• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DI MI RIBATH DARUT TAUHID NAMBANGAN PERAK SURABAYA

MAULIDAH

ABSTRAK

Guru professional adalah guru yang ingin mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya,layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing individu untuk menjadi lebih baik

Penelitian ini di tujukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan perak Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik – teknik pengumpulan data melalui observasi, interview, koensioner, dan dokumentasi. Penelitian tentang Pengaruh Profesionalisme Guru terhadap Prestasi Belajar di MI Ribath Darut Tuhid Nambangan perak Surabaya, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa, dengan niatan itu penulis menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan rumus Korelasi Prodak moment yang mana pengumpulan datanya menggunakan teknik penyebaran angket, wawancara, dan observasi.

Dari hasil penelitian, penulis mengambil kesimpulan adanya pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa dengan prosentasi yang cukup, yaitu 0,735%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh ini diharapkan menambah kesadaran terhadap para guru pengajar MI Ribath Darut Tuhid Nambangan perak Surabaya, untuk lebih meningkatkan keprofesionalnya dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong, membimbing danmemberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru tidak hanya diperlukan olehpara murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkunganya dalammenyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dansekaligus mempengaruhi minat belajar. Apabila seorang guru latar belakang pendidikan di sekolahkeguruan, maka guru tersebut akan mengusai pembelajaran yang efekif.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah profesionalismeguru di MI Ribath Darut Tauhid ? 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid ?

3. Adakah pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid ?

C.Tujuan Penelitian

Berangkat dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin penulis capai adalah:

1. Untuk mengetahui profesionalisme guru di MI Ribath Darut Tauhid. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh profesionalismeguru terhadap prestasi

belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid. D.Manfaat Penelitian

Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran terhadap lembaga pendidikan yang diharapkan nantinya ini bisa dipakai para pendidik agar lebih profesional dalam proses belajar mengajar supaya pretasi belajar peserta didik dapat meningkat, dengan skripsi ini para pendidik bisa lebih menekankan lagi prestasi belajar siswa di dan madrasah.

E.Kajian terdahulu

1. Nur Jannah, Pengaruh kopetensi profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru . IAIN Walisongo Semarang,2011.

(3)

2. Tatik Haryanti, Pengaruh kopetensi profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih, STAIN Salatiga, 2010.

Berdasarkan hasil penelitian dalam sekripsi tersebut menunjukkan bahwa Pengaruh kopetensi profesionalisme guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih.

A. PROFESIONALISME GURU 1. Pengertian Profesionalisme Guru

Professional berasal dari kata profesi (profession) yang diartikan sebagai jenis pekerjaan khas yang mana memerlukan pengetahuan, keahlian atau ilmu pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi untuk berhubungan dengan orang lain, instansi atau lembaga.

Dari pengertian diatas, maka guru professional adalah guru yang ingin mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing individu.

Profesional berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat moderen yangmenuntut bermacam ragam sepesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yangmakin lama semakin komplek.

Masalah profesi pendidikan sampai sekarang masihbanyak diperbincangkan baik di kalangan pendidikan. Namun meskipun begitu suatu halyang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guruyang khususnya berfungsi mempersiapkan tenaga-tenaga guru yang terdidik dan terlatihdengan baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan programpendidikan guru yang berkualitas profesional dapat di lakasnakan secara efesien dalamkondisi sosial cultural masyarakat1.

Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian

1Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. (Jakarta:

(4)

dan sebagai katabenda yang berarti keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya2. Menurut Sardiman3. Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yangmemerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan dalamprangkat dasar untuk implementasi dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Menurut Hamalik4, profesi adalah suatu jabatan pekerjaan suatu profesierat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntutkeahliaan, pengetahaun dan ketrampilan tertentu pula.Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanyadapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaanyang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.

Suparlan5. Membagi pengertian Guru menjadi dua pandang. Pertama,dalam pandangan umum, guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagaipengajar, pendidik, dan pelatih, baik yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikankeluarga, formal maupun informal.

Dalam konteks ini guru adalah siapa saja yangmelaksanakan misi untuk menjelaskan anak-anak bangsa sesuai dengan potensi yangdimiliki. Ke dua dalam Pandangan khusus, Surat Edaran (SE) Mendikbud dan KepalaBAKN Nomor 57686/MPK/1989 menyatakan lebih spesifik bahwa, guru ialah PegawiNegeri Sipil (PNS) yang diberi tugas wewenang dan tanggungjawab oleh penjabat yangberwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah ( termasuk hak yang melekatdalam jabatan)

2Uzer Usman, Moh. Menjadi Guru profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1991)14. 3Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawli Pres. 1992)131. 4 Ibid, 3

5

(5)

Maka dengan demikian profesional guru adalah kemampuanketrampilan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffahmembentuk standar profesi guru untuk melaksanakan fungsi dan tugasnyasecara maksimal karena memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya yang ditandai olehkompetensi yang menjadi syarat, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimilikioleh tenaga kependidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada umumnya melainkanhanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah mengalami pendidikan secaraberencana dan sistematik.

2. Standar Kompetensi Guru

Standar Kompetensi Guru dipilah dalam tiga kompenen yang saling berkaitan,yakni:

1) pengelolaan pembelajaran 2) pengembangan profesi, dan 3) penguasaan akademik.

Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 6 (enam) kompetensi dasar yaitu:

1) Penyusunan rencana pembelajaran. 2) Pelaksanaan interaksi belajar mengajar.

3) Pelaksanaan tindak lanjut hasil penelitian prestasi belajar siswa. 4) Pengembangan profesi.

5) Pemamahaman wawasan kependidikan.

6) Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan)6.

Kompetensi Guru menurut Hamalik7.Guru yang profesional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolahkhususnya dan tujuan pendidikan umumnya, harus memiliki kompetensi-kompetensiyang

6Suparlan. Menjadi Guru Efektif. (Yogyakarta: Hikayat.2005)93-94.

7Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. (Jakarta:

(6)

dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpamengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional yangdisebabkan oleh adanya perbedaan linguistic sosial cultural dari setiap institusi sekolahsebagi indikator, maka guru yang kompeten secara profesional, apabila:

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya.

b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranan secar berhasil. c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan di sekolah.

d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar mengajar dikelas.Namun yang lebih ditekankan bagi guru agama adalah penanaman nilai-nilaiajaran Islam pada peserta didik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,karena ajaran Islam itu tidak hanya sekedar teori akan tetapi praktek dalam kehidupan,oleh karena itu aspek afektif lebih diperhatikan, meskipun juga tidak mengabaikan aspekkognitif dan psikomotorik.

Di dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional dalam artimelakukan secara benar, sesuai dengan kaidah yang berlaku (ditetapkan) itu mungkinhanya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya, sesuai sabda rosulullah SAW yang artinya: Apabila suatu pekerjaan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya makatunggulah kehancuran8.

3. Prinsip Profesi Guru dan Dosen

Dosen Bab III Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa profesi guru dan dosenmerupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip.

4. Kriteria profesi

Profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan

8

Imam Abi Abdillah Muhammad bin Islmail bin Ibrahim. Kitab Shohih Bukhori, Juz 7 Hadits 5. (Darul Fiqri.1994)241

(7)

(ketrampilan, kejujuran, dansebagainya) tertentu. Pada hakekatnya profesi merupakan pengakuan seseorang terhadap pengakuannya, misalnya pemilik adalah pernyataan atau pengakuan bahwa orang tersebutpekerjaannya sebagai seorang dokter.

5. Syarat-syarat Menjadi Guru

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yangprofesional harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran denganberbagai Ilmu Pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masapendidikan tertentu.

Syarat-syarat tersebut dapat diklasifikasikan antara lain fisik, psikis, mental,moral, dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengungkapkan:

a. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru harus berbadansehat dan tidak memliki penyakit menular.

b. Persyaratan Mental yaitu memiliki sikap yang baik terhadap kependidikan, mencintai,dan mengabdi serta memiliki tanggungjawab yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

c. Persyaratan Psikis yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwaataupun kelainan.

d. Persyaratan Moral yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susilayang tinggi.

e. Persyaratan Intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehdari lembaga pendidikan, tenaga pendidikan yang memberi bekal guru menunaikantugas dan kewajiban sebagai pendidik9.

Maka jelaslah dari urian di atas bahwa semua orang dapat menjadi guru, akantetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas sebagai guru, karena tanpaterpenuhinya syarat tersebut maka kecil kemungkinaan dapat tercapai tunjuanpendidikan.

6. Fungsi dan Peran Guru

9

WijayaCece, dan Tabrani, Rusyan.Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar. (Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya.1991) 9.

(8)

1. Fungsi Guru

Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai“pengajar, pendidik, dan pembimbing”.

2. Peran Guru

Sehubungan dengan fungsinya, maka diperlukan adanya berbagai peran padadiri guru, peran guru ini akan senantiasa mengambarkan pola tingkah laku yangdiharapkan dalam berbagai peran interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama)sesama guru, maupun staf yang lain dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar,dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya.

B. PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Prestasi

Adapun hasil proses belajar adalah prestasi belajar. Sebagaimana Muchtar Buchori10, mendefinisikan tentang pengertian “prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai atau ditunjukkan sebagai hasil belajar, baik berupa angka maupun huruf masing-masing anak dalam proses tertentu”. Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telahdicapai setelah proses belajar mengajar atau latihan-latihan melalui proses tertentu.

Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian belajar menurut pendapat pakar pendidikan:

a. Menurut Mustaqim dan Abdul Wahib, bahwa belajar adalah“suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu”.

b. Menurut W.S. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental, psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai (sikap).

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa belajar adalah aktivitas ke arah tujuan tertentu dan perubahan dalam bertingkah laku yang baruberkat pengalaman dan latihan. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut menghasilkan suatu hasil.

10

(9)

Adapun hasil proses belajar adalah prestasi belajar. Sebagaimana Muchtar Buchori11, mendefinisikan tentang pengertian “prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai atau ditunjukkan sebagai hasil belajar, baik berupa angka maupun huruf masing-masing anak dalam proses tertentu”. Dalam proses belajar mengajar peserta didik akan memperoleh pengetahuan,keterampilan serta sikap perilaku sebagai hasil dari pengalaman jasmaniah (fisik) dan pengalaman rohaniyah (psikis), keadaan seperti ini dapat dikatakan “hasil belajar” atau prestasi belajar.

Dengan demikian yang dimaksud di sini adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar atau latihan-latihan tertentu. Prestasi belajar mengajar bukan hanya merupakan hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi 3 aspek yang dimiliki peserta didik yaitu aspek kognitif, afektifserta psikomotorik12.

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telahdicapai setelah proses belajar mengajar atau latihan-latihan melalui proses tertentu.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yangmenimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimana perubahan itu dapat tercapai tergantung pada bermacam-macam faktor yang mempengaruhi diantara faktor-faktor tersebut adalah:

Menurut Ngalim Purwanto13, bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdapat dua macam yaitu faktor-faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri disebut faktor individu dan faktor-faktor yang ada di luar individu disebut faktor sosial.

Untuk lebih jelasnya, penulis mencoba menguraikan beberapa faktor yangmempengaruhi belajar di antaranya adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti mengalami sakit, cacat tubuh,

11

Bukhori Muchtar. Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya.1983)178.

12

Sudjana, Nana. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, (Jakarta: Fakultas EkomiUniversitas Indonesia.1991) 49.

(10)

atau perkembangan yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan kelainan pada tingkah laku14.

b. Faktor psikologis, beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar diantaranya adalah:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas

2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju

3) Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, hipotesa guru, teman-teman

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam pelajaran

6) Adanya ganjaran atau hukuman dari akhir belajar.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan-kecakapanbaru15.

Selain faktor internal, belajar juga mempengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari luar individu. Menurut Suryabrata16 faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:

1) Faktor sosial dalam belajar

Faktor sosial tersebut adalah faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada maupun kehadiran itu dapat disimpulkan. Jadi tidak langsung hadir. Sehingga kehadiran seseorang atau orang lain dianggapnya mengganggu.

2) Faktor sosial dalam belajar yang meliputi faktor alam

14

Uzer Usman, Moh. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengaja. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1993)10.

15 Ibid 10. 16

(11)

diantaranya adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat (letak gedungnya) serta alat peraga yang digunakan sebagai alat belajar17.

C. Pengaruh Profesionalisme Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa.

Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang bersifat profesional, yang harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, ketekunan, kesabaran dan penuh perhatian, serta penggunaan metode dan strategi yang benar. Karena sifat dan cara guru dalam mengajar sangat berpengaruh bagi keberhasilan belajar peserta didik.

D. Hipotesis Penelitian

Sebagai langkah berikutnya untuk menyelesaikan suatu masalah yang perlu dibuat suatu hipotesa.

Ada dua hipotesisyang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif (Ha) ialah hipotesis yang menyatakan adanya dua hubungan antara Variabel X dan Y18. Adapun hipotesis kerja dari penelitian ini adalah “Adanya pengaruh antaraprofesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa”

2. Hipotesis Nol (Nool hpotee) atau disebut Hipotesis statistik (Ho): ialah Hipotesis yang menyatakan “ tidak ada pengaruh antaraprofesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa”

1. Pendekatan jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka dan bilangan. Metode kuantitatif menurut adanya rancangan penelitian yang menspesifikkan objeknya secara eksplisit, dieliminasikan dari objek lain yang tidak diteliti. Metode penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata pikir logik tertentu, yaitu korelasi, kausalitas, dan interaktif, sedangkan objek data ditata dalam tata pikir kategorisasi, intervaisasi, dan kontinuasi. 19

17

Ibid 249.

18

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis(Jakarta: Bina Aksara.2002)66-67.

(12)

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di MI Ribath Darut Tauhid yang berlokasi di desa Nambangan kecamatan Bulak kota Surabaya. Peneliti memilih lokasi MI Ribath Darut Tauhid.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang relevan dengan tujuan penelitian, karena itu data yang diperoleh dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka dan bisa diukur secara langsung20,

b. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh21. Dengan kata lain sumber data adalah subyek dimana subyek penelitian (masalah yang diteliti) itu diperoleh. Adapun sumber data penelitian ini adalah :

1) Libraly research yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data teoritis dengan cara mempelajari dan membaca literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.

2) Field research yaitu data yang diperoleh dengan cara terjun langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongkrit tentang segala sesuatu yang diselidiki.

4. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang, maka diperlukan beberapa Teknik antara lain :

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi pemusatan penelitian terhadap suatu obyek yang menggunakan seluruh alat indera, jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan

20Ibid, 12 21

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis (Jakarta: Bina Aksara.2001) 100.

(13)

pengecap22.

b. Interview (wawancara)

Metode interview disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancaraan untuk memperoleh informasi dari terwawancara23.

c. Angket (Questioner)

Merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula untuk d. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode penulisan yang dipergunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, raport, surat kabar, majalah, prasasti, manuskrip atau agenda-agenda dan sebagainya yang dimiliki oleh sekolah tempat penelitian24.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel 25. Menurut Sanapiah Faisal26 Populasi yaitu sebagai keseluruhan unit yang ada, yang mempunyai karateristik atau atribut dari obyek yang dijadikan sasaran atau lingklup penelitian.

b. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti27. Adapun cara pengambilan sampel penelitian ini, penulis menggunakan sampel acak (random sampling) yaitu pengambilan sampel dengan cara mencampur semua subyek-subyek di dalam populasi.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah merupakan cara yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian.

Dalam analisis data ini penulis menganalisis angket yang penulis

22

Mardalis. Metodologi penelitian ( Jakarta: rineke cipta. 1999) 128.

23

Ibid, 132

24Ibid, 206 25

Mardalis. Metodologi penelitian ( Jakarta: rineke cipta. 1995) 53.

26

Faisal, sanapiah.Metode Penelitian pendidikan,( Jakarta: PT Gramedia. 1998) 24.

27Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis (Jakarta: Bina Aksara.2001)

(14)

sebarkan kepada responden dengan menggunakan analisa statistic. A. Gambaran umum Objek Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Kec Bulak,Kota Surabaya. Maka disini akan diuraikan hal-hal secara umum sebagai berikut ;

1. Sejarah Berdirinya MIRibath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya

Madrasah Ibtidaiyah Ribath Darut Tauhid merupakan reinkarnasi dari Pondok Pesantren Ribath Darut Tauhid, berdiri pada tahun 1980 didirikan oleh lulusan dari Sayyid Al-Maliki di Makkah yaitu : KH. Misbah Sadad sebagai kelanjutan medan perjuangan beliau yang mengalami perubahan perjuangan bersenjata kepada perjuangan di medan pendidikan. Madarasah Ibtidaiyah merupakan pendidikan kelanjutan dari Pondok Pesantren Ribath Darut Tauhid yang telah didirikan terlebih dahulu sebelum MI Ribath Darut Tauhid tepatnya pada tahun 1987.

2. Letak Geografis MI Ribath Darut Tauhid

MI Ribath Darut Tauhid terletak sebelah timur Akses Jembatan Suramadu tepatnya di Desa Nambangan Perak Surabaya RT 03 RW 03. Visi dan Misi MI Ribath Darut Tauhid

VISI : Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah dan bermanfaat bagi umat.

MISI ;

a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan pembobotan pada mata pelajaran Agama

b. Menanamkan budi pekerti luhur (Akhlakul Karimah) dengan pembebanan pada setiap mata pelajaran menuju pembentukan kepribadian.

c. Menanamkan kebiasaan hidup tertib dan disiplin menuju penciptaan kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang tertib, teratur dan dinamis.

d. Menanamkan keterampilan dan penguasaan IPTEK sejalan dengan kebutuhan umat dalam menghadapi tantangan global.

(15)

e. Menumbuhkan wawasan ke masyarakat dan warga negara yang memiliki kesetiakawanan dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi28.

3. Struktur Organisasi MI Ribath Darut Tauhid Gambar 1 Struktur Organisasi

MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya TAHUN AJARAN 2015 - 2016

4. Keadaan Guru dan Karyawan MI Ribath Darut Tauhid

Guru dan karyawan pada suatu satuan pendidikan merupakan komponen sumber daya manusia yang mempunyai peran yang sangat penting dalam mengoperasikan sistem dan proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Keadaan Peserta Didik MI Ribath Darut Tauhid

Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

28 Ibid

KETUA YAYASAN MI RIBATH DARUT TAUHID KH. MISBAH SADAD KEPALA MADRASAH Dr. Lukman Atmaja, P.Hd TATA USAHA M. Yazid, S.Pd.i PERPUSTAKAAN Imam Sibaweh S.Pd.i

DEWAN GURU PESERTA

DIDIK KOMITE

(16)

6. Sarana dan Prasarana MI Ribath Darut Tauhid

Sarana dan prasarana meliputi segenap proses penataan yang bersangkutan paut dengan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pengelolaan, pemeliharaan dan penghapusan sarana prasarana Madrasah yang sangat besar peranannya dalam upaya pencapaian tujuan Madrasah. B. Deskripsi Hasil Penelitian

Data Tentang Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Untuk memperoleh data tentang Profesionalisme guru terhadap prestasi belajar Siswa di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya maka akan kami sajikan hasil angket yang telah disebarkan kepada responden atau siswa sebanyak 44 siswa.

1. Pembahasan

Dari hasil perhitungan diatas, maka dengan ini dapat diketahui nilai dari variabel X: Pengaruh Profesionalisme guru dan nilai dari variabel Y: Prestasi belajar yang dilakukan penghitungan dengan rumus korelasi product moment diatas mendapatkan hasil:0,735

Dari hasil yang diperoleh “r” kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik product moment supaya diketahui korelasinya sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto. Harga kritik product moment untuk nilai N= 44 adalah sebagai berikut :

TABEL X

HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT

N

Interpretasi Kepercayaan

95 % 99 %

44 0,297 0,384

Dengan mencocokkan nilai yang ada di dalam tabel koefisien product moment untuk nilai N= 44 yaitu taraf signifikan 95 % sebesar

(17)

0,297 sedangkan untuk 99 % sebesar 0,384. Sementara hasil yang diperoleh dari penghitungan tabel diatas adalah 0,735 jadi r hitung diatas taraf signifikan 95 %. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hepotesis yang menyatakan “ada Pengaruh Profesionalisme guru terhadap prestasi Belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya” dinyatakan diterima dan hepotesis yang menyatakan “tidak ada Pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya” dinyatakan ditolak. A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana pada bab terdahulu, maka dapat penulis simpulkan :

1. Profesionalisme guru di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya dapat dikatakan baik. Hal ini berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dengan hasil 81,132

2. Prestasi belajar siswa MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya dapat dikatakan cukup. Hal ini berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dengan hasil 74,4 %

3. AdaPengaruh antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya,Hal ini dapat dibuktikan Dengan mencocokkan nilai yang ada di dalam tabel koefisien product moment untuk nilai N= 44 yaitu taraf signifikan 95 % sebesar 0,297 sedangkan untuk 99 % sebesar 0,384. Sementara hasil yang diperoleh dari penghitungan tabel diatas adalah 0,735 jadi r hitung diatas taraf signifikan 95 % yang berarti pengaruh cukup .

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu :

1. Hendaknya guru di MI Ribath Darut Tauhid Nambangan Perak Surabaya lebih meningkatkan keprofesionalnya dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(18)

2. Hendaknya prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik supaya lebih ditingkatkan dan tidak semakin menurun.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis Jakarta: Bina Aksara.

Ball Samuel, Davitz. R Joel. 1970. Psychology Of The Educational Process: New York: McGraw-Hill.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Darodjat, Zakiah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan bintang.

Depag. 2002. Al-quran Terjemah. Jakarta: Al-huda (Kelompok Gema Insani). Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offet.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. Jakarta: BumiAksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlanga. Isjoni, 2008, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Imam Abi Abdillah Muhammad bin Islmail bin Ibrahim, 1994/ 1414 M. Kitab

Shohih Bukhori,Juz 7 Hadits 5640-6722. Darul Fiqri.

Koentjaraningrat, 1994, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia.

Listria, Aprina. 2007 Sekolah Bukan Sgalanya Pendidikan Kritis Ala Tatto- Chan, Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.

Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi Sertifilakasi Guru. Bandung: Remaja Rosdayakarya.

Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya Samana . 1994. Profesionalisme Keguru. Yogyakarta: Kanisius.

Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawli Pres. Sisdiknas. 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru danDosen. Bandung: Citra Umbara.

Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remaja Karya. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta.Sudarmanto. 1993. Tuntunan Metodologi Belajajar. Jakarta: Grasindo.

(20)

EkomiUniversitas Indonesia.

Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.

Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syaodah Sukmadinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Syafruddin Nurdin. 2002. Profesional dan Ikplementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pres.

Tim, Pengelola KMDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.

Remaja

Uzer Usman, Moh. 1991, Menjadi Guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_____________. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Wijaya, Cece, dan Tabrani, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya.

WWW. Blog Copyright Zanikhan, 25 November 2008: Tinjuan Tentang Minat Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dg banyaknya resiko investasi di sektor SDA, pihak BU/Swasta akan lebih tertarik dengan proyek kerjasama yang ditawarkan/ diprakarsasi oleh Pemerintah. o Dalam dokumen penawaran

Bu çalışma 2005-2006 üretim sezonunda Ege Üniversitesi Ziraat Fakültesi Bahçe Bitkileri Bölümüne ait organik üretim yapılan bağ alanında allelopatik etkiye

〔商法一六五〕 株主総会決議不存在確認の訴と商法八八条類推適用の有無 千葉地裁佐原支部昭和四七年一二月一二日決定 加藤, 修Katō,

I ovi nalazi idu u prilog i dodatno potvrđuju ranije nalaze koji ukazuju na, pre sve- ga, značaj vrednosnih orijentacija i političkih stavova poput ovde korišćenih, a potom i

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang cipta karya adalah arahan mengenai rencana peruntukan Kawasan Permukiman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kawasan permukiman

perusahaan terhadap pencegahan kecurangan menyatakan bahwa peran komite audit, pengendalian internal, audit internal dan pelaksanaan tata kelola perusahaan secara signifikan

Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai historis (jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan modal

tahun 2013 jumlah penumpang bandara SSK II untuk pertama kalinya melebihi 3 juta penumpang. Dalam rencana induk bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Provinsi