Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pembangkit Listrik Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC) Pada
Siswa Kelas X Keahlian TPL Di SMK PGRI 3 Malang
Nur Laili Erdiana Prawisuda
Abstrak : Dengan hasil pengamatan dengan guru mata pelajaran pembangkit listrik kelas X PB-B Di SMK PGRI 3 Malang terungkap masalah di dalam kelas yakni: (1) model pembelajaran yang digunakan dikelas hanya terpusat pada guru; (2) mata pelajaran pembangkit listrik dijadwalkan berlangsung selama 9x45 menit dalam satu hari yang menyebabkan siswa bosan dan kurang fokus. Dari masalah tersebut maka peneliti dan guru melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan jenis PTK yang digunakan adalah kolaboratif antara peneliti dan guru. Rancangan penelitiannya yaitu meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada setiap siklusnya sampai dengan masalah dalam kelas terselesaikan. Diperoleh data pada aspek motivasi belajar siklus I memiliki persentase 79,4% dan siklus II sebesar 90% dengan penilain pada setiap siswa di siklus II sudah seluruhnya mencapai KKM. Pada hasil belajar siswa ranah kognitif persentase ketuntasan dari siklus I hanya 87,1% meningkat pada siklus II menjadi 100%, sedangkan pada ranah afektif persentase siklus I sebesar 75,65% meningkat menjadi 83,05% pada siklus II.
Kata-kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, pembelajaran kooperatif, Inside Outside Circle (IOC).
Bagi masyarakat saat ini pendidikan merupakan bukan suatu hal yang tidak awwam lagi, mulai dari usia dini sampai dengan tingkat perguruan tinggi sudah banyak tersedia di Indonesia saat ini. Tapi sayangnya di era globalisasi saat ini perlu banyak yang diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia semisalnya sarana dan prasarana sekolah yand dilaksanakan olehpihak sekolah, keikutsertaan dalam mengelola sekolah, perbaikan metode, strategi dan model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas maupun perbaikan dan pengembangan kurikulum pemerintah.
Menurut Permen Diknas N0.22 Tahun 2006 menyatakan bahwa : Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruan-nya. Mata pelajaran kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Berdasarkan tujuan tersebut maka siswa sekolah menengah kejuruan dituntut mampu menguasai bidangnya serta disiapkan untuk siap terjun langsung kerja pada dunia kerja.
karena jam pelajaran yang panjang dengan materi yang seperti itu saja dan siswa meremehkan pelajaran. Hal tersebut berbeda sekali pada saat mata pelajaran praktikum siswa sangat antusias dalam kegiatan tersebut”.
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa masalah yang ada di kelas X PB-B tersebut yang pertama yakni siswa yang merasa bosan saat kegiatan pembelajaran dimana yang hanya siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan waktu jam pelajaran yang panjang, yang kedua jam pelajaran pembangkit listrik yang masuk pada pelajaran produktif ini cukup panjang yaitu 9 x 45 menit dalam satu kali pelajaran dan yang ketiga adalah siswa yang kurang mendengarkan penjelasan dari guru atau meremehkan padahal siswa tersebut belum menguasai materi pelajaran dengan baik. Dari ketiga masalah tersebut dapat diasumsikan bahwa motivasi dan hasil belajar kurang dari kata baik.
Selain hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas, peneliti juga menemukan siswa-siswa yang mengalami masalah di kelas X PB-B saat peneliti melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang berlangsung di SMK PGRI 3 Malang. Diantaranya peneliti menjumpai bahwa siswa yang mengalami kebosanan di dalam kelas sehingga mereka menganggu teman di sebelahnya ataupun melakukan hal yang keluar dari pokok kegiatan pembelajaran. Siswa-siswa tersebut diantaranya adalah bernama Rezza, Taufikur, Syamsudin, Aziz, Rafi dan Robi. Siwa tersebut biasanya duduk di bangku paling belakang dan mengajak temannya mengobrol saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Saat mereka diinggatkan untuk memperhatikan maka mereka dapat memperhatikan penjelasan guru, tetapi itu tidak berlangsung lama dan mereka tidak fokus lagi dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan siswa bosan maka dapat diartikan motivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran rendah, karena motivasi siswa rendah maka hasil belajar juga dapat rendah hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada guru yang mengatakan bahwa pada pada hasil belajar mata pelajaran rangkaian listrik yang mencapai KKM 20% dari jumlah siswa. Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang efektif dan efisien, antara lain dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa serta dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Pemilihan metode pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran. Karena dengan metode yang sesuai siswa akan lebih dapat menerima materi pembelajaran, lebih dari itu, dengan pemilihan metode yang sesuai siswa akan lebih memahami motivasi belajar yang akan meningkat dalam waktu yang relatif lama.
dapat memodifikasikan metode pembelajaran konvesional dengan beberapa metode pembelajaran yang baru semisal dengan kooperatif tipe inside outside circle.
Dengan penjabaran di atas, maka rumusan penelitian yakni; (1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Inside Otside Circle (IOC) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran pembangkit listrik kelas X keahlian TPL Di SMK PGRI 3 Malang? Dan (2) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Inside Otside Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pembangkit listrik kelas X keahlian TPL Di SMK PGRI 3 Malang.
Dengan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yakni: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran pembangkit listrik menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) pada siswa kelas X keahlian TPL Di SMK PGRI 3 Malang; (2) meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pembangkit listrik menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) pada siswa kelas X keahlian TPL Di SMK PGRI 3 Malang. Sedangkan ruang lingkup penelitian ini terfokus Penelitian ini terfokus pada variabel pembelajaran kooperatif model Inside Outside Circle (IOC). Penelitian ini dilaksanakan untuk siswa kelas X keahlian teknik pembangkit tenaga di SMK PGRI 3 Malang yang berjumlah 39 siswa. Kemampuan siswa yang diteliti adalah pada ranah kognitif dan ranah afektif.
METODE.
Metode pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran pembangkit listrik dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC). Menurut Elliot (dalam Wina 2012:25) penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi dengan maksud meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencana-an, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang
ditimbulkannya. PTK merupakan penelitian praktis yang bertujuan untuk
memperbaiki suatu keadaan
pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan agar terjadi pembaharuan menuju ke arah perbaikan.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan dua siklus untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam kelas. Siklus pertama dilakukan untuk membantu siswa lebih fokus dalam kegiatan pembejaran terutama siswa yang bermasalah di atas serta menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 3 Malang yang berlokasi di Jl.Raya Tlogomas Gg.IX No.29 Malang. Peneliti memililih sekolah tersebut dikarenakan adanya jurusan yang sesuai dengan peneliti dan adanya penemuan masalah di dalam kelas.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X keahlian teknik pembangkit tenaga listrik SMK PGRI 3 Malang yang berjumlah 39 orang siswa. Pada keahlian teknik pembangkit tenaga listrik terdapat dua kelas yakni kelas A dan kelas B, pada penelitian yang digunakan adalah kelas B dikarenakan pada kelas B terdapat temuan masalah di dalam kelas. Penelitian ini difokuskan untuk mengatasi siswa yang bermasalah yaitu; Rezza, Rafi, Taufikur, Syamsudin, Robi dan Aziz.
penerapan tipe pembelajaran Inside Outside Circle (IOC), (2) data yang mendeskripsikan penerapan tipe pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang didapatkan dari lembar pengamatan motivasi belajar siswa, dan (3) data yang mendeskripsikan penerapan tipe pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun data hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh melalui post test dan data hasil belajar siswa ranah afektif diperoleh dari lembar pengamatan afektif.
Pada penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil observasi dari guru mata pelajaran serta melakukan pengamatan di kelas, dapat diketahui masalah-masalah yang ada yakni (1) siswa di kelas mengalami kebosanan meliputi siswa yang bernama Rezza, Taufikur, Robi, Syamsudin, Jao, dan Johan, (2) guru hanya menggunakan model ceramah dan tanya jawab, dan (3) siswa-siswa tersebut pula dan yang bernama Yulian dan Rafi yang sering kurang mendengarkan penjelasan dari guru sehingga hasil belajar dari siswa tersebut belum mencapai KKM. Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yang utama yakni: (1) siswa yang bernama Johan, Ilham dan Taufikur ditempatkan duduk terdepan sebelah kiri kemudian Syamsudin, Yulian dan Robi ditempatkan duduk terdepan sebelah kanan, sedangkan Abigail duduk sebelah tengah bersama Suzali dan Joao, (2) Dalam kegiatan mengerjakan LKS, guru lebih fokus membimbing siswa yang bernama Syamsudin Joao, Rafi dan Robi untuk mengerjakan, (3) Saat kegiatan bertukar informasi guru dan observer lebih memfokuskan pada siswa yang bemasalah tersebut dengan cara mendengarkan jawaban mereka yaitu seperti Johan, Abigail dan Joao, (4) Untuk siswa yang bernama Suzali,Syamsudin dan Taufikur karena sering berbicara sendiri maka guru sering memberikan tanya jawab dan
motivasi, dan (5) Untuk siswa yang bernama Ilham, Yulian dan Robi guru menegur mereka saat mereka mengajak temannya berbicara maupun bercanda.
Sedangkan perencanaan siklus II hal yang lebih diutamakan yakni: (1) Untuk siswa bernama Joao,Syamsudin dan Rafi guru menegur mereka secara halus saat mereka bercanda saat kegiatan pembelajaran, (2) Untuk siswa bernama Rezza dan Taufikur guru sering melakukan tanya jawab dan mengajak mereka membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung, dan (3) Siswa yang bernama Rezza, Taufikur dan Rafi ditempatkan duduk depan sebelah kiri, sedangkan Joao dan Syamsudin ditempatkan duduk ditengah depan meja guru.
HASIL
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 November 2013 dan pertemuan kedua dilakukan pada hari Jum’at tanggal 22 November 2013. Waktu yang dialokasikan untuk pertemuan pertama adalah 3 x 45 menit sedangkan untuk pertemuan keduan adalah 6 x 45 menit.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan oleh guru guru dijabarkan secara rincai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan yakni dengan memfokuskan guru untuk membimbing siswa yang bermasalah. Dalam pertemuan kedua ini guru sudah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC). Jadi siswa yang bermasalah diharapkan dapat lebih baik lagi, karena saat bertukar informasi dengan temannya siswa harus secara individu bisa menjawab dan menjelaskan. Setelah melakukan dua kali pertemuan maka peneliti dan guru bersama melakukan refleksi, yang di dapatkan dari refleksi tersebut yakni: (1) Dalam kegiatan pembelajaran guru sudah lebih banyak berkomunikasi kepada siswa yang bermasalah, (2) Hasil pengamatan motivasi belajar siswa menunjukkan hasil yang cukup baik, meskipun ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan, siswa tersebut yakni; Rezza, Suzali, Aziz, Robi, dan Syamsudin, (3) Hasil pengamatan belajar siswa pada ranag kognitif belum menunjukkan hasil yang diinginkan, karena masih ada lima siswa yang belum mencapai nilai KKM yakni; Rezza, Joao, Rafi, Taufikur dan Syamsudin, dan (4) Hasil pengamatan belajar pada ranah afektif juga menunjukkan hasil yang sama, meskipun pada setiap indikator motivasi sudah menunjukkan hasil yang cukup baik tetapi masih ada siswa yang belum mencapai KKM yakni; Rezza, Suzali, Aziz, Robi dan Syamsudin.
Sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang salah satunya yaitu pada Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP), maka dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan memperhatikan perbaikan-perbaikannya. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan hari Rabu tanggal 27 November dan pertemuan kedua dilakukan pada hari Jum’at tanggal 29 November 2013. Waktu yang dialokasikan untuk pertemuan pertama
adalah 3 x 45 menit sedangkan untuk pertemuan keduan adalah 6 x 45 menit.
Pertemuan pertama dan kedua pada siklus II secara keseluruhan sama halnya dengan siklus I tetapi yang membedakan masalah siswa yang dibimbing sudah semakin sedikit sehingga guru harus lebih bisa membimbing dan menegur kepada siswa bermasalah. Siswa-siswa yang bermasalah tersebut yakni: ; Rezza, Joao, Rafi, Taufikur dan Syamsudin. Sehingga pada data pengamatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua siklus II seluruh nilai siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan yakni sebesar 70. Sehingga hasil refleksi dari siklus II penelitian sudah dianggap mencapai data yang telah diinginkan maka penelitian dianggap sudah berakhir.
Data peningkatan motivasi belajar siswa disajikan pada tabel 1.
Tabel 1Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I II
Persentase Kategori
79,4% Cukup
90% Sangat Baik Untuk grafik peningkatan siswa yang bermasalah dalam aspek motivasi disajikan dalam Gambar 1 berikut.
Siklus I0 Siklus II 100
200 300 400 500 600
52 89
52
93 59
89 63
81 63
85
56
70
Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa yang Bermasalah
Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2.Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa SiklusI dan Siklus II
Siklus I Siklus II Tuntas Tidak
Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Persentase Ketuntasan Rata-rata
34 87,1%
74,7 5 12,8%
39 100%
81,2 0 0%
Siklus I0 Siklus II 100
200 300 400 500
63 73
63 80
50 77
67
87 57
70
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Bermasalah Ranah Kognitif
Syasudin Taufikur Rafi Joao Rezza
Untuk grafik peningkatan hasil belajar siswa yang bermasalah pada ranah kognitif digambarkan pada Gambar 2. berikut.
Adapun rekapitulasi persentase hasil belajar siswa pada ranah afektif sikus I dan siklus II dipaparkan pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II
Persentase Siklus I
Persentase Siklus II Persentase
Keseluruhan Kategori
75,65 %
Cukup
83,05 %
Baik Untuk grafik peningkatan hasil belajar siswa yang bermasalah pada ranah afektif digambarkan pada Gambar 3.berikut.
Siklus I0 Siklus II 100
200 300 400 500
63 71
67 83
58 79
63 71
67
79 63
71
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Bermasalah Ranah Afektif
Syamsudin Robi Aziz Bagus Suzali Rezza
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari sikus I sampai siklus II, motivasi belajar siswa pada penerapan model kooperatif tipe inside outside circle mengalami peningkatan yang baik. Pada siklus I persentase total yang didapatkan adalah 79,4% dan mengalami peningkatan sebesar 90% pada siklus II.
Sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran yang dilaksanakan adalah meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dalam penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle yang lebih fokus pada siswa untuk bisa semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi ditunjukkan dengan angka persentase ketuntasan dari siklus I yaitu sebesar 81,7% dan pada siklus II angka persentase yaitu sebesar 100%. Sedangkan nilai rata-rata persentase pada siklus I yaitu sebesar 74,7% mengalami peningkatan pada siklus dua yaitu sebesar 81,2%.
Angka persentase ketuntasan hasil belajar pada ranah kognitif mencapai angka yang sempurna yaitu sebesar 100% yang mana pada siklus kedua semua siswa sudah mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu inside outside circle benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar pengamatan hasil belajar afektif siswa, diperoleh nilai persentase yang meningkat dari sikus I ke siklus II. Peningkatan persentase yang terjadi dari siklus dengan persentase sebesar 75,65% meningkat sebesar 7,4% sehingga pada siklus nilai persentasenya yakni sebesar 83,05%.
Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif ini karena di dalam proses pembelajaran digunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe inside outside circle yang lebih menekankan pada sikap dan minat siswa untuk belajar, sehingga sikap dan minat siswa meningkat ke arah yang lebih baik.
KESIMPULAN
Dasar uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang meliputi aspek kualitas dan kuantitas usaha dalam belajar serta tingginya minat dan keinginan siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat pada persentase motivasi belajar siswa yang meningkat dari sikus I ke siklus II.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif dan ranah afektif. Hal ini juga dapat dilihat pada persentase hasil belajar ranah kognitif maupun afektif yang meningkat dari siklus I ke siklus II.
Selain itu saran dari peniliti setelah melakukan penelitian yakni: 1. Untuk meningkatkan motivasi belajar kepada siswa bisa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC), dikarenakan tipe pembelajaran tersebut membuat siswa lebih aktif dan siswa merasa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik itu pada ranah kognitif dan ranah afektif dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) dengan kolaborasi model pembelajaran ceramah, hal tersebut sudah dapat dibuktikan pada penelitian ini. Hasil belajar siswa pada rang kognitif dan afektif meningkat cukup baik, tetapi perlu diperhatikan lagi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut agar guru lebih inovatif.
3. Untuk pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya saat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) ini guru maupun peneliti selanjutnya bisa memilih materi pembelajaran yang sesuai agar tidak terjadi keganjilan dalam pelaksanaannya nanti.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi A ksara
Dahar,Ratna Wilis.1988.Teori-teori Belajar.Jakarta:P2LPTK
Dimyati dan Mudjiono .2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Huda,Miftakhul.2013.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Nurulhayati,Siti.2002. Pembelajaran Kooperati yang Menggairahkan. Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD. Edisi 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesi No.22 Tahun 2006. Tentang: Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Purwanto.2013.Evaluasi Hasil Belajar.Yogjakarta:Pustaka Belajar Rusman,2012.Model-Model
Pembelajaran.Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada
Riyanto,Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. PT.Kencana Prenada Group.
Sanjaya,Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Grup.
Sanjaya.Wina.2012.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Sardiman.A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Soedijarto.1989.Menuju Pendidikan Nasional yang Relevant dan Bermutu.Jakarta:Balai Pustaka Soemanto,Wasty.1998.Psikologi
Pendidikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto.2010.Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Ulfa. Maria. 2010. Metode Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIA