KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH
SERTA RELEVANSINYA DENGAN TEORI
MANAJEMEN PENDIDIKAN MODERN
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Studi: Pendidikan Islam
Konsentrasi: Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
MIFTAHUL KHAER NIM. 505810058
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
▸ Baca selengkapnya: contoh tajuk tesis pendidikan islam
(2)KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH
SERTA RELEVANSINYA DENGAN TEORI
MANAJEMEN PENDIDIKAN MODERN
TESIS
Disusun oleh
MIFTAHUL KHAER NIM. 505810058
Telah diujikan pada tanggal ________________ 2012 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Cirebon, ________________ 2012 Dewan Penguji:
Ketua/Anggota, Sekretaris/Anggota,
Prof. Dr. H. Adang Jumhur S., M.Ag Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA
Penguji,
____________________________ ________________________
Direktur,
PERNYATAAN KEASLIAN
ǶȈƷǂdz¦Ǻŧǂdz¦ƅ¦ǶLjƥ
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miftahul Khaer
NIM : 505810058
Program Studi : Pendidikan Islam
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Menyatakan bahwa TESIS secara keseluruhan adalah ASLI hasil penelitian saya, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya dan disebutkan dalam catatan kaki (footnote) atau daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati, disertai kesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, 04 Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH
SERTA RELEVANSINYA DENGAN TEORI
MANAJEMEN PENDIDIKAN MODERN
Disusun oleh
MIFTAHUL KHAER NIM. 505810058
Telah disetujui pada tanggal ________________ 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA Prof. Dr. H. Jamali Sahrodi, M.Ag
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
NOTA DINAS
Lamp. : 5 eksemplar Hal : Penyerahan Tesis
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Di
C I R E B O N
ǾƫƢǯǂƥÂƅ¦ƨŧ°ÂǶǰȈǴǟ¿ȐLjdz¦
Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesis saudara Miftahul Khaer NIM. 505810058 yang berjudul: “Konsep Manajemen Pendidikan
Islam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis Kutub At-Tis‘ah serta Relevansinya dengan Teori Manajemen Pendidikan Modern”
telah dapat diujikan. Bersama ini, kami kirimkan naskahnya untuk segera diujikan dalam sidang tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih.
ǾƫƢǯǂƥÂƅ¦ƨŧ°ÂǶǰȈǴǟ¿ȐLjdz¦Â
Cirebon, ________________ 2012 Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Jamali Sahrodi, M.Ag
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
NOTA DINAS
Lamp. : 5 eksemplar Hal : Penyerahan Tesis
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Di
C I R E B O N
ǾƫƢǯǂƥÂƅ¦ƨŧ°ÂǶǰȈǴǟ¿ȐLjdz¦
Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesis saudara Miftahul Khaer NIM. 505810058 yang berjudul: “Konsep Manajemen Pendidikan
Islam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis Kutub At-Tis‘ah serta Relevansinya dengan Teori Manajemen Pendidikan Modern”
telah dapat diujikan. Bersama ini, kami kirimkan naskahnya untuk segera diujikan dalam sidang tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih.
ǾƫƢǯǂƥÂƅ¦ƨŧ°ÂǶǰȈǴǟ¿ȐLjdz¦Â
Cirebon, ________________ 2012 Pembimbing II,
ABSTRACT
Miftahul Khaer. The Concepts of Islamic Education Management in The
Perspective of Al-Qur’an and HadîĞKutub At-Tis‘ah and Their Relevance’s with
the Modern of Education Management Theories.
This research start from some question such how the concept of education management in the verses of Al-Qur’an and the hadîĞ of Prophet Muhammad? How the Prophet Muhammad saw. practicing on the education management so that produce the high quality output? Then what is the different concept in the meanwhile both Al-Qur’an and hadîĞ? How the relevance conception both with the modern of education management theories? Based on the questions compiled main issues: (1) How the concept of Islamic education management in the perspective of Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah? (2) What are the difference
and the equation between the two conceptions of education management in Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah? (3) Which concept of Islamic education
management that assumed more relevant by Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah
related to modern management concepts?
The aim of this research: (1) to describe the interpreter of Al-Qur’an views in their interpretation masterpieces and to express the hadîĞ of Prophet Muhammad about the concept of Islamic education management and also its applying method in education managerial so it will know the concepts applicable in fact as a basic method for developing management system in Islamic education institutes; (2) to think up the difference and the equation between the two conceptions of Islamic education management in Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah; and (3) to express the theories or concepts of Islamic education
management that assumed more relevant related to the modern management concepts.
The research conducted through a qualitative approach and used a method building on interpretation of Al-Qur’an and hadîĞ theme (tafsîr wa al-hadîĞ al-maudû‘i). It classify the verses of Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah according
to selected sub-theme, such leadership concept, purpose concept, planning concept, organizing concept also controlling and evaluating concept on the education management context. Specialized on researching hadîĞ besides maudû‘i method, used also method of takhrîj al-hadîĞ to analyze critically the quality of
hadîĞ founded.
The result of this research, founded quite a lot verses of Al-Qur’an and
hadîĞ Kutub At-Tis‘ah related to leadership concept of education management:
that the capability and the credibility are required to a manager with the main concept is to be precedent and do not follow the lust. On the purpose concept of education management there are holding Islamic natural tendency (fiĠrah), being rahmatan li al-‘âlamîn and achieving God favor (ridâ’ Allâh). On the planning
and also balance the nature. A main concept on the organizing is resignation (tawakkal) and deliberation principal. And then the administrate system and behavioral of hikmah are the important point in controlling and evaluating concept of education management.
The views of Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah about the concept of
education management each there have equation and difference conception, but the difference not be in contradiction even becoming more strengthen and fitted together with each other concept. Besides that views, all of the Islamic education management concepts on the perspective of Al-Qur’an and hadîĞ Kutub At-Tis‘ah
ABSTRAK
Miftahul Khaer. Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an dan
Hadis Kutub At-Tis‘ah Serta Relevansinya dengan Teori Manajemen Pendidikan Modern.
Penelitian ini berangkat dari beberapa pertanyaan, seperti bagaimana konsep manajemen pendidikan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad? Bagaimana pola manajerial Nabi Muhammad saw. dalam bidang pendidikan sehingga menghasilkan output berkualitas? Lalu bagaimana perbandingan konsep yang ditawarkan keduanya (Al-Qur’an dan Hadis)? Dan sejauh mana relevansi konsep keduanya dengan teori-teori manajemen pendidikan modern? Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun suatu rumusan masalah, diantaranya (1) bagaimana konsep manajemen pendidikan Islam dalam perspektif Al-Qur’an dan hadis kutub at-tis‘ah? (2) dimana letak perbedaan serta persamaan konsep manajemen pendidikan antara Al-Qur’an dan hadis kutub
at-tis‘ah? (3) konsep manajemen pendidikan Islam seperti apa yang dianggap lebih
relevan dengan Al-Qur’an dan hadis kutub at-tis‘ah dikaitkan dengan konsep manajemen modern?
Penelitian ini mempunyai tujuan: (1) mendeskripsikan pandangan para
mufassir Al-Qur’an di dalam karya tafsirnya serta mengungkap hadis-hadis
tentang konsep manajemen pendidikan Islam dan pola penerapannya dalam manajemen pendidikan sehingga dapat diketahui bagaimana sesungguhnya konsep-konsep tersebut dapat diterapkan sebagai dasar pengembangan manajemen dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam; (2) menjelaskan perbedaan dan persamaan konsep manajemen pendidikan Islam antara Al-Qur’an dan hadis kutub
at-tis‘ah; dan (3) membuktikan teori-teori atau konsep manajemen pendidikan
Islam yang dianggap lebih relevan dikaitkan dengan konsep manajemen modern.
Penelitian dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode tafsir dan hadis maudû‘i (tematik). Di dalamnya penulis mengklasifikasikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis kutub at-tis‘ah sesuai dengan sub tema yang dipilih, diantaranya konsep kepemimpinan, konsep tujuan, konsep perencanaan, konsep pengorganisasian serta konsep pengawasan dan penilaian dalam konteks manajemen pendidikan. Selain metode maudû‘i, khusus dalam penelitian hadis digunakan juga metode takhrîj al-hadîĞ guna menganalisa secara kritis kualitas hadis-hadis yang ditemukan.
keseimbangan dunia dan akhirat serta menjaga keseimbangan alam. Prinsip tawakal kepada Allah dan musyawarah merupakan konsep terpenting dalam hal pengorganisasian. Adapun sistem administrasi dan perilaku hikmah termasuk poin penting dalam pengawasan dan penilaian manajemen pendidikan.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
*)Huruf
Arab Nama
Huruf
Latin Keterangan
¦
alif - tidak dilambangkan§
ba’ b -©
ta’ t -ª
Ğa Ğ s dengan titik di atasnya«
jim j -¬
ha’ h h dengan garis di bawahnya
kha’ kh -®
dal d -¯
Ĩal Ĩ z dengan titik di atasnya°
ra’ r -±
zai z -²
sin s -³
syin sy -´
úad ú s dengan titik di bawahnyaµ
dad d d dengan garis di bawahnya¶
Ġa’ Ġ t dengan titik di bawahnya·
za z z dengan garis di bawahnya¸
‘ain ‘ koma terbalik di atas¹
gain g -
*)
Huruf
Arab Nama
Huruf
Latin Keterangan
»
fa’ f -¼
qaf q -½
kaf k -¾
lam l -¿
mim m -À
nun n -Â
wawu w -ºǿ
ha’ h -hamzah ’ apostrof/koma di atas, tetapi lambang ini tidak digunakan untuk hamzah di awal kata
Ä
ya’ y -9RNDOSHQGHN 9RNDOSDQMDQJ 'LIWRQJ
ººÈºº
aƢººÈºº
âÌÄÈ¢
aiººÊºº
iÌȆººÊºº
îÌÂÈ¢
auºÉººº
uÌȂºÉººº
ûCatatan:
1. Kata sandang alif+lam ( ¾¦ ) bila diikuti huruf qamariyah ditulis al, contoh ¿ȐLJȍ¦ ditulis al-islâm. Bila diikuti huruf syamsiyah, maka huruf al diganti dengan huruf
syamsiyah yang bersangkutan, misal ƨdzƢLJǂdz¦ ditulis ar-risâlah.
2. Ta’ marbuĠah di akhir kata: bila dimatikan ditulis h, seperti ƨǟƾƥ ditulis bid‘ah; kecuali sudah terserap dalam Bahasa Indonesia, seperti shalat dan zakat. Bila dihidupkan karena dirangkaikan dengan kata lain ditulis t, contoh ƢȈdzÂȋ¦ƨǷǂǯ ditulis
karamatu al-auliyâ’i.
3. Konsonan rangkap yang disebabkan oleh syaddah ditulis rangkap, contoh ¨®° ditulis riddah.
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillâh. Segala ungkapan puji dan syukur hanya bagi Allah, Tuhan
Pemberi nikmat dan hidayah. Doa kesejahteraan dan keselamatan senantiasa
terucap bagi Nabi Muhammad saw., juga bagi ahlu al-bait, para sahabat dan seluruh kaum muslimin. Tepat di hari kelahiran Nabi Muhammad saw. penulis
mengungkapkan rasa syukur yang mendalam karena tesis ini dapat terselesaikan, meski dalam proses penelitian serta penyusunannya menghadapi berbagai macam kesulitan dan rintangan.
Tesis yang berjudul “Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif
Al-Qur’an dan Hadis Kutub At-Tis‘ah serta Relevansinya dengan Teori Manajemen
Pendidikan Modern” disusun untuk mengungkap ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadis-hadis di dalam kitab hadis-hadis yang sembilan (Kutub At-Tis‘ah) yang berkaitan dengan manajemen pendidikan. Meski umumnya konsep-konsep yang ditemukan
sudah dibahas oleh para pakar, namun di dalamnya terdapat konsep-konsep yang mungkin terlupakan atau belum banyak dipraktekkan dalam ranah manajemen
pendidikan. Selain itu, setidaknya tesis ini dapat menambah wawasan tentang ilmu manajemen Islam, khususnya di bidang pendidikan dalam konteks Al-Qur’an dan hadis yang keduanya harus selalu menjadi pedoman kehidupan bagi setiap
kaum muslimin.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dari awal hingga akhir, secara langsung maupun tidak langsung. Diantaranya adalah:
1. Bapak Prof. Dr. H. Maksum Mukhtar, MA sebagai Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2. Bapak Prof. Dr. H. Jamali Sahrodi, M.Ag sebagai Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon sekaligus sebagai Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Asmuni, MA sebagai Asisten Direktur pada Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
4. Bapak Prof Dr. H. Abdullah Ali, MA sebagai Pembimbing I dalam penyusunan tesis ini.
5. Seluruh dosen Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, khususnya
pada konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mengajarkan berbagai macam ilmu dan wawasan
kepada penulis. Nafa‘anallâhu bihim wa bi ‘ulûmihim wa bi asrârihim fi
ad-dârain.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H. Jojo Ghozali dan Ibunda Hj. Lily
Halimah, S.Ag yang tiada pernah terhenti memberikan cinta kasih dan doa serta motivasi kepada penulis. Allâhumma igfir lahumâ wa irhamhumâ wa
Ġawwil ‘umrahumâ wa bârik lahumâ fi ad-dunyâ wa al-âkhirah.
7. Istri tersayang, Siti Mukaromah, S.Pd.I yang selalu memberikan inspirasi dan
support kepada penulis. Allâhumma ij‘alhâ zawjatan úâlihatan wa ij‘alnî
8. Kakak dr. A. Muchtar Nasir dan istri yang senantiasa memberikan doa dan motivasi, adik M. Nida’ Fadlan, S.S yang telah meminjamkan laptopnya
untuk jangka waktu yang lama hingga tesis ini selesai, adik Amiruddin Maulani serta sepupu Luthfi Adam dan M. Riyan Ramdhani yang telah
banyak membantu penulis dalam pencarian bahan-bahan referensi.
Jazâ’ukumullâh khaira al-jazâ’.
9. Kawan-kawan sekelas dan seangkatan di Program Pascasarjana IAIN Syekh
Nurjati Cirebon serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.
Disadari sepenuhnya bahwa dalam karya ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karenanya, kepada para pembaca dan para pakar penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan
tulisan-tulisan dan karya-karya selanjutnya. Semoga ini menjadi karya yang bermanfaat.
Âmîn ya rabb al-‘âlamîn.
Cirebon, 5 Februari 2012 M. 12 Rabî‘u al-Awwal 1433 H.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ……… i
PERNYATAAN KEASLIAN ……… ii
LEMBAR PERSETUJUAN ……… iii
NOTA DINAS ……… iv
ABSTRACT ……… vi
AL-MULAKHKHÂù……… viii
ABSTRAK ……… x
PEDOMAN TRANSLITERASI ……… xii
KATA PENGANTAR ……… xiv
DAFTAR ISI ……… xvii
DAFTAR TABEL ……… xix
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 7
C. Tujuan Penelitian ……… 8
D. Kegunaan Hasil Penelitian ……… 8
E. Kerangka Pemikiran ……… 10
F. Tinjauan Pustaka ……… 13
G. Metodologi Penelitian ……… 15
H. Sistematika Penulisan ……… 21
BAB II KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH ……… 24
A. Konsep Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan ……… 24
B. Konsep Tujuan dalam Manajemen Pendidikan ……… 34
C. Konsep Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan ………… 40
D. Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen Pendidikan …… 49
E. Konsep Pengawasan dan Penilaian dalam Manajemen Pendidikan ……… 64
BAB III PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH ……… 73
A. Konsep Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan ……… 73
1. Persamaan ……… 73
2. Perbedaan ……… 80
B. Konsep Tujuan dalam Manajemen Pendidikan ……… 87
1. Persamaan ……… 87
2. Perbedaan ……… 89
C. Konsep Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan ………… 94
2. Perbedaan ……… 95
D. Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen Pendidikan …… 99
1. Persamaan ……… 99
2. Perbedaan ……… 102
E. Konsep Pengawasan dan Penilaian dalam Manajemen Pendidikan ………105
1. Persamaan ……… 105
2. Perbedaan ……… 106
BAB IV RELEVANSI KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS KUTUB AT-TIS‘AH DENGAN TEORI-TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN ……… 112
A. Konsep Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan ……… 112
1. Makna Kepemimpinan ……… 112
2. Tingkatan Kepemimpinan ……… 121
3. Prinsip Kepemimpinan ……… 125
B. Konsep Tujuan dalam Manajemen Pendidikan ………128
1. Tujuan yang Jelas dan Benar ……… 128
2. Unsur-Unsur Tujuan Organisasi Pendidikan ……… 131
C. Konsep Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan ………… 135
1. Keharusan Penyusunan Perencanaan ……… 135
2. Prinsip-Prinsip Penyusunan Perencanaan ………136
D. Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen Pendidikan …… 145
1. Pembagian Kerja ……… 145
2. Profesionalitas Kerja ………147
3. Koordinasi Kerja ……… 151
4. Pedoman dan Sistematika Kerja ……… 153
5. Target Waktu, Skala Prioritas dan Disiplin Kerja ………… 154
6. Teliti dan Cross Check dalam Pekerjaan ……… 156
7. Musyawarah ……… 157
8. Tawakal ………159
E. Konsep Pengawasan dan Penilaian dalam Manajemen Pendidikan ………162
1. Kewajiban Pengawasan dan Penilaian ……… 162
2. Sistem Administrasi ……… 170
3. Pendelegasian Wewenang ………174
4. Prinsip Pengawasan dan Penilaian ……… 177
BAB V PENUTUP ………181
1. Kesimpulan ……… 181
2. Rekomendasi ………184
DAFTAR TABEL
No.
Tabel Keterangan Halaman
1.3 Perbandingan ayat Al-Qur’an dan hadis tentang
konsep kepemimpinan dalam manajemen pendidikan Islam
86-87
2.3 Perbandingan ayat Al-Qur’an dan hadis tentang konsep tujuan dalam manajemen pendidikan Islam
93-94
3.3 Perbandingan ayat Al-Qur’an dan hadis tentang
konsep perencanaan dalam manajemen pendidikan Islam
98
4.3 Perbandingan ayat Al-Qur’an dan hadis tentang
konsep pengorganisasian dalam manajemen pendidikan Islam
104-105
5.3 Perbandingan ayat Al-Qur’an dan hadis tentang konsep pengawasan dan penilaian dalam manajemen pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi dalam bidang pendidikan adalah bagian terpenting dari
modernisasi sosial, ekonomi dan politik.1 Artinya, untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang modern, maka pendidikan merupakan agen yang amat
penting sebagai media transformasi nilai budaya maupun pengetahuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Belling dan Toten bahwa pendidikan merupakan instrumen dalam modernisasi yang lebih mudah dibandingkan dengan
modernisasi dalam bentuk modal untuk membeli teknologi. Pendidikan akan mendorong berkembangnya intelegensi dan produk kebudayaan masyarakat.2 Pendapat Belling dan Toten tersebut jelas mengandung implikasi bahwa investasi
sumber daya manusia melalui pendidikan akan lebih menjanjikan dari pada dalam bentuk modal untuk membeli teknologi. Pada dasarnya mempersiapkan manusia
melalui pendidikan sama halnya dengan transfer teknologi.
Asumsi adanya relevansi yang signifikan antara pembaharuan dengan pendidikan adalah sebagaimana dikemukakan oleh Syafi’i Ma’arif, bahwa salah
satu fungsi pendidikan adalah membebaskan masyarakat dari belenggu
1 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan
dan Dakwah, (Yogyakarta: SI Press, 1993), h. 123.
2 Belling dan Totten, Modernisasi dan Masalah Model Pembangunan, terj. (Jakarta:
2
keterbelakangan.3 Itu artinya untuk mengadakan perubahan (pembaharuan) dalam masyarakat, yang menjadi kuncinya adalah pendidikan.
Aktifitas pendidikan dalam Islam pada dasarnya merupakan upaya dalam mewujudkan spirit Islam, yaitu suatu upaya merealisasikan semangat hidup yang
dijiwai oleh nilai Islami. Selanjutnya spirit tersebut digunakan sebagai pedoman hidup. Spirit Islam ini berakar dalam teks-teks suci Al-Qur’an yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai kitab suci agama Islam, Al-Qur’an
mengintroduksikan dirinya sebagai ‘pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus’ (QS. Al-Isrâ’: 19), petunjuk-petunjuknya bertujuan memberikan kesejahteraan dan
kebahagiaan bagi manusia baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut. Rasul sebagai penerima Al-Qur’an bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk
tersebut, menyucikan dan mengajarkannya kepada manusia (QS. Al-Mulk: 3). Menyucikan dapat diidentikan dengan mendidik (menjadikan seseorang
bersih/suci), sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi jiwa peserta didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam fisik dan metafisik.
Muhammad Abduh sebagai salah seorang tokoh pembaharu pendidikan
sekaligus ahli tafsir (mufassir) yang karya-karyanya telah menjadi rujukan para pemikir Muslim dan non-Muslim. Menurutnya konsep pendidikan hingga dewasa
ini nampaknya belum menghasilkan suatu perumusan yang mantap. Hal ini benar dan kenyataan tersebut disebabkan bukan saja oleh kompleksnya masalah pendidikan, melainkan juga karena dunia pendidikan juga dituntut terus untuk
3
memberikan jawaban baru yang relevan terhadap perubahan sosial yang bergerak begitu cepat.
Menurut Abduh, tujuan pendidikan dalam Al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya
sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan tujuan tersebut bergantung pada proses manajerial yang
terdapat di dalamnya.4
Manajemen sebagai suatu disiplin ilmu pertama kali diperkenalkan oleh
Frederick W. Taylor dengan bukunya The Principle of Scientific Management (1914) dan Henry Fayol dalam General and Industrial Management (1945). Namun jauh sebelum keduanya, ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Hadis telah lebih
dulu menjelaskan pokok-pokok dan prinsip-prinsip manajemen yang jika diperbandingkan dengan teori-teori manajemen para ahli masa kini tidaklah
kurang bobotnya, karena ajaran itu juga merupakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar manajemen sekalipun dengan istilah lain. Sebagai contoh dapat dikemukakan Al-Qur’an ayat 36 surat Al-Isrâ’:
YXT
À
ÙV"
W%
`
ÙjV
\
V °O¯
Î
2Ú°Æ
D¯ \ ÌÕ- X
n_§WÙXT
\
j[UÁÝÙXT
r
#Å
\
®VTÊ
W
D[
È
OØ<WÃ
<
YSÅÔW%
¦ǂLJȍ¦
ÐÓ
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan ditanya (diminta pertanggungan jawabnya)”. (QS. Al-Isrâ’: 36).
4 Sahrah, Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh Sebagai Strategi Modernisasi,
4
Dan hadis Nabi Muhammad saw.:
ºÉǯÈÂǸ¦È°ÌǶÉǰČǴºÉǯ
Ǹ¦È°ČDz
Ǻƥ¦ǺǟÄǀǷŗdz¦Âƾŧ¢ÂǶǴLjǷÂÄ°ƢƼƦdz¦ǽ¦Â°ÊǾÊƬºċȈºÊǟÈ°ÌǺÈǟƾÌÂÉƚºÌLjÈǷ
ǂǸǟ
Artinya: “Setiap diri kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhârî, Muslim, Ahmad dan TirmiĨî dari Ibnu ‘Umar).
Ayat dan hadis di atas menjelaskan tentang sikap bertanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Sikap ini merupakan salah satu modal penting
bagi seseorang dalam mencapai suatu kesuksesan, baik secara individu maupun kelompok atau organisasi. Begitu pula George Terry mendefinisikan manajemen sebagai “sesuatu tindakan atau perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang
lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab (responsibility) tetap di tangan yang memerintah”.5
Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbîr (pengaturan).6 Kata ini merupakan derivasi dari kata
dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an seperti firman Allah:
Ä
m¯P\iÄc
W
mÙ%)]
| ¦°% ° Ä\- rQ¯¨
º×q)]
2É2
À
NÄmØÈWc
°
OÙkV¯
r¯Û
4×SWc
W
D[
à
ÈPÃq\iÙ°%
\
ÙU
RX=\y
-°K%
W
DTriÄÈV"
¨ƾƴLjdz¦
Ò
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. As-Sajdah: 5).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt. adalah pengatur (manager) alam. Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah dalam
mengelola alam ini. Namun, karena manusia telah dijadikan khalîfah di bumi (QS.
5
FâĠir: 39), maka dia harus mengatur dan me-manage bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah telah mengatur alam raya. Manajerial setiap manusia, baik
dalam konsep secara umum, yakni menjadi khalifah di bumi sebagaimana tersebut dalam ayat di atas, maupun dalam konsep khusus, yaitu mengelola suatu
organisasi, semuanya itu pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt maupun terhadap sesama manusia. Rasulullah saw. bersabda:
ÊǾȈÊǟÌǂȺƬÌLjÈȇÇƾÌƦÈǟÌǺÊǷƢÈǷ
Éƅ¦
É©ȂÉÈŻÈ¿ÌȂȺȇÉ©ȂÉÈŻÅƨċȈÊǟÈ°
ÊǾÊƬċȈÊǟÈǂÊdzĎ³ƢÈǣÈȂÉǿÈÂ
ċȏ¤
ÈƨċǼÈÌŪ¦ÊǾÌȈÈǴÈǟÉǾċǴdz¦È¿ċǂÈƷ
ǶǴLjǷǽ¦Â°
Artinya: “Barangsiapa seorang hamba yang dimintai pertanggungjawaban Allah atas kepemimpinannya ketika dia mati di hari kematiannya sedangkan dia seorang pendusta dalam kepemimpinannya, maka Allah mengharamkan dirinya dari surga”. (HR. Muslim dari Ma‘qîl bin Yasâr).
ď®È¢
ÈƨÈǻƢÈǷÈȋ̦
ÈǮÈǻƢÈƻÌǺÈǷÌǺÉÈţ ÈȏÈÂÈǮÈǼÈǸÈƬ̺Ɵ¦ÌǺÈǷ Èńʤ
ÃǀǷŗdz¦Â®Â¦®Ȃƥ¢ǽ¦Â°
Artinya: “Tunaikanlah amanat (kepemimpinan) kepada orang yang pantas menerimanya dan janganlah mengkhianati orang yang telah mengkhianatimu”. (HR. Abû Dâwud dan TirmiĨî dari Abû Hurairah). Keberhasilan proses pendidikan bergantung juga pada pola manajemen
lembaga pendidikan—sebagaimana dijelaskan Muhammad Abduh di atas. Meskipun dewasa ini lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah mulai
mengembangkan kualitas pendidikannya, terutama dalam hal manajemen, akan tetapi diakui bahwa upaya tersebut masih berupa peniruan dengan tambal sulam atau dengan kata lain mengadopsi model yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pendidikan umum. Artinya ada perasaan harga diri bahwa apa yang bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan umum dapat juga dilakukan oleh
6
Sebagai contoh, lembaga-lembaga pendidikan Islam mengambil secara utuh semua kurikulum (non-agama) dari kurikulum sekolah umum dengan tetap
mempertahankan sejumlah program pendidikan agama, sehingga banyak bahan pelajaran yang tidak bisa dicerna oleh peserta didik secara baik, sehingga produk
(hasil) serba setengah-tengah atau tanggung baik pada ilmu umum maupun pada ilmu agama.
Berbicara tentang manajemen di dalam Al-Qur’an dan Hadis, banyak
karya para ilmuwan yang sudah berusaha untuk membahasnya. Namun, mayoritas karya yang sudah ada lebih memfokuskan pada pembahasan manajemen di dalam
Al-Qur’an serta menjadikan hadis hanya sebagai penjelasan sekunder, dimana ia sekedar dicantumkan inti materi (matn hadîĞ) yang sesuai dengan pembahasan tanpa menjelaskan runtutan periwayatannya (sanad hadîĞ) juga kualitas
masing-masing hadis tersebut. Bahkan, terkadang hadis-hadis tersebut kurang relevan bila dikaitkan dengan teori-teori manajemen, khususnya manajemen pendidikan Islam.
Tingkat kerumitan yang tinggi dalam ‘ulûm al-hadîĞ (ilmu-ilmu hadis) dibanding ‘ulûm at-tafsîr atau ‘ulûm al-Qur’ân—baik dari segi bagaimana cara mempelajarinya hingga menerapkannya pada suatu kajian—merupakan
kemungkinan terbesar penyebab kelangkaan penelitian hadis-hadis tentang manajemen pendidikan. Disamping itu, ayat-ayat Al-Qur’an sudah terjamin
keabsahan periwayatannya (mutawatir) sehingga banyak ulama yang memperbolehkan setiap orang menafsirkan Al-Qur’an, sekalipun ia tidak benar-benar menguasai ilmunya. Sedangkan riwayat-riwayat hadis yang berjumlah
7
para ulama memberikan rambu-rambu yang sangat ketat perihal penelitian suatu hadis.
Berdasarkan pemaparan di atas, timbul beberapa pertanyaan, diantaranya bagaimana konsep manajemen pendidikan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an?
Bagaimana konsep manajemen pendidikan di dalam hadis-hadis Nabi Muhammad? Atau bagaimana pola manajerial Nabi Muhammad saw. dalam bidang pendidikan sehingga menghasilkan output berkualitas yang mempunyai
keilmuan serta daya juang/dakwah tinggi? Lalu bagaimana perbandingan konsep yang ditawarkan keduanya (Al-Qur’an dan Hadis)? Dan sejauh mana relevansi
konsep keduanya dengan teori-teori manajemen pendidikan modern? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendorong penulis untuk mencoba mengkaji term manajemen pendidikan serta hal-hal yang berkaitan dengannya dalam bingkai
tafsir dan hadis maudû‘i (tematik).
B. Rumusan Masalah
Begitu banyaknya permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini, kiranya perlu dibatasi agar mempermudah dan mempertajam dalam pembahasan
sehingga diperoleh hasil penelitian yang maksimal. Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana konsep manajemen pendidikan Islam dalam perspektif Al-Qur’an dan hadis kutub at-tis‘ah?
b. Dimana letak perbedaan serta persamaan konsep manajemen pendidikan
8
c. Konsep manajemen pendidikan Islam seperti apa yang dianggap lebih relevan dengan Al-Qur’an dan hadis kutub at-tis‘ah dikaitkan dengan konsep
manajemen modern?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian seperti digambarkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan data berupa pandangan para mufassir Al-Qur’an di dalam karya tafsirnya serta mengungkap hadis-hadis tentang konsep manajemen
pendidikan Islam serta pola penerapannya dalam manajemen pendidikan sehingga dapat diketahui bagaimana sesungguhnya konsep-konsep tersebut dapat diterapkan sebagai dasar pengembangan manajemen dalam
lembaga-lembaga pendidikan Islam.
2. Mengurai perbedaan dan persamaan konsep manajemen pendidikan Islam
antara Al-Qur’an dan hadis kutub at-tis‘ah.
3. Mengungkap teori-teori atau konsep manajemen pendidikan Islam yang dianggap lebih relevan dikaitkan dengan konsep manajemen modern.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
9
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menawarkan konsep manajemen pendidikan sesuai dengan tuntunan Allah di dalam Al-Qur’an dan
praktek Nabi Muhammad saw. sebagaimana termaktub di dalam sembilan induk kitab hadis (kutub at-tis‘ah). Atau dengan kata lain, penelitian ini
diharapkan dapat menawarkan konsep manajemen pendidikan berbasis Islam (al-Qur’an dan hadis).
2. Kegunaan Secara Praktis
Adapun kegunaan secara praktis adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam praktek
manajemen pendidikan yang didasari nilai-nilai keislaman.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi peningkatan kualitas pendidikan Islam, baik dari sisi manajemen
lembaga/organisasi pendidikan maupun dalam proses transfer of
knowledge antara guru dan peserta didik sehingga menghasilkan output
yang bermutu.
c. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi usaha kristalisasi nilai-nilai keislaman ke dalam konsep-konsep manajemen modern yang selama ini
berkembang di Barat dan kemudian Indonesia mengadopsinya, serta berlaku di lembaga-lembaga bisnis atau perusahaan dan usaha
penerapannya di dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam.
d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan
10
senantiasa ingin memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya ilmu manajemen, ilmu Al-Qur’an dan ilmu hadis.
E. Kerangka Pemikiran
Manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan. Manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan
penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana, dan
lingkungan.7 Sedangkan manajemen pendidikan Islam, menurut Muhaimin adalah bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan, dan kualitas proses serta
hasil pendidikan Islam itu sendiri.8
Berdasarkan pendapat di atas, pada dasarnya manajemen adalah upaya
mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai suatu tujuan, jadi manajemen adalah proses pengintegrasian sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem totalitas untuk menyelesaikan tujuannya.
Pendayagunaan sumber-sumber inilah yang disebut manajemen. Sebagaimana George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan
pendapatnya: “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,
7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 29. 8 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung,: Nuansa Baru,
11
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting
of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science
and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives).9
Disadari sepenuhnya bahwa pendidikan pada masa Rasulullah saw. belum mempunyai bentuk yang formal dan sistematis, karena peranan pendidikan pada awal perkembangan Islam masih sebatas upaya-upaya penyebaran dakwah Islam
berupa penanaman ketauhidan dan praktek-praktek ritual keagamaan. Kendati demikian, Rasulullah sebagai pendidik telah berhasil mencetak ratusan bahkan
ribuan sahabat yang menguasai berbagai bidang keilmuan dan mereka konsisten di dalamnya, secara teoritik maupun praktik kehidupan.
Keberhasilan tersebut bukan semata-mata disebabkan Muhammad saw.
adalah utusan Allah yang setiap gerak-gerik kehidupannya berdasarkan petunjuk-Nya (Al-Qur’an). Muhammad adalah sosok manusia luar biasa yang mampu
menjadi pemimpin, manajer sekaligus pendidik masyarakat dan keluarganya tanpa menimbulkan ketimpangan hasil antara keduanya. Keberhasilannya tersebut dapat diketahui melalui ayat-ayat Al-Qur’an serta riwayat-riwayat atau hadis-hadis yang
secara turun-temurun telah diceritakan para ulama terdahulu dalam berbagai karya mereka.
Untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan yang dipraktekkan Nabi Muhammad saw., penulis akan mencoba menelusuri ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengannya serta
12
berbagai hadis tentangnya dari kitab-kitab hadis induk yang sembilan (Kutub
al-Tis‘ah) antara lain: kitab Shahîh al-Bukhârî, Shahîh Muslim, Sunan Abî Dâwud,
Sunan At-TirmiĨî, Sunan an-Nasâ’î, Sunan Ibnu Mâjah, Sunan ad-Dârimî,
Musnad Ahmad bin Hanbal dan kitab MuwaĠĠa‘ al-Imâm Mâlik. Adapun hadis
yang diriwayatkan oleh perawi selain yang tersebut, seperti: Sunan Baihaqî
al-Kubrâ, Sunan ad-DâruquĠnî, Mustadrak al-Hâkim, al-Mu‘jam aĠ-Ġabrânî, dan
lainnya tidak akan dibahas dalam tesis ini namun dijadikan sebagai data sekunder
atau data pendukung.
Mengingat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. tersusun dalam bahasa
Arab, maka penelusuran ayat-ayat dan hadis-hadis yang berkaitan dengan manajemen pendidikan dalam penelitian ini akan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai kedekatan makna terhadap pengertian manajemen.
Dalam menilai kualitas hadis-hadis tersebut, selain hadis atau riwayat yang telah disepakati oleh Bukhârî dan Muslim diperlukan standar uji kesahihan
yang mengacu pada kaidah kesahihan sanad hadis, di samping kualitas matan hadis. Kaidah kesahihan ini merupakan derivasi dari definisi hadis sahih sebagai berikut:
ʾÌƾÈǠÌdz¦ ÊǺÈǟ ÊǖÊƥƢċǔdz¦ ʾÌƾÈǠÌdz¦ ÊDzÌǬȺǼÊƥÉǽÉ®ÈƢǼÌLJʤÉDzÊǐċƬȺȇ ÌÄÊǀċdz¦ ÉƾÈǼÌLjÉǸÌdz¦ ÈȂÉǿ ÉƶÌȈÊƸċǐdz¦ ÉƮÌȇÊƾÈÌū¦
ÅȐċǴÈǠÉǷÈȏȦč¯ƢÈNjÉÀÌȂÉǰÈȇÈȏÈÂÉǽƢÈȀȺƬÌǼºÉǷÈńʤÊǖÊƥƢċǔdz¦
ÎÍ
Artinya: Hadis sahih adalah musnad yang bersambung sanadnya melalui penukilan periwayat yang adil dan dâbiĠ dari periwayat yang adil dan dâbiĠ pula hingga akhir (sanad) nya, tidak menyimpang dan tidak bercacat.
Atau definisi hadis sahih secara singkat yakni:
10
13
ÈǷ
Ę¯ƢÈNjÈȏÈÂÇDzċǴÈǠÉǷÈǂ̺ȈÈǣÊƾÈǼċLjdz¦ÉDzÊǐċƬÉǷÊǖÌƦċǔdz¦Č¿ƢÈƫƾÌƾÈǟÉǽ¦ÈÂÈ°Ƣ
ÎÎ
Artinya: Hadis yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil, dâbiĠ, bersambung sanadnya, tidak bercacat dan tidak menyimpang.
Dari sisi Al-Qur’an, konsep manajemen pendidikan Islam yang akan
dibahas merujuk pada kitab-kitab tafsir, seperti Tafsîr Al-Marâgî, Tafsîr Ar-Râzî,
Tafsîr fi Zilâli al-Qur’ân, Tafsîr AĠ-ğabârî, dan lain-lain.
Tesis ini merupakan penelitian dan pembahasan tentang konsep manajemen pendidikan Islam dalam perspektif Al-Qur’an dan hadis-hadis kutub
at-tis‘ah yang hasilnya akan direlevansikan dengan teori-teori manajemen
pendidikan modern.
F. Tinjauan Pustaka
Tulisan-tulisan dalam bentuk buku maupun artikel memang banyak yang mengkaji tentang term baik “manajemen pendidikan” atau “manajemen
pendidikan Islam”. Namun, pembahasan yang secara khusus fokus pada hadis-hadis tentang manajemen pendidikan—sepanjang pengetahuan penulis—belum
ditemukan. Jikalau ada, hanya beberapa hadis yang dibuat sebagai dukungan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan seringkali dicantumkan tanpa perawi yang jelas atau bahkan sekedar terjemah hadis tersebut. Dengan demikian, menurut penulis
tulisan-tulisan tersebut tidak murni hadis berbicara tentang manajemen pendidikan.
Beberapa buku yang penulis jadikan sebagai kajian pustaka adalah:
11 Ahmad bin ‘ Alî bin Hajar ‘Asqalânî, Nuhbatu Fikâr, (Beirut: Dâr Kutub
14
1. Sejarah Pendidikan Islam karangan Prof. Dr. Mahmud Yunus (1979). Buku
ini mengupas sejarah pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad saw.,
para sahabat, tabi‘în hingga masa Bani Usmaniyah di Turki. Meskipun terdapat ayat-ayat Al-Qur’an, pembahasan buku ini lebih bersifat cerita tanpa
didasari riwayat ataupun hadis yang dapat diakui validitasnya, apalagi hanya ditulis terjemahannya.
2. Manajemen, Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam karangan Drs. Ek.
Mochtar Effendy (1986). Dalam buku ini pengarang membahas secara luas manajemen dalam konsep umum (bukan pendidikan) menurut Al-Qur’an,
sehingga buku ini memuat ayat-ayat Al-Qur’an mengenai manajemen dan hampir tidak ditemukan hadis-hadis tentangnya.
3. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam karya Suwendi, M.Ag (2004).
Pokok bahasan dalam buku ini adalah sistem pendidikan pada masa klasik, historis kependidikan di Indonesia dan formulasi pengembangan
kependidikan Islam. Cukup banyak hadis-hadis yang terdapat di dalamnya berkaitan tentang pendidikan pada masa Rasulullah saw., akan tetapi buku ini tidak membahas hadis-hadis tersebut secara tematik manajemen pendidikan.
4. Dinamika Pendidikan Islam: Sejarah, Ragam dan Kelembagaan karangan
Prof. Dr. Djamaluddin Darwis (2006). Sesuai dengan judulnya, metodologi
15
tentang manajemen pendidikan dan sedikit sekali hadis yang berkaitan dengannya.
5. Manajemen Pendidikan Islam, Ikhtiar Menata Kelembagaan Pendidikan Islam karya Prof. Dr. Nizar Ali dan Ibi Syatibi, M.Si (2009). Buku yang
membahas tentang mutu pendidikan Islam sejak masa Nabi Muhammad hingga era globalisasi ditinjau dari sisi manajemen. Di dalamnya tidak sedikit pun ditemukan hadis-hadis tentang manajemen pendidikan, hanya ayat-ayat
Al-Qur’an yang menjadi rujukan tentang historis pendidikan masa Rasul. Berdasarkan studi kepustakaan di atas, penulis mengambil fokus penelitian
pada hadis-hadis tentang manajemen pendidikan dalam kutub at-tis‘ah, karena memang di sana masih terdapat ruang kosong yang perlu dikaji.
G. Metodologi Penelitian
Oleh karena data penelitian hadis hanya terdapat dalam buku pustaka,
maka jenis penelitian ini dari segi sumber data termasuk penelitian kepustakaan. Dengan demikian, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ayat-ayat Al-Qur’an adalah
sesuai dengan metode tafsîr maudû‘î (tematik). Sedangkan metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian hadis—sebagaimana yang sudah dikenal
16
kepada kitab-kitab sumber aslinya dengan sanadnya sekaligus menjelaskan derajat kualitas atau hukum hadis tersebut.12
Untuk membahas permasalahan di atas secara sistematis, maka peneliti akan menempuh tiga tahapan penelitian, yaitu:
1. Pengumpulan Data
Dalam tesis ini penulis menggunakan metode penilitian kepustakaan (Library
Research); yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai literatur yang relevan
atau berkaitan dengan permasalahan. Data-data primer seperti buku-buku tafsir dan hadis serta data-data sekunder seperti tulisan-tulisan yang
mempunyai kolerasi dengan pembahasan manajemen pendidikan, baik berupa artikel, buku atau tesis.
Proses yang dilakukan adalah mengelompokkan ayat-ayat dan hadis-hadis
yang ada hubungannya dengan manajemen dan pendidikan, kemudian ditelusuri secara mendalam terhadap penafsiran ayat-ayat dan hadis-hadis
terpilih yang relevan dengan pokok bahasan.
Selanjutnya, penulis menelusuri teori-teori manajemen pendidikan yang relevan dengan kajian masalah sehingga teori manajemen pendidikan dengan
ayat Al-Qur’an dan hadis dapat dicari relevansinya.
2. Analisis Data Kualitatif
Setelah diperoleh data dari berbagai sumber sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti melakukan pengolahan secara deskriptif-analitik melalui proses
12 Mahmûd Thahhân, Ushûlu at-Takhrîj wa Dirâsâtu al-Asânîd, (Kairo: Dâr al-Kutub
17
pengumpulan data yang signifikan sesuai pokok permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ayat-ayat Al-Qur’an menggunakan metode tafsîr maudû‘î
tentang istilah-istilah yang berkaitan dengan manajemen pendidikan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam tafsîr maudû‘î adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan masalah (topik/tema) yang akan dibahas.
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya disertai pengetahuan tentang asbâbu an-nuzûl-nya.
d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masing-masing. e. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.
f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok
bahasan.
g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan
menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengkompromikannya dengan yang ‘âm (umum) dan yang khaú (khusus),
mutlaq-muqayyad (terikat), atau yang pada lahirnya bertentangan,
sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan atau pemaksaan.13
13 ‘Abdul Hay Farmawî, Bidâyah fî Tafsîri al-Maudû‘î, (Kairo: Hadarah
18
Sedangkan dalam penelitian hadis-hadis kutub at-tis‘ah, data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisa secara kritis dengan menggunakan
pendekatan kritik hadis (takhrîj al-hadîĞ), yaitu :
a. Pendekatan kritik sanad hadis yang mengacu pada kaidah atau
standar kesahihan hadis. Mengikuti tradisi peneliti hadis pada
umumnya, maka peneliti lebih menekankan pada penelitian sanad hadis sebagai gerbang utama menuju kritik matan. Mengingat jumlah hadis
yang diteliti cukup banyak, tanpa mengurangi kualitas penelitian, maka tidak semua periwayat hadis akan diungkap dalam penelitian
ini. Jika tidak ada hal-hal yang istimewa dan kontroversial, maka penulis hanya mengungkapkan para periwayat dimana seluruh imam hadis meriwayatkan hadis tersebut melalui dirinya. Namun, jika terdapat
periwayat yang bermasalah dan kontroversial (yang diperselisihkan oleh para ulama hadis), maka penulis akan mengungkap dan mengkritisi mulai
dari periwayat tersebut, tidak dari awal sanad. Dengan demikian, penelitian terhadap hadis dari para periwayat yang sudah dikenal
ke-Ğiqqah-annya seperti hadis yang disepakati oleh Bukhârî dan Muslim
(muttafaq ‘alaih) atau para sahabat yang sudah disepakati keadilannya,14
tidak akan dibahas secara panjang lebar dalam penelitian ini. Selanjutnya,
14 Kaidah yang disepakati untuk kualitas para sahabat adalah
ƾÌÂÉƾÉǟ ÊƨÈƥÈƢƸċǐdz¦ ČDzÉǯ. Lebih lengkap baca ‘Adâlatu aú-ùahâbah dalam Al-KhaĠîb al-Bagdâdî, al-Kifâyah fî ‘Ilmi ar-Riwâyah, (ttp.: Dâr Ihyâ’ at-TurâĞ al-‘Arabî, 1352 H.), h. 46-49; ‘Abdurrahmân bin Abî Bakr As-SuyûĠî,
19
jika dari sanad sudah jelas ke-da‘îf-annya maka penulis hanya memberikan catatan singkat mengenai matannya.
Adapun mengenai hadis yang da‘îf sanadnya tetapi tampak sahih matannya, selama ke-da‘îf-annya masih dapat ditolerir, artinya:
periwayatnya bukan pendusta, tidak tertuduh dusta yakni periwayat yang hadis-hadisnya matrûk dan munkâr (menyalahi riwayat periwayat Ğiqqah), hafalannya rusak berat yakni terlalu sering melakukan
kesalahan, bukan ahli bid’ah, bukan periwayat yang mubhâm/majhûl (tidak dikenal), maka penulis akan berusaha mencari jalur periwayat
lain yang mungkin bisa menaikkan derajatnya menjadi hasan li gairih (hasan karena yang lainnya). Namun, jika kelemahannya keterlaluan (da‘îf jiddan) dan sama sekali tidak ditemukan jalur periwayat lain yang
bisa mendukung peningkatan kualitas hadisnya maka penulis akan menggunakan dalil yang lebih umum yang terdapat dan diakomodasi dalam Al-Qur’an ataupun hadis yang sudah pasti kesahihannya. Hal ini
karena hadis dalam tingkatan tersebut meskipun jumlahnya banyak, tidak bisa meningkat menjadi hadis hasan li gairih. 15
b. Pendekatan kritik matan hadis yang mengacu pada kaidah
kesahihan matan. Ini dilakukan khususnya bila ditemukan pertentangan
riwayat dengan riwayat para periwayat yang lebih Ğiqqah atau
bertentangan dengan kaidah kesahihan matan hadis secara umum. Dalam
menyelesaikan pertentangan matan hadis yang sanadnya sama-sama sahih,
15 Kriteria di atas didasarkan pada madzhab yang moderat (mu‘tadil) sebagaimana
20
maka sebagai langkah pertama, peneliti akan menempuh metode pengkompromian (al-jam‘u wa at-taufîq). Jika tidak bisa dengan
pengkompromian maka langkah kedua yakni melakukan at-tarjîh (mencari dalil yang paling kuat di antara dalil yang sama-sama sahih).
Jika dengan metode tarjih tetap tidak selesai maka sebagai langkah terakhir yakni dengan metode an-nâsikh wa al-mansûkh yaitu dalil yang datang belakangan menghapus hukum dalil yang datang lebih dahulu.16
Namun jika tidak ditemukan lagi adanya pertentangan, maka penulis langsung menjelaskan pemahaman terhadap hadis (fiqhu al-hadîĞ)
secukupnya.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas peneliti berusaha:
a. Menetapkan tema yang akan dicari konsepnya dalam Al-Qur’an dan hadis
kutub at-tis‘ah, yaitu manajemen pendidikan.
b. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis kutub at-tis‘ah yang membahas atau berkaitan dengan manajemen pendidikan.
c. Mencari penafsirannya di dalam Al-Qur’an atau dalam penjelasan hadis
Nabi Muhammad saw.
d. Mencari penafsiran (penjelasan) pada beberapa kitab tafsir dan kitab syarh
hadis.
16
21
e. Penafsiran para mufassir dan pen-syarh hadis dihubungkan dengan teori-teori manajemen pendidikan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis),17 yaitu suatu analisis data yang sistematis dan objektif. Analisis yang dilakukan
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis kutub at-tis‘ah dihubungkan dengan teori manajemen pendidikan yang relevan kemudian diinterpretasi dengan hal-hal yang menjadi kenyataan secara empirik dalam pendidikan
sehingga menghasilkan proposisi-proposisi yang merupakan pernyataan hubungan atau hakikat hubungan antara ayat Al-Qur’an dan hadis serta teori
manajemen pendidikan.
3. Penarikan Kesimpulan
Hasil temuan dari penelitian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis
kutub at-tis‘ah tentang masalah manajemen pendidikan akan disimpulkan
pada akhir pembahasan setiap sub bahasan. Kesimpulan pada setiap akhir pembahasan hadis yang setema pada masing-masing sub-bahasan yakni menjelaskan kualitas sanadnya, apakah úahîh atau hasan sehingga bisa
diterima sebagai hujjah, ataukah da‘îf bahkan maudû‘ sehingga ditolak (mardûd) sebagai hujjah.
17
22
Pada bagian akhir dari tesis ini, kesimpulan-kesimpulan dalam sub-sub tema tersebut, selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang
berisi kesimpulan akhir.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan penulis untuk membahas karya ilmiah ini, sehingga diharapkan dapat
mempermudah pembaca dalam mengikuti tahap-tahap pembahasannya. Penulis membagi menjadi lima bab yang terdiri atas beberapa sub bab, diantaranya yaitu
bab pertama adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
Bab kedua membahas tentang konsep manajemen pendidikan Islam perspektif Al-Qur’an dan hadis Kutub At-Tis‘ah, di dalamnya menguraikan
penemuan tentang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis kutub at-tis‘ah yang berkaitan dengan konsep kepemimpinan, konsep tujuan, konsep perencanaan, konsep pengorganisasian serta konsep pengawasan dan penilaian dalam
manajemen pendidikan.
Bab ketiga menjelaskan persamaan dan perbedaan konsep manajemen
23
serta konsep pengawasan dan penilaian dalam manajemen pendidikan yang ditawarkan atau ditemukan di dalam Al-Qur’an dan hadis.
Bab keempat membahas tentang relevansi konsep manajemen pendidikan Islam perspektif Al-Qur’an dan hadis Kutub At-Tis‘ah dengan teori-teori
manajemen pendidikan yang di dalamnya menguraikan relevansi masing-masing konsep kepemimpinan, konsep tujuan, konsep perencanaan, konsep pengorganisasian serta konsep pengawasan dan penilaian dalam manajemen
pendidikan perspektif Al-Qur’an dan hadis terhadap teori-teori para ahli tentang manajemen pendidikan. Terakhir adalah bab kelima, yaitu penutup yang berisi
kesimpulan dan saran-saran. Dilengkapi juga dengan daftar pustaka.
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah dengan berpegang pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Pascasarjana STAIN Cirebon
tahun 2009. Dalam hal penulisan transliterasi Arab-Indonesia, penulis berpedoman kepada Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang terdapat di dalam