• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi Nelayan sebagai Badan Hukum untuk Mensejahterakan Nelayan Menuju Perikanan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi Nelayan sebagai Badan Hukum untuk Mensejahterakan Nelayan Menuju Perikanan Berkelanjutan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

REVITALISASI FUNGSI KELEMBAGAAN KOPERASI NELAYAN SEBAGAI

BADAN HUKUM UNTUK MENSEJAHTERAKAN NELAYAN MENUJU

PERIKANAN BERKELANJUTAN

Christiana Okti Pratiwi

christianaoktipratiwi@student.uns.ac.id

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Albertus Sentot Sudarwanto

Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Abstract

Indonesia as a maritime country has the potential of fisheries and marine resources are abundant. Nevertheless many fishermen live in poverty due to little revenue. The Fishermen Cooperative exists to

realize the goal the welfare of its members in accordance with the Cooperatives Law. The legal aims to assess whether the implementation of the functions of the Mina Bahari ’45 Fishermen Cooperative as

a legal entity in accordance with Cooperatives Law to provide the welfare of fishermen, as its members as well as to assess efforts to revitalize the right to Mina Bahari ’45 Fishermen Cooperative in terms of the institutional aspects as an entity so as to improve the welfare of fishermen as members. This legal writing is a kind of non-doctrinal research (social legal research). The approach used is a qualitative

approach with technique analysis techniques used by the author in this study is qualitative data analysis

with interactive model. This legal writing is boiled down to 2 (two) conclusions, namely: Mina Bahari ’45 Fishermen Cooperative has been realizing the goal of providing welfare for fishermen as members in accordance with Cooperatives Law and to improve the welfare of its members who work as fishermen

then revitalization or reinforcement of Mina Bahari ‘45 Fishermen Cooperative as a legal entity in the form of integration between Bantul district government and Mina Bahari ’45 Fishermen Cooperative.

Keywords: fishermen cooperatives, revitalization, institutional, integration, welfare of fishermen

Abstrak

Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi perikanan dan sumber daya kelautan yang melimpah. Meski demikian banyak nelayan hidup miskin akibat pendapatan yang sedikit. Koperasi Nelayan hadir untuk mewujudkan tujuannya mensejahterakan anggotanya sesuai dengan Undang-Undang Perkoperasian. Penulisan Hukum ini bertujuan untuk mengkaji apakah pelaksanaan fungsi Koperasi Mina Bahari ’45 sebagai badan hukum telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian untuk memberikan kesejahteraan bagi nelayan sebagai anggotanya serta untuk mengkaji upaya revitalisasi yang tepat untuk Koperasi Mina Bahari ’45 ditinjau dari aspek kelembagaan sebagai badan hukum sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan sebagai anggotanya. Penulisan Hukum ini merupakan jenis penelitian hukum non-doctrinal research (social legal research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif. Penulisan Hukum ini mengerucut pada 2 (dua) simpulan yaitu: Koperasi Mina Bahari ’45 telah mewujudkan tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi nelayan sebagai anggotanya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang berprofesi sebagai nelayan maka diperlukan revitalisasi atau penguatan kembali Koperasi Mina Bahari ’45. Integrasi antara pemerintah dan koperasi dilakukan untuk menjalankan upaya revitalisasi atau penguatan kembali koperasi sebagai badan hukum.

Kata kunci: koperasi nelayan, revitalisasi, kelembagaan, integrasi, kesejahteraan nelayan A. Pendahuluan

Di Indonesia masalah kemiskinan bukanlah masalah yang baru. Kenyataan yang dihadapi adalah kemiskinan yang masih diderita oleh sebagian rakyat. Kesejahteraan umum yang

hendak dicapai oleh bangsa Indonesia adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, dan termasuk di dalamnya adalah nelayan. Pencapaian kesejahteraan tersebut mendorong adanya suatu kegiatan perekonomian

(2)

yang dapat dengan mudah menyesuaikan perannya dengan kebutuhan masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir yaitu adanya koperasi. Berdasarkan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Bentuk kegiatan perekonomian yang sesuai dengan bunyi dari pasal tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan suatu kegiatan perekonomian bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka (Kartosapoetra, dkk 1991: 1). Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis revitalisasi fungsi kelembagaan koperasi nelayan Mina Bahari ’45 sebagai badan hukum untuk mensejahterakan nelayan menuju perikanan berkelanjutan.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum empiris atau non-doctrinal research (social legal research) untuk mengetahui keadaan yang terjadi di dalam praktek. Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan dengan metode kualitatif adalah suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif-analitis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 2010 :51). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah studi kepustakaan dan

metode wawancara. Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Pelaksanaan fungsi Koperasi Mina Bahari ‘45 sebagai Badan Hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian untuk Memberikan Kesejahteraan Bagi Anggotanya

Di Indonesia masalah kemiskinan bukanlah masalah yang baru. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kemiskinan masih diderita oleh sebagian rakyat Indonesia. Di Indonesia, koperasi berperan sebagai bagian dari pembangunan dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan juga dialami oleh masyarakat di pesisir Kabupaten Bantul tak terkecuali Desa Parangtritis. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan. Koperasi merupakan suatu kegiatan perekonomian bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka (Kartosapoetra,dkk, 1991:1). Legitimasi mengenai koperasi pun telah diakomodir dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menegaskan mengenai hakikat koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Wilayah Kabupaten Bantul sebagian besar merupakan wilayah pesisir. Wilayah pesisir di Kabupaten Bantul hanya terdapat di 3 (tiga) Kecamatan, dengan jumlah desa

pesisir sebanyak 5 (lima) desa, yaitu Desa Srandakan, Desa Gadingsari, Desa Srigading, Desa Tirtohadi dan Desa Parangtritis.

Data kependudukan menunjukan bahwa jumlah penduduk di Desa Parangtritis sebanyak jiwa 7.476 orang yang terdiri dari 3.633 orang laki-laki dan 3.843 orang perempuan. Ditinjau dari segi mata pencahariannya, sebagian besar penduduk Desa Parangtritis berprofesi sebagai petani

dan nelayan. Profesi nelayan dijalani oleh para nelayan di Desa Parangtritis dengan jangkauan penangkapan sekitar 4-5 mil laut dengan menggunakan sarana perahu motor tempel bertenaga 15 PK. Para nelayan di Desa Parangtritis yang mencari ikan di Pantai Depok menjual tangkapan ikannya melalui pelelangan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) secara terbuka.

Terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah

(3)

Istimewa Yogyakarta, Koperasi Mina Bahari ’45 ini berada. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maka masyarakat di wilayah Depok melaut dengan cara yang sangat tradisional untuk menambah penghasilan dari hasil mencari ikan. Makna dari Mina Bahari ’45 yaitu berasal dari kata Mina diambil dari Bahasa Jawa yang berarti ikan dalam Bahasa Indonesia dan kata Bahari yang berarti laut sedangkan ’45 menunjuk lokasi koperasi ini berada yaitu di Dusun 4 (empat) yaitu Dusun Bungkus dan Dusun 5 (lima) yaitu Dusun Depok. (Wawancara dengan Bapak Sudharto sebagai Ketua II Koperasi Mina Bahari ’45 pada tanggal 13 Maret 2016, pukul 14.15 WIB).

Bapak Topo, selaku penggagas dan juga pengurus Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari ’45 kemudian mendirikan Koperasi Mina Bahari ’45 pada tanggal 20 Juni 2000. Koperasi Mina Bahari ’45 mendapat pengesahan sebagai Badan Hukum setelah akta pendiriannya diterima dengan Nomor Badan Hukum : 121/BH/KDK-12-I/VI/2000 (Wawancara dengan Bapak Topo sebagai Ketua I Koperasi Mina Bahari

‘45 pada tanggal 9 Maret 2016, pukul 15.30 WIB). Perkembangan signifikan dialami oleh Koperasi Mina Bahari ’45 dimana pada tahun awal didirikannya yaitu tahun 2000 sebanyak 220 orang mendaftarkan diri sebagai anggota, berkembang menjadi 851 orang pada tahun 2014 dan hingga saat ini sebanyak 855 orang terdaftar menjadi anggota dengan 80 orang anggotanya berprofesi sebagai nelayan. a. Landasan Koperasi Mina Bahari ‘45

1) Landasan Idiil : Pancasila

2) Landasan Struktural dan Gerak : Pasal 33 ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3) Landasan Operasional : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian b. Tujuan Koperasi Mina Bahari ‘45

Meningkatkan peran serta koperasi menuju kesejahteraan masyarakat khususnya anggota koperasi dengan memberikan pelayanan permodalan dan pemasaran produk.

c. Struktur Organisasi Koperasi Mina Bahari ‘45

STRUKTUR ORGANISASI

KOPERASI MINA BAHARI ‘45

Sumber : Profil Koperasi Mina Bahari ‘45

KA UNIT SIMPAN PINJAM KA UNIT WASERDA KA UNIT TPI KA UNIT PASAR IKAN KA UNIT PARKIR KA UNIT PABRIK ES KA UNIT RETRIBUSI KA UNIT SEWA WARUNG / PKL KA UNIT KOLAM RENANG RAPAT ANGGOTA PENGURUS PENGAWAS MANAJER

(4)

Suatu badan usaha koperasi selalu membentuk beberapa usaha dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota dan juga masyarakatnya. Ditinjau dari aspek pelayanan yaitu pada kegiatan usaha di Koperasi Mina Bahari ’45 menjadi indikator kesejahteraan anggota Koperasi Mina Bahari ’45 yang meliputi : 1) Perolehan Pendapatan Unit Usaha

Warung Serba Ada (Waserda) S e b a g i a n b e s a r a n g g o t a Koperasi Mina Bahari ’45 melakukan p e m b e l i a n d i u n i t w a s e r d a . Keaktifan anggota dalam melakukan pembelian di unit waserda koperasi dapat dilihat dari jumlah pendapatan waserda koperasi tahun 2013 – 2015 adalah berikut ini :

Tabel 1. Pendapatan Unit Warung Serba Ada (Waserda) Koperasi Mina Bahari ’45 Tahun 2013 – 2015

No. Tahun Total Pendapatan 1. 2013 Rp 1.750.000,00 2. 2014 Rp 8.821.500,00 3. 2015 Rp 2.209.486,00 S u m b e r : D a t a d i o l a h o l e h p e n u l i s b e r d a s a r k a n L a p o r a n Perhitungan Hasil Usaha Waserda

2) Perolehan Pendapatan Penge-lolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Te m p a t P e l e l a n g a n I k a n (TPI) merupakan suatu unit usaha yang potensial, sehingga dapat berperan dalam memberdayakan k o p e r a s i n e l a y a n .U n i t U s a h a Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menjadi indikator kedua yang menunjukkan tercapainya kesejahteraan anggota Koperasi Mina Bahari ’45 khususnya yang berprofesi sebagai nelayan. Tugas pokok dan fungsi dari Unit Usaha Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) bukan hanya dalam memasarkan hasil tangkapannya n a m u n j u g a m e n j a d i s a r a n a pemeliharaan atau perawatan armada kapal yang dimiliki oleh nelayan.

Tabel 2. Pendapatan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Koperasi Mina Bahari ’45 Tahun 2013 – 2015

No. Tahun Total Pendapatan 1. 2013 Rp 8.000.000,00 2. 2014 Rp 6.000.000,00 3. 2015 Rp 10.000.000,00 Sumber : Data diolah oleh penulis berdasarkan Laporan Perhitungan Hasil Usaha TPI

3) Perolehan Pendapatan Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)

Keberadaan Koperasi Mina Bahari ’45 diamini oleh masyarakat lokal khususnya yang berprofesi m e n j a d i n e l a y a n m a m p u m e n i n g k a t k a n k e s e j a h t e r a a n anggota koperasi melalui Unit Simpan Pinjam. Penghimpunan dan penyaluran dana di Koperasi Mina Bahari ’45 dilakukan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggotanya yang sebagian besar berprofresi sebagai nelayan. Alasan para anggota yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan tersebut mengajukan pinjaman adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup karena pada musim paceklik penghasilan nelayan kecil.

Tabel 3. Pendapatan Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Mina Bahari ’45 Tahun 2013 – 2015

No. Tahun Total Pendapatan 1. 2013 Rp 82.339.103,00 2. 2014 Rp 188.731.079,00 3. 2015 Rp 162.589.739,00 Sumber : Data diolah oleh penulis berdasarkan Laporan Pendapatan Unit Simpan Pinjam

4) Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh Koperasi Mina Bahari ’45 merupakan salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi tersebut dan dapat mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi anggota yang lebih aktif. Hal itu disebabkan anggota yang berpartisipasi aktif akan mendapatkan pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang lebih besar. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh Koperasi Mina Bahari

(5)

’45 disetiap tahunnya sebagai pertanda bahwa Koperasi Mina Bahari ’45 telah dikelola secara profesional. Semakin besar sisa hasil usaha yang didapat Koperasi Mina Bahari ‘45 semakin meningkat pula kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Tabel 4. Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Mina Bahari ’45 Tahun 2013 – 2015

No. Tahun Total Pendapatan 1. 2013 Rp 74.046.715,00 2. 2014 Rp 108.839.366,00 3. 2015 Rp 123.013.338,00 Sumber : Data diolah oleh penulis berdasarkan Laporan Pembagian SHU

2. Revitalisasi Koperasi Mina Bahari ’45 Sebagai Badan Hukum Ditinjau dari Aspek Kelembagaan Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan sebagai anggotanya

a. Kedudukan Koperasi Mina Bahari ’45 sebagai badan hukum

Revitalisasi Koperasi ditinjau dari bidang kelembagaan dilihat pula dari kedudukan koperasi tersebut sebagai badan hukum. Sesuai Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang tentang Perkoperasian ini diatur tentang cara koperasi memperoleh kedudukannya sebagai badan hukum. Koperasi Mina Bahari ’45 setelah memperoleh status badan hukum sejak koperasi ini mendapatkan pengesahan atas akta pendirian atau anggaran dasar di hadapan notaris, tepatnya pada tanggal 20 Juni 2000 dengan Nomor Badan Hukum : 121/BH/KDK-12-I/VI/2000. Dengan mendapatkan status badan hukum berarti sebuah badan usaha yaitu Koperasi Mina Bahari ’45 menjadi subyek hukum yang memiliki hak dan kewajiban yang berarti pula Koperasi Mina Bahari ’45 memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting di dalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subyek hukum tersebut yang dapat mempunyai wewenang hukum. Pada Koperasi Mina Bahari ’45, untuk mempertahankan hak dan kewajibannya oleh hukum dilaksanakan melalui upaya perantara organnya, seperti pengurus dan pengawas.

b. Upaya Revitalisasi Koperasi Mina Bahari ’45 dari aspek kelembagaan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan sebagai anggotanya

Upaya revitalisasi atau penguatan kembali merujuk pada Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 25/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Revitalisasi Koperasi. Pasal 1 ayat (2) pada Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 25/ Per/M.KUKM/IX/2015 dijelaskan bahwa : “Revitalisasi Koperasi adalah rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Koperasi dalam mengupayakan agar Koperasi yang Tidak Aktif dapat menjadi Koperasi aktif, dan Koperasi Aktif menjadi Koperasi yang lebih besar.” Ruang lingkup Revitalisasi Koperasi sesuai dengan Pasal 4 huruf (a) pada Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 25/Per/M.KUKM/ IX/2015 salah satunya meliputi bidang kelembagaan. Penguatan kelembagaan koperasi nelayan merupakan solusi yang sangat strategis dan relevan. Peran dari koperasi nelayan layak diperankan kembali melalui penguatan kembali atau revitalisasi secara kelembagaan agar koperasi nelayan sebagai suatu lembaga berbadan hukum mampu meningkatkan kesejahteraan anggota, melindungi dan memfasilitasi usaha anggota.

D. Simpulan

Pelaksanaan fungsi Koperasi Mina Bahari ‘45 untuk mensejahterakan anggotanya telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi Mina Bahari ’45 telah memberikan kesejahteraan bagi anggota pada umumnya dan terkhusus bagi anggotanya yang berprofesi sebagai nelayan. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, maka upaya revitalisasi atau penguatan kembali pada Koperasi Mina Bahari ’45 sebagai badan hokum dilakukan melalui bentuk integrasi antara Pemerintah Daerah yaitu Pemerintah Kabupaten Bantul dan Koperasi Mina Bahari ’45.

E. Saran

Peran Pemerintah selaku stakeholder diperlukan untuk mendukung upaya Revitalisasi Koperasi. Pemerintah dalam hal ini ditujukkan k e p a d a P e m e r i n t a h K a b u p a t e n B a n t u l , karena Koperasi Mina Bahari ’45 merupakan

(6)

koperasi dengan wilayah keanggotaan di dalam wilayah Kabupaten/Kota Bantul. Peran Pemerintah Kabupaten Bantul tersebut dapat diimplementasikan melalui :

a. Pemberian pendidikan keorganisasian koperasi;

b. Peningkatan pengetahuan hukum mengenai aspek penyusunan kontrak perjanjian melalui sosialisasi atau sarasehan secara periodik setiap 1 tahun sekali;

c. Pengawasan atau monitoring secara berkala terhadap pengelolaan keorganisasian koperasi setiap 6 bulan sekali.

Selain Pemerintah Kabupaten Bantul Peran Koperasi Mina Bahari ’45 dalam upaya revitalisasi diimplementasikan melalui perantara organ-organ

koperasinya yaitu pengurus, pengawas, karyawan dan anggota. Langkah-langkah konkret revitalisasi yang dilakukan oleh Koperasi Mina Bahari ‘45 meliputi :

a. Peningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM) pengurus Koperasi Mina Bahari ’45 terkait dengan pengelolaan keorganisasian koperasi, melalui diklat atau pelatihan; b. Pengarsipan dokumen secara teratur; dan c. Pemutakhiran database terkait keanggotan,

organisasi, dan kegiatan usaha yang ada pada Koperasi Mina Bahari ’45.

d. Membangun jaringan dengan kelembagaan kelompok unit bersama nelayan lainnya secara berkelanjutan.

e. Penyusunan bisnis plan

Daftar Pustaka

Buku

Ali Chidir. 1987. Badan Hukum. Bandung : Alumni

Ari Wahyono, dkk. 2004. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Jakarta : Media Pressindo

Arif Satria. 2012. Perlindungan Nelayan Tradisional Dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan. Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional

Arifin Sitto, dkk. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga

Arifinal Chaniago. 1973. Pendidikan Perkoperasian Indonesia. Semarang : Bandung Angkasa Ariyono Suyono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta : Akademik Presindo

Hendrojogi. 2000. Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Press Hendra S.Boen. 2008. Bianglala Bussiness Judgement Rule. Jakarta : PT. Tatanusa

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT.Bumi Aksara James A.F. Stoner. 1982. Management, edisi ke-2. New York : Prentice Hall International, Inc. Englewood

Cliffs

John W. Creswell. 2003. Research Design : Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approach, second edition. California, USA : Sage Publication

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1999. Jakarta : Balai Pustaka

Kartosapoetra, dkk. 1991. Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta

Lexi J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Meyers, E.M. 1948. De Algemene Begrippen van het Burgerlijk Recht. Leiden : Universitarie Pers M.Natzir Said. 1985. Perusahaan-Perusahaan Pemerintah Di Indonesia, Ditinjau Dari segi Hukum

Perusahaan. Bandung : Alumni

Nindyo Pramono. 1986. Beberapa Aspek Koperasi Pada Umumnya dan Koperasi Indonesia Di Dalam Perkembangan. Yogyakarta : TPK Gunung Mulia

Notohamidjojo. 1973. Rahasia Hukum. Jakarta : BPK Gunung Mulia Otto Friedrich von Gierke. 1873. Das deutsche Geossenschaftsrecht. Peter Mahmud Marzuki. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana

(7)

Ronny Hanintijo Soemitro. 1983. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Ghalia Indonesia

Soedjono Ibnoe. 2002. Jati Diri Koperasi, ICA (International Co-operative Alliance) Co-operative Identity Statement, Prinsip-Prinsip Koperasi untuk Abad Ke- 21. Jakarta : Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I)

Soeradjiman. 1996. Koperasi Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Dekopin

Soerjono Soekanto. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press) Sudirman. 2006. Potensi Sumberdaya Laut Perairan Indonesia Timur dan Tingkat Pemanfaatannya ke

Depan oleh Masyarakat Pantai dan Nelayan Setempat. Makassar : Universitas Hasanuddin Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi Pasca Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Jakarta : Erlangga Wirasasmita, RA, Rivai, dkk. 1990. Manajemen Koperasi. Bandung : Pionir Jaya

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 10/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Kelembagaan Koperasi

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 25/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Revitalisasi Koperasi

Artikel, Jurnal, Makalah dan Laporan

Batt. Peter J. 2004. “Cooperative in Asia : When Does Intervention Become An Option”. ACIAR Technical Report Number 53

Endang Retnowati. 2011. “Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan Struktural (Perspektif Sosial, Ekonomi dan Hukum)”. Jurnal Perspektif Volume XVI Nomor 3 Tahun 2011 Edisi Mei

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pusat Data, Statistik dan Informasi. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka. Jakarta

Rudyanti Dorotea Tobing. 2014. “Demokrasi Ekonomi Dalam Perspektif Konsep Negara Kesejahteraan (Welfare State)”. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI Kalimantan. Volume 6 Nomor 2 Internet

www.djpt.kkp.go.id/ diakses pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 22:05 WIB http://nik.depkop.go.id/ diakses pada tanggal 9 Maret 2016, pukul 20:16 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hak atas pendidikan, misalnya, Negara harus memberikan cara dan sarana untuk pendidikan dasar gratis dan wajib untuk semua, pendidikan menengah

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu. 34) Memindahkan klem pada tali pusat. 35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di. atas tulang pubis,

Bagian lain dari karya Taylor di Betlehem membuatnya mendapatkan permusuhan terus dari manajemen. Ini adalah sistem akuntansi Hayes - Basley bahwa Taylor

Diagram Sistem Pemetaan Multi Basis Data Relasional ke RDF dengan Aturan Tambahan sebagai Penarik Kesimpulan... ORM

Tes ini berfungsi untuk mengidentifikasi kepribadian manusia yang pada dasarnya terdiri dari 9 jenis..  5

Upaya yang dapat dilakukan terhadap hak tenaga kerja pada perusahaan yang dinyatakan pailit berdasarkan Undang-undang tentang Kepailitan dan penundaan kewajibanpembayaran

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan makanan & minuman yang terdaftar pada BEI 2015-2017. Adanya variabel