• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1

4.1. CPM dan PERT

Modul CPM dan PERT ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya menggunakan perhitungan manual dan pengolahan software. Permasalahan studi kasus dipergunakan untuk menentukan keakuratan dalam penyelesaian terhadap perhitungan manual dan pengolahan software. Perhitungan manual digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan rumus yang berasal dari landasan teori sehingga keakuratan perhitungan manual dapat dipertanggungjawabkan saat penganalisaan. Pengolahan software digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan program komputer sehingga lebih efisien. Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut maka dibuatlah analisis agar dapat dipahami oleh penulis dan pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.1.1 Studi Kasus

Keadaan globalisasi seperti sekarang perbedaan cuaca tidak dapat diprediksi seperti musim panas yang panjang sangatlah meresahkan warga. Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan melakukan pembuatan suatu produk untuk mengatasinya yaitu kipas angin. Berdasarkan aktivitas-aktivitasnya PT Elektonic ingin mengetahui teknik evaluasi dan tinjauan ulang dari proyek tersebut dan metode jalur kritisnya dalam pembuatan produk kipas angin.

(2)

4.1.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan manual untuk CPM dan perhitungan manual untuk PERT. Berikut ini adalah perhitungan manualnya. 1. Perhitungan Manual CPM

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan sentral waktu penyelesaian proyek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan perhitungan manual.

Tabel 4.1 Produk Perancangan Kipas Angin

No Aktivitas Aktivitas

Pendahulu

Waktu (Hari) Biaya (Ratusan Ribu)

(Rp) Slope

Biaya Normal Dipercepat Normal Dipercepat

A Mengidentifikasika n keadaan - 30 25 50 55 1 B Menentukan proyek A 7 4 15 21 2 C Surpey pasar B 35 30 100 120 4 D Merancang Produk C 15 12 20 26 2 E Menyiapkan bahan baku C 9 5 40 60 5 F Membuat produk D, E 7 5 35 43 4 G Standarisasi produk F 20 17 50 59 3 H Pendistribusian konsumen F 17 14 100 130 10 I Penelitian hasil penjualan produk G, H 30 27 100 121 7 J Meramalkan jumlah produk yang akan datang

(3)

Berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pembuatan proyek kipas angin. Di bawah ini adalah network diagram pendahulu yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1 Network Diagram Pendahulu CPM

Berdasarkan data waktu normal langkah selanjutnya adalah mencari nilai kritisnya. Dibawah ini adalah perhitungan waktunya yaitu sebagai berikut:

(4)

Berdasarkan gambar 4.2 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut. 30 + 7 + 35 + 15 + 7 + 20 + 30 + 5 = 149 Hari.

Berdasarkan data waktu dipercepat langkah selanjutnya adalah mencari nilai kritisnya. Di bawah ini adalah perhitungan waktunya yaitu sebagai berikut: A. 25 B. 4 C. 30 D. 12 E. 5 F. 5 G. 17 H. 14 I. 27 J. 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 25 29 59 71 76 93 120 123 120 93 76 71 59 29 25 123

Gambar 4.3 Network Lintasan Kritis Waktu Dipercepat

Berdasarkan gambar 4.3 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut. 25 + 4 + 30 + 12 + 5 + 17 + 27 + 3 = 123 Hari.

Berdasarkan data waktu normal dan dipercepat langkah selanjutnya adalah mencari biaya produksinya. Dibawah ini adalah perhitungan untuk biaya produksinya yaitu sebagai berikut:

A – B – C – D – F – G – I – J

(5)

Tabel 4.2 Perhitungan Manual Biaya

Kegiatan Yang Dipercepat ∑ T Proyek ∑ Biaya (Ratusan Ribu)

Tanpa Dipercepat 149 520

Kegiatan A Dipercepat 5 Hari 144 521

Kegiatan B Dipercepat 3 Hari 141 523

Kegiatan C Dipercepat 5 Hari 136 527

Kegiatan D Dipercepat 3 Hari 133 529

Kegiatan F Dipercepat 2 Hari 131 533

Kegiatan G Dipercepat 3 Hari 128 536

Kegiatan I Dipercepat 3 Hari 125 543

Kegiatan J Dipercepat 2 Hari 123 546

Kegiatan E Dipercepat 4 Hari 123 551

Kegiatan H Dipercepat 3 Hari 123 561

2. Perhitungan Manual PERT

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan sentral waktu penyelesaian proyek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan perhitungan manual.

Tabel 4.3 Perhitungan Manual Waktu yang Diharapkan Produk kipas Angin

Aktivitas Aktivitas Pendahulu Waktu Optimis (a) Waktu Realistik (m) Waktu Pesimistik (b) Waktu Yang Diharapkan Standar Deviasi Varians A - 25 30 35 30 1,66 2,75 B A 4 7 16 8 2 4 C B 30 35 40 35 1,66 2,75 D C 12 15 18 15 1 1 E C 5 9 13 9 1,33 1,77 F D, E 5 7 15 8 1,66 2,75

(6)

Tabel 4.3 Perhitungan Manual Waktu yang Diharapkan Produk Kipas Angin (Lanjutan) Aktivitas Aktivitas Pendahulu Waktu Optimis (a) Waktu Realistik (m) Waktu Pesimistik (b) Waktu Yang Diharapkan Standar Deviasi Varians G F 17 20 23 20 1 1 H F 14 17 20 17 1 1 I G, H 27 30 39 31 2 4 J I 3 5 7 5 0,66 0,44

a. Waktu yang diharapkan 6 b 4(m) a Te   6 35 4(30) 25 Te   = 30 b. Standar deviasi a) (b 6 1 S  ) 25 35 ( 6 1   S = 1,66 c. Varians 2 S V(te) 2 1,66 V(te) = 2,75

Berdasarkan data waktu optimis, waktu realistik, dan waktu pesimistik maka dapat dicari lintasan kritisnya. Di bawah ini adalah lintasan kritisnya yaitu sebagai berikut:

(7)

Gambar 4.4 Network Diagram Pendahulu PERT A. 30 B. 8 C. 35 D. 15 E. 9 F. 8 G. 20 H. 17 I. 31 J. 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 30 38 73 88 96 116 147 152 147 116 96 88 73 38 30 152

(8)

Berdasarkan gambar 4.5 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut. 30 + 8 + 35 + 15 + 8 + 20 + 31 + 5 = 152 Hari.

4.1.3 Pengolahan Software

Data-data di atas selain penghitungan yang dilakukan secara manual, penghitungan-penghitungan untuk studi kasus dapat secara lebih praktis dan efisien dilakukan dengan program komputer. Pengolahan software dibagi menjadi dua yaitu pengolahan untuk CPM dan pengolahan untuk PERT, di bawah ini adalah Pengolahan software-nya yaitu sebagai berikut.

1. Pengolahan Software CPM

Langkah membuat software CPM dam PERT yaitu mencarinya di program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah WinQSB dan terakhir PERT CPM. Langkah selanjutnya setelah masuk kedalam PERT CPM didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.6 dalam kolom problem title ditulis pembuatan kipas angin, selanjutnya dalam number of activities diberikan angka 10, dan dalam time unit ditulis day. Langkah selanjutnya dalam problem type yaitu mencentang deterministic CPM maka selanjutnya yaitu memilih normal time, crash time, normal cost dan crash cost. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

(9)

Gambar 4.6 Problem Specification CPM

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel seperti gambar 4.7. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.7 Data Pengamatan CPM

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas, data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu critical path method. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih solve critical path using normal time.

(10)

Gambar 4.8 Solve and Analyze, Solve Critical Path Using Normal Time

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path using normal time maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path using normal time. Hasil activity criticality analysis adalah hasil output pertama.

Gambar 4.9 Activity Criticality Analysis Normal Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path normal time. Hasil graphic activity analysis adalah hasil output kedua.

(11)

Gambar 4.10 Graphic Activity Analysis Normal Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path using normal time. Hasil show critical path adalah hasil output ketiga.

Gambar 4.11 Show Critical Path Normal Time

Langkah selanjutnya untuk mencari hasil output untuk yang dipercepat setelah data telah tersusun seperti Gambar 4.7 lalu memilih solve and analyze, lalu memilih solve critical path using crash time.

Gambar 4.12 Solve and Analyze, Solve Critical Path Using Crash Time

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path using crash time maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil

(12)

pengolahan data di atas yaitu solve critical path using crash time. Hasil activity criticality analysis adalah hasil output keempat.

Gambar 4.13 Activity Criticality Analysis Crash Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path using crash time. Hasil graphic activity analysis adalah hasil output kelima.

Gambar 4.14 Graphic Activity Analysis Crash Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path using crash time. Hasil show critical path adalah hasil output keenam.

(13)

Gambar 4.15 Show Critical Path Crash Time

Langkah selanjutnya untuk mencari hasil output untuk biaya. Langkah selanjutnya yaitu memilih results, lalu memilih perform crashing analisis. Setelah masuk maka akan terdapat tampilan seperti Gambar 4.16 dalam gambar tersebut kolom desired completion time diberi angka 123 lalu memilih ok.

Gambar 4.16 Crashing Analysis

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat hasil outputnya. Hasil crashing analysis adalah hasil output ketujuh.

(14)

Gambar 4.17 Activity Criticality Analysis Cost

Gambar 4.18 Graphic Criticality Analysis Cost

2. Pengolahan Software PERT

Langkah membuat software CPM dan PERT yaitu mencarinya di program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah WinQSB dan terakhir PERT dan CPM. Langkah selanjutnya setelah masuk kedalam PERT CPM didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.19 dalam kolom problem title ditulis pembuatan kipas angin, selanjutnya dalam number of activities diberikan angka 10, dan dalam

(15)

time unit ditulis day. Langkah selanjutnya dalam problem type yaitu mencentang probabilistic PERT, klik tombol ok.

Gambar 4.19 Problem Specification PERT

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel seperti gambar 4.20. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

(16)

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas, data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu program evaluation and review technique. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih solve critical path.

Gambar 4.21 Solve and Analyze, Solve Critical Path

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path. Hasil activity criticality analysis adalah hasil output kedelapan.

Gambar 4.22 Activity Criticality Analysis PERT

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path. Hasil graphic activity analysis adalah hasil output kesembilan.

(17)

Gambar 4.23 Graphic Activity Analysis PERT

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path. Hasil show critical path adalah hasil output kesepuluh.

Gambar 4.24 Show Critical Path PERT

4.1.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual dan software maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

Perhitungan manual dibuat analisis dari perhitungan menggunakan dengan menggunakan kalkulator untuk mengisi data-data tabel dan rumus sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Pengolahan software dibuat analisis dari hasil pengolahan data menggunakan software dengan mengisi data sehingga dapat menghasilkan data yang diinginkan. Hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan software diberikan tujuan untuk

(18)

menghubungkan kedua pembahasan, sehingga dapat menentukan hasil-hasil tersebut yang lebih akurat dan berbobot sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

4.1.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel dan rumus diolah dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu untuk program CPM dan program PERT, di bawah ini adalah analisis perhitungan manualnya sebagai berikut.

1. Analisis Perhitungan Manual CPM

Langkah awal suatu program proyek adalah mengidentifikasikan keadaan yaitu dengan cara melihat suatu keadaan yang sedang terjadi dibutuhkan waktu selama 30 hari dikarenakan suatu proyek yang akan dilakukan berhubungan dengan cuaca yang terjadi sekarang dengan keadaan cuaca yang semakin panas sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penelitiannya. Menentukan proyek merupakan langkah yang akan ditempuh dalam pembuatan suatu produk dibutuhkan waktu selama 7 hari dikarenakan penentuan untuk pembuatan kipas angin atau AC. Penentuan proyek yang digunakan adalah kipas angin dikarenakan harga yang terjangkau oleh semua kalangan. Surpey pasar dipergunakan untuk menentukan jenis suatu kipas angin pembuatannya seperti yang digantung ditembok, melayang dilangit-langit atau kipas angin yang ditaruh dilantai. Penentuan surpey pasar sangat dibutuhkan untuk menentukan suatu produk tersebut dibutuhkan waktu selama 35 hari dikarenakan pengambilan datanya berasal dari beberapa kota besar.

Langkah selanjutnya adalah merancang produk dengan surpey yang telah didapat dari peminat masyarakat maka PT tersebut membuat bentuk

(19)

kipas angin yang diberada pada lantai. Pembuatan produk dibutuhkan waktu selama 15 hari dikarenakan PT tersebut ingin membuat produk yang berbeda dengan produk lainnya sehingga membutuhkan waktu selama 15 hari. Menyiapkan bahan dibutuhkan karena suatu komponen kipas angin yang berkualitas harus membutuhkan bahan yang baik sehingga pencarian bahan tersebut membutuhkan waktu selama 9 hari. Pembuatan produk dilakukan setelah rancangan telah sempurna dan bahan yang digunakan memiliki kualitas tinggi sehingga program pembuatan kipas angin dapat dilaksanakan pembuatan produk kipas angin membutuhkan waktu selama 7 hari dikarenakan pembuatan ini merupakan pembuatan awal dan juga tidak memiliki data-data terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Langkah selanjutnya adalah standarisasi produk merupakan syarat-syarat minimum suatu produk dan juga bentuk penjaminan PT tersebut terhadap kualitas produk tersebut. Standarisasi membutuhkan waktu selama 20 hari dikarenakan pengujuan dan pengujian sangat diperlukan untuk pembuatan produk yang berkualitas. Pendistribusian konsumen merupakan langkah suatu produk tersebut menuju pasar perdagangan dibutuhkan waktu selama 17 hari dikarenakan pendistribusian menuju kota kota besar diseluruh indonesia. Penelitian hasil penjualan produk dilakukan untuk menentukan minat masyarakan terhadap produk yang dibuat PT tersebut, penelitian tersebut membutuhkan waktu selama 30 hari dikarenakan suatu kegiatan membutuhkan waktu yang sempurna dalam meramalkan produk yang akan datang.

Lintasan kritis waktu normal adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 149 hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis mengambil kegiatan D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan E yaitu 15 dengan 9. Pengambilan kegiatan waktu kritis mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H dikarenakan kegiatan G memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu 20 dengan 17.

(20)

Lintasan kritis waktu dipercepat adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 123 hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis mengambil kegiatan D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan E yaitu 12 dengan 5. Pengambilan kegiatan waktu kritis mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H dikarenakan kegiatan G memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu 17 dengan 14.

Perhitungan manual biaya dengan langkah awalnya adalah 149 hari berarti tidak ada percepatan yang terjadi sehingga biayanya adalah 520 atau 52.000.000. Berdasarkan kegiatan dipercepat akan menaikkan setiap biayanya dengan ketentuan slop biaya yang telah diberikan sehingga total biaya apabila suatu kegiatan dipercepat selama 123 hari adalah 546 atau 54.600.000. Pengalokasian kegiatan pada kegiatan E dan H tidak akan mempersingkat total waktu penyelesaian proyek, jadi kegiatan E dan H tidak perlu dilakukan percepatan.

2. Analisis Perhitungan Manual PERT

Kegiatan A menunjukkan bahwa waktu optimis merupakan waktu dipercepat dengan ketentuan apabila semua berjalan dengan baik dengan nilainya adalah 25 hari. Waktu realistik merupakan waktu yang ditentukan sebelumnya dengan ketentuan bila suatu kegiatan dilakukan dengan kondisi normal dengan nilainya adalah 30 hari. Waktu pesimistik merupakan waktu apabila kegiatan A mengalami hambatan-hambatan sehingga terjadi pengunduran waktu dengan nilainya adalah 35 hari. Berdasarkan data waktu tersebut sehingga waktu yang diharapkan untuk kegiatan A adalah 30 hari yang sesuai dengan ketentuan rumus yang berlaku.

Berdasarkan waktu yang diharapkan maka lintasan kritis waktu yang diharapkan adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 152 hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis yang diharapkan mengambil kegiatan D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki waktu yang lebih

(21)

lama dari kegiatan E yaitu 15 dengan 9. Pengambilan kegiatan waktu kritis yang diharapkan mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H dikarenakan kegiatan G memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu 20 dengan 17.

4.1.4.2 Analisis Pengolahan Software

Analisis dari hasil menggunakan perangkat komputer diolah dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh penulis dan pembaca. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil pengolahannya. Analisis Pengolahan software dibagi menjadi dua yaitu untuk program CPM dan program PERT, di bawah ini adalah analisis pengolahan software-nya sebagai berikut.

1. Analisis Pengolahan Software CPM

Berdasarkan pengolahan software waktu normal didapat nilai earliest start (ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka permulaan. Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 30 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk selesainya kegiatan. Berdasarkan pengolahan software waktu normal didapat nilai latest start (LS) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan dimulai. Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 30 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk akhir selesainya kegiatan. Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 149 hari dengan total biayanya adalah 520 atau 52.000.000 berdasarkan nilai kritisnya berjumlah 1 buah. Lintasan kritis waktu normal adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan

(22)

nilainya adalah 149 hari yang ditandai dengan warna peristiwa dan kegiatannya adalah merah.

Berdasarkan pengolahan software waktu dipercepat didapat nilai earliest start (ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka permulaan. Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 25 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 25 untuk selesainya kegiatan. Berdasarkan pengolahan software waktu dipercepat didapat nilai latest start (LS) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan dimulai. Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 25 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 25 untuk akhir selesainya kegiatan. Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 123 hari dengan total biayanya adalah 651 atau 65.100.000 berdasarkan nilai kritisnya berjumlah 1 buah. Lintasan kritis waktu dipercepat adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 123 hari yang ditandai dengan warna peristiwa dan kegiatannya adalah merah.

Berdasarkan lintasan biaya didapat selama 123 hari dengan memiliki 2 lintasan kritis yaitu A – B – C – D – F – G – I – J dan A – B – C – D – F – H – I – J dengan kurun waktu selama 123 hari. Berdasarkan total harganya yaitu sebanyak 601 atau 60.100.000.

2. Analisis Pengolahan Software PERT

Berdasarkan pengolahan software waktu PERT didapat nilai earliest start (ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka permulaan. Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 30 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk selesainya kegiatan.

(23)

Berdasarkan pengolahan software waktu PERT didapat nilai latest start (LS) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan dimulai. Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 30 data tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk akhir selesainya kegiatan. Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 152 hari berdasarkan nilai kritisnya berjumlah 1 buah. Lintasan kritis waktu PERT adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 152 hari yang ditandai dengan warna peristiwa dan kegiatannya adalah merah dengan standar deviasi dari lintasan kritis adalah 4,33.

4.1.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis dari hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih besar, di bawah ini adalah hasil dari perbandingannya adalah sebagai berikut.

Lintasan kritis waktu normal dalam perhitungan manual adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 149 hari, sedangkan pengolahan software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 149 hari. Data tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan pengolahan software yang sesuai.

Lintasan kritis waktu dipercepat dalam perhitungan manual adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 123 hari, sedangkan pengolahan software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 123 hari. Data

(24)

tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan pengolahan software yang sesuai.

Lintasan kritis waktu PERT dalam perhitungan manual adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 152 hari, sedangkan pengolahan software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 152 hari. Data tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan pengolahan software yang sesuai.

4.2. Linier Programing

Modul linier programing ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya menggunakan perhitungan manual dan pengolahan software. Permasalahan studi kasus dipergunakan untuk menentukan keakuratan dalam penyelesaian terhadap perhitungan manual dan pengolahan software. Perhitungan manual digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan rumus yang berasal dari landasan teori sehingga keakuratan perhitungan manual dapat dipertanggungjawabkan saat penganalisaan. Pengolahan software digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan program komputer sehingga lebih efisien. Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut maka dibuatlah analisis agar dapat dipahami oleh penulis dan pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.2.1 Studi Kasus

Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan melakukan pembuatan suatu produk yaitu kipas angin. Pembuatan produk tersebut terdiri atas dua yaitu kipas angin berdiri dan kipas angin dinding. Berdasarkan bagian-bagiannya yaitu plastik, besi, dan kabel berikut ini adalah tabel data banyaknya produksi kipas angin.

(25)

Tabel 4.4 Produksi Kipas Angin

Bagian Produk Produksi Kipas Angin Kapasitas

Tersedia Berdiri Dinding Plastik (m2) 5 4 7500 Besi (kg) 2 2 3040 Kabel (m) 2 3 3960 Keuntungan $15 $20

Berdasarkan penyelesaian suatu masalah tersebut maka berapa banyak kipas angin berdiri dan dinding yang harus diproduksi PT Electronic Internasional tersebut untuk memaksimumkan pendapatannya.

4.2.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan manual untuk metode grafik dan perhitungan manual untuk metode simplek. Berikut ini adalah perhitungan manualnya.

1. Perhitungan Manual Metode Grafik

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian produk dengan metode grafik. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan perhitungan manual.

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan yaitu variabel yang merupakan petunjuk tentang keputusan-keputusan yang akan dibuat.

x = jumlah kipas angin berdiri yang harus diproduksi. y = jumlah kipas angin dinding yang harus diproduksi.

(26)

b. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan yaitu fungsi dari variabel keputusan yang akan dioptimalkan.

Maksimum : Z = 15x + 20y (Keuntungan) c. Fungsi Pembatas

Fungsi pembatas merupakan kendala yang dihadapi karena ketersediaan sumber daya sehingga penulis tidak dapat menentukan nilai variabel-variabel keputusan secara sembarang.

5x + 4y ≤ 7500 2x + 2y ≤ 3040 2x + 3y ≤ 3960

x ≥ 0 y ≥ 0

Berdasarkan nilai fungsi tujuan dan fungsi kendala langkah selanjutnya adalah mencari nilai untuk pembuatan garis linier. Berikut ini adalah titik koordinat untuk pembuatan grafik kipas angin.

Tabel 4.5 Perhitungan Mencari Titik Koordinat

Bagian X Y Titik Plastik 5x + 4y = 7500 0 1875 (0,1875) 1500 0 (1500,0) Besi 2x + 2y = 3040 0 1520 (0,1520) 1520 0 (1520,0) Kabel 2x + 3y = 3960 0 1320 (0,1320) 1980 0 (1980,0)

Berdasarkan nilai perhitngan pencarian garis di atas maka di bawah ini adalah grafik produksi kipas angin. Grafik tersebut menunjukkan titik-titik optimal yang akan dicapai produksi kipas angin, berikut ini adalah grafiknya.

(27)

Gambar 4.25 Grafik Produksi Kipas Angin

Berdasarkan grafik di atas maka selanjutnya adalah mencari nilai maksimum dan batas optimal. Berikut ini adalah nilai maksimum dan batas optimalnya: 2x + 2y = 3040 2x + 3y = 3960 - -1y = -920 y = 920 2x + 2y = 3040 2x + 2(920) = 3040 2x = 1200 x = 600

Nilai maksimum telah didapat yaitu titik B (600,920), nilai titik A yaitu (0,1320), dan nilai titik C yaitu (1520,0). Berdasarkan titik-titik optimal dalam grafik berikut ini adalah keuntungan yang baik dalam produksi kipas angin.

0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500 A B C

(28)

Z (titik A) = 15x + 20y = 15(0) + 20(1320) = 26400 Z (titik B) = 15x + 20y = 15(600) + 20(920) = 27400 Z (titik C) = 15x + 20y = 15(1520) + 20(0) = 22800

Berdasarkan nilai Z yang terbesar maka dapat dikatakan bahwa titik optimal suatu keuntungan yang dapat diperoleh adalah (600,920). Nilai titik tersebut maka dapat ditentukan keuntungan yang didapat adalah $27400 yang berdasarkan pembuatan produk kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan pembuatan produk kipas angin dinding sebanyak 920 unit.

2. Perhitungan Manual Metode Simplek

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian produk dengan metode simplek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan perhitungan manual.

Nilai maksimum lama Z = 15x + 20y

Nilai maksimum baru

Z = - 15x2 - 20x2 + 0(S1 + S2 + S3) = 0 Slack lama

5x + 4y ≤ 7500 2x + 2y ≤ 3040 2x + 3y ≤ 3960

(29)

Slack baru 5x1 + 4x2 + S1= 7500 2x1 + 2x2 + S2= 3040 2x1 + 3x2 + S3= 3960 Interaksi Pertama BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS Rasio Z 1 -15 -20 0 0 0 - - S1 0 5 4 1 0 0 7500 1875 S2 0 2 2 0 1 0 3040 1520 S3 0 2 3 0 0 1 3960 1320

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam interaksi pertama. Kolom kunci tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling besar dalam nilai Z.

Perhitungan: Rasio = kunci Kolom RHS = 4 7500 = 1875

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam interaksi pertama. Baris kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil. Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Nilai Pivot

Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

(30)

Perhitungan: Nilai Pivot Z = kunci Angka kunci Baris dalam Z Nilai = 3 0 = 0

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S1 baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S1 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S1 Lama 0 5 4 1 0 0 7500

Pivot (×4) 0 2,668 4 0 0 1,332 5280

S1 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220

Angka (×4) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris S1.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S2 baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S2 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S2 Lama 0 2 2 0 1 0 3040

Pivot (×2) 0 1,334 2 0 0 0,666 2640

S2 0 0,666 0 0 1 -0,666 400

Angka (×2) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris S2.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai Z baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai Z yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

Z Lama 0 -15 -20 0 0 0 -

Pivot (×-20) 0 -13,34 -20 0 0 -6,66 -26400

Z 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400

(31)

Interaksi Kedua BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS Rasio Z 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400 - S1 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220 952 S2 0 0,666 0 0 1 -0,666 400 600 X2 0 0,667 1 0 0 0,333 1320 1979

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam interaksi kedua. Kolom kunci tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling besar dalam nilai Z.

Perhitungan: Rasio = kunci Kolom RHS = 2,332 2220 = 952

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam interaksi kedua. Baris kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil. Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Nilai Pivot: Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS 0 1 0 0 1,502 -1 600,6 Perhitungan: Nilai Pivot Z = kunci Angka kunci Baris dalam Z Nilai = 0,666 0 = 0

(32)

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai X2 baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai X2 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

X2 Lama 0 0,667 1 0 0 0,333 1320

Pivot (×0,667) 0 0,667 0 0 1,002 -0,667 400

X2 0 0 1 0 -1,002 1 920

Angka (×0,667) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris X2.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai Z baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai Z yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

Z Lama 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400

Pivot (×-1,66) 0 -1,66 0 0 -2,493 -1,66 -996,9

Z 0 0 0 0 2,493 8,32 27400

Angka (×-1,66) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris Z.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S1 baru. Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S1 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S1 Lama 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220

Pivot (×2,332) 0 2,332 0 0 3,503 -2,332 1400,6

S1 0 0 0 1 -3,503 -1 819,4

(33)

Interaksi Ketiga BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS Z 0 0 0 0 2,493 8,32 27400 S1 0 0 0 1 -3,503 -1 819,4 X1 0 1 0 0 1,502 -1 600,6 X2 0 0 1 0 -1,002 1 920

Berdasarkan tabel interaksi ketiga dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal yaitu $2740 maka PT Electronic Internasional harus memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding 920 unit.

4.2.3 Pengolahan Software

Data-data di atas selain penghitungan yang dilakukan secara manual, penghitungan-penghitungan untuk studi kasus dapat secara lebih praktis dan efisien dilakukan dengan program komputer. Pengolahan software dibagi menjadi dua yaitu pengolahan untuk metode grafik dan pengolahan untuk metode simplek, di bawah ini adalah Pengolahan software-nya yaitu sebagai berikut.

1. Pengolahan Software Metode Grafik

Langkah membuat software metode grafik yaitu mencarinya di program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah WinQSB dan terakhir Goal Programing. Langkah selanjutnya setelah masuk kedalam Goal Programing didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.26 dalam kolom problem title ditulis produk kipas angin, selanjutnya dalam number of goal diberikan angka 1, selanjutnya dalam

(34)

number of variable diberikan angka 2, dan selanjutnya dalam number of constrants diberikan angka 3. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

Gambar 4.26 Problem Specification GP-IGP Metode Grafik

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.27. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

(35)

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas, data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu graphic method. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih graphic method.

Gambar 4.28 Solve and Analyze, Graphic Method

Langkah selanjutnya setelah mengklik graphic method maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.29. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu memilih X1 untuk horizontal dan X2 untuk vertical, setelah selesai lalu memilih ok.

(36)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu graphic method.

Gambar 4.30 Graphic Method

2. Pengolahan Software Metode Simplek

Langkah membuat software metode simplek yaitu dengan mencari aplikasi pemrograman, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah WinQSB dan pilih icon linier and integer programing. Langkah selanjutnya, setelah masuk kedalam linier and integer programing, didalam bagian menu bar pilih file lalu mengklik new problem, maka tampilan akan terdapat tabel seperti pada gambar 4.31 dalam kolom problem title ditulis produksi kipas angin dan selanjutnya dalam number of variable

(37)

diberikan angka 2, dan selanjutnya dalam number of constrants diberikan angka 3. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

Gambar 4.31 Problem Specification GP-IGP Metode Simplek

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel seperti Gambar 4.32. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.32 Data Pengamatan Metode Simplek

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas, data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu solve and display

(38)

steps. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih solve and display steps.

Gambar 4.33 Solve and Analyze, Solve and Display Steps

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve and display steps maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve and display steps. Hasil iteration 1 adalah hasil output pertama.

Gambar 4.34 Interation 1

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve and display steps. Hasil iteration 2 adalah hasil output kedua.

(39)

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve and display steps. Hasil iteration 3 adalah hasil output ketiga.

Gambar 4.36 Interation 3

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interaction maka akan kembali kedalam data yang telah tersusun diawal, data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu solve the problem. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih solve the problem.

Gambar 4.37 Solve and Analyze, Solve The Problem

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve the problem maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve the problem. Hasil combined report for produksi kipas angin adalah hasil output keempat.

(40)

Gambar 4.38 Solve and Analyze, Combined Report For Produksi Kipas Angin

4.2.4 Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual dan software maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

Perhitungan manual dibuat analisis dari perhitungan menggunakan dengan menggunakan kalkulator untuk mengisi data-data tabel dan rumus sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Pengolahan software dibuat analisis dari hasil pengolahan data menggunakan software dengan mengisi data sehingga dapat menghasilkan data yang diinginkan. Hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan software diberikan tujuan untuk menghubungkan kedua pembahasan, sehingga dapat menentukan hasil-hasil tersebut yang lebih akurat dan berbobot sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

4.2.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel dan rumus diolah dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil

(41)

perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu untuk metode grafik dan metode simplek, di bawah ini adalah analisis perhitungan manualnya sebagai berikut.

1. Analisis Perhitungan Manual Metode Grafik

Variabel keputusan yaitu variabel yang merupakan petunjuk tentang keputusan-keputusan yang akan dibuat. x = jumlah kipas angin berdiri yang harus diproduksi. y = jumlah kipas angin dinding yang harus diproduksi. Maka nilai kipas angin berdiri akan dimasukkan dalam grafik horizontal dan nilai kipas angin dinding akan dimasukkan dalam grafik vertikal.

Fungsi tujuan yaitu fungsi dari variabel keputusan yang akan dioptimalkan. Maksimum : Z = 15x + 20y (Keuntungan). Nilai tersebut merupakan nilai yang ingin dicapai PT Electonic Internasional dalam produksi kipas angin, dengan harapan keuntungan pada kipas angin berdiri adalah $15 untuk satu produknya dan keuntungan pada kipas angin dinding adalah $20 untuk satu produknya.

Nilai titik B telah didapat yaitu (600,920), nilai titik A yaitu (0,1320), dan nilai titik C yaitu (1520,0). Berdasarkan titik-titik optimal dalam grafik berikut ini adalah keuntungan yang baik dalam produksi kipas angin. Nilai titik A mendapatkan keuntungan sebesar $26400, nilai tersebut merupakan keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan tidak memproduksi kipas angin berdiri dan memproduksi 1320 kipas angin dinding. Nilai titik C mendapatkan keuntungan sebesar $22800, nilai tersebut merupakan keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan memproduksi 1520 kipas angin berdiri dan tidak memproduksi kipas angin dinding. Nilai titik B mendapatkan keuntungan sebesar $27400, nilai tersebut merupakan keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan memproduksi 600 kipas angin berdiri dan memproduksi 920 kipas angin dinding. Berdasarkan titik-titik tersebut maka apabila PT Electonic Internasional ingin memaksimalkan keuntungannya maka harus

(42)

memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding sebanyak 920 unit.

2. Analisis Perhitungan Manual Metode Simplek

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam setiap interaksi. Baris kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil. Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam setiap interaksi. Kolom kunci tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling besar dalam nilai Z. Berdasarkan pada tiga interaksi maka metode simplek dapat ditentukan hasilnya.

Interaksi ketiga merupakan hasil dari metode simplek dengan syaratnya yaitu pada baris Z tidak terdapat nilai min. Berdasarkan metode simplek dapat dijelaskan bahwa apabila PT Electonic Internasional ingin menghasilkan keuntungan maksimal yaitu $27400 maka harus memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding sebanyak 920 unit.

4.2.4.2 Analisis Pengolahan Software

Analisis dari hasil menggunakan perangkat komputer diolah dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh penulis dan pembaca. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil pengolahannya. Analisis Pengolahan software dibagi menjadi dua yaitu untuk metode grafik dan metode simplek, di bawah ini adalah analisis pengolahan software-nya sebagai berikut.

1. Analisis Pengolahan Software Metode Grafik

Berdasarkan grafik yang terjadi dapat dinyatakan bahwa variabel X2 merupakan produksi kipas angin dinding dan variabel X1 merupakan produksi kipas angin berdiri. Garis merah menyatakan objective fungtion menyatakan

(43)

bahwa garis tersebut merupakan fungsi yang baik dalam mendapatkan keuntungan produksi kipas angin. Garis constraints merupakan garis kendala yang terjadi pada pembuatan produk kipas angin. Berdasarkan feasible area merupakan daerah yang menunjukkan keuntungan yang terjadi pada produksi kipas angin. Berdasarkan titik pada feasible area yaitu terdapat pada koordinat (0,1320), (600,920) dan (1520,0) merupakan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh PT tersebut dalam produksi kipas angin. Berdasarkan optimal solution menyatakan bahwa keuntungan terbaik yaitu $27400 dengan syarat produksi yaitu produksi kipas angin berdiri adalah 600 dan kipas angin dinding adalah 920, titik tersebut merupakan solusi yang baik dalam mencari keuntungan.

2. Analisis Pengolahan Software Metode Simplek

Berdasarkan interaksi yang terjadi maka terdapat 3 interaksi dalam produksi kipas angin yang berdasarkan pada metode simplek. Interaksi tersebut digunakan untuk menentukan batas keuntungan yang optimum dalam produksi kipas angin. Hasilnya yaitu nilai RHS menyatakan produksi kipas angin berdiri adalah 600 unit dan produksi kipas angin dinding adalah 920 unit dengan keuntungan yang diproleh adalah $27400.

Hasil output kedua terdapat decision variable terdapat X1 menyatakan produksi kipas angin berdiri dan X2 menyatakan produksi kipas angin dinding. Nilai solution value menyatakan bahwa produksi kipas angin berdiri adalah sebanyak 600 dan produksi kipas angin dinding adalah 920 untuk mendapatkan solusi keuntungan yang baik yaotu $27400. Berdasarkan keuntungan yang ingin dicapai yaitu untuk produksi kipas angin berdiri adalah $15 sehingga keuntungan yang tercapai adalah $9000, dan untiuk produksi kipas angin dinding adalah $20 sehingga keuntungan yang tercapai adalah $18400 sehingga total keuntungan yang tercapai adalah $27400. Nilai allowable min merupakan batas minimum dari keuntungan yang ditentukan untuk produksi kipas angin berdiri adalah $13,3 dan untuk produksi kipas

(44)

angin dinding adalah $15. Nilai allowable max merupakan batas maksimum dari keuntungan yang ditentukan untuk produksi kipas angin berdiri adalah $20 dan untuk produksi kipas angin dinding adalah $22,5.

Hasil output kedua terdapat constraint terdapat C1 menyatakan bagian plastik, untuk C2 menyatakan bagian besi, dan untuk C3 menyatakan bagian kabel. Berdasarkan left hand side merupakan banyaknya komponen yang digunakan sedangkah right hand side merupakan banyaknya komponen yang tersedia, maka nilai C2 dan C3 didapat antara left hand side dan right hand side bernilai sama dinyatakan bahwa produksi untuk bagian besi dan kabel tidak terdapat sisa. Sedangkan nilai C1 didapat antara left hand side bernilai 6.680 dan right hand side bernilai 7.500 nilai tersebut dinyatakan tidak sama sehingga terdapat nilai slack or surplus sebesar 820. Berdasarkan slack or surplus maka nilai shadow price untuk C1 tidak ada dikarenakan apabila ingin menambah pembuatan produk kipas angin maka tidak perlu mengeluarkan biaya dikarenakan masih memiliki sisa bahan plastik, sedangkan harga bayangan yang terjadi pada besi dan kabel sebesar 2,5 dan 5 dikarenakan apabila ingin membuat produk kembali maka harus membeli barang disebabkan tidak ada persediaan maka dinyatakan terdapat harga yang dapat dibayangkan untuk komponen. Nilai allowable min RHS merupakan batas minimum dari kapasitas bagian tersebut untuk plastik adalah 6.680 unit, untuk besi 2.640 unit dan untuk kabel 3.140 unit. Nilai allowable max RHS merupakan batas maksimum dari kapasitas bagian tersebut untuk plastik adalah M unit dikarenakan masih memiliki sisa dalam bagian tersebut, untuk besi 3.274 unit dan untuk kabel 4.560 unit.

4.2.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis dari hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

(45)

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih besar, di bawah ini adalah hasil dari perbandingannya adalah sebagai berikut.

Hasil metode grafik dinyatakan sama yaitu solusi optimalnya memiliki keuntungan $27400 dengan produksi kipas angin berdiri adalah 600 dan produksi kipas angin dinding adalah 920. Hasil perhitungan manual dan pengolahan software dinyatakan sama.

Hasil metode simplek dinyatakan sama yaitu apabila menginginkan keuntungan maksimal yaitu $27400 maka harus memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding sebanyak 920 unit. Hasil perhitungan manual dan pengolahan software dinyatakan sama.

4.3. Line Balancing

Line Balancing merupakan penyeimbangan elemen tugas dari suatu assembly line ke work station untuk menimumkan banyaknya work station dan menimumkan total idle time pada semua stasiun kerja untuk tingkat output tertentu. Berikut ini adalah pembahasan berdasarkan studi kasus yang telah dibuat dengan pemecahan melalui perhitungan manual maupun software.

4.3.1 Studi Kasus

PT. Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan melakukan pembuatan suatu produk yaitu kipas angin. Perusahaan ini bergerak dalam industri perakitan kipas angin yang ingin memproduksi 600 unit kipas angin dalam sehari. Perusahaan tersebut memiliki jam kerja selama 7 jam sehari. Berikut ini adalah data yang di produksi.

(46)

Tabel 4.6 Data Pembuatan Produk Kipas Angin

No Operasi Operasi

Pendahulu

Waktu Operasi (detik)

1 Merakit dinamo ke rangka - 20

2 Merakit kincir ke rangka 1 15

3 Merakit kunci kincir 2 10

4 Merakit casing bagianbelakang - 25

5 Merakit tombolkecepatan 4 10

6 Merakit tombol waktu 5,3 10

7 Merakitputaran dinamo 6 10

8 Merakit kabel 7 30

9 Merakit casing bagian depan 8 10

10 Merakit tutup casing 9 15

∑ Total 155

Bedasarkan data yang telah diperoleh dalam perakitan kipas angin maka PT. Electronic akan menentukan precedence diagram, waktu siklus dan banyaknya work station.

4.3.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan dengan menggunakan metode Killbridge dan Ranked Positional Weight (RPW). Berikut adalah penjelasan serta perhitungannya.

1. Metode Killbridge

Metode ini merupakan metode untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya. Metode ini termasuk metode heuristic. Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut.

(47)

a. Precedence Diagram

Precedence diagram adalah diagram pendahulu yang menunjukkan urutan proses pengerjaan suatu produk yaitu kipas angin. Diagram ini untuk menggambarkan hubungan atau saling keterkaitan antara satu operasi dengan operasi lainnya.

Gambar 4.39 Predence Diagram Metode Killbrige b. Waktu Siklus (Cycle Time)

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dimana untuk membuat satu unit produk per satu stasiun. Dimana waktu siklus adalah jarak waktu antara proses pertama ke proses berikutnya dalam pembuatan suatu produk. Nilai ini didapatkan dari pembagian antara waktu produksi dengan jumlah produksi. CT = oduksi Jumlah oduksi Waktu Pr Pr = 3600 600 7 x = 42 detik c. Banyaknya Stasiun Kerja (Work Station)

Stasiun kerja merupakan dimana jumlah waktu operasi dibagi dengan waktu siklus. Berikut adalah perhitungan untuk mencari banyaknya stasiun kerja. WS = s Waktusiklu si WaktuOpera = 42 155 = 3,69 ≈ 4

Hasil perhitungan di atas menunjukkan banyaknya stasiun kerja. Jumlah work station untuk metode Killbridge adalah 4 stasiun kerja.

(48)

d. Pengelompokan Work Station

Diketahui diagram pendahulu dan waktu siklus maka dilakukan pengelompokan stasiun kerja. Terdapat 5 work station dengan menggunakan metode Killbridge. Pengelompokan ini diatur berdasarkan urutan operasi dalam setiap work station.

Tabel 4.7 Pengelompokan Work Station

WS Operasi Total Waktu Cycle Time

1 1,2 20+15=35 42

2 3,4 10+25=35 42

3 5,6,7 10+10+10=30 42

4 8,9 30+10=40 42

5 10 15 42

Berikut adalah diagram yang telah dikelompokkan dengan menggunakan metode Killbridge. Operasi 1 dan 2 bekerja dalam stasiun kerja 1, operasi 3 dan 4 bekerja dalam stasiun kerja 2. Operasi 5,6 dan 7 bekerja dalam stasiun kerja 3, operasi 8 dan 9 bekerja dalam stasiun kerja 4. Stasiun kerja 5 hanya terdapat stasiun kerja 10.

Gambar 4.40 Pembagian Work Station Metode Killbrige

e. Efisiensi Work Station

Efisiensi stasiun kerja adalah waktu efektif kerja pada setiap work station. Persen efisiensi stasiun kerja didapatkan dari pembagian waktu operasi dengan waktu siklus dikalikan dengan 100%. Berdasarkan pengelompokan kerja dari setiap stasiun, maka untuk mencari efisiensi dari setiap work station digunaka rumus sebagai berikut.

(49)

%effisiensi WS = 100% s WaktuSiklu si WaktuOpera = 100% 42 35  = 83,33%

Tabel 4.8 Efisiensi Work Station Metode Killbridge

WS Operasi Total Waktu Cycle

Time %effisiensi WS 1 1,2 20+15=35 42 83,33 2 3,4 10+25=35 42 83,33 3 5,6,7 10+10+10=30 42 71,43 4 8,9 30+10=40 42 95,24 5 10 15 42 35,71

Work station 1 memiliki nilai persen efisiensi stasiun kerja sebesar 83,33%. Sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan efisien karena hanya menganggur sebanyak 16,67%.

f. Efisiensi Lintasan

Efisiensi lintasan adalah waktu efektif kerja pada lintasan kerja. Setelah mendapatkan nilai efisiensi lintasan maka bisa didapatkan persen menganggurnya dengan melakukan pengurangan antara 100 persen dengan persen efisiensi lintasan. Berdasarkan hasil dari efisensi work station, maka untuk mencari jumlah keseluruhan presentase efisiensi lintasan digunakan rumus sebagai berikut:

% Effisien Lintasan = Pr 100% 

WS CT t osesPerUni Waktu = 100% 4 42 155  x = 92,26,% % Idle Lintasan = 7,74%

Nilai persen efisiensi lintasan sebesar 92,26% sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan efisien karena hanya menganggur sebanyak 7,74%.

(50)

2. Metode RPW (Ranked Position Weight)

Metode Bobot Posisi (Ranked Position Weight) merupakan waktu proses operasi tersebut ditambah waktu proses-proses operasi berikutnya. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan dengan metode RPW (Ranked Position Weight).

a. Predence Diagram

Precedence diagram adalah diagram pendahulu yang menunjukkan urutan proses pengerjaan suatu produk yaitu kipas angin. Diagram ini untuk menggambarkan hubungan atau saling keterkaitan antara satu operasi dengan operasi lainnya.

Gambar 4.41 Predence Diagram Metode RPW (Ranked Position Weight)

b. Waktu Siklus (Cycle Time)

Waktu siklus adalah jarak waktu antara proses pertama ke proses berikutnya dalam pembuatan suatu produk. Nilai ini didapatkan dari waktu terbesar pada proses yang ada. Waktu siklus pada studi kasus ini adalah 30 detik. CT = 30 (Waktu Operasi Terbesar)

c. Matrik Bobot Posisi

Matrik bobot posisi terdiri dari operasi pendahulu dan operasi lanjutan. Berikut adalah tabel yang telah dibuat. Berdasarkan diagram pandahulu di atas, maka dapat dibuat matriks posisi seperti berikut ini.

(51)

Tabel 4.9 Matrik Metode RPW (Ranked Position Weight)

Operasi Operasi Lanjutan

Total Pendahulu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 - 1 1 0 0 1 1 1 1 1 120 2 0 - 1 0 0 1 1 1 1 1 100 3 0 0 - 0 0 1 1 1 1 1 85 4 0 0 0 - 1 1 1 1 1 1 110 5 0 0 0 0 - 1 1 1 1 1 85 6 0 0 0 0 0 - 1 1 1 1 75 7 0 0 0 0 0 0 - 1 1 1 65 8 0 0 0 0 0 0 0 - 1 1 55 9 0 0 0 0 0 0 0 0 - 1 25 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 15

Nilai 1 dikonversikan ke dalam waktu operasi dari data studi kasus di atas sedangkan nilai 0 diabaikan.

Pembobotan: 1. 20+15+10+10+10+30+10+15=120 2. 15+10+10+10+30+10+15 = 100 3. 10+10+10+30+10+15 = 85 4. 25+10+10+10+30+10+15=110 5. 10+10+10+30+10+15=85 6. 10+10+30+10+15=75 7. 10+30+10+15=65 8. 30+10+15=55 9. 10+15=25 10. 15

(52)

d. Tabel Before dan After

Operasi Before adalah sebuah tabel operasi tanpa memperhatikan urutan. Sedangkan Operasi After adalah sebuah tabel operasi dimana operasinya diurutkan dari waktu terbesar sampai dengan waktu operasi terkecil.

Tabel 4.10 Before Tabel 4.11 After

e. Banyaknya Stasiun Kerja

Stasiun kerja terdiri dari beberapa proses. Berikut adalah perhitungan untuk mencari banyaknya stasiun kerja. Banyaknya stasiun kerja diperoleh dari jumlah operasi dibagi dengan waktu siklus. Seperti pada rumus dibawah ini.

WS = s Waktusiklu si WaktuOpera = 30 155 = 5,16 ≈ 6

Hasil perhitungan di atas menunjukkan banyaknya stasiun kerja. Jumlah work station untuk metode RPW (Ranked Position Weight) adalah 6 stasiun kerja. Operasi Bobot Posisi Operasi Pendahulu 1 120 - 2 100 1 3 85 2 4 110 - 5 85 4 6 75 5,3 7 65 6 8 55 7 9 25 8 10 15 9 Operasi Bobot Posisi Operasi Pendahulu 1 120 - 4 110 - 2 100 1 3 85 4 5 85 2 6 75 5,3 7 65 6 8 55 7 9 25 8 10 15 9

(53)

f. Pengelompokan Masing-Masing Kelompok Kerja

Setelah diketahui diagram pendahulu dan waktu siklus maka dilakukan pengelompokan stasiun kerja. Terdapat 6 work station dengan menggunakan metode Ranked Positional Weight (RPW). Pengelompokan ini diatur berdasarkan urutan operasi dalam setiap work station.

Tabel 4.12 Pengelompokan Kelompok Kerja

WS Operasi Total Waktu dalam Stasiun

Kerja Cycle Time

1 1 20 30 2 4 25 30 3 2,5 15+10=25 30 4 3,6,7 10+10+10=30 30 5 8 30 30 6 9,10 10+15=25 30

Berikut adalah diagram yang telah dikelompokkan dengan menggunakan metode Killbridge. Operasi 1 bekerja dalam stasiun kerja 1, operasi 4 bekerja dalam stasiun kerja 2. Operasi 2 dan 5 bekerja dalam stasiun kerja 3, operasi 3,6 dan 7 bekerja dalam stasiun kerja 4. Operasi 8 bekerja dalam stasiun kerja 5 dan operasi 9 dan 10 bekerja dalam stasiun kerja 6.

(54)

g. Efisiensi Work Station

Efisiensi stasiun kerja adalah waktu efektif kerja pada setiap work station. Persen efisiensi stasiun kerja didapatkan dari pembagian waktu operasi dengan waktu siklus dikalikan dengan 100 persen. Berdasarkan pengelompokan kerja dari setiap stasiun, maka untuk mencari efisiensi dari setiap work station digunaka rumus sebagai berikut.

%effisiensi WS = 100% s WaktuSiklu si WaktuOpera = 100% 42 35  = 83,33%

Tabel 4.13 Efisiensi Work Station Metode RPW

WS Operasi Total Waktu dalam Stasiun Kerja Cycle Time %Efisiensi Work Station 1 1 20 30 66,67 2 4 25 30 83,33 3 2,5 25 30 83,33 4 3,6,7 30 30 100 5 8 30 30 100 6 9,10 25 30 83,33

Work station 1 memiliki nilai persen efisiensi stasiun kerja sebesar 66,67%. Sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan cukup efisien karena hanya menganggur sebanyak 33,33%.

h. Efisiensi dan idle Lintasan

Efisiensi lintasan adlah waktu efektif kerja pada lintasan kerja. Mendapatkan nilai efisiensi lintasan maka bisa didapatkan persen menganggurnya dengan melakukan pengurangan antara 100 persen dengan persen efisiensi lintasan.

(55)

% Efisiensi Lintasan = Pr 100% 

WS CT t osesPerUni Waktu = 100% 6 30 155  x = 86,11 % % Idle = 13,89 %

Nilai persen efisiensi lintasan sebesar 86,11%. Sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan efisien karena hanya menganggur sebanyak 13,89%.

4.4.3 Perhitungan Software

Buka WinQSB kemudian klik Facility Location and Layout. Klik file – New Problem. Maka akan mucul Problem Specification. Klik problem type Line Balancing, masukkan judul masalahnya dan masukkan banyaknya operasi yaitu 10 dengan hitungan waktu dalam detik. Klik OK.

Gambar 4.43 Problem Specification

Tampilan akan muncul line balancing task information. Masukkan semua data yang ingin di olah.

(56)

Gambar 4.44 Task Information

Klik Solve and Analyze – Solve The Problem. Maka akan muncul Line Balancing Solution dengan metode pemecahan dengan Heuristic Procedure, primary heuristic yang digunakan Ranked Positional Weight Method dengan tie breaker random (acak). Klik OK.

Gambar 4.45 Line Balancing Solution

Tampilan akan langsung muncul line balancing solution. Di sini bisa dilihat banyaknya stasiun kerja, banyaknya operator, tugasnya, nama tugasnya, waktu tugasnya, waktu yang tidak digunakan dan persen menganggur.

(57)

Gambar 4.46 Hasil Line Balancing Solution

Hasil dari line balancing solution yaitu mengetahui total keseluruhan jumlah bnyaknya work station pada data perakitan produk kipas angin, selanjutnya klik Results - Show Line Summary, tampilan akan muncul kesimpulan dari line yang di olah.

Gambar 4.47 Line Balancing Summary

Klik Results – Show Line Layout in Graph. Tampilan akan mucul pembagian stasiun kerja dalam lintasan.

(58)

4.3.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual dan software, maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

4.3.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel, gambar dan rumus diolah dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua metode yaitu metode killbridge dan metode bobot posisi (Ranked Position Weight). Di bawah ini adalah analisis perhitungan manualnya sebagai berikut.

1. Metode Killbridge

Metode Killbridge digunakan hanya di hitung dengan menggunakan perhitungan manual. Pada langkah pertama yaitu menentukan predence diagram, dimana diagram ini untuk menggambarkan hubungan atau saling keterkaitan antara satu operasi dengan operasi lainnya. Dihasikan waktu siklus sebesar 42 detik yang didapat dari waktu produksi selama 7 jam dibagi jumlah produksi 600 unit, dengan banyaknya stasiun kerja menggunakan rumus yang ada terdiri dari 4 stasiun kerja. Kemudian dilakukan pengelompokan stasiun kerja yang ternyata terdiri dari 5 stasiun kerja karena kalau menggunakan rumus tidak melihat dari susunan operasi dan waktunya. Persen efisiensi stasiun kerja berbeda-beda pada setiap stasiun kerja. Stasiun kerja yang paling sedikit waktu menganggurnya adalah stasiun kerja 4. Persen efisiensi lintasan sebesar 92,26% yang berarti lintasan ini sangat efisien dan 7,74% sedikit menganggur.

Gambar

Gambar 4.8 Solve and Analyze, Solve Critical Path Using Normal Time
Gambar 4.16 Crashing Analysis
Gambar 4.17 Activity Criticality Analysis Cost
Gambar 4.20 Data Pengamatan PERT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk menanamkan perilaku sopan santun melalui penerapan metode bercerita pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak- Kanak

organisasi pembelajaran dan kapasiti kepimpinan guru di sekolah berprestasi tinggi di Malaysia. Persoalan yang timbul adalah sejauh manakah guru-guru SBT komited dalam

Proses dan sistem manajemen risiko bisa diterapkan secara berbeda‐beda di antara organisasi di  seluruh  dunia,  sesuai  dengan  tingkat  kematangan  (maturity 

Hal ini terbukti ketika peneliti bertanya tentang pengetahuan terkait mual muntah pada ibu hamil, mereka menjawab dengan ragu-ragu dan mengatakan bahwa kurang mendapat

Sedangkan zat adiktif buatan atau sintesis adalah zat tambahan makanan yang diperoleh melalui sintesis (pembuatan), baik di laboratorium maupun

Gambar 10 menunjukkan grafik kuesioner yang menyatakan bahwa aplikasi mudah untuk digunakan, gambar 11 menunjukkan grafik kuesioner yang menyatakan bahwa tampilan

Dinamika perubahan otoritas keagamaan utamanya pada kasus Ustaz Abdul Somad (UAS) setidaknya dipengaruhi oleh beberapa aspek di antaranya: Pertama , sifat Youtube yang

Pada anak autis, konflik yang dihadapi saat remaja lebih pelik lagi.. karena anak autis biasanya seorang yang penyendiri dan