• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Metode Teams Assisted Individualization dan Time Token Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ekperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Metode Teams Assisted Individualization dan Time Token Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TIME TOKEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Deta Pramayswari Handoko A410140006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)

(Ketua Dewan Penguji) (Anggota 1 Dewan Penguji) (Anggota II Dewan Penguji)

(4)
(5)

1

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

DAN TIME TOKEN DITINJAUDARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token

terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika, (3) efek interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimentasi semu (quasi experimental design). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Al-Abidin tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas F (Aisyah) dan kelas G (Hafshah). Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, yaitu kelas eksperimen diberi pelakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian, pertama terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Teams Assited Individualization (TAI) dan Time Token terhadap hasil belajar matematika. Kedua, terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Ketiga, tidak ada efek interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: Teams Assisted Individualization, Time Token, Hasil Belajar Matematika

Abstract

This study aims to examine and analyze: (1) the influence of Teams Assisted Individualization (TAI) and Time Token learning methods on mathematics learning outcomes, (2) the influence of mathematical communication ability on mathematics learning outcomes, (3) the interaction effect between learning method and ability mathematical communication to mathematics learning outcomes. This research is a quantitative research with quasi experimental design (quasi experimental design). The population of this study is all students of class VIII odd semester of junior high school Al-Abidin academic year 2017/2018. The sample of this research is the students of class F (Aisha) and class G (Hafshah). The sampling technique used cluster random sampling, that is the experimental class was given by using Teams Assisted Individualization (TAI) method while the control class was treated by using Time Token learning method. Technique of collecting data by using written test and

(6)

2

documentation, while technique of data analysis using variance of two way with unequal cell. The result of research, firstly there is a significant influence of the use of Teams Assited Individualization (TAI) and Time Token learning methods to mathematics learning outcomes. Secondly, there is a significant influence of mathematical communication ability on mathematics learning outcomes. Third, there is no interaction effect between the learning method and the mathematical

communication ability to the mathematics learning outcomes.

Keywords: Teams Assisted Individualization, Time Token, Mathematics Learning Outcomes

1. PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, agar tercipta suasana masyarakat yang cerdas sehingga dapat mengikuti tantangan kemajuan zaman dan mampu bersaing dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi Pendidikan mutakhir menganggap bahwa semua peserta didik mulai dari kecil hingga dewasa memiliki pengetahuan/gagasan tentang lingkungan dan peristiwa yang terjadi (Budimansyah, 2002:4).

Hasil Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun (2015), menunjukan bahwa Indonesia dalam mata pelajaran matematika menduduki peringkat 34 dari 38 negara, sedangkan hasil studi Programme for International Student Asessment (PISA) tahun (2015) menunjukkan bahwa Indonesia dalam mata pelajaran matematika menduduki peringkat 69 dari 76 negara. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia rendah terutama mata pelajaran matematika, sehingga ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk mengubah pandangan atau paradigma matematika kepada siswa. Komunikasi juga diperlukan pada semua mata pelajaran, khususnya adalah matematika. Komunikasi matematika (NCTM, 2000:62) adalah kemampuan di mana siswa dapat menjelaskan suatu algoritma untuk memecahkan suatu masalah, siswa dapat mengkontruksikan fenomena secara grafis, tabel maupun diagram, dan siswa mampu memberikan dugaan-dugaan yang berkaitan dengan geometri. Dalam pendidikan formal, siswa selalu dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, salah satunya adalah matematika. Di dalam matematika, siswa tidak hanya dituntut untuk pandai dalam berhitung tetapi juga

(7)

3

memiliki kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, berfikir kritis, mengkomunikasikan dan menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, matematika juga membutuhkan komunikasi yang lebih dan model pembelajaran yang efektif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Komunikasi juga dipengaruhi oleh model pembelajaran, karena jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru/pendidik kurang melibatkan siswa, maka proses komunikasi siswa juga akan berpengaruh kepada hasil belajar. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru menggunakan metode yang menyenangkan sehingga dapat membuat siswa tertarik dan minat dalam pembelajaran tersebut. Namun faktanya, dalam kegiatan pembelajaran matematika masih menggunakan metode konvensional, di mana guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran. Itulah sebabnya di dalam proses pembelajaran siswa kurang kondusif, cepat bosan, tidak mempunyai kesempatan untuk berkreasi dan tidak aktif dalam berkomunikasi.

Di sisi lain, siswa juga beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan rumit, sehingga terkadang siswa merasa malas dan bosan untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, guru perlu memahami dan mengembangkan metode pembelajaran matematika yang membuat siswa tertarik akan pelajaran tersebut. Alternatif metode yang digunakan untuk menarik minat siswa terhadap matematika adalah metode Teams Assisted Individualization

(TAI) dan Time Token.

Metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) (Ngalimun. 2017: 337) merupakan metode pembelajaran kooperatif, di mana keseluruhan kegiatan pembelajaran melibatkan siswa. Metode ini, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sehingga siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya kepada anggota kelompok, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat temannya. Seperti penelitian yang dilakukan Rokhmah (2012) di MAN Mojokerto, dapat

(8)

4

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Teams Assisted

Individualization (TAI) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Metode pembelajaran Time Token (Kurniasih & Sani, 2016: 107) merupakan metode yang demokratis di mana melibatkan siswa untuk mengkomunikasikan

pendapat/gagasan/ide secara individual. Metode ini berguna untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga di dalam pembelajaran siswa dapat aktif dan kreatif. Selain itu juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa seperti penelitian yang dilakukan oleh Fanani dan Pramukantoro (2012) di SMK N 1 Sidoarjo di mana dengan menggunakan metode Time Token dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, serta permasalahan yang diajukan, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan

Time Token terhadap hasil belajar matematika, (2) Ada pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika, (3) Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan mengalisis: (1) pengaruh penggunaan metode Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token

terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika, (3) pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentasi semu (quasi experimental design), karena peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi pada variabel yang relevan kecuali variabel yang diteliti. Manipulasi variabel pada penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) pada kelas eksperimen dan metode Time Token pada kelas kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

(9)

5

semester ganjil SMP Islam Al-Abidin tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah siswa yang terdiri dari 7 kelas. Sampel pada penelitian ini siswa dari dua kelas, yaitu siswa kelas F (Aisyah) sebagai kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan siswa kelas G (Hafshah) sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Time Token.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling, di mana sebelum diberikan perlakuan, perlu diperhatikan dahulu apakah kedua kelas tersebut dalam keadaan seimbang.Teknik pengambilan data dengan menggunakan tes tertulis dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis variansi dua jalan sel tak sama. Teknik ini memiliki uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis dua jalan dengan sel tak sama, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett. Apabila analisis variansi pada suatu penelitian H0 ditolak, maka perlu dilakukan uji pasca anava dengan menggunakan metode Scheffe’.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum kedua kelas sampel diberi perlakuan, populasi perlu diuji keseimbangan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama atau seimbang.Nilai uji keseimbangan kelas diambil dari nilai Ulangan Harian terakhir pada mata pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh thit =

0,0712 dan ttab = 1.96, karena thit < ttabmaka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum dikenai perlakuan.

Uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian dilakukan pada 5 butir soal urain tes hasil belajar matematika dan 5 butir soal uraian tes kemampuan komunikasi matematis. Hasil perhitungan uji validitas dengan taraf signifikasi 5% dan rtab = 0.367 disimpulkan bahwa semua soal baik tes hasil belajar

(10)

6

hasil perhitungan uji reliabilitas baik tes hasil belajar matematika dan tes kemampuan komunikasi matematis semuanya reliabel.

Data penelitian adalah data hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Data ini digunakan untuk uji hipotesis. Sebelum uji analisis dua jalan, dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dan diperoleh untuk masing-masing kelas memiliki nilai Lhitung <

Ltabel, sehingga H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% dan diperoleh hasil bahwa

< ,sehingga keputusan uji H0 diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen

Dengan terpenuhinya sifat normalitas dan homogenitas, maka dapat dilakukan uji analisis variansi. Analisis ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat lebih jelasnya pada Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fhit Ftab Keputusan

Metode Pembelajaran (A) 882.1485064 1 882.1485064 4.473387597 4 Ditolak Kemampuan Komunikasi Matematis (B) 812.9067689 2 406.4533845 12.26846739 3.15 Ditolak Interaksi (AB) 66.25984673 2 33.12992336 0.168002312 3.15 Diterima Galat 11240.35505 57 197.1992114 Total 13001.67017 62

Berdasarkan Tabel 1 di atas, diperoleh FA = 4.47339 dan dengan taraf

signifikansi α = 5% diperoleh Ftab = 4. Hasil menunjukkan bahwa Fhit> Ftab maka

Ho ditolak. HoA ditolak berarti bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran

terhadap hasil belajar siswa. Uji antar kolom diperoleh FB = 12.268 dan dengan

(11)

7

Ftab maka Ho ditolak. HoB ditolak berarti bahwa terdapat pengaruh kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada dampak yang berarti ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. HoB ditolak berarti adanya uji lanjut komparasi ganda. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hasilnya disajikan dalam rangkuman hasil uji komparasi ganda yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Analisis Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi H0 H1 Fhit Ftab Keputusan

µ1 vs µ2 µ1 = µ2 µ1 ≠ µ2 2.371 3.15 Ho diterima

µ1 vs µ3 µ1 = µ3 µ1 ≠ µ3 3.319 3.15 Ho ditolak

µ2 vs µ3 µ2 = µ3 µ2 ≠ µ3 0.1034 3.15 Ho diterima

Berdasarkan tabel 2 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a) Pada kolom I dan II diperoleh Fhit = 2.371 < Ftab. Hal ini berarti tidak ada

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang.

b) Pada kolom I dan III diperoleh hasil Fhit = 3.318 > Ftab. Hal ini berarti ada

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah.

c) Pada kolom II dan III diperoleh hasil Fhit = 0.1034 < Ftab. Hal ini berarti

tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dengan siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah.

Uji interaksi ANAVA diperoleh FAB = 0.16800 dan dengan taraf signifikansi

α = 5% diperoleh Ftab = 3.15. Hasil menunjukkan bahwa Fhit< Ftab maka Ho

diterima. HoAB diterima berarti bahwa tidak ada interaksi metode pembelajaran

(12)

8

rangkuman rerata antar sel dan rerata marginal dari hasil belajar siswa dan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal

Metode Pembelajaran Kemampuan Komunikasi Matematis Rerata Marginal

Tinggi Sedang Rendah

TAI 81.889 77 75.556 78.148

Time Token 77.0833 67.2 67.545 70.609

Rerata Marginal 79.48615 72.1 71.5505

Gambar 1. Grafik Rerata Marginal Hasil Belajar Matematika dan Kemampuan Belajar Matematika

Berdasarkan data pada Tabel 3 dan Gambar 1, bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran TAI pada kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah. Begitu pula pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran TAI pada kemampuan komunikasi matematis sedang lebih baik daripada kemampuan komunikasi rendah. Selain itu, hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token pada kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis sedang

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi Sedang Rendah

F re k u en si

Kemampuan Komunikasi Matematis

(13)

9

dan rendah. Begitu pula hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Time Token pada kemampuan komunikasi matematis sedang lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis rendah.

Hasil yang pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada dampak yang berarti dari penggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization

(TAI) dan Time Token terhadap hasil belajar matematis siswa. Pada kasus ini tidak diperlukan uji lanjut komparasi ganda karena hanya terdapat dua variabel yaitu metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan metode

Time Token, sehingga cukup membandingkan rataan marginal dari setiap variabel.

Rataan marginal metode Teams Assisted Individualization (TAI) lebih besar dibanding rataan marginal metode Time Token. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) lebih baik dibandingkan metode pembelajaran Time Token. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Rokhmah (2012) bahwa dengan menggunakan metode

Teams Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatan hasil belajar siswa. Selain itu juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuryani dan Wijayanti (2012) bahwa menggunakan metode Teams Assisted Individualization

(TAI) selain dapat meningkatkan keaktifan siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode Teams Assisted

Individualzation (TAI) merupakan metode yang semua kegiatan pembelajaran melibatkan siswa, dimana siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan dan keaktifan siswa. Dalam metode ini, siswa ditempatkan dalam kelompok kecil yang heterogen sehingga siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya. Siswa juga berdiskusi, mengeluarkan pedapat, mengembangkan keterampilan sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan kelompok. Hal ini sesuai dengan teori Driver (Ngalimun, 2017:337) bahwa metode ini seluruh tanggung jawab belajar pada siswa, sehingga siswa tidak bergantung dengan guru dan mencapai hasil belajar yang lebih baik

(14)

10

Hasil yang kedua menunjukkan bahwa ada pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada dampak yang berarti ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hasil dari uji komparasi ganda menyatakan adanya perbedaan yang signifikan terjadi pada siswa dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rerata siswa yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Kondisi ini didukung pada saat di lapangan, terlihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi lebih fokus dan serius dalam menerima pelajaran, beda dengan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah.

Penelitian ini diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi mempunyai hasil yang lebih baik dibanding siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Tinungki (2015) bahwa kemampuan komunikasi matematis dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi metematis sangat penting dalam pembelajaran matematika. Kondisi ini didukung oleh teori NCTM (2000) bahwa peranan komunikasi matematis sangat penting bagi siswa, karena siswa dapat mengkomunikasikan pemikiran matematika dengan menggunakan bahwa matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Selain itu juga serupa dengan teori Majid (2013:284) bahwa kemampuan komunikasi matematis yang harus dikuasai oleh siswa salah satunya adalah pemecahan masalah matematik dengan menggunakan ide-ide matematika.

Hasil yang ketiga menunjukkan bahwa tidak ada efek interaksi metode pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2016) dimana tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kurniawan (2016) di mana tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kemampuan komunikasi

(15)

11

matematis terhadap hasil belajar matematika. Selain itu juga dapat dilihat rerata marginal Tabel 4.13 bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode TAI dalam kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah. Ini berarti secara signifikan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi pasti lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah.

Hasil ini didukung dengan grafik profit metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa antara metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dengan

Time Token tidak saling berpotongan sehingga cenderung tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, akan tetapi keduanya memberikan hasil belajar yang konsisten. Hasil yang konsisten dapat dilihat pada rerata marginal dimana metode pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) lebih baik daripada metode pembelajaran Time Token. Hasil belajar siswa dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada siswa dengan kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah. Begitu pula siswa dengan kemampuan komunikasi matematis sedang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan komunikasi matematis rendah.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan analisis data diperoleh FA> Ftab. Jika dilihat dari

rata-rata, metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembelajaran Time Token. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token.

(16)

12

2) Ada pengaruh yang signifikan kemampuan komunikasi matematis terhadap

hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan analisis data diperoleh hasil FB> Ftab.

Jika dilihat dari rata-rata uji komparasi ganda, ada perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah.

3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan analisis data diperoleh hasil FAB< Ftab.

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa hal yang penulis sarankan antara lain: 1) Guru dapat memilih metode pembelajaran yang digunakan agar lebih

meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah metode Teams Assisted Individualization (TAI).

2) Siswa hendaknya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam menerapkan pembelajaran matematika, agar lebih meningkatkan hasil belajar.

3) Peneliti lain yang tertarik pada fokus yang sama atau serupa, hendaknya

lebih mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan metode

pembelajaran yang digunakan, agar hasil belajar siswa lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Andiyani, Melly, 2008. Komunikasi Matematika.

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/komunikasi -matematika.html. [diakses tanggal 9 Oktober 2017].

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Awofala, dkk. 2013. Effects of Framing and Team Assisted Individualization Instructional Strategies on Senior Secoondary School Student Attitudes Toward Mathematics. Journal International Volume 6 Number 1

(17)

13

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio. Jakarta: Genesindo.

Budiyono. 2000. Statistika DasarUntuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Delphie, Bandi. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: PT Intan Sejati.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Fatimah, F. 2012. Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Statistika Elementer Melalui Problem Based Learning. Cakrawala Pendidikan, No 2.

Harmini, dkk. 2014. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan GI pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat ditinjau dari Gaya Belajar Kolb pada siswa SMA Negeri Kelas X di Ponorogo. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol 2, No 5, hal 491-503.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karunia & Ridwan. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Kurniasih & Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran: Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena

Kurniawan, Agus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ambarawa Semester 2. Salatiga

Lucky, dkk. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 3 Kecamatan

Payakumbuh. Payakumbuh

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. United States of America

(18)

14

Nuryani & Wijayanti. 2012. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Sub Materi Fungsi dan Korespondensi Satu-satu di Kelas VIII SMPIT Al-Ushwah Surabaya. Surabaya

Parlian, dkk. 2016. The Effect of Time Token Technique Towards Students Speaking Skilll at Science Class at High Scholl 1 Pariaman. International Journal. Rahmawati & Sutrisno. 2017. Eksperimentasi Model Pembelajaran Take and Give

dan Time Token Berbantu Multimedia Interaktif pada Mata Kuliah Matematika SMP. Semarang. JKPM Volume 4 No 2 Oktober 2017 Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sarwono. 2005. “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Melalui Pembelajaran dalam Kelompok Kecil dengan Pendekatan Mastery Learning. Tesis”. Bandung: Program Pasca Sarjana di Bandung.

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyono & Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tinungki M, Georgino. 2015. The Role of Cooperatif Learning Type Teams Assisted Individualization to Improve TheStudents Mathematics Communication Ability in the Subject of Probability Theory. Journal og Education and Practice. Vol 6 No 32. Makassar

Wulandari, Yuanita. 2016. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Surakarta

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/komunikasi -matematika.html.

Gambar

Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Tabel 2. Rangkuman Analisis Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
Gambar 1. Grafik Rerata Marginal Hasil Belajar Matematika dan  Kemampuan Belajar Matematika

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN (ONSLAG VAN VALLE RECHT VEVOLGING) DALAM TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN

Dengan menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalam kitab San Zi Jing, maka dapat diperoleh gambaran nilai pendidikan baik pendidikan moral, sosial

Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) merupakan larvasida biologi yang bekerja sebagai toksin pencernaan pada larva yang dapat menyebabkan kematian, namun

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudara, perihal Pekerjaan.. Perencanaan Kantor Camat Sebatik , maka dengan ini kami mengundang

(Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :. APBD

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan baik dari publik sebagai pengguna jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, maupun dari dalam organisasi

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota