• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni: Kajian Filologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Naskah شعير كانق ۲ دالم شرڬ Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni: Kajian Filologi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum penulis melaksanakan penelitian ini, penulis akan membaca serta

memahami beberapa skripsi yang terkait dengan judul yang penulis ajukan

sebagai bandingan dalam menulis skripsi ini, antara lain yaitu:

1. Skripsi karya Elisya Budiawati, angkatan 2004 mahasiswi Sastra

Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang, dengan

judul “SYAIR KUMBANG DAN MELATI :SUNTINGAN TEKS DAN

ANALISIS SEMIOTIK”. Hasil penelitiannya berupa suntingan teks

dalam bentuk transliterasi dan mengungkapkan makna atau nilai-nilai

sosial dengan menggunakan dua teori, yaitu teori filologi oleh Baried

dan teori semiotik oleh Riffaterre.

2. Skripsi karya Desy Natalia Pinem, angkatan 2005 mahasiswi Program

Studi Bahasa dan Sastra Batak Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara, dengan judul “KAJIAN FILOLOGI TERHADAP

NASKAH BATAK No.Inv.943/07124/2075 KOLEKSI MUSEUM

NEGRI PROVINSI SUMATERA UTARA”.Penelitian ini menghasilkan

sebuah suntingan teks dengan menggunakan teori Baried. Skripsi ini

juga membahas tentang kedudukan dan fungsi teks dalam masyarakat,

kebudayaan dan pendidikan.

3. Skripsi karya Muhammad Ali Ritonga, angkatan 2006 mahasiswa

Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, dengan judul “SUNTINGAN TEKS DAN

NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM HIKAYAT KIAMAT”. Penelitian ini

juga menghasilkan sebuah suntingan teks dengan menggunakan teori

(2)

4. Skripsi karya Muhyiddin, angkatan 2008 mahasiswa Jurusan Aqidah

dan Filsafat Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dengan judul

“PEMIKIRAN K.H.R. AS’AD SYAMSUL ARIFIN TENTANG TAUHID

DAN THARIQAT (KAJIAN FILOLOGIS TERHADAP RISALAH

AS’ADIYAH)”. Penelitian ini menghasilkan sebuah suntingan teks dan

analisis isi dengan menggunakan dua teori, yaitu teori kodikologi dan

teori tekstologi.

Untuk Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara sejauh yang penulis ketahui hingga saat ini belum ditemukan

penelitian tentang kajian Filologi ini.Adapun yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa selain menghasilkan transliterasi

filologi dari satu edisi naskah tahun 1968 M yang mudah dibaca dan dipahami

oleh masyarakat dengan menggunakan teori Siti Baroroh Baried, penelitian ini

juga mengungkapkan isi dan pesan pada naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair

Kanak-Kanak Dalam Syurga/ Karya Al-Husni.

(3)

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, filologi adalah ilmu yang

mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis, yang merupakan

kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik.

Berdasarkan etimologi, kata filologi berasal dari bahasa Yunani philologia yang berupa gabungan kata dari philos yang berarti ‘teman’ dan logos yang berarti ‘pembicaraan’ atau ‘ilmu’. Dalam bahasa Yunani philologia berarti ‘senang berbicara’ yang kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’, ‘senang kepada ilmu’, ‘senang kepada tulisan-tulisan’, dan kemudian ‘senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’ seperti karya-karya sastra (Baried,1994:2).

Objek dari filologi adalah teks atau naskah, sedangkan hasil kegiatannya

antara lain berupa suntingan naskah. Secara tradisional masalah-masalah variasi

teks menjadi obyek studi cabang ilmu sastra yang disebut filologi (Teeuw,

1988:252). Sastra pada umumnya memiliki pengertian sebagai kata-kata dan

ungkapan yang indah yang dirangkai sastrawan untuk disampaikan kepada

pendengar (Sofyan, 2004:8). Robson menyebut bahwa sastra klasik merupakan

sastra yang diciptakan sebelum timbulnya bahasa kesatuan (Fadillah dkk,

2005:94).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, ada empat pengertian

naskah, yaitu (1) karangan yang masih ditulis dengan tangan, (2) karangan

seseorang sebagai karya asli, (3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset, dan (4)

rancangan (Kridalaksana, 1995:684).

Menurut wikipedia.com, suatu naskah manuskrip (bahasa Latin

manuscript: manu scriptus ditulis tangan), secara khusus adalah semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau

perbanyakannyadengan cara lain.

Kata naskah merupakan padanan bahasa Indonesia untuk kata ‘manuskrip’

yang berasal dari bahasa Latin, yakni: manu dan scriptus, dan secara harfiah

(4)

Teks menurut Baried, (1994:57) adalah kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja. Perbedaan naskah dan teks menjadi jelas apabila terdapat naskah yang muda tetapi mengandung teks yang tua. Teks terdiri atas isi, yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, dan bentuk yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa dan sebagainya.

Penjelasan yang sama dijumpai juga dalam keterangan Mulyadi yang

menyatakan bahwa teks ialah apa yang terdapat dalam suatu naskah. Dengan

perkataan lain teks merupakan isi naskah atau kandungan naskah, sedangkan

naskah adalah wujud fisiknya (Mulyadi, 1994:3).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks adalah naskah yang berupa (a) kata-kata asli dari pengarang,(b) kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan,(c) bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya (Kridalaksana, 1995:1024). Dalam sebuah teks lama, seringkali dijumpai kata atau istilah yang mungkin sudah tidak dikenal lagi oleh pembaca masa kini. Karenanya, sebuah daftar kata (glossary) atau istilah yang disusun secara alfabetis dan disertai dengan sebuah penjelasan singkat sangat diperlukan, setidaknya untuk kata atau istilah yang dianggap ‘sulit’. Daftar kata ini dapat dianggap sebagai ‘kamus kecil’ terkait dengan teks yang disunting (Fathurahman, 2010:41).

Kajian ahli filologi terhadap naskah-naskahnusantara bertujuan untuk

menyunting, membahas serta menganalisis isinya, atau untuk kedua-duanya. Pada

taraf awal kajian terhadap naskah-naskah itu terutama untuk tujuan penyuntingan

(Baried, 1994:50). Djamaris dalam Istadiyantha,(2008:16) menyebutkan ada

beberapa masalah pokok yang perlu dilakukan dalam penelitian filologi itu,

diantaranya, yaitu : (1)inventarisasi naskah, (2)deskripsi naskah, (3)perbandingan

naskah, (4)dasar-dasar penentuan naskah yang akan ditransliterasi, (5)singkatan

naskah, (6)transliterasi naskah.

Semua tahapan di atas diperlukan jika ada dua naskah yang akan diteliti.

Jika terdapat lebih dari satu naskah,maka akan dilakukan perbandingan naskah.

Karena pada penelitian ini hanya terdapat satu naskah saja yang akan diteliti,

(5)

deskripsi naskah dan transliterasi naskah.

Menurut Mulyadi (1994:38), analisis identifikasi naskah dilakukan dengan

menjaring berbagai data dari naskah yang hendak dideskripsikan, yaitu:

a. Judul Naskah

b. Tempat Penyimpanan Naskah

c. Ukuran naskah

d. Jumlah Halaman

e. Jumlah Baris

f. Panjang Baris

g. Huruf

h. Bahasa

i. Pengarang, Penyalin, Tempat, dan Tanggal Penulisan Naskah (jika ada)

j. Pemilik Naskah

k. Pemerolehan Naskah

l. Isi Naskah

m. Penghitungan jarak antar baris

n. Pengukuran panjang baris

1. Inventarisasi Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam

Syurga/ Karya Al-Husni.

Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ karya

Al-Husni ini disimpan di surau Simauang,Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat,

Indonesia. Pada naskah ini tidak dicantumkan tahun berapa naskah ini ditulis.

Naskah ini dibeli oleh seorang datuk yang bernama Abdul Rauf yang berasal dari

Sijunjung, Sumatera Barat, tepatnya di Desa Air Hangat pada tanggal 6 bulan 6

tahun 1968 M atau bertepatan dengan tahun 1388 H. Naskah ini tidak disewakan.

Naskah ini belum mempunyai nomor katalog.

(6)

alim ulama mengajarkan tentang islam kepada siapa saja yang ingin belajar. Di surau ini juga tempat aktifitas penulisan dan penyalinan naskah-naskah keagamaan berlangsung, misalnya surau Nurul Huda yang terletak di Batang Kabung, Tabing, Padang. Surau ini memiliki 25 koleksi naskah yang disalin dan ditulis oleh Imam Maulana Abdul Manaf. Kemudian ada juga surau Darussalam, terletak di Kecamatan Sungai Puar Kabupaten Agam. Di sini terdapat 5 koleksi naskah yang cukup tebal. Naskah-naskah ini awalnya merupakan koleksi pribadi masyarakat yang tinggal di sekitar surau. Kemudian naskah-naskah tersebut dikumpulkan oleh pengurus surau (Anton, 30 tahun) untuk disimpan dengan tujuan agar lebih terawat (Fathurahman, 2010:244).

Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat Minangkabau sudah

mulai meninggalkan tradisi atau kebudayaan lama,dan surau-surau yang dulunya

sebagai tempat belajar agama sekarang sudah mulai tidak berfungsi lagi,

walaupun masih ada beberapa surau yang masih digunakan sebagai tempat belajar

agama.Di surau-surau inilah banyak terdapat naskah-naskah lama disimpan

sebagai bukti sejarah dan untuk bahan ajar kepada murid-murid yang masih

menuntut ilmu disana.

2. Deskripsi Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam

Syurga/ Karya Al-Husni.

Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ ini

berbentuk syair yang cara penulisannya seperti bentuk syair Arab. Menurut

Husein (2005:309), syair adalah:

ﻮﻫ ﺮﻌﺸﻟﺍ

ﻝﺍ

ﻡﻼﻛ

ﻝﺍ

.

ﺔﻴﻓﺎﻘﻟﺍﻭ ﻥﺯﻮﻟﺍ ﻰﻓ ﻡﻮﻈﻨﻣ

/asy-syi’ru huwa al-kalāmu al-manẓūmu fi al-wazni wa al-qāfiyati/'syair adalah

kata-kata yang teratur dalam bentuk wazan dan qafiyah'.

Syair dalam bahasa Arab disebut dengan

ﺮﻌﺸﻟﺍ

/asy-syi’ru/ 'syair, pantun,

(7)

berarti: 1. Puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang

berakhir dengan bunyi yang sama; 2. Sajak; puisi (Kridalaksana, 1995:983).

Syair itu sendiri dibagi menjadi lima golongan menurut isinya, yaitu :

1. Syair Panji

2. Syair Romantis

3. Syair Kiasan

4. Syair Sejarah

5. Syair Agama.

Syair agama terdiri dari empat bagian, yaitu: syair sufi, syair tentang ajaran Islam,

syair riwayat cerita nabi, dan syair nasihat.

Menurut Eti, (2008:22) syair biasa digunakan untuk menceritakan hal-hal

yang panjang seperti dongeng, suatu kejadian, dan sebagainya. Isi syair

mengandung nasihat, kiasan, khayalan, unsur-unsur agama atau kepercayaan.

Adapun ciri-ciri syair adalah sebagai berikut:

1. Setiap bait terdiri dari empat baris

2. Setiap baris terdiri dari empat atau lima kata

3. Setiap baris terdiri dari delapan sampai dengan dua belas suku kata

4. Bersajak aaaa

5. Seluruh bait berupa isi

6. Tidak mempunyai sampiran

7. Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan

8. Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng, cerita, atau ajaran agama.

Pada halaman pertama sampai halaman kedua naskah terdapat pembukaan

atau kata pengantar dari pengarang. Pada halaman terakhir terdapat ralat atau

pembetulan dari kesalahan penulisan pada syair sebanyak satu lembar. Naskah

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

۲

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

ڬ

/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ini menggunakan aksara Arab Melayu (jawi). Naskah ini terdiri dari 36 halaman. Dalam satu halaman

terdiri dari beberapa baris yang berbeda-beda, dan dipisahkan di bagian tengah

(8)

samping, meneruskan baris pertama dan dilanjutkan dengan baris ke dua. Naskah

ini memiliki panjang: 20,5 cm, lebar: 14,7 cm, ketebalan: 0,3 cm. Alas naskah

berupa kertas putih, dan tulisan pada naskah masih cukup bagus. Pada bagian

depan naskah terdapat judul syair danbeberapa tulisan lain, yaitu keterangan siapa,

dimana dan tahun berapa naskah ini dibeli.

Pada halaman pertama terdapat porolog yang diawali dengan tulisan

basmalah dan diberi bingkai atau yang disebut dengan iluminasi. Iluminasi adalah

hiasan naskah yang bersifat abstrak, berfungsi sebagai hiasan yang

“memperterang” teks yang disajikan (Fathurahman, 2010:200). Terdiri dari

delapan belas baris pada halaman pertama, dan 18 baris pada halaman kedua.

Pada bagian akhir porolog terdapat ayat Al-Qur’an. Di bagian bawah porolog

terdapat kata Wassalamdan tercantum nama penulis naskah.

Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ini

adalah sebuah karya sastra berbentuk Syair yang bercerita tentang kehidupan

orang tua yang anaknya telah meninggal dunia diwaktu kecil. Bercerita tentang

kesabaran dan buah dari kesabaran. Bercerita tentang dosa dan pembalasan untuk

dosa. Tentang doa yang dipanjatkan anak untuk kedua orang tuanya dan doa orang

tua untuk anaknya. Syair ini banyak mengandung pelajaran, nasehat-nasehat dan

pandangan agama. Dalam cerita ini juga terdapat ayat-ayat Al-Quran dan Hadis.

Dengan demikian syair ini termasuk jenis syair agama bagian nasihat.

3. Transliterasi Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam

Syurga/ Karya Al-Husni.

Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain (Baried, 1994:63).Untaian syair pada naskah

ﺮﻴﻌﺷ

ﻖﻧﺎﻛ

۲

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

ڬ

/Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga/ini dimulai pada halaman ketiga,sedangkan halaman satu dan dua berisi pendahuluan atau kata pengantar.

Naskah ini akan penulis transliterasikan dari huruf jawi, aksara Arab

(9)

yaitu mentransliterasikan apa yang ada pada naskah tanpa menambah atau

mengurangi sesuatu, kecuali pada naskah yang rusak (korup) namun masih

mungkin untuk dibaca dengan sedikit perbaikan dan akan diperbaiki

transliterasinya.

Untuk kepentingan transliterasi, maka dikemukakan beberapa kaidah transliterasi. Tulisan Jawi merangkum seluruh abjad Arab (29 huruf) seraya menambahkan enam abjad tambahan, sehingga jumlahnya menjadi 35 huruf. Enam abjad tambahan tersebut tentu saja dimaksudkan untuk mengakomodasi bunyi dalam bahasa daerah yang tidak dikenal dalam bahasa dan tulisan Arab. 29 huruf yang berasal dari abjad Arab adalah: ﺍ (a), ﺏ (b),

ﺕ(t), ﺙ (tha), ﺝ (j), ﺡ (ḥ), ﺥ (kh), ﺩ (d), ﺫ (dh), ﺭ (r), ﺯ (z), ﺱ(s),

ﺵ(sh), ﺹ (ṣ), ﺽ (ḍ), ﻁ (ṭ), ﻅ (ẓ), ﻉ (‘), ﻍ (g), ﻑ (f), ﻕ (q), ﻙ (k),

ﻝ(l), ﻡ (m), ﻥ(n), ﻭ (w), ﻩ (h), ء ('), ﻱ (y). Sedangkan enam abjad lainnya yang merupakan bentuk modifikasi adalah: ڧ(v), چ(c),

ﻍ(ng), ڤ(p),

ڬ

(g), پ(ny) (Fathurahman, 2010:86).

Sistem tulisan Arab adalah abjad konsonan, jadi terdiri atas tanda-tanda yang mewakili konsonan, sedangkan vokal ditandai dengan huruf saksi atau tanda diakritik, tetapi penandaan vokal hanya diberikan dalam Al-Qur’an dan teks-teks tertentu. Selebihnya tidak ada vokalisasi. Dalam penyesuaian tata aksara yang baru untuk penulisan bahasa Nusantara, terjadi sejumlah pengurangan dan penambahan, tetapi bentuk aksaranya tidak mengalami perubahan yang besar dan berlanjut (Ikram, 2009:308).

Terlihat dari ragam dan jumlah abjadnya, tulisan Jawi dapat disebut sebagai bentuk domestikasi (baca : penyesuaian) aksara Arab ke dalam bahasa daerah di Indonesia, khususnya Melayu. Domestikasi yang dimaksud terutama berkaitan dengan perubahan di sana sini agar sesuai dengan sistem fonologi bahasa lokal yang digunakan (Fathurahman, 2010:85).

Dalam mentransliterasi penulis mengetik ulang dari naskah yang ada.

Huruf-huruf yang tidak ada dalam bahasa Arab, tetapi hanya ada dalam bahasa

Arab Melayu penulis ambil dari symbol, tetapi penulis tidak memberi baris

dengan alasan panjangnya naskah dan naskah asli nantinya akan dilampirkan

(10)
(11)

(Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 3)

Syair kanak2 di dalam syurga (3)

Wahai sahabat serta saudara

Syair kanak2 di dalam syurga

Jangan dipikir dimenung-menungkan

Tetapi adalah tanda kesayangan

Ada tersebut sabda nabi

Diterima dengan rida dan lapang hati

Anaknya itu terus ke syurga

Kepada Tuhan yang maha kuasa

Bila ayah bunda masuk neraka

Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Hendaklah pula dipikiri

Baik perempuan maupun laki-laki

Siapa yang sabar menerimanya

Berlipat ganda tak terkira

Tersebut sudah dalam Quran

Pahala yang banyak Tuhan sediakan

Tuhan selalu akan bersama

Menerima segala apa yang menimpa

Bersifat sabar tuntunan iman

Agar dikasihi Tuhan yang Rahman

Inilah sifat wajib dimiliki

Setiap yang hidup pastikan mati

Aku bersyair dengarkan bersama

Menghibur hati menenangkan jiwa

Kematian anak bukannya siksaan

Dari pada Allah yang bersifatRahman

Siapa kematian anak sijantung hati

Mujurlah ia di akhirat nanti

Siang dan malam terus berdo’a

Supaya ayah bunda ke syurga bersama

Kanak kanak mendo’a bersama-sama

Ayah dan bunda keluarkan segera

Kematian anak belahan diri

Tanda kesayangan Allah Maha Tinggi

Akan mendapat banyak pahala

Demikian khabar nabi bersabda

Siapa yang sabar menerima cobaan

Kemuliaan yang tinggi Tuhan berikan

Dengan yang sabar berhati rida

Baik diri maupun harta

Wajib dipakai sepanjang zaman

Pahalanya besar Tuhan janjikan

Wahai saudara taman bestari

(12)

Telaah Isi dan Pesan Naskah

ڬ

ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ

۲

ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ

/Syair Kanak-Kanak Dalam

Syurga/ Karya Al-Husni

Hasil penelitian sementara dari penelitian ini adalah:

a. Pada halaman pertama dan kedua terdapat porolog atau kata pengantar.

Pada kata pengantar ini pengarang sedikit menjelaskan tentang syair yang

ia tulis, dan pengarang ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa syair

yang ditulis ini baik dibaca oleh ibu bapak yang anaknya sudah meninggal

dunia sewaktu kecil. Pengarang juga menjelaskan bahwa pada syair berisi

gambaran bagaimana azab siksaan di padang mahsyar dan neraka.

Pengarang menyebutkan pada akhir naskah ini sengaja ditambah beberapa

hadist tentang ruh anak yang sudah meninggal dan beberapa ayat

al-Qur’an mengenai kesabaran.

b. Pada halaman ketiga barulah pengarang mulai bersyair.

- Baris pertama dan kedua merupakan porolog pada syair.

- Baris ketiga dan keempat berisi tentang pujian terhadap Allah sang

pencipta, bahwa kematian seorang anak itu bukanlah siksaan dari

Allah, tapi itu menandakan kasih sayang Allah yang bersifat Rahman.

- Baris kelima dan keenam merupakan hadist atau sabda nabi yang

artinya barang siapa yang kematian anak, jika diterima dengan ridha

dan lapang hati maka akan selamat di akhirat kelak.

- Baris tujuh sampai sepuluh bercerita tentang anak-anak yang berdoa

didalam syurga agar ibu dan bapaknya bisa masuk syurga, dan

dijauhkan dari api neraka.

- Baris sebelas sampai dua puluh dua menjelaskan tentang kesabaran

dan pahala jika seseorang bersifat sabar, ridha dan lapang dada dalam

menghadapi kematian seorang anak.

Pesan yang disampaikan pada halaman ketiga ini adalah barang siapa yang sabar

dalam menghadapi cobaan maka Allah menjajikan pahala yang besar, dan Allah

Referensi

Dokumen terkait

Kekhasan bahasa figuratif/kias yang digunakan Akhmad Taufiq terletak pada penggunaan kata-kata yang berasal dari pengalaman hidup pengarang; (2) Penggunaan citraan dalam

Kutipan drama di atas melukiskan wujud perbuatan positif dalam kehidupan masyarakat yang terdapat dalam naskah Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C Noer

Hasil penelitian ini adalah: (1) analisis diksi dan citraan pada naskah drama OOEE karya Danarto. a) analisis diksi meliputi kata konkret, kata serapan dari bahasa asing, kata

Dalam naskah manuskrip tersebut, gaya yang digunakan dalam cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW ini adalah menggunakan bahasa yang berkarakter yakni bahasa yang digunakan

Dari hasil kajian di atas, penulisan naskah Mushaf al-Qur`an ini koleksi pribadi ahli waris menggunakan rasm campuran antara rasm Uthmānī dan rasm Imla’i, baik dari kaidah