• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Citra Tubuh dengan Harga Diri pada Wanita Dewasa Awal Pengguna Layanan Skincare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Citra Tubuh dengan Harga Diri pada Wanita Dewasa Awal Pengguna Layanan Skincare"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian. ini. menggunakan. jenis. metode. penelitian. kuantitatif. korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational research) yang berusaha menjelaskan hubungan antara dua variabel yakni citra tubuh dan harga diri. B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah citra tubuh. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga diri. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dua variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Citra Tubuh Citra tubuh merupakan gambaran penilaian seseorang mengenai tubuh dan penampilan yang dimilikinya baik berupa penilaian positif maupun negatif. Menurut Cash (2000), terdapat lima dimensi citra tubuh yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: Appearance evaluation (evaluasi penampilan), Appearance orientation (orientasi penampilan),. 23.

(2) 24. Body. area. Overweight. satisfaction. preuoccupation. (kepuasan (kecemasan. terhadap. bagian. menjadi. tubuh),. gemuk),. dan. Self-classified weight (pengkategorian ukuran tubuh) . 2) Harga diri Harga diri merupakan suatu evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh individu yang dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Menurut Coopersmith (Mruk, 2006) terdapat empat dimensi harga diri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu power (kekuatan), significance. (Keberartian),. virtue. (kebajikan),. dan. competence. (kemampuan). D. Populasi, Sampel, Teknik Sampling dan Penentuan Jumlah Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi sasaran penelitian. Azwar (2014) menjelaskan bahwa populasi dijadikan sebagai suatu kelompok subjek yang nantinya akan menjadi generalisasi. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa awal (usia 18-40 tahun) yang menggunakan layanan skincare. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:.

(3) 25. 1. Wanita 2. Usia 18 - 40 tahun 3. Pengguna layanan skincare Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan G Power dengan effect size sebesar 0,3, alpha error probability sebesar 0,05 dan power sebesar 0,8. Sehingga menghasilkan sampel minimal sebanyak 82 orang. Adapun peneliti mengambil sampel sebanyak 132 subjek. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling yang digunakan merupakan purposive sampling. Teknik tersebut dipilih karena jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipilih sebagai sampel, bisa disebabkan oleh faktor kebetulan atau faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti (Darmawan, 2013). Sementara dalam penelitian ini, karakteristik sampel yang bisa dijadikan subyek penelitian sudah ditentukan terlebih dulu yaitu wanita dengan usia antara 18-40 tahun yang menggunakan skincare. E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Beberapa prosedur yang dilaksanakan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:.

(4) 26. 1. Tahap Persiapan a.. Studi pustaka, peneliti melakukan studi kajian pustaka terhadap fenomena yang akan diteliti untuk latar belakang penelitian dengan melihat jurnal dan buku sebagai referensi.. b. Menentukan desain penelitian dan instrumen/skala yang akan digunakan dalam penelitian. c.. Menentukan populasi dan sampel penelitian serta menentukan teknik pengambilan sampel.. d. Melakukan try out skala penelitian, pemyebaran skala try out diberikan kepada wanita yang menggunakan layanan skincare sebanyak 60 responden untuk mengetahui keabsahan item. e.. Melakukan revisi alat ukur berdasarkan hasil try out dengan membuang item yang tidak memenuhi kualifikasi lalu menyusun item yang lolos ke dalam skala yang akan digunakan untuk pengambilan data.. 2. Tahap Pelaksanaan a.. Melakukan pengambilan data secara online menggunakan google form diberikan kepada wanita berusia 18-40 yang menggunakan layanan skincare.. b. Peneliti menyebar kuesioner pada sampel penelitian yang terdiri dari 2 macam skala, yaitu skala citra tubuh dan skala harga diri. 3. Tahap Analisis Data Analisis data akan dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan, yaitu:.

(5) 27. a.. Sebelum mengolah data, peneliti melakukan verifikasi data dengan pengecekan kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel penelitian.. b. Peneliti melakukan tabulasi data dengan merekap semua data yang diperoleh untuk dapat melakukan perhitungan dengan bantuan software SPSS 20. c.. Analisis data dimulai dengan uji normalitas, kemudian uji linieritas lalu uji korelasi. Semua analisis data menggunakan bantuan software SPSS 20.. d. Setelah data dianalisis, peneliti melakukan interpretasi data dalam menjawab rumusan masalah penelitian berdasarkan teori yang digunakan. e.. Membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dibahas.. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi, yakni skala citra tubuh yang dikemukakan oleh Cash (2000) dan harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (Mruk, 2006). Penelitian ini, peneliti menggunakan skala sikap model Likert. Skala berisi pernyataan-pernyataan yang terdiri atas dua macam, yaitu pernyataan yang favorable (mendukung) dan pernyataan yang tidak favorable atau unfavorable (tidak mendukung). Berikut adalah tabel skala sikap model.

(6) 28. Likert dengan bentuk pernyataan dan alternatif pilihan jawaban, beserta dengan skor masing-masing pilihan jawaban dari responden (Azwar, 2014). Tabel 1. Model Skala Likert Item Favourable Skor Item Unfavourable Sangat Sesuai 5 Sangat Sesuai Sesuai 4 Sesuai Sesuai/Tidak Sesuai 3 Sesuai/Tidak Sesuai Tidak Sesuai 2 Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai 1 Sangat Tidak Sesuai. Skor 1 2 3 4 5. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah: 1. Skala citra tubuh Skala citra tubuh dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. berdasarkan. (Multidimensional. 5. Body. subscale Self. dari. Relations. MBRSQ-AS Questionaire-. Appearance Scale) yang dikemukakan oleh Cash (2000). Subscale pada penelitian ini khusus mengukur komponen evaluatif dan kognitif citra tubuh untuk penelitian ini hanya evaluasi penampilan, orientasi penampilan dan kepuasan terhadap bagian tubuh. Subscale yang tersisa tidak digunakan dalam penelitian ini karena berfokus pada komponen perilaku yang. terkait. dengan. kecemasan. menjadi. gemuk. dan. pengkategorian ukuran tubuh. Berikut adalah blueprint dari skala citra tubuh..

(7) 29. Tabel 2. Blue Print Skala Citra Tubuh sebelum uji coba Dimensi Appearance evaluation (evaluasi penampilan) Appearance orientation (orientasi penampilan). Body area satisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh). Indikator Merasa penampilan diri menarik Puas dengan penampilan diri Perhatian individu terhadap penampilan diri Usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilan Kepuasan terhadap anggota tubuh pada bagian wajah. Favorable 1. Item Unfavorable 10,13. 5,17,. 20. 9,14,. 12. 18,21. 23. 2,4,7,8,15, ,22. 3,6,11,16,19. Jumlah. Jumlah 6. 6. 11. 23. 2. Skala harga diri Skala harga diri dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. berdasarkan. dimensi. yang. dikemukakan. oleh. Coopersmith (Mruk, 2006). Skala harga diri ini memiliki reliabilitas 0,841 yang berarti skala tersebut memiliki nilai reliabilitas yang sangat tinggi. Berikut ini adalah blue print skala harga diri..

(8) 30. Tabel 3. Blue Print Skala Harga Diri sebelum uji coba Dimensi Power. Significance. Virtue. Competence. Indikator Merasa berpengaruh untuk orang lain dan lingkungan Merasa mendapat pengakuan dari orang lain Merasa dirinya berarti untuk orang lain Merasa orang lain cinta dan peduli padanya Merasa mampu berperilaku sesuai norma Merasa terbebas dari perasaan tidak menyenangkan Merasa ahli dalam menjalankan tugasnya Merasa puas atas apa yang diraih Jumlah. Item Favorable Unfavorable 1,8 7,.12. Jumlah 6. 3. 9. 6. 4. 15. 5. 2. 10. 3. 11. 17. 4. 16. 14. 4. 13. 17. G. Pengujian Alat Ukur Suatu instrumen atau alat ukur harus diuji validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan untuk pengambilan data. Uji coba alat ukur dalam penelitian ini dilakukan pada wanita dewasa awal pengguna layanan skincare yang menjadi sampel penelitian. Uji coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur pada penelitian ini..

(9) 31. 1. Validitas Validitas merupakan sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dimana validitas isi (content validity) merupakan sebuah validitas yang menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala telah komprehensif mencakup semua aspek dalam penelitian dan tingkat relevansinya (Azwar, 2015). Validitas ini dibagi menjadi dua macam, yaitu: a.. Validitas tampang Validitas tampang merupakan validitas yang menunjukkan alat ukur atau instrumen dari segi tampilan tampak mengukur apa yang ingin diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan tampilan alat ukur (Hadi, 2004). Validitas tampang yang digunakan pada penelitian ini, diperoleh dari tanggapan subyek penelitian tentang alat ukur yang digunakan. Pertanyaan yang diajukan meliputi tampilan dari cover, layout, ukur huruf yang digunakan, serta kalimat yang disampaikan dalam skala. Berikut adalah hasil dari penilaian validitas tampang (face validity):.

(10) 32. Tabel 4. Pendapat Subjek Uji Coba Mengenai Face Validity Skala Pernyataan Tampilan cover Tampilan layout kuesioner Ukuran huruf yang disampaikan Kalimat yang disampaikan. Jumlah subjek. Persentase. 45. Cukup jelas 15. Tidak jelas 0. 42. 18. 0. 70%. 30%. 0. 47. 13. 0. 78,3%. 21,7%. 0. 39. 21. 0. 65%. 35%. 0. Jelas. Jelas 75%. Cukup Tidak jelas jelas 25% 0. b. Validitas logis Validitas ini mengacu pada sejauh mana item tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Dalam hal ini karakteristik item yang paling penting adalah relevensi isinya dengan indikator keperilaku sebagai operasionalisasi dari atribut yang diukur. Guna memperoleh validitas yang tinggi suatu alat ukur harus sedemikian rupa sehingga benar-benar hanya mebuat item yang relevan dan perlu menjadi bagian alat ukur secara keseluruhan. Untuk menghasilkan validitas logis, peneliti melakukan penilaian kelayakan isi item yang bersifat kualitatif dan judgemental dengan bantuan panel expert kepada dosen yang berkompeten. 2. Daya Diskriminasi Item Menurut Azwar (2015), daya beda atau daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang.

(11) 33. diukur. Pengujian. daya. diskriminasi dilakukan. dengan cara. menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri dimana komputasinya akan menghasilkan koefisien korelasi item total. Koefisien korelasi item total minimal adalah 0,30. Item yang memiliki nilai koefisien korelasi item total di bawah 0,30, maka item tersebut dinyatakan gugur. Untuk skala citra tubuh nilai daya diskriminasi item bergerak dari 0,326 – 0,714 dari 23 item yang telah diujicobakan kepada 60 responden maka diperoleh hasil bahwa sebanyak 17 item yang berada dalam kategori ≥ 0,30. Didapatkan nilai Cronbach Alpha adalah 0,871. Berikut adalah blueprint skala citra tubuh setelah try out: Tabel 5. Blue Print Skala Citra Tubuh setelah uji coba Dimensi Appearance evaluation (evaluasi penampilan) Appearance orientation (orientasi penampilan). Body area satisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh). Indikator Merasa penampilan diri menarik Puas dengan penampilan diri Perhatian individu terhadap penampilan diri Usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilan Kepuasan terhadap anggota tubuh pada bagian wajah. Jumlah Keterangan: (*) = item yang gugur. Favorable 1. Item Unfavorable 10,13. 5,17,. 20. 9*,14,. 12. 18*,21*. 23*. 2,4,7,8*,15 ,22. 3*,6,11,16,19. Jumlah 6. 2. 9. 17.

(12) 34. Kemudian untuk skala harga diri nilai daya diskriminasi item bergerak dari 0,327 – 0,585 dari 17 item yang telah diujicobakan kepada 60 responden maka diperoleh hasil bahwa sebanyak 15 item yang berada dalam kategori ≥ 0,30. Didapatkan nilai Cronbach Alpha adalah 0,841. Berikut adalah blueprint skala harga diri setelah try out: Tabel 6. Blue Print Skala Harga Diri setelah uji coba Dimensi Power. Significance. Virtue. Competence. Indikator Merasa berpengaruh untuk orang lain dan lingkungan Merasa mendapat pengakuan dari orang lain Merasa dirinya berarti untuk orang lain Merasa orang lain cinta dan peduli padanya Merasa mampu berperilaku sesuai norma akan menimbulkan perasaan yang menyenangkan Merasa ahli dalam menjalankan tugasnya Merasa puas atas apa yang diraih Jumlah. Item Favorable Unfavorable 1,8 7,.12. Jumlah 6. 3. 9. 6. 4. 15. 5. 2*,13. 10*. 1. 11. 17. 4. 16. 14. 4. 15. Keterangan: (*) = item yang gugur 3. Reliabilitas Reliabilitas merupakan konsistensi hasil ukur, yang berarti seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang.

(13) 35. mampu menghasilkan skor yang cermat dengan error pengukuran yang kecil dapat dikatakan sebagai alat ukur yang reliabel. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka 0-1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas, maka pengukuran dikatakan semakin reliabel, begitu juga sebaliknya (Azwar, 2015). Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach. Analisis reliabilitas menghasilkan koefisien Cronbach’s Alpha dari skala citra tubuh sebesar 0,871 dan skala harga diri sebesar 0,841, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua skala tersebut adalah reliabel. 4. Analisis Data a.. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis korelasional. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertjuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data penelitian. Data dalam penelitian dikatakan dapat terdistribusi secara normal jika nilai p ≥ 0,05 dan dikatakan tidak terdistribusi secara normal jika nilai < 0,05. Jika data yang diperoleh memenuhi syarat distribusi normal, maka dapat dilakukan analisis data dengan menggunakan parametik (Sarjono & Julianita, 2011) . Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji.

(14) 36. kolmogorov-Sminov dengan bantuan program SPSS versi 20,0 for windows. 2) Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel dalam penelitian atau data yang diperoleh memiliki hubungan yang linier atau tidak sesuai dengan garis linier. Hubungan antar variabel dapat dikatakan linier apabila taraf signifikansi pada Deviation from Linearity lebih dari 0,05 maka hubungan antar variabel adalah linear (Sarjono & Julianti, 2011) . b. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis ada tidaknya variabel bebas (citra tubuh) dan variabel terikat (harga diri) dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS versi 20,0 for windows. Terdapat beberapa teknik analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian dan dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan 2 variabel. (Sugiyono, 2012). Tingkat keeratan. hubungan ini dinyatakan dengan koefisien korelasi atau r. Nilai r ini berkisar antara -1 s/d +1. r sebesar -1 berarti terdapat korelasi negatif mutlak, sedangkan r sebesar +1 berarti terdapat korelasi positif mutlak. Sedangkan r sebesar 0 berarti tidak terdapat.

(15) 37. korelasi. Makin mendekati -1 atau +1 berarti terdapat korelasi semakin kuat (nyata) antara 2 variabel yang dianalisis. Sebaliknya semakin mendekati nilai 0, korelasi semakin lemah (tidak nyata). Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012): Tabel 7. Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Pearson No. 1 2 3 4 5. Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00. Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat. H. Teknik Analisis Data Pada analisis data penulis menggunakan SPSS 20.0 for windows dengan teknik product moment pearson untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang telah ditentukan..

(16)

Gambar

Tabel 1. Model Skala Likert
Tabel 2. Blue Print Skala Citra Tubuh sebelum uji coba
Tabel 3. Blue Print Skala Harga Diri sebelum uji coba
Tabel 4. Pendapat Subjek Uji Coba Mengenai Face Validity Skala
+4

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat dijadikan bahan informasi yang kaitannya dengan body image dengan self esteem pada wanita dewasa awal, sehingga dapat memandang secara positif terhadap body image

Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk menyelidiki adanya pengaruh pencitraan tubuh ideal wanita Barat dalam iklan di televisi terhadap citra tubuh wanita dewasa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan kecemasan menghadapi pernikahan pada wanita dewasa awal, tingkat kematangan emosi pada wanita

Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk menyelidiki adanya pengaruh pencitraan tubuh ideal wanita Barat dalam iklan di televisi terhadap citra tubuh wanita dewasa

Peneliti menduga bisa saja responden memiliki tingkat harga diri yang rendah atau memiliki tipe kepribadian tertentu seperti suka membandingkan diri dengan orang

Berdasarkan hasil tambahan dengan kategorisasi melalui uji beda one sample mean empirik terhadap mean teoritis maka diperoleh, baik mean empirik subyek pria (95,91) maupun

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut yakni variabel Pengetahuan Komunikasi (X1) dengan Unjuk Kerja

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPS-2000 dengan analisis regresi. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Hasil ini menunjukkan tidak ada