• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/FPEB/427/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

KIKI LIASARI

0901549

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH PENGETAHUAN DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh:

KIKI LIASARI

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Kiki Liasari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN

KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia)

Bandung, Oktober 2013

Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si NIP. 196412031993021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian terhadap Minat

Berwirausaha (Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia)”

di bawah bimbingan Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si

Oleh :

KIKI LIASARI 0901549

Permasalahan dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha mahasiswa yang masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha, dengan objek penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan jumlah sampel 198 mahasiswa yang diambil secara proportionate random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi minat berwirausaha (Y) sebagai variabel dependen, dan variabel independennya meliputi pengetahuan kewirausahaan (X1) dan kemandirian (X2). Sehingga, berdasarkan dua variabel independen tersebut, maka analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan menggunakan alat bantu SPSS 21.0 for windows.

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan minat berwirausaha termasuk dalam kategori tinggi. Diketahui juga, bahwa pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, baik secara parsial maupun simultan.

(5)

ABSTRACT

“The Influence of Entrepreneurial Knowledge and Independency of Interest on Entrepreneurship (Survey on Faculty of Education Students at Indonesia

University of Education)”

under the guidance of Dr. A. Jajang W. Mahri, Drs., M.Si

by: KIKI LIASARI 0901549

The problem of the study is a low interest of entrepreunership among students. The aim of the study is to examine the influences of entrepreneurial knowledge and independency of student interest in entrepreneurship with Faculty of Education students at Indonesia University of Education as the object of the study.

The method of the study is survey explanatory. The data collection uses a questionnaire as an instrument with a sample of 198 students which are selected by proportionate random sampling. The variable of the study includes an interest in entrepreneurship (Y) as dependent variable and entrepreneurial knowledge (X1) and independency (X2) as the independent variable. Thereby, based on two dependent variables, statistic analysis of the study is multiple regression analysis with SPSS 21.0 for windows as the auxiliary apparatus.

The data analysis found that entrepreneurial knowledge, independency, and an interest in entrepreneurship include as high category. The finding also shows that entrepreneurial knowledge and independency have a positive influence toward an interest in entrepreneurship, both partially and simultaneously.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Ciri-ciri atau Karakteristik Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Kemandirian ... Error! Bookmark not defined.

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Keterkaitan antara Pengetahuan Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Keterkaitan antara Kemandirian dengan Minat Berwirausaha

Error! Bookmark not defined.

2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

(7)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Kuesioner/Angket ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3.2 Pengujian Secara Parsial (Uji F ) .. Error! Bookmark not defined.

3.8.3.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Deskripsi Umum Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not defined.

4.3 Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis .... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Variabel Kemandirian (X2) ... Error! Bookmark not defined.

4.5.3 Variabel Minat Berwirausaha (Y) Error! Bookmark not defined.

(8)

4.6.1 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.6.1.1 Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) .. Error! Bookmark not defined.

4.6.1.2 Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.

4.6.1.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.7.1 Pengetahuan Kewirausahaan (X1)Error! Bookmark not defined.

4.7.2 Kemandirian (X2) ... Error! Bookmark not defined.

4.7.3 Minat Berwirausaha Mahasiswa .. Error! Bookmark not defined.

4.7.4 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.

4.7.5 Pengaruh Kemandirian terhadap Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark not defined.

4.7.6 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian terhadap Minat Berwirausha ... Error! Bookmark not defined.

4.8 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingginya angka pengangguran di Indonesia sangat memprihatinkan.

Pengangguran terjadi karena banyaknya jumlah lulusan baik dari sekolah

menengah maupun perguruan tinggi tidak sebanding dengan banyaknya

jumlah lowongan pekerjaan yang ditawarkan (Saiman, 2009:22). Menurut

Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah

Raga, mengatakan bahwa ada fenomena semakin tinggi jenjang pendidikan

semakin tinggi ketergantungan pada lapangan kerja. Hal ini disebabkan

karena mereka terlalu memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan

dan kompetensinya, sehingga angka pengangguran terdidik menjadi tinggi

(http://www.republika.co.id). Kebanyakan dari mereka berorientasi mencari

pekerjaan terutama sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta (job seekers),

bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator) (Handriani,

2011:312)

Tabel 1.1 dan 1.2 berikut ini merupakan data tingkat pengangguran

terbuka menurut pendidikan tertinggi di Indonesia yang ditamatkan

berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) :

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010–2012 (persen)

No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2010 2011 2012

1. SD ke bawah 3,81 3,56 3,69

2. Sekolah Menengah Pertama 7,45 8,37 7,80 3. Sekolah Menengah Atas 11,90 10,66 10,34 4. Sekolah Menengah Kejuruan 11,87 10,43 9,51

5. Diploma I/II/III 12,78 7,16 7,50

6. Universitas 11,92 8,02 6,95

Jumlah 7,14 6,56 6,32

(10)

Tabel 1.2

Pengangguran Terbuka di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010 – 2012 (juta jiwa)

No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

2010 2011 2012

1. Tidak/belum pernah sekolah 157.586 190.370 82.411 2. Belum/tidak tamat SD 600.221 686.895 503.379 3. SD 1.402.858 1.120.090 1.449.508 4. SLTP 1.661.449 1.890.755 1.701.294 5. SLTA Umum 2.149.123 2.042.629 1.832.109 6. SLTA Kejuruan 1.195.192 1.032.317 1.041.265 7. Diploma I,II,III/Akademi 443.222 244.687 196.780 8. Universitas 710.128 492.343 438.210 Total 8.319.779 7.700.086 7.244.956 Sumber: bps.go.id (data diolah)

Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan

antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data pada

Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka lulusan

universitas pada tahun 2010 masih jauh lebih tinggi dibandingkan mereka

yang tidak/belum pernah sekolah, begitu juga pada tahun 2011 dan 2012. Hal

ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan bukanlah menjadi

jaminan untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah atau tidak menganggur

(Hermina, dkk., 2011:131).

Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif

yaitu dengan membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha. Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (http://www.tempo.co) juga

menyatakan bahwa meningkatnya jumlah pengangguran intelektual

disebabkan orientasi para sarjana adalah mencari pekerjaan dan bukannya

menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu, ia meminta para sarjana

mengembangkan jiwa kewirausahaan daripada menjadi pegawai. Dengan

berwirausaha, tidak hanya memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun

bisa juga untuk orang lain jika memang usaha yang dijalankan telah

berkembang dan maju.

Berwirausaha merupakan cara tidak langsung untuk mengatasi

pengangguran. Yakni dengan cara memberikan bekal pengetahuan,

(11)

3

kerja melalui pengembangan kewirausahaan (Sukidjo, 2005:24). Salah satu

bukti bahwa dengan berwirausaha dapat mengurangi jumlah pengangguran

adalah kegiatan usaha yang dijalankan oleh Goris Mustaqim yang bergerak di

bidang teknologi informasi (Palesangi). Usaha tersebut merupakan

paguyuban pemuda Asli Garut yang dikenal dengan nama Asgar Muda. Saat

ini Asgar Muda beranggotakan 700 pemuda-pemudi Garut yang

memfokuskan kegiatannya pada tiga bidang utama, yang pertama yaitu

bidang pendidikan yang kegiatannya memberikan bimbingan belajar untuk

mempersiapkan para siswa SMA/SMK untuk menembus perguruan tinggi

negeri, dan memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu yang berhasil

masuk perguruan tinggi negeri.

Kedua, yaitu bidang kewirausahaan yang menyelenggarakan pelatihan

dan mentoring kewirausahaan, mempertemukan calon usahawan dengan

investor, dan membidani lahirnya koperasi BMT. Kegiatan yang ketiga yaitu

bidang pembinaan masyarakat yang melakukan pembinaan dan

pendampingan terhadap pengrajin akar wangi mulai dari pencarian bahan

bakar alternatif hingga pemasaran.

Namun, sebelumnya telah dipaparkan bahwa minat berwirausaha di

Indonesia masih rendah, hal ini juga dikatakan oleh Staf Ahli Menteri

Koperasi dan UMKM Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi

(http://lensaindonesia.com) bahwa dari 4,8 juta mahasiswa, hanya 7,4 persen

mahasiswa yang meminati wirausaha. Rendahnya minat wirausaha

mahasiswa tersebut diketahui dari data di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencatat bahwa 83,18 persen lulusan

perguruan tinggi lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor.

Menurut Drucker (1996:267), seluruh proses perubahan atau inovasi

yang terjadi dalam perekonomian suatu negara, pada akhirnya tergantung dari

orang yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut, yakni seorang

wiraswasta (entrepreneur). Padahal, jumlah wirausahawan di Indonesia

masih rendah, yaitu baru 0,18 persen dari jumlah penduduk (Suharti dan

(12)

2012:46) mengatakan bahwa suatu negara bisa makmur jika jumlah

entrepreneur (wirausaha) sedikitnya ada 2% dari total populasi penduduk.

Untuk mencapai kemakmuran, maka pemerintah sangat mendukung

kegiatan wirausaha. Pada 29 Oktober 2009, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dalam acara Rembuk Nasional (National Summit) menyatakan

bahwa ada tiga strategi utama yang harus dilakukan Indonesia, yaitu

pemberdayaan, kewirausahaan, dan inovasi teknologi. Sejak pernyataan itu,

maka kewirausahaan menjadi program 100 hari diberbagai departemen

pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Nasional (Mahesa dan Edi

Rahardja, 2012:1).

Oleh karena itu, sebagai wujud dari dukungannya, Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (Aprilianty, 2012:312) mencanangkan Gerakan

Kewirausahaan Nasional (GKN) pada Februari 2011. Dengan adanya GKN

diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan. Hal

ini dilakukan untuk mempersiapkan masa depan bangsa dan penduduk untuk

menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran

dan tercapainya kemakmuran.

Menjadi wirausaha memang butuh kesabaran, karena usaha yang

dijalankan benar-benar dari awal atau mengembangkan yang telah ada dengan

inovasi dan kreatifitas dari wirausahawan, sehingga banyak dari mereka yang

telah membuka usaha namun tidak bertahan lama karena putus asa lebih dulu

sebelum benar-benar bisa mengembangkan usahanya. Selain kesabaran, untuk

menjadi wirausaha yang sukses, menurut Frinces (2011:33) harus memiliki

karakteristik yang meliputi kepercayaan diri yang tinggi, toleransi terhadap

risiko, mempunyai kemampuan kepemimpinan, orientasi ke masa depan,

kreatif dan fleksibilitas, bertanggung jawab, serta motivasi untuk suskes yang

besar. Siapa saja dapat berwirausaha, tidak terbatas hanya mereka yang telah

lulus dari sekolah menengah atau perguruan tinggi. Setiap orang yang mampu

melihat peluang dan dapat mengembangkan produk atau usahanya dengan

(13)

5

tersendiri akan produk yang dihasilkannya, maka kemungkinan besar

usahanya bisa bertahan dan maju.

Sesuai dengan anjuran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen

Dikti), bahwa perguruan tinggi hendaknya memasukan mata kuliah

kewirausahaan ke dalam kurikulumnya (Handriani, 2011:84). Maka, sesuai

dengan anjuran Dirjen Dikti tersebut, di Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI) banyak program studi telah memberikan mata kuliah kewirausahaan.

Namun, minat berwirausaha mahasiswanya masih rendah, hal ini terlihat dari

sedikitnya mahasiswa yang mendaftar dalam Program Mahasiswa Wirausaha

(PMW). Program ini telah ada sejak tahun 2009 yang dilaksanakan di kampus

utama maupun kampus daerah. Data terakhir pada tahun 2012 diketahui

hanya 258 orang yang mendaftar (Laporan Kegiatan PMW, 2012), padahal

jumlah seluruh mahasiswa yang diperoleh dari Sistem Informasi Akademik

(SIAK) tahun 2012/2013 sebanyak 32.086 mahasiswa.

Untuk memperkuat kebenaran informasi tersebut, penulis melakukan

prapenelitian tentang bagaimana perbandingan antara minat berwirausaha

dengan minat bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta

pada mahasiswa setelah lulus kuliah. Prapenelitian yang pertama dilakukan

pada mahasiswa di tujuh fakultas yang ada di UPI. Dari ke tujuh fakultas

tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP) merupakan fakultas yang memiliki minat berwirausaha pada

mahasiswanya masih rendah dibandingkan dengan fakultas lainnya. Dari 25

responden, hanya 7 orang yang memiliki minat berwirausaha setelah lulus,

sedangkan 18 responden lebih berminat untuk bekerja di instansi pemerintah

ataupun swasta.

Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa minat berwirausaha

mahasiswa FIP masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada

mahasiswa di salah satu program studi yang ada di FIP. Hasil prapenelitian

(14)

Tabel 1.3

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

No. Pertanyaan SS S KS TS STS Jumlah

1. Saya memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

19 18 7 0 0 44

2. Saya akan menciptakan pekerjaan atau usaha sendiri setelah lulus kuliah.

14 16 4 10 0 44

Sumber : Prapenelitian (data diolah)

Pada Tabel 1.3, menunjukkan bahwa minat mahasiswa FIP untuk

berwirausaha masih rendah, kebanyakan dari mereka lebih berminat menjadi

pegawai di instansi pemerintah ataupun swasta. Sehubungan dengan

pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of

change, mahasiswa harus dapat menjadi seorang wirausaha demi perubahan

yang lebih baik bagi negaranya.

Untuk menjadi wirausaha, terlebih dahulu harus memiliki minat

berwirausaha yang tinggi. Tinggi rendahnya minat berwirausaha seseorang

tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Frincess (2011:66),

seseorang yang menjadi wirausaha dipengaruhi oleh proses pendidikan

formal/informal (pelatihan, workshop, pelatihan khusus, pendidikan bidang

khusus seperti manajemen, bisnis, akuntasi, kewirausahaan dan lain-lain).

Dengan pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan, termasuk

pengetahuan kewirausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Nurmiyati

(Nurbaya dan Moerdiyanto, 2012:8), seseorang yang telah memiliki

pengetahuan cenderung ingin mengaplikasikan apa yang telah ia ketahui.

Sehingga seseorang yang telah memiliki pengetahuan kewirausahaan, maka ia

ingin menerapkan pengetahuannya dengan terjun ke dunia usaha dan salah

satunya adalah dengan berwirausaha.

Menurut Subadio (Alma, 2009:19), wirausaha adalah manusia teladan

yang berbudi luhur yaitu manusia yang mampu berdiri sendiri atas

kemampuan sendiri, tidak saja dalam sektor swasta, tapi juga dalam sektor

negara. Sedangkan menurut Soemanto (2006:44), wirausaha adalah orang

yang memiki potensi untuk berprestasi, dalam kondisi dan situasi yang

(15)

7

permasalahan hidupnya dan dapat memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Dari

kedua pengertian wirausaha tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang

wirausaha adalah orang yang mandiri dalam hidupnya. Untuk itu, selain

pengetahuan kewirausahaan, seseorang yang dapat menjadi wirausaha adalah

orang yang memiliki kemandirian yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan

mengambil judul PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

DAN KEMANDIRIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Survey

pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan

minat berwirausaha mahasiswa?

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa?

3. Bagaimana pengaruh kemandirian terhadap minat berwirausaha

mahasiswa?

4. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian

terhadap minat berwirausaha mahasiswa?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kewirausahaan, kemandirian,

dan minat berwirausaha mahasiswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat

(16)

3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian terhadap minat berwirausaha

mahasiswa.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian

tehadap minat berwirausaha mahasiswa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Selain mempunyai tujuan, dilakukannya penelitian karena mempunyai

manfaat atau kegunaan. Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini ada

dua, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini yaitu pengetahuan

kewirausahaan khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat

berwirausaha.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak

seperti di bawah ini :

1. Bagi masyarakat luas

Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, khususnya faktor

pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian.

2. Bagi Universitas

Para dosen dapat mengetahui pentingnya pengetahuan

kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya

bagi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya

mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.

3. Bagi mahasiswa

Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan

(17)

9

khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat

berwirausaha.

4. Bagi penulis

Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui

faktor-fakor yang mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dan

mengetahui peranan pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2010:162), objek merupakan variabel penelitian.

Objek penelitian terdiri dari objek variabel dan objek lokasi. Objek variabel

dalam penelitian ada dua, yaitu variabel bebas atau independent variable (X),

dan variabel terikat atau dependent variable (Y). Dalam penelitian ini, yang

menjadi variabel bebas ada dua, yaitu pengetahuan kewirausahaan sebagai

X1, dan kemandirian sebagai X2. Sedangkan variabel terikatnya yaitu minat

berwirausaha (Y).

Sedangkan yang menjadi objek lokasi dalam penelitian ini yaitu para

mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan, Pendidikan Luar

Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan, dan Pendidikan

Nonguru Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah menempuh mata kuliah

kewirausahaan, yaitu angkatan 2010.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menguji

hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

eksplanatory (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang

bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan

pengujian hipotesis.

Survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari

sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dalam

jumlah besar dan luas (Wiranata, 2006:143). Dalam penelitian ini, survey

dilakukan pada mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan,

Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan,

(19)

33

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Komarudin (Mardalis, 2009:53), populasi merupakan

semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam

penelitian ini merupakan mahasiswa FIP yang telah menempuh mata kuliah

kewirausahaan saja, yaitu Program Studi Administrasi Pendidikan,

Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Khusus, Teknologi Pendidikan,

Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi pada angkatan 2010.

Jumlah populasi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Data Jumlah Mahasiswa yang Telah Menempuh Mata Kuliah Kewirausahaan Angkatan 2010

No. Program Studi Jumlah

1. Administrasi Pendidikan 53

2. Pendidikan Luar Sekolah 92

3. Pendidikan Khusus 139

4. Teknologi Pendidikan 85

5. Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi 28

Jumlah 397

Sumber : bidang akademik dan kemahasiswaan FIP UPI (data diolah)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang

diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil

dengan menggunakan teknik tertentu (Rianse dan Abdi, 2012:189). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan ini yaitu dengan menggunakan teknik

proportionate random sampling (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro

2012:45).

Untuk menentukan berapa jumlah sampel, dalam penelitian ini

menggunakan rumus dari Issac dan Michael (Arikunto, 2010:179) sebagai

berikut :

(20)

Dimana : S = ukuran sampel

N = ukuran populasi

P = proporsi dalam populasi (0,5)

d = derajat ketelitian/error (0,05)

X2= harga tabel chi-kuadrat = 3,84

Dari populasi sebanyak 397, maka sampelnya adalah :

Jadi, minimal sampel yang akan diteliti yaitu orang 196 responden.

Setelah itu, menghitung besarnya proporsi (sebaran) sampel untuk setiap

jurusan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan dan Kuncoro, 2012:52)

Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum. Ni = jumlah populasi menurut stratum. S = jumlah sampel (98)

N = jumlah populasi (501)

Hasil perhitungan besarnya proporsi sampel untuk setiap jurusan

(21)

35

3.4 Operasional Variabel

Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan maka

variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Definisi

operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang

didefinisikan dan dapat diamati (Wiranatha, 2006:223). Operasional variabel

penelitian ini secara rinci ada pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengetahuan kewirausahaan (X1)

Adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya (Kuntowicaksono 2012:49).

Pengetahuan kewirausahaan diukur melalui nilai mata kuliah kewirausahaan yang diperoleh responden.

Interval

Kemandirian (X2)

*1)

Adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain (KBBI, 2008:872)

Kemandirian emosi

Kemandirian emosi mahasiswa diukur melalui:

1.Mahasiswa mampu memecahkan ketergantungannya (sifat kekanak-kanakannya) dari orangtua. Ordinal Tabel 3.2

Proporsi Sampel Penelitian

No. Jurusan Jumlah

Mahasiswa

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel

1. Administrasi Pendidikan 53 27

2. Pendidikan Luar Sekolah 92 46

3. Pendidikan Khusus 139 69

4. Teknologi Pendidikan 85 42

5. Pendidikan Nonguru Perpustakaan dan Informasi 28 14

(22)

2.Mahasiswa mampu memuaskan kebutuhan kasih sayang dan keakraban di luar rumahnya. Kemandirian

perilaku

Kemandirian perilaku mahasiswa diukur melalui:

1.Mahasiswa dapat mengambil keputusan dalam memilih wirausaha sebagai pilihan karirnya.

2.Mahasiswa dapat mengambil keputusan dalam memilih kegiatan yang dapat membekali dalam pelaksanaan

kewirausahaanya. Kemandirian

nilai

Kemandirian nilai mahasiswa diukur melalui:

1. Mahasiswa mengetahui baik buruknya bidang usaha yang akan dirintisnya.

2. Mahasiswa akan berkomitmen terhadap bidang usaha yang akan dirintisnya.

Variabel Dimensi Indikator Skala

Minat Berwirausaha (Y)

*2) Adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan

permasalahan hidup, memajukan usaha atau

menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Yanto dalam Hermina, dkk. 2011:140) Merasa senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan

Perasaan senang dan partisipasi mahasiswa dalam aktivitas kewirasusahaan diukur melalui :  Mahasiswa merasa senang dan

berpartisipasi aktif dalam aktivitas kewirausahaan.

Ordinal

Aktivitas kewirausahaan yang dijalani mempunyai arti atau penting bagi individu

Aktivitas yang dijalani mahasiswa mempunyai arti penting baginya diukur melalui :  Mahasiswa merasa bahwa

aktivitas kewirausahaan penting bagi hidupnya.

Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas kewirausahaan

Adanya minat instrinsik dalam isi aktivitas mahasiswa diukur melalui:

 Mahasiswa memiliki minat dari dalam dirinya untuk melakukan aktivitas kewirausahaan. Sumber :

*1)Diadaptasi dari Douvan (Yusuf, 2008:81) *2)Dikaji dari Dale H. Schunk et al. (2010:34)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, untuk dapat memperoleh data maka

diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang

(23)

37

3.5.1 Kuesioner/Angket

Kuesioner atau yang disebut juga angket merupakan teknik

pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan tertulis pada

seseorang atau kelompok untuk mendapatkan informasi yang diperlukan

dalam penelitian (Mardalis, 2009:67). Dalam penelitian ini, pertanyaan

berupa angket diberikan kepada responden untuk mengukur kemandirian,

dan minat berwirausaha mereka.

3.5.2 Studi Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis (Arikunto, 2010:201). Menurut Riduwan (2012:31), dokumentasi

adalah pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian, meliputi buku, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,

foto-foto, film dokumenter, dan data lainnya yang relevan. Sebagai referensi

dalam penelitian ini, penulis menggunakan jurnal, buku teks, data akademik

dan kemahasiswaan responden, serta situs-situs internet.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket digunakan sebagai alat ukut

variabel kemandirian dan minat berwirausaha. Untuk mengukur kuesioner,

menggunakan skala likert. Setiap jawaban dihubungkan dengan pertanyaan

yang sifatnya positif dan negatif (Rianse dan Abdi, 2012:152). Skor yang

digunakan biasanya berada pada rentang 1-5 seperti yang terlihat berikut ini :

Tabel 3.4

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju/Sangat Sesuai 5

S = Setuju/Sesuai 4

N = Netral 3

TS = Tidak Setuju/Tidak Sesuai 2

(24)

3.7 Pengujian Instrumen

Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada

pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena

dianggap tidak relevan (Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid

memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas

instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007

dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

√{ } { }

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan

∑ = jumlah skor dalam distribusi X

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :

R = 0 - 0,199 = Sangat rendah (tidak valid) R = 0,2 - 0,399 = Rendah

R = 0,4 - 0,699 = Cukup tinggi R = 0,6 - 0,799 = Tinggi R = 0,8 - 1 = Sangat tinggi

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan

(25)

39

√ √

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrumen

n = jumlah responden

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel

berarti valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen

(pertanyaan) dapat digunakan lebih dari satu kali (Umar, 2008:54). Untuk

menghitung reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan menggunakan

alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus Spearman-Brown sebagai

berikut :

(Umar, 2008:54)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan

persamaan sebagai berikut :

√ √

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrumen

(26)

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak reliabel, dan jika thitung> ttabel

berarti reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21.

Menurut Sugiyono (2010:275), teknik regresi linier berganda dipakai untuk

menggambarkan suatu variabel dependen yang dihubungkan dengan dua atau

lebih variabel independen. Besar kecilnya pengaruh X terhadap Y diukur

dengan koefisien regresi. Adapun model penelitian yang digunakan penulis

adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Y = minat berwirausaha

b0 = konstanta regresi

b1, b2 = koefisien regresi X1, X2

X1 = pengetahuan kewirausahaan

X2 = kemandirian

e = variabel pengganggu

Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati

normal, atau tidak sama sekali. Untuk mendeteksi normal atau tidaknya

variabel pengganggu, dapat dilihat dari normal probability plot yang

membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan

dibandingkan dengan garis diagonalnya. Menurut Imam Ghazali dalam

Wulandari (2012:12) jika data menyebar di sekitar garis diagonalnya dan

mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram, berarti menunjukan pola

(27)

41

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada

model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel

independen (Umar, 2008:80). Cara untuk mendeteksi multikolinieritas

dalam penelitian ini menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance

Inflating Factor (VIF) (Rohmana, 2010:139). Adapun rumus

perhitungannya adalah sebagai berikut :

TOL =

( ̂)

( )

(Rohmana, 2010:149)

Dimana, merupakan korelasi antara Xi dengan var explanatory

lainnya. Dengan ketentuan :

 Jika VIF > 10, maka ini menunjukkan korelasi tinggi (adanya multikolinieritas).

 Jika VIF < 10, maka ini menunjukkan korelasi rendah (tidak ada multikolinieritas).

b. Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas merupakan suatu asumsi yang penting

dalam model regresi linear klasik adalah kesalahan penganggu εi

mempunyai varian yang berbeda.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik,

dengan bantuan program SPSS 21. Dalam regresi, salah satu asumsi yang

harus dipenuhi adalah bahwa varian dari residual dari satu pengamatan

ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk

menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari

varians residual.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi

(28)

dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji Durbin Watson (D-W).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

(Rohmana, 2010:194)

Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan ketentuan

sebagai berikut :

Tabel 3.5

Uji Statistik Durbin – Watson d

Nilai Statistik d Hasil

0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

du d 4 – du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif

4 - du d 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

4 dLd 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

Sumber : Yana Rohmana, 2010:195

Autokorelasi positif

Ragu-ragu Tidak ada Autokorelasi

Ragu-ragu Autokorelasi negatif

0 dL du 4-du 4-dL 4

Gambar 3.1

Statistik Durbin – Watson d Sumber : Rohmana, 2010:195

Setelah semua asumsi sudah dipenuhi, maka menguji uji Durbin –

Watson dengan prosedur sebagai berikut :

1) Buat regresi dengan OLS dan hitung perkiraan kesalahan penganggu et=

Yt - ̂t .

2) Hitung d dengan rumus Uji Durbin Watson (D-W).

3) Untuk nilai n dan banyaknya variabel X tertentu, cari nilai kritis dL dan

du dari tabel atau menggunakan rumus interpolasi.

(29)

43

3.8.3 Uji Hipotesis

Menurut Rohmana (2010:48-50), hipotesis yang dinyatakan

dikenal dengan hipotesis nul (H0) yang diuji melalui hipotesis alternatif

(Ha). Adapaun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.3.1Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t statistik bertujuan

untuk menguji kebenaran hipotesis dari data sampel. Uji t merupakan

suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi

kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima

atau menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari

data sebagai berikut :

 Jika nilai t hitung > nilai t kritis (tabel) maka H0 ditolak atau menerima

Ha, artinya variabel itu signifikan.

 Jika nilai t hitung < nilai t kritis (tabel) maka H0 diterima atau menolak

Ha, artinya variabel itu tidak signifikan.

3.8.3.2Pengujian Secara Parsial (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis :

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap

Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis di atas digunakan uji F dengan

rumus sebagai beritkut :

(Rohmana, 2010:78)

Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel

berdasarkan besaran α = 0,05 dan df dimana besarannya ditentukan oleh

numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k). Perbadingan F hitung

(30)

 Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan

variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

 Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan

variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Kaidah keputusan;

Tolak H0 jika F hit > F tabel dan terima H0 jika F hit< F tabel

3.8.3.3Koefisien Determinasi

Menurut Rohmana (2010:76), koefisien determinasi dalam

penghitungan regresi berganda digunakan untuk mengukur seberapa baik

garis regresi yang dimiliki. Dalam hal ini berarti mengukur seberapa besar

proporsi variansi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel

independen.

R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu.

Dinamakan demikian karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi

dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan

adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005:369).

Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah

sebagai berikut:

∑ ̂ ∑

(Rohmana, 2010:76)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan

sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata

lain model tersebut dapat dinilai baik.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hipotesis dan hasil penelitian tentang pengaruh

pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian terhadap minat berwirausaha

mahasiswa, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan kewirausahaan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan termasuk dalam

kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana konsep

kewirausahaan. Secara umum, mereka memiliki kemandirian yang tinggi.

Mereka mampu untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua, dapat

mengambil keputusan dalam memilih karir, dan mengetahui

baik-buruknya karir yang akan ditekuni setelah lulus kuliah nanti. Adapun

untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam

aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi

mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti

aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha

mereka termasuk dalam kategori tinggi.

2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat berwirausaha. Artinya, semakin tinggi pengetahuan

kewirausahaannya, maka semakin tinggi atau meningkat pula minat

berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, bila pengetahuan kewirausahaan

rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Kemandirian berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat kemandirian, maka semakin

tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, bila kemandirian

rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

4. Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian, secara bersama-sama

(32)

ketika pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian tinggi, maka minat

untuk berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa

saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Hasil pencapaian pengetahuan kewirausahaan, kemandirian, dan minat

berwirausaha tergolong tinggi, maka disarankan bagi mahasiswa agar

dapat mengamalkan dan memanfaatkan bekal pengetahuan kewirausahaan,

kemandirian, dan minatnya untuk melakukan tindakan nyata dalam

kegiatan berwirausaha dengan harapan agar dapat membuat orang lain

juga tertarik untuk berwirausaha.

2. Bagi para dosen yang mengampu mata kuliah kewirausahaan, agar lebih

bervariasi lagi dalam menyampaikan materi perkuliahan dengan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mahasiswa

dapat mengikutinya dengan baik dan tidak membosankan.

3. Bagi Fakultas Ilmu Pendidikan pada khususnya, dan universitas pada

umumnya, agar lebih mendukung lagi minat berwirausaha mahasiswa,

baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum. Hal ini karena

mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para

pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah

pengangguran ketika lulusan dari perguruan tinggi menjadi wirausahawan.

4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan faktor lain yang

mempengaruhi minat berwirausaha selain pengetahuan kewirausahaan dan

kemandirian. Dapat juga menggunakan sampel yang berbeda, baik pada

siswa, masyarakat, ataupun ke mahasiswa dari universitas lain. Atau

dengan menambahkan variabel self efficacy dan outcome expectation yang

mengacu pada model SCCT dari Lent et al., 1996 dengan model sebagai

berikut :

Learning Experiences

Self Efficacy

(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah :SMK MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311-324.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsismi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Bilic, Ivana, et al.. How Does Education Influence Entrepreneurship Orientation? Case Study Of Croatia. Management, Vol. 16, 2011, 1, pp. 115-128.

Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010.

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga.

Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha) Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Fu’adi, Isky Fadli, Budiarso Eko, dan Murdani. 2009. Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang : Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Volume 9, Nomor 2, Desember 2009, 92-98.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.

Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

(35)

84

Hurlock, Elizabeth.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

http://www.bps.go.id/

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.

Laporan Pelaksanaan KegiatanProgram Mahasiswa Wirausaha (PMW) Tahun 2012.

Lestari, Retno Budi dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.

Mahesa, Aditya Dion dan Edy Rahardja. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Journal Of Management.

Semarang : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, 130-137.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.

Mulyati. 1998. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher.

Murtini, Wiedy. . Pendidikan Kewirausahaan dengan Pemodelan Wirausaha. Surakarta : Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.

Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. . Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas XII SMKN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY : Yogyakarta, September 2012.

Palesangi, Muliadi. . Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial.

Bandung : Universitas Ktolik Parahyangan.

(36)

Primartantyo, Ukky. 2012. Satu Juta Intelektual di Indonesia Menganggur.

[online]. Tersedia :

http://www.tempo.co/read/news/2012/04/13/173396869/Satu-Juta-Intelektual-di-Indonesia-Menganggur[diakses : 16 Maret 2013]

Purwadi, Didi. 2012. Kemenpora : Pengangguran Terdidik Capai 47,81 Persen. [online].Tersedia

:http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/12/ma8dl2-kemenpora-pengangguran-terdidik-capai-4781-persen [diakses : 17 Mei 2013]

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Putra, Rano Aditia. 2012. Faktor-faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang). Padang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012, 1-15.

Rianse, Umar dan Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Rosdiansyah. 2012. Minat Wirausaha Mahasiswa Masih Rendah. [online]. Tersedia :http://www.lensaindonesia.com/2012/02/21/minat-wirausaha-mahasiswa-masih-rendah.html. [diakses :23 Februari 2013]

Rosyadi, Khoiron. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.Jakarta : Salemba Empat.

Schunk, Dale H. et al.2010. Motivasi dalam Pendidikan : Teori, Penelitian,dan Aplikasi. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Soemanto, Wasty. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta.

(37)

86

Siswoyo, Bambang Banu. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Enam. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suharti, Lieli dan Hani Sirine. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention)(Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Salatiga : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Vol. 13, No. 2, 2011.

Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam berwiraswasta (Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.

Sukidjo. 2005. Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia Jurnal Economia. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Universitas Negeri Yogyakarta. Volume 1, nomor 1, tahun 2005, 17-28.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Susilowati, Nurdian. 2012. Sikap Mahasiswa Terhadap Undang-Undang Akuntan Publik Pada Optimisme Dan Perencanaan Karir. Universitas Negeri Semarang, 10 Juni 2012.

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta : Rajawali Pers.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.

(38)

Wiranata, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Wulandari, Suci. . Penagruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya.

Yusuf, SLN. 2000. Psikologi Anak dan Remaja.Bandung : PT. Rosdakarya.

Yuwono, Susatyo dan Partini.2008. Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat Berwirausaha.Jurnal Penelitian Humanora. Surakarta :Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah. Volume 9, Nomor 2, Agustus 2008 : 119-127.

Zuhal.2008. Kekuatan Daya Saing Indonesia Mempersiapkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.

Gambar

Tabel 1.1 dan 1.2 berikut ini merupakan data tingkat pengangguran
Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka lulusan
Tabel 3.1 Data Jumlah Mahasiswa yang Telah Menempuh
Proporsi Sampel Penelitian Tabel 3.2 Jumlah
+3

Referensi

Dokumen terkait

“Tema Keluarga dalam Penciptaan Seni Lukis” diajukan oleh Dhiasasih Ulupi, NIM 0911991021, Program Studi Seni Murni, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia

Simulasi perhitungan unjuk kerja radio link system merupakan suatu program yang berfungsi sebagai program bantu yang memungkinkan kita untuk merancang sebuah radio link

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Perlakuan jenis mulsa organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan luas

ABSTRAK : Dengan makin berkembangnya teknologi internet maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan sistem pendaftaran praktikum secara online melalui web dengan menggunakan

Penelitian ini menggunakan 2 jenis kuesioner yaitu kuesioner data responden untuk mengetahui karakteristik individu berupa jenis kelamin umur, lama kerja, sikap

smartphone kepada mahasiswa Yogyakarta telah membentuk ruang simulasi melalui aplikasi Instant Messengger dan jejaring sosial di smartphone sehingga mengubah persepsi

Beberapa hal yang menjadi catatan Pekaseh Subak Kerdung berkaitan dengan alih fungsi lahan yang berada di luar kawasan jalur hijau, antara lain: (a) belum terbentuk dasar