• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Pengembangan Karir Untuk Meningkatkan Daya Saing Siswa SMK Repository UNIKAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelatihan Pengembangan Karir Untuk Meningkatkan Daya Saing Siswa SMK Repository UNIKAMA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PENGEMBANGAN KARIR

UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING SISWA SMK

Romia Hari Susanti1),

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Kanjuruhan, Malang, Indonesia

1)E-mail: romi@unikama.ac.id

Leny Latifah2)

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Kanjuruhan, Malang, Indonesia

2)E-mail: lenylatifah @ unikama.ac.id

Abstrak

Penyelenggaraan sistem ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997 berisi tentang pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin), yang merupakan inovasi pada program SMK.

Siswa SMK adalah individu dengan rentang usia 15-24 tahun yang pada umumnya telah mencapai identitas sebagai pekerja atau profesi dalam struktur pekerjaan/profesi tertentu. Artinya, remaja di usia tersebut sudah seharusnya memilih dan mempersiapkan diri untuk sebuah pekerjaan. Namun kenyataannya masih banyak siswa SMK khususnya di kota Batu yang bingung dalam menentukan arah karir dan pengembangan dalam karir. Hal tersebut terjadi karena minimnya pengalaman konselor sekolah dalam memberikan pelatihan kepada siswa, serta belum pernah dilakukannya pelatihan tentang pengembangan karir untuk meningkatkan daya saing bagi siswa SMK.

Pelatihan pengembangan karir siswa SMK diberikan dengan tujuan dapat membantu siswa mengoptimalkan kinerja sehingga meningkatkan daya saing di dunia kerja, dengan cara memberikan pelatihan menghadapi situasi dan kondisi saat ditempat kerja, cara berkomunikasi dengan atasan dan teman kerja, serta sikap yang harus dimiliki ketika berada di lingkungan baru. Untuk melaksanakan kegiatan pelatihan ini digunakan metode informasi, orientasi, konseling kelompok dan bimbingan kelompok.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan latihan adalah; (1) siswa mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan karir, (2)

membantu siswa dalam mengenali arah karir dan juga pengembangannya, (3) menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap konselor dalam membantu meningkatkan pengembangan karir siswa.

Kata Kunci: pengembangan karir, daya saing, kerja, siswa SMK.

Pendahuluan

(2)

faktor pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), keterampilan mencakup

soft skill dan hard skill. Data di lapangan menurut harian Kompas, (2012) menunjukkan bahwa hard skills yang tinggi masih tetap diperhitungkan oleh perusahaan, tetapi tidak lagi menjadi sesuatu yang menentukan. Dapat diartikan bahwa perusahaan pada umumnya mengutamakan tenaga kerja yang memiliki

hard skill dan soft skill yang tinggi.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara substansi merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja dalam memasuki dunia kerja dan mengembangkan sikap profesional untuk menghadapi daya saing yang tinggi dalam dunia kerja. Sistem pendidikan dan latihan kejuruan juga harus memberikan bekal keterampilan khusus untuk individu yang memungkinkan mereka mencari pekerjaan atau memulai bisnis mandiri, melatih untuk bekerja produktif dan beradaptasi dengan kondisi kemajuan teknologi yang dihadapi saat ini.

Penyelenggaraan sistem ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997 berisi tentang pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin), yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Secara umum pelaksanaan program prakerin ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dibidang teknologi, dan penyesuaian sosial terhadap situasi lingkungan kerja yang sebenarnya. Sekolah merupakan salah satu faktor penentu bagi kepribadian anak, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berperilaku. Dengan demikian peranan sekolah akan hal tersebut adalah menyediakan panutan, pelajaran dan memberikan pelatihan sehingga diharapkan siswa SMK mampu mengatasi berbagai gangguan yang timbul pada proses perkembangannya dan dapat meningkatkan keterampilan di lingkungan tempat kerja. Namun, situasi yang ada di sekolah kejuruan saat ini layanan bimbingan konseling dan fungsi konselor di sekolah belum berjalan maksimal.

Studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara dan observasi. Dari hasil wawancara dengan beberapa konselor SMK di Kota Batu, diperoleh informasi bahwa (1) belum pernah dilakukannya pelatihan tentang pengembangan karir untuk meningkatkan daya saing bagi siswa SMK, (2) konselor sekolah minim pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada siswa. Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan beberapa siswa SMK Batu jurusan Analis Hasil Pertanian dan Analis Kimia yang sedang melaksanakan praktek magang di Universitas Brawijaya dan UIN Malang terkait pelatihan pengembangan karir, dari 12 siswa prakerin yang kami jadikan sebagai objek observasi, semuanya mengungkapkan bahwa belum pernah diberikan pelatihan pengembangan karir oleh konselor. Berdasarkan pernyataan yang berhasil direkam oleh pengabdi, dapat diartikan bahwa siswa SMK minim wawasan tentang bagaimana mengembangkan karir sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing di dunia kerja.

(3)

norma dan diterima dalam pergaulan, teman-teman mana yang dipilih, dan seterusnya.

Menurut (Havighurst dalam Gibson & Mitchell, 2008) siswa SMK adalah individu dengan rentang usia 15-24 tahun yang pada umumnya telah mencapai identitas sebagai pekerja atau profesi dalam struktur pekerjaan/profesi tertentu. Artinya, remaja di usia tersebut sudah seharusnya memilih dan mempersiapkan diri untuk sebuah pekerjaan. Namun kenyataannya masih banyak siswa SMK khusunya di kota Batu yang bingung dalam menentukan arah karir dan pengembangan dalam karir sehingga diperlukannya sebuah pelatihan tentang pengembangan karir.

Kegiatan pelatihan pengembangan karir akan diberikan dalam situasi kelompok. Hal ini dilakukan dengan alasan terdapat banyak keuntungan salah satunya, kelompok latihan akan terfokus pada situasi sosial tertentu dan diberikan suatu kesempatan yang realistis untuk menghadapi dan menantang kesulitan tersebut dalam lingkungan yang terstruktur dan aman (Thompson, 2003).

Metode

Kegiatan ini diawali oleh identifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa-siswa SMK Negeri 2 Batu dalam pengembangan karir di dunia kerja. Berdasarkan hasil identifikasi masalah ditentukan metode yang sesuai untuk membantu para peserta pelatihan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah Metode dalam pelatihan ini menggunakan layanan terstruktur yang terdiri dari: (1) pemberian informasi/ekspositori, (2) layanan orientasi, (3) layanan konseling kelompok, dan (4) layanan bimbingan kelompok. Layanan informasi diberikan pada awal kegiatan, dimana pemateri menyajikan bahan-bahan yang relevan dengan pelatihan mencakup materi-materi yang perlu diketahui oleh peserta pelatihan. Metode tanya jawab dilakukan setelah peserta mengetahui dan memahami sebagian konsep yang sudah diberikan sebelumnya namun masih belum mantap dan masih terdapat keraguan maka peserta diminta untuk bertanya secara sukarela dan terbuka. Metode orientasi diberikan supaya siswa semakin paham dan mengenali bakat-minatnya. Layanan konseling kelompok diberikan untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan pengalaman, pendapat, permasalahan, dan usaha yang selama ini dilakukan terkait dengan materi pelatihan sehingga semua permasalahan dan kendala yang dihadapi selama ini dan saat pelatihan dapat terentaskan. Layanan bimbingan kelompok dilakukan untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan

tentang pengembangan karir.

Tabel 3.1 Jadwal Pertemuan

Pert Jenis Layanan Tujuan yang ingin dicapai Materi Kegiatan Media

I Layanan

(4)

Rumput Laut)

III Layanan

Orientasi Siswa mengenali bakat, minat dan potensi diri. Tipe Bakat dan Minat Laptop, LCD,Power Point IV Layanan

Sedangkan evaluasi dalam kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, mengacu kepada evaluasi penyelenggaraan bimbingan konseling secara umum yaitu: penilaian segera, yaitu penilaian ini dilakukan segera pada akhir sesi kegiatan pelatihan. Penilaian jangka pendek, yaitu penilaian yang dilakukan dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah pelatihan, dan penilaian jangka panjang, yaitu penilaian yang dilakukan dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) tentang peningkatan pemahaman dan penguasaan materi pelatihan.

Hasil dan Pembahasan

Keberhasilan dari kegiatan pelatihan ini dapat diamati berdasarkan pada antusias peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir, tingkat keseriusan peserta dalam menyimak materi pelatihan, partisipasi peserta dalam diskusi dengan nara sumber dan kreativitas peserta dalam mempraktekkan

hard skill maupun soft skill dalam pelatihan serta keinginan peserta kepada narasumber untuk memberikan masukan pada pengembangan karir saat kegiatan pelatihan maupun setelah kegiatan pelatihan. Berdasarkan kriteria tersebut maka kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil.

Tuntutan organisasi terhadap tenaga kerja yang semakin hari semakin tinggi tentu memberikan situasi yang baru bagi siswa SMK untuk mampu beradaptasi terhadap situasi perubahan. Lingkungan kerja adalah tempat dimana individu belajar untuk bertanggungjawab menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasannya, terlibat dalam hubungan dengan teman-teman sebayanya, orang dewasa, dan dengan mereka yang berkuasa dalam satu lingkungan. Lebih lanjut, kepuasan yang diperoleh individu di tempat kerja tidak terlepas dari kecakapan individu dalam berinteraksi.

Banyak cara yang ditempuh oleh sekolah untuk membekali siswa dengan berbagai keterampilan supaya siswa lulusan SMK dapat bersaing di dunia kerja. Namun tidak sedikit juga lembaga sekolah Kejuruan yang ikut melibatkan guru Bimbingan dan Konseling dalam membekali keterampilan hard skill maupun soft skill sebagai bagian dari pengembangan karir, dikarenakan dalam proses adaptasi, tidak jarang siswa mengalami hambatan dalam menyesuaikan tingkah lakunya untuk mengakomodasi kebutuhan orang lain.

(5)

yang merupakan tenaga kerja siap pakai yang akan digunakan dalam dunia kerja. Tingkat penyesuaian diri di lingkungan kerja bagi siswa SMK tentu berbeda-beda tergantung dari bagaimana siswa mempersiapkan, melatih, dan membekali diri sebelum terjun di dalam dunia kerja.

Pelatihan pengembangan karir membantu memberikan informasi-informasi yang sangat berguna bagi siswa, selain itu siswa dapat secara langsung melihat, mengobservasi, kemudian menirukan tingkah laku yang diajarkan tersebut. Apabila individu berhasil menirukan tingkahlaku tersebut, pelatih akan memberikan pengukuh. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, siswa mendapatkan wawasan, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pengembangan karir untuk meningkatkan daya saing siswa di dunia kerja, selain itu pelatihan ini telah membawa nuansa baru dalam dunia konseling, kegiatan ini juga memberikan harapan baru bagi siswa. Hal ini dikemukakan langsung oleh perwakilan dari peserta agar kegiatan serupa lebih sering untuk dilaksanakan. Dari hasil wrap-up mengindikasikan bahwa mereka mempunyai penilaian yang positif terhadap pelatihan penyesuaian diri di lingkungan kerja yang dilaksanakan konselor. Mereka juga berkomitmen untuk mencoba berlatih keterampilan bersikap dan mengelola perasaan mereka seandainya mereka dihadapkan pada situasi masalah.

Simpulan dan Rekomendasi

Dari hasil pelatihan, evaluasi kegiatan dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) peserta telah mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan karir, (2) membantu siswa dalam mengenali arah karir dan juga pengembangannya, (3) menumbuhkan semangat kembali para konselor untuk lebih mengoptimalkan kinerja.

Sedangkan rekomendasi untuk kegiatan ini ditujukan kepada: (1) pihak Universitas Kanjuruhan Malang perlu melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan supaya dapat membantu para siswa ataupun konselor di lapangan. (2) daya dukung dari unsur pimpinan sekolah perlu ditingkatkan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja para konselor sekolah di lapangan, salah satunya penyediaan ruang BK sekolah dan penyediaan sambungan internet dengan adanya media internet membantu Konselor untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling. (3) para konselor sekolah hendaknya senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam menjalankan tugasnya.

Daftar Pustaka

As’ad. 2000. Psikologi Industri. Ed 4. Yogjakarta : Liberty.

Djojonegoro, W. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT BalaiPustaka.

(6)

Gibson, Robert. L. & Mitchell, Marianne. H. 2008. Introduction to Counseling and Guidance. New Jersey: Pearson Education.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997 tentang pelaksanaan praktik kerja industri.

Kompasiana. 2012. Duh..Banyak Perusahaan Enggan Rekrut Lulusan SMK. Penulis: Irwan Hadi.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/19/17170965/Duh....Banyak.Peru

sahaan.Enggan.Rekrut.Lulusan.SMK. Diakses tanggal 13 Mei 2013.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Pertemuan

Referensi

Dokumen terkait

Saat siang hari, sebagian beban tidak perlu terlalu lama disimpan dalam baterai karena besarnya energi yang dihasilkan PLTS pada siang hari akan mencapai nilai

Kasus bullying pada anak mengalami peningkatan setiap tahun. Bullying pada anak memberikan berbagai dampak negatif yang berbeda-beda dan dapat menjadi sangat

Masnur Muslich, ”Hakikat dan Fungsi Buku Teks”, http:// www.. a) Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku ajar yang baik. b) Bahan ajarnya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan mengenai pengawasan sebelum distribusi ADD dilaksanakan, pengawasan pada saat distribusi ADD dilaksanakan dan

Sistem injak ini bekerja melalui sebuah komposisi material yang telah tercampur ( Pasir dan kapur putih atau Semen) yang di masukkan ke dalam ruang penampungan

Gambar 4.6 memperlihatkan hubungan antara tegangan masukan dengan hasil konversi untuk data hasil pengukuran dan data fungsi transfer ideal.. Selisih kedua fungsi

Dan hal tersebut dapat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru, dimana kinerja yang telah diupayakan oleh guru demi kepentingan sekolah mendapat timbal balik yang

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa energi kayuh yang terjadi pada sepeda ITS untuk setiap responden dan setiap variasi kecepatan lebih kecil dibandingkan sepeda