• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM DANAU DUSUN BESAR TERHADAP KELESTARIAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM DANAU DUSUN BESAR TERHADAP KELESTARIAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM

DANAU DUSUN BESAR TERHADAP KELESTARIAN

DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU

Aryan Purba

320 820 1815

DOSEN PEMBIMBING

Ir. Ispurwono S, M.Arch. Ph.d

Dr. Eng. Ir. Sri Nastiti NE, M.T

(2)

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Keberadaan kawasan perumahan yang berbatasan dengan

kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) Kota

Bengkulu

Kawasan perumahan

Dilengkapi dengan sarana dan prasarana dasar

Cenderung untuk berkembang

Keberadaan manusia

Kawasan Cagar Alam

Kawasan yang dilindungi dari segala ancaman terhadap

lingkungan untuk menjaga kekhasan tumbuhan, satwa dan

ekosistem tertentu

Keberhasilan perlindungan terhadap kawasan ini adalah

(3)

Rumusan masalah

1.

Apa dampak yang ditimbulkan oleh adanya

kawasan perumahan ini terhadap kelestarian

CADDB ?

2.

Faktor-faktor penentu apa saja yang dapat

mengancam kelestarian kawasan Cagar

Alam, terkait dengan adanya kawasan

perumahan ?

3.

Kebijakan dan strategi apa yang harus

dilakukan, untuk mendukung kelestarian Cagar

Alam terkait dengan kawasan perumahan ini ?

(4)

Kajian Pustaka

Suratmo (1993), mendefinisikan dampak

sebagai, setiap perubahan yang terjadi pada

lingkungan akibat aktivitas manusia.

Kegiatan pembangunan yang dalam arti

construction”

atau “

development”

bertujuan untuk

merubah suatu lingkungan agar dapat disesuaikan

dengan kebutuhan manusia (Soemarwoto, 2004).

Dampak Lingkungan = pengaruh perubahan pada

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu

usaha dan /atau kegiatan (UU LH no 23/1997)

(5)

Kajian Pustaka

Perumahan merupakan kesatuan antara Manusia sebagai

penghuni (isi) dengan lingkungan hunian (wadah) itu

sendiri, yang terdiri dari bangunan, rumah, dan sistem buatan

seperti sistem jaringan air bersih, jalan, transportasi dll

(networks)

Untuk dapat mendukung perikehidupan penghuninya secara

baik, Prasarana dasar perumahan hendaknya berada pada

kondisi optimum, baik dari segi kualitas pelayanan hingga

kapasitas pelayanan.

Perumahan memerlukan tindakan pembangunan

(pemeliharaan, pengembangan, dan semua upaya

penyesuaian thd lingkungan) secara simultan, dan bertahap

untuk dapat menjaga kondisi dukungan yang optimum.

Selain aktivitas pembangunan, aktivitas manusia pun dapat

(6)

Kajian Pustaka

Banyak faktor yang menyebabkan proses pembangunan

berdampak buruk pada lingkungan, salah satunya adalah

menurunnya daya dukung lingkungan

Catton (1986),

Daya dukung lingkungan = kapasitas maksimum

lingkungan yang dapat memikul beban yang ada

Daya dukung fisik suatu kawasan berhubungan dengan ukuran

dan jumlah area yang dapat diakomodasi dalam suatu ruang

fisik yang layak.

Daya dukung suatu wilayah dapat menurun akibat gaya-gaya

alamiah (

natural forces/ bencana alam),

maupun kegiatan manusia

.

Daya dukung juga

dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan

melalui pengelolaan atau penerapan teknologi (Saveriades, 2000)

(7)

Kajian Pustaka

Wilayah Cagar Alam Danau Dusun Besar seluas 477 ha

CADDB memiliki 2 (dua) ekosistem berupa ekosistem hutan

air tawar berupa kawasan rawa-rawa dan daratan dan

ekosistem perairan danau yang dikenal dengan nama

Danau Dendam Tak Sudah

Kekhasan dari CADDB = tumbuhan anggrek langka

(anggrek Pensil /(

Vanda Hookeriana

)) yang tumbuh

menumpang pada tumbuhan bakung yang hidup dikawasan

perairan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS)

DDTS tidak memiliki sumber air yang permanen seperti

sungai, sehingga sangat bergantung pada

supplay

air yang

berasal dari kawasan tangkapan air terutamanya yang

(8)

Kajian Pustaka

Perumahan dapat menyebabkan dampak pada

lingkungan Cagar Alam Danau Dusun Besar melalui

Aktifitas pembangunan kawasan

(pembangunan, pemeliharaan, pengembangan)

(9)

Metoda Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang menjadi

pokok penelitian adalah dampak lingkungan akibat

kawasan perumahan terhadap kawasan Cagar Alam.

Penelitian dilakukan pada perumahan formal yang

berbatasan langsung dengan kawasan Cagar Alam

populasi dari penelitian ini adalah warga perumahan

yang berada di daerah yang berbatasan dengan

kawasan CADDB

Sample diambil secara

Purposive sampling

pada setiap

(10)

Metoda pengumpulan Data

Survey

Observasi Lapangan

Wawancara

Dokumentasi

Variabel Penelitian

Kondisi fisik lingkungan pada kawasan perumahan

dan kawasan Cagar Alam yang berbatasan

(11)

Analisa

Terdapat beberapa tahapan analisa untuk

mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu :

Analisa Daya Dukung Lingkungan kawasan

perumahan

Analisa Evaluasi Dampak

Analisa Triangulasi

(12)

Analisis kesesuaian topografi kawasan

perumahan

Uraian

Kriteria

Existing

Keterangan

kemiringan

0 – 15 %

0 – 3 %

memenuhi

Karakteristik

kawasan

Tidak berada di bawah

permukaan air setempat

Berada di wilayah yang lebih

tinggi dari permukaan air

setempat

memenuhi

Sumber air tanah yang

cukup/memadai

Terletak di daerah cekungan,

dan berada di wilayah yang

berdekatan dengan kawasan

resapan air serta Sungai Air

Bangkahulu

memenuhi

Akses kesesuaian teknologi

Kawasan tercakupi oleh

jaringan listrik, air, telepon,

serta sinyal telepon selular

memenuhi

Lokasi yang terkait dengan

kawasan yang telah

berkembang

Berada di daerah yang

berdekatan kawasan strategis

di Kota Bengkulu

(13)

Analisa daya dukung kawasan

perumahan

NO

Uraian/ Kriteria

Kondisi Existing

Ket

Aksesibilitas Yang Baik

Dilayani oleh jaringan jalan

yang memadai bagi warga

perumahan

Secara kuantitas

memenuhi, namun dari sisi

kualitas belum baik

Sangat

sesuai

Aksesibilitas menuju pusat

kegiatan atau pelayanan

yang lebih luas

Jarak yang dekat ke

pusat kegiatan/

pelayanan publik

Sangat

sesuai

Jaringan transportasi umum

Dilayani

Sangat

(14)

Analisa daya dukung kawasan

perumahan

NO

Uraian/ Kriteria

Kondisi Existing

Ket

Kesesuaian lahan dan gangguan polusi

Kesesuaian lahan dengan

peruntukannya sebagai

kawasan permukiman

Merupakan kawasan

peruntukan permukiman

Sangat

sesuai

Tidak terganggu oleh Polusi

Bebas dari gangguan polusi

Sangat

sesuai

(15)

Analisa kepadatan dan daya tampung

kawasan perumahan

Uraian

Kriteria

Existing

Keterangan

Kepadatan penduduk yang seimbang dengan jumlah daya tampung kawasan yang

disediakan

Kepadatan penduduk berbanding dengan

daya tampung kawasan

Jumlah penduduk relatif

sedikit/rendah

dibandingkan dengan

kapasitas daya tampung

kawasan

memenuhi

Ketersediaan fasilitas penunjang yang

sebanding dengan jumlah penduduk

Kapasitas yang ada saat

ini masih mencukupi

(16)

Analisa daya dukung kawasan

perumahan

Diknas Surabaya Surabaya Permai Griya Permata Asri Daya Tampung Maksimum Kawasan Perumahan 3.034 14.700 4.014 Jumlah Penduduk 727 1.372 1.071 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% P er se n ta se

Data Tahun 2009

Kapasitas Maks

Diknas Surabaya

( 3.034)

Surabaya Permai

( 14.700)

Griya Permata Asri

( 4.014)

Jumlah Penduduk

6. 674

12. 596

6. 880

Prediksi Tahun 2020

(17)

Analisa Dampak Perumahan

Tabel 4.22 Matriks Evaluasi dampak perumahan terhadap Kawasan Cagar Alam

1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 ` 4 3 4 9

Rona Lingkungan Awal Perkiraan Nilai Keadaan Lingkungan Keadaan Lingkungan akibat adanya perumahan

Komponen Lingkungan K e a da a n K om pone n L ingkunga n ( S ka la ) K e pe nt inga n Nilai (Keadaan x Kepentingan) Lingkungan Nilai (maks keadaan x Maks kepentingan) Lingkungan Persentase (%) (Kolom 4 / Kolom 5) 13 8 Tafsiran dampak Jumlah nilai seluruh aktifitas (8+9)

Nilai Maks ( % ) Skala ( B ) Selisih Skala ( A-B ) Skala Kualitas Komponen Lingkungan terbobot (A) K egi at an pe m ba nguna n ka w as an pe rum aha n A kt if it as War ga P er um aha n Evaluasi 14 15 1 Bentuk kawasan CA 20 25 80% 4 32 10 11 12

50 64% 4 0 Tidak ada dampak pada

komponen lingkungan bentuk lahan

2 3 4 5 6 7

2 Batas Kawasan CA 20 25 80% Tidak ada dampak pada

Perubahan batas kawasan resapan air

3 Kualitas Air permukaan 16 25 64% 4 28 50 56%

3 36 50 72% 4 0

3 -1 ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kualitas air

permukaan (sangat kecil)

3 -1 ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kuantitas

air permukaan (sangat kecil)

5 Kualitas lingkungan kawasan

Resapan air CA 20 25 80%

Tidak ada dampak pada Komponen Kualitas lingkungan kawasan resapan air

4 36 50 72% 4 0

4 Kuantitas Air permukaan 20 25 80% 4 28 50 56%

4 0 Tidak ada dampak pada Komponen lingkungan

Pemanfaatan kawasan resapan air

7 Perubahan Vegetasi kawasan

resapan air CA 16 25 64% 4 28 50 56% 3 -1

ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada perubahan vegetasi di kawasan resapan air (sangat kecil)

6 Pemanfaatan kawasan resapan

CA 20 25 80% 4 36 50 72% Jumlah Nilai 132 108 116 350 Prosentase ( % ) 75,43% 62% 66% 224 0

dari perhitungan tersebut, didapati bahwa adanya perumahan yang berbatasan dengan kawasan resapan air, dari komponen lingkungan dari perhitungan skala ternyata tidak ada dampak, yaitu dari skala 4 (empat) dari rona lingkungan awal menjadi 4 (empat) pada saat setelah operasional. namun bila dilihat dari prosentase, ada penurunan kualitas sebesar 11,43 %

64,00% 11,43%

S k a l a 4 4 4

Nilai Maksimum 175 175 175

4 Selisih S k a l a

(18)

Evaluasi Dampak

Dampak yang diakibatkan oleh perumahan baik

akibat aktifitas pembangunan maupun aktifitas

warga perumahan, adalah :

Adanya dampak pada kualitas air permukaan

Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).

Kondisi ini diakibatkan oleh adanya sumber

penghasil limbah baik limbah cair maupun sampah

pada lokasi yang dapat mempengaruhi kawasan

tangkapan air Cagar Alam.

(19)

Evaluasi dampak

Adanya dampak pada kuantitas air permukaan.

Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).

Luasan wilayah tangkapan air yang awalnya lebih

ditentukan oleh faktor topografi kawasan, menjadi

ditentukan oleh batas kawasan yang telah

ditentukan.

Adanya pemakaian air tanah (baik oleh rumah

tangga ataupun kegiatan berkebun)

(20)

Evaluasi dampak

Adanya dampak pada komponen lingkungan vegetasi

kawasan tangkapan air (

catchment area)

Cagar Alam.

Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil).

Adanya aktifitas memancing dan berburu yang dapat

mempengaruhi kelestarian vegetasi kawasan dan

ekosistem kawasan tangkapan air

Penanaman jenis tumbuhan yang bukan merupakan

vegetasi asli kawasan pada beberapa lokasi, dapat

merubah keaslian keragaman tumbuhan kawasan.

(21)

Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak

Yang Ditimbulkan

Tabel 4.23 Hasil Triangulasi Strategi penanganan terkait dampak perumahan

Dampak

Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain

Hasil Triangulasi

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Manusia/pendu duk penghuni kawasan perumahan Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri  Arahan mengenai upaya pemenuhan kebutuhan pembangunan perumahan yang dilakukan secara bertahap dan kewajiban untuk mengintegrasikan guna meningkatkan kualitas lingkungan perumahan  Peraturan yang mengatur mengenai kaitan antara batasan luasan wilayah yang dibangun untuk perumahan dengan tingkat kepadatan dalam batasan tersebut. Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Bertambahnya jumlah penduduk - Tumbuhnya kawasan permukiman baru - Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya

1. Membatasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dengan cara ;

 Mengarahkan agar pembangunan perumahan di kawasan ini menggunakan kapling besar.

Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, maka akan semakin sedikit jumlah bangunan ataupun unit rumah yang dapat dibangun di kawasan ini, yang diharapkan akan semakin terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami kawasan ini.

 Jenis bangunan yang dibangun bangunan tunggal. Perencanaan rumah gandeng/kopel (couple)

membutuhkan luasan lahan yang lebih sedikit, material yang relatif lebih sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah. Namun lebih banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak penghuni.

 Penerapan peraturan KDB 60 : 40 secara konsisten Penegakkan peraturan ini bertujuan untuk membatasi perkembangan setiap unit rumah. Selain mengurangi tekanan terhadap lingkungan perumahan akibat berkurangnya daerah resapan, ataupun air hujan yang dapat meresap, peraturan ini juga dapat membatasi jumlah penduduk pada kawasan ini

(22)

Analisis Upaya Penanganan Terkait

Dengan Dampak Yang Ditimbulkan

Dampak

Perumahan

Fakta Empiris

Referensi

Studi Kasus lain

Hasil Triangulasi

Strategi dan langkah terkait

penanganan dampak yang ditimbulkan

Manusia/penduduk penghuni kawasan perumahan

Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri  Peraturan mengenai kewajiban untuk memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity), kesesuaian karakteristik lahan, serta lingkungan alami kawasan. Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Perkembangan pembangunan prasarana parawisata - Alih fungsi

lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya

1. Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman namun memiliki fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota Bengkulu.

 Berkurangnya luasan lahan yang dapat dibangun, akan mengurangi terjadinya perubahan bentuk lahan, baik melalui upaya reklamasi ataupun pengeringan lahan, terutama pada kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman.

(23)

Analisis Upaya Penanganan Terkait

Dengan Dampak Yang Ditimbulkan

Dampak Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain Hasil Triangulasi

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kuantitas Air permukaan Akibat adanya pembatasan secara fisik terhadap kawasan perumahan dan kawasan tangkapan air, mengakibatkan berkurangnya jumlah air yang masuk dari luar kawasan tangkapan air  Peraturan mengenai kreteria kawasan lindung  Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran  Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba - Pemulihan ekosistem kawasan - Meningkatkan fungsi ekologis untuk menjaga keseimbangan neraca air Danau Toba

1. Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung kawasan tangkapan air (catchment area)

Cagar Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air kawasan perumahan melalui ;

 Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 secara konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini dapat tetap terjaga

 Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kapling terbangun dengan cara menggunakan material yang ramah lingkungan dalam pembangunan sarana infrastruktur di kawasan perumahan. Seperti penggunaan “paving block” sebagai bahan perkerasan di kawasan ini.

2. Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus untuk setiap pengembangan perumahan baru pada kawasan ini. dengan memasukan persyaratan seperti;

 Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus berasal dari jaringan air PDAM.

 Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus menggunakan jenis konstruksi yang tidak menghalangi proses peresapan air

 Adanya pemisahan saluran drainase antara air buangan limbah rumah tangga dengan drainase air hujan.

(24)

Analisis Upaya Penanganan Terkait

Dengan Dampak Yang Ditimbulkan

Dampak Perumahan Fakta Empiris Referensi Studi Kasus lain Hasil Triangulasi

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kualitas Air Permukaan Dengan adanya kawasan perumahan , maka menimbulkan suatu sumber limbah yang bersifat permanen di kawasan ini  Peraturan mengenai kreteria kawasan lindung  Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran  Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Usulan Penanganan banjir di DKI Jakarta - Kerusakan lingkungan akibat sampah yang mencemari sungai

 Pengelolaan sampah secara terpadu

Peningkatan prasarana persampahan dengan melakukan penambahan kuantitas tempat penampungan sampah sementara pada daerah-daerah yang mampu menjangkau warga perumahan.

 Menggalakkan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)

di lingkungan perumahan

 Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem drainase di kawasan perumahan ini, sehingga penanganan / pemeliharaan /perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.

(25)

Analisis Upaya Penanganan Terkait

Dengan Dampak Yang Ditimbulkan

Dampak Perumahan

Fakta

Empiris Referensi Studi Kasus lain

Hasil Triangulasi

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan

Perubahan vegetasi alami di kawasan tangkapan air Adanya aktifitas pemanfaatan lahan di sekitar kawasan perumahan sebagai lahan budidaya  Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran

 Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung  Upaya pengawetan terhadap kawasan lindung  Tindakan perbaikan Kawasan resapan air di Bandung Utara - Adanya hutan pinus yang menyebabkan berkurangnya cadangan air tanah Reklamasi lahan tambang timah di Propinsi Bangka-Belitung - Reklamasi lahan tambang dengan menggunakan revegetasi pohon sengon.

 Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik. Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang).

 Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan Cagar Alam.

 Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun pada kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman sebagai lahan budidaya oleh masyarakat/warga perumahan.

(26)

Kesimpulan dan Saran

Keberadaan kawasan perumahan pada daerah

yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam

Danau Dusun Besar, ternyata berdampak sangat

kecil pada lingkungan Cagar Alam, sehingga

(27)

Kesimpulan dan Saran

Kondisi ini terjadi diakibatkan adanya faktor-faktor

yang menguntungkan bagi kedua kawasan seperti ;

Daya dukung kawasan perumahan yang baik

Adanya keterpaduan Prasarana Sarana dan Utilitas

(PSU) kawasan perumahan yang berfungsi secara

optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas

lingkungan kawasan perumahan.

Terpenuhinya Koefisien dasar bangunan (KDB) pada

kawasan perumahan di daerah ini

Pemilihan jenis konstruksi dan material yang tepat

(28)

Kesimpulan dan Saran

1. Kebijakan

Membatasi jumlah penduduk yang bermukim di

wilayah ini dengan cara

Mengarahkan agar pembangunan perumahan di kawasan

ini menggunakan kapling besar.

Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, maka akan

semakin sedikit jumlah bangunan ataupun unit rumah yang

dapat dibangun di kawasan ini, yang diharapkan akan

semakin terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami

kawasan ini.

(29)

Kesimpulan dan saran

Jenis bangunan yang dapat dibangun pada kawasan ini

merupakan bangunan tunggal.

Perencanaan rumah gandeng/kopel (

couple)

membutuhkan

luasan lahan yang lebih sedikit, material yang relatif lebih

sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah. Namun lebih

banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak

penghuni.

(30)

Kesimpulan dan saran

Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang

diperuntukan sebagai kawasan permukiman namun memiliki

fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh

dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota

Bengkulu.

Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus untuk

setiap pengembangan perumahan baru pada kawasan ini.

dengan memasukan persyaratan seperti;

Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus berasal dari

jaringan air PDAM.

Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus menggunakan jenis

konstruksi yang tidak menghalangi proses peresapan air hujan.

Adanya pemisahan saluran drainase antara air buangan limbah

rumah tangga dengan drainase air hujan, sehingga konstruksi saluran

drainase air hujan dapat dirancang mampu menyerapkan air ke

(31)

Kesimpulan dan Saran

2. Strategi Penanganan

Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang

mendukung kawasan tangkapan air (

catchment area)

Cagar

Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air kawasan

perumahan melalui ;

Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 secara

konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini dapat tetap

terjaga.

Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kapling

terbangun dengan cara menggunakan material yang ramah

lingkungan dalam pembangunan sarana infrastruktur di kawasan

perumahan. Seperti penggunaan

“paving block”

sebagai bahan

perkerasan di kawasan ini. Konstruksi ini memungkinkan air hujan

untuk dapat meresap ke lapisan dibawahnya.

(32)

Kesimpulan dan Saran

Peningkatan penyesuaian fungsional dan

keanekaragaman biologis pada tanggul

Penyesuaian fungsional dapat dilakukan dengan

melakukan penanaman tumbuhan asli kawasan yang

bertujuan untuk memperkokoh konstruksi tanggul itu

sendiri. Selain itu juga akan memperbanyak

keanekaragaman biologis dikawasan yang berbatasan

dengan kawasan tangkapan air.

(33)

Kesimpulan dan Saran

Pengelolaan sampah secara terpadu

Menggalakkan program 3 R (

Reduce, Reuse, Recycle)

di lingkungan

perumahan

Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem prasarana drainase di

kawasan perumahan.

Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan

melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik.

Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang).

Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam

dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu

keseimbangan lingkungan Cagar Alam.

Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar

Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan

meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun (pada kawasan

yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman ) sebagai lahan

(34)

Saran

Diperlukan studi lanjutan pada kawasan ini, mengingat analisa dampak

lingkungan membutuhkan sudut pandang dari disiplin ilmu lainnya. Selain

itu adanya indikasi yang ditemukan tentang potensi pemberdayaan

ataupun peran serta masyarakat pada kawasan perumahan dalam upaya

pelestarian kawasan Cagar Alam memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pengembangan kawasan perumahan pada daerah yang berbatasan

dengan kawasan yang berdekatan dengan kawasan lindung harus

dilakukan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, tidak saja

dilihat dari sisi perumahan namun juga harus memperhatikan daya dukung

lingkungan kawasan lindung.

Merestrukturisasi tata batas kawasan, baik berupa pemasangan tapal

batas dalam jumlah yang lebih banyak, serta memasang papan informasi

yang dapat berisi himbauan, informasi, ataupun peringatan pada batas

kawasan. Sehingga potensi terjadinya kerusakan akibat ketidak tahuan

batas wilayah dapat diminimalisir.

(35)

Gambar

Tabel 4.22 Matriks Evaluasi dampak perumahan terhadap Kawasan Cagar Alam
Tabel 4.23  Hasil Triangulasi Strategi penanganan terkait dampak perumahan  Dampak

Referensi

Dokumen terkait

39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja ke Luar Negeri, di mana di dalamnya memandatkan pembentukan Badan khusus yang mengatur perlindungan

Form Pengawasan merupakan isian check list yang harus diisi sesuaidengan kondisi sebenarnya yang ditandatangani oleh yang bersangkutan untuk diperiksa/diketahui maupun disetujui

Agama Hindu lahir di India, berasal dari perpaduan kebudayaan bangsa Aria yang merupakan bangsa pendatang berasal dari ras Indo Jerman memiliki sistem kepercayaan Polytheisme

Dari penelitian penelitian tersebut, dapat dilihat beberapa perbedaan dengan penelitian yang dibuat oleh penulis, seperti Objek informasi yang dicari yang dilakukan

Mitigasi Feroresonansi akibat Membuka Saluran Trafo Simulasi rangkaian mitigasi feroresonansi menghasilkan respon arus dan tegangan yang menunjukkan feroresonansi dapat

Dalam hal ini Bank Permata telah melakukan pelunasan kredit seluruhnya, dan pada saat debitur mengkonfirmasi ke Bank CIMB Niaga bahwa telah dilakukan pengiriman uang sebesar

Dengan penerapan HACCP ditemukan 8 titik kritis yang perlu diperhatikan, yaitu suplai air, bahan tambahan pangan, penerimaan bahan baku, pemasakan jenang, pendinginan adonan