DAMPAK PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM
DANAU DUSUN BESAR TERHADAP KELESTARIAN
DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU
Aryan Purba
320 820 1815
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Ispurwono S, M.Arch. Ph.d
Dr. Eng. Ir. Sri Nastiti NE, M.T
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keberadaan kawasan perumahan yang berbatasan dengan
kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) Kota
Bengkulu
Kawasan perumahan
Dilengkapi dengan sarana dan prasarana dasar
Cenderung untuk berkembang
Keberadaan manusia
Kawasan Cagar Alam
Kawasan yang dilindungi dari segala ancaman terhadap
lingkungan untuk menjaga kekhasan tumbuhan, satwa dan
ekosistem tertentu
Keberhasilan perlindungan terhadap kawasan ini adalah
Rumusan masalah
1.
Apa dampak yang ditimbulkan oleh adanya
kawasan perumahan ini terhadap kelestarian
CADDB ?
2.
Faktor-faktor penentu apa saja yang dapat
mengancam kelestarian kawasan Cagar
Alam, terkait dengan adanya kawasan
perumahan ?
3.
Kebijakan dan strategi apa yang harus
dilakukan, untuk mendukung kelestarian Cagar
Alam terkait dengan kawasan perumahan ini ?
Kajian Pustaka
Suratmo (1993), mendefinisikan dampak
sebagai, setiap perubahan yang terjadi pada
lingkungan akibat aktivitas manusia.
Kegiatan pembangunan yang dalam arti
“
construction”
atau “
development”
bertujuan untuk
merubah suatu lingkungan agar dapat disesuaikan
dengan kebutuhan manusia (Soemarwoto, 2004).
Dampak Lingkungan = pengaruh perubahan pada
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan /atau kegiatan (UU LH no 23/1997)
Kajian Pustaka
Perumahan merupakan kesatuan antara Manusia sebagai
penghuni (isi) dengan lingkungan hunian (wadah) itu
sendiri, yang terdiri dari bangunan, rumah, dan sistem buatan
seperti sistem jaringan air bersih, jalan, transportasi dll
(networks)
Untuk dapat mendukung perikehidupan penghuninya secara
baik, Prasarana dasar perumahan hendaknya berada pada
kondisi optimum, baik dari segi kualitas pelayanan hingga
kapasitas pelayanan.
Perumahan memerlukan tindakan pembangunan
(pemeliharaan, pengembangan, dan semua upaya
penyesuaian thd lingkungan) secara simultan, dan bertahap
untuk dapat menjaga kondisi dukungan yang optimum.
Selain aktivitas pembangunan, aktivitas manusia pun dapat
Kajian Pustaka
Banyak faktor yang menyebabkan proses pembangunan
berdampak buruk pada lingkungan, salah satunya adalah
menurunnya daya dukung lingkungan
Catton (1986),
Daya dukung lingkungan = kapasitas maksimum
lingkungan yang dapat memikul beban yang ada
Daya dukung fisik suatu kawasan berhubungan dengan ukuran
dan jumlah area yang dapat diakomodasi dalam suatu ruang
fisik yang layak.
Daya dukung suatu wilayah dapat menurun akibat gaya-gaya
alamiah (
natural forces/ bencana alam),
maupun kegiatan manusia
.
Daya dukung juga
dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan
melalui pengelolaan atau penerapan teknologi (Saveriades, 2000)
Kajian Pustaka
Wilayah Cagar Alam Danau Dusun Besar seluas 477 ha
CADDB memiliki 2 (dua) ekosistem berupa ekosistem hutan
air tawar berupa kawasan rawa-rawa dan daratan dan
ekosistem perairan danau yang dikenal dengan nama
Danau Dendam Tak Sudah
Kekhasan dari CADDB = tumbuhan anggrek langka
(anggrek Pensil /(
Vanda Hookeriana
)) yang tumbuh
menumpang pada tumbuhan bakung yang hidup dikawasan
perairan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS)
DDTS tidak memiliki sumber air yang permanen seperti
sungai, sehingga sangat bergantung pada
supplay
air yang
berasal dari kawasan tangkapan air terutamanya yang
Kajian Pustaka
Perumahan dapat menyebabkan dampak pada
lingkungan Cagar Alam Danau Dusun Besar melalui
Aktifitas pembangunan kawasan
(pembangunan, pemeliharaan, pengembangan)
Metoda Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang menjadi
pokok penelitian adalah dampak lingkungan akibat
kawasan perumahan terhadap kawasan Cagar Alam.
Penelitian dilakukan pada perumahan formal yang
berbatasan langsung dengan kawasan Cagar Alam
populasi dari penelitian ini adalah warga perumahan
yang berada di daerah yang berbatasan dengan
kawasan CADDB
Sample diambil secara
Purposive sampling
pada setiap
Metoda pengumpulan Data
Survey
Observasi Lapangan
Wawancara
Dokumentasi
Variabel Penelitian
Kondisi fisik lingkungan pada kawasan perumahan
dan kawasan Cagar Alam yang berbatasan
Analisa
Terdapat beberapa tahapan analisa untuk
mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu :
Analisa Daya Dukung Lingkungan kawasan
perumahan
Analisa Evaluasi Dampak
Analisa Triangulasi
Analisis kesesuaian topografi kawasan
perumahan
Uraian
Kriteria
Existing
Keterangan
kemiringan
0 – 15 %
0 – 3 %
memenuhi
Karakteristik
kawasan
Tidak berada di bawah
permukaan air setempat
Berada di wilayah yang lebih
tinggi dari permukaan air
setempat
memenuhi
Sumber air tanah yang
cukup/memadai
Terletak di daerah cekungan,
dan berada di wilayah yang
berdekatan dengan kawasan
resapan air serta Sungai Air
Bangkahulu
memenuhi
Akses kesesuaian teknologi
Kawasan tercakupi oleh
jaringan listrik, air, telepon,
serta sinyal telepon selular
memenuhi
Lokasi yang terkait dengan
kawasan yang telah
berkembang
Berada di daerah yang
berdekatan kawasan strategis
di Kota Bengkulu
Analisa daya dukung kawasan
perumahan
NO
Uraian/ Kriteria
Kondisi Existing
Ket
Aksesibilitas Yang Baik
Dilayani oleh jaringan jalan
yang memadai bagi warga
perumahan
Secara kuantitas
memenuhi, namun dari sisi
kualitas belum baik
Sangat
sesuai
Aksesibilitas menuju pusat
kegiatan atau pelayanan
yang lebih luas
Jarak yang dekat ke
pusat kegiatan/
pelayanan publik
Sangat
sesuai
Jaringan transportasi umum
Dilayani
Sangat
Analisa daya dukung kawasan
perumahan
NO
Uraian/ Kriteria
Kondisi Existing
Ket
Kesesuaian lahan dan gangguan polusi
Kesesuaian lahan dengan
peruntukannya sebagai
kawasan permukiman
Merupakan kawasan
peruntukan permukiman
Sangat
sesuai
Tidak terganggu oleh Polusi
Bebas dari gangguan polusi
Sangat
sesuai
Analisa kepadatan dan daya tampung
kawasan perumahan
Uraian
Kriteria
Existing
Keterangan
Kepadatan penduduk yang seimbang dengan jumlah daya tampung kawasan yang
disediakan
Kepadatan penduduk berbanding dengan
daya tampung kawasan
Jumlah penduduk relatif
sedikit/rendah
dibandingkan dengan
kapasitas daya tampung
kawasan
memenuhi
Ketersediaan fasilitas penunjang yang
sebanding dengan jumlah penduduk
Kapasitas yang ada saat
ini masih mencukupi
Analisa daya dukung kawasan
perumahan
Diknas Surabaya Surabaya Permai Griya Permata Asri Daya Tampung Maksimum Kawasan Perumahan 3.034 14.700 4.014 Jumlah Penduduk 727 1.372 1.071 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% P er se n ta se
Data Tahun 2009
Kapasitas Maks
Diknas Surabaya
( 3.034)
Surabaya Permai
( 14.700)
Griya Permata Asri
( 4.014)
Jumlah Penduduk
6. 674
12. 596
6. 880
Prediksi Tahun 2020
Analisa Dampak Perumahan
Tabel 4.22 Matriks Evaluasi dampak perumahan terhadap Kawasan Cagar Alam
1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 ` 4 3 4 9
Rona Lingkungan Awal Perkiraan Nilai Keadaan Lingkungan Keadaan Lingkungan akibat adanya perumahan
Komponen Lingkungan K e a da a n K om pone n L ingkunga n ( S ka la ) K e pe nt inga n Nilai (Keadaan x Kepentingan) Lingkungan Nilai (maks keadaan x Maks kepentingan) Lingkungan Persentase (%) (Kolom 4 / Kolom 5) 13 8 Tafsiran dampak Jumlah nilai seluruh aktifitas (8+9)
Nilai Maks ( % ) Skala ( B ) Selisih Skala ( A-B ) Skala Kualitas Komponen Lingkungan terbobot (A) K egi at an pe m ba nguna n ka w as an pe rum aha n A kt if it as War ga P er um aha n Evaluasi 14 15 1 Bentuk kawasan CA 20 25 80% 4 32 10 11 12
50 64% 4 0 Tidak ada dampak pada
komponen lingkungan bentuk lahan
2 3 4 5 6 7
2 Batas Kawasan CA 20 25 80% Tidak ada dampak pada
Perubahan batas kawasan resapan air
3 Kualitas Air permukaan 16 25 64% 4 28 50 56%
3 36 50 72% 4 0
3 -1 ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kualitas air
permukaan (sangat kecil)
3 -1 ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kuantitas
air permukaan (sangat kecil)
5 Kualitas lingkungan kawasan
Resapan air CA 20 25 80%
Tidak ada dampak pada Komponen Kualitas lingkungan kawasan resapan air
4 36 50 72% 4 0
4 Kuantitas Air permukaan 20 25 80% 4 28 50 56%
4 0 Tidak ada dampak pada Komponen lingkungan
Pemanfaatan kawasan resapan air
7 Perubahan Vegetasi kawasan
resapan air CA 16 25 64% 4 28 50 56% 3 -1
ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada perubahan vegetasi di kawasan resapan air (sangat kecil)
6 Pemanfaatan kawasan resapan
CA 20 25 80% 4 36 50 72% Jumlah Nilai 132 108 116 350 Prosentase ( % ) 75,43% 62% 66% 224 0
dari perhitungan tersebut, didapati bahwa adanya perumahan yang berbatasan dengan kawasan resapan air, dari komponen lingkungan dari perhitungan skala ternyata tidak ada dampak, yaitu dari skala 4 (empat) dari rona lingkungan awal menjadi 4 (empat) pada saat setelah operasional. namun bila dilihat dari prosentase, ada penurunan kualitas sebesar 11,43 %
64,00% 11,43%
S k a l a 4 4 4
Nilai Maksimum 175 175 175
4 Selisih S k a l a
Evaluasi Dampak
Dampak yang diakibatkan oleh perumahan baik
akibat aktifitas pembangunan maupun aktifitas
warga perumahan, adalah :
Adanya dampak pada kualitas air permukaan
Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).
Kondisi ini diakibatkan oleh adanya sumber
penghasil limbah baik limbah cair maupun sampah
pada lokasi yang dapat mempengaruhi kawasan
tangkapan air Cagar Alam.
Evaluasi dampak
Adanya dampak pada kuantitas air permukaan.
Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).
Luasan wilayah tangkapan air yang awalnya lebih
ditentukan oleh faktor topografi kawasan, menjadi
ditentukan oleh batas kawasan yang telah
ditentukan.
Adanya pemakaian air tanah (baik oleh rumah
tangga ataupun kegiatan berkebun)
Evaluasi dampak
Adanya dampak pada komponen lingkungan vegetasi
kawasan tangkapan air (
catchment area)
Cagar Alam.
Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).
Adanya aktifitas memancing dan berburu yang dapat
mempengaruhi kelestarian vegetasi kawasan dan
ekosistem kawasan tangkapan air
Penanaman jenis tumbuhan yang bukan merupakan
vegetasi asli kawasan pada beberapa lokasi, dapat
merubah keaslian keragaman tumbuhan kawasan.
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak
Yang Ditimbulkan
Tabel 4.23 Hasil Triangulasi Strategi penanganan terkait dampak perumahan
Dampak
Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain
Hasil Triangulasi
Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Manusia/pendu duk penghuni kawasan perumahan Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri Arahan mengenai upaya pemenuhan kebutuhan pembangunan perumahan yang dilakukan secara bertahap dan kewajiban untuk mengintegrasikan guna meningkatkan kualitas lingkungan perumahan Peraturan yang mengatur mengenai kaitan antara batasan luasan wilayah yang dibangun untuk perumahan dengan tingkat kepadatan dalam batasan tersebut. Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Bertambahnya jumlah penduduk - Tumbuhnya kawasan permukiman baru - Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya
1. Membatasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dengan cara ;
Mengarahkan agar pembangunan perumahan di kawasan ini menggunakan kapling besar.
Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, maka akan semakin sedikit jumlah bangunan ataupun unit rumah yang dapat dibangun di kawasan ini, yang diharapkan akan semakin terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami kawasan ini.
Jenis bangunan yang dibangun bangunan tunggal. Perencanaan rumah gandeng/kopel (couple)
membutuhkan luasan lahan yang lebih sedikit, material yang relatif lebih sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah. Namun lebih banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak penghuni.
Penerapan peraturan KDB 60 : 40 secara konsisten Penegakkan peraturan ini bertujuan untuk membatasi perkembangan setiap unit rumah. Selain mengurangi tekanan terhadap lingkungan perumahan akibat berkurangnya daerah resapan, ataupun air hujan yang dapat meresap, peraturan ini juga dapat membatasi jumlah penduduk pada kawasan ini
Analisis Upaya Penanganan Terkait
Dengan Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak
Perumahan
Fakta Empiris
Referensi
Studi Kasus lain
Hasil Triangulasi
Strategi dan langkah terkait
penanganan dampak yang ditimbulkan
Manusia/penduduk penghuni kawasan perumahan
Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri Peraturan mengenai kewajiban untuk memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity), kesesuaian karakteristik lahan, serta lingkungan alami kawasan. Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Perkembangan pembangunan prasarana parawisata - Alih fungsi
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya
1. Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman namun memiliki fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota Bengkulu.
Berkurangnya luasan lahan yang dapat dibangun, akan mengurangi terjadinya perubahan bentuk lahan, baik melalui upaya reklamasi ataupun pengeringan lahan, terutama pada kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman.
Analisis Upaya Penanganan Terkait
Dengan Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain Hasil Triangulasi
Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kuantitas Air permukaan Akibat adanya pembatasan secara fisik terhadap kawasan perumahan dan kawasan tangkapan air, mengakibatkan berkurangnya jumlah air yang masuk dari luar kawasan tangkapan air Peraturan mengenai kreteria kawasan lindung Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Pemulihan ekosistem kawasan - Meningkatkan fungsi ekologis untuk menjaga keseimbangan neraca air Danau Toba
1. Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung kawasan tangkapan air (catchment area)
Cagar Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air kawasan perumahan melalui ;
Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 secara konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini dapat tetap terjaga
Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kapling terbangun dengan cara menggunakan material yang ramah lingkungan dalam pembangunan sarana infrastruktur di kawasan perumahan. Seperti penggunaan “paving block” sebagai bahan perkerasan di kawasan ini.
2. Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus untuk setiap pengembangan perumahan baru pada kawasan ini. dengan memasukan persyaratan seperti;
Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus berasal dari jaringan air PDAM.
Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus menggunakan jenis konstruksi yang tidak menghalangi proses peresapan air
Adanya pemisahan saluran drainase antara air buangan limbah rumah tangga dengan drainase air hujan.
Analisis Upaya Penanganan Terkait
Dengan Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain Hasil Triangulasi
Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kualitas Air Permukaan Dengan adanya kawasan perumahan , maka menimbulkan suatu sumber limbah yang bersifat permanen di kawasan ini Peraturan mengenai kreteria kawasan lindung Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Usulan Penanganan banjir di DKI Jakarta - Kerusakan lingkungan akibat sampah yang mencemari sungai
Pengelolaan sampah secara terpadu
Peningkatan prasarana persampahan dengan melakukan penambahan kuantitas tempat penampungan sampah sementara pada daerah-daerah yang mampu menjangkau warga perumahan.
Menggalakkan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
di lingkungan perumahan
Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem drainase di kawasan perumahan ini, sehingga penanganan / pemeliharaan /perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Analisis Upaya Penanganan Terkait
Dengan Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak Perumahan
Fakta
Empiris Referensi Studi Kasus lain
Hasil Triangulasi
Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan
Perubahan vegetasi alami di kawasan tangkapan air Adanya aktifitas pemanfaatan lahan di sekitar kawasan perumahan sebagai lahan budidaya Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran
Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Upaya pengawetan terhadap kawasan lindung Tindakan perbaikan Kawasan resapan air di Bandung Utara - Adanya hutan pinus yang menyebabkan berkurangnya cadangan air tanah Reklamasi lahan tambang timah di Propinsi Bangka-Belitung - Reklamasi lahan tambang dengan menggunakan revegetasi pohon sengon.
Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik. Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang).
Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan Cagar Alam.
Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun pada kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman sebagai lahan budidaya oleh masyarakat/warga perumahan.