About Me…
Sigit Mariyanto
, S.ST,M.Si
No Reg PNTP. A-0010/06/2019
08127923404
@sigitmariyanto
Sigit Mariyanto
SMAK Lampung
Diploma III Analis Kesehatan
AAK Bandar Lampung
Diploma IV Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bandung
S2 Magister Kimia
FMIPA Universitas Lampung
PENGALAMAN KERJA
▪ Kepala Ruang Laboratorium Patologi klinikRSUD dr H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
▪ Dosen Tidak TetapPoltekkes Kemenkes Tanjung Karang, PRODI Teknologi Laboratorium Medis
▪ Asesor KompetensiLembaga Sertifikasi Profesi PATELKI
• Ketua DPW PATELKI Lampung
Periode I Tahun 2014 –2018 Periode II Tahun 2018 - 2022
PANDEMI
GLOBAL
COVID 19
ATLM
Pengambilan sample Swab Penanganan & Pengiriman Sampel Pemeriksaan PCR SARS CoV-2Pada Masa Pandemi
Global Covid-19
Apa Itu K3 ?
Upaya Untuk Memberikan Jaminan
Keselamatan Dan Meningkatkan Derajat
Kesehatan Para Pekerja/Buruh Dengan Cara
Pencegahan Kecelakaan Dan Penyakit Akibat
Kerja, Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja,
Promosi Kesehatan, Pengobatan Dan
Rehabilitasi
TIM K3 UPAYA PERBAIKAN IDENTIFIKASI PENGAWASAN PELAKSANAAN PERENCANAAN
-ALUR PROSES & CARA KERJA -BAHAN/MEDIA/REAGEN -LIMBAH -SPESIMEN -EFEK KESEHATAN
-SARANA & PRASARANA -PETUGAS POTENSI TERPAPAR
-ANALISIS SITUASI -IDENTIFIKASI MASALAH
-ALTERNATIF RENCANA UPAYA PENANGGULANGAN -SOSIALISASI -KOORDINASI -PROTAP PELAKSANAAN K3 PEM. KES & IMUNISASI -KERJASAMA ANTAR PERSONIL
-LAPORAN PELAKSANAAN KOORDINASI
-PENGAWASAN &PENGENDALIAN PELAKSANAAN K3 -PENYELIDIKAN INSIDEN
-MELAPORKAN INSIDEN
-MENCATAT INSIDEN / MASALAH K3
-MENETAPKAN KEBUTUHAN TAHUN DEPAN -MEMPERBAIKI SISTEM, PROSEDUR & MANAJEMEN
Bagaimana K3 Dilaksanakan ?
HEP B HIV & AIDS HEP C
27-37%
0,1-0,4%
3-10%
COVID-19
KEWASPADAAN STANDAR
(STANDARD PRECAUTION)
Merupakan metode pengendalian infeksi terhadap Darah dan cairan tubuh lainnya yang dianggap sebagai bahan infeksius
Penerapan Kewaspadaan Standar
diharapkan dapat menurunkan
risiko penularan patogen melalui
darah dan cairan tubuh lain
Penerapan ini merupakan
pencegahan dan pengendalian
infeksi yang harus rutin
dilaksanakan terhadap semua
pasien dan di semua fasilitas
pelayanan kesehatan (FPK).
Seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh /
sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja
.Face Shield Masker Handscoon Goggle Penutup Kepala Sepatu Jas lab/ Hazmat
• Enak dipakai.
• Tidak mengganggu kerja.
• Memberikan
perlindungan efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja. • Harus selalu tersedia
dan siap digunakan
• Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna
– Tidak tepat
– Salah cara penggunaan – Kualitas APD
• Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman.
Sequence* for
Donning
PPE
*Combination of PPE will affect sequence – be practical
Sequence* for
Removing
PPE
*Combination of PPE will affect sequence – be practical
APD
LEVEL 3
DESINFEKSI
TEKNIK ASEPTIK
Pembersihan dan desinfeksi ruangan secara rutin Penggunaan desinfektan yang sesuai
REAGEN KADAR AKTIF TERHADAP FUNGI BAKTERI MYCOBAC
TERIUM SPORA LIPID COATED VIRUS NON LIPID COATED VIRUS HIPOKLORIT 1-10% + +++ ++ ++ + + ETHANOL 70-80% 0 +++ +++ 0 + +-ISOPROPANOL 70% 0 +++ +++ 0 + +-IODOFORM 0,1-2% +++ +++ +++ + + +
Peralatan yang digunakan ulang dipastikan dalam keadaan bersih sebelum digunakan untuk pasien lain
Peralatan yang digunakan ulang dipastikan dirawat sesuai petunjuk pabrikan
Waspada terhadap pasien dan keluarganya yang menunjukkan tanda-tanda dan gejala infeksi pernafasan
Memberikan masker kepada pasien dan keluarganya Menggunakan masker standar (N95)
Limbah medis
Tidak boleh :
• Mencampur limbah cair dan limbah padat
• Mencampur limbah medis dan non medis • Mencampur limbah tajam dan non tajam
Harus dilakukan :
• Memisahkan limbah cair dan padat
• Bedakan warna plastik untuk limbah medis
dan non medis
• Tempelkan stiker “biohazard” untuk limbah
medis
• Sediakan wadah tahan tusuk yang sudah diisi
hipoklorit (2/3 penuh)
S
T
AND
ARD
PR
EC
A
UTION
S
LIMBAH TAJAM
Pada lanset/jarum/siring,
tidak boleh
•
Mematahkan
•
Menekuk
•
Memasang kembali penutup
•
Memakai ulang
Jangan mengocok
•
Wadah benda tajam (berusaha
memuat jarum lebih banyak)
UN
IVER
S
AL PR
EC
A
UT
ION
S
SPILL KIT
bahan dan peralatan yang digunakan untuk menangani bahan infeksius
Komponen :
– APD sekali pakai
(sarung tangan, jas lab, masker dll)
– Desinfektan
(Na. Hipoklorit 0,5% dll)
– Bahan penyerap
(tissu, lap, underpad dll)
– Wadah pembuangan
SPILL KIT
Prosedur :
o Pasang tanda pengaman bertuliskan “AWAS, TUMPAHAN BAHAN
INFEKSIUS”
o Pakai APD
o Siapkan 2 kantong plastik kuning dalam keadaan terbuka
o Genangi atau taburi tumpahan dengan Na. Hipoklorit dan biarkan
selama 2 menit
o Letakkan bahan penyerap diatasnya sampai semua tumpahan
terserap
o Ambil penyerap dan masukkan ke kantong plastik pertama o Genangi bekas tumpahan dengan air, letakkan penyerap, ambil
dan masukkan ke kantong plastik pertama
o Lepaskan APD dan masukkan ke kantong plastik kedua o Jangan lupa cuci tangan
Jika terpapar bahan infeksius
1. P3K
- CUCI LUKA DENGAN AIR SABUN - BIARKAN DARAH MENGALIR - JANGAN DITUTUP
- BILA KENA MATA, HIDUNG, MULUT &LAPISAN MUKOSA, BILAS DENGAN AIR MENGALIR MINIMAL 10 MENIT
2. TENTUKAN RESIKO
- JENIS CAIRAN : MISAL DARAH, CAIRAN NAMPAK ADA DARAH - JENIS PAPARAN : CEDERA PERMUKAAN, TUSUKAN YANG DALAM
3. EVALUASI POTENSI SUMBER PAPARAN
- MENILAI RESIKO INFEKSI DARI INFORMASI YANG TERSEDIA - MENGUJI SUMBER INFEKSI, BILA MUNGKIN; DENGAN
STATUS IMUNISASI HBV Tindakan Pasca Pajanan
- TIDAK ADA VAKSINASI VAKSINASI HBV dan HBIg - SEBELUMNYA DIVAKSINASI
(RESPON ANTI HBsAg POSITIF)
TIDAK PERLU
- SEBELUMNYA DIVAKSINASI (TIDAK ADA RESPON)
VAKSINASI HBV dan HBIg
- RESPON ANTIBODI TIDAK DIKETAHUI
LAKUKAN TES
JIKA RESPON ANTIBODI <10 IU/Ml BERI VAKSINASI HBV dan HBIg
PASCA TERPAPAR untuk HBV
MANAJEMEN INDIVIDU TERPAPAR
HBV & HIV
PASCA TERPAPAR untuk HIV
Selain P3K dan evaluasi paparan dan risiko,
Pasca Terpapar untuk HIV termasuk konseling, tes HIV
berdasarkan informed consent, dan tergantung pada
penilaian risiko - penyediaan terapi singkat (28 hari)
dari antiretroviral (ARV), dengan tindak lanjut dan
dukungan.
MANAJEMEN INDIVIDU TERPAPAR
HBV & HIV
PASCA TERPAPAR untuk HIV
Pengujian dan konseling
Jika pengujian tersedia, orang terkena harus ditawari untuk diuji anti-HIV dan menerima konseling yang tepat.
Melakukan tes anti-HIV pada awal, dan pada 6-12 minggu dan 6 bulan setelah paparan. Jika antibodi HIV reaktif, harus dirujuk untuk pengobatan, perawatan dan dukungan.
Bila mungkin, pasien sumber infeksi juga harus diuji, dengan persetujuannya.
Konseling harus mencakup penyediaan informasi tentang pentingnya mengikuti pengobatan, dan informasi tentang pencegahan HIV secara umum dan di tempat kerja.
ARV untuk profilaksis pasca pajanan
Obat ARV harus dimulai sesegera mungkin, dalam
waktu 72 jam dari paparan.
Obat-obatan harus diberikan terus menerus
selama 28 hari.
Tidak harus menunggu hasil tes sebelum
pemberian PEP.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa sumber infeksi
negatif, profilaksis dapat dihentikan.
PASCA TERPAPAR untuk COVID 19
(tanpa APD Lengkap)
• Melakukan pemeriksaan swab PCR, 3 hari pasca Terpapar • Bila bergejala Covid-19, segera periksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan swab PCR, Lakukan isolasi sampai dinyatakan negatif Covid-19 atau sesuai standar penanganan Covid
KESELAMATAN PASIEN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kepastian lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
SASARAN
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KESELAMATAN PASIEN
STANDAR
membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
memimpin dan mendukung staf;
mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
mengembangkan sistem pelaporan;
mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;