• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan karakter anak usia dini solus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan karakter anak usia dini solus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

و

PE ND I D I K A N K A R A K T E R A NA K US I A D I NI ;

S O L USI A PI K M E NUJ U M A S A D E PA N B A NG S A Y A NG L E B I H B A I K

Oleh L oh Mahfud S idiq Psikologi UIN S unan K alijaga lohmahfudsidiq@ outlook.com

A bstr ak

K emajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya manusianya yang berkarakter baik. S ituasi yang tengah melanda bangsa Indonesia saat ini adalah lemahnya karakter yang terlihat dari banyaknya peristiwa yang berkaitan dengan buruknya karakter. D an pendidikan karakter idealnya dimulai semenjak anak usia dini.

Hakikat dari anak usia dini berdasarkan UU No. 20 T ahun 2003 tentang Sisdiknas anak usia dini adalah manusia yang berumur antara 0 - 6 tahun. S edangkan menurut para ahli dalam pendidikan, anak usia dini adalah kelompok manusia yang berumur antara 0 - 8 tahun.

Pendidikan karakter anak usia dini dapat dikategorikan sebagai solusi apik menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Meski memang rentang waktunya yang begitu panjang dan dimulai sejak usia dini. Namun sesungguhnya hal tersebut demi menciptakan sekaligus menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik, maka diperlukan generasi-generasi unggul yang tidak hanya berkembang potensi kognitifnya, akan tetapi potensi-potensi lain seperti aspek afektif dan psikomotorik sehingga bangsa ini memiliki karakter yang baik, yang pada gilirannya akan mendorong kemajuan bangsa.

K eyword; pendidikan karakter, dan anak usia dini.

A . Pendahuluan

S udah menjadi maklum bahwa kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya manusianya. Y akni sumber daya manusia yang berkarakter. jika karakter baik yang dominan, maka akan tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, aman, makmur sentosa. A kan tetapi sebaliknya jika suatu Negara dipenuhi oleh bangsa yang berkarakter buruk, maka keadilan dan kemakmuran bangsa yang digadang-gadangkan hanyalah isapan jempol belaka.

(2)

و

pengadaan alat ujian simulator surat izin mengemudi (www.bbc.uk. E disi 3 D esember 2012) seolah tidak ada habisnya di negeri tercinta Indonesia.

T entu dari berbagai periswtiwa tersebut akan menimbulkan sebuah tanda tanya besar, apakah gerangan yang terjadi sesungguhnya? S eorang pemimpin masyarakat sudah tidak dapat dijadikan panutan, pekerja seni yang notabene sebagai public figure, pun bukan lagi idola yang baik untuk ditiru. K etika ditelusuri melalui pengamatan secara mendalam ternyata faktornya tidak lain adalah bahwa bangsa kita memiliki karakter yang lemah atau buruk.

B erkenaan dengan semakin melemahnya karakter bangsa Indonesia, maka perlu adanya upaya secara mendasar untuk mengatasi hal tersebut. S alah satunya yaitu dengan melakukan pendidikan karakter dimulai sejak anak usia dini. K arena memang usia dini adalah masa-masa keemasan bagi perkembangan anak, maka dari itu harus dimanfaatkan periode tersebut secara optimal yaitu dengan melakukan pendidikan karakter ( akhlak) kepada anak usia dini. S upaya kelak ketika anak beranjak dewasa, dia sudah memiliki karakter yang baik.

B . Pendidik an k ar ak ter A nak Usia dini 1. H ak ik at A nak Usia D ini

Mengenai hakikat anak usia dini memang ada dua pendapat tentang batasan anak usia dini yaitu pertama, berdasarkan UU No. 20 T ahun 2003 tentang Sisdiknas anak usia dini adalah manusia yang berumur antara 0 - 6 tahun. K edua, menurut para ahli dalam pendidikan anak usia dini adalah kelompok manusia yang berumur antara 0 - 8 tahun. B erdasarkan pada batasan usia sebagaimana telah disebutkan di atas, anak usia dini dapat di kelompokkan menjadi: ( 1) masa bayi, yaitu usia lahir sampai 12 bulan; (2) masa toddler (batita) yaitu usia 1 sampai dengan tiga tahun; (3) dan masa pra sekolah yaitu usia 3 sampai dengan 6 tahun. S edangkan menurut pakar tahapan ini ditambah dengan satu tahapan lagi yaitu ( 4) masa kelas awal Sekolah D asar yaitu antara usia 6 sampai dengan 8 tahun. (http://imammuj taba.wordpress.com)

2. K ar ak ter istik A nak Usia D ini

A dapun mengenai karakteristik anak usia dini setidaknya ada 7 hal menurut R ichard D . K ellough (1996) yaitu:

Pertama, E gosentris artinya Ia cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. K edua, C urriosity yang tinggi maksudnya adalah anak mengira dunia ini penuh dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan. B agi anak, apapun yang dijumpai adalah istimewa dalam persepsinya. K etiga, Makhluk social. K eempat, T he Unique Person, setiap anak berbeda. K elima, K aya dengan fantasi (imajinasi). K eenam, D aya konsentrasi yang pendek, menurut B erg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman. K etujuh, golden age, pada periode ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada masa ini anak sangat

membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya.

(images.ratihwe dhe.multiply.multiplyconte nt.com/.)

3. Pendidik an K ar ak ter A nak Usia D ini

(3)

3

dibahas. Pada pemaknaan awal karakter berasal dari bahasa Y unani yaitu charassein, yang artinya “mengukir”. D ari arti kata tersebut dapatlah dipahami bahwa ciri khas ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir. T idak mudah usang oleh waktu atau aus terkena gesekan. K emudian, menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir. sebab ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya (Munir, 2010: 2-3). J adi karakter adalah suatu pola sikap atau perilaku yang melekat kuat pada diri seseorang dan sulit untuk dihilangkan.

D alam Islam karakter identik dengan akhlak yang memiliki bentuk jamak khuluq, secara etimologi berarti watak, tabi’at, budi-pekerti, adat kebiasaan. (E nsiklopedi Islam, 1994: 104) D i dalam al-qur’an kata khuluq terdapat pada surat al-Qalam ayat; 4 sebagai berikut:

: ملقلا) ميظع قلخ 4لعل كناو ٤

(

“Sesungguhnya engkau ( Muhammad) mempunyai budi pekerti yang luhur.”( Q. S. al-Qalam ayat: 4)

Idris Marbawi dalam kamusnya mengartikan akhlak atau khuluq dengan Sajiyyah (perangai, tabi’at), Muru’ah ( mempunyai rasa malu), ‘ Adah (kebiasaan), khaliiq atau at-T aam al-khuluq (pekerti yang baik) (Marbawi,1994 : 168) A khlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah. J ika tindakan tersebut baik, maka dalam Islam disebut akhlaq al-K arimah (berakhlak baik), apabila yang terlahir dari tindakan itu buruk maka, disebutlah akhlak madzmumah (berakhlak buruk) (E nsiklopedi Islam, hal. 102). J adi sesungguhnya ketika seseorang menyebutkan karakter hal itu berkonotasi pada akhlak.

K embali kepada pembahasan pendidikan karakter, berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi sikap atau perilaku yang melekat kuat dan sulit untuk dihilangkan.

Oleh karena itu, hendaknya orang tua atau pendidik dapat memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. S ehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. T erkadang orang tua atau pendidik tidak menyadari, bahwa sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul ketika si anak bersalah, yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan.

S eseorang yang berkarakter baik senantiasa memiliki tiga hal P ertama, anak mengerti baik dan buruk, atau knowing good. K edua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan (loving good), dan membenci perbuatan buruk. K ecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan. K etiga, anak mampu melakukan kebajikan (doing good), dan terbiasa melakukannya.

(4)

4

Maka pendidikan karakter anak usia dini mendorong lahirnya anak-anak yang baik. B egitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup.

4. M embentuk K ar ak ter A nak Usia D ini

D alam membentuk karakter terhadap anak usia dini, hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. B erikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter anak usia dini:

a. K eteladanan

Menggunakan pendekatan ini sangatlah penting bagi para orang tua atau guru untuk menanamkan nilai karakter yang baik dalam diri anak. B iasanya seorang anak memiliki kebiasaan untuk meniru (meng-imitasi) perilaku orang yang ada di sekelilingnya terlebih perilaku orang tua. D engan perilaku meniru inilah sehingga pribadi atau karakter anak akan terbentuk dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi sangat penting jika orang tua atau guru melakukan perilaku yang mencerminkan akhlak yang baik di depan anak-anak.

Maka tidaklah berlebihan jika A llah swt menjadikan para Nabi dan R asul untuk dijadikan model, hal ini dimaksudkan untuk mudah diserap dan ditiru oleh para umatnya, tak terkecuali rasulullah saw sebagai khatamunnabiyyin dijadikan suri tauladan manusia hingga akhir zaman. S eperti ditegaskan dalam al-Qur’an A llah swt berfirman:

6

ف

ْ

م

ُ

ك

َ

ل

َ

ن

ا

ك

ْ

د

َ

ق

َ

ل

ُ

س

ر

َ

ر

خْ

ِ

ا

َ

م

و

ْ

َ

ي

ل

ْ

ا

و

َ

َ

ا

و

ج

ُ

ر

ْ

َ

ي

َ

ن

ا

ك

ْ

ن

م

َ

ل

ِ

ٌ

ة

َ

ن

َ

س

ح

َ

ٌ

ة

و

َ

س

ْ

ُ

أ

ِ

ِ

ل

و

ً

ا

ر

ي

ث

َ

ك

َ

َ

ر

ك

َ

َ

ذ

و

َ

Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu teladan yang baik; Bagi barangsiapa yang mengharapkan Allah dan Hari K emudian dan yang banyak ingat

kepada Allah.( Q.S . Al-Ahzab, 21)

Oleh karenanya pada lingkungan keluarga, orang tua harus menjadi panutan yang baik bagi anaknya dan di sekolah seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswa. T anpa adanya keteladanan yang tampilkan oleh orang tua maupun guru dan segenap elemen yang ada, maka penanaman nilai-nilai karakter akan menjadi sia-sia.

b. Pembiasaan

Untuk membentuk karakter anak usia dini diperlukan proses yang relative lama dan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus. S ebagaimana telah dibahas pada bagian di atas bahwa seorang anak memliki sifat suka meniru, jika di lingkungan keluarga, orang tua mereka-lah yang menjadi modelnya, dan di lingkungan sekolah, tentu para guru dan segenap pegawai yang ada di sekolah yang menjadi sasaran peniruan siswa.

B iasakan anak untuk melakukan akhlak mulia, kemudian apabila hal ini dilakukan secara kontinu atau terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan, maka dengan sendirinya akan membentuk karakter pada diri siswa. Misalkan orang tua atau guru terbiasa bersikap ramah dan bertutur kata sopan kepada siapa pun, dan perilaku tersebut akan ditiru oleh anak.

(5)

5

mengkristal dan membentuk karakter orang yang ramah dan bertutur kata sopan. S ehingga tidak salah kalau ada ungkapan, “orang bisa karena biasa”.

c. M enciptak an suasana k ondusif

Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. A nak-anak, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. D engan begitu, setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat.

d. K onsistensi dan tek ad yang k uat

Membentuk karakter peserta didik memerlukan konsistensi. A rtinya penanaman nilai-nilai karakter tidak akan berhasil jika hanya dilakukan sesaat, tidak berkesinambungan. Pembiasaan tadi merupakan upaya konsistensi dan penumbuhan tekad yang kuat untuk membentuk karakter siswa. T anpa konsistensi dan tekad yang kuat maka pendidikan karakter hanya akan menjadi angin lalu saja yang mudah menghilang tanpa bekas.

C . Pendidik an K ar ak ter A nak Usia D ini; Upaya M enyongsong M asa D epan B angsa Y ang L ebih B aik

B agi orang tua, anak adalah asset yang tiada terhingga nilainya dan di tangan orang tualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalannya. B erdasarkan karakteristik anak usia dini yang telah dibahas di atas, maka titik penekanan dalam pembahasan ini adalah golden age yaitu masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua atau guru dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembangan mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan

yang positif akan membentuk karakter yang positif dan

sukses(www.pendidikankarakter.com).

Memang pendidikan karakter anak usia dini dapat dikategorikan sebagai sebuah langkah evolutif untuk melakukan regenerasi bagi bangsa Indonesia, karena memang rentang waktunya yang begitu panjang yakni pendidikan karakter dimulai dari anak usia dini. Namun sesungguhnya hal tersebut mesti dilakukan demi menciptakan sekaligus menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik, maka diperlukan generasi-generasi unggul yang tidak hanya melulu berkembang potensi kognitifnya, akan tetapi potensi-potensi lain seperti aspek afektif dan psikomotorik sehingga bangsa ini memiliki karakter yang baik, yang pada gilirannya akan mendorong kemajuan bangsa. sebagaimana dalam pendahuluan bahwa bangsa yang maju sangat ditentukan oleh sumber daya manusianya yakni manusia yang memiliki karakter (akhlak) yang mulia.

A dapun cara untuk membangun atau membentuk karakter anak adalah dengan melakukan keteladanan, pembiasaan, menciptakan suasana kondusif, dan konsistensi serta tekad yang kuat.

(6)

6

D A F T A R PUST A K A

A l-Munawwir, 1997, K amus al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif S urabaya

E nsiklopedi Islam, 1994, PT Ichtiar B aru V an Hoave J akarta

Hasan, Maimunah, 2009, PAUD (Pendidikan Anak Usia D ini) D IV A Press Y ogyakarta. Munir, A bdullah, 2010, Pendidikan K arakter; membangun karakter anak sejak dari

rumah, Pedagogia Y ogyakarta Poerwadarminta, tt, K amus Umum Bahasa Indonesia

Marbawi, Idris, tt. K amus Idris Marbawi, D arul F ikr S urabaya (http://imammujtaba.wordpress.com)

Referensi

Dokumen terkait

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta Kencana, edisi revisi cetakan 5,2004) h.. tanpa nasabah tidak aka ada dana. Begiu penting ibaratnya darah tanpa manusia. Tanpa darah manusia tidak

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mempunyai potensi toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach yang ditunjukkan dengan harga LC 50 adalah

Sehingga esensi dan nilai dari program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP–BK) di Desa Sengguruh belum dapat dipahami oleh sebagian

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang signifikan antara kelompok

Salah satu upaya pencegahan tindak pidana.. korupsi adalah melalui pendidikan sekolah. Dari data awal yang diperoleh bahwa sekolah melakukan beberapa langkah atau strategi

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1988/ 1989 sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kelima dalam rangka pelaksanaan Rencana

Jadi strategi pendidikan karakter adalah perencanaan tindakan yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan yang di dalamnya terdapat metode dan pemanfaatan sumber

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin