• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ASPEK KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI ASPEK KELEMBAGAAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

ASPEK KELEMBAGAAN

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil

yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor

penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6.1.

Kerangka Kelembagaan

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting

kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta

Karya.

6.1.1. Kondisi Kelembagaan

6.1.1.1.

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari

Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud

dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah

yang menangani bidang Cipta Karya.

Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya,

informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:

Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur

Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.

Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.

Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan

bidang Cipta Karya saat ini.

Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta

Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota

(2)
(3)

A. Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

dan

Penilitian

Pengembangan

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Penelitian

dan

Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah,

penelitian dan pengembangan.

Bappedalitbang Kabupaten Indragiri Hulu berfungsi sebagai leading sector

pembangunan bidang keciptakaryaan. Ditangani langsung oleh Bidang Fisik

dan Prasarana. Bappeda Kab. Indragiri Hulu menjalankan fungsi

perencanaan,

koordinasi

dan

pengawasan

untuk

program-program

keciptakaryaan.

Gambar 6.2 Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kabupaten

Indragiri Hulu

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor : 3

Tahun : 2010

(4)

B. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum adalah SKPD Teknis yang langsung menangani

urusan keciptakaryaan di bawah bidang Cipta Karya. Terdiri dari 3 seksi ,

yaitu:

1. Seksi Bangunan

2. Seksi Perumahan dan Permukiman;

3. Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan

Gambar 6.3 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Indragiri Hulu

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor : 3

Tahun : 2010

(5)

C. Badan Lingkungan Hidup

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu yang menganangi

terkait Bidang Cipta Karya adalah Bidang Bina Lingkungan, yang berperan

dalam pengelolaan persampahan.

Gambar 6.4. Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Indragiri Hulu

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor : 18

Tahun : 2008

Tentang : Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu

(6)

D. PDAM Tirta Indra

PDAM Tirta Indra didirikan pada tahun 2008 sesuai dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perusahaan

daerah Air Minum Tirta Indra yang berpusat di Rengat.

Ruang lingkup lapangan usaha PDAM Tirta Indra antara lain:

a. Membangun dan memelihara dan menajlankan sistem penyediaan air

minum

b. Mengadakan penjualan air kepada masyarakat dengan sistem

pendistribusian melalui pipanisasi dan mobil tangki secara merata

dan efisien

c. Menyelenggarakan pengaturan dalam proses pendistribusian kepada

konsumen dengan merata dan adil, tertib dan teratur serta tidak

memandang suku, agama dan ras.

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana

merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas

kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah

menciptakan

hubungan

kerja

antar

perangkat

daerah

dengan

menumbuhkembangkan

rasa

kebersamaan

dan

kemitraan

dalam

melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan

produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang

Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan

kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan

wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu

dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di

dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja

lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi

program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program

dan kegiatan antar perangkat daerah.

(7)

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di

dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,

khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah

bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada

setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan

kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk

setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai

dalam melakukan tugasnya.

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK

Unit/Bagian yang menangnani Pembangunan Bidang CK

(1) (2) (3) (4)

1 Bappeda Perencanaan, Koordinator dan

fungsi Pengawasan bidang CK Bidang Fisik dan Prasarana 2 Dinas PU Perencanaan, Pelaksana Bidang

CK Bidang Cipta Karya

3 BLH Fungsi Pengawasan dampak lingkungan dan penyusunan dokumen lingkungan

Bidang Bian Lingkungan dan Penyulihan

4 PDAM Tirta Indra

Sebagai operator (pelaksana)

terkait pelayanan air minum

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah,

bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah

kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

6.1.1.2. Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di

bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara

menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat

faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan

penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan

yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan

(8)

analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi,

tata laksana dan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi

kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi

W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi

S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu

membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru

(strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis

tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada

sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT

Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis

SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan

kelembagaan.

Tabel 6.2 Matrik SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S)

1. Visi dan misi daerah

2. Ketersediaan

dokumen

perencanaan

3. Kemitraan

pemerintah,swasta

dan masyarakat

4. Sumber dana APBD

dan swasta

Kelemahan (W)

1. Jumlah dan kualitas

SDM

2. Keterbatasan dana

dari pemerintah

3. Koordinasi antar

lembaga

4. Keterbatasan jumlah

dan kualitas sarana

dan prasarana

Peluang (O)

1. Pelaksanaan otonomi

daerah

2. Ketersediaan DAK

3. Pertumbuhan

ekonomi

4. Daerah

Perkembangan

aktivitas bisnis

5. Pertumbuhan

penduduk

Strategi S-O:

1. Kemitraan

pemerintah dengan

swasta maupun

dengan masyarakat

dalam pembangunan

bidang CK

2. Perencanaan dan

penilaian

(valuation)pembiayaa

n investasi dari

sumber-sumber

pemerintah, swasta

dan masyarakat

Strategi W-O:

1. Peningkatan

kapasitas

kelembagaan

2. Penguatan lembaga

untuk peningkatan

partisipasi

masyarakat

(9)

Ancaman (T)

1. Peningkatan

pertumbuhan

masalah yang harus

ditangani

2. Kenaikan harga

barang kebutuhan

sarana ciptakarya

3. Pertumbuhan

kebutuhan

pembiayaan

4. Tuntutan publik

terhadap

ketersediaan

infrastruktur cipta

karya

Strategi S-T:

1. Optimalisasi dan

peningkatan

efektivitas

pelaksanaan fungsi

organisasi

2. Peningkatan

kapasitas

kelembagaan dalam

menentukan social

cost and benefit

sharing untuk

pembangunan

infrastruktur bidang

CK

Strategi W-T:

1. Peningkatan Sumber

Daya Manusia, baik

secara kualitas

maupun kuantitas

untuk pengembangan

kemitraan

pemerintah, swasta

dan masyarakat

2. Penguatan UPTD

untuk manajemen

aset dan monitoring &

evaluasi infrastruktur

Cipta Karya

6.1.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 4 Tahun

2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten

Indragiri Hulu tanggal 18 Oktober 2016, maka Struktur Organisasi Perangkat

Daerah di Kabupaten Indragiri Hulu akan mengikuti arahan Perda tersebut

yang akan mulai efektif pada tahun 2017.

Adapun struktur organisasi bidang keciptakaryaan yang terkait ada 4

instansi, yaitu:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Bidang terkait adalah:

- Bidang Fisik dan Saranan Prasarana

o

Subbid Pekerjaan umum dan Tata Ruang

(10)

Gambar 6.5 Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Indragiri Hulu

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Bidang yang terkait adalah:

- Bidang Cipta Karya

o

Seksi Perencanaan Teknis

o

Seksi Air Bersih

o

Seksi Bangunan Gedung

- Bidang Penataaan Ruang

o

Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan

PERLINDUNGAN MASYARAKAT

KOMUNIKASI DAN TENAGA KETENTRAMAN PENGENDALIAN INFORMATIKA KERJA KETERTIBAN DAN

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID PERHUBUNGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPENDUDUKAN, EVALUASI DAN

PERMUKIMAN DAN DAN KOPERASI RAKYAT DAN DATA LINGKUNGAN

HIDUP

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID PERUMAHAN INVESTASI, INDUSTRI, KESEJAHTERAAN PENELITIAN DAN TATA RUANG DAN PERIKANAN APARATUR DAERAH

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID PEKERJAAN UMUM PANGAN, PERTANIAN PEMERINTAHAN DAN PERENCANAAN

PRASARANA KEEJAHTERAAN DAERAH DAN RAKYAT LITBANG KEPALA BADAN

SEKRETARIAT KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU

FISIK DAN SARANA EKONOMI PEMERINTAHAN DAN PERENCANAAN SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN PROGRAM

(11)

- Bidang Kebersihan dan Pertamanan

o

Seksi Kebersihan

o

Seksi Pertamanan

o

Seksi Pengelolaan TPA dan IPLT

Gambar 6.6. Susunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

3. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Bidang yang terkait adalah:

- Bidang Kawasan Permukiman

o

Seksi Infrastruktur Kawasan Strategis

LAINNYA

U P T

JEMBATAN SUNGAI, DANAU DAN SUMBER DAYA AIR

PEMBANGUNAN DAN BANGUNAN GEDUNG PEMBANGUNAN PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN TPA PEMELIHARAAN DAN PEMELIHARAAN JASA KONTRUKSI DAN IPLT

DAERAH IRIGASI

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

JALAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DAERAH RAWA DAN

PEMBANGUNAN AIR BERSIH PEMBANGUNAN, SEKSI TATA PERTAMANAN DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN DAN BANGUNAN DAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

PERENCANAAN PERENCANAAN PERENCANAAN PENYUSUNAN KEBERSIHAN TEKNIS TEKNIS TEKNIS TATA RUANG

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

BINA MARGA CIPTA KARYA SUMBER DAYA AIR PENATAAN KEBERSIHAN DAN RUANG PERTAMANAN SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(12)

o

Seksi Penyelenggaraan PSU Permukiman

Gambar 6.7 Susunan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

4. PDAM Tirta Indra

PDAM Tirta Indra didirikan pada tahun 2008 sesuai dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perusahaan

daerah Air Minum Tirta Indra yang berpusat di Rengat.

SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN PROGRAM DAN KEUANGAN BIDANG BIDANG

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PERUMAHAN KAWASAN RAKYAT PEMUKIMAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN PERMUKIMAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PERUMAHAN KAWASAN STRATEGIS

PERUMAHAN KUALITAS KAWASAN KUMUH PEMBANGUNAN DAN PENATAAN DAN

PENGEMBANGAN PENINGKATAN

RUMAH REHABILITASI PENYELENGGARAAN DAN RELOKASI PSU PERMUKIMAN

SEKSI SEKSI

(13)

Adapun rencana peningkatan kapasitas kelembagaan yang ada di

Bidang CIpta karya seperti yang diuraikan dalam tabel berikut

Tabel 6.3 Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Instansi

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

6.1.

Kerangka Regulasi

Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk regulasi melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda 100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum, sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.

(14)

Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain:

➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

‒ Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

‒ Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.

‒ Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.

‒ Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

‒ Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.

‒ Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan

(15)

pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

‒ UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.

‒ Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

➢ Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

‒ Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.

➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

‒ Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green building).

‒ Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.

‒ Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

‒ Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.

(16)

‒ Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

‒ Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.

‒ Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.

‒ Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 6.4 - Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota Permukiman a. Penetapan sistem

pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional. b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional

Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah Provinsi. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di Daerah kabupaten/kota Bangunan Gedung a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional

b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan

a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi b. Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian IMB

(17)

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota penyelenggaraan bangunan

gedung fungsi khusus

Penyelenggaeaan bangunan gedung untuk kepentigan strategis Daerah provinsi

dan sertifikat laik fungsi bangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Penetapan pengembangan sistem

penataan bangunan dan lingkungan secara nasional b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis nasional

Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi dan penataan bangunan dan lingkungan lintas daerah Penyelenggaraan penataan banguanan dan lingkungan di daerah kabupaten/kota

Air Minum a. Penetapan pengembangan SPAM

secara nasional b. Pengelolaan dan

pengembangan SPAM lintas Daerah

provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah kabupaten/kota Pengelolaan dan pengembangan SPAM di daerah kabupaten/kota

Air Limbah a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan sistem airl limbah domestik regional

Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam daerah

kabupaten/kota

Persampahan a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional b. Pengembangan sistem pengelolaan

persampahan lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam daerah kabupaten/ kota

Drainase a. Penetapan pengembangan sistem drainase secara nasional

b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas daerah provinsi

Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah

(18)

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota kepentingan strategis nasional

Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:

• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);

• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; • PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

• Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;

• Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

• Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; • Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; • Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum.

Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda 100-0-100 di Kabupaten Kampar:

Tabel 6.5 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0-100 Bidang CIpta Karya

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN PENELITIAN UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN 1 Penerbitan Perda ttg Obligasi Daerah sbg *Implementasi UU 23/2014 DPPKAD 2018

(19)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN PENELITIAN UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur 2 Peraturan Bupati/Walikota tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Sebagai landasan dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten/Kota Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 2018 3 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Sebagai landasan dalam Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 2018 4 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga Sebagai landasan dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga di Kabupaten/Kota Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 2018 5 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Sebagai landasan dalam Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga di Kabupaten/Kota Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 2018 6 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Induk Sistem Drainase Kabupaten/Kota Sebagai landasan dalam Pembangunan Sistem Drainase di Kabupaten/Kota Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 2018 7 Peraturan Bupati/Walikota tentang Tenaga Ahli Bangunan Gedung, Izin Mendirikan Bangunan,

Sebagai petunuk teknis dalam pelaksanaan Perda Bangunan Gedung Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

(20)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN PENELITIAN UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN Fungsi dan Pendataan Bangunan Gedung Sumber : Analisa 2016

Gambar

Gambar 6.1. Bagan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
Gambar 6.2 Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan  Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kabupaten
Gambar 6.3 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Indragiri Hulu
Gambar 6.4. Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup  Kabupaten Indragiri Hulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pendukung keputusan (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan

Apabila dilihat dari pola arus permukaan yang didapatkan dari Balitbang KP (2013), pada bulan Agustus pola arus cenderung menuju ke wilayah pesisir Kabu- paten

Tanah yang dimaksud dalam perjanjian ini, berpindah ke dalam pegangan dan penguasaan Pihak Kedua dalam keadaan nyata ( in feitelijke toestand ) pada hari ini, dan

d. pulau atol, dataran abisal, dasar horizon, punggung laut e. shelf, punggung laut, lubuk laut, zona litoral. Jika dalam keadaan cuaca cerah, volume uap air di kota Bogor pada

Dengan adanya soft ware A fter E ffect yang dikeluarkan oleh Adobe dapat memberikan efek – efek khusus pada film yang tidak perlu benar – benar dilakukan

Kandungan logam berat timbal (Pb) pada kerang Polymesoda erosa L yang berada di perairan Tanjung Bunga Makassar dapat berasal dari keberadaan kapal nelayan yang lalu

Selanjutnya untuk analisis rata – rata kondisi angin terhadap suhu permukaan laut dan curah hujan pada bulan November hingga Februari angin zonal di atas wilayah kota Palu