. 1.

Pambayun, G., S., dkk, “Pembuatan Karbon Aktif Dari Arang Tempurung Kelapa Dengan Aktivator ZnCl2 Dan Na2CO3 Sebagai Adsorben Untuk Mengurangi Kadar Fenol

Dalam Air Limbah”, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No.1.

Suhartana, 2006, “Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Kelapa Bahan Baku Arang Aktif Dan Aplikasinya Untuk Penjernian Air Sumur Di Desa Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobokan”, Berkala Fisika, Vol. 9, No. 3.

Tandy, E., dkk, 2012, “Kemampuan Adsorben Limbah Lateks Karet Alam Terhadap Minyak Kelapa Pelumas Dalam Air”, Jurnal Tektin Kimia USU, Vol. 1, No. 2.

Widiastoety, D., B. Marwoto, 2004, “Pengaruh Berbagai Sumber Arang Dalam Media Kultur

In Vitro Terhadap Pertumbuhan Plantlet Oncidium, J. Hort, Vol. 14, No. 1.

Wirawan, T., 2010,”Pemanfaatan Arang Aktif Dari Tempurung Jatropha curcas L. Yang Termodifikasi Sebagai adsorben Logam Tembaga (Cu)”, Jurnal Kimia

(17)
(18)

PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dalam percobaan ini adalah:

1. Untuk mempelajari cara penentuan viskositas larutan newton dengan viskometer Ostwald.

2. Untuk mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.

B. DASAR TEORI

Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskos melawan gerakan sebagian fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas fluida dinotasikan dengan η (“eta”) sebagai rasio tegangan geser (Nugroho, 2012).

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak didalam fluida tersebut. Viskositas pada jaringan muncul karena adanya tumbukan antara partikel didalam jaringan. Besarnya viskositas pada suatu jaringan ditentukan oleh suatu konstanta pembanding yang didefinisikan sebagai koefisien viskositas (Mulyono, 2010).

Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir. Dimana fluida meliputi cairan, yang mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah yang mungkin dari penampungnya, dan gas yang mengembang mengisi penampungnya tanpa peduli bentuknya (Maulida, 2010).

Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Sutiah, 2008).

(19)

dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida (Warsito, 2012).

Di antara salah satu sifat zat cair adalah kental (viscous) di mana zat cair memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida (Budianto, 2008).

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu aliran viskos sebagai Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (σ) dengan kecepatan gesernya (γ) konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Pada fluida Newtonian perbandingan antara besaran kecepatan geser dan tegangan geser adalah konstan (Febrianto, 2013).

Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-bagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair. Sedangkan viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas. Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan. Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir dari pada gas sehingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas (Gunawan, 2012).

(20)

ml 1,035 g sampai 1,037 g dan memiliki indeks bias 1,431 sampai 1,433 (Ditjen POM, 1979).

DAFTAR PUSTAKA

Budianto, Anwar, 2008, “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes,” Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir, ISSN : 1978-0176.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Febrianto, T., Edi, S.S., Sunarno, 2013, “Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler,” Unnes Physics Journal, Vol. 2, No. 1.

Gunawan, A.,Sihotang, D. E., Thoha, M. Y., 2012, “Pengaruh Waktu Pemasakan dan Volume Larutan Pemasak terhadap Viskositas Pulp dari Ampas Tebu,” Jurnal Teknik Kimia, Vol. 18, No. 2.

Maulida, R. H., dan Rani, E., 2010, “Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu dan Kontaminan terhadap Viskositas Oli Menggunakan Rotary Viscometer,” Jurnal Neutrino, Vol. 3, No. 1.

Mulyono, A., dan Ariyanti, E. S., 2010, “Otomatisasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat Cair Menggunakan Gelombang Ultrasonik,” Jurnal Neutrino, Vol. 2, No. 2.

Nugroho, S. R., dan Sunarno, H., 2012, “Identifikasi Fisis Viskositas Oli Mesin Kendaraan Bermotor terhadap Fungsi Suhu dengan Menggunakan Laser Helium Neon,” Jurnal Sains dan Seni,

Sutiah, Firdaus, K. S., Budi, W. S., 2008, “Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias,” Berkala Fisika, Vol. 11, No. 2.

(21)

D. URAIAN BAHAN

1. Aquadest (Ditjen POM RI, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air Suling, aquadest Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyi rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

2. Propilenglikol (Ditjen POM RI, 1979)

Nama : Propylenglycolum

Nama lain : Propilenglikol Rumus molekul : C3H8O2 Berat molekul : 76,10

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik.

(22)

E. PROSEDUR KERJA 1. Pengukuran massa jenis

- Ditimbang kosong

- Dimasukkan aquades hingga penuh

- Ditimbang massanya untuk mengetahui berat aquades

- Diulangi percobaan diatas untuk Propilenglikol 20%, 40 %, 60%, 75%, x%

Hasil pengamatan..???

2. Penentuan viskositas

- Dimasukkan kedalam viskometer ostwald - Dihisap sampai M (garis atas)

- Dibiarkan mengalir sampai N (garis bawah) - Dicatat waktu alirnya

- Diulangi hingga tiga kali (triplo) - Dihitung viskositasnya

- Diulangi pecobaan diatas untuk Propilenglikol 40%, 60%, 75%, x%

Hasil pengamatan…??? Piknometer

(23)

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah : a. Gelas kimia

b. Gelas ukur c. Corong d. Labu takar e. Pipet tetes

f. Batang pengaduk g. Piknometer h. Statif dan klem i. Filler

j. Timbangan analitik 2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah : a. Aquades

Referensi

Dokumen terkait

Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling

Permukaan pori-pori yang besar pada karbon aktif akan menghasilkan elektroda dengan luas permukaan yang

Karbon aktif yang digunakan dalam bentuk serbuk memiliki luas permukan lebih besar daripada bongkahan atau batangan, tetapi jika ditinjau dari jenis adsorbat asam asetat

Dari percobaan “dispersi koloid dan sifat-sifatnya” dapat disimpulkan bahwa hubungan konsentrasi dengan tegangan permukaan yaitu semakin besar tegangan permukaan maka

Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau

Dan pada percobaan ke empat, yaitu pencampuran warna merah,dan biru ,dan warna hijau mengguakan filter warna.pencampuran ketiga warna tersebut menghasilkan warna putih,

Dengan demikian pada saat dilakukan aktivasi, senyawa pengotor yang berada dalam pori menjadi lebih mudah terserap sehingga luas permukaan karbon aktif semakin besar dan

Hal ini disebabkan karena gaya adhesi antara cairan dan udara di permukaan lebih kecil daripada gaya kohesif antar molekul cairan, sehingga menyebabkan gaya ke dalam pada permukaan