(Ekonomi Kota)
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA AMBON
DIMAS PANDJISETYA WIYANDHITA
3613100044
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Setiap kota selalu memiliki masalahnya masing – masing dan permasalahan tersebut tergolong beragam. Permasalahan yang muncul terkadang tidak hanya sekedar muncul dan memberikan dampak sesaat, namun juga memberikan dampak permasalahan yang sering kali berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah pengangguran. Dalam hal ini masalah pengangguran berawal dari adanya inflasi dan tingginya biaya hidup pada kota tersebut. Masalah pengangguran memberikan dampak bagi kota itu sendiri berupa peningkatan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan berkelanjutan merupakan faktor pemicu permasalahan pembangunan ekonomi dan peningkatan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan adanya penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dan penambahan pendapatan tersebut yang nantinya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2004)
Faktor penentu terhadap kemakmuran suatu masyarakar dapar dilihat dari pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat pengguanaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud. Pengangguran akan mennimbulkan efek mennngurangi pendapatan masyarakat, dan hal tersebut akan mengurangi tingkat kemakmuran masayarakat. Semakain turunya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sungkirno ,2000).
Masalah pengangguran merupakan masalah yang kompleks dan bersifat multidimensional. Permasalahan pengangguran yang tinggi berhubungan dengan adanya faktor ekonomi, tingginya inflasi, serta bersaran upah yang berlaku. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, hal tersebut akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Jika tingkat upah naik akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran pula. Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada kenaikan jumlah pengangguran (Sukirno, 2008).
Bab II
Pembahasan
2.1 Metode
Dalam jurnal ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuan penulis menggunanakan metode regresi liner berganda adalah agar model yang diestimasi dapat menghasilkan estimator yang BLUE (Best LinearUnbiased Estimator), perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model yangdigunakan bersifat
robust, serta untuk melihat signifikansi dari model penelitian digunakan pengujian statistik. Agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan model persamaan, penulis mengunakan rumus:
Y = f(X1,X2)
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + e
2.2 Landasan Teori
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Sedangkan meurut Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Salah satu teori perubahan struktural yang paling terkenal adalah Model-Dua-Sektor Lewis yang dikemukakan oleh W. Arthur Lewis. Ia membagi perekonomian menjadi dua sektor, yaitu : (1) Sektor Tradisional, yang menitikberatkan pada sektor pertanian yang subsisten di pedesaan yang ditandai dengan produktivitas marginal sama dengan nol sehingga menjadikan suatu kondisi yang surplus tenaga kerja (surplus labor). (2) Sektor Industri perkotaan Modern, yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat penyerapan tenaga kerja dari sektor tradisional.
Penulis menyatakan Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan. Pengangguran dapat terjadi apabila tidak adanya keseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta.Menurut (Sukirno 1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Penulis nyimpulkan bahwa pengangguran memiliki hubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai (GDP) dengan penggunaan tenga kerja yang dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional (GDP), semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian. Meurut Sukirno, 1994 pengangguran berdasarkan sebab dibagi menjadi empat kelompok yaitu:
a. Pengangguran Normal atau Friksional
Apabila dalam suatu perekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran dengan jumlah dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. b. Pengangguran SIklikal
Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaan-perusahaanya, sehingga pengangguran akan bertambah.
c. Pengangguran Struktural
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari Negara - negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural.
d. Pengangguran Teknologi
Berdasarkan cirinya pengangguran di bagi menjadi empat kelompok (Sadono Sukirno,
Pengangguran itu sendiri muncul dalam suatu perekonomian disebabkan oleh tiga hal: a. Proses Mencari Kerja
b. Kekakuan Upah c. Ifisiensi Upah
2.2.3 Review
Penulis mengunakan metode dari hasil analisis berganda dengan mengunakan software EViews 6.0 dengan hasil sebagai berikut:
Y = 82.11127 + 8.925618X1 - 28.12675X2
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengunakan uji Asumsi Klasik dan juga mengunakan pengujian statistik. Dalam pengujian Asumsi Klasik peneliti juga mengambil pengujian Heteroskedastisitas, pengujian Autokerlasi dan juga pengujian Multrikolinearitas. Untuk lebih jelasnya mengenasi hasil dari penelitian sebagai berikut
a. Uji Heteroskedastisitas
Table 2.1 Uji Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 9.579213 Prob. F(5,5) 0.0134 Obs*R-squared 9.960225 Prob. Chi-Square(5) 0.0764 Scaled explained SS 3.666502 Prob. Chi-Square(5) 0.5984
Sumber: Hasil Pengolahan Data
yang tidak signifikan secara statistik atau nilai probabilitas chi-square untuk Obs*R-squared adalah sebesar 0.0764> 0,05 (α=5%).
b. Uji Autokerlasi
Guna mendetekni masalah autokorelasi peneliti mengunakan metode Breusch-Godfrey Serial Correplattion LM Test. Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared dari metode tersebut sigifikan secara statistic pada tingkat signifikansi
maka dapat dikatakan bawha model regresi mengandung maslaah autokorelasi. Dari hasil penelitan Autokorelasi dapat dilihat pada table 2.2Tabel 2.2 Uji Autokorelasi Metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.286997 Prob. F(2,6) Obs*R-squared 0.960441 Prob. Chi-Square(2) 0.6186
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dapat dilihat pada table 2.2 bahwa indikator Obs*Rsquared memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,6186> 0,05 (α=5%), yang berarti menolak Ha
atau menyatakan bahwa model regresi yang di gunakan tidak mengandung maslah autokorelasi.
c. Multrikolineartitas
Dalam mendeteksi masalah multrikolineartitas peneliti mengunakan cara penelitian dari Gujarti (2003), yaitu dengan cara melihat matrik korelasi (korelasi dan variabel bebas). Apabila korelassi antar variable melebihi 0,80 diduga terdapat gejala multikolimeritas. Untuk hasil dari penelitian mengunakan uji multrikolineartitas dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Matriks Korelasi
VARIABEL BEBAS I PE I 1000000 -0.628546 PE -0.628546 1000000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Peneliti tidak hanya melakukan uji Analisa Klasi tatapi juga dengan pengujian statistik. Dalam pengujian statistik peneliti melakukan pengujian T, f dan goodness of fit (R2). Berikut adalah hasil uji t table 2.4
Tabel 2.4 Uji - t
Variabel t hitung Propabilitas t tabel α =5% I 3.820879 0.0007 1.770933 PE -2.342730 0.0322 - 1.770933
C 1.146211 0.0006 1.770933
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran di kota ambon dipengaruhi oleh tingkat inflasi, apabila inflasi itu naik sebesar 1% maka jumlah pengangguran meninhkat sebesar 8,925618. Tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang berkebalikan apabila ekonomi itu naik maka tinngkat pengangguran akan turun dan sebaliknya.
2.2.4 Critical Review
Regesi linier merupakan alat statistik yang dipergunakan dalam membentuk model hubungan antara variable terikat (dependen; respon;Y) dengan saty atau belib variable bebas (independen, predictor, X). Secara umum regresi linier terdiri dari dua, yaitu regresi linier sederana yaitu dengan mengunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat; dan regresi liner berganda dengan mengunakan beberapa variabel bebas dan satu variabel terkait
Penggunaan regesi linierini memiliki kelemahan dalam hal pembatasan – pembatasan persoalan dan kejelasan titik – titik temu dan keilmuan yang digunakan sebagai bingkai pandangan. Terkadang juga sangat sulit menginterpretasikan koefisien intercept, dan bila tidak berhati – hati akan mengakibatkan interpretasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Regresi linier berganda hanya dapat digunakan apabila terdapat lebih dari satu varibabel bebas. Apabila banyak variabel bebas hanya ada satu maka harus mengunakan regersi linier sederhana.
Bab III
Penutup
3.1 Lesson Learned
Inflasi merupakan masalah utama pemicu timbulnya masalah pengangguran
Masalah pengangguran merupakan masalah yang kompleks dan bersifat multidimensional.
Daftar Pustaka
(n.d.). Retrieved from Konsultan Statistik: http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresi-linear.html
Kurniawan, D. (2008). Regresi Linier.