1. Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis dengan data tersebut. Data kualitatif akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan logika, sedangkan data yang bersifat kuantitatif melalui teknik angket akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistik, hal ini bertujuan untuk memperoleh, apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan prosedur.
a. Analisis parsial tiap indikator
Analisis parsial adalah analisis yang digunakan untuk mendalami dua variabel, yaitu variabel X (NEM matematika PCMB) dan variabel Y ( hasil belajar mahasiswa dalam MK Pengdasmat). Yakni dengan menghitung harga rata-rata data jawaban responden pada setiap indikator kedua variabel.
1) Mencari nilai rata-rata tiap indikator variabel X dan Y, dengan rumus: Mx=
∑
fx N
Keterangan:
Mx = mean yang dicari
∑
fx = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari masing-masing interval, dengan frekuensinya.N = Jumlah responden
2) Menginterpretasi nilai rata-rata variabel X dan Y yang diperoleh dari perhitungan di atas, karena rentang nilainya akan berkisar dari 1,0 sampai 5,0, maka berdasarkan cara menghitung rata-rata nilai , akan dipakai ketentuan kualifikasi sebagai berikut:
1,0 -1,8 = sangat rendah 1,9 - 2,6 = rendah 2,7 - 3,4 = cukup 3,5 - 4,2 = tinggi
4,3 - 5,0 = sangat tinggi
b. Uji normalitas
a) Menentukan rentang atau range (R) R = H – L + 1
Keterangan:
R = range (rentang)
H = highest score (nilai tertinggi) L = lowest score (nilai terendah) 1 = bilangan konstan
b) Mencari kelas interval
Banyak kelas sering biasa diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan.
K = 1+(3,3) log n
c) Menentukan panjang kelas interval (P) P=R
K
2) Uji tendensi sentral
a) Mencari mean ( ´x =eks garis)
´
x=
∑
fixi∑
fib) Menentukan modus (Mo) Mo=b+p
(
b1b1+b1
)
Keterangan:
b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak.
p = panjang kelas modal
b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal.
b2 = frekuensi kelas modal dikurangi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal.
Me=b+p
(
1 2n−Ff
)
Keterangan:
b : batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak p : panjang kelas median
n : ukuran sampel atau banyak data
F : jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median.
f : frekuensi kelas median
3) Membuat tabel observasi dan ekspektasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mencari standar deviasi (s2) S2
=n
∑
fixi2
−
(
∑
fixi)
2n(n−1)
b) Menghitung chi kuadrat (x2hitung) x2
=
∑
(
Oi−Ei)2
Ei
c) Menentukan derajat kebebasan (dk) dk = K – 3
d) Menentukan nilai χ2 tabel dengan taraf signifikasi 5%, dan pengujian normalitas dengan ketentuan Jika data χ2 hitung < χ2 daftar, maka berdistribusi normal, pada keadaan lain, data tidak berdistribusi normal (Subana, 2005:126).
c. Analisis korelasional dan regresi
Analisis korelasional diarahkan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, yakni Hubungan antara NEM Matematika PCMB dengan Hasil Belajar Mahasiswa dalam MK Pengdasmat. Langkah-langkanya sebagai berikut:
^
Y=a+bX
a=
(
∑
Yi)(
∑
Xi2
)
−(
∑
Xi)(
∑
XiYi)
n∑
Xi2−(
∑
Xi)
2b=n
∑
XiYi−(
∑
Xi)(
∑
Yi)
n
∑
X1 2−
(
∑
Xi)
22) Menguji linearitas regresi, dengan langkah-langkah: a) Jumlah kuadrat regresi a (JKa)
JKa=
(
∑
Y)
2
n
b) Jumlah kuadrat regresi b terhadap a (JKba) JK¿a=b
[
∑
XY−(
∑
X)(
∑
Y)
n
]
c) Jumlah kuadrat residu (JKr) JKr=
∑
Y2−JKa−JKb/ad) Kuadrat kekeliruan (JKKK)
JKKK=
∑
(
∑
Y2−(
∑
Y)
2
n
)
e) Derajat kebebasan kekeliruan (dbKK) dbKK = n – k
f) Derajat kebebasan ketidakcocokan (dbTC) db TC = K – 2
g) Jumlah derajat ketidakcocokan (JKTC) JKTC = JKr - JKKK
RKKK=JKKK
dbKK
i) Rata-rata kuadrat ketidakcocokan (RKTC)
RKTC=JKTC
dbTC
j) F ketidakcocokan (FTC) FTC=RKTC
dbKK
Pemeriksaan linearitas regresi, dengan kriteria jika F TC < F tabel , maka regresi linear, dan jika F TC > F tabel , maka regresi tidak linear
3) Mencari nilai koefisien korelasi
a) Apabila kedua variabel berdistribusi normal dan regresi linear, maka digunakan rumus product moment. Dengan rumus:
rxy= N
∑
XY−(
∑
X)(
∑
Y)
√
[
N∑
2−
(
∑
X)
2][
N∑
Y2−
(
∑
Y)
2]
Keterangan:rxy = angka indeks korelasi N = responden
∑
XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y∑
X = jumlah seluruh skor X∑
Y = jumlah seluruh skor Yb) Apabila salah satu kedua variabel berdistribusi tidak normal atau regresinya tidak linear, maka dicari koefisien korelasi menggunakan pendekatan spearman (koefisien rank).
ρ=1−6
∑
D2
n(n−1)
Keterangan:
ρ (rho) = angka indeks korelasi tata jenjang 6&1 = bilangan konstan ( tidak boleh diubah)
D = difference, yaitu perbedaan antara urutan skor pada variabel pertama (R1) dan urutan skor pada variabel kedua (R2); jadi D = R1 – R2.
4) Uji hipotesis (signifikasi koefisien korelasi) t=r
√
n−2√
1−r25) Membandingkan harga t hitung dengan harga t tabel
Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel dan hipotesis ditolak jika t hitung < t tabel
6) Menghitung t tabel dengan menggunakan taraf signifikasi 5%
Adapun untuk mengetahui kadar korelasi, akan diidentifikasi oleh tingkat kualifikasi korelasi sebagai berikut:
0,00 – 0,20 = sangat rendah 0,20 – 0,40 = rendah 0,40 – 0,70 = cukup 0,70 – 0,90 = tinggi
0,90 – 1,00 = sangat tinggi d. Analisis Instrumen Tes
Menganalisis instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus, sebagai berikut:
1) Validitas
Menghitung validitas soal, maka digunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (raw score) berikut ini:
X Y
∑
¿¿ ¿ ¿ ¿
∑
¿ ¿XY−¿
N
∑
¿rxy=¿
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Y = Skor total tiap siswa uji coba
N = Banyaknya siswa uji coba
∑
XY = Jumlah perkalian XYDengan menggunakan kriteria validitas menurut Guilford seperti pada tabel 1.1, sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kriteria Validitas
Koefisien Korelasi Interprestasi
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 0,70 ≤ rxy < 0,90 0,40 ≤ rxy < 0,70 0,20 ≤ rxy < 0,40 0,00 ≤ rxy < 0,20 rxy < 0,00
Sangat Tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Sangat Rendah Tidak Valid 2) Reliabilitas
Menghitung reliabilitas soal, maka digunakan rumus Alpha berikut ini:
r11=
(
nn−1
)
(1−∑
Si2 St2 )
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
∑
Si2 = Jumlah varians skor setiap butir item St
2 = Varians skor total
Dengan menggunakan kriteria reliabilitas Guilford seperti pada tabel 1.2, sebagai berikut:
Tabel 1.2 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interprestasi
r11 ≤ 0,20
0,20 < r11 ≤ 0,40 0,40 < r11 ≤ 0,70 0,70 < r11 ≤ 0,90 0,90 < r11 ≤ 1,00
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Menghitung daya pembeda digunakan rumus berikut:
DP=X´ A− ´XB
SMI Keterangan:
DP = Daya pembeda
´
XA = Nilai rata-rata siswa pada kelompok atas
´
XB = Nilai rata-rata siswa pada kelompok bawah SMI = Skor maksimal ideal
Dengan menggunakan kriteria daya pembeda pada tabel 1.3, sebagai berikut:
Tabel 1.3 Kriteria Daya Pembeda
Angka Daya Pembeda (DP) Interprestasi
DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat Jelek Jelek
Cukup Baik Baik Sekali
4) Tingkat Kesukaran
Menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal, maka digunakan rumus berikut: IK= X´
SMI Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
´
X = Rata-rata skor jawaban tiap soal SMI = Skor maksimal ideal
Dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran pada tabel 1.4, sebagai berikut:
Tabel 1.4 Kriteria Tingkat Kesukaran
Angka Indek Kesukaran (IK) Interprestasi
IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00 IK = 1,00
Soal Sangat Sukar Soal Sukar
Soal Sedang Soal Mudah