HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN GAYA HIDUP PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI
PUSKESMAS NGAGLIK II SLEMAN, YOGYAKARTA Muryani1, Siti Uswatun Chasanah2, Alfonsa Kaka3
INTISARI
Latar Belakang : Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana dianggap sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih tinggi . Tinjauan saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi mengalami peningkatan yaitu 594 juta di tahun 1975 hingga 1,3 miliar pada tahun 2015. Meningkatnya Hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, antara lain, Kurang olaraga, kebiasaan merokok, Komsumsi Makanan Berlemak dan stress.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 65 responden, dan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling mendapatkan sampel sebanyak 39 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisa chi-square
Hasil : Berdasarkan hasil uji chi-square antara tingkat pengetahuan dan gaya hidup pada penderita hipertensi di peroleh nilai p value 0,003> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan .
Kesimpulan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita hipertensi pada lansia di puskesmas Ngaglik II, Sleman Yogyakarta (p = 0,003> 0,05.Tingkat pengetahuan responden yaitu baik sebanyak 32 (82,1%) responden dan sebagian responden termasuk gaya hidup baik yaitu sebanyak 32 (82,1 %) responden
KNOWLEDGE LEVEL RELATIONSHIP OF HYPERTENSION WITH THE
LIFESTYLE OF HYPERTENSION IN THE ELDERLYIN THE PUSKESMAS
OF NGAGLIK II SLEMAN, YOGYAKARTA Muryani1, Siti Uswatun Chasanah2, Alfonsa Kaka3
Abstract
Background :Hypertension is a condition where it is considered as systolic Blood Pressure 140 mmhg or higher and diastolic Blood Pressure 90 mmhg or higher. Current reviews show that the number of adults with hypertension has increased by 594 million in 1975 to 1.3 billion in 2015. Increased hypertension influenced by unhealthy lifestyles, among others, less olaraga, smoking habit, consumption of fatty foods and stress.
Research objectives: to know the relationship between the level of knowledge about hypertension with the lifestyle of hypertension in the elderly in the health clinic Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
Research Method : This type of research is quantitative research with cross sectionaldesign, The population in this study amounted to 65 respondents, and the sampling in this study used Purposive sampling techniques to get a sample of 39 respondents. Data retrieval using chi-square questionnaire and analysis.
Result : There is a relationship of knowledge level with the lifestyle of hypertension in the elderly in health Puskesmas Ngaglik II, Sleman Yogyakarta (p = 0,003> 0.05. The knowledge level of respondents was both 32 (82.1%) respondents and some respondents included a good lifestyle of 32 (82.1%) of respondents.
1. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg dan diastolik lebih dari 80 mmHg. Tinjauan saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi mengalami peningkatan yaitu 594 juta di tahun 1975 hingga 1,3 miliar pada tahun 2015. Peningkatan hipertensi terjadi sebagaian besar di negara –negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO ,2018 ). Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar (25,8%) menjadi (34,1%) prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia berada di Kalimantan Selatan yaitu sebesar
(44,1%). Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam 10 besar prevalensi hipertensi tertinngi di Indonesia . (Depkes RI,2018 Gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup tidak sehat, akan dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya: makanan, aktifitas fisik, stres, dan merokok. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi gaya hidup dibagi dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Menurut data profil kesehatan DIY 2017 Laporan pemantauan Surveilans Terpadu Penyakit Puskesmas di Yogyakarta tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah hipertensi sebesar 91.562 hipertensi pada laki-laki 30.106 sedangkan pada wanita 61.054. Masalah hipertensi yang terjadi di lima kabupaten yang berada di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut: Kabupaten Kulon Progo sebanyak 402 orang, Kabupaten Bantul tidak dapat melaporkan kejadian hipertensi, kabupaten Gunung Kidul sebanyak 307 orang, Kabupaten Sleman sebanyak 68.672 orang, dan Kabupaten Kota Yogyakarta sebanyak 22.181 orang. Selain itu masalah hipertensi, merupakan masalah kesehatan pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Yogyakarta, data yang diperoleh dari profil dinas kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, hipertensi banyak terjadi dikabupaten Sleman sebanyak 68.672 orang yaitu laki-laki sebanyak 23.000 orang, wanita 45.672 orang Dan untuk data tertinggi Hipertensi dikabupaten Sleman yaitu Puskesmas Pakem 1.250 orang, Puskesmas Sleman 1.109 orang, (Dinkes DIY, 2017 )
UPT Puskesmas Ngaglik II mencatat 65 kasus hipertensi pada 3 bulan terakhir ( September, Oktober, November), pada prolanis hipertensi di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Ngaglik II pada tanggal 26 November 2019 di peroleh data bahwa 65 orang penderita hipertensi pada prolanis hipertensi dan peneliti melakukan wawancara terhadap 5 orang pasien hipertensi dan dari hasil studi pendahuluan didapatkan bahwa dari lima orang pasien hipertensi, 2 orang memliki riwayat hipertensi dan 3 orang tidak memiliki riwayat hipertensi dan tahu tentang hipertensi namun tetap mempunyai kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang nya aktifitas fisik, pola makan minum yang tidak teratur
dan kurang nya kebiasaan istirahat .
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan hipertensi dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di puskesmas Ngaglik II, Sleman Yogyakarta .
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi
dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di UPT Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta
METODE PENELITIAN
Penelitian ini kuantitaif analitik, dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah 65 orang, teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Uji analisis yang digunakan adalah chi square Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
2. HASIL
1. Karakteristik data umum responden Tabel 1
Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan
Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase (%)
Usia Lansia (Tahun) a. 50-60 b. 60-70 c. 70-80 d. 80-100 16 15 7 1 41,0 38,5 17,9 2,6 Total 39 100 Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 18 21 46,2 53,8 Total 39 100 Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Diploma e. Sarjana 9 7 16 2 5 23,1 17,9 41,0 5,1 12,8 Total 30 100 Pekerjaaan a. Petani b. Pedagang 14 5 35,9 12,8
c. IRT d. Guru e. PNS 13 2 5 33,3 5,1 12,8 Total 39 100,0
Sumber: Data Primer diolah 2020
Berdasarkan tabel 1 menyatakan bahwa respoden yang paling banyak adalah berumur 50-60 Tahun sebanyak 16 responden atau (41.0%), Jenis kelamin dalam penelitian ini laki-laki 18 responden atau (46.2%) dan perempuan yaitu 21 responden atau (53.8%). Presentase menurut pendidikan,
sebagian besar responden adalah SMA sebanyak 16 atau (41.0%) dan paling sedikit 2 orang dengan pendidikan Diploma. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah Petani yaitu 14 orang atau (35.9%).
2. Analisis a. Univariat
Tabel 2
Distribusi frekuensi berdasarkan Pengetahuan dan Gaya Hidup Responden
Variabel Kategori Frekuensi Presentase (%)
Pengetahuan a. Baik b. Cukup c. Kurang 32 7 0 82,1 17,9 0 Gaya Hidup a. Baik b. Tidak baik 32 7 82,1 17,9 Total 39 100,0
Sumber: Data Primer diolah 2020
Berdasarkan tabel 2 menyatakan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang baik yaitu 32 orang atau (82,1%), sedangkan
gaya hidup tertinggi yaitu baik sebanyak 32 orang atau (82,1%)
b. Analisis bivariat
Tabel 3
Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di UPT puskesmas Ngaglik II, Sleman
Yogyakarta Tingkat
Pengetahuan
Gaya Hidup p
Value
Baik Tidak Baik Total 0.003
F % F % F %
Baik 29 26.3 3 5.7 32 32.0
Cukup 3 5.7 4 1.3 7 7.0
Total 32 32.0 7 7.0 39 39.0
Sumber :Data Primer di olah 2020
Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di UPT Puskesmas Ngaglik II,SlemanYogyakarta berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa pengetahuan hipertensi pada penderita hipertensi yang tertinggi berada pada ketegori baik yaitu sebanyak 32 orang atau dengan prosentase (82,1%) hasil uji statistik chi square yaitu 0.003 berarti < 0.05 maka Ha diterima
yang berarti ada hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel gaya hidup pada penderita hipertensi.
3. Pembahasan 1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indrapenglihatan, pendengaran,
penciuman, dan perabaan dengan sendiri sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo 2014 ).
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu 32 orang atau (82,1%).. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa responden yang berada di Puskesmas Ngaglik II sebagian besar responden berpendidikan SMA dengan jumlah responden sebanyak 16 responden (41.0,%).Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan responden, diharapkan wawasan yang dimilikinya akan semakin luas sehingga pengetahuan pun juga akan meningkat, termasuk pengetahuan responden mengenai hipertensi.
Pengetahuan responden masuk dalam kategori baik ini dikarenakan lansia mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam lembar kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut meliputi informasi tentang seputar pengertian hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, komplikasi dan cara pencegahannya.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sarah Caroline(2018) yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang telah di lakukan dari 58 responden menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memliki
pengetahuan yang baik dengan jumlah 31 responden (54,4 %). Pengetahuan responden yang baik dapat di peroleh dari berbagai cara ,dapat di peroleh dari diri sendiri yang mendapat
informasi dari orang lain secara visual, audio maupun audio-visual. Selain itu juga pengetahuan dapat di peroleh seseorang melalui pengalaman yang lansia alami.
.
2. Gaya hidup
Gaya hidup sehat adalah
gaya hidup yang
menggambarkan pola prilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya pemeliharaan kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif (Lisnawati, 2011)..
Berdasarkan tabel 4.2 gaya hidup,sebagian besar responden adalah kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (82,1%). Hal ini terjadi karena lansia mengetahui bagaimana cara menjaga gaya hidup yang baik dan sehat. Pada penelitian ini
penderita hipertensi memiliki gaya hidup baik karena dilihat dari kuesioner gaya hidup dimana kegiatan intesitas aktifitas fisik yang sedang dimana yang dilakukan meskipun tidak ada yang sesuai kuesioner seperti jalan pagi dan berkebun, Hal ini kemungkinan karena sebagian besar responden telah berusia lanjut, sehingga sudah tidak mampu melakukan aktifitas fisik yang berat.dan juga untuk kebiasaan merokok banyak lansia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak merokok apalagi yang dominan yang mengisi kuesioner adalah perempuan sedangkan untuk pola makan dimana lansia kebanyakan
mendapat dukungan dari keluarga untuk pola makan yang baik. Gaya hidup tidak sehat, akan dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya: makanan, aktifitas fisik, stres, dan merokok. Kebiasaan bergadang atau pola tidur tidak teratur juga dapat menyebabkan stres yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah serta jarangnya berolahraga juga dapat terjadinya penumpukan lemak yang akan menyumbat aliran darah. Penelitian ini sejalan dengan Muliyati (2011) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi, sebanyak 64,4%
responden yang memiliki aktivitas fisik ringan menderita hipertensi, sedangkan 100% responden yang beraktifitas fisik sedang tidak hipertensi.Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square nilai p=0,016 (p value <0,05) berarti secara statistik bahwa terdapat hubungan bermakna antara gaya hidup (makanan bergaram) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
3. Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan gaya hidup pada penderita hipertensi di Puskesmas Ngaglik II, Sleman Yogyakarta
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita hipertensi di puskesmas Ngaglik II sleman Yogyakarta dilakukan uji Bivariat dengan menggunakan rumus uji korelasi chi-square dengan bantuan paket program computer. Hasil penelitian menggunakan uji korelasi chi-square didapatkan nilai signifikasinya sebesar (p= 0.003>0.05, menunjukan secara statistik ada hubungan tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita hipertensi pada lansia di puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta .
Hasil penelitian menunjukkan responden
dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik yang dapat di lihat pada tabel 3 hal ini di karenakan tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA . Hal ini terjadi dikarenakan ada nya hubungan pengetahuan dengan gaya hidup di puskesmas Ngaglik II Sleman yogyakarta karena sebagian responden memiliki gaya hidup
yang baik dimana
pengetahuan itu didpatkan dari sumber informasi , tenaga kesehatan dan keluarga. Gaya hidup merupakan faktor resiko timbulnya hipertensi pada seseorang, Meningkatnya hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal-hal yang
termasuk gaya hidup tidak sehat, antara lain merokok, kurang olahraga, konsumsi makanan berlemak dan stres (Nisa 2012).
Berdasarkan tabel 3 Gaya hidup di puskesmas Ngaglik II sleman Yogyakarta dalam kategori baik berdasarkan hasil kuesioner ,yaitu sebanyak 28 responden (90,3%).
Penelitian ini sejalan dengan Muliyati (2011) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi, sebanyak 64,4% responden yang memiliki aktivitas fisik ringan menderita hipertensi, sedangkan 100% responden yang beraktifitas fisik sedang tidak
hipertensi.Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square nilai p=0,016 (p value <0,05) berarti secara statistik bahwa terdapat hubungan bermakna antara gaya hidup (makanan bergaram) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
4. Kesimpulan
1. Ada hubungan tingkat pengetahuan hipertensi dengan gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta dengan nilai significancy pada hasil menunjukkan (p=0,003>0,05). 2. Hasil penelitian didapatkan:
a. Tingkat pengetahuan penderita hipertensi pada
lansia di puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta tertinggi yaitu baik 82,1% yaitu sebanyak 32 responden.
b. Gaya hidup penderita hipertensi pada lansia di puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta, tertinggi masuk dalam kategori baik yaitu 82,1% sebanyak 32 responden .
5. SARAN
1. Bagi UPT Puskesmas Puskesmas Ngaglik II diharapkan mempertahankan metode konsultasi khususnya pada penyakit hipertensi pada lansia.
2. Bagi institusi STIKES Wira Husada
STIKES Wira Husada diharapkan melibatkan kerja sama dengan Puskesmas
Ngaglik II dan mengirimkan mahasiswa untuk membantu tenaga kesehatan melakukan penyuluhan diwilayah kerjanya setelah mendapatkan hasil penelitian ini
3. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan bisa melakukan metode pendidikan kesehatan untuk lansia yang penderita hipertensi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dalam Melakukan penelitian untuk mengambil sampel yang lebih banyak dari peneliti sebelumnya.
6. Daftar Pustaka
1. American Heart Assosiaton, (2017). Guideline For The Prevention Of High Blood
Pressure dalam
Http://www.acc.org . Diakses tanggal 20 November 2019 2. Dewi (2013) Hubungan antara
gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada dewasa muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukuharjo Di akses tanggal 20 November 2019
3. Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI 4. Dinkes DIY (2017) Daftar Penyakit
Tidak Menular Berbasis Puskemas Di Kabupaten Sleman .Daerah Istimewa Yogyakarta
5. Eriana, Ina (2017) hubungan gaya
hidup dengan kejadian hipertensi pada pegawai negeri sipil uin alauddin Makassar tahun 2017 di akses pada tanggal 05 juni 2020. 6. Eltanina, Dewi (2018) Hubungan
Antara Pengetahuan dan Gaya Hidup dengan Hipertensi di Puskesmas Depok 2 Condong Catur Depok Sleman Di akses pada tanggal 03 juni 2020
7. Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari http://www.depkes.go.id/resource s/download/pusdatin/profil- kesehatanindonesia/Profil- Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf 8. Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Notoatmodjo (2010) Metodologi penelitian kesehatan Ed .Revisi .Rineka Cipta: Jakarta
10. Rachmawati, (2013). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
11. Romauli (2014). Pengaruh Gaya Hidup terhadap kejadian
hipertensi di RSUD
Dr.H.Kumpulan Pane Tebing tinggi Di akses tanggal 20 november 2019
12. Sugiyono (2013) Statistika untuk penelitian Alfabeta : bandung 13. Sugiyono (2017) Statistika untuk
penelitian .Alfabeta :bandung 14. Ulfameytali (2015) Hubungan
Antara Pengetahuan dan Gaya Hidup dengan Hipertensi di Puskesmas Depok 2 Condong Catur Depok Slema di akses tanggal 20 November 2019 15. World Health Organization.
(2018) Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles dalam https://www.who.int. Diakses pada tanggal 05 Mei 2020
16. World Health Organization. (2004). The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) –BREF. Diakses pada tanggal 15 Januari 2020 darihttp://www.who.int/substance _abuse/research_tools/en/indone sian_whoqo l.pdf Edition.USA : John Wiley & Sons.