• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi

Nurhida YATI1), Retni, S. BUDIARTI2), Afreni HAMIDAH2)

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi e-mail: nuri.azzuhra23@yahoo.com

Abstrak. Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan cara mengenal dan menganalisis suatu hal untuk merumuskan jawaban atau mencari solusi. Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah/soal. Dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis, siswa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah/soal tersebut secara kreatif dan logis sehingga menghasilkan keputusan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal pada materi virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Agustus-22 September 2014.Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 38 siswa yang berasal dari kelas X IPA 1. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi, lembar soal virus, lembar angket, dan wawancara. Penelitian ini mendeskripsikan hasil lembar observasi, hasil lembar soal virus, hasil lembar angket dan hasil wawancara. Hasil penelitian pada lembar observasi menunjukkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dengan persentase sebesar 75%, dan pertemuan kedua dengan persentase 83,3%. Kemampuan berpikir kritis siswa pada lembar soal virus ditinjau dalam 3 aspek yaitu dalam mengenali masalah sebesar 75,6%, dalam menilai informasi yang relevan sebesar 78,7%, dan dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sebesar 73,8%. Kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan isian angket ditinjau dalam tiga tahapan yaitu di awal pemecahan masalah/soal sebesar 89,5%, di saat pemecahan masalah/soal sebesar 82,2%, dan di akhir pemecahan masalah sebesar 84,2%. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran biologi siswa telah menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran biologi. Simpulan dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal pada penelitian ini dalam kategori kemampuan tinggi. Berdasarkan simpulan ini maka disarankan guru dapat membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal.

(2)

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal (Gora, 2010:1). Dalam prosesnya, kegiatan pembelajaran dilakukan untuk menjadikan siswa dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan berpikir dalam memahami dan menggali konsep untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penguasaan materi oleh siswa dapat ditunjukkan melalui proses berpikirknya. Proses berpikir merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pembelajaran. Syamsu dan Nani (2012:91) menyatakan bahwa siswa SMA merupakan remaja yang perlu diperhatikan perkembangan proses berpikirnya. Siswa SMA termasuk ke dalam usia remaja yang memasuki tahap pemikiran operasional formal. Desmita (2012:107) menyatakan secara umum karakteristik pemikiran remaja pada tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar

secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Remaja di tahap operasional mampu memecahkan masalah dengan membuat perencanaan kegiatan terlebih dahulu dan berusaha mengantisipasi berbagai macam informasi yang akan diperlukan untuk memecahkan masalah (Desmita, 2012:108).

Surya (2013:183) menyatakan bahwa pengertian yang sederhana keterampilan pemecahan masalah adalah keterampilan penyelesaian soal. Pemecahan masalah tentunya membutuhkan suatu keterampilan. Salah keterampilan yang dapat digunakan siswa yaitu berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas mental yang berguna untuk merumuskan jawaban atau mencari solusi dalam memecahkan suatu masalah. Johnson (2007:183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

(3)

Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan cara mengenal dan menganalisis suatu hal. Dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis, siswa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah tersebut secara kreatif dan logis sehingga menghasilkan keputusan yang tepat.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 1 yang berjumlah 38 siswa. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 sebagai data primer dan guru biologi SMA Negeri 3 Kota Jambi sebagai data sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar soal virus, angket, serta wawancara. Analisis data penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Data penelitian hasil observasi diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41): p=Ʃ F Ʃ N x 100 Keterangan: p = persentase F

Ʃ = Skor jawaban responden N

Ʃ = Skor total

Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Lembar Observasi No . Persentase (%) Kategori/Aspek Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali

2. Lembar Soal Virus

Langkah-langkah menganalisis data hasil lembar soal virus yaitu sebagai berikut:

1. Memberi skor jawaban sesuai dengan kriteria penskoran rentang nilai 0, 1, 2, 3, dan 4 2. Mengolah hasil data penelitian

dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41):

(4)

p=Ʃ FƩ N x 100 Keterangan: p = persentase F Ʃ = Skor jawaban responden N Ʃ = Skor total 3. Membuat tabulasi data.

4. Menentukan kriteria penafsiran skor (sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah), dengan kriteria penafsiran pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Penafsiran Lembar Soal Virus

No

. Persentase(%) Kategori/AspekKualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali 3. Angket

Jenis angket adalah angket tertutup yang berbentuk checklist berisi 20 pernyataan. Data penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41): p=Ʃ F Ʃ N x 100 Keterangan: p = persentase F

Ʃ = Skor jawaban responden N

Ʃ = Skor total

Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Lembar Angket No . Persentase (%) Kategori/Aspek Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali 4. Wawancara

Hasil wawancara selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk digunakan sebagai bahan acuan pembahasan dalam data hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Observasi

Tabel 4.1 Hasil observasi pertemua ke-1 No. Kegiatan Pernyataan Nilai 1. Awal

pembelajaran Siswa siapmengikuti kegiatan pembelajaran 1 Guru menyampaika n kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran 1 Guru memberi penguatan dengan cara memotivasi siswa saat 0

(5)

memulai pembelajaran 2. Saat pembelajaran Guru menyampaika n materi pelajaran 1 Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan 1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun pertanyaan atau pernyataan dari materi yang diberikan 1 Siswa mengerjakan soal 1 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas 1 Guru dan siswa melaksanakan diskusi saat pembelajaran 1 3. Akhir

pembelajaran Gurusiswa dan merefleksikan materi pelajaran pada hari tersebut 0 Guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum pembelajaran selesai 0 Guru menutup kegiatan 1 pembelajaran Jumlah 9 Persentase 75% Kriteria Baik

Hasil observasi pertemuan ke-1 pada Tabel 4.1 menunjukkan persentase 75% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan guru pada saat pembelajaran.

Tabel 4.1 Hasil observasi pertemua ke-1 No

. Kegiatan Pernyataan Nilai 1. Awal pembelajara n Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 1 Guru menyampaika n kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran 1 Guru memberi penguatan dengan cara memotivasi siswa saat memulai pembelajaran 1 2. Saat pembelajara n Guru menyampaika n materi pelajaran 1 Guru memberikan contoh soal yang berkaitan 1

(6)

dengan materi yang disampaikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun pertanyaan atau pernyataan dari materi yang diberikan 0 Siswa mengerjakan soal 1 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas 1 Guru dan siswa melaksanakan diskusi saat pembelajaran 1 3. Akhir pembelajara n Guru dan siswa merefleksikan materi pelajaran pada hari tersebut 1 Guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum pembelajaran selesai 0 Guru menutup kegiatan pembelajaran 1 Jumlah 10 Persentase 83,3% Kriteria Sanga t baik

Berdasarkan hasil observasi pada pertemua ke-2 pada Tabel 4.2, didapatkan hasil dengan kriteria sangat baik dengan persentase 83,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran biologi telah dilaksanakan dengan sangat baik meskipun masih terdapat kegiatan pembelajaran yang tidak dilaksanakan guru saat pembelajaran berlangsung.

2. Lembar Soal Virus

Tabel 4.3 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek mengenali masalah

N o

. Indikator Deskriptor Skor % 1 . Mengenali masalah Menganalisis pertanyaan 99 86, 8 Memfokuskan pertanyaan dan informasi 175 76, 8 Merumuskan pertanyaan 72 63, 2 Jumlah 346 % 75,6

Pada Tabel 4.3 memperlihatkan secara deskriptif tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada taraf kategori tinggi dengan persentase 75,6%. Data ini menunjukkan bahwa siswa telah

(7)

memiliki kemampuan berpikir kritis dalam aspek mengenali masalah. Tabel 4.4 Distribusi hasil kemampuan berpikir

kritis dalam aspek menilai informasi yang relevan

N

o. Indikator Deskriptor Skor % 2. Menilai informasi yang relevan Mengidentifik asi asumsi 77 67,5 Mengembang kan gagasan/ide 271 79 ,2 Mengenali kemungkinan bias dan salah penafsiran kalimat

204 89,5

Jumlah 553

% 78,7

Pada Tabel 4.4 aspek menilai informasi yang relevan, hasil penelitian dalam memperlihatkan secara deskriptif dengan kategori tinggi dengan persentase 78,7%. Data ini menunjukkan bahwa pada aspek menilai informasi yang relevan siswa telah memiliki kemampuan berpikir kritis dalam kategori tinggi.

Tabel 4.5 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek memecahkan masalah dan menarik kesimpulan N

o .

Indikator Deskriptor Skor % 3 . Memecah-kan masalah dan menarik kesimpula n Menentukan solusi dari permasalahan 175 76, 8 Menuliskan jawaban/solus i dari permasalahan 152 66,6 Membuat kesimpulan 89 78,1 Jumlah 417 % 73,8

Pada Tabel 4.5 aspek memecahkan masalah dan menarik kesimpulan, siswa telah memiliki kemampuan berpikir kritis pada kategori tinggi dengan persentase 73,8%.

Tabel 4.6 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal

N

o Kategori JumlahSiswa % 1 Sangat tinggi 15 39,5 2 Tinggi 20 52,6 3 Sedang 3 7,9 4 Rendah 0 0 5 Sangat rendah 0 0 38

(8)

Berdasarkan distribusi hasil pada Tabel 4.6 menunjukkan secara deskriptif bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal. Sebanyak 38 siswa sebagai subjek penelitian, 39,5% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori sangat tinggi , 52,6% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori tinggi, 7,9% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori sedang, dan tidak ditemukan siswa yang berada pada kategori rendah ataupun sangat rendah. 3. Lembar Angket

Tabel 4.7 Hasil angket di awal menyelesaikan masalah/soal N o. Pernyataan Jumlah Jawaban Skor % 1. Saat menyelesaikan permasalahan/soal, saya membaca informasi lebih dari satu kali.

35 92, 1 2. Saya memahami informasi permasalahan yang diberikan. 32 84, 2 3. Saya mencoba memahami perintah pemecahan masalah dengan bahasa sendiri.

35 92, 1 Jumlah 102 268 ,4 Rerata (%) 89,5 Kategori Sangat Tinggi

Hasil angket pada Tabel 4.7 menunjukkan secara deskriptif siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kritis yang sangat tinggi di awal menyelesaikan masalah/soal. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa berada dalam angka 89,5 %. Hasil angket pada tabel menunjukkan bahwa dengan melakukan berbagai kegiatan yang tertulis di dalam butir pernyataan angket, maka artinya di awal menyelesaikan masalah siswa sudah melakukan aktivitas berpikir kritis. Tabel 4.8 Hasil angket di saat menyelesaikan masalah/soal N o. Pernyataan Jumlah Jawaban Skor % 1. Saya mencoba menerjemahkan

informasi baru ke dalam kata-kata sendiri. 30 78, 9 2. Saya memperlambat membaca ketika menemukan informasi penting. 34 89, 5 3. Saya dapat mengorganisir informasi yang diperoleh. 33 86, 8 4. Terlebih dahulu saya

mengingat dan memusatkan perhatian pada informasi yang

32 84, 2

(9)

penting pada wacana sebagai petunjuk penyelesaian masalah.

5. Saya mampu

mengembangkan

gagasan atau ide dari informasi yang diberikan.

30 78, 9

6. Saya dapat merumuskan beberapa

pertanyaan/masalah dari informasi yang ada pada wacana.

35 92, 1

7. Pertanyaan yang saya rumuskan berguna untuk memahami informasi yang ada dan mencari informasi lain.

31 81, 6

8. Saya mampu

membedakan antara fakta dan opini.

32 84, 2 9. Saya mengingat-ingat

apakah saya pernah mendengar dan membaca permasalahan seperti ini sebelumnya.

28 73, 7

10

. Saya mencari alternatifjawaban lain dengan menggali informasi lain yang tidak diberikan dalam menyelesaikan masalah.

28 73, 7

11

. Saya berhenti danmembaca ulang ketika saya bingung dengan informasi yang saya baca.

33 86, 8

12

. Sayalangkah dan strategimemikirkan mengerjakan tugas pemecahan masalah untuk menyelesaikannya tepat waktu. 30 78, 9 13

. Sayamenemukan cara-caramampu yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah. 30 78, 9 Jumlah 406 106 8,2 Rerata (%) 82,2 Kategori Sangat Tinggi

Hasil angket pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa di saat menyelesaikan masalah/soal berada dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 82,2%. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban siswa dalam angket. Sebagian besar siswa melaksanakan kegiatan penyelesaian soal sesuai pernyataan yang ditunjukkan pada angket.

Tabel 4.9 Hasil angket di akhir menyelesaikan masalah/soal N o. Pernyataan Jumlah Jawaban Skor % 1. Saya kembali membaca

wacana apakah jawaban/solusi yang saya berikan sudah cocok dengan masalah.

31 81, 6

2. Saya bertanya kepada diri sendiri apakah jawaban sudah benar.

33 86, 8 3. Saya mengungkapkan

alasan dan bukti yang akurat dalam menarik kesimpulan.

30 78, 9 4. Saya memeriksa kembali

jawaban untuk memastikan bahwa permasalahan sudah dipecahkan sesuai arahan yang diberikan. 34 89, 5 Jumlah 128 257 ,9 Rerata (%) 84,2 Kategori Sangat Tinggi

(10)

Hasil angket pada Tabel 4.9 di akhir menyelesaikan masalah/soal menunjukkan bahwa proses berpikir kritis siswa berada dalam persentase 84,2% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan seperti pernyataan di dalam angket diakhir menyelesaikan masalah/soal dengan baik.

Tabel 4.10 Distribusi hasil kemampuan berpikirk kritis siswa berdasarkan jawaban angket

N

o Skor Kategori JumlahSiswa % 1 17-20 sangattinggi 24 63,2 2 13-16 Tinggi 12 31,6 3 9-12 Sedang 1 2,6 4 5-8 Rendah 1 2,6 5 1-4 rendahsangat 0 0 Jumlah 38

Berdasarkan distribusi hasil pada Tabel 4.10 menunjukkan secara deskriptif kemampuan berpikir kritis berdasarkan jawaban angket. Berdasarkan jumlah subjek penelitian sebanyak 38 siswa, 63,2% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori sangat tinggi, 31,6% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori tinggi,

2,6% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori sedang, dan 2,6% menunjukkan kemampuan berpikir kritis pada kategori rendah. 4. Wawancara

Setelah memberikan beberapa pertanyaan kepada responden, didapatkan hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran biologi siswa telah menggunakan kemampuan berpikir kritis seperti dalam menjawab soal atau mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran biologi pada materi virus.

PENUTUP

Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu dalam mengenali masalah sebesar 75,6%, menilai informasi yang relevan sebesar 78,7% dan dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sebesar 73,8%. Kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan lembar angket

(11)

terbagi ke dalam tiga kegiatan proses, yaitu kemampuan berpikir kritis di awal pemecahan masalah/soal sebesar 89,5%, kemampuan berpikir kritis di saat pemecahan masalah/soal sebesar 82,2%, dan kemampuan berpikir kritis di akhir pemecahan masalah sebesar 84,2%.

Saran. Guru diharapkan dapat membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal.

DAFTAR PUSTAKA

Amasari, F. H. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran (AP) SMK Negeri 1 Depok pada Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Posing Tipe Presolution Posing. Yogyakarta: Program

Sarjana Pendidikan

Universitas Negeri

Yogyakarta.

Anshori, M dan Martono, D., 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Awal, M. N. 2011.Struktur Tubuh Virus dan Penejelasannya. http://muhammad

nurawal.blogspot.com/2011/1 2/struktur-tubuh-virus-danpenjelasannya.html. Diakses pada 14 Desember 2014.

Baroroh, A. 2008. Trik-trik Analisis Statistik SPSS 15+CD. Jakarta. Elex media komputindo.

Cogan, R. 1998. Critical Thinking: Step by Step. United States of America: University Press of America.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Donna, L. W., dkk. 2009. Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik Vol 1

Wong. Jakarta: Buku

kedokteran EGC.

Gora, W., dkk. 2010. Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Hunter, D. 2009. A Practical Guide to Critical Thinking: Deciding what to do and Believe. Canada: John & Wiley Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

(12)

.Lau, J.Y.F. 2011. An Introduction to Critical Thinking and Creativity. Canada: John & Wiley Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta. Erlangga.

Irnaningtyas. 2013. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Johnson, B.E. 2007. Contextual Teaching and Learning (Terjemahan). Bandung: MLC.

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran.http://pasca.tp. ac.id/site/pengembangan- kemampuan-berpikir-kritis-

dan-kreatif-dalam-pembelajaran. Diakses pada 23 November 2014.

Narbuko, C. dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur, A.E. 2011. http://edukasi.kompasiana.co m/2011/12/01/hubungan- antara-berpikir-kritis-kreatif- dan-problem-solver-417546.html. Diakses pada 30 November 2014

Paidi, 2007. Model Pemecahan

Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA. http://staff.uny.ac.id/sites/defa ult/files/132048519/Artikel %20Semnas %20FMIPA2010%20UNY. Diakses pada 17 Januari 2014.

Radji, M. 2006. Avian Influenza (H5N1) Patogenesis, Pencegahan dan Penyebaran pada Manusia. Departemen Farmasi FMIPA-UI: Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. III No. 2. 55-56.

Riduwan, 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Romeo. 2011. Berpikir Kritis.

http://www.scribd.com/doc/52 701887/BERPIKIR-KRITIS. Diakses pada 17 Januari 2014.

Santoso, I. 2007. Biologi. Jakarta: Interplus.

Slavin,E. R. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Surya, H. 2013. Belajar Orang Genius. Jakarta: PT. Gramedia

Syamsu, Y. dan Nani M. S. 2012. Perkembangan Peserta

(13)

Didik. Jakarta: Pt. Raja Grafido Persada.

(14)

Gambar

Tabel   3.4  Kriteria   Penafsiran   Lembar  Soal Virus No . Persentase(%) Kategori/AspekKualitas 1
Tabel 4.1 Hasil observasi pertemua ke-1 No
Tabel 4.3 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek mengenali masalah
Tabel 4.4 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis   dalam   aspek   menilai informasi yang relevan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peta struktur ekologi bentanglahan diperoleh dari overlay peta bentuklahan dan peta penutup lahan yang telah digeneralisasi menjadi data vektor.. Kenampakan

[r]

dari Deskripsi umum objek penelitian yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, deskripsi konselor, deskripsi siswa, deskripsi masalah, dan selanjutnya yaitu

Apabila semua pompa berkecepatan variabel tidak tersedia dan tekanan sistem menurun di bawah Kisaran Operasional Kecepatan Tetap Saja (27-22) untuk waktu Tunda Staging (27-23),

Membuat rangkuman dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan2.

siswa dikelompokan ( 3 – 4 ) untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal dalam LKS (diambil dari buku siswa halaman 75 pada kegiatan “ ayo kita berlatih‘’ ) Guru

Jawab: “Jadi penanaman nilai-nilai multikultural itu di dalam pembelajaran melalui mata pelajaran, ketika guru mengajar itu tidak hanya menjelaskan materi saja tidak hanya