• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI BIOLOGI DASAR INTERAKSI AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN RESMI BIOLOGI DASAR INTERAKSI AN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI BIOLOGI DASAR

INTERAKSI ANTARA ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA

Disusun Oleh : Kelompok 1 PENDIDIKAN KIMIA C

1. Bowo (15303241046)

2. Diyah Kurniawati (15303244003) 3. Fuad Mustafa (15303241042) 4. Haifatuzahro (15303244001) 5. Isti Maisaroh (15303241048) 6. Salma Nur Mufidah (15303244008)

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

A. JUDUL

Interaksi antara organisme dan lingkungannya.

B. TUJUAN

1. Mengamati/mengukur kondisi mikroklimatik dan edafik suatu lingkungan atau ekosistem.

2. Mengidentifikasi macam vegetasi yang menyusun suatu lingkungan.

3. Memberi penjelasan saling hubungan antara keadaan mikroklimat dengan keadaan vegetasi yang ada.

4. Menunjukkan pengaruh vegetasi terhadap keadaan mikroklimat yang ada dan sebaliknya.

5. Menunjukkan hubungan antara kondisi mikroklimat dengan kondisi edafiknya.

C. DASAR TEORI

Kehidupan di bumi ini tidak dapat dipisahkan dari dunia fisik, karena memerlukan kebutuhan pokok, yaitu air sebagai medium untuk proses hidup ; energi untuk menjalankan proses hidup; dan nutrisi kimia (misalnya karbon, nitrogen, oksigen dan lain-lain) yang menyusun substansi hidup. Air adalah medium dasar untuk semua kehidupan. Proses hidup terjadi dalam medium air. Semua organisme tersusun sebagian besar dari air. Organisme yang hidup di air dan di darat memilik lingkungan internal yang berupa air tempat terjadinya proses hidup (Hadisubroto, 1989: 19).

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumber daya cahaya, hara mineral, dan sebagainya. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Bagaimana reaksi dari organisme atau individu atau kelompok individu terhadap lingkungan atau sebaliknya juga dipelajari dalam ekologi (Hanum, 2009 : 13).

Seluruh kehidupan di alam raya bersama lingkungan secara keseluruhan menyusun ekosfir. Ekosfir yang dihuni oleh berbagai komunitas biota yang mandiri serta lingkungan abiotik (anorganik) dan sumber-sumbernya disebut ekosistem. Setiap ekosistem dicirikan oleh adanya kombinasi yang unik antara biota (organisme) dan sumber-sumber abiotik yang berfungsi memelihara kesinambunan aliran energi dan nutrisi (hara) bagi biota tersebut (Hanafiah. 2005: 17).

(3)

Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotic suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrate dan vertebrata serta manusia (Aryulina, 2004: 268).

2. Komponen Abiotik

Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoj komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan,udara, garam-garam mineral, dan tanah (Aryulina, 2004: 268).

a) Suhu

Suhu atau temperature adalah derajat energy panas. Sumber utama energy panas adalah radiasi matahari. suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup (Aryulina, 2004: 268). b) Cahaya

Cahaya merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari. cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis (Aryulina, 2004: 269).

c) Air

Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air (Aryulina, 2004: 269).

d) Kelembapan

(4)

di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mkhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda (Aryulina, 2004: 269).

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada diudara. Keadaan kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda, besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulir curah hujan. Besarnya kelembaban di suatu tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan perkembangan-perkembangan dari organisme terutama jamur dari penyakit tumbuh-tumbuhan. Di daerah tropis yang artinya besar mengakibatkan masalah bagi tanaman terutama untuk hasil-hasil sayuran, lekas membusuk yang disebabkan oleh kelembaban tadi (Kartasapoetra, 1985: 22).

e) Udara

Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas. Karbin dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis.

f) Garam-garam mineral

Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur,kalsium dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Aryulina, 2004: 269).

g) Tanah

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organic. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan garam mineral tertentu (Aryulina,2004:269).

1) Tekstur tanah

(5)

sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979) harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah (Hanafiah. 2007: 60)

2) Struktur tanah

Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah) ). Tanah yang partikel-partikelnya belum bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertekstur liat, yang terlihat masif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur (Hanafiah, 2005: 69).

Tanah yang berstruktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsopsi hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik (Hanafiah, 2005: 70).

Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang dimaksudkan dengan struktur makro/ struktur lapisan bawah tanah yaitu penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya. Sedang struktur mikro ialah penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam butir-butir majemuk/ agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. (Kartasapoetra, 1985:13)

3) pH tanah

pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. pH tanah ini mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman. Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH < 4,0 , > 10,0 kerusakan pada akar tanaman. Pengaruh tidak langsung antara lain, tersedianya unsur hara, kemungkinan timbulnya keracunan tanaman pada pH rendah oleh unsur kimia, seperti Al, Mn, dimana unsur-unsur ini banyak terdapat pada pH tanah rendah.

pH Reaksi

(6)

6,1 – 6,5 Kurang asam

6,6 – 7,5 Netral

7,6 – 8,0 Sedikit alkalis (basa) 8,1 – 9,0 Agak alkalis (basa) >9,0 Sangat alkalis (Kartasapoetra, 1985:15)

pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan. Pada pH dibawah 6,5 dapat terjadi defisiensi P, Ca dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe. Sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg serta keracunan B dan Mo (Hanafiah, 2005: 157).

4) Temperatur tanah

Faktor pengaruh suhu tanah, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin, kelembaban udara. Sedang yang dimaksud dengan faktor dalam yaitu tekstur tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah. Pengaruh suhu terhadap tanaman adalah sangat besar, terutama terhadap pertumbuhan tanaman juga pengaruhnya pada proses pematangan buah (Kartasapoetra, 1985:21).

Aktivitas mikrobial tanah sangat terbatas pada temperatur di bawah 10ºC, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur 18-30ºC, seperti bakteri pengikat N dalam tanah. Pada temperatur di atas 40ºC, mikroba umumnya menjadi inaktif (Hanafiah, 2005: 88). 5) Biota Tanah

Secara umum biota (jasad hayati) tanah dikelompokkan menjadi dua. i) Fauna

Meliputi fauna makro, terdiri dari herbivora dan karnivora. Herbivora meliputi cacing, bekicot, Arthropoda, yaitu Crustaea seperti kepiting, Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda seperti kaki seribu, Arachnida seperti laba-laba, kutu dan kalajengking, dan serangga; seperti belalang, kumbang, rayap, lalat, jangkrik, lebah dan semut; serta hewan-hewan kecil lain yang bersarang dalam tanah, seperti ular, tikus, kadal, dan lain-lain; Karnivora meliputi serangga, rayap, dan laba-laba. Fauna mikro berupa pemangsa parasit, meliputi nematoda, protozoa, dan rotifera.

(7)

 Ganggang, terdiri dari ganggang hijau, hijau-biru, dan diatom;

 Cendawan, meliputi jamur, ragi, dan kapang;

 Aktinomisetes

 Bakteri, aerobik dan anaerobik atau autotrofik dan heterotrofik. Jasad hayati tanah ini berdasarkan ukurannya dilipah menjadi tiga:

- Makrobia: jika berukuran di atas 10 mm,

- Mesobia: berukuran 0,2-10 mm, dan

- Mikrobia: berukuran <0,2 mm (200 mm) (Verstraete, 1980)

(Hanafiah. 2005: 21-23)

6) Makrobia Tanah

i) Arthropoda

Arthropoda merupakan fauna tanah yang macam dan jumlahnya cukup banyak, yang paling menonjol adalah springtail dan kutu. Fauna ini mempunyai kerangka luar yang dihubungkan dengan kaki, sebagian besar mempunyai semacam sistem peredaran darah dan jantung.

Semut dapat menjadi hama tanaman, malahan di beberapa tempat dapat menyebabkan gundulnya kawasan di sekeliling sarangnya. Di barat daya Amerika Serikat, Throp cit. Fot (1984) melaporkan bahwa terdapat sekitar 50 bukit semut pada setiap hektar tanah. Pada setiap bukit semut ini kawasanberdiameter sekitar empat meter menjadi gundul sehingga keseluruhan sekitar 6% permukaan lahan menjadi terbuka dan menjadi sasaran erosi tanah. Penggundulan kawasan ini uga dipicu oleh merosotnya benih-benih rumput/tanaman akibat dikonsumsi oleh semut-semut tersebut.

ii) Vertebrata

(8)

makanannya ke dalam sarang. Vertebrata terutama tikus tanah membuat sarang/lorong di dalam tanah , sehingga pengaruhnya terhadap kesuburan tanah mirip denganpengaruh rayap dan cacing (Hanafiah. 2005: 67-69)

D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat :

a. Termometer ruang b. Termometer tanah c. Higrometer d. Lux meter e. Soil tester f. Anemometer

2. Bahan

Sebidang lahan di halaman laboratorium FMIPA UNY seluas 2m X 2m.

E. CARA KERJA

F. HASIL PENGAMATAN 1.

Menemukan lokasi pengamatan dan memberi batas pengamatan seluas 2 m X 2m

Mengamati kondisi mikroklimatnya meliputi suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan angin

Mengamati kondisi edafiknya meliputi suhu tanah, kelembaban, pH, tekstur dan struktur tanah

Mengamati vegetasi yang ada dan tingkat penutupan area.

(9)

Parameter Hasil Pengamatan Kondisi Vegetasi

1. Macam jenis Pohon Seresade, pohon rambutan, rumput mint-mintan, pohon putri malu, rumput kembang api, rumput lain-lain sebanyak 8 macam.

2. Jumlah/kerapatan Tersebar dengan spot paling rapat di tengah, semakin menjauh dari tengah semakin jarang

3. Penutupan tajuk/canopy 0 %

4. Macam hewan a. Semut hitam besar dan sedang b. Semut merah kecil

c. Belalang cokelat dan belalang hijau d. Hewan seperti kutu berwarna hitam e. Kepik emas

f. Hewan seperti nyamuk Mikroklimat

1. Suhu 34,8 oC

2. Kelembaban 51,5

3. Intensitas cahaya 107

4. Angin 0,3 m/s

Edafik

1. Suhu tanah 35,2oC 2. Kadar air/kelembaban 0

3. pH 6,7

4. Tekstur tanah a. Kasar (dibawah rumput mint-mintan) b. Halus (dibawah pohon serenade )

5. Struktur tanah Berpasir, kering/gersang Jenis Komponen Biotik Kepadata

n

Jumlah Cara Hidup

Vegetasi pohon seresade + 1

tumbuhan

Bebas

Vegetasi pohon rambutan + 1

tumbuhan

Bebas

Vegetasi rumput mint-mintnan

++++ 50 %

menutup plot pengamat an

Bebas

Vegetasi putri malu + 1

tumbuhan

Bebas, di antara rumput mint-mintnan

Vegetasi rumput kembang api

+ 1

tumbuhan

Bebas, di antara rumput mint-mintnan

Vegetasi rumput 1 (mirip putri malu

+ 1

tumbuhan

Bebas, di antara rumput mint-mintnan

Vegetasi rumput 2 (bunga kuning)

+ 1

tumbuhan

Bebas, di antara rumput mint-mintnan

Vegetasi rumput 3 (kering)

++ 4

tumbuhan

Bebas

Vegetasi pohon 1 + 1

tumbuhan

Bebas

Semut merah kecil ++ 5 ekor Bebas, di atas tanah

terbuka

Semut hitam sedang ++++ 50 % dari

jumlah binatang yang ditemukan

Bebas, di batang rumput mint-mintnan , di atas tanah terbuka, dan di daun pohon rambutan

Semut hitam besar + 1 ekor Bebas, di atas tanah

Belalang coklat + 1 ekor Bebas, di atas rumput

mint-mintnan

Belalang hijau ++ 5 ekor Bebas, di atas rumput

mint-mintnan

Kepik mas + 1 ekor Bebas, di bawah

rumput mint-mintnan

Serangga 1 (mirip bapak pujung)

+ 1 ekor Bebas, di atas tanah

tertutup rumput mint-mintnan

Serangga 2 ( seperti kutu)

+ 1 ekor Bebas, di atas tanah

tertutup rumput mint-mintnan

(10)

Keterangan :

+ sangat sedikit ++ sedikit +++ banyak ++++ sangat banyak G. PEMBAHASAN

Pengamatan yang kami lakukan tentang interaksi organisme dan lingkungannya bertujuan untuk mengamati/mengukur kondisi mikroklimatik dan edafik suatu lingkungan atau ekosistem, mengidentifikasi macam vegetasi yang menyusun suatu lingkungan, memberi penjelasan saling hubungan antara keadaan mikroklimat dengan keadaan vegetasi yang ada, menunjukkan pengaruh vegetasi terhadap keadaan mikroklimat yang ada dan sebaliknya, dan menunjukkan hubungan antara kondisi mikroklimat dengan kondisi edafiknya.

Lingkungan yang kami pilih untuk pengamatan ini adalah halaman laboratorium FMIPA UNY sebelah barat daya dengan batasan pengamatan seluas lahan 2 m X 2 m. Kami mengamati/mengukur kondisi mikroklimatik dan edafik lingkungan terebut. Unsur mikroklimatik yang kami amati berupa suhu udara, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan kecepatan angin, yang dijabarkan sebagai berikut :

a. Suhu udara

(11)

b. Kelembaban udara

Cara mengukur kelembaban udara menggunakan alat higrometer. Alat higrometer diletakkan pada lingkunan tersebut dan didiamkan selama 10 menit. Setelah 10 menit, terlihat pada skala bahwa keelembaban udara lingkungan tersebut adalah 51,5%. Kelembaban ideal berada pada nilai 40 sampai 70. Karena kelembaban udara menandakan jumlah uap air yang terkandung di udara, maka kelembaban udara sangat berrgantung pada suhu udara. Sehingga dengan suhu udara sebesar 34,8oC tidak heran bahwa kelembaban udaranya sebesar 51,5%. Karena semakin tinggi suhu udara semakin rendah kelembaban udara. Meskipun kelembaban udara terbilang tidak tinggi tap tetap berada pada rentang ideal kelembaban udara sehingga tumbuhan dan hewan masih mampu melakukan aktivitas.

c. Intensitas Cahaya

Alat untuk mengukur intenitas cahaya adalah lux meter dengan satuan lux. Sebelum digunakan, alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara memosisikan tombol untuk menunjuk huruf a kecil. Dari percobaan kami, saat sensor cahaya diletakkan pada arah datangnya cahaya, skala lux meter telah bergerak dan kami mencatat skala stabilnya yaitu 107 lux. Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan penguapan pada pertumbuhan juga ikut tinggi. Apabila penguapan yang tinggi tidak disertai dengan penyerapan air dan unsur hara tanah, maka tumbuhan akan layu dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pada hewan dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

d. Angin

(12)

tanaman, tapi tidak menurunkan aktivitas hewan dan tumbuhan di lingkungan yang kami amati.

Selain unsur mikroklimatik, hal yang juga diamati ialah unsur edafik berupa suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah, tekstur tanah, serta struktur tanah.

a. Suhu tanah

Alat untuk mengukur suhu tanah adalah termometer tanah. Cara menggunakannya adalah dengan menancapkan termometer pada tanah lingkungan yang diamati. Pada percobaan tersebut terlihat pada skala, suhu tanah tersebut adalah 35,2oC. Menurut teori, aktivitas makhluk hidup sangat terbatas pada temperatur dibawah 10˚C, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada suhu 18 - 30˚C, seperti bakteri pengikat N pada tanah berdrainase baik. Sehingga suhu tanah yang ada pada lingkungan yang diamati sangat menunjang untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya. Semakin banyak akar tanaman yang ada dalam lingkungan tersebut semakin banyak air sehigga suhu tanah rendah.

b. Kelembaban tanah dan pH tanah

Alat untuk mengukur kelembaban tanah pada percobaan kali ini adalah soil tester. Cara menggunakannya yaitu dengan menancapkan alat tersebut di tanah. Setelah itu amati skala yang ditunjukkan alat. Pada pengukuran kelembaban di lingkungan yang diamati diadapatkan hasil kelembaban tanahnya sebesar 0. Hasil tersebut menunujukkan bahwa tanah tersebut bersifat kering. Kelembaban tanah tersebut berpengaruh terhadap jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang di tempat tersebut. Terlihat bahwa tanaman di tempat yang diamati agak kering (daunnya berwarna cokelat).

Selain untuk mengukur kelembaban tanah, soil tester juga digunakan untuk mengukur pH tanah. Dalam percobaan yang dilakukan didapatkan hasil pH tanahnya sebesar 6,7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanah tersebut menunjang keberlangsungan hidup tanaman yang ada di lingkungan tersebut, karena secara teori tanaman dapat tumbuh baik pada kisaran pH 4,0-8,0 kecuali nanas, anggrek dan pinus, semuannya telah ideal pada pH 6,5.

c. Tekstur tanah

(13)

campuran yang berbeda antara tanah yang di bawah pohon seresade dengan tanah yang di bawah tanaman mint-mintan. Tanah dibawah pohon seresade berteksturr halus dan memiliki lebih banyak pasir. Sedangkan tanah di bawah pohon mint-mintan bertekstur kasar. Kedua tanah ini memiliki pori yang cukup banyak sehingga mudah menyerap air dan mudah ditembus akar. Namun, kerugian dari tanah yang memiliki banyak pori adalah air yang diserapnya akan cepat pergi dan tanah lebih cepat kering. Karena itu, kelembaban tanah tercatat 0 dan suhu tanah cukup tinggi.

d. Struktur tanah

Struktur tanah lingkungan tempat kami melakukan pengamatan terlihat bepasir di permukaan. Tanah berpasir kurang baik untuk kelangsungan hidup organisme. Hal tersebut membuat keaneekaragaman organisme pada lingkungan tersebut pun tidak menyebar rata dan memilih tempat-tempat yng lembab sepeti di bawah tanaman mint-mintan atau pun di atas pohon. Hewan yang mampu beradaptasi di tanah berpasir tersebut adalah hewan-hewan yang mayoritas berwarna gelap dan termasuk golongan serangga. Tumbuhan yang tumbuh juga terlihat kering dan hanya berkumpul di tempat yang teduh.

Setelah dilakukan pengamatan seperti di atas, dilakukan juga identifikasi terhadap vegetasi dan hewan yang ada dilingkungan tersebut dan didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pohon Seresade b. Pohon Rambutan c. Tanaman mint-mintan d. Tanaman putri malu e. Rumput 1 (kembang api) f. Rumput 2 (mirip putri malu)

g. Rumput 3 (memiliki bunga berwarna kuning) h. Rumput 4 (kering)

i. Semut merah kecil j. Semut hitam kecil k. Semut hitam besar l. Belalang hijau m. Belalang coklat

n. Serangga 1 (mirip bapak pocung) o. Serangga 2 (seperti kutu)

(14)

Pohon seresade dan pohon rambutan hanya ada satu dalam lingkungan tersebut karena pohon tersebut sengaja ditanam. Di bawah pohon tersebut tanahnya berpasir dan tidak ada tanaman. Di atas batu di tengah-tengah lingkungan yang kami amati tumbuh populasi tanaman mint-mintan dan berbagai macam rumput dengan jumlah yang banyak. Semakin menjauh dari batu, jumlah tanaman semakin sedikit dan persebaran tanaman tidak merata. Di antara tanaman mint-mintan tumbuh pula tanaman putri malu, rumput 1, rrumput 2, dan rumput 3. Tanaman mint-mintan mendominasi vegetasi yang tumbuh di lingkungan tersebut. Di antara tanaman yang tumbuh terpusat di tengah terdapat berbagai macam hewan yang semuanya termasuk ke dalam jenis serangga. Populasi belalang hijau yang ditemukan lebih banyak daripada populasi belalang coklat. Hal ini terjadi karena lingkungan lebih dominan tumbuh tanaman yang berwarna hijau sehingga belalang hijau dapat beradaptasi dengan baik karena warna tubuhnya sama dengan warna tumbuhan yang ada. Pemangsa belalang akan lebih dapat melihat belalang coklat daripada belalang hijau, hal itulah yang membuat populasi belalang coklat lebih sedikit daripada belalang hijau.

Rumput 4 tumbuh menyabar di area pengamatan dan tumbuh di tanah-tanah yang kering sehingga daun rumput tersebut kering. Selain rumput 4, di tanah-tanah yang kering juga terdapat semut merah kecil yang berjalan lambat dan semut hitam. Selain ditemukan di tanah yang kering, semut hitam juga ditemukan diantara rumput mint-mintan. Diantara rumput mint-mintan tersebut ditemukan juga sarang semut hitam.

Serangga 1 dan serangga 2 ditemukan di tanah-tanah kering di bawah tanaman mint-mintan. Warna serangga 1 dan serangga 2 itu gelap, hal tersebut merupakan bentuk adaptasi serangga tersebut terhadap lingkungannya yang kering. Di bawah tanaman mintan ditemukan pula kepik emas yang menempel di bawah daun mint-mintan. Di pohon rambutan ditemukan serangga sejenis lalat yang hinggap di atas daunnya. Lingkungan yang diamati terbuka dan tidak bertajuk sama sekali. Hal tersebutlah yang membuat tanah lingkungan kering dan mempengaruhi jumlah tumbuhan yang ada. Hewan-hewan yang berada di lingkungan tersebut semuanya berbadan kecil dan berwarna gelap.

(15)

Keadaan edafik dan keadaan mikroklimat dalam suatu lingkungan memang saling berpengaruh. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi suhu, kelembaban, struktur dan tekstur tanah. Tanah yang lebih sering terkena cahaya akan kering dan suhunya lebih tinggi. Selain itu unsur mikroklimatik dan unsur edafik memengaruhi kelangsungan hidup suatu ekoosistem, semakin ideal kedua usur tersebut maka kelangsunngan ekosistem yang ada akan semakin baik.

H. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan adalah kering berpasir dengan sifat fisik klimatik dan edafik suhu tanah 35,2°C, kelembaban tanah 0, suhu udara 34,8°C, kelembaban udara 51,5, intensitas cahaya 107, kecepatan angin 0,3 m/s dan pH tanah 6,7.

Jenis dari vegetasi yang tumbuh dalam plot lokasi pengamatan adalah rerumputan dengan spesifikasi sifat yang tumbuh memusat di tengah kemudian semakin jauh semakin menyebar. Jenis dan spesifikasi hewan yang ada dan hidup di dalam plot lokasi pengamatan adalah hewan jenis serangga yang didominasi oleh semut. Semut yang teramati adalah semut hitam besar, semut merah kecil, dan semut hitam.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta: Erlangga.

Hadisubroto, Tisno.1989.Ekologi Dasar.Jakarta: DITJEN DIKTI.

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Indo Persada.

Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman. Medan: USU Press.

(17)

LAMPIRAN

Gambar 1. Pohon 1 Gambar 2. Pohon seresede

(18)
(19)
(20)

Gambart 9. Rumput 2 Gambar 10. Belalang coklat

(21)

Gambar 13. Belalang hijau Gambar 14. Serangga 3

(22)
(23)

Gambar

Gambar 3. Rumput mint-mintan
Gambar 5. Putri malu
Gambar 8. Rumput 1
Gambar 12. Semut hitam besar
+4

Referensi

Dokumen terkait

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan,

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Dan keempat, pada waktu yang sama, pikiran mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan, yang delapan ruasnya melonjak dengan kekuatan yang sangat besar, mencapai ketinggian

Pada tahun 2016, telah dilakukan kegiatan eksplorasi, pengoleksian tumbuhan, dan studi komposisi vegetasi sebagai bagian dari konservasi ex situ, di hutan zona bukit (hill forest)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan (keterampilan) mahasiswa calon pendidik madrasah ibtidaiyah dalam menerapkan pembelajaran terpadu sebesar 77% ber- kategori baik,

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bogor nomor 14 tahun 2010 tentang pajak air tanah pasal 12 ayat 3 bahwa pengelolaan tentang tata cara pembayaran dan penagihan, bupati

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini