• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH pengembangan UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA ILMIAH pengembangan UMKM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM OLEH DINAS

TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KOTA

TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

BENI RINALDI

NIM. 100563201114

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

(2)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM OLEH DINAS TENAGAKERJA, KOPERASI DAN USAHA

MIKRO KOTA TANJUNGPINANG

Beni Rinaldi1,Wahjoe Pangestoeti2, Imam Yudhi Prastya3

ABSTRAK

Usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ) berperan sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. Karena itu perlu peran aktif dari pemerintah daerah dalam membina dan membimbing UMKM kearah ekonomi yang baik, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga UMKM mampu tumbuh dan berkembang secara wajar dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Masih kurangnya peranan dari dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro kota Tanjungpinang, dalam memajukan UMKM agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi ekonomi yang ada dimasyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keluaran kebijakan, persepsi terhadap dampak, kepatuhan kelompok sasaran, dan revisi kebijakan dalam memajukan UMKM oleh Dinas tenaga kerja, koperasi dan usahamikro kota Tanjungpinang. Berdasarkan konsep teoritis yang dikemukakan wahab (2001:108) mengenai tahap-tahap implementasi dari suatu kebijakan yang dilaksanakan, maka peneliti dapat mengambil sebagai dasar penelitian.

Kesimpulan dari penelitian ini, adalah implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro kota Tanjungpinang, menunjukan kondisi yang belum baik. Terutama jika dilihat dari indikator kepatuhan kelompok sasaran, dampak nyata kebijakan, serta revisi kebijakan. Sedangkan jika dilihat dari indikator keluaran kebijakan dan persepsi terhadap dampak, menunjukkan kondisi yang sudah baik.

Saran peneliti sehubungan dengan penelitian ini yaitu, perlunya dinas tenaga kerja, koperasi dan usahamikro kota tanjungpinang untuk lebih aktif lagi melakukan sosialisasi implementasi kebijakan pengembangan UMKM ini, dengan melibatkan masyarakat serta pihak terkait, serta perlunya dibentuk suuatu tim supervisi yang bertugas dalam pengawasan perbaikan revisi terhadap implementasi kebijakan yang dilaksanakan.

Kata kunci : kebijakan, implementasi kebijakan, Pengembangan UMKM *

1. Mahasiswa ilmu administrasi Negara 2. Dosen pembimbing pertama

(3)

ABSTRACT

Micro, small and medium enterprises plays a very important role in fostering and developing the economic potential of people. Because it needs to be an active part of the local authorities in build and guide Micro, small and medium enterprises towards the good economy, and creating a condusive business climate, so the Micro, small and medium enterprises are able to grow and develop in a reasonable and provide benefits to the community. Still the lack of the role of the Dinas Tenagakerja, koperasi Dan Usahamikro the Tanjungpinang, in advancing Micro, small and medium enterprises in order to grow and develop in accordance with the economic potential of existing in people.

The purpose of the study is to know the output policy, perception towards impact, obidiance target group, and the revision of the policy in advance by the Dinas Tenagakerja, koperasi dan Usahamikro Tanjungpinang. Based on the theorical concepts presesented Wahab (2001:108) regarding the implementation of a policy that was implemented, so researchers can take as basic research.

The conclusion of this study, is the implementation of development policy by the Dinas Tenagakerja, Koperasi dan Usahamikro the city of Tanjungpinang, showed conditions that have not been good. Especially if seen from the indicators of compliance with the target group, the real impact of the policy, as well the revision of the policy. Whereas if viewed from the outpot indicators a policy and perception towards impact, showed conditions that are already good.

The advice of researchers with respect to this research, namely, need for the Dinas Tenagakerja, koperasi Dan UshaMikro the city of Tanjungpinang for the more active again doing socialization development policy implementation this Micro, small and medium enterprises, by involving the community as well releated parties. As well need for supervision are the team formed in charge of the supervision, improvement of revision of the implementation of the policies implemented.

(4)

A. PENDAHULUAN

Berbagai macam masalah yang sedang terjadi diindonesia pada saat ini, diantaranya kemiskinan dan pengangguran. Kualiatas sumber daya manusia yang ada pada saat ini diindonesia masih sangatlah minim, kebutuhan yang semakin besar menjadikan perekonomian menjadi semakin melemah. Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan oleh pemerintah.Pemerintah berupaya untuk terus membangun perekomian masyarakat guna meningkatkan tingkat kesejahteraan perekonomian. Dalam merealisasikan tujuan pembangungan perekonomian masyarakat perlu berbagai cara guna menggali potensi yang ada, baik potensi alam maupun potensi dari manusia itu sendiri guna mencapai program pembangunan

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan pembangunan nasional adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah dara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam rangka mencapai tujuan itu perlunya dilaksanakan pembangunan nasional yang meliputi pembangunan manusia dan perekonomian masyarakat.

Perekonomian Indonesia telah mengalami pasang surut , krisis yang terjadi pada awal orde baru berdampak terhadap lambatnya perkembangan pembangunan dan perekonomian masyrakat, lambatnya perekonomian yang terjadi pada saat itu mengakibatkan berbagai masalah diantaranya semakin melemahnya perekonomian yang bedampak pada tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Dari hal tersebut, menyadarkan pemerintah untuk merubah paradigma pembangunan serta perekonomian, salah satunya melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang saat itu menjadi

(5)

persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana.UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.Selain itu, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas ekonomi.Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar.Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM.

(6)

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Disini penulis mengambil daerah penelitian Kota Tanjungpinang, karena potensi UMKM di Tanjungpinang masih belum tergarap maksimal seperti kota-kota lainnya oleh karenanya faktor kebijakan pemerintahan Kota Tanjungpinang terhadap UKM yaitu implementasinya dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan pemerintah Kota Tanjungpinang dalam menangani UMKM di Kota Tanjungpinang.

Tabel I.1

Jumlah Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah di KotaTanjungPinang

no Jenis Jumlah

1 Usaha Mikro 3837

2 Usaha Kecil 1725

3 Usaha Menengah 684

(sumber Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UsahaMikro Kota Tg.Pinang)

Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah UMKM dikota TanjungPinang sangat besar. Sektor UMKM memiliki peran yang sangat penting didalam roda perekonomian di Indonesia, sehingga sewaktu terjadinya krisis ekonomi sektor UMKM dapat bertahan dan eksis keberadaannya.Begitu juga sektor UMKM di Kota Tanjungpinang setiap tahun mengalami perkembangan, dapat dilihat dari tabel diatas jumlah UMKM.Selain disebabkan oleh ketahanannya juga di sebabkan semakin berkembangnya Kota Tanjungpinang sebagai Pusat Pemerintahan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

(7)

untuk mengembangan usaha.Tugas Dinas Pasar, Koperasi, dan UMKM Kota Tanjungpinang dalam pengembangan sektor Usaha Mikro ini tidak hanya difokuskan pada kuantitasnya saja, akan tetapi pada segi kualitasnya juga. Dibalik banyaknya sektor Usaha Mikro yang berkembang di Kota Tanjungpinang ini, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha Usaha Mikro tersebut. Permasalahan-permasalahan itu antara lain:

1. Lemahnya akses terhadap pasar

2. Lemahnya akses terhadap sumber permodalan 3. Lemahnya akses terhadap manajemen

4. Lemahnya akses kemitraan usaha 5. Lemahnya akses terhadap teknologi

(Sumber: Dinas Tenaga kerja, Koperasi dan usaha Mikro Kota Tanjungpinang)

Permasalahan tersebut yang menjadi titik fokus Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan usahamikro dalam mengembangkan sektor UMKM di Kota TanjungPinang. Sebab hal-hal tersebut dapat menyebabkan jalannya usaha UMKM sulit untuk berkembang secara optimal.peningkatan akses terhadap pasar, modal, manajemen, teknologi, serta penguatan dan penataan kelembagaan UMKM perlu dilakukan untuk memperkuat posisi transaksi dalam persaingan pasar dan kemitraan antara ketiga pelaku ekonomi, yaitu BUMN, Swasta, serta KUMKM

(8)

Koperasi, dan usaha Mikro Kota Tanjungpinang melakukan berbagai program-program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sektor UMKM.

Berdasarkan dari latar belakang diatas kemudian keinginan penulis untuk mengelaborasi lebih jauh mengenai upaya Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Tenaga Kerja , Koperasi dan usaha mikro Kota Tanjungpinang terutama dalam pengembangan sektor Usaha mikro, dengan mengangkat judul penelitian

”Implementasi Kebijakan Pengembangan UMKM oleh Diinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang

Dilakukan suatu penelitian adalah dengan tujuan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian dan mempunyai kegunaan untuk memberikan solusi bagi permasalahan tersebut. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan UMKM di kota TanjungPinang.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam implementasi kebijakan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kota TanjungPinang.

2. Manfaat Penelitian

(9)

b. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat berperan serta dalam mendukung pemberdayaan UMKM di Kota TanjungPinang untuk ke depannya. c. Bagi peneliti lain dan akademik, sebagai tambahan informasi dan

disiplin ilmu, serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang yang sama

B. LANDASAN TEORI

Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi tujuan dari penelitian, maka diperlukan kerangka teoritis sebagai landasan.

1. Implementasi Kebijakan

Implementasikebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan

publik.Denganimplementasiataupenerapan,serangkaiankeputusanyangdisusunberdasa rkan analisis pada apa yang diharapkan untuk menuju keadaan yang lebihbaik,dalam prosespelaksanaan mencapai tujuan tersebut. Menjelaskan maknaimplementasi dengan mengatakan bahwa:

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan

berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan publik yang mencakupbaik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.”

(10)

a) Keluaran kebijakan (keputusan)

Merupakan penterjemahan dari keputusan dalam bentuk peraturan-peraturan khusus, prosedur pelaksanaan yang baku atau tetap untuk memproses kasus tertentu yang terjadi, keputusan penyelesaian menyangkut perizinan, serta pelaksanaan keputusan penyelesaian sangketa

b) Kepatuhan kelompok sasaran

Merupakan suatu sikap ketaatan secara konsisten dari para pelaksana atau pengguna (aparat pemerintah dan masyarakat) terhadap keluaran kebijakan yang telah ditetapkan

c) Dampak nyata kebijakan

Adalah hasil nyata dari perubahan prilaku antara kelompok sasaran dengan tercapainya tujuan yang telah digariskan, hal ini berarti bahwa keluaran kebijakan sudah sejalan dengan undang-undang, kelompok sasaran patuh, tidak ada penggrogotan terhadap pelaksanaan serta peraturan tersebut memiliki dampak sebab akibat yang tinggi

d) Persepsi terhadap dampak

Yaitu penilaian atau pemahaman yang akan didasarkan pada nilai-nilai tertentu yang dapat diatur atau dirasakan manfaatnya oleh kelompok masyarakat dan lembaga tertentu terhadap dampak nyata pelaksanaan suatu kebijakan, yang kemudian menimbulkan upaya untuk mempertahankan, mendukung, atau merubha serta merevisi kebijakan

e) Revisi (perbaikan) kebijakan

(11)

Dari pendapat tersebut diketahui bahwa suatu kebijakan apapun itu bidangnya hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penerapan dari kebijakan tersebut, suatu kebijakan sebagaiman bagusnya tidak berarti kalau dalam pelaksanaan atau implementasinya tidak memberi manfaat kepada masyarakat.

Sementara Meter dan Horn (1975), mendefiniskan implementasi kebijakan, sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.Dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Dalam proses kebijakan publik, implementasi kebijakan merupakan tahapan yang bersifat praktis dan dibedakan dari formulasi kebijakan yang dapat dipandang sebagai tahapan yang bersifat teoritis.

(12)

2. Pengembangan UMKM

Kata ”pengembangan” yang dikemukakan oleh J. S. Badudu sebagaimana

tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti sebagai hal, cara, atau hasil mengembangkan; sedangkan mengembangkan sendiri berarti membuka, memajukan, menjadi maju, dan bertambah baik.

Definisi lain mengenai pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahsebagai berikut :

”Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan, sedangkan

mengembangkan merupakan perintah selalu berusaha di pembangunan secara

bertahap dan teratur yang menjurus pada sasaran yang dikehendaki.” (Dikutip dari

KBBI, 1989:414).

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pengembangan merupakansuatu upayauntuk meningkatkan segala aspek dalam tubuh organisasi agar mengarah pada pencapaiantujuan.Adapun pendapat AminWidjajaTunggalyang dikutip dari Wijayanti mengenaipengembangan yaitu bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan organisasiuntuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada kemampuan meningkatkan dayatanggap organisasi terhadap perubahan lingkungan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

”Development(pengembangan)adalahkriteriaefektivitasyangmengacupadakem

ampuan daya tanggap organisasi terhadap tuntutan lingkungan pada saat sekarang

danmasa datang.”(2002:32)

Sedangkan menurut Moekijat dalam Wijayanti, pengertian pengembangan adalahsebagai berikut :

”Pengembangan merupakan setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan

pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberi keterangan,

mempengaruhi sikap­ sikap atau menambah kecakapan.” (2002:33)

(13)

gunameningkatkankinerja dan kecakapan serta mengubah perilaku menjadi lebih baik sebagai salahsatu usaha dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Sementara dalam kaitannya dengan pengembangan sektor UMKM ini, Undang-UndangNomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa hakikat dari pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Prinsip dan Tujuan Pengembangan UMKM Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal 5 UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, prinsip dan tujuan pengembangan UMKM adalah :

1. Pengembangan UMKM

Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan

Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM

Peningkatan daya saing UMKM

Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu

2. Tujuan pengembangan UMKM

Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan

(14)

Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan kemisikinan

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tersebut juga dijelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang:

a. Produksi dan pengolahan b. Pemasaran

c. Sumber Daya Manusia d. Desain dan teknologi.

2. Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti melihat dan membandingan dengan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan UMKM, khususnya pengembangan UMKM.

Pertama adalah skripsi dengan judul IMPLEMENTASI

KEBIJAKANPEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI KOTATANGERANG yang diteliti oleh Praditya Herlyansah fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang tahun 2016, peneliti munggunakan metode penelitian kualitatif, dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa ukuran dan tujuan kebijakan Kebijakan Pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang sudah baik dan sesuai dengan manfaatnya meskipun masih terdapat kekurangan.Seperti belum adanya LKM dan kurang rutinnya pelatihan tentang pengelolaan keuangan.

Kedua adalah pada skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang

yang dilakukan oleh Fenitamahasiswa Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Implementasi Kebijakan dalam

Pemberdayaan UsahaKecil Menengah (UKM) di Kelurahan Kampung Bugis oleh

(15)

penelitianmenunjukan bahwa implementasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kelurahan kampung bugis belum sesuai dan tidak berjalan dengan baik seperti apa yang diharapkan. Karena kinerja aparatur yang masih kurang optimal dalam melayani para pelaku UMKM.

Ketiga adalah berdasarkan penelitian terdahulu pada skripsi Universitas

Indonesia yang dilakukan oleh Ade Syafitri mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik yang berjudul “Pelaksanaan

Pengembangan dan pemberdayaan UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM)

dalam Program Kemitraan Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) studi kasus mitra binaan PT. Telkom

Indonesia, TBK Divisi Area II Jakarta -Banten”, dengan metode penelitian

kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwapelaksanaan Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah dalam bentuk kemitraan yang dibentuk oleh PT.Telkom Indonesia berjalan dengan baik sesuai dengannya tujuannya yaitu memberdayakan UMKM dari jumlah UMKM yang berkembang dari tahun ke tahun menunjukan bahwasanya PT.Telkom Indonesia memiliki kinerja yang baik.Namun dalam berjalannya kegiatan Pemberdayaan masih memiliki berbagai macam hambatan yang dialami PT.Telkom Indonesia sebagai pelaksana, hambatannya yaitu masih minimnya tingkat kehadiran mitra binaan saat kegiatan berlangsung.Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka dalam menjalankan usaha.Padahal kegiatan tersebut dapat pula membantu mereka dalam mengembangkan usahanya

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemustatan kompetensi pada tujuan penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian sehingga observasi dan analisis hasil penelitian lebih terarah.

Menurut Moelong (2009:93) menyatakan bahwa “fokus penelitian dimaksud

(16)

yang relevan, agar tidak dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang

dikumpulkan walaupun data itu tidak menarik”.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2013:34) “pembatasan masalah dan topik

dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan

feasibility masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga,

dana dan waktu suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak

dipecahkan melalui penelitian akan semakin menimbulkan masalah baru”.

Perumusan fokus masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah masih tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah berada di lapangan. Fokus pengamatan dalam peneltian ini adalah untuk melihat Bagaimana Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana DaerahProvinsi Kepulauan Riau. Dalam penelitian ini penulis memfokus dari beberapa pendapat ahli dan dapat ditarik beberapa aspek yaitu: Kerjasama, prestasi kerja, waktu penyelesaian tugas, pertanggungjawaban, disiplin kerja, motivasi kerja,kualitas sumber daya manusia, penilaian prestasi kerja, pengembangan sumber daya manusia.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode penelitian deskriptis dengan pendekatan kualitatif.J. Meleong, M.A (2007:6) Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi.

(17)

(UMKM) Kota Tanjung Pinang, kemudian hasilnya dideskripsikan secara jelas sesuai dengan fakta dilapangan, serta penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran dan permasalahan yang terjadi dalam implementasi kebijakan pengembangan usaha mikiro kecil dan menengah (UMKM) Kota TanjungPinang

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang, tepatnya pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang, karena penulis melihat masih banyak UMKM dikota TanjungPinang bwlum berjalan lancar.Kurangnya bantuan dan perhatian dari pemerintah. Bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah digunakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembagian dan bantuan UMKM tersebut tidak merata dan tidak tepat sasaran.

3. Jenis data

Penulis memperoleh data mengenai perusahaan tesebut melalui dua sumber yaitu : a) Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan (observasi) langsung pada informan.

b) Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, dokumen/catatan, tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media dan laporan penelitian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian

.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

(18)

data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas metode serta situasi dan kondisi yang dijadikan objek penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan cara-cara yang dipilih dalam memperoleh data dan bukti yang sesuai dengan yang dikemukakan seperti:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. Menurut Sugiyono (2005:166) teknik observasi merupakan suatu proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya, dengan alat pengumpul data yaitu

Check list.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan seperti tanyajawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Menurut Moelong (2009:135), bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu”.Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab

(19)

c. Dokumentasi

Dokumen adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para ahli, dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.

Proses dokumentasi dilakukan melalui beberapa tahapan penting untuk mendapatkan kumpulan data yang nantinya menjadi sebuah dokumen. Tahapan dokumentasi tersebut diantaranya adalah:

a. Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya, b. Mengumpulkan data tersebut menjadi satu kesatuan, c. Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk dokumen,

d. Membagi dan menyebarluaskan dokumen hasil proses dokumentasi kepada pihak-pihak yang diperkenankan dan mempunyai kepentingan tertentu,

e. Mengamankan dan menyimpan keseluruhan dokumen yang telah dibuat agar terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu dibutuhkan kembali

(20)

E. Teknik Analisis Data

Menurut Biklen dan Bogdan (1982 : 145) Pengertian Analisis Data adalah proses pencarian dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Analisis data menurut Patton ( 1980 : 268 ) agar proses mengatur uraian data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan, uraian dasar. Dari rumusan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode dan mengkategorikannya. Pekerjaan analisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga dan pikiran peneliti dengan pedoman pada cara tersebut diatas analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan data yang terkumpul, berupa abstraksi dan hasil observasi wawancara dan hasil dokumentasi, peneliti memilah-milah data tersebut sesuai dengan kategori masalahnya.

b. Memberi aspek yang terdapat didalam kategori-kategori menelaah hubungan antara yang satu dan lainya.

c. Menyusun urutan masalah, guna memberikan tafsiran yang menggambarkan perspektif peneliti sendiri.

Dari definisi analisis data yang diungkapkan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Analisis Data adalah kegiatan analisis mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat.

(21)

Beberapa teknik yang akan dipakai oleh penulis untuk menganalisa data yaiu sebagai berikut:

a. Pemilihan Data

Pemilihan data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian ini, kemudian mencari temanya.Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data.Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam mengenai hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.Reduksi data dapat juga membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu. b. Penyajian Data

Penyajian Data adalah menyajikan data dalam bentuk matriks, chart

atau grafik, network dan sebagainya. Penyajian data ini merupakan salah satu dari teknik teknik analisis data.Data yang semakin bertumpuk-tumpuk kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh.Oleh karena itu, diperlukan penyajian data.Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

c. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi

(22)

F. Pembahasan

Berdasarkan undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah yang menjelaskan bahwa hakikat dari pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Kebijakan merupakan kaidah arahan, paduan ataupun ketentuan yang harus dijadikan pedoman, petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan dari aparatur pemerintah atau pegawai. Isitilah kebijakan sendiri sering penggunaannya dipertukarkan dengan istilah lain seperti tujuan, program, keputusan, undang-undang dan ketentuan-ketentuan

Setelah kebijakan yang telah dibuat ataupun diputuskan, langkah selanjutnya adalah bagaimana peng-implementasian dari suatu kebijakan yang dibuat dapat berjalan dan dilaksanakan, karena sebagus manapun kebijakan, tanpa diimplemntasikan tidak akan memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Untuk menelaah bagaiaman suatu implementasi kebijakan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) oleh dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang, maka dapat dilihat dengan indikator, diantaranya sebagai berikut :

1. Keluaran Kebijakan (Keputusan)

(23)

peran UMKM sangat penting dalam meningkatkan tarap ekonomi masyarakat. Indikator dari keluaran kebijakan ini adalah sebagai berikut :

a. Adanya Prosedur Kebijakan

Yaitu adanya suatu aturan yang baku tentang pengembangan dan pembinaan UMKM, pemberian bantuan bagi UMKM, pengawasan bagi UMKM. Dengan adanya aturan yang baku, baik itu berkaitan mengenai bantuan modal, pembinaan pengawasan dan penevaluasian. Diharapkan implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan usaha mikro kota TanjungPinang ini dpat terlaksana dengan baik, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan ataupun potensi yang ada, serta memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat.

b. Penyelesaian Masalah Kebijakan

Yaitu dapatnya implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan usaha mikro kota TanjungPinang tersebut menyelesaikan masalah seperti terbatasnya modal usaha, terbatasnya teknologi kerja yang dimiliki, rendahnya kualitas sumber daya manusia pelaku UMKM dan lainnya.

2. Kepatuhan Kelompok Sasaran

Merupakan suatu sikap ketaatan secara konsisten dari pelaksana (Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang dan para pelaku UMKM) terhadap keluaran kebijakan yang telah ditetapkan. Sikap tersebut dicerminkan dalam prilaku antara lain tidak melanggar aturan yang telah digariskan, jika terjadi pelanggaran masih terbatas pada pelanggaran yang terkena sanksi ringan, sikap mengatur keabsahan(legitimasi) peraturan perundang-undangan yang bersangkutan dan tidak merasa dirugikan dari peraturan tersebut. Indikator kepatuhan kelompok sasaaran ini dapat dilihat, yaitu :

(24)

Yaitu adanya suatu sikap kepatuhan atau ketaatan dari target sasaran yaitu UMKM yang ada dikota TanjungPinang. Untuk melaksanakan segala ketentuan atau aturan yang telah dinyatakan atau dibuat dalam implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang.

Dimilikinya sikap kepatuhan dan ketaatan dari kelompok sasaran ini yang ada di kota TanjungPinang tersebut, dalam mengimplementasikan kebijakan dalam pengembangan UMKM tersebut, maka diharapkan kebijakan tersebut dapat terlaksana secara efisien dan efektif. Sehingga dapat mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi oleh pelaku UMKM, misal : kekurangan modal, kekurangan teknologi, lemahnya akses pasar dan management dan lainnya.

3. Dampak nyata kebijakan

Yaitu implementasi kebijakan dalam pengembangan umkm yang diterima oleh pelaku umkm tersebut memang dapat membawa suatu pengaruh atau dampak yang positif terhadap kelompok sasaran yang dituju. Baik itu terhadinya perubahan sikap pelaku umkm, metode maupun kebiasaan pelaku umkm. Indikator dampak nyata kebijakan ini adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Yaitu dengan diimplementasikannya kebijakan pengembangan umkm oleh dinas tenagakerja, koperasi dan usahamikro kota tanjungpinang, maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku umkm ini, misalnya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola management

b. Meningkatkan akses pasar, produksi dan daya saing

(25)

yang dihasilkan serta semakin tingginya daya saing dari usaha yang dihasilkan, misalnya kualitas atau mutu produk/usaha yang dihasilkan oleh pelaku umkm sehingga dapat bersaing dengan usaha-usaha lainnya.

4. Persepsi Terhadap Dampak

Adalah penilaian atau pemahaman yang didasarkan kepada nilai-nilai tertentu, yang dirasakan manfaatnya oleh kelompok-kelompok masyarakat dan lembaga-lemabaga tertentu implementasi kebijakan. Kemudian menimbulkan upaya-upaya untuk mempertahankan atau mendukung bahkan merubah serta merevisi kebijakan. Persepsi tersebut harus didasarkan kepada evaluasi bahwa dampak sudah sejalan dengan tujuan undang-undang yang sebenarnya. Indikator ini dapat dilihat dengan adanya peran serta penilaian dari kelompok masyarakat terhadap implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang

5. Revisi (perbaikan)

Merupakan upaya-upaya perbaikan terhadap kekeliruan atau kegagalan dari pada pelaksanaan kebijakan yang dilakukan, baik itu melalui perubahan kebijakan secara menyeluruh ataupun hanya revisi. Indikator perbaikan ini dapat dilihat dari, yaitu :

a. Perbaikan atau penyesuaian kebijakan

(26)

b. Sosialisasi kebijakan

Yaitu pemberitahuan atau penyampaian dari implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh dinas TenagaKerja, Koperasi Dan UsahaMikro Kota TanjungPinang kepada UMK yang ada di tanjungpinang. Dengan adanya sosialisasi implementasi kebijakan tersebut, diharapkan implementasi kebijakan pengembangan UMKM itu tersebut betul-betul tepat sasaran dan dimengerti secara keseluruhan oleh target sasaran, sehingga tujuan dari kebijakan tersebut terealisasi secara efektif dan efisien dilapangan

G. Penutup

Mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Implementasi Kebijakan Pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang, masih belum baik. Terutama jika dilihat dari indikator kepatuhan kelompok sasaran. Dimana pelaku UMKM yang ada di Kota TanjungPinang masih kurang ikut berpartisipasi dalam mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop serta bimbingan teknis yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang

(27)

3. Dilihat dari indikator revisi kebijakan, baik itu perbaikan maupun penyesuaian kebijakan dan sosialisasi kebijakan. Maka implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang, menunjukkan kondisi yang belum berjalan dengan baik. Ini disebabkan kurangnya evaluasi ataupun monitoring terhadap kebijakan serta masih kurangnya tim supervisi yang bertugas dalam evaluasi dan monitoring terhadap implementasi kebijakan pengembangan UMKM tersebut.

4. Dalam penyelesaian masalah kebijakan yang berupa keterbatasn modal, teknologi maupun masih rendahnya kualitas SDMmasih dapat terselesaikan, walaupun mungkin belum maksimal, namun secara garis besar sudah terselesaikan dengan melihat subtansi atau isi dari masalah yang dihadapi dengan menampung permasalahan yang terjadi oleh para pelaku UMKM di kota TanjungPinang dan mencari solusi untuk menyelesaikannya

5. Dalam Meningkatkan akses pasar, produksi dan daya saing pada pelaku UMKM masih kurang baik, ini disebabkan karena keterbatasan modal , masih minimnya akses terhadap pasar. Masih kurangnya pembinaan yang diberikan oleh dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro dalam pengembangan UMKM ataupun belum merata kepada seluruh pelaku umkm tersebut

Adapun saran yang dapat disampaikan dlam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perlunya Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang

untuk meningkatkan partisipasi UMKM yang ada, agar mau mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop, maupun bimbingan teknis yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang.

(28)

tiap akhir pekan yang dilengkapi dengan hiburan-hiburan dan pemberian potongan harga agar masyarakat lebih tertarik untuk membeli produk UMKM 3. Perlunya dilakukan kerja sama serta koordinasi yang baik dengan instansi yang

terkait dalam implementasi kebijakan pengembangan UMKM ini, seperti badan bantuan permodalan

4. Perlunya pembinaan kepada pelaku UMKM mengenai akses terhadap pasar, teknologi serta daya saing yang nantinya sangat berguna dan bermanfaat untuk pelaku UMKM tersebut untuk meningkatkan kemampuan dalam pengembangan usaha mereka

5. Dalam hal pengembangan UMKM, perlunya melakukan sosialisasi oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang mengenai kebijakan pengembangan UMKM dengan melibatkan LSM,OKP serta media dan pers

6. Perlunya dibentuk suatu tim yang khusus menangani dalam hal pengawasan, perbaikan atau revisi terhadap implementasi kebijakan yang dilaksanakan. Hal ini ditujukan agar kebijakan itu dapat diawasi dan dievaluasi, sehingga pengkoreksian untuk mencari keberhasilan, hambatan ataupun masalah dan kekurangan terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan dapat dilihat.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, N. William., 2003. “Pengantar Analisa Kebijakan Publik II”. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Howlett, Michael dan M. Ramesh., 1995.“Studying Public Policy: PolicyCyclesand

Policy Subsystem”. Oxford: Oxford University Press.

Islamy, M. Irfan., 2003. “Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Miles, B. Mattew dan Michael Huberman., 2007.“Analisis Data Kualitatif,

BukuSumber Tentang Metode-metode Baru”.Jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Alwi, Syafarudin., 2008. “Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua”.

Yogyakarta: BPFE.

Departemen Pendidikan Nasional., 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia

PusatBahasa”.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan usaha mikro Kota Tanjungpinang., 2017.

“Program KerjaTahun 2017”.

Draft Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang Tahun 2015

Wahab, Solichin Abdul, 2005. Analisis Kebijakasanaan, Dari

FormulasiKeimplementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Statistik-Daerah-Kota-Tanjungpinang-2015

Meleong, Lexy J. 2007. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tahun 2010-2014.

(30)

Soetomo, 2009.Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nawawi, Hadari H. (2005) Manajemen Strategik Organisasi Non-ProfitBidang Pemerintahan.Yogyakarta,Gadjah Mada University Press

Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus). Jakarta:

(31)

DAFTAR DOKUMEN

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 TentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.

Daftar kepangkatan pegawai negeri sipil dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang Tahun 2017

DRAFT RENSTRA Dinas TenagaKerja, Koperasi Dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang Tahun 2017

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Statistik-Daerah-Kota-Tanjungpinang-2015

Internet, Jurnal

Brilianingrum, Mega. 2012. Peran Pembinaan Manajemen Usaha

TerhadapKemajuan Bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah).Jurnal Mitra

Binaan Vol 1

No 13 Oktober 2013. Jakarta

Kiki, febrian.2011.Kajian Strategis Pengembangan Tahap Lanjut Sentra

BisnisUMKM Pasca Dukungan Program Perkuatan.Jurnal Vol 1 No 23

Gambar

Tabel I.1 Jumlah Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah di KotaTanjungPinang

Referensi

Dokumen terkait

Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Surakarta dalam Mengembangkan UMKM di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial

Sistem yang dikembangkan adalah mengenai sistem yang dapat digunakan oleh Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Binaan Dinas Koperasi dan Umkm Kota

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecildan Menengah Provinsi Sumatera

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Binaan Dinas Koperasi dan Umkm Kota

180563201057 ABSTRAK Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 41 Tahun 2016 Tentang uraian tugas pokok, fungsi organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro

Tabel 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja Kota Surakarta Oleh Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah UMKM Data : Disperindag kota Surakarta Data dinas perindustrian dan perdagangan kota Surakarta