• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan

Volume 4, Nomor 1, Mei 2020, pp. 48 – 55 p-ISSN: 2579-499X, e-ISSN: 2579-5007

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/index

Hak Cipta © Penulis. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Attribution- BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC BY-SA 4.0), yang mengizinkan untuk berbagi dan adaptasi tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya aslinya dikutip dengan benar.

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Siti Rochmiyati 1* dan Die Bhakti Wardoyo Putro 2

1,2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta *Corresponding author: atik28_28@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to describe the application of Tri-N in Indonesian Literature textbooks for SMP VII Class Curriculum 2013 in an effort to improve writing and speaking skills. This research is a descriptive qualitative research with a scientific approach. The results of class VIII research show that the application of the niteni, nirokke, and add processes to each process in literary texts as an effort to improve students' writing and speaking skills so as to improve more creative and productive cognition. The application of niteni in an effort to improve writing skills is found in words or clauses, such as note down the rules, while speaking skills, such as present and explain. The application of nirokke in writing skills, such as note-taking and serving, while speaking skills, such as staging and reciting. The application of increment in writing skills, such as making sentences and making reports, while speaking skills, such as speaking and reporting.

Keywords: 2013 curriculum textbook, Tri-N, writing and speaking

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan Tri-N dalam buku teks sastra buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan saintifik. Hasil penelitian kelas VIII menunjukkan bahwa penerapan proses niteni, nirokke, dan nambahi pada setiap proses dalam teks sastra sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara peserta didik sehingga mampu meningkatkan kognisi yang lebih kreatif dan produktif. Penerapan niteni dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis terdapat pada kata atau klausa, seperti catatlah kaidah-kaidah, sedangkan keterampilan berbicara, seperti presentasikanlah dan jelaskan. Penerapan nirokke dalam keterampilan menulis, seperti catatlah dan sajikan, sedangkan keterampilan berbicara, sepertipentaskanlah dan lafalkanlah. Penerapan nambahi dalam keterampilan menulis, seperti buatlah kalimat dan buatlah laporan, sedangkan keterampilan berbicara, seperti kemukakan dan laporkan.

Kata Kunci: Buku Teks Kurikulum 2013, Tri-N, Menulis, Berbicara

Pendahuluan

Buku teks Bahasa Indonesia kurikulum 2013 merupakan salah satu buku penunjang dalam proses pembelajaran di sekolah yang terdiri dari buku siswa dan buku guru. Pengembangan kurikulum yang dibuat pun diarahkan kepada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dengan kata lain, buku teks yang ada akan dapat menentukan tingkat keberhasilan sebuah pembelajaran yang dilaksanakan pada lingkungan pendidikan. Untuk mencapai SKL yang

(2)

49 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

sudah dirumuskan, materi dalam buku teks Bahasa Indonesia di SMP kurikulum 2013 dibuat berdasarkan atas tida aspek, yaitu genre-based, genre paedagogy, dan CLIL (content language integrated learning) yang didalamnya mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan adanya tiga aspek di atas maka menuntut peserta didik untuk berfikir lebih kritis, terfokus, dan terarah sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik.

Selain berbasis genre, kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara merupakan suatu pendekatan yang dianggap sebagai pendekatan baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenan pendekatan pembelajaran yang dikenal secara umum ialah pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) (Prihatni, 2014).

Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus memiliki tujuan pengajaran yang jelas. Tujuan ini ialah membangun peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal, cerdas dan berketerampilan, serta jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta menjadi manusia pada umumnya. Pada praktiknya, sistem pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi yang perlu dikembangkan oleh peserta didik, bukan pada minat dan kemampuan yang dimiliki oleh pendidik(Prihatni, 2014; E. P. Rahayu & Sugito, 2018; Wijayanti, 2018). Ajaran yang berorientasi pada peserta didik dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara, yaitu proses Niteni, Nirokke, Nambahi.

Niteni berasal dari kata “titen” merupakan suatu proses yang dilakukan peserta didik untuk menandai dengan pemperhatikan secara cermat dengan menggunakan seluruh panca indra yang dimiliki, menggali informasi (sifat, ciri, prosedur, dan kebenaran), dan mampu menalar dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dari hasil galian. Nirokke adalah proses yang dilakukan peserta didik untuk menirukan apa yang diajarkan melalui model/contoh/teladan dari guru/sumber belajar dengan melibatkan pikiran, penginderaan, perasaan/nurani, spiritual secara integral, dan harmonis.Sedangkan Nambahi adalah proses yang dilakukan peserta didik untuk menambah apa yang telah dipelajarinya dalam mengembangkan kreativitas dan gagasannya melalui kegiatan mendisain, mencipta, dan mengimprovisasi dalam rangka memberi warna baru pad amodel yang ditiru (Budiati et al., 2018; Rochmiyati & Putro, 2019; sibyan, 2019; Suroso, 2011)

Materi-materi yang disajikan dalam buku teks siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 terdiri dari berbagai jenis teks. Dengan kata lain, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis teks. Pada jenjang SMP kelas VIII siswa akan mempelajari teks berita, iklan, slogan, dan poster, teks eksposisi, teks puisi, teks eksplanasi, teks ulasan, teks persuasif, teks drama, buku fiksi dan non fiksi. Dalam penelitian ini, selain penerapan proses Tri-N, buku teks Bahasa Indonesia dikembangkan juga untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, diantaranya berupa keterampilan menulis dan berbicara yang terdapat dalam teks sastra.

Menurut(Azmussya’ni & Wangid, 2014; Mardiyah, 2016; Suparno, 2006), menulis merupakan kegiatan komunikasi yang terarah dan sadar berupa penyampaian pesan (ide, gagasan, pikiran, perasaan, atau pengalaman) secara tertulis yang diorganisasikan secara sistematis dengan menggunakan kalimat yang logis kepada pihak lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008b). Dikatakan produktif dikarenakan kegiatan menulis merupakan kegiatanyang bersifat menghasilkan suatu karya berupa tulisan, sedangkan bersifat ekspresif merupakann ungkapan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Kegiatan menulis akan melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

Keterampilan berbahasa yang kedua yaitu berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan aktivitas menuturkan sesuatu yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Ningsih, 2014; Tarigan, 2008a).

(3)

50 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

Proses berbicara bisa menirukan apa yang disampaikan oleh guru/instruktur. Akan tetapi, proses berbicara juga bertujuan untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan.

Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia supaya mempunyai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Permendikbud Republik Indonesia, 2013). Pada Kurikulum 2013, terdapat empat kompetensi siswa meliputi sikap spititual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Rochmiyati & Putro, 2019) meneliti penerapan proses Tri-N kberbasis genre, yaitu deskripsi, eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan narasi. Penelitian yang dilakukan oleh (S. Rahayu & Rochmiyati, 2019) meneliti proses Tri-N pada buku teks Bahasa Indonesia lelas VIII dan (Damayanti & Rochmiyati, 2019) meneliti tentang penerapan proses Tri-N buku teks Bahasa Indonesia kelas IX. Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sama-sama meneliti proses peneran Tri-N dengan pendekatan saintifik. Yang menjadi pembeda adalah penelitian sebelumnya meneliti semua proses Tri-N dan jenis teks, sedangkan dalam penelitian ini memfokuskan pada teks sastra dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis dan membaca.

Penelitian lain terkaid Tri-N (niteni, nirokke, dan nambahi) dilakukan oleh (Alivi, 2017; Marwah et al., 2018; Nisa & Prasetyo, 2019; Pratomo, 2020; E. P. Rahayu & Sugito, 2018; Suroso, 2011; Towaf, 2017) yang mengulas mengenai penerapan proses Tri-N masih relevan diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan proses Tri-N (niteni, nirokke, dan nambahi) pada teks sastra buku Bahasa Indonesia SMP kelas VIII Kurikulum 2013 dalam meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Teks sastra yang mewakili dalam penelitian ini adalah puisi, teks ulasan, dan teks drama.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik ini berkaitan dengan metode yang menekankan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atas daerah tertentu. Sementara itu, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan pada kualitas dan keterkaitan antarkegiatan (Suryabrata, 2015).

Data penelitian ini yaitu berupa kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana yang memuat kata kerja operasional yang terdapat pada buku teks siswa bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013. Dalam penelitian ini, sumber data akandiperoleh dari hasil pengumpulan data penelitian Siti Rahayu dari buku teks Bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013. Instrumen dalam penelitian ini merupakan peneliti yang sudah dibekali oleh seperangkat teori dan kartu data yang memuat telaah kata kerja operasional pada buku teks. Instrumen yang sudah terkumpul kemudian divalidasi oleh pakar atau

expert judgment yang dilakukan oleh ahli pengajaran bahasa. Instrumen tersebut berupa kartu data

berupa instrumen penilaian dan definisi operasional,serta hasil telaah isi buku teks.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukakan beberapa cara yaitu (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan (4) teknik triangulasi/ gabungan (Sugiyono, 2015). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data dokumentasi dalam buku teks siswa Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Kurikulum 2013. Model analisis yang digunakan, yaitu model analisis interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisis Miles dan Huberman pada dasarnya terdiri atas tiga komponen, yaitu reduksi, sajian data, dan verifikasi serta simpulan.

(4)

51 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan proses Tri-N (niteni, nirokke, nambahi) pada teks sastra buku siswa Bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VIII

kurikulum 2013 dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Adapun hasil dan

pembahasannya sebagai berikut.

Penelitian (S. Rahayu & Rochmiyati, 2019) meneliti proses Tri-N pada buku teks Bahasa Indonesia lelas VIII dan (Damayanti & Rochmiyati, 2019) meneliti tentang penerapan proses Tri-N buku teks Bahasa Indonesia kelas IX. Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sama-sama meneliti proses peneran Tri-N dengan pendekatan saintifik. Yang menjadi pembeda adalah penelitian sebelumnya meneliti semua jenis teks, sedangkan dalam penelitian ini memfokuskan pada teks sastra dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis dan membaca.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan saintifik dalam penerapan proses Tri-N pada teks sastra buku siswa Bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VIII kurikulum 2013 dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Pendekatan ini senada dengan (Towaf, 2017) bahwa penerapan scientific approach pada K13 istilah-istilah yang memuat ajara Ki Hadjar Dewantara tanpa menyebutkan secara implisit sebagai bagian pendekatan ilmiah.

Teks sastra adalah teks yang berupa ungkapan pribadi seseorang mengenai pengalaman, pikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan menggunakan alat berupa bahasa (Sumardjo & Saini, 1997). Pendapat lain dikemukaan oleh (Eagleton, 2010), teks sastra adalah salah satu karya tulis yang mengandung unsur keindahan (belle

letters) yang dituangkan dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,

dipanjangpendekkan, dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau dengan cara pengubahan estetis lainnya melalui media bahasa.

Teks yang diambil sebagai contoh dalam artikel ini adalah teks sastra berupa teks drama dan puisi. Jika (S. Rahayu & Rochmiyati, 2019) mengklasifikasikan proses niteni menjadi 7 proses, nirokke 5 proses, dan nambahi 3 proses, maka dalam penelitian ini, proses niteni, nirokke, dan nambahi pada teks sastra menekankan pada proses upaya meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara.

Berikut proses niteni dalam meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara pada teks sastra buku Bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013.

1. Meningkatkan Keterampilan Menulis pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia a. Perhatikanlah teks berikut! (Halaman 200)

“Ketika Pangeran Mencari Istri”

b. 1) Cermatilah kaidah atau fitur-fitur kebahasaan yang ada pada salah satu teks dramapada pelajaran sebelumnya. (Halaman 220)

2) Bersama empat orang teman, catatlah kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai teks drama tersebut!

Kutipan a) dan b) peserta didik dituntut untuk mengamati menggunakan indra penglihatan. Kutipan a) peserta didik dituntut untuk memerhatikan sebuah teks yang berjudul “Ketika Pangeran Mencari Istri”, sedangkan kutiapan b) peserta didik dituntut untuk Cermatilah kaidah atau fitur-fitur kebahasaan yang ada pada salah satu teks drama pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya, peserta didik ditunut untuk mencatat kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai teks drama di atas. Pada proses niteni dengan menggunakan indra penglihatan, peserta didik dilatih untuk meningkatkan keterampilan menulis dalam hal kaidah-kaidah kebahasaan. Dengan demikian, peserta didik mampu memahami kaidah kebahasaan pada teks sastra, sehingga kelak peserta didik mampu menulis teks drama berdasarkan kaidah kebahasaan sebagai penanda teks sastra.

c. Manakah pernyataan-pernyataan di bawah ini yang mengandung masalah? Diskusikan dengan teman-temanmu!

Pilihlah salah satu masalah di bawah ini. Secara berkelompok, temukanlah solusi dari masalah tersebut dengan menggunakan berbagai sumber (referensi)! (Halaman 265)

(5)

52 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

Kutipan c merupakan perintah yang menuntut peserta didik menalar dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan hasil galian pada kutipan buku fiksi. Peserta didik diminta menemukan solusi dari sebuah masalah yang terdapat di dalam teks dengan menggunakan referensi atau sumber yang telah ditentukan dari pelajaran sebelumnya. Selain itu, peserta didik dituntut untuk lebih peka terhadap suatu masalah dan mampu mencari solusi baik dalam sebuah cerita fiksi maupun kehidupan nyata.

2. Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia

d. 1) Baca kembali puisi berjudul “Hujan Bulan Juni”.Kemudian, Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! (Halaman 93-94)

2) Secara berkelompok, jelaskanlah isi atau maksud puisi“Hujan Bulan Juni” secara lebih rinci. Presentasikanlah pendapat kelompokmu itu di depan teman-temanmu untuk mereka tanggapi.

e. 1) Simaklah puisi berikut. Temanmu akan membacakannya! 2) Bentuklah kelompok, lalu berdiskusilah!

Majas apa saja yang ada dalam puisi “ Serenda Hijau”? Bagaimana irama yang tergambar di dalamnnya?

Tunjukkanlah kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi “Serenda Hijau” didalamnya. Jelaskan pula makna dari setiap kata itu. (Halaman 100-101)

Kutipan d dan e merupakan kutipan perintah yang menuntut peserta didik untuk menjawab suatu pertanyaan dengan menalar dan menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan hasil galian. Dengan kata lain, peserta didik diajarkan untuk mampu menyampaikan pikirannya atau menalar secara cermat dan mandiri. Hal ini senada dengan (Ningsih, 2014). Kutipan d peserta didik diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam buku teks. Sebelum menjawab berbagai pertanyaan, peserta didik telah membaca kembali puisi yang berjudul “Hujan Bulan Juni”. Dengan hal ini, peserta didik dapat dengan mudah untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ada. Selanjutnya, peserta didik minta untuk mempresentasikan hasil yang ditemukan oleh tiap kelompok. Dalam hal ini, peserta didik dilatih untuk mampu berbicara dengan runtut dan sistematis. Kutipan e menuntut peserta didik untuk menunjukkan kata-kata yang bermakana konotasi yang ada di dalam sebuah puisi berjudul “Serenda Hijau”. Setelah menunjukkan kata-kata yang bermakna konotasi peserta didik juga harus menentukan makna dari setiap kata yang ditentukan. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk lebih teliti dalam menemukan kata konotasi dan mampu menjelaskan maknanya.

Berikut proses nirokke dalam meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara pada teks sastra buku Bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013.

1. Meningkatkan Keterampilan Menulis pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia f. Kegiatan 4.2

1) Berdiskusilah, cermati pula pengimajinasian yang ada dalam puisi itu. Catatlah kata-katanya ke dalam format berikut; kemudian, simpulkan efek yang ditimbulkannya. (Halaman 100-101)

2) Laporkanlah hasil diskusimu dalam forum diskusi kelas untuk mendapatkan tanggapan dari teman-temanmu.

Kutipan f merupakan perintah yang menuntut peserta didik menirukan dengan menulis puisi. Kutipan tersebut menuntut peserta didik supaya mencatat kata-kata yang mengandung imajinasi. Kata-kata yang berimajinasi diperoleh melalui diskusi bersama kelompok dan Kata-kata-Kata-kata tersebut agar dimasukan kedalam format yang sudah ditentukan. Dengan kata lain, melalui keterampilan menulis ini secara tidak langsung peserta didik dituntut untuk belajar menentukan dan berimajinasi. Hal ini merupakan latihan awal yang mampu menstimulus peserta didik karena menulis bukan sesuatu yang dikuasa secara otomatis. Seperti yang dikemukakan oleh (Tarigan, 2008b) bahwa “keterampilan

(6)

53 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

menulis menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.”

g. 1) Berdasarkan cara pengungkapannya, termasuk ke dalam jenis apakah puisi-puisi di bawah ini?

2) Sajikan pendapat-pendapatmu itu ke dalam format laporan seperti berikut. Buatlah laporan di atas kertas manila, postit, dan kertas sejenis lainnya. Kerjakanlah bersama kelompokmu. (Halaman 108-109)

Kutipan g merupakan perintah yang menuntut peserta didik untuk menyajikan pendapat-pendapatnya masing-masing untuk dimasukan ke dalam format yang disediakan. Kutipan tersebut melatih keterampilan menulis peserta didik dalam mengklasifikasikan berbagai jenis puisi.

2. Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia

h. Pentaskanlah drama itu bersama teman-temanmu. Sebelumnya, diskusikantema, watak para tokoh, serta setting yang perlu digunakan dalam pementasannya. Tentukanlah sutradara beserta orang-orang yang akan memerankannya. (Halaman 210-212)

i. 1) Perankanlah naskah drama yang telah kamu buat bersama kelompokmu! (Halaman 159) 2) Mintalah teman-temanmu yang lain untuk menilainya dengan menggunakan kartu

penilaian seperti berikut.

Kutipan h dan i merupakan perintah yang mengharuskan peserta didik untuk mendemonstrasikan atau mempraktikan naskah drama. Kutipan h menuntut peserta didik untuk mementaskan drama bersama dengan teman-temannya dengan terlebih dahulu menentukan tema, watak para tokoh, serta setting yang akan digunakan dalam pementasan. Sedangkan, kutipan i menuntut peserta didik untuk memerankan naskah drama yang telah dibuat oleh peserta didik bersama kelompoknya. Dengan demikian, peserta didik dalam proses pembelajaran dilatih untuk berbicara sesuai dengan peran masing-masing dengan apik dan kreatif. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh (Nisa & Prasetyo, 2019) bahwa penanaman aspek kreatif merupakan salah satu aspek dalam proses pembelajaran yang perlu diperhatikan.

j. Kegiatan 4.7

1) Lafalkanlah pasangan-pasangan kata di bawah ini dengan jelas! (Halaman 119-121) a) pasir – pasar

b) pina – pinak c) jamrut – jamrud d) menggema – mengena

2) Bacakan larik-larik puisi berikut dengan benar!

Kutipan j merupakan perintah yang menuntut peserta didik untuk melafalkan atau melalui suara. Kutipan tersebut menuntut peserta didik untuk melafalkan secara jelas pasangan-pasangan kata yang terdapat di dalam buku siswa. Dengan kata lain, seperta didik dituntut untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan pelafalan yang jelas dan tepat.

Berikut proses nambahi dalam meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara pada teks sastra buku Bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013.

1. Meningkatkan Keterampilan Menulis pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia k. Kegiatan 9.6

1) Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan-ungkapan berikut! (Halaman 246-247) 2) Secara berkelompok, carilah contoh ungkapan lain dalam sebuah fiksi (novel). Jelaskan

makna dari ungkapan-ungkapan tersebut!

Kutipan k merupakan perintah yang mengharuskan peserta didik untuk menciptakan atau membuat sebuah tulisan. Kutipan k menuntut peserta didik untuk membuat kalimat dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam buku siswa. Pada kutipan di atas bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik dengan cara pengembangkan kutipan mejadi kalimat. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan kreativitas yang dimiliki. Hal ini senada dengan (Nisa & Prasetyo, 2019).

(7)

54 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

l. Kegiatan 4.4

1) Berdasarkan cara pengungkapannya, termasuk ke dalam jenis apakah puisi-puisi di bawah ini? 2) Sajikan pendapat-pendapatmu itu ke dalam format laporan seperti berikut. Buatlah laporan di atas kertas manila, postit, dan kertas sejenis lainnya. Kerjakanlah bersama kelompokmu. (Halaman 108-109)

3) Pajang atau tempelkanlah laporan kelompokmu itu di papan tulis atau di dinding kelas dengan perekat yang tidak mengotorinya.

Kutipan l merupakan perintah yang mengharuskan peserta didik bersama kelompok untuk menciptakan atau membuat sebuah karya berupa tulisan. Kutipan l menuntut peserta didik bersama kelompok untuk membuat sebuah laporan yang ditulis pada kertas manila, postit, dan kertas sejenis lainnya. Kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan menulis dengan prosedur dan rencana yang tepat sehingga menghasilkan laporan dengan jelas dan fungsional. Hal ini senada dengan (Azmussya’ni & Wangid, 2014) bahwa menulis perlu perencanaan dan penuangan ide (aspek kebahasaan) dengan tepat dan fungsional.

2. Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Teks Sastra Buku Bahasa Indonesia

m. 1) Termasuk bagian dari jenis teks apakah cuplikan di bawah ini: fiksi atau nonfiksi?

Kemukakanlah alasan-alasannya! Diskusikan masalah-masalah itu secara berekelompok! (Halaman 235)

2) Tulislah dua buah kutipan yang masing-masing bersumber dari buku fiksi dan nonfiksi. Jelaskan pula alasan kefiksian ataupun kenonfiksian dari kutipan-kutipan tersebut!

n. 1) Bacalah cerpen di bawah ini dengan baik!

2) Catatlah hal-hal menarik dari cerpen di bawah ini, yakniberkenaan dengan unsur-unsur di bawah ini. Kerjakan bersama kelompokmu!

3) Secara bergiliran, laporkanlah hasilnya di depan kelompok lainnya untuk mereka nilai dengan menggunakan rubrik seperti berikut! (Halaman 250-251)

Kutipan m dan n merupakan perintah yang mengharuskan peserta didik untuk mengimprovisasi melalui keterampilan berbicara. Kutipan m menuntut peserta didik untuk mengemukakan alasan-alasan peseta didik setelah menentukan cuplikan yang terdapat dalam buku siswa. Sedangkan, kutipan n menuntut peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelompok lainnya untuk mendapatkan nilai dari peserta didik lainnya. Dengan demikian, kutipan m dan n mampu melatih keterampilan berbicara peserta didik dalam mengemukakan pendapat dengan logis dan disertai dengan fakta, serta melaporkannya dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan proses

Tri-N(niteni, nirokke, dan nambahi)pada teks sastra dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 dapat

meningkatkan keterampilan menulis dan berbicara. Pada setiap proses Tri-N, peserta didik dituntut untuk mampu memulis dengan sistematis, jelas, dan kreatif. Dalam keterampilan berbicara, peserta didik dituntut untuk berbicara dengan jelas, berdasarkan artikulasi yang tepat, jujur, dan penuh tanggung jawab. Penerapan niteni dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis terdapat pada kata atau klausa, seperti

catatlah kaidah-kaidah, sedangkan keterampilan berbicara, seperti presentasikanlah dan jelaskan. Penerapan

nirokke dalam keterampilan menulis, seperti catatlah dan sajikan, sedangkan keterampilan berbicara,

sepertipentaskanlah dan lafalkanlah. Penerapan nambahi dalam keterampilan menulis, seperti buatlah kalimat dan buatlah laporan, sedangkan keterampilan berbicara, seperti kemukakan dan laporkan.

Referensi

Alivi, F. J. (2017). Pengaruh Model Tri-N (Niteni, Nirokke dan Nambahi) Ajaran Ki Hajar Dewantara Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik. 184.

(8)

55 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1), Tahun 2020, 48 - 55

Penerapan Tri-N Pada Buku Siswa Bahasa Indonesia VIII Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siti Rochmiyati dan Die Bhakti Wardoyo Putro

Azmussya’ni, A., & Wangid, M. N. (2014). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN 3 SAKRA. Jurnal Prima Edukasia, 2(1), 1. https://doi.org/10.21831/jpe.v2i1.2640

Budiati, N., Purnami, A. S., & Agustito, D. (2018). PENERAPAN KONSEP 3N (NITENI, NIROKKE, NAMBAHI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. 5.

Damayanti, S., & Rochmiyati, S. (2019). TELAAH PENERAPAN TRI-N (NITENI, NIROKKE, NAMBAHI) PADA BUKU BAHASA INDONESIA KELAS IX SMP. 4(2), 10.

Eagleton, T. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Mardiyah. (2016). KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN STRUKTUR PARAGRAF (Studi pada Mahasiswa Jurusan Matematika Semester Genap Angkatan Tahun 2015 Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung). TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Da Pembelajaran Dasar, 3 nomor 2.

Marwah, S. S., Syafe’i, M., & Sumarna, E. (2018). RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT KI

HADJAR DEWANTARA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM. TARBAWY  : Indonesian Journal of

Islamic Education, 5(1), 14. https://doi.org/10.17509/t.v5i1.13336

Ningsih, S. (2014). Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Bercerita Siswa Kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako, 2(4), 14.

Nisa, A. F., & Prasetyo, Z. K. (2019). TRI N (NITENI, NIROAKE, NAMBAHAKE) DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR. 16.

Permendikbud Republik Indonesia. (2013). Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan. 70.

Pratomo, W. (2020). Implementation of Teaching Ketamansiswaan Tri-N to Instil Noble Characteristics of Students at SDN I Plumbon, Karanganyar District. 5(1), 8.

Prihatni, Y. (2014). Pendekatan Saintifik dalam Ajaran Ki Hadjar Dewantara. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. (Vol. 2 Nomor 1). Hlm. 290-300, 2.

Rahayu, E. P., & Sugito, S. (2018). Implementasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara di taman kanak-kanak. JPPM

(Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 5(1), 19–31.

https://doi.org/10.21831/jppm.v5i1.10704

Rahayu, S., & Rochmiyati, S. (2019). Penerapan Tri-N dalam Buku Teks Siswa Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 2(2), 173–184. https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v2i2.594

Rochmiyati, S., & Putro, D. B. W. (2019). The Application of Tri-N in Genre-Based Indonesian Textbook for Junior High School. 9.

Sibyan, A.L. (2019). IMPLEMENTASI AJARAN KI HADJAR DEWANTARA (NITENI, NIROKKE, NAMBAHI) DALAM LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK. Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), 2(2). https://doi.org/10.31002/nse.v2i2.700

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(n.d.).

Sumardjo, J., & Saini. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suparno. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbua.

Suroso. (2011). Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Belajar dan Pembelajaan. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan.

Suryabrata, S. (2015). Metodologi Penelitian Cetakan ke-26. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Tarigan, H. G. (2008a). Berbicara: Sebagai suatu pendekatan Keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G. (2008b). Menulis: Sebagai suatu pendekatan Keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Towaf, S. M. (2017). PERAN PIPS DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA BANGSA DI SMP TAMAN DEWASA TAMANSISWA. 14.

Wijayanti, D. (2018). CHARACTER EDUCATION DESIGNED BY KI HADJAR DEWANTARA.

EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 10(2), 85.

Referensi

Dokumen terkait

dengan tegas dalam mengajar pembelajaran bahasa Jerman, namun pendidik juga memberikan pertanyaan secara langsung kepada peserta didik yang tidak disiplin,

Untuk itu penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia secara daring yang membangun kecakapan hidup bagi peserta didik berupa

Dalam penelitian ini, memahami isi bacaan dilihat dari bagaimana kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan

Menjawab pertanyaan dari guru sesuai pengetahuan peserta didik tentang bentuk pecahan desimal dan persen atau perseratus dan Menemukali 2 jenis pecahan yang lain, yaitu

 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

Peneliti pun menjawab pertanyaan siswa bahwa kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu yaitu siswa diminta untuk menjawab pertanyaan bacaan dan

Bidayatuna, Vol. 02 Oktober 2020 | 175 diperoleh data peserta didik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 25% peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas dan

Belajar matematika menuntut kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif sehingga dapat membantu peserta didik dalam pengembangan nalar, berpikir logis, sistematik, dan