• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme profesi terhadap kinerja guru swasta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme profesi terhadap kinerja guru swasta"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan

guru dan fanatisme profesi terhadap kinerja guru swasta

Endra Widyarsono 1 *, Siti Mariah 2

1 SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Jalan Sagan No.20, Terban, Yogyakarta, 55223, Indonesia 2 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Jalan Kusumanegara 157, Yogyakarta 55165, Indonesia

* Corresponding Author. Email: endrowidyo@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Kontirbusi kepemimpinan Transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme sekolah terhadap kinerja guru swasta Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta. (2) Kontirbusi kepemimpinan Transaksional kepala sekolah terhadap kinerja guru swasta Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta. (3) kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru swasta Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta. (4) kontribusi fanatisme profesi terhadap kinerja guru swasta Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, populasi penelitian ini adalah guru swasta Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta dengan jumlah 135 jumlah sampel sebanyak 126 guru. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuesioner. Hasil penelitian menujukan bahwa (1) Ada kontribusi positif yang signifikan antara kepemimpinan transaksional kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta. Hasil analisis diperoleh harga rx1y = 0,262 dengan nilai p = 0,003 < 0,05. (2) Ada kontribusi positif yang signifikan antara kesejahteraan guru terhadap kinerja guru SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta. Ini dibuktikan dengan harga rx2y = 0,226 dengan nilai p = 0,012 < 0,05. (3) Ada kontribusi positif yang signifikan secara parsial fanatisme terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan nilai rx3y = 0, 190 dengan nilai p = 0,035 < 0,05. (4) Dilihat dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa ada kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan dan fanatisme secara bersama-sama terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta signifikan positif. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Anova yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung 16,222 dengan nilai signifikansi 0,000. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada kontribusi positif dan signifikan kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme secara bersama-sama terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-kota Yogyakarta.

Kata Kunci: kepemimpinan transaksional, kesejahteraan guru, fanatisme profesi, kinerja guru

Abstract

The aim of this study was to determine (1) the contribution of principal’s transactional leadership, teacher welfare and school fanaticism to private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta, (2) the contribution of teacher welfare to private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta, (3) the contribution of professionalism fanaticism towards private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta, (4) the contribution of principal's transactional leadership to private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta. This study includes quantitative research in the form of correlation. The population of this study is private teacher of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta, the number of 135 teachers. The sampling technique used proportional random sampling with a total sample of 126 teachers. The method used to collect data was questionnaire method. The results of the study indicate that (1) there is a significant positive contribution between the principal's transactional leadership together with the private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the City of Yogyakarta. The analysis results obtained price rx1y = 0,262 with value p = 0,003 <0,05. (2) There is a significant positive contribution between teacher welfare to the teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta. This is evidenced by the price of rx2y = 0.226 with the value p = 0.012 <0.05. (3) There is a partially significant positive contribution of fanaticism to the private teacher of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta. This is evidenced by the value of rx3y = 0, 190 with the value p = 0.035 <0.05. (4) In terms of the average score indicates that there is a significant contribution of principal's transactional leadership, welfare and fanaticism to the private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta. This is evidenced by the Anova test results indicate that the value of Fcount 16.222 with a significance value of 0.000. Hence Ho is rejected and Ha accepted, meaning there is a positive and significant contribution of principal's transactional leadership, teacher welfare and fanaticism together to the private teacher performance of Muhammadiyah Senior High School in the city of Yogyakarta.

(2)

PENDAHULUAN

Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada perserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agama (Shabir, 2105). Guru profesional adalah guru yang memenuhi prasyarat dan ketentuan undang-undang yang berlaku tentang guru (Kurniawan, 2011). Dalam hal ini guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompentensi sosial dan kompetensi profesional, dalam kesemuanya itu harus tampak dalam menjalankan tugas dan fungsinya di sekolah.

Guru yang bersertifikasi profesi bukan sekedar meningkat kesejahteraannya, tetapi sejalan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pokok sebagai tenaga pendidik dan kependidikan meningkat pula. Peningkatan itu terutama dalam mendidik, membimbing dan membelajarkan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga kualitas pendidik juga semakin meningkat (Rahmanto, 2009).

Peranan guru sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan (Murwati, 2013; Sauri, 2010), oleh karena itu peningkatan kinerja guru merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, agar guru dapat melakukan tugas dan fungsinya secara professional. Hal ini dapat disadari bahwa jabatan guru adalah jabatan profesi yang memerlukan kompetensi khusus dimana seorang guru memiliki spesipikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai atau sikap serta penerapannya di dalam tugasnya sebagai guru, sesuai dengan standar kerja yang dibutuhkan.

Kinerja guru adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh guru sebagai prestasi kerjaberdasarkan standar yang ditetapkan dan sesuai dengan perannya di sekolah. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai sengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Gary, 2008). Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja guru adalah fanatisme. Fanatisme didefinisikan sebagai pengabdian yang luar biasa untuk sebuah objek, di mana "pengabdian" terdiri dari gairah, keintiman, dan dedikasi, dan "luar biasa" berarti melampaui, rata-rata biasa yang biasa, atau tingkat (Chung, Beverland, Farrelly, & Quester, 2008, p. 333).

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui. (1) kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme profesi terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah se-kota Yogyakarta. (2) Kontribusi Kepemimpinan transaksional kepala sekolah terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta. (3) Kontribusi kesejahteraan guru sekolah terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta. (4) Kontribusi Fanatisme guru sekolah terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei hingga juni 2017 dan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yayasan SMA Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta yang bejumlah 135 guru dan Sampel penelitian dihitung berdasarkan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dalam (Sugiyono, 2007) adalah 126 guru.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kusioner (angket) dimana sebelum angket digunakan divalidasi terlebih dahulu, dimana validasi tersebut dilaksanakan di SMA Piri Yogyakarta dengan sampel penelitian 30 orang guru swasta disekolah tersebut. Metode pengumpulan data adalah angket, dalam penyusunan angket penelitian menggunakan Skala Likert yang menggunakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu Selalu (SL) bernilai 4, Sering (S) bernilai 3, Kadang (KD) bernilai 2, dan Tidak Pernah (TP) bernilai 1. Instrumen dalam penelitian ini adalah kusioner (Angket).Teknik analisi data yang digunakan adalah korelasi dengan menggunakan persamaan regresi liner berganda dan korelasi Parsial, dan menggunakan uji prasyarat (Uji Normalitas, Uji Linieritas, Multikolinieritas).

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontribusi Kepemimpinan Transaksional Kepala Sekolah, Kesejahteraan Guru dan Fanatisme secara Bersama-Sama terhadap Kinerja Guru Swasta SMA Muhammadiyah se-Kota

Yogyakarta

Berdasarkan tabel ANOVA, diketahui nilai F hitung = 16,222 dan nilai p (signifikansi) sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (p < 5%), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, hipotesis pertama yang berbunyi ada kontribusi positif dan signifikan kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme secara bersama-sama terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta.

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa kepemimpinan transaksional kepala sekolah memberikan sumbangan relatif sebesar 39,19% terhadap kinerja guru, kesejahteraan guru memberikan sumbangan relatif sebesar 32,29% terhadap kinerja guru dan fanatisme memberikan sumbangan relatif sebesar 27,87%. Total sumbangan yang diberikan adalah 100% (39,19% + 32,94% + 27,87%). Berdasarkan perhitungan, kepemimpinan transaksional kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 11,25% terhadap kinerja guru, kesejahteraan guru sebesar 9,45% dan fanatisme memberikan sumbangan efektif sebesar 8% dengan total 28,7% (11,25% + 9,45% + 8,00%). Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme mampu memkontribusi dan menyumbang terhadap kinerja guru sebesar 28,7%, sisanya sebesar 71,3% adalah sumbangan faktor lain yang disebabkan oleh variabel di luar penelitian.

Seperti dijelaskan oleh Mulyasa (2011), terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal. diantara faktor tersebut yakni: dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing serta, layanan perpustakaan (Mulyasa, 2011, p. 227).

Dimana berdasarkan faktor diatas kinerja dapat dipengaruhi oleh kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme. seperti dapat dikelompokkan sebagai berikut: Fanatisme (dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas), Kesejahteraan (penghargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang), Kontribusi kepemimpinan (perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing serta, layanan perpustakaan).

Faktor-faktor tersebut saling berhubungan, dimana kesejahteraan yang terjamin dan menjanjikan akan memacu semangat untuk bekerja secara maksimal dalam bidang yang dijalankan (fanatisme) dan tentu akan mengikuti aturan yang berlaku sesuai apa yang diarahkan oleh kepala sekolah demi tercapainya tujuan yang diharapkan yang dilakukan dengan kinerja yang baik

Kontribusi kepemimpinan transaksional kepala sekolah terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta

Hasil analisis diperoleh harga rx1y = 0,262 dengan nilai p = 0,003 < 0,05. Karena nilai signifikansinya di bawah taraf signifikansi 5%, dari Instrumen kepemimpinan trasaksional kepala sekola dengan indikator (1) Kepala sekolah memberitahu guru tentang apa yang harus dilakukan guru jika ingin mendapatkan imbalan tertentu, (2) Kepala sekolah menjamin guru akan memperoleh apa yang di inginkan sebagai pengganti usaha yang dilakukan, (3) Kepala sekolah berusaha mempertahankan prestasi dan cara kerja dari bawahannya, (4) Apabila ada kesalahan kepala sekolah langsung bertindak untuk mempebaikinya, (5) Kepala sekolah secara aktif mencari kesalahan, dan jika ditemukan akan mengambil tindakan seperluhnya, (6) Kepala sekolah hanya bertindak jika ada laporan kesalahan, sehingga tanpa ada informasi maka pimpinan tidak mengambil tindakan apa-apa. Maka hipotesis yang berbunyi ada kontribusi positif dan signifikan kepemimpinan transaksional kepala sekolah terhadap kinerja guru diterima.

Hasil ini memberikan makna bahwa kepemimpinan transaksional yaitu kepemimpinan merupakan hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin dan atau kelompok (Budiono, 2004, p. 245). Kepemimpinan transaksional dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah, dikarenakan gaya kepemimpinan transaksional yang lebih menekankan pada pemberian imbalan mendorong guru dan karyawan untuk disiplin terhadap tugas

(4)

dan tanggung jawabnya untuk mencapai kinerja terbaik. Hal ini tercermin dari kerja guru melaksanakan tugasnya sesuai jam kerja yang ditetapkan, mendorong mereka untuk lebih disiplin dikarenakan tidak adanya kewajiban presensi harian di sekolah. Kepemimpian transaksional yang membuat guru diberi kesempatan terlibat dan berpasrtisipasi dalam pengambilan keputusan membuat mereka merasa dihargai dan menjadi bagian dari sekolah untuk mendorong pelaksanaan disiplin dan berkotitmen dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik.

Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat menghasilkan sesuatu kemampuan bagi para guru untuk memimpin dirinya sendiri, mengambil tanggung jawab dan memperoleh imbalan melalui kemandirian yang kuat. Hasil ini menujukan bahwa kepemimpinan transaksional signifikan dan mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja guru sekolah SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta.

Kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta

Harga nilai rx2y = 0,226 dengan nilai p = 0,012 < 0,05. Karena nilai signifikansinya di bawah taraf signifikansi 5%, dari Intrusmen indikator (1) rasa aman (security), (2) kesejahteran (welfare), (3) kebebasan (freedom), (4) jati diri (indetity) maka hipotesis yang berbunyi ada kontribusi positif dan signifikan kesejahteraan guru terhadap kinerja guru diterima.

Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa manusia yang sejahtera adalah manusia yang memiliki tata kehidupan dan penghidupan, baik material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenraman lahir dan batin, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosialnya (Danim, 2007, p. 7). Dan hal tersebut dapat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru, dimana kinerja yang telah diupayakan oleh guru demi kepentingan sekolah mendapat timbal balik yang sesuai dengan usaha yang telah dilakukan oleh guru sehingga mendapatkan kontribusi positif dan signifikan terhadap kesejahteraan guru tersebut yang akan menambah atau meningkatkan kinerjanya.

Kontribusi fanatisme terhadap kinerja guru swasta SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta Harga nilai rx3y = 0,190 dengan nilai p = 0,035 < 0,05. Karena nilai signifikansinya di bawah taraf signifikansi 5%, dari instrumen yang indikatornya (1) Besarnya minat dan kecitaan pada satu jenis kegiatan, (2) Sikap pribadi maupun kelompok terhadap kegitan tersebut. (3) Lamanya individu menekuni satu jenid kegiatan tertentu, (4) Motivasi yang datang dari keluarga, maka hipotesis yang berbunyi ada kontribusi positif dan signifikan fanatisme terhadap kinerja guru diterima.

Fanatisme merupakan fenomena yang sangat penting dalam budaya modern, pemasaran, serta realitas pribadi dan di sosial masyarakat, hal ini karena budaya sekarang sangat berpegaruh besar terhadap individu dan hubungan yang terjadi di diri individu menciptakan suatu keyakinan dan pemahaman berupa hubungan, kesetian, pengabdian, kecintaan, dan sebagainya (Hariyono, Djatmika, Soetjipto, & Wahyono, 2016, Maryuningsih, 2016; Raikhan, 2015; Seregina, 2011, p. 12 ).

Dimana dalam hal ini fanatisme memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Fanatisme yang hadir merupakan wujud dari kesukaan dan harapan sebagai bentuk kecintaannya terhadap profesi yang dijalani untuk mewujudkan atau memberikan yang terbaik dalam kinerja yang dilakukannya.

SIMPULAN

Hasil dari pengujian hipotesi yang pertama menujukan pengaruf positif dan signifikan variabel kepemimpinan transaksional kepala sekolah, kesejahteraan guru dan fanatisme secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Dengan demikian, hipotesis pertama didukung dan dapat disimpulkan bahwa semakin besar perhatian interpesonal kepala sekolah, dorong untuk berkerja dan penghargaan atau imbalan yang diberikan kepada guru akan semakin meningkatkan mengkontribusi kinerja guru disekolahan tersebut.

Hasil pengujian hipotesis kedua menujukkan pengaruh positif dan siginifikan variabel kepemimpinan transaksional pada variabel kinerja guru. Dari hasl tersebut, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua didukung dan dapat disimpulkann kepemimpinan transaksional dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah, dikarenakan kepemimipnan transaksioanal yang lebih menekankan pada pemberian imbalan mendorong guru dan karyawan untuk displin terhadap tugas dan tanggung

(5)

jawabnya untuk mencapai kinerja yang baik. Dengan demikian proses kepemimpinan transaksional dapat menghasilkan sesuatu kemampuan bagi guru untuk memimpin dirinya sendiri, mengambil tanggung jawab dan memperoleh imbalan melalui kemadirian yang kuat. Dari hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bawah kepemipinan transaksional berkontribusi langsung terhadap kinerja guru sekolah SMA Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menujukkan pengaruh positif dan siginifikan variabel kesejahteraan guru pada variabel kinerja guru. Dari hasil tersebut adannya peningkatan kinerja guru, dimana kinerja yang telah diupayakan oleh guru demi kepetingan sekolah mendapat timbal balik yang sesuai dengan usaha yang telah dilakukan oleh guru sehingga mendapatkan konstribusi positif dang signifikan terhadap kesejahteraan guru tersebut yang akan menambah atau meningkatkan kinerjanya.

Hasil pengujian hipotesis keempat menujukkan pengaruh positif dan siginifikan variabel fanatisme pada variabel kinerja guru. Dari hasil tersebut fanatisme memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap kinerja guru, fanatisme yang hadir merupakan wujud dari kesukaan dan harapan sebagai bentuk kecintaannya terhadap profesi yang dijalani unutk mewujudkan atau memberikan terbaik dalam kinerja yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Budiyono, H.B. (2004). Pengantar manajemen. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Chung, E., Beverland, M., Farrelly, F., & Quester, P. (2008). Exploring consumer fanaticism: Extraordinary devotion in the consumption context. ACR North American Advances.

Hariyono, H., Djatmika, E. T., Soetjipto, B. E., & Wahyono, H. (2016). Kausalitas perilaku produktif karyawan pada sentra tenun ikat bandar kota kediri. In National Conference on Economic Education.

Gary, D. (2008). A framework for human resource management. Pearson Education India.

Sauri, S. (2010). Membangun karakter bangsa melalui pembinaan profesionalisme guru berbasis pendidikan nilai. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(2), 1-15.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan : Pendekatan kuantitatif kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, B. D. (2011). Implementasi kebijakan sertifikasi guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru di Kota Yogyakarta. Jurnal Studi Pemerintahan, 2(2).

Mulyasa, E. (2011). Manajemen pendidikan karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryuningsih, Y. (2016). Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Karangrejo Suranenggala Cirebon Pada Pemanfaatan Hasil Laut Untuk Kesejahteraan Keluarga. Holistik, 15(1).

Murwati, H. (2013). Pengaruh sertifikasi profesi guru terhadap motivasi kerja dan kinerja guru di SMK Negeri se-Surakarta. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE), 1(1), 1-10.

Rahmanto, T. G. (2009). Hubungan antara persepsi guru terhadap sertifikasi dengan profesionalisme dalam mengajar.Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Raikhan, R. (2015). Eksistensi pendidikan agama. Madinah: Jurnal Studi Islam, 2(1), 49-64.

Seregina, A. (2011). Fanaticism-Its development and meanings in consumers' lives. Thesis. Department of Marketing Aalto University School of Economics

Shabir, M. (2015). Kedudukan guru sebagai pendidik: Tugas dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, dan kompetensi guru. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 221-232.

Referensi

Dokumen terkait

25 Observasi peneliti di berbagai instansi misalnya di Kota Palembang, Juli – September 2018... Oleh sebab itu dakwah melalui website mesti digalakkan dengan

jauh lebih kecil dari pada ukuran atom besi sehingga atom-atom karbon akan. masuk terintitisi kedalam ruang-ruang diantara atom besi

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

Efek Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Tikus Yang Diinduksi Kalium Oksonat. Fakultas Matematika dan

Green tea polyphenols and cancer chemoprevention: multiple mechanisms and endpoints for phase II trials.Nutrition Review.. Anti-diabetic activity of green

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten

Dari semua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu minat belajar siswa, bakat yang dimiliki, kemandirian dalam belajar,

Respon negatif tersebut berarti bahwa adanya penurunan suku bunga pasar uang antar bank akan mendorong kenaikan harga saham karena imbal hasil saham menjadi relatif lebih