• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS

PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN

Makalah

Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Mata KuliahPerekonomian Indonesia yang Diampu oleh Dosen Bapak Dr. A Jajang Warya M, M.Si.

Disusun Oleh:

Dania Eka Putri (1001310)

Dwi Rizki Wijayanti (1006135)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ... 6

BAB II PEMBAHASAN ... 7

2.1 Konsep Ekonomi Kreatif ... 7

2.1.1 Definisi Ekonomi Kreatif ... 7

2.1.2 Definisi Industri Kreatif ... 11

2.2 Arus Pembangunan Ekonomi Modern ... 35

2.3 Hambatan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ... 38

2.4 Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ... 40

2.4.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Tantangan, dan Kesulitan Pengembangan Industri Kreatif ... 41

2.4.2 Kontribusi Industri Kreatif di Indonesia ... 46

(3)

ii

2.6 Manfaat Perkembangan Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Ekonomi

Modern di Indonesia ... 61

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

3.1 Kesimpulan ... 63

3.2 Saran ... 64

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Ekspor 14 Subsektor Industri Kreatif IndonesiaTahun 2002 – 2005 .. 47

Tabel 2.2 Kontribusi Industri Kreatif terhadap Perekonomian Indonesia Tahun 2002 – 2005 ... 48

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ekspor, Impor, Net Trade Industri Kreatif Indonesia Tahun 2002 - 2010 ... 52

Gambar 2.2PDB Industri KreatifTahun 2002 – 2010 ... 53

Gambar 2.3Tenaga Kerja Industri KreatifTahun 2002 - 2010 ... 54

Gambar 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja di Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006 – 2010 ... 55

Gambar 2.3 Rata-Rata Kontribusi Nilai Tambah (PDB) Industri Indonesia Tahun 2002 – 2010 ... 56

(6)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kehidupan dunia ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami pergeseran paradigma, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke paradigma ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini di pandang cukup efektif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di anggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi

berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas aset yang memiliki

peluang untuk berinovasi dan mampu bertahan menghadapi gejolak perubahan lingkungan bisnisnya, dan disanalah peran ekonomi kreatif akan diuji.

Pada hakikatnya, sistem ekonomi globalisasi telah membentuk dunia perekonomian yang berkembang. Munculnya kapitalisme sebenarnya telah menambah perekonomian suatu negara. Banyak negara yang dengan cepat membuka pasar bagi ekspor asing. Perdagangan global makin marak terjadi didalam koorperasi. Globalisasi telah membentuk pola kehidupan ekonomi

negara. Sehingga, globalisasi ekonomi dapat dilihat melalui cara pandang dan perspektifnya. Tingkat saling ketergantungan ekonomi yang terjadi sudah pernah terjadi pada masa lalu. Hanya perbedaannya, kini intensitas interaksi antarbangsa dan negara tersebut menjadi meningkat. meningkatnya hal tersebut belum tentu membuat perekonomian terintegrasi secara global.

(7)

2

perubahan taraf hidup yang semakin meningkat, dan kebudayaan yang semakin maju sehingga kebutuhan yang bervariasi dan beranekaragam membuat perkembangan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern ini harus membuat inovasi – inovasi sehingga membuat perkembangan ekonomi kreatif semakin meningkat. Namun dalam hal ini perkembangan ekonomi kreatif di indonesia kurang bisa di manfaatkan keterbatasannya ekonomi infomasi dalam

penerapan iptek menjadi salah satu kendala di arus pembangunan ekonomi modern ini.1

Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007)2,3“ekonomi gelombang ke-4 adalah kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan”. Sebelumnya Alvin Tofler dalam bukunya Future Shock(1970) mengungkapkan bahwa “peradaban manusia terdiri dari 3 gelombang; gelombang pertama adalah abad pertanian, gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ketiga adalah abad informasi” (dalam Nenny, 2008)4. Pergeseran dari Era Pertanian ke Era Industrialisasi, disusul dengan era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi informasi maupun globalisasi ekonomi, telah membawa peradaban baru bagi manusia.

Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi

1 Aziz, Fauzan. (2013). Perkembangan Industri dan Ekonomi Kreatif di Indonesia [Online].

Tersedia: http://fauzanaziz.wordpress.com/2013/03/12/perkembangan-industri-dan-ekonomi-kreatif-di-indonesia/

2 Yudhoyono, Susilo Bambang. 2007. Berita Utama. [Online] . Tersedia:

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2007/07/11/2009.html [04 Oktober 2013]

3

Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Skripsi Sarjana pada FE USU Medan: tidak diterbitkan

4Anggraini, Nenny, 2008. “Industri Kreatif”, Jurnal ekonomi Desember 2008 . Volume XIII No.

(8)

3

informasi dan komunikasi seperti internet, email, Global System for Mobile communications (GSM) telah menciptakan hubungan saling ketergantungan antar manusia sehingga mendorong manusia menjadi lebih aktif dan produktif dalam menemukan teknologi-teknologi baru. Dampak lain yang muncul akibat dari fenomena perubahan ini adalah munculnya daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Kondisi ini menuntut perusahaan mencari cara agar bisa menekan

biaya semurah mungkin dan se‐efisien mungkin guna mempertahankan eksistensinya. Negara‐negara maju mulai menyadari bahwa saat ini mereka tidak

bisa hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi di negaranya tetapi mereka harus lebih mengandalkan Sumber Daya Manusia yang kreatif karena kreativitas manusia itu berasal dari daya pikirnya yang menjadi modal dasar untuk menciptakan inovasi dalam menghadapi daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Sehingga pada tahun 1990‐an dimulailah era ekonomi

baru yang mengutamakan informasi dan kreativitas dan populer dengan sebutan Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif .

(9)

4

lapangan usaha kreatif (creative industry), atau (3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright industry).5,6

Ekonomi kreatif terbukti berpengaruh positif dalam membangun negara-negara di seluruh benua untuk menggali dan mengembangkan potensi kreativitas

yang dimilikinya. Negara‐negara membangun potensi ekonomi kreatif dengan caranya masing‐masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki negara tersebut.

Inggris membangun industri kreatifnya melalui Department of Culture, Media and Sports (DCMS), Selandia Baru melalui New Zealand Trade and Enterprise (NZTE), Singapura melalui Ministry of Information, Communications and the Arts (MICA) dengan konsep Renaisssance City, Media 21 dan Design Singapore -nya, Malaysia melalui Malaysia Design & Inovation Centre (MDIC), Thailand dengan Thailand Creative & Design Center (TCDC), dan RRT ( Republik Rakyat Tiongkok) secara bertahap melahirkan kota-kota kreatif baru, dan telah menjadi yang terdepan dalam kontribusi ekonomi kreatif.

Indonesia juga menyadari bahwa industri kreatif merupakan sumber ekonomi baru yang wajib dikembangkan lebih lanjut di dalam perekonomian nasional. Departemen Perdagangan mendaftarkan 14 sektor yang masuk kategori industri kreatif yaitu jasa periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, film, video & fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan & percetakan, layanan komputer & piranti lunak, televisi & radio serta riset & pengembangan. Industri kreatif di Indonesia telah menjadi

salah satu industri yang cukup berhasil dan menjanjikan sejak tahun 2002. Melihat kontribusi yang positif dalam perekonomian, maka pada tahun 2006 Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu membentuk program Indonesia Design Power yaitu suatu program pemerintah yang yang tujuannya menempatkan produk

5

Departemen Perdaganagan. (2007). Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia . Jakarta: Departemen Perdagangan.

6 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan

(10)

5

Indonesia berstandar internasional dan memiliki karakteristik nasional yang dapat bersaing dan diterima pasar dunia. Industri kreatif di Indonesia bahkan mampu bertahan di tengah ancaman krisis global.

Indonesia memiliki banyak potensi ekonomi kreatif seperti Indonesia memiliki banyak desainer berkelas internasional, seniman, arsitek, artis panggung, musisi, sampai kepada produser/sutradara yang sudah mendunia. Di sisi lain,

produk-produk khas Indonesia seperti batik, songket Palembang, patung Bali, keunikan Papua, berbagai kreasi Jawa Barat, sampai kepada mebel Jepara, juga telah diakui di mancanegara.

Melihat begitu besarnya dampak industri kreatif terhadap perekonomian, maka sudah tepat langkah pemerintah untuk memberikan perhatian khusus dan memajukan industri kreatif Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa (Agustus 2010) memiliki potensi industri kreatif yang sangat besar. Potensi industri kreatif Indonesia memiliki peluang besar untuk dikembangkan, keanekaragaman budaya, keunikan sumber daya alam, insan-insan kreatif dan pasar domestik yang luas merupakan modal bagi eksistensi industri ini.7

Berdasarkan uraian di atas , penulis tertarik melakukan penulisan makalah dengan judul “Perkembangan Ekonomi Kreatif Dalam Arus Pembangunan

Ekonomi Modern”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai dasar penulisan. Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah penyebab munculnya ekonomi kreatif di Indonesia?

7 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan

(11)

6

2. Bagaimana perkembangan ekonomi kreatif dalam arus pembangunan ekonomi modern di Indonesia?

3. Bagaimana dampak perkembangan ekonomi kreatif dalam arus pembangunan ekonomi modern di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui gambaran sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyebab munculnya ekonomi kreatif di Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi kreatif dalam arus pembangunan ekonomi modern di Indonesia.

(12)

7 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ekonomi Kreatif

Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam

menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar Ekonomi Kreatif dan menjadikan Ekonomi

Kreatif model utama pengembangan ekonomi.8

2.1.1 Definisi Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan ekonomi yang

mengutamakan pada kreativitas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial. Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative Economy Report, (2008:3).

“Creativity in this context refers to the formulation of new ideas and to the

application of these ideas to produce original works of art and cultural products, functional creation, observable in the way it contributes to entreupreneurship, fosters innovation, enchaces productivity and promotes economic growth”,9,10

8 Indonesia Kreatif. (2013). Creative Economy. [Online]. Tersedia:

http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/#di9il8WCqXpePgHl.99 [4 Oktober 2013]

9

Suryana. (2013) Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Jakarta: Salemba Empat.

(13)

8

Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku “The Creative Economy: How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 miliar dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika Serikat. Howkins dengan ringkas

mendefinisikan ekonomi kreatif, yaitu “The creation of value as a result of idea”.11

John Howkins menulis buku “Creative Economy, How People Make Money from Ideas”. Ia mendefinisikan Ekonomi Kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Atau dalam satu kalimat yang singkat, esensi dari kreativitas adalah gagasan. Maka dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang relatif tinggi. Tentu saja yang dimaksud dengan gagasan disini adalah karya orisinal dan dapat diproteksi oleh HKI.12

Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai berikut: “Kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.”10

Studi Ekonomi Kreatif terbaru yang dilakukan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2010 mendefinisikan

11

Indonesia Kreatif. (2013). Creative Economy. [Online]. Tersedia:

http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/#di9il8WCqXpePgHl.99 [4 Oktober 2013]

(14)

9

Ekonomi Kreatif sebagai: “An evolving concept based on creative assets potentially generating economic growth and development.” Dengan penjabaran lebih lanjut sebagai berikut13:

 Mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan pekerjaan, dan pendapatan ekspor sekaligus mempromosikan kepedulian sosial, keragaman budaya, dan pengembangan manusia.

 Menyertakan aspek sosial, budaya, dan ekonomi dalam pengembangan teknologi, Hak Kekayaan Intelektual, dan pariwisata.

 Kumpulan aktivitas ekonomi berbasiskan pengetahuan dengan dimensi pengembangan dan keterhubungan lintas sektoral pada level ekonomi mikro dan makro secara keseluruhan.

 Suatu pilihan strategi pengembangan yang membutuhkan tindakan lintas kementerian dan kebijakan yang inovatif dan multidisiplin.

 Di jantung Ekonomi Kreatif terdapat Industri Kreatif.

Dalam Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14 mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai berikut:

“Ekonomi kreatif merupakan pengembangan ekonomi berdasarkan keterampilan, kreativitas, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis, sehingga menitikberatkan pada pengembangan ide dalam menghasilkan nilai tambahnya”14

Konsep ekonomi kreatif ini juga semakin memberi harapan yang lebih optimistik ketika seorang pakar dibidang Ekonomi, Dr. Richard Florida dari Amerika Serikat, penulis buku "The Rise of Creative Class" dan "Cities and the

13 Indonesia Kreatif. (2013). Creative Economy. [Online]. Tersedia:

http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/#di9il8WCqXpePgHl.99 [4 Oktober 2013]

14

(15)

10

Creative Class" menyatakan: "Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja jalanan yang tengah membuat musik hip-hop. Namun perbedaannya adalah pada statusnya (kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut dibidang kreatif dan mendapat faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut. Maka tempat di kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru inovatif tercepat, dapat dipastikan sebagai pemenang kompetisi di era ekonomi kreatif ini”.

Pendapat senada juga diutarakan oleh Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang ekonomi, yang mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktivitas klaster orang-orang bertalenta dan kreatif yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya. Dalam hal ini, ekonomi kreatif sering dilihat sebagai sebuah konsep yang memayungi juga konsep lain yang populer di awal abad ke-21 ini, yaitu Industri Kreatif. Industri kreatif sendiri sebenarnya merupakan sebuah konsep yang telah muncul lebih dahulu sebelum munculnya konsep ekonomi kreatif.

Di Indonesia sendiri, khususnya didalam peraturan perundang – undangan yang berlaku tidak digunakan istilah Industri Kreatif melainkan Ekonomi Kreatif (EK). Adapun yang dimaksud dengan EK menurut Diktum Pertama Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif adalah: “...kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia”.15,16

15

Antariksa, Basuki. Konsep ekonomi Kreatif: Peluang dan Tantangan Dalam Pembangunan Indonesia.

(16)

11 2.1.2 Definisi Industri Kreatif

Menurut Departemen Perdagangan RI industri kretif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.17,18

Menurut Simatupang (2007) industri kreatif adalah industri yang mengandalkan talenta, keterampilan dan kreativitas yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur utama industri kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.19,20

Menurut UK DCMS Task Force (1998: 4) industri kreatif merupakan industri yang berasal dari kreativitas individu, keterampilan, dan bakat yang secara potensial menciptakan kekayaan dan lapangan pekerjaan melalui eksploitasi dan pembangkitan kekayaan intelektual dan daya cipta individu. (“Creatives Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill & talent, and which have a potential for wealth and job creation

through the generation and exploitation of intellectual property and content”).14

Di Indonesia Pemerintah sendiri telah mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 14 subsektor, antara lain:

1. Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan, yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan

17 Suryana. (2013) Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang).

Jakarta: Salemba Empat.

18 Departemen Perdagangan. (2007). Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Jakarta: Departemen Perdagangan.

19

Suryana. (2013) Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Jakarta: Salemba Empat.

20 Simatupang, M.T. 2008. Industri Kreatif Untuk Kesejahteraan Bangsa . ITB Bandung: Inkubator

(17)

12

yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising materials or samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.21

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri periklanan mencakup usaha jasa periklanan melalui majalah, surat kabar, radio dan televisi, pembuatan dan pemasangan berbagai jenis poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur, dan macam‐macam reklame sejenis. Termasuk juga distribusi dan delivery advertising materials atau samples, juga penyewaan kolom untuk iklan.22

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.20

3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan

21

Afiff, Faisal. 2008. Pilar Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/2198-pilar-pilar-ekonomi-kreatif. [16 Oktober 2013]

22 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

(18)

13

internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.20

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri Pasar Seni dan barang antik yaitu:

1) Perdagangan besar barang‐barang antik

2) Perdagangan eceran barang antik yang mencakup mencakup usaha perdagangan eceran barang‐barang antik, seperti: guci bekas,

bokor bekas, lampu gantung bekas dan meja/kursi marmer bekas, furniture antik, mobil antik, dan motor antik.

3) Perdagangan eceran kaki lima barang antik yang mencakup usaha perdagangan eceran barang‐barang antik yang dilakukan di pinggir

jalan umum, serambi muka (emper), toko, atau tempat tetap di pasar yang dapat dipindah‐pindah atau didorong, seperti: guci bekas, bokor bekas, lampu gantung bekas, meja/ kursi marmer bekas, dan furniture antik.

4) Jasa galeri dan rumah lelang untuk barang seni dan barang antik, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta.23

4. Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan

23 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

(19)

14

kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).24

Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal). Volume produksi yang dapat dihasilkan oleh kelompok industri kerajinan ini, sangat bergantung pada jumlah dan keahlian tenaga pengrajin yang tersedia, sehingga

kelompok industri ini dapat dikategorikan sebagai industri padat karya. Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri kerajinan yaitu:

1) Industri Batik yang mencakup usaha pembatikan dengan proses malam (lilin) baik yang dilakukan dengan tulis, cap, maupun kombinasi antara cap dengan tulis.

2) Industri Permadani yang mencakup usaha pembuatan permadani dan sejenisnya, yang terbuat dari serat, baik serat alam, sintetis, maupun serat campuran, baik yang dikerjakan dengan proses tenun (woven), tufting, braiding, flocking, dan needle punching. 3) Industri Bordir/Sulaman yang mencakup usaha bordir/sulaman, baik

yang dikerjakan dengan tangan maupun dengan mesin, seperti : kain sulaman, pakaian jadi/barang jadi sulaman, dan badge.

4) Industri Kain Rajut yang mencakup usaha pembuatan kain yang dibuat dengan cara rajut ataupun renda.

5) Industri Barang Dari Kulit dan Kulit Buatan untuk keperluan lainnya yang mencakup usaha pembuatan barang‐barang dari kulit dan

kulit buatan seperti: jok, dan kerajinan tatah sungging (hiasan,wayang, dan kap lampu).

24 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(20)

15

6) Industri Anyam‐anyaman dari Rotan dan Bambu yang mencakup

usaha pembuatan macam‐macam tikar, webbing, lampit, tas, topi,

tampah, kukusan, bakul kipas, tatakan, bilik/gedek dan sejenisnya yang bahan utamanya dari rotan atau bambu.

7) Industri Anyam‐anyaman dari Tanaman, Selain Rotan dan Bambu yang mencakup usaha pembuatan tikar, keset, tas, topi, tatakan, dan kerajinan tangan lainnya yang bahan utamanya dari pandan, mendong,

serat, rumput, dan sejenisnya.

8) Industri Kerajinan Ukir‐ukiran dari Kayu kecuali Mebeller yang mencakup usaha pembuatan macam‐macam barang kerajinan dan

ukir‐ukiran dari kayu, seperti: relief, topeng patung, wayang, vas

bunga, pigura, dan kap lampu.

9) Industri Alat‐alat Dapur dari Kayu, Rotan dan Bambu yang mencakup usaha pembuatan alat‐alat dapur yang bahan utamanya kayu, bambu

dan rotan, seperti: rak piring, rak bumbu masak, parutan, alu, lesung, talenan, cobek, dan sejenisnya.

10)Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus yang tidak diklasifikasikan ditempat lain yang mencakup usaha pembuatan barang‐barang dari kayu, rotan, dan gabus, yang belum tercakup

sebelumnya. Barang‐barang dari kayu misalnya: alat tenun, peti mati, pajangan dari rotan, ayunan bayi dari rotan, kuda‐kudaan dari rotan.

11)Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah tangga dari Gelas yang mencakup usaha pembuatan macam‐macam perlengkapan

rumah tangga dari gelas, seperti cangkir, piring, mangkuk, teko, stoples, asbak, dan botol susu bayi; barang‐barang pajangan dari gelas, seperti: patung, vas, lampu kristal, semprong lampu tekan dan semprong lampu tempel.

(21)

16

manik gelas, gelas enamel, dan aquarium, serta bahan bangunan dari gelas seperti: bata, ubin, dan genteng.

13)Industri Perlengkapan Rumah tangga dari Porselin yang mencakup pembuatan macam‐macam perlengkapan rumah tangga

dari porselen, seperti: piring, tatakan, cangkir, mangkuk, teko, sendok, dan asbak, serta usaha pembuatan barang pajangan dari porselen seperti: patung, tempat bunga, kotak rokok, dan guci.

14)Industri Barang‐barang dari Tanah Liat yang mencakup usaha

pembuatan barang dari tanah liat/keramik untuk perlengkapan rumah tangga, pajangan/hiasan, dan sejenisnya, seperti: piring, cangkir, mangkuk, kendi, teko, periuk, tempayan, patung, vas bunga, tempat piring, sigaret, dan celengan.

15)Industri Bahan bangunan dari Tanah Liat/Keramik selain Batu Bata dan Genteng yang mencakup usaha pembuatan barang dari tanah liat/keramik seperti: kloset, ubin, dan lubang angin.

16)Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan yang mencakup usaha pembuatan macam‐macam barang dari marmer/granit untuk keperluan rumah

tangga dan pajangan, seperti: daun meja, ornamen, dan patung.

17)Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan yang mencakup pembuatan macam‐macam barang dari

batu untuk keperluan rumah tangga dan pajangan. Seperti: lumpang, cobek, batu pipisan, batu asah, batu lempengan, batu pecah‐pecahan, abu batu, dan kubus mozaik.

18)Jasa Industri Untuk Bahan Berbagai Pekerjaan Khusus Terhadap

Logam dan Barang‐barang dari Logam yang mencakup kegiatan jasa industri untuk pelapisan, pemolesan, pewarnaan, pengukiran, pengerasan, pengkilapan, pengelasan, pemotongan, dan berbagai

(22)

17

19)Industri Furnitur dari Kayu yang mencakup usaha pembuatan furnitur dari kayu untuk rumah tangga dan kantor seperti: meja, kursi, bangku, tempat tidur, lemari, rak, kabinet, penyekat ruangan, dan sejenisnya. 20)Industri Furnitur dari Rotan, dan atau Bambu yang mencakup

pembuatan furnitur dengan bahan utamanya dari rotan dan atau bambu seperti: meja, kursi, bangku, tempat tidur, lemari, rak, penyekat

ruangan dan sejenisnya.

21)Industri Furnitur dari Logam yang mencakup pembuatan furnitur untuk rumah tangga dan kantor yang bahan utamanya dari logam seperti : meja, kursi, rak, spring bed, dan sejenisnya.

22)Industri Furnitur yang mencakup pembuatan furnitur yang bahan utamanya bukan kayu, rotan, bambu, logam, plastik, dan bukan barang imitasi, seperti: kasur, bantal, dan guling dari kapuk, dakron, dan sejenisnya.

23)Industri Permata yang mencakup usaha pemotongan pengesahan, dan penghalusan batu berharga atau permata dan sejenisnya seperti berlian perhiasan, intan perhiasan, batu aji, dan intan tiruan. 24)Industri Barang Perhiasan Berharga untuk Keperluan Pribadi dari

Logam Mulia yang mencakup usaha pembuatan barang‐barang,

perhiasan yang bahan utamanya dari logam mulia (emas, platina, dan perak) untuk keperluan pribadi, seperti: cincin, kalung, gelang, giwang, bross, ikat pinggang, dan kancing, termasuk bagian dan perlengkapannya.

(23)

18

26)Industri Barang Perhiasan Bukan untuk Keperluan Pribadi dari bukan Logam Mulia yang mencakup usaha pembuatan barang‐barang

perhiasan dari logam tidak mulia selain untuk keperluan pribadi, seperti: tempat cerutu, tempat sirih, piala, medali, dan vas bunga, termasuk pembuatan koin baik yang legal sebagai alat tukar maupun tidak.

27)Industri Alat‐alat Musik Tradisional yang mencakup usaha pembuatan

alat‐alat musik tradisional, seperti: kecapi, seruling bambu, angklung, calung, kulintang, gong, gambang, gendang, terompet tradisional, rebab dan tifa.

28)Industri Alat‐Alat Musik Non Tradisional yang mencakup usaha pembuatan alat‐alat musik non tradisional, seperti: alat musik

petik, (gitar, bas, dan sejenisnya), alat musik tiup (terompet, saxophone, clarinet, harmonika, dan sejenisnya), alat musik gesek (biola, cello, dan sejenisnya), alat musik perkusi (drum set, selofon, metalofon, dan sejenisnya), serta usaha pembuatan piano/organ, pianika gamitan, akordeon, dan garputala.

29)Industri Mainan yang mencakup usaha pembuatan macam‐macam

mainan, seperti: boneka dari kayu, kain, karet, dan sejenisnya, catur, mainan jenis kendaraan, mainan berupa senjata, toys set, dan mainan edukatif dari kayu, bambu atau rotan.

30)Industri Kerajinan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain yang mencakup usaha pembuatan barang‐barang kerajinan dari bahan

tumbuh‐tumbuhan dan hewan, seperti: kerajinan pohon kelapa,

tempurung, serabut, akar‐akaran, kulit, gading, tanduk, tulang, bulu, rambut, binatang yang diawetkan dan barang‐barang lukisan.

(24)

19

(furnitur), peralatan dapur dan memasak, lampu dan perlengkapannya, peralatan dari kayu, wallpaper, karpet dan sebagainya.

32)Perdagangan Besar berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah

tangga lainnya, mencakup usaha perdagangan besar berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya, seperti:

mainan anak‐anak, jam dan sejenisnya, perhiasan, barang‐barang

dari kulit, dan barang kerajinan lainnya.

33)Perdagangan Eceran Barang Perhiasan yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang perhiasan baik terbuat dari batu

mulia, ataupun bukan logam mulia seperti: berlian, intan, batu aji, serbuk dan bubuk intan, cincin, kalung, gelang, giwang/anting‐anting, tusuk konde peniti, bross, ikat pinggang, dan kancing dari logam mulia (platina, emas, dan perak).

34)Perdagangan Eceran Jam yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus berbagai jam, seperti: arloji tangan, arloji saku, jam dinding, jam beker, lonceng, dan alat ukur lainnya, termasuk juga

bagian dari arloji dan jam.

35)Perdagangan Eceran Furnitur yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus furnitur, seperti: meja, kursi, lemari, tempat tidur, rak buku, rak sepatu, dan bufet, serta perdagangan eceran khusus kasur dan bantal/guling.

36)Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang pecah belah dan perlengkapan dapur yang terbuat dari batu atau tanah liat, seperti: piring, mangkok, cangkir, teko, kendi, periuk, cobek, tempayan, lumpang, asbak, dan uleg‐uleg.

(25)

20

eceran khusus barang pecah belah dan perlengkapan dapur yang terbuat dari kayu, bambu, atau rotan, seperti: rak bambu, alu, lesung, parutan kelapa, telenan, papan gilesan, centong, bakul, tampah, kukusan, kipas, tudung saji, tusukan sate, gilingan daging.

38)Perdagangan eceran Alat‐alat Musik yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus alat‐alat musik, baik alat musik tradisional

maupun alat musik modern, seperti: kecapi, seruling bambu, calung, angklung, kulintang, gamelan, set, rebab, rebana, tifa, sasando, flute, saxophone, harmonika, trombone, gitar, mandolin, ukulele, harpa, bass, gambus, biola, cello, piano/organ, drum set, dan garputala.

39)Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, Pandan, Rumput dan sejenisnya yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang kerajinan dari kayu, bambu, rotan, pandan, rumput, dan sejenisnya, seperti: patung, topeng, relief, ukiran nama, wayang, pigura, kap lampu, bingkai, talam/baki, tas, keranjang, tikar, topi,/tudung, kerai, hiasan dinding, dan keset.

40)Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang diawetkan yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang kerajinan dari kulit, tulang, tanduk, bulu, dan binatang/hewan yang diawetkan,

seperti: kipas dari kulit penyu, karangan bunga dari kulit kerang, pipa rokok dari tulang, pajangan dari tanduk, pajangan dari gading, pajangan dari bulu burung merak, dan binatang/hewan yang diawetkan.

(26)

21

42)Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Keramik yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang kerajinan dari keramik, seperti: patung, vas bunga, asbak, tempat sirih, celengan dan pot bunga.

43)Perdagangan Eceran Mainan Anak‐anak yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam‐macam mainan anak‐anak,

seperti: boneka, bekel, congklak, scrable, karambol, mainan yang berupa alat musik, mobil‐mobilan, mainan berupa senjata, mainan berupa alat memasak, dan mainan berupa perabotan rumah tangga. 44)Perdagangan Eceran Lukisan yang mencakup usaha perdagangan

eceran khusus barang‐barang lukisan, seperti: lukisan orang, lukisan binatang, dan lukisan pemandangan.

45)Perdagangan Eceran Barang‐barang Kerajinan, Mainan Anak‐anak,

dan Lukisan lainnya.

46)Perdagangan Eceran Kaki Lima Barang Kerajinan yang mencakup usaha perdagangan eceran kaki lima barang kerajinan dari kayu, bambu, rotan, pandan, rumput dan sejenisnya, kulit, tulang, tanduk, gading, bulu dan hewan yang diawetkan, logam, keramik yang dilakukan dipinggir jalan umum, serambi muka (emper), toko atau tempat tetap dipasar yang dapat diindah‐pindah atau didorong

seperti: patung, topeng, relief, ukiran nama, wayang , keranjang, tikar, topi/tudung, kerai, pajangan dari tanduk, pipa rokok dari tulang, vas bunga, tempat lilin piala dari logam, asbak, celengan pot bunga dari keramik, dan lain‐lain.

(27)

22

tempat tetap dipasar yang dapat dipindah‐pindah atau didorong

seperti: lukisan orang, binatang dan pemandangan.25

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.26

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri desain yaitu:

1) Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton yang mencakup pembuatan segala macam kemasan dan kotak dari kertas/karton yang digunakan untuk pembungkus/pengepakan,

pembuatan kotak untuk rokok dan barang‐barang lainnya.

2) Jasa Riset Pemasaran yang mencakup usaha penelitian potensi pasar, penerimaan produk di pasar, kebiasaan dan tingkah laku konsumen, dalam kaitannya dengan promosi penjualan dan pengembangan produk baru.

3) Jasa Pengepakan yang mencakup usaha jasa pengepakan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak serta kegiatan pengalengan, pembotolan, pelabelan, pembungkusan kado, dan sejenisnya.

4) Jasa perusahaan lainnya yang mencakup jasa stenografi, pelelangan, penterjemah, dan lainnya.24

6. Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen.25

25

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Jakarta: Depdagri

26 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(28)

23

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri fesyen yaitu:

1) Industri Pakaian Jadi Rajutan yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi, juga termasuk topi yang dibuat dengan cara dirajut atau renda.

2) Industri Rajutan Kaos Kaki yang mencakup usaha pembuatan kaus

kaki yang dibuat dengan cara rajut atau renda.

3) Industri Barang Jadi Rajutan Lainnya yang mencakup pembuatan barang jadi rajutan, seperti kaus lampu, deker, bando.

4) Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi tekstil dan perlengkapannya dari kain dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap dipakai, seperti kemeja, kebaya, celana, blus, rok, baju bayi, pakaian tari dan pakaian olah raga, topi, dasi, sarung tangan, mukena, selendang, kerudung, ikat pinggang dan sapu tangan, baik dari kain tenun maupun kain rajut yang dijahit.

5) Industri Pakaian Jadi (konveksi) dan Perlengkapan dari Kulit yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi dari kulit atau kulit imitasi dan perlengkapannya, dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap pakai seperti jaket, mantel, rompi, celana dan rok, topi, sarung tangan, ikat pinggang.

6) Industri Pakaian Jadi/Barang Jadi dari Kulit Berbulu dan atau Aksesoris yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi/barang jadi dari kulit berbulu dan atau perlengkapannya, seperti mantel berbulu.

7) Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari‐hari yang mencakup usaha pembuatan alas kaki, keperluan sehari‐hari dari kulit dan kulit

(29)

24

dalam, sol luar, penguat depan, tengah, belakang, lapisan dan aksesoris.

8) Industri Sepatu olah raga yang mencakup usaha pembuatan sepatu untuk olah raga dari kulit dan kulit buatan, karet dan kanfas; seperti sepatu sepak bola, atletik, senam, joging, balet.

9) Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri yang

mencakup pembuatan sepatu termasuk pembuatan bagian‐bagian dari sepatu untuk keperluan teknik lapangan/industri dari kulit, kulit buatan, karet, dan plastik seperti sepatu tahan kimia, tahan panas, sepatu pengaman.

10)Industri Alas Kaki lainnya yang mencakup usaha pembuatan alas kaki dari kulit, kulit buatan, karet, kanfas dan plastik yang belum termasuk golongan manapus, seperti sepatu kesehatan, dan sepatu lainnya

seperti sepatu dari gedebog, dan eceng gondok.

11)Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit yang mencakup usaha perdagangan besar hasil industri tekstil dan pakaian jadi ke luar negeri, seperti: macam‐macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali‐temali, karpet/permadani dari bahan tekstil, karung,

macam‐macam hasil rajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain

pakaian jadi.

12)Perdagangan Besar berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Kelompok ini mencakup usaha perdagangan besar

berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit.

13)Perdagangan Eceran Tekstil yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam‐macam kain batik terbuat dari serat alam,

(30)

25

14)Perdagangan Eceran Pakaian Jadi yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam‐macam pakaian jadi, baik terbuat dari tekstil,

kulit, maupun kulit batan, seperti kemeja, celana, jas, mantel, jaket piama, kebaya, dan lain‐lain.

15)Perdagangan Eceran sepatu, Sandal, dan Alas Kaki lainnya yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam‐macam sepatu, sandal, selop dan alas kaki lainnya baik terbuat dari kulir, kulit buatan,

plastik, karet, kain ataupun kayu, seperti: sepatu laki‐laki dewasa, sepatu anak, sepatu olehraga, sepatu sandal, sandal, selop, dan sepatu kesehatan.

16)Perdagangan Eceran Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, dan Barang Keperluan Pribadi Lain yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus tekstil pakaian jadi, alas kaki dan barang keperluan pribadi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 52321 s/d 52328 seperti taplak meja, separai, kelambu, kain kasur, kain bantal,

gordin, kain pel, keset dan lain‐lain.

17)Perdagangan ekspor Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit yang mencakup usaha mengekspor hasil industri tekstil dan pakaian jadi, seperti: macam‐macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali‐tamli,

karpet/permadani dari bahan tekstil, karung, macam‐macam hasil perajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain pakaian jadi.

18)Perdagangan Ekspor berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang mencakup usaha mengekspor berbagai barang‐barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait

dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit. 19)Jasa Perorangan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lainnya,

khususnya untuk jasa desainer fesyen dan model fashion.27

27 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

(31)

26

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film.28

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri film, video, dan fotografi yaitu:

1) Reproduksi Film dan Video: reproduksi (rekaman ulang) gambar film dan video yang mencakup usaha reproduksi (rekaman ulang) gambar film dan video.

2) Produksi dan distribusi film, serta video oleh Pemerintah yang mencakup usaha pembuatan dan pendistribusian film dan video untuk pertunjukkan yang dikelola oleh pemerintah termasuk editting, cutting, dubbing, titling film atas dasar balas jasa juga usaha pembuatan film untuk televisi dan jasa pengiriman film dan agen pembukuan film.

3) Produksi dan distribusi film, serta video oleh swasta yang mencakup usaha pembuatan dan pendistribusian film dan video untuk pertunjukkan yang dikelola oleh swasta termasuk editting, cutting, dubbing, titling film atas dasar balas jasa juga usaha pembuatan film untuk televisi dan jasa pengiriman film dan agen pembukuan film. 4) Kegiatan Bioskop yang mencakup usaha penyewaan film atau video

tape dan penyelenggaraan usaha bioskop yang dikelola baik oleh pemerintah atau swasta.

5) Jasa Fotografi yang mencakup usaha jasa pemotretan, baik untuk perorangan atau kepentingan bisnis, termasuk pula pemrosesan dan

pencetakan hasil pemotretan tersebut. Termasuk pula usaha jasa

28 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(32)

27

pemotretan dari udara (aerial photography), dan jasa pemotretan yang dioperasikan oleh mesin.29

8. Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga

sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.30

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.29

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri musik mencakup penerbitan dalam media rekaman yang mencakup usaha perekaman suara di piringan hitam, pita kaset, compact disk (CD) dan sejenisnya. Reproduksi media rekaman yang mencakup usaha reproduksi (rekaman ulang), audio, dan komputer dari master copies, rekaman ulang floppy, hard, dan compact disk.31

10.Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan.29

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri seni pertunjukan yaitu:

29 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

Jakarta: Depdagri

30 Afiff, Faisal. 2008. Pilar Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/2198-pilar-pilar-ekonomi-kreatif. [16 Oktober 2013]

31 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

(33)

28

1) Jasa konvensi, pameran, dan perjalanan insentif yang mencakup usaha dengan kegiatan memberi jasa pelyanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya). Termasuk juga dalam kelompok ini usaha jasa yang merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan program perjalanan insentif dan usaha jasa yang melakukan perencanaan

dan penyelenggaraan pameran.

2) Impresariat yang mencakup kegiatan pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan baik yang berupa mendatangkan, mengirim, maupun mengembalikan serta menentukan tempat, waktu, dan jenis hiburan. Kegiatan usaha jasa impresariat ini meliputi bidang seni dan olah raga.

3) Kegiatan drama, musik, dan hiburan lainnya oleh pemerintah yang mencakup kegiatan pemerintah dalam usaha menyelenggarakan hiburan baik melalui siaran radio, dan televisi, maupun tidak, seperti: drama seri, pagelaran musik, dengan tujuan sebagai media hiburan.

4) Kegiatan drama, musik, dan hiburan lainnya oleh swasta yang mencakup usaha pertunjukan kesenian dan hiburan panggung yang dikelola oleh swasta seperti: opera, sandiwara, perkumpulan kesenian daerah, juga usaha jasa hiburan seperti: band, orkestra, dan sejenisnya. Termasuk kegiatan novelis, penulis cerita dan pengarang lainnya, aktor, penyanyi, penari sandiwara, penari dan seniman panggung lainnya yang sejenis. Termasuk juga usaha

kegiatan produser radio, televisi, dan film, penceramah, pelukis, kartunis, dan pemahat patung.

(34)

29

Termasuk juga agen penjualan karcis/ tiket pertunjukan seni dan hiburan.

6) Kegiatan Hiburan lainnya yang mencakup kegiatan dalam menyelenggarakan hiburan kepada masyarakat, oleh pemerintah atau swasta.32

11.Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan

konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.33

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri penerbitan dan percetakan yaitu:

1) Penerbitan buku, buku pelajaran, atlas/peta, brosur, pamlet, buku musik, dan publikasi lainnya yang mencakup usaha penerbitan buku, buku pelajaran, atlas, brosur, pamflet, buku musik, dan publikasi lainnya.

2) Penerbitan surat kabar, jurnal, tabloid, majalah, penerbitan surat kabar, jurnal, tabloid, majalah umum dan teknis, komik dan sebagainya, mencakup usaha penerbitan surat kabar, jurnal, majalah umum dan teknis, komik, dan sebagainya.

32

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Jakarta: Depdagri

33 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(35)

30

3) Industri penerbitan khusus yang mencakup industri penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya.

4) Industri penerbitan lainnya yang mencakup usaha penerbitan

foto‐foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya. Industri ini termasuk pula rekaman mikro film.

5) Industri percetakan yang mencakup kegiatan pelayanan jasa percetakan surat kabar, majalah, jurnal, buku, pamplet, peta atau atlas, poster dan lainnya. Termasuk pula mencetak ulang melalui komputer, mesin stensil, dan sejenisnya, misal: kegiatan fotocopy atau thermocopy.

6) Industri jasa penunjang percetakan yang mencakup usaha penjilidan buku. Produksi composed type, plates, atau cylinders, penjilidan buku. Produksi batu lithografic untuk digunakan dalam kegiatan percetakan di unit lain.

(36)

31

informasi, seperti: kantor berita acara; Kegiatan kantor berita oleh swasta yang mencakup usaha mengumpulkan dan menyebarluaskan berita melalui media cetak maupun elektronik dengan tujuan menyampaikannya kepada masyarakat sebagi informasi yang dikelola oleh swasta.

9) Pencari berita (free lance) yang mencakup usaha mencari berita yang dilakukan oleh perorangan sebagai bahan informasi.34

12.Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.35

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri kelompok layanan komputer dan piranti lunak yaitu:

1) Jasa portal yang mencakup usaha jasa pelayanan yang menyediakan akses ke gerbang utama dari pusat enterprise knowledge yang merupakan hasil dari pengolahan data dan informasi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Fasilitas yang disediakan misal: fasilitas untuk melakukan email,

searching, chating, akses keberbagai sumberdaya (resources). 2) Jasa multimedia lainnya.

3) Jasa konsultasi piranti keras (hardware consulting) yang mencakup usaha jasa konsultasi tentang tipe dan konfigurasi dari piranti keras komputer dengan atau tanpa dikaitkan dengan aplikasi piranti

34

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Jakarta: Depdagri

35 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(37)

32

lunak. Konsultasi biasanya menyangkut analisis kebutuhan pengguna komputer dan permasalahannya, serta memberikan jalan keluar yang terbaik.

4) Jasa konsultasi piranti lunak yang mencakup usaha jasa konsultasi yang berkaitan dengan analisis, design, dan pemrograman dari sistem yang siap pakai. Kegiatan ini biasanya menyangkut

analisis kebutuhan pengguna komputer dan permasalahannya, pemecahan permasalahan, dan membuat piranti lunak berkaitan dengan pemecahan masalah tersebut, serta penulisan program sederhana sesuai kebutuhan pengguna komputer.

5) Pengolahan data yang mencakup jasa untuk pengolahan dan tabulasi semua jenis data. Kegiatan ini bisa meliputi keseluruhan tahap pengolahan dan penulisan laporan dari data yang disediakan pelanggan, atau hanya sebagian dari tahapan pengolahan.

6) Jasa kegiatan data base yang mencakup usaha jasa pelayanan yang berkaitan dengan pengembangan data base, penyimpanan data, dan penyediaan data base dari berbagai jenis data (seperti: data keuangan, statistik, ekonomi, atau teknis). Data dapat diakses oleh setiap orang yang memerlukan atau oleh sekelompok pengguna data.

7) Perawatan dan reparasi mesin‐mesin kantor, akuntansi, dan komputer

yang mencakup usaha jasa perawatan dan reparasi, mesin kantor, mesin akuntansi, komputer, mesin ketik dan perlengkapan.

(38)

33

komputasi, desain aplikasi web, pengembangan multimedia, keamanan jaringan informasi, dan animasi.36

13.Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran

radio dan televisi.37

Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri televisi dan radio yaitu:

1) Telekomunikasi khusus untuk penyiaran yang mencakup usaha penyelenggaraan telekomunikasi yang khusus digunakan untuk keperluan penyiaran, ciri‐cirinya: bersifat memancar satu arah dan terus menerus; diterima langsung oleh penerima, bersifat tetap dan bergerak; menampilkan gambar dan atau suara; dan peruntukan

siarannya untuk masyarakat luas.Biasanya penyelenggara menyewa jaringan sebagai sarana transmisi untuk keperluan penyiaran dari penyelenggaraan jaringan telekomunikasi lain, tidak termasuk penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran. 2) Kegiatan radio dan televisi oleh pemerintah yang mencakup

kegiatan pemerintah dalam usaha penyelenggaraan siaran radio dan televisi, termasuk juga station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

36

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Jakarta: Depdagri

37 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(39)

34

3) Kegiatan radio dan televisi oleh swasta yang mencakup kegiatan dalam usaha penyelenggaraan siaran radio dan televisi yang dikelola oleh swasta.38

14.Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk

dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.39

Kegiatan utama kelompok industri riset dan pengembangan termasuk:

1) Usaha penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara sistematis diselenggarakan oleh swasta berkaitan dengan teknologi dan rekayasa.

2) Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sosial yang mencakup usaha penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara sistematis, diselenggarakan oleh swasta, berkaitan dengan ilmu sosial, seperti penelitian dan pengembangan ekonomi, psikologi, sosiologi, ilmu hukum dan lainnya.

3) Penelitian dan pengembangan humaniora yang mencakup usaha penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara teratur yang diselenggarakan oleh swasta berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni.

4) Jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang mencakup usaha pemberian saran dan bantuan operasional pada dunia bisnis, seperti

38

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Jakarta: Depdagri

39 Afiff, Faisal. 2008. Pilar – Pilar Ekonomi Kreatif. [Online]. Tersedia:

(40)

35

konsultansi pada bidang hubungan masyarakat dan berbagai fungsi manajemen, konsultasi manajemen oleh agronomis, dan agrikultural ekonomis pada bidang pertanian dan sejenisnya.

Penggerak kelompok ini adalah pemerintah yang merilis kebijakan nasional ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek berfokus pada pembangunan ketahanan

pangan, penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, pengembangan teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan dan teknologi kesehatan dan obat‐obatan.40

Inti atau jantungnya ekonomi kreatif adalah industri kreatif yang melakukan proses penciptaan melalui penelitian dan pengembangan untuk

menghasilkan barang – barang dan jasa – jasa baru yang bersifat komersial. Dengan stock knowledge yang dimiliki para intelektual melahirkan ide – ide tau gagasan – gagasan, inspirasi – inspirasi, dan khayalan – khayalan yang

diwujudkan dalam bentuk kekayaan intelektual seperti desain, merek dagang, paten hak cipta dan royalti.41

2.2 Arus Pembangunan Ekonomi Modern

(Mokhamad, 2007)42 Pembangunan Ekonomi suatu bangsa merupakan pilar penting bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang. Karena jika pembangunan ekonomi suatu bangsa berhasil, maka bidang-bidang lain seperti bidang hukum, politik, pertanian, dan lain-lain akan sangat terbantu.

40 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2007). Studi Industri Kreatif Indonesia 2007,

Jakarta: Depdagri

41

Suryana. (2013) Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Jakarta: Salemba Empat.

42

Anwar, Mokhamad, dkk. 2007. Identifikasi Sektor Industri dan Peranannyadalam P eningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Garut.

(41)

36

(Dumairy, 1997)43 Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan.44

Sejak awal kemunculan nya, ekonomi kreatif di yakini dapat mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi modern dan pengembangan bisnis di indonesia. Definisi arus pembangunan ekonomi modern dalam hal ini agar dapat mengembangkan arus pembangunan dengan inovasi – inovasi, hal ini didasarkan

pada fenomena yang muncul dari pembangunan ekonomi dan perkembangan bisnis di banyak negara, terutama pada perbedaan kinerja pembangunan ekonomi dan bisnis yang amat tajam antara negara – negara miskin yang sumber daya alam (SDA) dengan yang melimpah kekayaan alamnya. Sehingga dengan perkembangan arus pembangunan ekonomi modern menjadi jalan atau kunci keberhasilan perkembangan ekonomi saat ini. Kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis pada kasus terletak pada keunggulan modal manusia dalam membangun ekonomi kreatif di arus pengembangan ekonomi modern, melalui : investasi jangka pan jang pada pendidikan, modernisasi infrastruktur informasi, peningkatan infastruktur untuk pengembangan kreatifitas dan kapabilitas inovasi, dan penciptaan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk mendorong transaksi pasar yang lebih atraktif tetapi efisien.

Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.

43 Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta.

44 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan

(42)

37

Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreatifitas para wiraswastanya.

Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan sosial, politik, dan teknologi yang menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang kreatifitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba menerapkan ide ide baru dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis tersebut akan berhasil dalam melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan inovasi tersebut akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal yang diterima para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan monopolistis ini merupakan imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon innovator. Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya harapan memperoleh keuntungan monopolistis tersebut.

Inovasi mempunyai 3 pengaruh yaitu : Diperkenalkannya teknologi baru,

(43)

38

proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain yang meniru teknologi baru tersebut

Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern mampu mengakselarasi pembangunan ekonomi dan bisnis serta mendorong percepatan globalisasi ekonomi. Terkait dengan globalisasi ekonomi ini, banyak pihak khususnya masyarakat ekonomi di negara – negara maju,

berupaya menyakini masyarakat dunia tentang pentingnya melakukan liberalisasi investasi dan perdagangan. Kini praktik – praktik ekonomi dan global telah di dominasi oleh kemajuan IPTEK , terutama teknologi informasi, sehingga proses interaksi dan integrasi ekonomi antar negara dapat berlangsung secara cepat tanpa hambatan. Realitas ini menjadikan globalisasi ekonomi sebagai bagian dari kehidupan dalam dunia bisnis global. Praktik – praktik ekonomi dan bisnis seperti itu telah menciptakan persaingan bisnis yang makin ketat, dan sekaligus merupakan tantangan manajemen di era baru sekarang ini.45

2.3 Hambatan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Perombakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hal baik bagi pelaku ekonomi kreatif. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB ditargetkan naik dari 7,6 persen menjadi 8-9 persen. Tetapi dalam pengembangannya terdapat beberapa hambatan dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu terdapat lima hambatan dalam mengembangkan Industri.

Pemerintah mulai serius menggarap ekonomi kreatif lewat sejumlah kementerian. Menurut Mari Elka “Hampir seluruh kementerian berkontribusi sesuai dengan cetak biru masing-masing. Koordinatornya Menko Kesra. Jadi, tidak mungkin tumpang tindih. Hal itu diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 6

45 Laverite, Dire. (2013). Teori Inovasi Schumpeter dalam Pembangunan Ekonomi. [Online].

(44)

39

Tahun 2009. Untuk kami, porsinya ada di seni pertunjukan, musik, film, seni rupa, desain dan arsitektur, konten periklanan, dan percetakan.”

Alasan pemerintah mengembangkan ekonomi kreatif adalah “Potensi yang kita miliki sangat besar. Ada 14 subsektor di sana, dan kami sedang mengupayakan supaya kuliner bisa masuk. Ekonomi kreatif menciptakan daya saing baru karena tidak mudah ditiru. Tidak hanya itu, tetapi juga menciptakan

kebanggaan bangsa. Kontribusinya bagi penciptaan lapangan usaha tercatat 6,7 persen. kontribusi tenaga kerja sebesar 7,7 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan sektor pertambangan sebesar 0,9 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,6 persen.”

Ada lima kendala utama, yaitu: akses pada bahan baku, teknologi, permodalan, perlindungan hak cipta, dan ketersediaan ruang publik. Beberapa industri di Indonesia seperti batik masih sulit mendapatkan kain mori. Hal serupa juga masih dialami subsektor lainnya. Dalam sisi teknologi sebagai alat pemasaran dan juga teknologi sebagai alat untuk membuat produk kreatifnya. Pemanfaatan teknologi masih rendah.

Dari sisi perbankan ekonomi kreatif belum menjadi ekonomi produktif. Adapun upaya pemerintah dalam melaksanankannya dengan menggelar pertemuan dengan Bank Indonesia untuk menyamakan pemahaman soal ekonomi kreatif. Beberapa bank sudah melakukan kontribusi, tetapi masih kecil. Terdapat kesulitan mengukur nilai aset usaha karena sifatnya intangible. Pembiayaan tidak hanya dari perbankan, tetapi juga nonperbankan. Pemerintah sedang menggagas program subsidi untuk creativepreneur pemula. Para creativepreneur biasanya belum punya business plan, tetapi mempunyai ide-ide cemerlang.

Gambar

Tabel  2.1 Ekspor 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia
Tabel  2.2 Kontribusi Industri Kreatif terhadap Perekonomian Indonesia
Tabel  2.3 Industri Kreatif Dalam Perekonomian Indonesia
Gambar 2.1 Ekspor, Impor, Net Trade Industri Kreatif Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penciptaan ruang yang perKesan tenang, aKrap aan sar Bukaan pada dinding sebagai penerangan dalam ruang Penempatan pencahayaan buatan pada elemen interior.. Penempatan AC untuk

Gerakan naik dan turun pada skala suhu sesuai dengan ide dari permainan dadu dan dengan karakteristik bahwa teori bilangan bulat tidak diterapkan dari masalah real, tetapi

Peserta lomba harus memahami segala ketentuan yang terkait dengan lomba kompetensi siswa (LKS) SMK tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan mempersiapkan diri

Trianggulasi merupakan tekhnik pemeriksaan kebenaran data sebagai pembanding atas data yang diperoleh Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) dari aktivitas

KOLEJ MARA KULIM Jalan Junjong 09000 Kulim, Kedah BUKU PANDUAN PENDAFTARAN PELAJAR (SESI 2017/2018).. ‘ SELAMAT DATANG

pangan adalah kelembagaan yang memerankan semua komponennya untuk mengorganisasikan, memfungsikan, dan mengatur setiap aktivitas dalam masyarakat terkait dengan penyediaan,

(2) Problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo

Selain kegiatan tersebut KPU Kabupaten Purworejo juga akan melakukan pengelolaan dan pendokumentasian produk hukum serta penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum