• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode MCDM dalam Pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) Teladan dengan Menggunakan PROMETHEE (Studi Kasus : Kementerian Agama Kepahiang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Metode MCDM dalam Pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) Teladan dengan Menggunakan PROMETHEE (Studi Kasus : Kementerian Agama Kepahiang)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

IMPLEMENTASI METODE MCDM

DALAM PEMILIHAN KANTOR

URUSAN AGAMA (KUA) TELADAN

DENGAN MENGGUNAKAN

PROMETHEE

(STUDI KASUS : KEMENTERIAN

AGAMA KEPAHIANG)

Heru Febistian

1

, Desi Andreswari

2

, Aan Erlansari

3

1,3

Program Studi Teknik Infomatika, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu. Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A INDONESIA

(telp: 0736-341022; fax: 0736-341022) 1rhufebistian@gmail.com 2dezieandrez@yahoo.co.id

3sir.erlan@yahoo.com

Abstrak: Berdasarakan surat keputusan nomor 117 dari Kementerian Agama, yang mana untuk setiap Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat kecamatan akan dilakukan pemilihan KUA teladan. Karena kriteria yang digunakan dalam pemilihan cukup banyak, maka akan sangat tidak efektif jika masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat membantu

dalam pemilihan KUA teladan dengan menggunakan salah satu dari metode Multi Criteria Decision

Making (MCDM) yaitu Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaulation

(PROMETHEE). Sistem ini dibangun dengan menggunakan metode pengembangan sistem waterfall,

bahasa pemrograman java dan basisdata MySql serta dirancang dengan UML. Metode PROMETHEE

yang diimplementasikan dalam sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan ini memiliki hasil perankingan yang hampir sama dengan ranking dari pihak Kementerian Agama, dimana berdasarkan hasil pengujian kevalidan sistem, sistem yang dibangun ini menunjukkan angka kevalidan sebesar 95%.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, KUA Teladan, PROMETHEE.

Abstract : According to a decree number 117 of the Ministry of Religious Affairs, which for each of Kantor Urusan Agama (KUA) electoral district level will be held elections for the best of Kantor Urusan Agama (KUA). Because the criteria used in the elections quite a lot, it will be ineffective if

it is still done manually. Therefore we need a decision support system that can help in elections the best of Kantor Urusan Agama (KUA) using one of the methods of Multi-Criteria Decision Making (MCDM), that is Preference Ranking Organization Method For Enrichment

(2)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

Evaulation (PROMETHEE). This systems is built using a waterfall system development method, java programming languange, MySql databaes and planned with UML. In validation system testing, this system indicate validation value as big as 95%.

Keywords: Decision Support Systems, The Best Of KUA, PROMETHEE.

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 117 tahun 2007 tentang Penilaian Kinerja

Unit Pelayanan Masyarakat di lingkungan

Kementerian Agama, maka untuk seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) akan dilakukan penilaian dalam pemilihan KUA teladan pada setiap tahun.

Dilakukannya pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan untuk daerah Kabupaten Kepahiang ini, adalah untuk memilih Kantor Urusan Agama (KUA) di Kabupaten Kepahiang yang terbaik. Dimana nantinya Kantor Urusan Agama (KUA) ini akan mewakili daerah

Kabupaten Kepahiang di tingkat Provinsi

Bengkulu dalam seleksi KUA teladan tingkat Provinsi.

Pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan ini berdasarkan ketentuan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh tim penilai Kantor Urusan Agama (KUA) teladan dari Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang. Kriteria-kriteria yang dinilai pada pemilihan KUA teladan ini bersifat kualitatif, oleh karena itu diperlukan salah satu prinsip dalam metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yaitu pembobotan nilai untuk memberikan nilai bobot pada tiap kriteria. Kemudian setelah didapatkan nilai bobot untuk masing-masing kriteria, akan

digunakan Preference Ranking Organization

Method For Enrichment Evaulation

(PROMETHEE) untuk melakukan perankingan dari nilai bobot yang didapat tadi sehingga nantinya akan didapat Kantor Urusan Agama (KUA) dengan nilai terbaik yang dijadikan sebagai Kantor Urusan Agama (KUA) teladan.

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, sehingga diangkatlah judul “Implementasi Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) Dalam Pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) Teladan Dengan Preference Ranking Organization

Method For Enrichment Evaulation

(PROMETHEE) (Studi Kasus : Kementrian Agama Kabupaten Kepahiang)”. Dengan adanya sistem ini diharapkan nantinya dapat membantu Kementrian Agama Kabupaten Kepahiang dalam memutuskan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan di kabupaten tersebut.

II. LANDASAN TEORI

A. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu

manajemen dalam menangani berbagai

permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model [1].

B. Multi Criteria Decision Making (MCDM) Multiple Criteria Decision Making (MCDM) merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari MCDM adalah memilih alternatif terbaik dari

beberapa alternatif eksklusif yang saling

(3)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

dalam bermacam kriteria (atau atribut) yang ditentukan oleh pengambil keputusan [2].

C. Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaulation (PROMETHEE)

PROMETHEE adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria.

Masalah pokoknya adalah kesederhanaan,

kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Ini adalah metode peringkat yang cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain untuk analisis multikriteria. Berikut adalah tahapan perhitungan PROMETHEE [3]:

1) Perhitungan Nilai Preferensi

Dalam PROMETHEE disajikan 6 bentuk fungsi preferensi kriteria. 6 preferensi tersebut adalah sebagai berikut [3] :

a) Kriteria Biasa (Usual Criterion ) H(d) = 0 jika d ≤ 0

H(d) = 1 jika d > 0 Dimana :

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } Pada kasus ini, tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika f(a) = f(b); apabila kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik.

b) Kriteria Quasi

H(d) = 0 jika d ≤ q H(d) = 1 jika d > q Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } q = harus merupakan nilai tetap

Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing- masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat keputusan menggunakan kriteria kuasi, maka harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria.

c) Kriteria Dengan Preferensi Linier

H(d) = 0 jika d ≤ 0 H(d) = d/p jika 0 ≤ d ≤ p H(d) = 1 jika d > p Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } p = nilai kecenderungan atas

Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe ini, harus ditentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p).

d) Kriteria Level

H(d) = 0 jika d ≤ q H(d) = 0,5 jika q < d ≤ p H(d) = 1 jika d > p Dimana :

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } p = nilai kecenderungan atas

q = harus merupakan nilai yang tetap

Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah

(4)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5).

e) Kriteria Dengan Preferensi Linier dan Area

Yang Tidak Berbeda H(d) = 0 jika d ≤ q

H(d) = (d-q)/(p-q) jika q < d ≤ p H(d) = 1 jika d > p

Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } p = nilai kecenderungan atas

q = harus merupakan nilai yang tetap

Pada kasus ini, pengambil keputusan

mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p.

f) Kriteria Gausian

H(d) = 1 - exp – (d2/2a2) jika d > 0 H(d) = 0 jika d < 0

Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } Pada kasus ini, kriteria biasanya digunakan untuk data yang bersifat kontinu, kriteria ini adalah yang paling jarang digunakan dibandingkan dengan kriteria yang lain.

2) Perhitungan Nilai Indeks Preferensi

Setelah mendapatkan nilai preferensi untuk tiap kriteria-kriteria yang ada, maka langkah selanjutnya dalam perhitungan PROMETHEE adalah menghitung nilai indeks preferensi dengan menggunakan persamaan (1) [4] : 𝜋 𝑎, 𝑏 = 1 𝑘 𝑃𝑕(𝑎, 𝑏) 𝑘 𝑕 =1 (1) Dimana :

π 𝑎, 𝑏 = Nilai indeks preferensi

𝑘 = Jumlah Kriteria

Ph 𝑎, 𝑏 = Nilai preferensi a terhadap b

3) Perhitungan Entering Flow dan Net Flow

Setelah mendapat nilai indeks preferensi untuk tiap preferensi, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai leaving flow dan entering flow.

Berikut rumus persamaan untuk menghitung nilai

leaving flow dan entering flow[3] :

a) Leaving Flow

Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ini merupakan

karakter pengukuran outrangking. Adapun

persamaan Leaving Flow adalah sebagai berikut

[3]:

𝜑+ 𝑎 = 1

𝑛−1 𝑥𝜖𝐴 𝜑(𝑎, 𝑥)

(2)

Keterarangan rumus :

𝜑(𝑎, 𝑥) : Menunjukan preferensi alternatif a terhadap x

𝜑+(𝑎) : Nilai leaving flow

n : Banyak Alternatif

b) Entering Flow

Entering flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini merupakan pengukuran outrangking. Adapun

persamaan Entering Flow pada persamaan (3).

𝝋− 𝒂 = 𝟏

𝒏−𝟏 𝒙𝝐𝑨 𝝋(𝒙, 𝒂)

(3)

Keterarangan rumus :

𝜑(𝑥, 𝑎) : Menunjukan preferensi alternatif x terhadap a

𝜑−(𝑎) : Nilai entering flow

n : Banyak Alternatif

(5)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

Perangkingan dalam PROMETHEE didapat dari nilai Net Flow, yaitu didasarkan pada nilai

Entering flow dan Leaving flow. Nilai Net flow

didapat dari pengurangan nilai Leaving flow

dengan Entering flow. Semakin besar nilai Net

Flow maka alternatif tersebut semakin memiliki

kemungkinan untuk dipilih [5]. Adapun persamaan

Net Flow adalah sebagai berikut:

𝜑 𝑎 = 𝜑+ 𝑎 − 𝜑(𝑎) (4) Dimana : 𝜑 𝑎 = Nilai 𝑛𝑒𝑡 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝜑+ 𝑎 = Nilai 𝑙𝑒𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝜑− 𝑎 = Nilai 𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑙𝑜𝑤

D. Bahasa Pemrograman Java

Java adalah bahasa pemograman yang paling populer dan paling banyak digunakan saat ini. Kemampuan Java dalam menciptakan aplikasi grafis, web dan basisdata yang berorientasi objek, serta kelebihan Java untuk berjalan pada sistem operasi apapun membuat bahasa pemrograman ini

menjadi pilihan utama bagi para programmer [6].

E. Metode Pengembangan Sistem Waterfall

Model SDLC air terjun ( waterfall ) sering juga

disebut model sekuensial linier ( Sequential Linear

) atau alur hidup klasik. Model air terjun

menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support) [7].

F. Unified Modeling Language (UML)

UML terdiri atas pengelompokan

diagram-diagram sistem. Diagram adalah yang

menggambarkan permasalahan maupun solusi dari

permasalahan suatu model. Salah satu cara untuk

mengatur diagram UML adalah dengan

menggunakan view. View adalah kumpulan dari

diagram yang menggambarkan aspek yang sama dari proyek yang terdiri dari Static View, Dinamis View, dan Fungsional View. Ada beberapa jenis

diagram dalam UML ini, seperti [8] : class

diagram, sequence diagram, usecase diagram, activity diagram, object diagram, component diagram dan collaboration diagram. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu.

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan. Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) Teladan

Menggunakan Metode Multi Criteria Decision

Making (MCDM) dan Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaulation

(PROMETHEE).

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan metode wawancara, dimana wawancara dilakukan kepada Bapak Zuffi dari pihak Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang dan juga dengan studi kepustakaan yang diperoleh dari buku, jurnal, makalah maupun artike-artikel yang ada di internet.

(6)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan sistem

model waterfall yang bersifat sistematis dan

berurutan. Adapun penjelasan tahap-tahap model

waterfall dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rekayasa dan Pemodelan sistem

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang ada untuk dijadikan suatu sistem sebagai solusi dalam sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan ini.

2. Analisis kebutuhan sistem

Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis dan definisi kebutuhan sistem. Seperti data-data apa saja yang digunakan sebagai inputan dalam pemilihan KUA teladan, fungsi apa saja yang harus dibuat dalam pemilihan tersebut, serta informasi apa saja yang akan diolah dan dihasilkan.

3. Desain Sistem

Setelah tahap analisis dan definisi kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Kegiatan yang dilakukan ditahap ini adalah menerjemahkan analisis kebutuhan sistem ke dalam beberapa bentuk rancangan antarmuka (interface).

4. Pengkodean

Setelah desain sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan dibuat, kemudian antar

muka akan diterjemahkan kedalam bahasa

pemorgraman yang dimengerti oleh komputer (coding). Pada penelitian ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah java dan dengan bantuan Netbeans IDE untuk mengimplementasikannya.

5. Integrasi dan Pengujian Sistem

Setelah sistem sudah dibangun, nantinya akan dilakukan pengujian untuk melihat apakah sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan ini sudah sesuai dengan perencanaan dan perancangan.

Pada penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan Black-Box dan White-Box sebagai

metode pengujian sistem.

D. Metode Pengujian

Pengujian sistem terbagi menjadi dua, yaitu

black-box testing dan white-box testing. Ketika perangkat lunak komputer sudah dipertimbangkan

maka black-box testing dilakukan untuk menguji

antar muka perangkat lunak serta input dan output

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

IV.ANALISIS DAN PERANCANGAN

A. Cara Kerja sistem

Secara garis besar cara kerja sistem yang dibangun ditampilkan dalam Gambar 1.

Mulai Perankingan Dengan

PROMETHEE

Input Data

Alternatif KUA KUA

Teladan

End Input Hasil

Penilaian Lapangan

Gambar 1. Diagram Alir Sistem Pengambilan Keputusan KUA Teladan Dari gambar 1, dapat dilihat bagaimana alur sistem dalam melakukan pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan. Setelah menginputkan data yang menjadi alternatif dan data hasil penilaian lapangan untuk setiap kriteria, barulah sistem dapat merankingkan KUA teladan dengan menggunakan

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaulation (PROMETHEE).

B. Perancangan Model UML (Unified Modeling Language)

Perancangan aplikasi yang

(7)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

PROMETHEE pada sistem pendukung keputusan pemilihan KUA teladan menggunakan UML seperti berikut :

1. Use Case Diagram

Gambar 2. Usecase Diagram

Pada aplikasi ini hanya terdapat seorang aktor yang dinamakan operator dan operator tersebutlah yang hanya bisa mengoperasikan sistem ini. Terdapat sejumlah manajemen data yang dapat dilakukan oleh operator, seperti : manajemen user, manajemen data KUA, manajemen penilaian dan manajemen perankingan. Tapi sebelum masuk kedalam sistem, operator harus melakukan login terlebih dahulu agar bisa melakukan proses manajemen.

2. Activity Diagram

Gambar 3. Activity Diagram

Pada gambar 3 dapat dilihat bagaimana proses – proses yang dapat dilakukan oleh operator pada sistem pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan ini. Untuk melakukan proses – proses yang ada di dalam sistem, operator harus terlebih dahulu

melakukan login sebelum masuk kedalam sistem.

Ada beberapa manajemen proses yang dapat dilakukan oleh operator, yaitu : manajemen user, manajemen data KUA, manajemen penilaian dan manajemen perankingan.

3. Sequence Diagram

(8)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa untuk mengolah data pada sistem, operator harus terlebih

dahulu melakukan proses login dengan

memasukkan username dan password. Setelah

melakukan login maka operator baru dapat

melakukan proses pada manajemen data user,

manajemen data Kantor Urusan Agama (KUA), dan manajemen data penilaian teladan serta manajemen perankingan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan.

4. Class Diagram

Gambar 5. Class Diagram

Pada Gambar 5, terdapat 7 buah kelas, yaitu kelas login, view user, view data KUA, view data

kriteria, view data nilai, penilaian KUA dan

perankingan KUA teladan. Perankingan KUA teladan merupakan kelas yang paling penting dalam sistem ini, karena kelas ini merupakan inti dari sistem ini yaitu pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan. Kelas penilaian KUA terhubung secara 1 ke 1 dengan kelas KUA, dimana setiap satu KUA memiliki satu penilaian. Namun kelas penilaian KUA ini terhubung secara

1 ke banyak dengan kelas kriteria dan kelas nilai. Karena setiap satu penilaian memiliki berbagai macam kriteria dan nilai.

C. Analisis Kriteria

Dalam pemilihan KUA teladan ini terdapat

beberapa kriteria yang digunakan untuk

penilaiannya. Karena data penilaian bersifat kualitatif, maka setiap nilainya diberikan bobot nilai masing-masing sesuai tingkat kepentingannya seperti berikut :

1. Kriteria Visi dan Misi (K1)

Tabel 1 Bobot Penilaian Kriteria Visi dan Misi

Penilaian Lapangan Nilai Bobot

Ada dan diimplementasikan 6

Ada dan tidak

diimplementasikan 4,5

Tidak ada tapi

diimplementasikan 3

Tidak ada 1,5

2. Kriteria Motto Pelayanan (K2)

Tabel 2 Bobot Penilaian Kriteria Motto Pelayanan

Penilaian Lapangan Nilai Bobot

Ada, dipahami, dan

memotivasi 6

Ada, tidak dipahami dan

memotivasi 4

Tidak ada 2

3. Kriteria Publikasi Motto Pelayanan (K3)

Tabel 3 Bobot Penilaian Kriteria Publikasi Motto Pelayanan

Penilaian Lapangan Nilai Bobot

Diumumkan secara luas 6

Diumumkan secara terbatas 4

Tidak diumumkan 2

4. Kriteria Penerapan Standar Pelayanan (K4)

Tabel 4 Bobot Penilaian Kriteria Standar Pelayanan

Penilaian Lapangan Nilai Bobot

Semua mengacu UU 25/2009 6

Tidak sepenuhnya mengacu

UU25/2009 4,5

Standar pelayanan tidak mengacu UU 25/2009

(9)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

Semua mengacu UU 25/2009 6

5. Kriteria Maklumat Pelayanan (K5)

Tabel 5 Bobot Penilaian Maklumat Pelayanan

Penilaian Lapangan Nilai Bobot

Disusun dan dipublikasikan 6

Tidak ada maklumat pelayanan 3

V. PEMBAHASAN

A. Perhitungan Manual

Tabel 6 berikut adalah data hasil penilaian lapangan dari hasil penilaian lapangan untuk tiap alternatif yang digunakan sebagai data uji dalam perhitungan ini.

Tabel 6. Data Hasil Penilaian

No Nama KUA K1 K2 K3 K4 K5

1 Kepahiang (A1) 6 6 4 6 6

2 Ujan Mas (A2) 4,5 4 4 6 3

3 Bermani Ilir (A3) 4,5 4 4 4,5 3

Berikut adalah tahapan perankingan dengan menggunakan metode PROMETHEE:

1. Perhitungan Nilai Preferensi

Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara satu alternatif dengan alternatif lainnya, dengan cara mengurangkan nilai alternatif pertama dengan alternatif kedua, kemudian di hitung nilai preferensinya sesuai dengan tipe preferensi yang digunakan. Karena setiap kriteria memiliki prioritas yang sama maka digunakan tipe preferensi biasa. Untuk lebih lengkapnya dapat di lihat pada perhitungan di bawah ini :

a) Nilai preferensi K1 FK1 (A1, A2) FK1 (A2, A1) d = FK1(A1) - FK1(A2) d = FK1(A2) - FK1(A1) d = 6 – 4,5 d = 4,5 – 6 d = 1,5 d = -1,5 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK1 (A1, A3) FK1 (A3, A1) d = FK1(A1) - FK1(A3) d = FK1(A3) - FK1(A1) d = 6 – 4,5 d = 4,5 – 6 d = 1,5 d = -1,5 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK1 (A2, A3) FK1 (A3, A2) d = FK1(A2) - FK1(A3) d = FK1(A3) - FK1(A2) d = 4,5 – 4,5 d = 4,5 – 4,5 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 b) Nilai preferensi K2 FK2 (A1, A2) FK2 (A2, A1) d = FK2(A1) - FK2(A2) d = FK2(A2) - FK2(A1) d = 6 – 4 d = 4 – 6 d = 2 d = -2 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK2 (A1, A3) FK2 (A3, A1) d = FK2(A1) - FK2(A3) d = FK2(A3) - FK2(A1) d = 6 – 4 d = 4 – 6 d = 2 d = -2 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK2 (A2, A3) FK2 (A3, A2) d = FK2(A2) - FK2(A3) d = FK2(A3) - FK2(A2) d = 4 – 4 d = 4 – 4 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 c) Nilai preferensi K3 FK3 (A1, A2) FK3 (A2, A1) d = FK3(A1) - FK3(A2) d = FK3(A2) - FK3(A1) d = 4 – 4 d = 4 – 4 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK3 (A1, A3) FK3 (A3, A1) d = FK3(A1) - FK3(A3) d = FK3(A3) - FK3(A1) d = 4 – 4 d = 4 – 4 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK3 (A2, A3) FK3 (A3, A2) d = FK3(A2) - FK3(A3) d = FK3(A3) - FK3(A2) d = 4 – 4 d = 4 – 4 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d) Nilai preferensi K4 FK4 (A1, A2) FK4 (A2, A1) d = FK4(A1) - FK4(A2) d = FK4(A2) - FK4(A1) d = 6 – 6 d = 6 – 6 d = 0 d = 0

(10)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK4 (A1, A3) FK4 (A3, A1) d = FK4(A1) - FK4(A3) d = FK4(A3) - FK4(A1) d = 6 – 4,5 d = 4,5 – 6 d = 1,5 d = -1,5 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK4 (A2, A3) FK4 (A3, A2) d = FK4(A2) - FK4(A3) d = FK4(A3) - FK4(A2) d = 6 – 4,5 d = 4,5 – 6 d = 1,5 d = -1,5 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 e) Nilai preferensi K5 FK5 (A1, A2) FK5 (A2, A1) d = FK5(A1) - FK5(A2) d = FK5(A2) - FK5(A1) d = 6 – 3 d = 3 – 6 d = 0 d = -3 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK5 (A1, A3) FK5 (A3, A1) d = FK5(A1) - FK5(A3) d = FK5(A3) - FK5(A1) d = 6 – 3 d = 3 – 6 d = 3 d = -3 d > 0, maka H(d) = 1 d ≤ 0, maka H(d) = 0 FK5 (A2, A3) FK5 (A3, A2) d = FK5(A2) - FK5(A3) d = FK5(A3) - FK5(A2) d = 3 – 3 d = 3 – 3 d = 0 d = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0 d ≤ 0, maka H(d) = 0

2. Perhitungan Indeks Preferensi

Setelah mendapat nilai preferensi untuk semua kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai indeks preferensi dengan menggunakan persamaan (1). Berikut perhitungan untuk nilai indeks preferensi : π(A1,A2) = 1 5 (1 + 1 + 0 + 0 + 1) = 3 5 = 0,6 π(A2,A1) = 1 5 (0 + 0 + 0 + 0 + 0) = 0 5 = 0 π(A1,A3) = 1 5 (1 + 1 + 0 + 1 + 1) = 4 5 = 0,8 π(A3,A1) = 1 5 (0 + 0 + 0 + 0 + 0) = 0 5 = 0 π(A2,A3) = 1 5 (0 + 0 + 0 + 1 + 0) = 1 5 = 0,2 π(A3,A2) = 1 5 (0 + 0 + 0 + 0 + 0) = 0 5 = 0

Dari perhitungan diatas dapat kita lihat hasil untuk perhitungan nilai indeks preferensi pada tabel 7.

Tabel 7. Nilai Indeks Preferensi Alternatif

π A1 A2 A3

A1 0 0,6 0,8

A2 0 0 0,2

A3 0 0 0

3. Perhitungan Nilai Leaving Flow dan Entering

Flow

Setelah mendapatkan nilai indeks preferensi untuk semua alternatif, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai leaving flow dan entering flow

dengan menggunakan persamaan (2) dan (3). Berikut perhitungan untuk nilai leaving flow dan

entering flow : a. Leaving Flow 𝜑+A 1 = 1 3−1 (0 + 0,6 + 0,8) = 1,4 2 = 0,7 𝜑+ A2 = 1 3−1 (0 + 0 + 0,2) = 0,2 2 = 0,1 𝜑+A 3 = 1 3−1 (0 + 0 + 0) = 0 2 = 0 b. Entering Flow 𝜑− A1 = 1 3−1 (0 + 0 + 0) = 0 2 = 0 𝜑−A 2 = 1 3−1 (0,6 + 0 + 0)

(11)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

= 0,6 2 = 0,3 𝜑− A3 = 1 3−1 (0,8 + 0,2 + 0) = 1 2 = 0,5

4. Perhitungan Nilai Net Flow

Setelah mendapatkan nilai leaving flow dan

entering flow tiap alternatif, maka langkah terakhir dalam perhitungan PROMETHEE adalah mencari nilai net flow menggunakan persamaan (4) .Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai net flow :

𝜑A1 = 0,7 – 0 = 0,7 𝜑A2 = 0,1 – 0,3 = -0,2 𝜑A3 = 0 – 0,5 = -0,5

Tabel 8 adalah hasil perhitungan untuk nilai net flow tiap alternatif :

Tabel 8. Hasil Nilai Net Flow

Alternatif Net Flow Ranking

Kepahiang (A1) 0,7 1

Ujan Mas (A2) -0,2 2

Bermani (A3) -0,5 3

Perankingan dalam PROMETHEE bergantung pada nilai net flow, jadi pada tabel 8 diatas alternatif Kepahiang (A1) menjadi alternatif terbaik karena memiliki nilai net flow paling baik yaitu 0,7.

B. Perhitungan Sistem

Setelah melakukan perankingan PROMETHEE dengan data uji yang ada, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan perankingan antara perankingan yang dilakukan secara manual dengan perankingan yang dilakukan oleh sistem dengan data uji yang sama. Untuk hasil perankingan yang dilakukan oleh sistem dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Hasil Perhitungan Sistem

Dilihat dari hasil perhitungan sistem pada gambar 6, hasil perankingan yang dilakukan oleh sistem menunjukan hasil yang sama dengan perankingan yang dihitung secara manual, dimana pada perankingan yang dilakukan oleh sistem, KUA Kepahiang juga menjadi alternatif yang paling baik. Karena memiliki nilai net flow yang paling baik yaitu 0,7.

VI.KESIMPULAN

Berdasarkan analisa perancangan sistem,

implemantasi, dan pengujian sistem, maka dapat

disimpulkan bahwa Metode Multi Criteria

Decision Making (MCDM) dan Preference Ranking Organization Method For Enrichment

Evaulation (PROMETHEE) yang

diimplementasikan pada sistem ini telah dapat

membantu memberikan alternatif keputusan

pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan kepada pihak Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang. Hal ini berdasarkan hasil uji kevalidan

sistem, hasil perankingan menggunakan Preference

Ranking Organization Method For Enrichment Evaulation (PROMETHEE)yang dilakukan sistem menunjukkan hasil yang sama dengan perankingan dari pihak Kantor Kementerian Agama.

(12)

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No.2 November 2015, ISSN 2303-0755

VII. SARAN

Berdasarkan analisa perancangan sistem,

implementasi, dan pengujian sistem, maka untuk pengembangan penelitian kedepannya diharapkan sistem pendukung keputusan pemilihan Kantor

Urusan Agama (KUA) teladan ini dapat

ditambahkan sebuah halaman manajemen kriteria untuk jika nanti suatu waktu akan terjadi penambahan atau perubahan kriteria penilaian dalam pemilihan Kantor Urusan Agama (KUA) teladan. Sehingga akhirnya sistem ini dapat juga digunakan dalam pemilihan KUA teladan untuk kantor Kementerian Agama Kabupaten lain yang memiliki sistem penilaian yang berbeda.

REFERENSI

[1] Daihani, D. U. (2001). Sistem Pendukung Keputusan.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

[2] Chen, Z. (2005). Consensus In Group Decision Making Under Linguistic Assessments. Manhattan Kansas: Kansas State University.

[3] Arsita, R. (2013). Sistem Pendukung Keputusan

Penerimaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS) Dengan Metode PROMETHEE. Pelita Informatika Budi Darma, Volume : I .

[4] Brans, J. P., & Vincke, P. (1985). A Preference Ranking Organization Method (The PROMETHEE Method for Multiple Criteria Decision-Making). U.S.A.: INFORMS. [5] Arbawan, D. (2013). Usulan Prioritas Peringkat dalam

Pemilihan Supplier Produk Yamato dengan Metode Promethee. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. [6] Irawan. (2007). Java Untuk Orang Awam. Palembang:

Maxikom.

[7] Rosa, A., & Salahuddin, M. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Modula. [8] Pender, T. A. (2002). UML Weekend Crash Course.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir   Sistem Pengambilan Keputusan KUA Teladan  Dari  gambar  1,  dapat  dilihat  bagaimana  alur  sistem dalam melakukan pemilihan Kantor Urusan  Agama (KUA) teladan
Gambar 4. Sequence Diagram
Gambar 5. Class Diagram
Tabel  6  berikut  adalah  data  hasil  penilaian  lapangan  dari  hasil  penilaian  lapangan  untuk  tiap  alternatif  yang  digunakan  sebagai  data  uji  dalam  perhitungan ini
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penambahan Molase Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap Berat Segar Tubuh Buah Jamur Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytrica) .... Pengaruh Penambahan

Hal yang penulis amati dan dapat dijadikan indikator dari dampak tayangan Karma adalah masyarakat desa Srikaton menjadi terdorong untuk melakukan sesuatu yang tidak

Hegemoni sanro dan relasi kuasanya terhadap ritus lokal ini juga terlihat ketika ritual magisnya dapat mengikat masyarakat Ujung, baik yang berdomisili di Desa Ujung sendiri,

Pada tahap pertama dari penelitian ini adalah uji distribusi untuk data permintaan, data penjualan, data demand untuk kategori the celup dengan menggunakan uji

Apakah jika harga tebu di pasar turun, Anda tetap melakukan budidaya tebu.. Ya /

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan wawancara maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Dampak abrasi pantai bagi kehidupan masyarakat di jorong

minimal, dengan kenyamanan yang lebih dan dapat menghemat waktu, (2) konsumen bisa secara efisien memperoleh pengetahuan mengenai suatu perusahaan, produk, dan merk

Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan sebagian besar siswa salah dalam mensubtitusikan dari apa yang diketahui di soal dan dalam proses penghitungan menggunakan