• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 2 METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas 2 METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH

DALAM MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

OLEH:

NI LUH PUTU SUANIASIH NIM 1411021009 AKHRIS FUADATUS SHOLIHAH NIM 1411021016 MUHAMMAD FAIS ALFAFA NIM 1411021018

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

BAB II

METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH

A. Cara Manusia Memperoleh Kebenaran/Pengetahuan

Sejalan dengan perkembangan kemampuan berpikir manusia, maka dalam mencari pengetahuan yang benar atau kebenaran telah melalui dua tahapan yakni, pendekatan yang bersifat non-ilmiah dan pendekatan yang bersifat ilmiah.

1.Pendekatan non-ilmiah

Metode non-ilmiah, yaitu cara mendapatkan pengetahuan yang benar-benar melalui akal sehat, prasangka, intuisi, coba-coba dan otoritas seseorang (raja, penguasa). Ada beberapa metode non-ilmiah yang digunakan, yaitu: a.Akal sehat (common sense)

Yaitu serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus. Bagan konseptual adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis. Walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan konseptual itu dapat menunjukan hal yang benar namun dapat pula menyesatkan. Penemuan ilmiah adalah membatasi kebenaran akal sehat tersebut.

b.Pendekatan prasangka

Pencapaian pengetahuan dengan akal sehat yang diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya, dan hal yang demikian itu menyebabkan “akal sehat” mudah beralih menjadi “prasangka”. Dengan akal sehat, orang cenderung kea rah pembuatan kesimpulan/generalisasi yang terlalu luas, yang akhirnya merupakan “prasangka”.

c. Pendekatan intuitif

(3)

d.Penemuan secara kebetulan dan coba-coba

Penemuan secara “kebetulan” banyak terjadi, dan banyak di antaranya yang sangat berguna. Penemuan kebetulan ini diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistematis dan terkendali (kontrol). Penemuan “coba-coba” diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan suatu masalah. Melalui coba-coba, pemecahan masalah terjadi secara kebetulan, setelah dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya agak lain, aitu lebih maju daripada yang sebelumnya. Penemuan secra akebetulan biasanya (umumnya) tidak efisien dan tidak terkontrol.

e. Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran praktis

Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang yang cukup banyak. Pendapat-pendapt mereka sering diterima orang tanpa diuji terlebih dahulu, karena dipandang benar. Namun pendapat otoritas ilmiah tidak selamana benar.

f. Pendekatan deduksi dan induksi

“Deduksi” merupakan cara menarik kesimpulan dari yang umum kea ng khusus. Agar proses berpikir deduktif itu dapat menghasilkan kesimpulan yang baik, maka Aristoteles menggambarkan “silogisme” atau “konklusi” yang merupakan cara memperoleh pengetahuan dengan deduksi yang teratur. Suatu silogisme terdiri dari tiga proposisi atua pernyataan:

Proposisi pertama disebut “Premis Mayor” Proposisi kedua disebut “ Premis Minor”

Proposisi ketiga disebut “Konklusi” atau “Kesimpulan” atau konsekuensi atau akibat.

2.Pendekatan ilmiah

Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan tata urutan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar dan logis. Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir lmiah, maka akan melalui tiga tahap (Narbuko & Abu, 2005):

(4)

Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pernyataan.

2) Analitik

Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya.

3) Kritik

Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbang selalu obyektif, Untuk ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis.

Pendekan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif. Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh kebenarab ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, didapat melalui penelitian ilmiah, dan dibangun di atas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu sistematis dan terkontrol berdasarkan atas data empiris. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, perasaan, dan emosional. Cara penyimpulannya adalah objektif.

Dengan pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang ingin mengujinya (Agung, 2014).

B. Metode Ilmiah dan Metode Penelitian

(5)

method). Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Dewey adalah sebagai berikut (Rostitawati, 2014).

1) The Felt Need (adanya suatu kebutuhan): Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaanya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.

2) The Problem (menetapkan masalah): Dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt need diatas, diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan kualitas penelitian. Studi literatur, diskusi, dan pembimbingan dilakukan sebenarnya untuk men-define kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.

3) The Hypothesis (menyusun hipotesis): Jawaban atau pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang dihasilkan misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang ada.

4) Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian): Membuktikan hipotesis dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini disebut dengan analisis. Kegiatan analisis dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis.

5) Concluding Belief (kesimpulan yang diyakini kebenarannya): Berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahap ke-4, dibuatlah sebuah kesmpulan yang diyakini mengandung kebenaran, khususnya untuk kasus yang diuji.

6) General Value of the Conclusion (memformulasikan kesimpulan umum): Kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan (bisa berupa teori, konsep dan metode) yang bisa berlaku secara umum, untuk kasus lain yang memiliki kemiripan-kemiripan tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan diatas.

(6)

metode penelitian ilmiah ruang lingkupnya lebih luas, terutama dalam konteks ilmu pengetahuan.

C. Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah

Menurut Sanjaya (2013), penelitian ilmiah adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk menemukan dan memperbaiki sesuatu. Penelitian ilmiah bukanlah upaya yang dilakukan hanya sekedar ingin mengetahui sesuatu, akan tetapi juga berkenaan dengan upaya untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan baik yang berhubungan dengan gejala sosial atau gejala-gejala kealaman. Langkah-langkah penelitian ilmiah yaitu:

1.Identifikasi dan rumusan masalah

Dalam penelitian ilmiah sebelum perumusan masalah perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Selain untuk mempertajam masalah juga sebagai data awal bahwa dalam tema penelitian kita memang ada masalah yang perlu penyelesaian. Identifikasi masalah dirumuskan sesuai dengan latar belakang masalah yang didasarkan pada data dan fakta yang ada di lapangan. Identifikasi itu dirumuskan dalam kalimat deklaratif, kemudian dipilih masalah mana yang urgen untuk diteliti disertai dengan alasan-alasannya dan kemudian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan.

2.Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan melalui kajian pustaka sebagai bahan penyusunan landasan teori yang diperlukan baik untuk penyusunan hipotesis maupun untuk membahas hasil penelitian nanti. Penelitian yang baik adalah penelitian yang berdiri atas landasan teori yang kukuh dan relevan. Studi pendahuluan juga akan sangat berguna untuk mempertajam masalah. Artinya studi pendahuluan melalui kajian pustaka dapat lebih memfokuskan masalah yang diteliti, sehingga akan memberi jalan dalam menentukan data yang diperlukan.

3.Merumuskan hipotesis

(7)

dasar. Anggapan dasar adalah simpulan yang kebenarannya mutlak, sehingga ketika orang membaca anggapan dasar tidak lagi meragukan kebenarannya. 4.Identifikasi variabel dan definisi operasional

Variabel adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat fenomena lain. Variabel perlu ditentukan agar masalah lebih jelas dan terukur. Selanjutnya variabel tersebut didefinisikan oleh peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Definisi operasional adalah definisi khusus yang diruuskan oleh peneliti.

5.Menentukan rancangan atau desain penelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah penelitian yang berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya. Rancangan atau desain penelitian perlu ditetapkan secara terbuka untuk memberikan ruang pada orang lain untuk membuktikan kebenaran hasil penelitian.

6.Menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Masing-masing instrument memiliki kelemahan dan keunggulannya. Salah satu kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam memilih alat atau teknik pengumpulan data adalah kesesuaian dengan masalah, sebab tidak semua alat atau trknik pengumpulan data cocok untuk setiap masalah yang akan kita selesaikan. Oleh sebab itu, perlu hati-hati dalam memilihnya.

7.Menentukan subjek penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang terlibat dalam penelitian sebagai sumber data. Adakalanya subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Walaupun hanya mengadakan penelitian hanya terhadap sebagian kecil saja dari subyek penelitian (sampel), tetapi keberlakuan (simpulan) penelitian adalah untuk seluruh populasi yang kita tetapkan. Oleh sebab itu syarat menetapkan sampel adalah sampel harus bersifat representative (mewakili) populasi.

8.Pelaksanaan penelitian

(8)

Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, sebab berkaitan dengan data yang terkumpul; dan keabsahan atau kesahihan data dapat menentukan kualitas hasil penelitian. Data bisa dikumpulkan secara langsung dan tidak langsung. Data dikumpulkan secara langsung, manakala peneliti berhubungan langsung dengan sumber data; dan pengumpulan data dikatakan tidak langsung manakalah proses yang dilakukan peneliti tidak berhubungan langsung dengan sumber data, melainkan melalui media tertentu, misalna melakukan wawancara melalui telepon.

9.Menganalisi data

Instrumen yang kita gunakan untuk mengolah dan menganalisis data, sangat tergantung pada jenis data itu sendiri. Manakala penelitian kita bersifat kuantitatif, tentu jenis data pun akan bersifat kuantitatif juga, kalaupun data bersifat kualitatif harus kita ubah menjadi data kuantitatif. Untuk penelitian yang demikian, maka instrumen untuk menganalisisnya dapat menggunakan statistic baik statistic deskriptif maupun statistik inferensial. Manakala penelitian bersifat kualitatif seperti studi kasus, maka data yang terkumpul pun adalah data kualitatif. Instrument data yang demikian adalah analisis data kualitatif.

10.Merumuskan hasil penelitian dan membahasnya

Merumuskan hasil penelitian pada dasarnya enjawab pertanyaan atau rumusan masalah sesuai dengan data yang telah dianalisis, sedangkan membahas hasil penelitian berisi tentang interpretasi dan diskusi tentang hasil penelitian. Kalau penelitian mengajukan hipotesis dan penelitian menerima atau menolak hipotesis yang diajukan maka perlu membahasnya mengapa hipotesis itu diterima atau ditolak. Apabila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka harus membahasnya. Oleh karena itu membahas hasil penelitian sebaiknya kembalikan pada teori yang menjadi sandaran penelitian.

11.Menyusun laporan penelitian dan desiminasi

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Rostitawati, T. 2014. Konsep Pendidikan John Dewey, Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2). 133-139. Tersedia pada: http://journal.iain gorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/239/179 (28 Februari 2017).

Referensi

Dokumen terkait

Data-data pedagang pasar yang diperlukan untuk kegiatan purposive sampling pedagang ini dikumpulkan dari hasil kegiatan pada Modul Identifikasi Pedagang Pasar dan

Hal ini dapat dibuktikan dari data rekapitulasi kinerja pegawai dengan 75,0% responden menganggap bahwa kinerja pegawai yang ada di Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana

Dibandingkan dengan hasil penelitian pengobatan malaria vivax di Yogyakarta3 yang Angka Kesembuhannya sebesar 79% (dari 154 penderita yang diobati), Angka Kesembuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nutrien dan prevalensi infeksi parasit cacing saluran pencernaan pada sapi Bali yang dipelihara pada kategori

Hal ini menyebabkan bakteri selulolitik yang berada pada gambut saprik dapat memperoleh substrat yang lebih banyak, sehingga jumlah bakteri yang hidup pada tanah ini juga lebih

Terdapat beberapa temuan penelitian yaitu Pertama: Dalam RPP yang digunakan oleh guru PPKn kelas VII tidak terdapat Penilaian proses dan hasil belajar siswa, Kedua:

Penelitian yang dilakukan Rio Sihombing (2012) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektifitas modal kerja yang di ukur dengan perputaran modal kerja

Untuk menelusuri ada tidaknya manifestasi kebutuhan bertingkat pada tokoh dalam novel Seumpama Matahari karya Arafat Nur, diperlukan penelitian aspek kebutuhan pada tokoh utama dan