No. Daftar/FPEB/427/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
KIKI LIASARI
0901549
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH PENGETAHUAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh:
KIKI LIASARI
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Kiki Liasari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN
KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia)
Bandung, Oktober 2013
Skripsi ini disetujui oleh :
Pembimbing
Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si NIP. 196412031993021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
ABSTRAK
“Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian terhadap Minat
Berwirausaha (Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia)”
di bawah bimbingan Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si
Oleh :
KIKI LIASARI 0901549
Permasalahan dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha mahasiswa yang masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha, dengan objek penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan jumlah sampel 198 mahasiswa yang diambil secara proportionate random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi minat berwirausaha (Y) sebagai variabel dependen, dan variabel independennya meliputi pengetahuan kewirausahaan (X1) dan kemandirian (X2). Sehingga, berdasarkan dua variabel independen tersebut, maka analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan menggunakan alat bantu SPSS 21.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan minat berwirausaha termasuk dalam kategori tinggi. Diketahui juga, bahwa pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, baik secara parsial maupun simultan.
ABSTRACT
“The Influence of Entrepreneurial Knowledge and Independency of Interest on Entrepreneurship (Survey on Faculty of Education Students at Indonesia
University of Education)”
under the guidance of Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si
by: KIKI LIASARI 0901549
The problem of the study is a low interest of entrepreunership among students. The aim of the study is to examine the influences of entrepreneurial knowledge and independency of student interest in entrepreneurship with Faculty of Education students at Indonesia University of Education as the object of the study.
The method of the study is survey explanatory. The data collection uses a questionnaire as an instrument with a sample of 198 students which are selected by proportionate random sampling. The variable of the study includes an interest in entrepreneurship (Y) as dependent variable and entrepreneurial knowledge (X1) and independency (X2) as the independent variable. Thereby, based on two dependent variables, statistic analysis of the study is multiple regression analysis with SPSS 21.0 for windows as the auxiliary apparatus.
The data analysis found that entrepreneurial knowledge, independency, and an interest in entrepreneurship include as high category. The finding also shows that entrepreneurial knowledge and independency have a positive influence toward an interest in entrepreneurship, both partially and simultaneously.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Ciri-ciri atau Karakteristik Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Kemandirian ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Keterkaitan antara Pengetahuan Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Keterkaitan antara Kemandirian dengan Minat Berwirausaha
Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Kuesioner/Angket ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.
3.8.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.8.3.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined.
3.8.3.2 Pengujian Secara Parsial (Uji F ) .. Error! Bookmark not defined.
3.8.3.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not
defined.
4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Deskripsi Umum Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
4.4 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis .... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.
4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.
4.4.4 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.
4.5 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.5.1 Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)Error! Bookmark not defined.
4.5.2 Variabel Kemandirian (X2) ... Error! Bookmark not defined.
4.5.3 Variabel Minat Berwirausaha (Y) Error! Bookmark not defined.
4.6.1 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.6.1.1 Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) .. Error! Bookmark not defined.
4.6.1.2 Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.
4.6.1.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.7.1 Pengetahuan Kewirausahaan (X1)Error! Bookmark not defined.
4.7.2 Kemandirian (X2) ... Error! Bookmark not defined.
4.7.3 Minat Berwirausaha Mahasiswa .. Error! Bookmark not defined.
4.7.4 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat
Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.
4.7.5 Pengaruh Kemandirian terhadap Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.
4.7.6 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian terhadap Minat Berwirausha ... Error! Bookmark not defined.
4.8 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tingginya angka pengangguran di Indonesia sangat memprihatinkan.
Pengangguran terjadi karena banyaknya jumlah lulusan baik dari sekolah
menengah maupun perguruan tinggi tidak sebanding dengan banyaknya
jumlah lowongan pekerjaan yang ditawarkan (Saiman, 2009:22). Menurut
Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah
Raga, mengatakan bahwa ada fenomena semakin tinggi jenjang pendidikan
semakin tinggi ketergantungan pada lapangan kerja. Hal ini disebabkan
karena mereka terlalu memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan
dan kompetensinya, sehingga angka pengangguran terdidik menjadi tinggi
(http://www.republika.co.id). Kebanyakan dari mereka berorientasi mencari
pekerjaan terutama sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta (job seekers),
bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator) (Handriani,
2011:312)
Tabel 1.1 dan 1.2 berikut ini merupakan data tingkat pengangguran
terbuka menurut pendidikan tertinggi di Indonesia yang ditamatkan
berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) :
Tabel 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010–2012 (persen)
No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2010 2011 2012
1. SD ke bawah 3,81 3,56 3,69
2. Sekolah Menengah Pertama 7,45 8,37 7,80 3. Sekolah Menengah Atas 11,90 10,66 10,34 4. Sekolah Menengah Kejuruan 11,87 10,43 9,51
5. Diploma I/II/III 12,78 7,16 7,50
6. Universitas 11,92 8,02 6,95
Jumlah 7,14 6,56 6,32
Tabel 1.2
Pengangguran Terbuka di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010 – 2012 (juta jiwa)
No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2010 2011 2012
1. Tidak/belum pernah sekolah 157.586 190.370 82.411 2. Belum/tidak tamat SD 600.221 686.895 503.379 3. SD 1.402.858 1.120.090 1.449.508 4. SLTP 1.661.449 1.890.755 1.701.294 5. SLTA Umum 2.149.123 2.042.629 1.832.109 6. SLTA Kejuruan 1.195.192 1.032.317 1.041.265 7. Diploma I,II,III/Akademi 443.222 244.687 196.780 8. Universitas 710.128 492.343 438.210 Total 8.319.779 7.700.086 7.244.956 Sumber: bps.go.id (data diolah)
Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan
antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data pada
Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka lulusan
universitas pada tahun 2010 masih jauh lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak/belum pernah sekolah, begitu juga pada tahun 2011 dan 2012. Hal
ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan bukanlah menjadi
jaminan untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah atau tidak menganggur
(Hermina, dkk., 2011:131).
Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif
yaitu dengan membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha. Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (http://www.tempo.co) juga
menyatakan bahwa meningkatnya jumlah pengangguran intelektual
disebabkan orientasi para sarjana adalah mencari pekerjaan dan bukannya
menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu, ia meminta para sarjana
mengembangkan jiwa kewirausahaan daripada menjadi pegawai. Dengan
berwirausaha, tidak hanya memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun
bisa juga untuk orang lain jika memang usaha yang dijalankan telah
berkembang dan maju.
Berwirausaha merupakan cara tidak langsung untuk mengatasi
pengangguran. Yakni dengan cara memberikan bekal pengetahuan,
3
kerja melalui pengembangan kewirausahaan (Sukidjo, 2005:24). Salah satu
bukti bahwa dengan berwirausaha dapat mengurangi jumlah pengangguran
adalah kegiatan usaha yang dijalankan oleh Goris Mustaqim yang bergerak di
bidang teknologi informasi (Palesangi). Usaha tersebut merupakan
paguyuban pemuda Asli Garut yang dikenal dengan nama Asgar Muda. Saat
ini Asgar Muda beranggotakan 700 pemuda-pemudi Garut yang
memfokuskan kegiatannya pada tiga bidang utama, yang pertama yaitu
bidang pendidikan yang kegiatannya memberikan bimbingan belajar untuk
mempersiapkan para siswa SMA/SMK untuk menembus perguruan tinggi
negeri, dan memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu yang berhasil
masuk perguruan tinggi negeri.
Kedua, yaitu bidang kewirausahaan yang menyelenggarakan pelatihan
dan mentoring kewirausahaan, mempertemukan calon usahawan dengan
investor, dan membidani lahirnya koperasi BMT. Kegiatan yang ketiga yaitu
bidang pembinaan masyarakat yang melakukan pembinaan dan
pendampingan terhadap pengrajin akar wangi mulai dari pencarian bahan
bakar alternatif hingga pemasaran.
Namun, sebelumnya telah dipaparkan bahwa minat berwirausaha di
Indonesia masih rendah, hal ini juga dikatakan oleh Staf Ahli Menteri
Koperasi dan UMKM Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi
(http://lensaindonesia.com) bahwa dari 4,8 juta mahasiswa, hanya 7,4 persen
mahasiswa yang meminati wirausaha. Rendahnya minat wirausaha
mahasiswa tersebut diketahui dari data di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencatat bahwa 83,18 persen lulusan
perguruan tinggi lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor.
Menurut Drucker (1996:267), seluruh proses perubahan atau inovasi
yang terjadi dalam perekonomian suatu negara, pada akhirnya tergantung dari
orang yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut, yakni seorang
wiraswasta (entrepreneur). Padahal, jumlah wirausahawan di Indonesia
masih rendah, yaitu baru 0,18 persen dari jumlah penduduk (Suharti dan
2012:46) mengatakan bahwa suatu negara bisa makmur jika jumlah
entrepreneur (wirausaha) sedikitnya ada 2% dari total populasi penduduk.
Untuk mencapai kemakmuran, maka pemerintah sangat mendukung
kegiatan wirausaha. Pada 29 Oktober 2009, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam acara Rembuk Nasional (National Summit) menyatakan
bahwa ada tiga strategi utama yang harus dilakukan Indonesia, yaitu
pemberdayaan, kewirausahaan, dan inovasi teknologi. Sejak pernyataan itu,
maka kewirausahaan menjadi program 100 hari diberbagai departemen
pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Nasional (Mahesa dan Edi
Rahardja, 2012:1).
Oleh karena itu, sebagai wujud dari dukungannya, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (Aprilianty, 2012:312) mencanangkan Gerakan
Kewirausahaan Nasional (GKN) pada Februari 2011. Dengan adanya GKN
diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan. Hal
ini dilakukan untuk mempersiapkan masa depan bangsa dan penduduk untuk
menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran
dan tercapainya kemakmuran.
Menjadi wirausaha memang butuh kesabaran, karena usaha yang
dijalankan benar-benar dari awal atau mengembangkan yang telah ada dengan
inovasi dan kreatifitas dari wirausahawan, sehingga banyak dari mereka yang
telah membuka usaha namun tidak bertahan lama karena putus asa lebih dulu
sebelum benar-benar bisa mengembangkan usahanya. Selain kesabaran, untuk
menjadi wirausaha yang sukses, menurut Frinces (2011:33) harus memiliki
karakteristik yang meliputi kepercayaan diri yang tinggi, toleransi terhadap
risiko, mempunyai kemampuan kepemimpinan, orientasi ke masa depan,
kreatif dan fleksibilitas, bertanggung jawab, serta motivasi untuk suskes yang
besar. Siapa saja dapat berwirausaha, tidak terbatas hanya mereka yang telah
lulus dari sekolah menengah atau perguruan tinggi. Setiap orang yang mampu
melihat peluang dan dapat mengembangkan produk atau usahanya dengan
5
tersendiri akan produk yang dihasilkannya, maka kemungkinan besar
usahanya bisa bertahan dan maju.
Sesuai dengan anjuran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen
Dikti), bahwa perguruan tinggi hendaknya memasukan mata kuliah
kewirausahaan ke dalam kurikulumnya (Handriani, 2011:84). Maka, sesuai
dengan anjuran Dirjen Dikti tersebut, di Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) banyak program studi telah memberikan mata kuliah kewirausahaan.
Namun, minat berwirausaha mahasiswanya masih rendah, hal ini terlihat dari
sedikitnya mahasiswa yang mendaftar dalam Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW). Program ini telah ada sejak tahun 2009 yang dilaksanakan di kampus
utama maupun kampus daerah. Data terakhir pada tahun 2012 diketahui
hanya 258 orang yang mendaftar (Laporan Kegiatan PMW, 2012), padahal
jumlah seluruh mahasiswa yang diperoleh dari Sistem Informasi Akademik
(SIAK) tahun 2012/2013 sebanyak 32.086 mahasiswa.
Untuk memperkuat kebenaran informasi tersebut, penulis melakukan
prapenelitian tentang bagaimana perbandingan antara minat berwirausaha
dengan minat bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta
pada mahasiswa setelah lulus kuliah. Prapenelitian yang pertama dilakukan
pada mahasiswa di tujuh fakultas yang ada di UPI. Dari ke tujuh fakultas
tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) merupakan fakultas yang memiliki minat berwirausaha pada
mahasiswanya masih rendah dibandingkan dengan fakultas lainnya. Dari 25
responden, hanya 7 orang yang memiliki minat berwirausaha setelah lulus,
sedangkan 18 responden lebih berminat untuk bekerja di instansi pemerintah
ataupun swasta.
Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa minat berwirausaha
mahasiswa FIP masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada
mahasiswa di salah satu program studi yang ada di FIP. Hasil prapenelitian
Tabel 1.3
Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
No. Pertanyaan SS S KS TS STS Jumlah
1. Saya memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.
19 18 7 0 0 44
2. Saya akan menciptakan pekerjaan atau usaha sendiri setelah lulus kuliah.
14 16 4 10 0 44
Sumber : Prapenelitian (data diolah)
Pada Tabel 1.3, menunjukkan bahwa minat mahasiswa FIP untuk
berwirausaha masih rendah, kebanyakan dari mereka lebih berminat menjadi
pegawai di instansi pemerintah ataupun swasta. Sehubungan dengan
pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of
change, mahasiswa harus dapat menjadi seorang wirausaha demi perubahan
yang lebih baik bagi negaranya.
Untuk menjadi wirausaha, terlebih dahulu harus memiliki minat
berwirausaha yang tinggi. Tinggi rendahnya minat berwirausaha seseorang
tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Frincess (2011:66),
seseorang yang menjadi wirausaha dipengaruhi oleh proses pendidikan
formal/informal (pelatihan, workshop, pelatihan khusus, pendidikan bidang
khusus seperti manajemen, bisnis, akuntasi, kewirausahaan dan lain-lain).
Dengan pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan, termasuk
pengetahuan kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Nurmiyati
(Nurbaya dan Moerdiyanto, 2012:8), seseorang yang telah memiliki
pengetahuan cenderung ingin mengaplikasikan apa yang telah ia ketahui.
Sehingga seseorang yang telah memiliki pengetahuan kewirausahaan, maka ia
ingin menerapkan pengetahuannya dengan terjun ke dunia usaha dan salah
satunya adalah dengan berwirausaha.
Menurut Subadio (Alma, 2009:19), wirausaha adalah manusia teladan
yang berbudi luhur yaitu manusia yang mampu berdiri sendiri atas
kemampuan sendiri, tidak saja dalam sektor swasta, tapi juga dalam sektor
negara. Sedangkan menurut Soemanto (2006:44), wirausaha adalah orang
yang memiki potensi untuk berprestasi, dalam kondisi dan situasi yang
7
permasalahan hidupnya dan dapat memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Dari
kedua pengertian wirausaha tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang
wirausaha adalah orang yang mandiri dalam hidupnya. Untuk itu, selain
pengetahuan kewirausahaan, seseorang yang dapat menjadi wirausaha adalah
orang yang memiliki kemandirian yang tinggi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan
mengambil judul PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Survey
pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan
minat berwirausaha mahasiswa?
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa?
3. Bagaimana pengaruh kemandirian terhadap minat berwirausaha
mahasiswa?
4. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian
terhadap minat berwirausaha mahasiswa?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kewirausahaan, kemandirian,
dan minat berwirausaha mahasiswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian
tehadap minat berwirausaha mahasiswa.
1.4 Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai tujuan, dilakukannya penelitian karena mempunyai
manfaat atau kegunaan. Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini ada
dua, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
memperluas wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini yaitu pengetahuan
kewirausahaan khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak
seperti di bawah ini :
1. Bagi masyarakat luas
Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, khususnya faktor
pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian.
2. Bagi Universitas
Para dosen dapat mengetahui pentingnya pengetahuan
kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya
bagi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya
mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan
9
khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha.
4. Bagi penulis
Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui
faktor-fakor yang mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dan
mengetahui peranan pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2010:162), objek merupakan variabel penelitian.
Objek penelitian terdiri dari objek variabel dan objek lokasi. Objek variabel
dalam penelitian ada dua, yaitu variabel bebas atau independent variable (X),
dan variabel terikat atau dependent variable (Y). Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel bebas ada dua, yaitu pengetahuan kewirausahaan sebagai
X1, dan kemandirian sebagai X2. Sedangkan variabel terikatnya yaitu minat
berwirausaha (Y).
Sedangkan yang menjadi objek lokasi dalam penelitian ini yaitu para
mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan, Pendidikan Luar
Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan, dan Pendidikan
Nonguru Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah menempuh mata kuliah
kewirausahaan, yaitu angkatan 2010.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan
dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menguji
hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
eksplanatory (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan
pengujian hipotesis.
Survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari
sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dalam
jumlah besar dan luas (Wiranata, 2006:143). Dalam penelitian ini, survey
dilakukan pada mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan,
Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan,
33
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Menurut Komarudin (Mardalis, 2009:53), populasi merupakan
semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam
penelitian ini merupakan mahasiswa FIP yang telah menempuh mata kuliah
kewirausahaan saja, yaitu Program Studi Administrasi Pendidikan,
Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan,
Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi pada angkatan 2010.
Jumlah populasi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Data Jumlah Mahasiswa yang Telah Menempuh Mata Kuliah Kewirausahaan Angkatan 2010
No. Program Studi Jumlah
1. Administrasi Pendidikan 53
2. Pendidikan Luar Sekolah 92
3. Pendidikan Khusus 139
4. Teknologi Pendidikan 85
5. Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi 28
Jumlah 397
Sumber : bidang akademik dan kemahasiswaan FIP UPI (data diolah)
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang
diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil
dengan menggunakan teknik tertentu (Rianse dan Abdi, 2012:189). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan ini yaitu dengan menggunakan teknik
proportionate random sampling (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro
2012:45).
Untuk menentukan berapa jumlah sampel, dalam penelitian ini
menggunakan rumus dari Issac dan Michael (Arikunto, 2010:179) sebagai
berikut :
Dimana : S = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi dalam populasi (0,5)
d = derajat ketelitian/error (0,05)
X2= harga tabel chi-kuadrat = 3,84
Dari populasi sebanyak 397, maka sampelnya adalah :
Jadi, minimal sampel yang akan diteliti yaitu orang 196 responden.
Setelah itu, menghitung besarnya proporsi (sebaran) sampel untuk setiap
jurusan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(Riduwan dan Kuncoro, 2012:52)
Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum. Ni = jumlah populasi menurut stratum. S = jumlah sampel (98)
N = jumlah populasi (501)
Hasil perhitungan besarnya proporsi sampel untuk setiap jurusan
35
3.4 Operasional Variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan maka
variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Definisi
operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan dan dapat diamati (Wiranatha, 2006:223). Operasional variabel
penelitian ini secara rinci ada pada Tabel 3.3 :
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengetahuan kewirausahaan (X1)
Adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya (Kuntowicaksono 2012:49).
Pengetahuan kewirausahaan diukur melalui nilai mata kuliah kewirausahaan yang diperoleh responden.
Interval
Kemandirian (X2)
*1)
Adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain (KBBI, 2008:872)
Kemandirian emosi
Kemandirian emosi mahasiswa diukur melalui:
1.Mahasiswa mampu memecahkan ketergantungannya (sifat kekanak-kanakannya) dari orangtua. Ordinal Tabel 3.2
Proporsi Sampel Penelitian
No. Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Perhitungan Sampel
Jumlah Sampel
1. Administrasi Pendidikan 53 27
2. Pendidikan Luar Sekolah 92 46
3. Pendidikan Khusus 139 69
4. Teknologi Pendidikan 85 42
5. Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi 28 14
2.Mahasiswa mampu memuaskan kebutuhan kasih sayang dan keakraban di luar rumahnya. Kemandirian
perilaku
Kemandirian perilaku mahasiswa diukur melalui:
1.Mahasiswa dapat mengambil keputusan dalam memilih wirausaha sebagai pilihan karirnya.
2.Mahasiswa dapat mengambil keputusan dalam memilih kegiatan yang dapat membekali dalam pelaksanaan
kewirausahaanya. Kemandirian
nilai
Kemandirian nilai mahasiswa diukur melalui:
1. Mahasiswa mengetahui baik buruknya bidang usaha yang akan dirintisnya.
2. Mahasiswa akan berkomitmen terhadap bidang usaha yang akan dirintisnya.
Variabel Dimensi Indikator Skala
Minat Berwirausaha (Y)
*2) Adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan
permasalahan hidup, memajukan usaha atau
menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Yanto dalam Hermina, dkk. 2011:140) Merasa senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan
Perasaan senang dan partisipasi mahasiswa dalam aktivitas kewirasusahaan diukur melalui : Mahasiswa merasa senang dan
berpartisipasi aktif dalam aktivitas kewirausahaan.
Ordinal
Aktivitas kewirausahaan yang dijalani mempunyai arti atau penting bagi individu
Aktivitas yang dijalani mahasiswa mempunyai arti penting baginya diukur melalui : Mahasiswa merasa bahwa
aktivitas kewirausahaan penting bagi hidupnya.
Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas kewirausahaan
Adanya minat instrinsik dalam isi aktivitas mahasiswa diukur melalui:
Mahasiswa memiliki minat dari dalam dirinya untuk melakukan aktivitas kewirausahaan. Sumber :
*1)Diadaptasi dari Douvan (Yusuf, 2008:81) *2)Dikaji dari Dale H. Schunk et al. (2010:34)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, untuk dapat memperoleh data maka
diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang
37
3.5.1 Kuesioner/Angket
Kuesioner atau yang disebut juga angket merupakan teknik
pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan tertulis pada
seseorang atau kelompok untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
dalam penelitian (Mardalis, 2009:67). Dalam penelitian ini, pertanyaan
berupa angket diberikan kepada responden untuk mengukur kemandirian,
dan minat berwirausaha mereka.
3.5.2 Studi Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis (Arikunto, 2010:201). Menurut Riduwan (2012:31), dokumentasi
adalah pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, dan data lainnya yang relevan. Sebagai referensi
dalam penelitian ini, penulis menggunakan jurnal, buku teks, data akademik
dan kemahasiswaan responden, serta situs-situs internet.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket digunakan sebagai alat ukut
variabel kemandirian dan minat berwirausaha. Untuk mengukur kuesioner,
menggunakan skala likert. Setiap jawaban dihubungkan dengan pertanyaan
yang sifatnya positif dan negatif (Rianse dan Abdi, 2012:152). Skor yang
digunakan biasanya berada pada rentang 1-5 seperti yang terlihat berikut ini :
Tabel 3.4
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju/Sangat Sesuai 5
S = Setuju/Sesuai 4
N = Netral 3
TS = Tidak Setuju/Tidak Sesuai 2
3.7 Pengujian Instrumen
Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena
dianggap tidak relevan (Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas
instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007
dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
√{ } { }
(Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan:
r = koefisien korelasi
X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan
∑ = jumlah skor dalam distribusi X
∑ = jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden
Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :
R = 0 - 0,199 = Sangat rendah (tidak valid) R = 0,2 - 0,399 = Rendah
R = 0,4 - 0,699 = Cukup tinggi R = 0,6 - 0,799 = Tinggi R = 0,8 - 1 = Sangat tinggi
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan
39
√ √
(Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan :
thitung = nilai thitung
r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrumen
n = jumlah responden
Maka, jika thitung ≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel
berarti valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen
(pertanyaan) dapat digunakan lebih dari satu kali (Umar, 2008:54). Untuk
menghitung reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan menggunakan
alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus Spearman-Brown sebagai
berikut :
(Umar, 2008:54)
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan
persamaan sebagai berikut :
√ √
(Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan :
thitung = nilai thitung
r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrumen
Maka, jika thitung ≤ ttabel berarti tidak reliabel, dan jika thitung> ttabel
berarti reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda (multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21.
Menurut Sugiyono (2010:275), teknik regresi linier berganda dipakai untuk
menggambarkan suatu variabel dependen yang dihubungkan dengan dua atau
lebih variabel independen. Besar kecilnya pengaruh X terhadap Y diukur
dengan koefisien regresi. Adapun model penelitian yang digunakan penulis
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = minat berwirausaha
b0 = konstanta regresi
b1, b2 = koefisien regresi X1, X2
X1 = pengetahuan kewirausahaan
X2 = kemandirian
e = variabel pengganggu
Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati
normal, atau tidak sama sekali. Untuk mendeteksi normal atau tidaknya
variabel pengganggu, dapat dilihat dari normal probability plot yang
membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan
dibandingkan dengan garis diagonalnya. Menurut Imam Ghazali dalam
Wulandari (2012:12) jika data menyebar di sekitar garis diagonalnya dan
mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram, berarti menunjukan pola
41
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
a. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada
model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel
independen (Umar, 2008:80). Cara untuk mendeteksi multikolinieritas
dalam penelitian ini menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance
Inflating Factor (VIF) (Rohmana, 2010:139). Adapun rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut :
TOL =
( ̂)
( )
(Rohmana, 2010:149)
Dimana, merupakan korelasi antara Xi dengan var explanatory
lainnya. Dengan ketentuan :
Jika VIF > 10, maka ini menunjukkan korelasi tinggi (adanya multikolinieritas).
Jika VIF < 10, maka ini menunjukkan korelasi rendah (tidak ada multikolinieritas).
b. Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas merupakan suatu asumsi yang penting
dalam model regresi linear klasik adalah kesalahan penganggu εi
mempunyai varian yang berbeda.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik,
dengan bantuan program SPSS 21. Dalam regresi, salah satu asumsi yang
harus dipenuhi adalah bahwa varian dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk
menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari
varians residual.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji Durbin Watson (D-W).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
∑
∑
(Rohmana, 2010:194)
Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 3.5
Uji Statistik Durbin – Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
du ≤ d ≤ 4 – du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif
4 - du ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
Sumber : Yana Rohmana, 2010:195
Autokorelasi positif
Ragu-ragu Tidak ada Autokorelasi
Ragu-ragu Autokorelasi negatif
0 dL du 4-du 4-dL 4
Gambar 3.1
Statistik Durbin – Watson d Sumber : Rohmana, 2010:195
Setelah semua asumsi sudah dipenuhi, maka menguji uji Durbin –
Watson dengan prosedur sebagai berikut :
1) Buat regresi dengan OLS dan hitung perkiraan kesalahan penganggu et=
Yt - ̂t .
2) Hitung d dengan rumus Uji Durbin Watson (D-W).
3) Untuk nilai n dan banyaknya variabel X tertentu, cari nilai kritis dL dan
du dari tabel atau menggunakan rumus interpolasi.
43
3.8.3 Uji Hipotesis
Menurut Rohmana (2010:48-50), hipotesis yang dinyatakan
dikenal dengan hipotesis nul (H0) yang diuji melalui hipotesis alternatif
(Ha). Adapaun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.8.3.1Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t statistik bertujuan
untuk menguji kebenaran hipotesis dari data sampel. Uji t merupakan
suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi
kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima
atau menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari
data sebagai berikut :
Jika nilai t hitung > nilai t kritis (tabel) maka H0 ditolak atau menerima
Ha, artinya variabel itu signifikan.
Jika nilai t hitung < nilai t kritis (tabel) maka H0 diterima atau menolak
Ha, artinya variabel itu tidak signifikan.
3.8.3.2Pengujian Secara Parsial (Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis :
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap
Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis di atas digunakan uji F dengan
rumus sebagai beritkut :
⁄ ⁄
(Rohmana, 2010:78)
Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel
berdasarkan besaran α = 0,05 dan df dimana besarannya ditentukan oleh
numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k). Perbadingan F hitung
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan
variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan
variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Kaidah keputusan;
Tolak H0 jika F hit > F tabel dan terima H0 jika F hit< F tabel
3.8.3.3Koefisien Determinasi
Menurut Rohmana (2010:76), koefisien determinasi dalam
penghitungan regresi berganda digunakan untuk mengukur seberapa baik
garis regresi yang dimiliki. Dalam hal ini berarti mengukur seberapa besar
proporsi variansi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel
independen.
R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu.
Dinamakan demikian karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi
dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan
adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005:369).
Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah
sebagai berikut:
∑ ̂ ∑
(Rohmana, 2010:76)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata
lain model tersebut dapat dinilai baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hipotesis dan hasil penelitian tentang pengaruh
pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha
mahasiswa, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan kewirausahaan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan termasuk dalam
kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana konsep
kewirausahaan. Secara umum, mereka memiliki kemandirian yang tinggi.
Mereka mampu untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua, dapat
mengambil keputusan dalam memilih karir, dan mengetahui
baik-buruknya karir yang akan ditekuni setelah lulus kuliah nanti. Adapun
untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam
aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi
mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti
aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha
mereka termasuk dalam kategori tinggi.
2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha. Artinya, semakin tinggi pengetahuan
kewirausahaannya, maka semakin tinggi atau meningkat pula minat
berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, bila pengetahuan kewirausahaan
rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.
3. Kemandirian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat kemandirian, maka semakin
tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, bila kemandirian
rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.
4. Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian, secara bersama-sama
ketika pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian tinggi, maka minat
untuk berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa
saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Hasil pencapaian pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan minat
berwirausaha tergolong tinggi, maka disarankan bagi mahasiswa agar
dapat mengamalkan dan memanfaatkan bekal pengetahuan kewirausahaan,
kemandirian, dan minatnya untuk melakukan tindakan nyata dalam
kegiatan berwirausaha dengan harapan agar dapat membuat orang lain
juga tertarik untuk berwirausaha.
2. Bagi para dosen yang mengampu mata kuliah kewirausahaan, agar lebih
bervariasi lagi dalam menyampaikan materi perkuliahan dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mahasiswa
dapat mengikutinya dengan baik dan tidak membosankan.
3. Bagi Fakultas Ilmu Pendidikan pada khususnya, dan universitas pada
umumnya, agar lebih mendukung lagi minat berwirausaha mahasiswa,
baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena
mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para
pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah
pengangguran ketika lulusan dari perguruan tinggi menjadi wirausahawan.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan faktor lain yang
mempengaruhi minat berwirausaha selain pengetahuan kewirausahaan dan
kemandirian. Dapat juga menggunakan sampel yang berbeda, baik pada
siswa, masyarakat, ataupun ke mahasiswa dari universitas lain. Atau
dengan menambahkan variabel self efficacy dan outcome expectation yang
mengacu pada model SCCT dari Lent et al., 1996 dengan model sebagai
berikut :
Learning Experiences
Self Efficacy
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah :SMK MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311-324.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsismi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Bilic, Ivana, et al.. How Does Education Influence Entrepreneurship Orientation? Case Study Of Croatia. Management, Vol. 16, 2011, 1, pp. 115-128.
Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga.
Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha) Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Fu’adi, Isky Fadli, Budiarso Eko, dan Murdani. 2009. Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang : Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Volume 9, Nomor 2, Desember 2009, 92-98.
Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.
Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
84
Hurlock, Elizabeth.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
http://www.bps.go.id/
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.
Laporan Pelaksanaan KegiatanProgram Mahasiswa Wirausaha (PMW) Tahun 2012.
Lestari, Retno Budi dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Mahesa, Aditya Dion dan Edy Rahardja. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Journal Of Management.
Semarang : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, 130-137.
Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.
Mulyati. 1998. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher.
Murtini, Wiedy. . Pendidikan Kewirausahaan dengan Pemodelan Wirausaha. Surakarta : Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.
Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. . Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas XII SMKN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY : Yogyakarta, September 2012.
Palesangi, Muliadi. . Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial.
Bandung : Universitas Ktolik Parahyangan.
Primartantyo, Ukky. 2012. Satu Juta Intelektual di Indonesia Menganggur.
[online]. Tersedia :
http://www.tempo.co/read/news/2012/04/13/173396869/Satu-Juta-Intelektual-di-Indonesia-Menganggur[diakses : 16 Maret 2013]
Purwadi, Didi. 2012. Kemenpora : Pengangguran Terdidik Capai 47,81 Persen. [online].Tersedia
:http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/12/ma8dl2-kemenpora-pengangguran-terdidik-capai-4781-persen [diakses : 17 Mei 2013]
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Putra, Rano Aditia. 2012. Faktor-faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang). Padang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012, 1-15.
Rianse, Umar dan Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.
Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Rosdiansyah. 2012. Minat Wirausaha Mahasiswa Masih Rendah. [online]. Tersedia :http://www.lensaindonesia.com/2012/02/21/minat-wirausaha-mahasiswa-masih-rendah.html. [diakses :23 Februari 2013]
Rosyadi, Khoiron. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.Jakarta : Salemba Empat.
Schunk, Dale H. et al.2010. Motivasi dalam Pendidikan : Teori, Penelitian,dan Aplikasi. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Soemanto, Wasty. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta.
86
Siswoyo, Bambang Banu. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Enam. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suharti, Lieli dan Hani Sirine. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention)(Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Salatiga : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Vol. 13, No. 2, 2011.
Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam berwiraswasta (Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.
Sukidjo. 2005. Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia Jurnal Economia. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Universitas Negeri Yogyakarta. Volume 1, nomor 1, tahun 2005, 17-28.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.
Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Susilowati, Nurdian. 2012. Sikap Mahasiswa Terhadap Undang-Undang Akuntan Publik Pada Optimisme Dan Perencanaan Karir. Universitas Negeri Semarang, 10 Juni 2012.
Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta : Rajawali Pers.
Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.
Wiranata, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Wulandari, Suci. . Penagruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya.
Yusuf, SLN. 2000. Psikologi Anak dan Remaja.Bandung : PT. Rosdakarya.
Yuwono, Susatyo dan Partini.2008. Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat Berwirausaha.Jurnal Penelitian Humanora. Surakarta :Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah. Volume 9, Nomor 2, Agustus 2008 : 119-127.
Zuhal.2008. Kekuatan Daya Saing Indonesia Mempersiapkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.