• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leksikon Nomina Dan Verba Bahasa Jawa Dalam Lingkungan Persawahan Di Tanjung Morawa : Kajian Ekolinguistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Leksikon Nomina Dan Verba Bahasa Jawa Dalam Lingkungan Persawahan Di Tanjung Morawa : Kajian Ekolinguistik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kajian linguistik mengenai lingkungan masih kurang memadai, padahal bahasa lingkungan itu luas. Lingkungan bahasa adalah dimensi lingkungan yakni segi ragawi, fisik, lingkungan geografi yang menjadi tempat hidup semua bahasa dan penuturnya (Mbete 2013: 2). Jika suatu bahasa dipakai oleh banyak penutur dalam banyak ranah, bahasa itu akan berkembang. Sebaliknya, jika suatu bahasa yang sedikit dipakai oleh penutur dengan ranah yang sempit, bahasa tersebut akan terdesak oleh bahasa yang lebih dominan. Keberlangsungan situasi ini secara terus-menerus akan mengakibatkan kepunahan leksikal, terutama dengan lahirnya kata-kata atau istilah baru yang menggantikan bahkan menggeser posisi kata atau istilah lama. Hal ini terjadi sebagai akibat melemahnya kemampuan bertahan bentuk leksikal lama.

Sehubungan dengan hal di atas, ekolinguistik mencoba menyertakan diri pada pengkajian lingkungan dalam perspektif linguistik. Sebab, perubahan ekologi berdasarkan fungsi sosialnya sangat mempengaruhi penggunaan bahasa, serta perubahan nilai budaya dalam sebuah masyarakat (Usman, 2010:1). Tidak dikuasainya lagi sejumlah kosakata oleh penutur yang lebih muda akan mengakibatkan hilangnya sebagian unsur sosial budaya dan sosial – ekologi pada komunitas itu. Perubahan budaya (dari budaya tradisional ke budaya modern) atau perubahan suatu kawasan (dari kawasan pedesaan ke kawasan perkotaan) atau dari kawasan pemukiman menjadi kawasan kosong juga sebagai faktor yang mengakibatkan hilangnya keberadaan bahasa tersebut di masyarakat penutur.

Salah satu wilayah di Sumatera Utara yang sampai saat ini masih terjaga kelestarian lingkungannya adalah daerah Tanjung Morawa khususnya di Kecamatan Tanjung Morawa, Desa Punden Rejo. Daerah ini akan menjadi fokus lokasi penelitian ini.

(2)

Kecamatan Tanjung Morawa ini berbatasan dengan Kota Lubuk Pakam. Masyarakat yang mendiami kawasan Tanjung Morawa merupakan masyarakat dengan penutur bahasa Jawa yang terbilang aktif. Mereka menggunakan bahasa daerah tersebut saat mereka sedang bekerja dan berkomunikasi dengan sesama pekerja. Umumnya pekerjaan mereka adalah petani di ladang. Namun, setiap masa panen banyak warga yang berasal dari luar desa masuk bersama dengan alat panen yang lebih modern. Di samping itu, warga juga sering berbahasa Indonesia sehingga menyebabkan semakin berkurangnya intensitas penggunaan bahasa Jawa di kawasan tersebut. Keadaan ini merupakan awal kepunahan leksikal, melemahnya ketahanan bahasa, pergeseran makna, dan akhirnya kepunahan dari kata tertentu. Sebagai ilustrasi, kata tandur yang artinya adalah menanam benih padi, purun

“tikar pandan”, dan lemah “tanah” mungkin masih dapat digunakan dalam aktivitas

persawahan. Namun, padaleksikal bagor “goni” sudah jarang digunakan dan masyarakat lebih sering mengatakan goni. Seiring dengan perubahan sosiokultural istilah tersebut akan menghilang. Akibatnya, generasi berikutnya tidak lagi menggunakan leksikon-leksikon kedaerahan yang bertautan dengan lingkungan ragawi mereka karena referennya sudah tidak dapat lagi ditemukan.

Kecilnya perhatian terhadap leksikal persawahan, hanyalah salah satu penyebab banyaknya leksikal persawahan yang hilang bahkan mengalami kepunahanan. Dilatarbelakangi gejala perubahan lingkungan ragawi yang mulai memprihatinkan, dalam penelitian ini, peneliti mengungkap keberadaan leksikon bahasa Jawa dalam lingkungan persawahan melalui perspektif ekolinguistik, yaitu mengkaji hubungan timbal balik bahasa dan ekologi (lingkungan ragawi dan sosial budaya). Meskipun demikian, penelitian ini dibatasi hanya pada perangkat leksikon nomina dan verba persawahan dalam bahasa Jawa di daerah Tanjung Morawa, Desa Punden Rejo. Asumsi dasar dalam penelitian ini adalah erosi pada bahasa tersebut disebabkan masyarakat yang sering menggunakan alat-alat modern persawahan, semakin kuatnya dominasi bahasa Indonesia pada pemakaian bahasa

(3)

daerah dalam sejumlah ranah, bahkan sebagai tuntutan hidup yang mengglobal generasi muda dituntut untuk menguasai bahasa-bahasa asing.

1.2Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas untuk menghindari kesalahpahaman dan kerancuan sehingga permasalahan terfokus pada

penelitian yang berjudul “Leksikon Nomina dan Verba Bahasa Jawa dalam Lingkungan

Persawahan di Tanjung Morawa: Kajian Ekolinguistik”. Penelitian ini dibatasi pada leksikon persawahan dalam tataran nomina dan verba dalam bahasa Jawa di Tanjung Morawa.

1.3Rumusan Masalah

Masalah pokok yang akan dijawab dalam penelitian yang berkaitan dengan leksikon bahasa Jawa dalam lingkungan persawahan Tanjung Morawa, Desa Punden Rejo, mencakup :

1. Apa sajakah leksikon lingkungan persawahan yang terdapat dalam bahasa Jawa di Tanjung Morawa?

2. Bagaimanakah gambaran tentang pemahaman leksikon nomina dan verba guyub tutur bahasa Jawa yang berhubungan dengan lingkungan persawahan di Tanjung Morawa saat ini?

1.4Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan leksikon lingkungan persawahan dalam bahasa Jawa baik nomina maupun verba di Tanjung Morawa.

(4)

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, baik secara teoretis maupun praktis seperti dijelaskan sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil yang ditemukan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi dan bahan masukan yang relevan dalam hal penelitian mengenai leksikon persawahan dan perladangan yang digunakan, yang bertahan dan yang punah khususnya di daerah Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa. Hasil penelitian ini dapat juga diharapkan sebagai bahan rujukan peneliti dan menambah wawasan bagi peminat bahasa Jawa.

1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan :

a. Masyarakat dapat memahami leksikon lingkungan persawahan dan perladangan dalam bahasa Jawa di Sumatera Utara

b. Menjadi kamus kecil khazanah leksikon lingkungan persawahan dan perladangan dalam bahasa Jawa di Sumatera Utara sehingga dapat dibaca oleh generasi berikutnya.

c. Dapat dijadikan sebagai arsip penyusunan bahasa Jawa di Sumatera Utarajika suatu saat ekologi yang mendukung leksikon bahasa Jawa mengalami kepunahan.

d. Dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Kementrian Lingkungan Hidup tentang pelestarian lingkungan dan penghijauan.

(5)

1.6Definisi Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian yang ditinjau dari konsep ekolinguistik adalah sebagai berikut :

1. Ekolinguistik

Ekolinguistik adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji lingkungan dan bahasa. Ekolinguistik merupakan ilmu bahasa interdisipliner, menyanding ekologi dan linguistik (Mbete 2008:1). Disiplin ilmu ini mengkaji hubungan timbal-balik antara bahasa dengan lingkungan manusia/sosial dan lingkungan alamiah. Melalui bidang ilmu ini, pengaruh dari perkembangan teknologi yang modern atau pemertahanan dan pelestarian leksikon dan alam terhadap punahnya leksikon persawahan dan perladangan yang diteliti. Dari segi bahasa, hal-hal yang dapat diteliti adalah meliputi tataran nomina, verba dan adjektiva istilah dan ungkapan tentang agraris dalam dinamikan dan konteks sosial budaya guyub tutur bahasa Jawa.

2. Ekologi

Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

3. Leksikon

Leksikon adalah kosakata atau komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.

4. Persawahan

Perihal mengusahakan sawah dan tanah-tanah yang dijadikan kumpulan sawah. 5. Lingkungan persawahan

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Afdeling Fanta PT.. BAB V

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari responden, data sekunder diperoleh dari beberapa

[r]

P5 : Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja?. P23 : Apakah saudara merasakan nyeri di

Dari hasil wawancara dengan beberapa konselor SMK di Kota Batu, diperoleh informasi bahwa (1) belum pernah dilakukannya pelatihan tentang pengembangan karir

Penelitian yang akan datang juga dapat menganalisis pengaruh gambaran maskulinitas pada iklan produk perawatan laki-laki pada keseharian laki- laki sebenarnya dan

Perusahaan mengkomunikasikan aspek-aspek yang membangun bran d kepada karyawannya, dengan tujuan terbentuknya perilaku yang sesuai dengan misi brand tersebut di

Pada hari ini Senin tanggal tujuh belas bulan Desember tahun dua ribu dua belas, melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Sekretariat Negara, Panitia