LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PENENTUAN UKURAN PARTIKEL
Disusun Oleh :
ANDI AULIA FAJERIN 1443050007
MITHA KURNIA
1443050014
OKTAVIANA
1443050062
ANITA RAHAYU
1443050064
Kelompok
: 3 (Tiga)
Grup
: F
FAKULTAS FARMASI, JURUSAN ILMU
FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
1945
I. Tujuan
Mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi dan
pengayakan (shieving).
Menentukan ukuran partikel dengan menggunakan
metode ayakan.
II.
Dasar teori
Ilmu dan teknologi partikel diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi kolodi dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granul berada dalam kisaran ayakan (Martin, 2008).
Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalam suatu sampel polidispers), dua sifat penting yaitu (Martin, 2008)
a. Bentuk dan luas permukaan partikel
b. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel- partikel yang ada dan karenanya, luas permukaan total.
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan denga garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat
ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti iini, tidak ada garis tengan yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah
bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaa, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds adalah garis tengah bulatan yang mempunyai
luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 2008).
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu (Parrot, 1970) 1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan topikal.
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan dispensi 5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel)
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mash) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).
Metode- metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Martin, 1990)
a. Mikroskop optik b. Pengayakan
c. Dengan cara sendimentasi
III.
Alat dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop 2. Mikrometer
3. Beker Glass 250 mL 4. Batang Pengaduk 5. Timbangan
6. Ayakan
7. Obyek glass dan dek glass
Bahan
1. Amylum
2. Aquadest
3. Granul berbagai ukuran
IV. Prosedur kerja
A. Kalibrasi mikroskop
1. Lakukan penaraan terhadap lensa okuler mikrometer yang akan digunakan
2. Sediaan kertas grafik sebagai mikrometer pentas 3. Letakkan kertas grafik dibawah lensa objektif dan
4. Putarlah okuler dan geserkan mikrometer pentas sampai garis nolnya terletak segaris dengan sebuah garis dengan garis nol lensa okuler
5. Mulai dari garis nol sebelah kiri anda, arahkanlah pengamatan anda kekanan dan carilah garis pada skala okuler yang segaris dengan sebuah garis pada skala mikrometer pentas
6. Hitunglah subkala pada kedua mikrometer tsb dimulai dari garis nol sampai pada titik pertemuan garis
mikrometer okuler dengan garis mikrometer pentas 7. Hitunglah faktor kalibrasi mikrometer okuler anda
untuk setiap perbesaran
B. Pengukuran partikel sispensi
1. Suspensi yang akan ditentukan ukuran partikelnya diencerkan dengan aquadest (1:10), dan
disuspensikan secara homogen
2. Letakkan beberapa tetes suspensi diatas objek glass lalu ditutup dengan cover glass, kemudian taruh dibawah mikroskop yang telah dikallibrasi
3. Amati, lalu tentukan ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya
4. Hitunglah rata- rata suspensi yang akan ditentukan ukuran partikelnya diencerkan dengan aquadest (1:10), dan disuspensikan secara homogen
5. Letakkan beberapa tetes suspensi diatas objek glass lalu ditutup dengan cover glass, kemudian taruh dibawah mikroskop yang telah dikalibrasi
6. Amati, lalu tentukan ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya
7. Hitunglah rata- rata: a. Diameter panjang b. Diameter permukaan c. Diameter volume
V.Hasil dan pembahasan
Hasil
:
No
Ukuran partikel
No ayakan
Ukuran
lubang
1
2,360 – 3,350
8
2,360
2
1,700 – 2,360
12
1,700
3
0,850 – 1,700
20
0,0850
4
0,425 – 0,850
40
0,425
5
0,250 - 0,425
60
0,250
6
0,180 - 0,250
80
0,180
7
0,150 - 0,180
100
0,150
Diameter
(d)
Σ partikel
(n)
n.d
n.d
2n.d
3n.d
412
gram
9,0
108
1296
15552
186.624
14
gram
7,3
102,2
1430,
8
20031,2
280.436,8
16
104,9
gram
1678,4 26854
,4
429570,4 6.874.726,
4
18
9,3 gram
1674
30132 542,376
9.762.768
20
6,3 gram
126
2520
50.1400
1.008.000
25
1,8 gram
45
1125
28125
703.125
30
1,7 gram
51
1530
45.900
1.377.000
135
224
3784,
6
6488
8,2
1.132.0
54,2
20.192.08
0,2
Hasil perhitungan:
a. Diameter panjang
dℓn =
Σn dΣn2b. Diameter permukaan
dSn =
√
Σnd2Σn
=
√
64888,2224=
√289,67= 17,01 µm
c. Diameter volume
dVn =
3√
Σnd3 Σn=
3√
1.132 .054,6 224=
3√5053,81
= 17,16 µm
d. Diameter permukaan panjang
dSe =
Σn dΣn2=
64.882,23.784,6= 17,14 µm
e. Diameter volume permukaan
dVs =
Σn dΣn d32=
1.132 .054,664.888,2= 17,44 µm
f. Diameter volume berat
dWn =
Σn dΣn d43=
10.192 .680,21.132 .054,6= 17,83 µm
Pada percobaan penentuan ukuran partikel ini bertujuan untuk mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi dan pengayakan (shieving). Bahan yang digunakan untuk metode pengayakan adalah granul, sedangkan bahan yang digunakan untuk metode mikroskopi optik adalah amylum. Digunakan amylum karena ukuran partikel amylum lebih kecil dari pada granul.
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling bawah) hal ini ditujukan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.
Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini digerakkan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini kecepatan mesin penggerak diatur 500 rpm ditujukan untuk menghindari pemaksaan partikel besar melewati ayakan akibat tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil akibat lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari kecepatan maksimum.
Kesimpulan
1. Metode pengayakan digunakan untuk partikel yang
mempunyai partikel atau ukuran serbuk lebih besar atau kasar. 2. Ukuran partikel dari amylum pada percobaan ini adalah polydispers karena harga antilog SD nya > 1,2 yaitu 2,18. 3. Semakin besar nomor ayakan, semakin halus hasil yang di dapat, karena lubangnya semakin kecil.
Daftar Pustaka
Martin, A. 1990. Farmasi
Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press Moechtar. 1990. Farmasi
Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah MadaPress
Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish : Burgess Publishing Company