1) Berupa pajak dan retribusi daerah, yang
pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut
dengan Perda.
Sebagai instrumen untuk menghimpun
dana dari masyarakat untuk berbagai
kepentingan pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.
Mengubah kewenangan pemungutan pajak dan retribusi daerah menjadi
”close list”.
Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah
Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah
Memberikan diskresi
penetapan tarif pajak dan tinjauan tarif retribusi
Menaikkan tarif maksimum utk beberapa jenis pajak Bagi Hasil Pajak Provinsi
Earmarking
UU
Closed List:
1.
Daerah tidak
boleh memungut
pajak dan
retribusi daerah
selain yang
ditetapkan dalam
UU.
2.
Khusus untuk
retribusi
dimungkinkan
adanya tambahan
jenis retribusi
yang ditetapkan
dengan PP.
Open-List:
1.
Provinsi boleh
menambah jenis
retribusi daerah,
sepanjang
memenuhi
kriteria yang
ditetapkan
dalam UU.
2.
Kabupaten/Kota
boleh
menambah jenis
pajak dan
retribusi daerah,
sepanjang
Retribusi Daerah
Retribusi Daerah
Retribusi Tera / Tera Ulang
Retribusi Pelayanan
Pendidikan
Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunikasi
Retribusi Izin Usaha
Perikanan
(Selain Yang Ditetapkan Dalam UU 28/2009)
Masih ada peluang untuk menambah jenis retribusi
sepanjang memenuhi kriteria retribusi yang ditetapkan
dalam UU 28/2009;
Mengantisipasi penyerahan fungsi pelayanan dan
perizinan dari Pemerintah kepada Daerah;
Daerah dapat mengusulkan jenis retribusi
tambahan kepada Pemerintah
1
.
2.
3.
Ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun
sekali;
Peninjauan dilakukan dengan
mempertimbangkan Indeks harga yang
dinamis serta perkembangan
perekonomian;
Perubahan tarif retribusi ditetapkan
No.
No. Pajak PropinsiPajak Propinsi
UU 34/2000
UU 34/2000
UU 28/2009
UU 28/2009
UU
UU PP PP
65/2001
65/2001
1 Pajak Kendaraan Bermotor
KB Pribadi (Pertama)
KB Pribadi (Kedua, Dst)
KB Umum
Pem/TNI/POLRI
Alat Berat/Alat Besar
5%
DEFINITIF
1,5%
Penyerahan Pertama
Penyerahan Kedua, Dst
Alat Berat (Penyerahan I)
Alat Berat (Penyerahan II, dst)
10% DEFINITI F
3 Pajak Bahan Bakar Kend araan Bermotor
5% DEFINITIF
5% 10%
4 Pajak Air Permukaan 20% DEFINITIF
10% 10%
5 Pajak Rokok - - 10%
5. Tarif
Maksimum
*) Tidak berlaku untuk Kendaraan milik Pemerintah/TNI/POLRI
**) Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres
(dalam jangka waktu 3 tahun)
Pajak Kabupaten/Kota
UU 34/2000
28/2009
UU
1. Pajak Hotel
10%
10%
2. Pajak Restoran
10%
10%
3. Pajak Hiburan
35%
75%
4. Pajak Reklame
25%
25%
5. Pajak Penerangan Jalan
10%
10%
6. Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan
20%
25%
7. Pajak Parkir
20%
30%
8. Pajak Air Tanah
20%
20%
9. Pajak Sarang Burung
Walet
-
10%
5. Tarif
Maksimum
25%
75
%
Jenis Pajak
UU 34/2000
UU 28/2009
Provinsi
Kab/Kota
Provinsi
Kab/Kota
1. PKB
70%
30%
70%
30%
2. BBN-KB
70%
30%
70%
30%
3. PBB-KB
30%
70%
30%
70%
4. Pajak Rokok
-
-
30%
70%
5. Pajak Air
Permukaan
30%
70%
50%
50%
*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota.
6. Bagi Hasil Pajak
Provinsi
6. Bagi Hasil Pajak
Provinsi
Jenis pajak yang penerimaannya wajib
“Earmark”
Pajak
Porsi
Peruntukan
1. PKB Minimal 10%
Pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana transportasi umum.
No.
34/2000
UU
PP 65/2001
UU 28/2009
1.
--
Biaya
Pemungutan Pajak
Daerah
maksimum 5%
--2.
--
--
1. Insentif Pemungutan
diberikan kepada instansi
yang mempunyai tupoksi
yang salah satunya adalah
melakukan pemungutan
PDRD.
2. Pemberian insentif
didasarkan atas kinerja
tertentu.
3. Ditetapkan dalam APBD.
4. Diatur lebih lanjut dalam
No
.
UU 34/2000
UU 28/2009
1.
Pengawasan bersifat :
REPRESIF
Pengawasan bersifat :
-
PREVENTIF,
dan
- KOREKTIF
2.
Pembatalan oleh Mendagri
dengan pertimbangan Menkeu.
Pembatalan oleh Presiden,
diusulkan oleh Mendagri
berdasarkan rekomendasi
Menkeu.
9.
Pengawas
an
UU 34/2000
UU 28/2009
Tidak ditetapkan
sanksi.
Mengatur sanksi, berupa:
Penundaan DAU dan/atau DBH;
Pemotongan DAU dan/atau DBH;
Restitusi.
Tatacara Pengenaan Sanksi
PMK Nomor 11 /PMK.07/2010 tanggal 25 Januari 2010
PELANGGARAN
SANKSI
1. Administratif
(Prosedur penetapan Raperda PDRD menjadi Perda)
2. Substantif
(Pemungutan pajak atau retribusi tanpa dasar hukum yang kuat)
Penundaan 10% DAU atau DBH PPh
Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh
No.
No. Jenis PungutanJenis Pungutan Tgl. BerlakuTgl. Berlaku KeterangaKeterangann
1. BPHTB 01-01-2011 Definitif
2. PBB Perdesaan & Perkotaan 01-01-2014 Paling lama
3. Pajak Rokok 01-01-2014 Definitif
4.
Jenis Pajak selain angka 1 s.d. 3 dan Jenis Retribusi Daerah
01-01-2010 Definitif
Pemberlakuan
Jenis Pungutan
1. Perda Provinsi/ Kabupaten/ Kota ttg jenis pajak dan retribusi yang sudah berlaku dan masih sejalan dengan UU 28/2009 tetap berlaku paling lama 2 (dua) tahun untuk dilakukan penyesuaian dan/atau penggantian.
2. Perda Provinsi ttg Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan tetap berlaku paling lama
Penyiapan Produk Hukum Daerah Dibidang Pungutan
Dlm Rangka Pelaksanaan UU 28/2009
Diprioritaskan perubahan dan/atau penyusunan Raperda
tentang Pajak Daerah, mengingat dlm UU 28/2009 terjadi
perubahan materi perpajakan dan jenis pajak yg signifikan;
Perubahan dan/atau penyusunan Raperda tentang Retribusi
Daerah dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang BPHTB harus
ditetapkan pada Tahun 2010;
Perda Kabupaten/Kota tentang Pajak Air Tanah sudah harus
ditetapkan paling lambat Tahun 2010;
Perda tentang jenis pajak dan retribusi daerah yang baru (selain
PBB, BPHTB, dan Pajak Rokok) dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang PBB Perdesaan &
Perkotaan harus ditetapkan paling lambat pada Tahun 2013;
No.
Produk
Hukum
Tentang
Keterangan
1.
2.
PP
PP
Jenis Pajak Daerah yang dipungut secara official assessment dan self assessment.
Tatacara pemberian insentif pemungutan PDRD
2010
Tatacara pemungutan dan penyetoran Pajak Rokok
Badan atau perwakilan internasional yang
dikecualikan sebagai subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan
Badan atau perwakilan internasional yang dikecualikan sebagai subjek BPHTB
Tatacara pelaksanaan sanksi pelanggaran ketentuan PDRD
2010
2010
2010
PMK Nomor 11/PMK.07/2010
7. Permendagri Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Setiap tahun 8. PB Menkeu & Tahapan pengalihan PBB Perdesaan & 2010
Peraturan
Peraturan
Pelaksanaan
Pelayanan Publik
- Meningkatnya PAD diharapkan dpt memperbaiki kualitas pelayanan publik
- Perbaikan fungsi pelayanan melalui
pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana yg disediakan oleh Daerah
Kepastian Hukum
- Semua pungutan Daerah (PDRD) harus ditetapkan dengan Perda;
- Perda menjadi instrumen/legal basis bagi wajib pajak dan wajib pungut;
- Perda merupakan alat kontrol dlm pengelolaan, transparansi, dan akuntabilitas pungutan daerah.
Page 21
Daya Saing dan Kerjasama Antar Daerah
- Mendorong Pemda dlm
melakukan kerjasama dengan Pihak Ketiga dengan prinsip saling menguntungkan;
- Menciptakan iklim investasi yang kondusif di Daerah;
Penerimaan Daerah
- Adanya penguatan (taxing power) dlm mendukung peningkatan PAD;
- Penguatan PAD tercermin dlm bentuk pengalihan PBB dan BPHTB, serta
penambahan jenis dan perluasan objek
pajak/retribusi tertentu.
Profil Data
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Tr
ili
u
n
R
p
.
UU 28/2009
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per tahun.
Tr
il
iu
n
R
p
.
Tahun Anggaran
UU No. 28 Tahun 2009 UU No. 34 Tahun 2000
Retribusi Retribusi
Pajak
Pajak
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Provinsi
Perbandingan Proyeksi Penerimaan PDRD Kabupaten/Kota
(UU No. 34 Tahun 2000 vs UU No. 28 Tahun 2009)
Tr
il
iu
n
R
p
.
UU 28/2009
Asumsi:
1. Pertumbuhan penerimaan 10% per tahun.
2. Semua daerah menerapkan tarif
Tr
il
iu
n
R
p
.
Tahun Anggaran
UU No. 28 Tahun 2009 UU No. 34 Tahun 2000
Retribusi Retribusi
Pajak
Pajak