• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbankan merupakan salah satu sektor yang memilik peranan penting di

dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam mendukung dunia usaha

disegala sektor. Perbankan memiliki porsi yang cukup besar dalam penghimpunan

dana masyarakat baik berupa tabungan, deposito dan giro serta penyediaan dana

dalam bentuk penyaluran berbagai jenis kredit dan menjadi sarana pendukung di

dalam transaksi lalu lintas pembayaran dan keuangan (Hendrawan,2004)

Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim membuat negara ini

menjadi pasar terbesar di dunia bagi perbankan syariah. Besarnya populasi

Muslim itu memberikan ruang yang cukup lebar bagi perkembangan bank syariah

di Indonesia. Di Indonesia, bank syariah pertama baru lahir tahun 1991 dan secara

resmi beroperasi pada tahun 1992. Bank pertama yang beroperasi menggunakan

prinsip syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Namun, sejak tahun

2000-an, telah terbukti keunggulan bank syariah (bank Islam) dibandingkan bank

konvensional antara lain, Bank Muamalat tidak memerlukan suntikan dana, ketika

bank-bank konvensional meminta Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI),

ratusan triliunan akibat dari penyebaran negatif bank-bank syariah pun

bermunculan di Indonesia.Hingga akhir Desember 2006, di Indonesia terdapat

tiga Bank Umum Syariah (BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS) (Islami,

(2)

Nada sinisme masih sering terdengar sebagian besar masyarakat di

indonesia terhadap perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya,

misalnya perbedaan bank syariah dengan bank konvensional hanya kosa kata

belaka yaitu bunga diganti dengan bagi hasil. Umumnya orang hanya tahu bahwa

bank syariah adalah bank tanpa bunga dan tidak tahu sama sekali mengenai

mekanisme bagi hasil. Disisi lain menurut persepsi mereka yang namanya bagi

hasil pasti nilainya lebih kecil dari bunga bank. Sementara bank syariah dengan

sistim bagi hasil tidak memberikan kepastian pendapatan sebagaimana bunga

bank konvensional memberikan kepastian pendapatan. Sedang menurut sebagian

pedagang yang membutuhkan pinjaman, menyatakan kredit di bank syariah

prosesnya rumit dan berbelit-belit. Bank syariah juga masih dipandang sebagai

lembaga sosial seperti menyalurkan zakat dan memberikan uang tanpa perlu

mengembalikan. Kesalahpahaman terhadap perbankan syariah dan lembaga

Keuangan syariah tersebut menunjukkan belum meratanya sosialisasi informasi

perbankan syariah dan lembaga Keuangan Syariah lainnya. Banyak masyarakat

yang belum memahami secara benar apa itu lembaga Keuangan syariah, sistem

yang dipakai, jenis produknya, serta apa keunggulan lembaga keuangan syariah

bila dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional.

Secara sepintas tidak ada perbedaan yang nyata antara menabung di bank

konvensional dengan bank syariah. Tetapi pada faktanya, apa yang ditawarkan

oleh bank syariah tidak kalah dengan bank konvensional yang lebih dahulu

populer. Bahkan, perbankan syariah memiliki beberapa keunggulan yang tidak

(3)

tahan terhadap guncangan krisis. Selain itu, kelebihan lainnya terlihat dalam

konsep antara hubungan bank dengan penabung, di perbankan konvensional bank

menjadi debitur dan penabung menjadi kreditur. Sedangkan di perbankan syariah

si penabung merupakan mitra bagi bank sekaligus investor bagi bank itu, karena

sebagai investor si penabung berhak menerima hasil investasinya dari bank itu.

Hasil yang di peroleh penabung naik turun secara proporsional, mengikuti

perolehan bank nya (Nasution, 2006:61).

Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum Muslim, tetapi

pengembangan produk syariah berjalan lambat dan belum berkembang

sebagaimana halnya bank konvensional. Keberadaan bank syariah maupun bank

konvensional secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga

intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran namun

karakteristik dari kedua bank tersebut dapat mempengaruhi calon nasabah dalam

menentukan pilihan mereka terhadap kedua bank tersebut. Dari kondisi inilah

Bank Syariah mulai dikembangkan sejak diberlakukannya Undang-Undang No.10

tahun 1998 tentang perbankan yang mengatur bank syariah secara cukup jelas dan

kuat dari segi kelembagaan dan operasionalnya, yang kemudian diperbaharui

dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU No. 3 Tahun

2004.

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera

Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli

Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di

(4)

alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi

cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Deli Serdang

juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua

suku-suku yang ada di nusantara. Adapun suku asli penghuni Deli Serdang

adalah Suku Karo, Melayu, dan Simalungun, serta beberapa suku pendatang yang

dominan seperti dari sukuJawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain. Kabupaten

Deli serdang mempunyai luas 2.808,91 km2dengan jumlah penduduk 1.790.431

jiwa dan mempunyai jumlah masyarakat Muslim 1.400.527 jiwa (BPS 2010) tidak

memastikan bahwa penduduk Muslim mayoritas menggunakan jasa Perbankan

Syariah. Ini dapat diliat melalui tabel di bawah ini

Tabel 1.1 Data Dana Pihak Ketiga, Aset dan Jumlah Rekening Bank Konvensional dan Bank Syariah Kabupaten Deli Serdang Per Desember

2010-2013 (dalam Juta Rupiah) Bank Konvensional

No Uraian 2010 2011 2012 2013

1 DPK 890.295 1.168.612 1.236.691 1.393.336 2 Aset 1.141.531 1.576.399 1.789.750 2.018.611 3 Jumlah Rekening 134.442 150.985 164.255 239.288

Bank Syariah

1 DPK 10.455 56.523 152.276 192.762

2 Aset 11.823 69.133 286.028 2.66.470 3 Jumlah Rekening 808 3.774 15.920 17.895 Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan tabel 1.1 pengertian DPK, Aset dan Jumlah Rekening adalah:

1. Aset adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi

perusahaan.

2. Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu dana berupa simpanan dari pihak

(5)

3. Jumlah Rekening yaitu jumlah rekening pencatatan transaksi keuangan

antara pelanggan dan bank mereka dan posisi keuangan yang dihasilkan

dari pelanggan dengan bank

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat secara nominal jumlah kenaikan DPK,

Aset dan Jumlah Rekening bank syariah lebih rendah daripada bank konvensional.

Namun jika dilihat dari persentase pertumbuhan, bank syariah lebih unggul

dengan pertumbuhan DPK 81,5% , Aset 82,89% dan Jumlah Rekening 78,5%

pada tahun 2010 – 2011. Ini membuktikkan bahwa dari sisi pertumbuhan bank

syariah lebih baik dari bank konvensional.

Berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Masyarakat Muslim Menabung Di Bank

Syariah Menabung Di Kabupaten Deli Serdang”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengetahui:

 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat

untuk menabung di bank syariah di Kabupaten Deli Serdang

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

 Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kurangnya masyarakat

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai perbankan syariah masih sangat jarang dilakukan

khususnya di Kabupaten Deli Serdang, oleh karena itu penelitian ini diharapkan

memberi manfaat antara lain:

1. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

kurangnya masyarakat untuk memilih perbankan syariah.

2. Sebagai bahan studi, dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan

akademisi, peneliti, dan mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama

Departemen Ekonomi Pembangunan.

3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang di

Referensi

Dokumen terkait

Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.. Skema Sistem

latar belakang diatas penulis dapat mengambil judul “Pengaruh Perubahan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Kosmetik yang. Tercatat di Bursa

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi sistem distribusi pada penyulang, sistem kelistrikan pada penyulang Pangkalbalam, nilai keandalan SAIDI, SAIFI,

Perencanaan pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyiapan media dan sumber belajar, dan

Berangkat dari sini diharapkan terbangun hubungan informal antara mahasiswa dengan dosen sehingga akan tercipta pola hubungan yang harmonis dan mahasiswa bisa terbuka

Dengan mendasarkan pada kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh lulusan S3 pada pascasarjana penyelenggara BPPS, program peningkatan publikasi internasional mahasiswa S3

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Kesehatan Keluarga dan Penyuluhan Kesehatan

[r]