• Tidak ada hasil yang ditemukan

karena usia harapan hidup yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "karena usia harapan hidup yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun. 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PRESPEKTIF TEOLOGIS PENDEKATAN KULTURAL BAGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN LANJUT USIA

Oleh Dr. Etiknius Harefa, MTh

--- Abstrak

Peningkatan jumlah orangtua lanjut usia di Indonesia menjadi suatu fenomena yang semakin kontras, seiring dengan itu maka semakin kontras juga bahwa Gereja tidak semuanya memiliki program yang sistimatis dan obyektif dalam membina Lansia. Kebutuhan pendekatan kultural dalam pelayanan bagi lansia dibutuhkan seturut dengan amanat hukum kelima dalam pentateukh. Selanjutnya penemuan kembali Pendidikan Agama Kristen yang berorientasi pada pendekatan kultural dan Alkitabiah sangat penting, tanpa mengabaikan pertimbangan yang perlu dari faktor psikologis perkembangan manusia. Sehingga temuan ini akan memberikan input kepada kualitas pelayanan pastoral dan pelayanan didaskalia dalam Pendidikan Agama Kristen.

Keyword : Lansia - Kultur - A. Pendahuluan

Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar di antaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di 5 provinsi. Negara kita tidak hanya menghadapi angka kelahiran yang semakin meningkat, tetapi juga menghadapi beban ganda (double burden) dengan kenaikan jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) karena usia harapan hidup yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun.1

Peningkatan jumlah lansia hampir terjadi di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat dibandingkan dengan di negara-negara berkembang, namun secara absolut jumlah lansia di negara berkembang jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara maju.

Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di Indonesia cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa

(2)

penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18 persen), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77 persen). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34 persen)2

"Kecenderungan semakin meningkatnya jumlah lansia merupakan fenomena yang harus diterima dan membutuhkan perhatian antisipasi dari berbagai pihak guna menjamin kualitas kesejahteraan sosial lanjut usia," sebagaimana dijelaskan oleh Sutiknar, Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta, dalam acara Seminar Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Brain Development Kemenkes di Hotel Peninsula, Jakarta.

Indonesia saat ini telah masuk sebagai negara yang berstruktur penduduk tua sebagaimana ketentuan badan dunia, karena jumlah penduduk lanjut usia telah mencapai lebih dari 7 persen. Indonesia juga menduduki rangking keempat di dunia dengan jumlah lansia 24 juta jiwa. Adapun provinsi di Indonesia yang paling banyak penduduk lanjut usia adalah:

1. Di Yogyakarta (12,48 persen) 2. Jawa Timur (9,36 persen) 3. Jawa Tengah (9,26 persen) 4. Bali (8,77 persen)

5. Jawa Barat (7,09 persen)

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan secara kontinu oleh Yayasan Kasih Rajawali Indonesia sejak tahun 2011 sampai saat ini, ditemukan bahwa di setiap Gereja yang ada di Sumatera Utara terdapat warga jemaat Lansia sebanyak 12-16% dari jumlah jemaat dewasa yang selalu beribadah setiap minggunya dan terdaftar sebagai warga tetap dalam suatu jemaat lokal, dan yang patut mendapat perhatian serius oleh pihak Gereja dan pelayan pada saat ini berdasarkan hasil survey tersebut adalah sekitar 2-3 % Lansia warga jemaat tersebut, tidak dapat hadir lagi mengikuti kebaktian oleh karena mereka tidak

2 Data Badan Statistik Pusat, Sumber: http://old.tahukahkamu.com/2011/12/5-provinsi-dengan-jumlah-lansia.html#ixzz2gCAu085u

(3)

mampu lagi berjalan ataupun menaiki kendaraan, dan juga karena menderita berbagai penyakit3

Elizabeth B. Hurlock memberikan kategori usia dan ciri psikologi bagi orang dewasa sebagai berikut :

a. Manusia Setengah baya atau madya dari umur 40 – 60 tahun, dan masih dibagi dalam 2 kategori yaitu :

a.1. Usia Madya Dini dari umur 40 – 50 tahun a.2. Usia Madya Lanjut dari umur 50 – 60 tahun

b. Manusia Usia Lanjut berada pada rentangan umur 60 hingga akhir hidup, dan dibagi dalam 2 kategori yaitu :

b.1. Usia Lanjut Dini pada umur 60-70 tahun b.2. Usia Lanjut pada umur 70 hingga akhir hidup4

Ada kesan bahwa gereja tidak mampu memenuhi panggilan pelayanannya kepada para Lansia ini karena berbagai sebab seperti ketidak mampuan melakukan tugas pendampingan dalam bidang konseling, dan terbatasnya tenaga pengajar Pendidikan Agama Kristen bagi para Lansia tersebut. Para konselor masih saja kewalahan untuk menemukan strategi dan pendekatan yang cocok dalam melayani kaum Lansia. Ada juga sebagian orang menganggap bahwa tugas tersebut tidak terlalu bermanfaat dan kurang memberi prespektif dan juga tidak menguntungkan secara material.

Sikap masyarakat pada umumnya terhadap Lansia masih kurang serius dan cukup berempati, bagi sebagian masyarakat kota yang cukup modern berpikir bahwa para Lansia merupakan beban tambahan dalam hidup sosial dan keluarga. Beberapa orang merasa lebih efektif menitipkan orang tua mereka di Panti-Panti Jompo jauh lebih baik menurut mereka dari pada mengurus sendiri karena tidak punya waktu untuk melakukan hal itu ditambah beban psikologis ang baru

3 Yayasan Kasih Rajawali Indonesia (Yakris) melayani secara khusus warga Lansia di

Sumatera Utara, Penulis merupakan Ketua Umum Yayasan ini dan telah berupaya melatih para konselor sebanyak 270 orang di Sumut sejak tahun 2012 yang lalu, melalui kerjasama dengan Gereja-Gereja Anggota PGIW.

4 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

(4)

karena tidak mampu mendampingi dan mejawab setiap keluhan para Lansia di rumah sehari-hari.

Menghargai dan menerima setiap orang tua Lansia dalam keluarga merupakan bagian integral dari budaya Indonesia yang semakin mengikis oleh faktor modernisasi. Hanna Santoso dan Andar Ismail mengatakan “Memang keluarga atau anak merupakan tempat berlindung yang disukai sebagian Lansia, namun banyak hal yang tidak memungkinkan untuk membuat mereka merasa bahagia tinggal serumah dengan anggota keluarga yang sibuk, masing-masing anggota keluarga sibuk sehingga tidak punya waktu lebih banyak untuk bersama dengan orang tua”5

Keadaan yang demikian di pihak Lansia telah menimbulkan berbagai dampak yang tidak dikehendaki seperti perasaan-perasaan dikucilkan, tidak dihargai, tidak diterima sebagai pribadi di masa tua, dan di bidang kerohanian, para lansia mengalami kesepian yang amat sangat, juga ketakutan akan hari esok yang tidak pasti karena mentahnya kembali pemhaman keselamatan yang pernah dimiliki ketika masih muda dan kuat, tidak tahu pasti apakah Allah masih tetap bermurah hati dan tetap dalam keputusanNya memberi mereka tempat di surga ketika mereka meninggalkan dunia ini. Hal itu sama sekali menjadi buyar oleh karena faktor ketuaan sedemikian rupa sehingga mereka tidak ingat lagi akan Firman Tuhan yang pernah mereka hafal dan tertanam dalam hati mereka.

B. Kebutuhan Pendekatan Kultural Dalam PAK

Hukum kelima berbunyi “hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu” (Kel. 20:12) perintah ini tidak semata-mata diberikan kepada anak-anak yang belum memiliki pengertian tentang kasih dan kuasa Tuhan, dan menurut konteks historisnya orang Israel yang sudah dewasa yang mengerti tanggung jawab kepada orangtua yang menerima perintah Tuhan ini melalui Musa.

5 Hanna Santoso dan Andar Ismail, Memahami Krisis Lanjut Usia (Jakarta : BPK. Gunung

(5)

Hanna Santoso dan Andar Ismail berpendapat “Banyak orang salah mengerti tentang titah ini karena ayah dan ibu yang dimaksud dalam perintah tersebut adalah ayah dan ibu yang pasti sudah berusia lanjut, sebab mereka adalah ayah dan ibu dari orang-orang dewasa, lebih lanjut diterangkan bahwa kata kebeed yang diterjemahkan dengan “hormatilah” dalam bahasa Indonesia artinya bahwa kita tidak boleh menganggap enteng atau meremehkan atau memandang rendah pada orang tua atau orang lanjut usia”6 Pengertian yang demikian sejajar dengan ungkapan yang terkandung dalam ungkapan yang lazim dalam budaya kita yang mengatakan bahwa orangtua adalah debata na di ida mata artinya orang tua adalah tuhan yang dilihat oleh mata, lowalangi ni’ila hōrō zatua, (bah. Nias) tanpa bermaksud memberhalakan orang tua dalam prespektif budaya ini, namun yang dimaksud bahwa setiap orang wajib hukumnya menghormati setiap orangtuanya, karena berkat doa mereka, maka anak-anak dan keturunan akan beroleh rezeki dan berkat serta kebahagiaan kelak

Sesungguhnya setiap Lansia merindukan bahwa mereka diperlakukan sebagai orangtua dalam rumah tangga anak-anaknya, mereka rindu dipanggil sebagai opa/kakek dan nenek, bahkan kebanggaan khusus bagi mereka memiliki anak dan menantu yang baik, serta cucu dan cicit yang memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan berharga bagi keluarga, bukan sebaliknya seperti biasa diungkapkan sebagai “matahari senja” yang sebentar lagi akan terbenam, atau “orangtua bau tanah” yang tinggal menunggu waktu meninggal. Lagu berikut mengugkapkan kedalaman perasaan setiap orang tua lanjut usia yang berhasil direnungkan oleh komponis Batak yang tertuang pada lagu Trio Century sebagai berikut :

Hamu anakkon hu, tampukni pusu-pusuki Pasabarma amang, pasabarma boru Laho pature-ture au.

Nunga matua au jala sitogu togu on i Sulangon mangan ahu, Siparidion au Alani parsahitokki.

Somarlapatan marende, margondang, marembas hamu Molo dung mate au.

(6)

Somarlapatan nauli, na denggan, patupaon mu Molo dung mate au.

Uju di ngolukkon ma nian

Tupa ma bahen akka nadenggan Asa tarida sasude

Holong ni rohami, marnatua-tua i7

Togar Silaban pernah berkomentar tentang lagu yang sangat terkenal ini : “Saya tidak tau siapa pencipta dan yang mempopulerkan lagu itu. Sebelumnya, sudah beberapa kali saya mendengar lagu itu dinyanyikan oleh teman dan kerabat, tapi ketika itu, saya tidak tau lirik lagunya secara keseluruhan. Ketika ibu menyanyikan lagu itu, untuk beberapa saat saya terpaku, terdiam, tak mampu bereaksi. Di usianya yang sudah 76 tahun, ibu memilih menyanyikan lagu itu untuk kami anak-cucunya, pada saat kami sama-sama melakukan ibadah syukur ulang tahunnya. Saya tidak tau persis mengapa ia memilih lagu itu. Alasan ia memilih lagu itu memang tidak penting. Syair lagunya benar-benar mengingatkan saya dan anak-anak ibu yang lain, agar dimasa tuanya ia tetap diperhatikan dan dicintai oleh anak-anak cucunya.8

Lirik lagu di atas merupakan koreksi terhdap kultur lahiriah yang prestisius cenderung munafik atas diri orang-orang yang selama hidup orangtua diabaikan, barulah setelah meninggal ditangisi dan merasa kehilangan, atau menunjukkan kepada orang bahwa mereka kehilangan orangtua, padahal selama hidup mereka tidak mengurusnya. Kesejatian kerinduan orangtua Lansia dalam lirik lagu itu, terungkap secara bersahaja dan jujur, mereka rindu diperlakukan sebagai orang tua ketika mereka sudah uzur dan tidak mampu berbuat sesuatu apapun kecuali berharap perhatian dan belas kasihan anak dan cucunya.

Pelayanan pastoral dan pelayanan didaskalia dalam Pendidikan Agama Kristen mutlak membutuhkan pendekatan budaya kepada para Lansia, supaya nilai-nilai PAK yang orisinal dan universal itu dapat tersampaikan dan mengubah hidup, terlebih dapat menguatkan dan memberi kepastian keselamatan dan hidup yang kekal bagi

7 Lirik Lagu : Trio Century Uju dingolungkon ma nian

8 togarsilaban.wordpress.com/..

(7)

setiap Lansia. Orientasi kebutuhan seperti ini sangat penting dalam PAK terhadap Lansia, dan faktor-faktor seperti ini yang terabaikan selama ini.

Para lansia sesungguhnya membutuhkan Firman Tuhan dan membutuhkan pengajaran akan Firman Tuhan yang dapat menghargai dan menerima apa adanya keadaan mereka di masa tua. Walaupun mereka tidak mampu mengingat dengan baik akan Firman Tuhan, mereka menyadari hal itu, namun mereka tetap membutuhkan dihargai sebagai pribadi, dan bukan terpaksa diterima sebagai manusia pikun yang lemah dan tidak berdaya. Sesungghunya para lansia menyimpan potens tertentu untuk difungsikan dalam kehidupan berjemaat setelah dilayani dengan penuh kesabaran dan pengertian, biasanya mereka merupakan pendoa yang serius, sehingga memungkinkan mereka menjadi pendoa syafaat bagi pelayanan gereja yang penting, mereka memiliki banyak pengalaman berharga untuk dibagiokan kepada para orang muda.

C. Prespektif Teologis terhadap kultur

Richard Neibhur memandang kultur sebagai lingkungan buatan, lingkungan kedua yang ditumpukkan di atas yang alami, meliputi bahasa, kebiasaan, ide, kepercayaan, adat-istiadat, organisasi sosial, hasil buatan manusia yang diwariskan, proses-proses tekhnis dan nilai-nilai9. Dalam terang imannya yang baru, seorang Kristen ataupun komunitas Kristen dapat mencptakan nilai-nilai baru yang berguna dalam membaharui sikap dan perilaku terhadap orang tua

Tuhan Yesus mencela sikap munafik terhadap hukum atau perintah menghormati orang tua atas dasar bahwa seseorang telah memberikan persembahan, maksudnya Yesus menemukan sikap orang Yahudi mengelak untuk menunaikan tanggung jawab mereka untuk memelihara orang tua dengan alasan yang lebih dapat diterima yaitu telah memberikan persembahan, sehingga tidak memiliki sesuatu untuk dibaktikan kepada orang tua mereka, dan nyata sekali menurut Yesus bahwa sikap ini adalah sikap yang tidak benar dan munafik. Lebih

9 Richard Neibhur, Kristus dan Kebudayaan, (Jakarta : Yayasan Satya Karya-Petra Jaya,

(8)

lanjut sikap ini merupakan pembatalan terhadap Firman Tuhan yang tidak seharusnya terjadi (Band. Mat. 15:4-9)

Dari penjelasan di atas dapat dirangkumkan bahwa Tuhan Yesus sendiri mengajarkan supaya setiap orang mengashi orang tuanya, memelihara dan merawat/mengasuhnya, dan tanggung jawab ini tidak perlu diserahkan kepada pihak lain, melainkan tanggung jawab sendiri di hadapn Tuhan, sehingga seseorang tidak dapat berdalih apapun untuk tidak menunaikan tanggung jawab kepada orang tua.

D. Mengobarkan kembali PAK yang hampir redup.

Penghormatan dan kasih kepada orangtua lanjut usia bertitik tolak dari keberhasilan PAK keluarga yang kualitatif dan efektif, agak susah mengharapkan itu tercapai semata-mata oleh daya kultur, biasanya selalu dikaitkan dengan keyakinan tertentu yang dimiliki sebagai masyarakat dengan potensi religiusitas

Titik tolak PAK bagi Lansia adalah “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Maz. 90:12) Berangkat dari kebutuhan para Lansia akan kepastian pemeliharaan Tuhan di masa tua, maka hanya dengan berakar dalam keyakinan yang teguh akan kebenaran Firman Allah yang dimulai dari kerinduan akan belajar pada Tuhan lewat Firman ini, sungguhpun masa tua merupakan masa sukar untuk belajar, justru di sinilah letaknya tantangan bagi PAK untuk mengakarkan kebenaran yang menjadi sauh teguh buat setiap Lansia

Tujuan PAK bagi Lansia adalah : “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman, sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya, tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya” (2 Tim.4:7-8) Nats ini hendak mengungkapkan bahwa pada masa Lansia, rasul Paulus dapat menjadi berkat bukan hanya bagi sesama Lansia tetapi juga bagi generasi berikutnya. Paulus memiliki kesadaran yang baik akan masa tua, sungguhpun digerogoti berbagai penyakit dan tekanan batin, tetapi jauh dalam sanubarinya memiliki kepastian bahwa ia pasti masuk surga ketika dia meninggalkan dunia ini.

(9)

Dari seluruh rangkaian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bahwa peningkatan jumlah Lansia di Indonesia memberi indikasi semakin meningkatnya usia harapan hidup yang semakin tinggi. Bagi Gereja, hal ini merupakan jawaban ketika semua orang berdoa agar setiap orang “panjang umur” ketika mereka berulag tahun.

2. Gereja membutuhkan Pendidikan Agama Kristen yang mempertimbangkan faktor kultur dalam pendekatan pelayanannya, terutama kepada para Lansia, walaupun itu biasa juga dilakukan dalam pelayanan lain terhadap anak remaja dan pemuda misalnya, tetapi faktor budaya dalam konteks kehidupan Lansia begitu penting mendukung keberhasilan PAK

3. Pendidikan Agama Kristen Lansia adalah pelayanan yang selama ini tidak semuanya diperhatikan oleh Gereja, dan karena itu dimensi teologis dari pentingnya pelayanan ini menjadi unsur yang sangat mendesak untuk dilakukan

4. Pemberdayaan setiap keluarga Kristen untuk menjadi ujung tombak bagi pelayanan Lansia begitu penting dan harus dilakukan. Para Lansia sesungguhnya ada dalam keluarga, dan seringkali justru keluarga mengabaikan hal ini. Gereja perlu memberdayakan keluarga agar mereka mampu melayani Lansia dalam keluarga.

Daftar Rujukan

Badan Statistik Pusat Jakarta htp://old.tahukahkamu.com/2011/12

Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Penerbit Erlangga) Tahun 2010

Neibhur, Richard Kristus Dan Kebudayaan, (Jakarta : Yayasan Karya Jasa-Petra Jaya) Tahun 1998

Santoso Hasan dan Ismail Andar. Memahami Krisis Lanjut Usia (Jakarta : BPK. Gunung Mulia) tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

pengoperasiannya ini yang mengakibatkan pemainnya harus mengetahui kosa kata bahasa inggris. e) Meningkatkan pengetahuan tentang komputer, untuk dapat menikmati permainan

usability yang dapat diterima namun masih dalam rentang nilai rata-rata dan belum pada titik nilai dimana pengguna akan merekomendasikannya kepada pengguna

Penganggaran biaya menunjukkan proses tentang bagaimana menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu.. Perbedaan Penganggaran Biaya dan Pemanfaatan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perumahan Skala Kecil di Kelurahan Bukit Lama Palembang Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan skala

Abstrak: Kerusakan gas turbine blade terjadi karena beberapa kondisi yaitu tekanan yang tinggi akibat beroperasi pada temperatur serta kecepatan yang tinggi,

dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;). Pada bagian ini perlu dimuat pula jika ada peraturan perundang-undangan yang memerintahkan dibentuknya Peraturan Desa,

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawamasih kurang baik karena ada 12

Metoda penelitian yang dilakukan pada studi awal ini adalah studi literatur mengenai penerapan DM untuk tujuan perkiraan, studi literatur mengenai pola konsumsi