• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING) ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING) ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN METODE DRP (DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING)

Titus Kristanto*, Rachman Arief

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

*E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Business competition is very tight market requires a beverage production and distribution planning is good . Good production planning can ensure the smooth availability of raw materials and production processes so that production targets can be achieved . Production scheduling is needed to ensure timely delivery of products to consumers and the right amount . Timely product delivery and provide the right amount of satisfaction and increase consumer confidence , existing customers are expected to be maintained and attract new customers . Besides good planning also minimizes unnecessary inventory so inventory costs can be minimized . PT . Coca - Cola Bottling Indonesia is a company that produces several variants of drinks for the local market consumers . Beverage products distributed to two groups of consumers that consumers drink both regular and non- regular . Differences in the pattern of booking . Consumer groups are groups where the regular PT . Coca - Cola Bottling Indonesia supplying products drink regularly without having to wait for orders . Most consist of outlets spread across various locations . Consumer groups are non- regular consumer groups where PT . Coca - Cola Bottling Indonesia if there is an order to supply new and consists of various small companies , or individuals . This research is to analyze and determine the distribution of the different variants of scheduling PT beverage products . Coca - Cola Bottling Indonesia for various customers using the DRP ( Distribution Requirement Planning ) . Where demand is also predicted by the type of products and consumer groups . The results of the analysis of DRP ( Distribution Requirement Planning ) system is also used to analyze the final product inventory drinks PT . Coca - Cola Bottling Indonesia . Safe beverage inventory levels ) is also specified , the optimal order quantity is also determined . Hopefully with this study , PT . Coca - Cola Bottling Indonesia has a distribution schedule based on real consumer demand . So that all customer demand can be met in a more optimal . Analysis of the final beverage product inventory system also ensures all requests can be met .

Keywords : System inventory, DRP method, Scheduling, PT Coca Cola Bottling Indonesia

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis yang sangat ketat di pasar minuman memerlukan suatu perencanaan produksi dan distribusi yang baik. Perencanaan produksi yang baik dapat menjamin ketersediaan bahan baku dan kelancaran proses produksi sehingga target produksi dapat tercapai. Penjadwalan produksi yang baik diperlukan untuk menjamin pengiriman produk yang tepat waktu dan tepat jumlah kepada konsumen. Pengiriman produk yang tepat waktu dan tepat jumlah memberikan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan konsumen, dengan itu diharapkan konsumen yang ada akan dapat dipertahankan dan menarik konsumen yang baru. Selain itu perencanaan yang baik juga meminimalkan inventori yang tidak perlu sehingga biaya inventori dapat diminimalkan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen akan produk minuman ringan bersoda, maka terbuka peluang bagi para pengusaha khususnya industri minuman ringan bersoda untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya jenis dan merek minuman ringan bersoda yang ditawarkan pada saat ini. Dengan banyaknya perusahaan minuman ringan bersoda dan

(2)

merek-merek minuman ringan bersoda yang bermunculan sekarang ini, mengakibatkan konsumen semakin teliti dan kritis dalam memilih minuman ringan bersoda yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut menjadi catatan dan masalah yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dan akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan minuman ringan bersoda. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis minuman ringan baik minuman ringan bersoda maupun minuman ringan tidak bersoda. Pada saat ini PT. Coca-Cola Bottling Indonesia telah memproduksi tiga jenis minuman ringan bersoda dan satu jenis minuman ringan tidak bersoda yang masing-masing jenisnya dikemas dalam berbagai jenis ukuran kemasan, yaitu:

Untuk jenis minuman ringan bersoda ada tiga macam jenis yaitu Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Ketiga jenis minuman ringan bersoda tersebut dikemas dalam botol kaca, botol plastik, dan kaleng. Untuk jenis minuman ringan tidak bersoda PT. Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi minuman teh denan aroma melati yang diberi nama Fresh Tea dan Fresh Tea Green. Minuman teh ini hanya dikemas dalam botol kaca. Dari gambaran diatas terlihat bahwa saluran distribusi produk minuman di perusahaan ini cukup kompleks, oleh karena itu diperlukan perencanaan distribusi yang baik. Salah satu metode perencanaan distribusi yang baik yang bisa digunakan untuk kasus PT. Coca-Cola Bottling Indonesia ini adalah metode DRP (Distribution Requirement Planning). DRP (Distribution Requirements Planning) adalah suatu metode untuk mengatur Penjadwalan distribusi produk melalui berbagai saluran distribusinya. Metode ini bertujuan untuk merencanakan berapa jumlah produk dan kapan pengiriman akan dilakukan untuk tiap-tiap saluran distribusi. Selain itu, kebutuhan yang diperlukan dalam sekali pengiriman juga dipertimbangkan sehingga tidak melampui kemampuan kapasitas yang ada diperusahaan. Perencanaan berdasarkan kebutuhan di masa yang akan datang dan mampu mempertahankan stock aman total yang lebih rendah dalam sistem distribusi secara keseluruhan. Diharapkan dengan adanya perencanaan produksi dan Penjadwalan distribusi menurut metode DRP, PT. Coca-Cola Bottling Indonesia dapat memenuhi permintaan pelanggan secara optimal secara tepat waktu dan tepat jumlah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian secara operasional diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi maupun untuk membahas suatu persoalan yang dihadapi. Dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan:

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari segala informasi yang berhubungan dengan Sistem Penjadwalan Aktivitas Distribusi.

2. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang penjualan konsumen minuman reguler pada permintaan tiap bulan.

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini berupa use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram. 4. Implementasi Sistem

Membuat sistem yang sesuai dengan rancangan sistem. 5. Evaluasi

Menguji sistem yang telah dibuat dan melakukan perbaikan apabila ada kesalahan. 6. Penyusunan Laporan

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, metode peramalan didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang obyektif.

Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret waktu, terdiri dari:

1. Metode smoothing, yang mencakup metode data lewat (past data), metode ratarata kumulatif, metode rata-rata bergerak (moving average) dan metode “exponential smoothing”

2. Metode Box Jenkis menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin.

3. Metode Proyeksi Trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk suatu persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa depan.

Tabel 1. Formulasi titik reorder

Titik Reorder Tingkat Service Level

DL + 3,09 α D√L 99,90% DL + 2,58 α D√L 99,50% DL + 2,33 α D√L 99% DL + 1,96 α D√L 97,50% DL + 1,64 α D√L 95% DL + 1,28 α D√L 90% DL + 1,04 α D√L 85% DL + 0,85 α D√L 80% DL + 0,67 α D√L 75%

Prosedur Distribution Requirement Planning Menentukan Lead Time (Waktu Proses) Lead Time antara Supplier dan Distributor

Lead Time dari masing-masing Supplier ke Distributor adalah sama untuk setiap supplier. Sesuai dengan kebijaksanaan yang telah disepakati oleh Supplier dan Distributor, lead time antara supplier dan distributor adalah 7 hari.

Lead Time antara Distributor dan Retailer

Untuk lead time dari distributor ke retailer ditentukan berdasarkan jarak retailer yang bersangkutan dengan distributor sesuai kesepakatan bersama.

Tabel 2. Lead Time Retailer Lead Time (hari)

Retailer 1 2

Retailer 2 1

Menentukan Safety Stock (Saham keselamatan) Perhitungan Safety Stock (Saham keselamatan)

Pada penelitian ini diasumsikan tingkat pelayanan yang diinginkan bagi distributor dan retailer adalah sama yaitu sebesar 95%, sehingga pada tingkat pelayanan 95% tesebut memiliki nilai z = 1,65. Berikut adalah perhitungan Safety Stock untuk produk.

(4)

Tabel 3. Demand Bulanan Bulan Demand Bulanan

Juli’08 788 Unit

Agustus’08 648 Unit

September’08 569 Unit

Oktober’08 455 Unit

Jumlah 2460 Unit

Penghitungan dari Distributor ke Retail 1 yaitu: MA = At + At-1 + … + At-(N-1)

N Keterangan:

MA = Moving Average

A = Permintaan Aktual pada periode-t

N = Jumlah data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan MA (kebutuhan kotor) = 788 + 648 + 569 + 455 = 2460 = 615 Unit 4 4 = √ (788 – 615)2 + (648 – 615)2 + (569 – 615)2 + (455 – 615) 2 4 = √ 29929 + 1089 + 2116 + 25600 4 = √ 58734 = 121,1754926 = 121 Unit 4

Lead time dari Distributor ke Retail 1 = 2 day Rumus: SS (Safety Stock) = Z x s x √ L Keterangan:

SS = Safety Stock

Z = Tingkat Service Level 95% = 1,65 s = Standar Deviasi

L = Lead Time (waktu proses) s (Standar Deviasi) = 121 Unit SS (Safety Stock) = Z x s x √ L = 1,65 x 121 x √ 2 = 282, 3477377

SS (Safety Stock) = 282 Unit Rumus: EOQ (Q*) = 2 x D x k h

Keterangan:

Notasi yang dipakai dalam model ini adalah : O : Biaya pemesanan setiap kali pesan h : Biaya penyimpanan per unit per periode

c : purchasing cost atau biaya pembelian produk per unit D : Jumlah kebutuhan barang per periode

T : waktu antar pemesanan (waktu siklus) M : Frekuensi pemesanan

(5)

EOQ (Q*) = 2 x D x k h

= √ 2 x Rp. 50.000,- x 2460 = √ 246.000.000 Rp. 1500,- 1500

= 404,9691346 = 404 Unit

؞ Jadi Persediaan yang akan di distribusikan pada bulan selanjutnya (November) adalah 404 Unit Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan sistem. Hal ini dilakukan supaya aplikasi yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan sehingga mampu menghasilkan penjadwalan aktivitas distribusi yang diinginkan.

Dalam perancangan sistem ini ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah pembuatan flowchart tahap-tahap penerapan metode Distribution Requirement Planning, Prosedur Distribution Requirement Planning, Use Case, Activity Diagram, Sequence diagram.

Tahap-tahap Penerapan Metode Distribution Requirement Planning

Gambar 1 Penerapan Metode Distribution Requirement Planning M e n e t a p k a n K e b u t u h a n K o t o r s u a t u D i s t r i b u s i p a d a s u a t u p e r i o d e t M e n g h i t u n g P e r s e d i a a n A w a l s u a t u d i s t r i b u s i p a d a s u a t u p e r i o d e w a k t u t M e n e n t u k a n K e b u t u h a n B e r s i h s u a t u D i s t r i b u s i p a d a s u a t u p e r i o d e w a k t u t P e s a n a n u k u r a n K e b u t u h a n B e r s i h k e d a l a m R e n c a n a P e n e r i m a a n W a k t u T e l a h L e n g k a p M e n e t a p k a n R e n c a n a P e m e s a n a n L a k u k a n R e n c a n a P e m e s a n a n u n t u k s e m u a i t e m p a d a D i s t r i b u s i l a i n n y a D i s t r i b u s i T e l a h L e n g k a p M u l a i Y a T i d a k S e l e s a i Y a T i d a k

(6)

Flowchart Sistem Proses Menentukan Kebutuhan Kotor

Tahap ini adalah proses untuk menentukan perhitungan kotor yang telah diperoleh dari data permintaan tiap bulan agar sistem dapat menentukan hasil yang diinginkan.

Gambar 2 Flowchart Kebutuhan Kotor

Flowchart Sistem Proses Menentukan Persediaan Awal

Tahap ini adalah proses untuk menentukan Persediaan Awal yang telah diperoleh dari hasil Kebutuhan Kotor dengan melakukan proses perhitungan Standar Deviasi agar sistem dapat menentukan hasil yang diinginkan.

Gambar 3 Flowchart Persediaan Awal

Mulai

Hasil Perhitungan Kebutuhan Kotor

Proses Perhitungan Standar Deviasi

Hasil

Selesai Mulai Kebutuhan Kotor

Masukkan Data Permintaan Penjualan

Proses Perhitungan Kebutuhan Kotor

Hasil

(7)

Flowchart Sistem Proses Kebutuhan Bersih

Tahap ini adalah proses untuk menentukan Kebutuhan Bersih yang telah diperoleh dari hasil Persediaan Awal agar sistem dapat menentukan hasil yang diinginkan.

Gambar 4 Flowchart Kebutuhan Bersih

Flowchart Sistem Proses Pemesanan Ukuran Kebutuhan Bersih ke dalam Rencana Penerimaan

Tahap ini adalah proses untuk menentukan Pemesanan Ukuran Bersih ke dalam Rencana Penerimaan yang telah diperoleh dari hasil Kebutuhan Bersih agar sistem dapat menentukan hasil yang diinginkan.

Gambar 5 Flowchart Pemesanan

Mulai

Hasil Perhitungan Kebutuhan Kotor – Safety Stock – Persediaan Ditangan

Proses di Jadwalkan pada periode t

Hasil

Selesai

Mulai

Kebutuhan Bersih pada Penjadwalan periode t + Safety Stock

Proses diJadwalkan pada periode t

Hasil

(8)

Flowchart Menetapkan Rencana Pemesanan

Tahap ini adalah proses untuk menentukan Rencana Pemesanan yang telah diperoleh dari hasil Pemesanan dalam Rencana Penerimaan agar sistem dapat menentukan hasil yang diinginkan.

Gambar 6 Flowchart Rencana Pemesanan

Prosedur Distribution Requirement Planning Menentukan Lead Time (waktu proses) Lead Time antara Supplier dan Distributor

Lead Time dari masing-masing Supplier ke Distributor adalah sama untuk setiap supplier. Sesuai dengan kebijaksanaan yang telah disepakati oleh Supplier dan Distributor, lead time antara supplier dan distributor adalah 7 hari.

Lead Time antara Distributor dan Retailer

Untuk lead time dari distributor ke retailer ditentukan berdasarkan jarak retailer yang bersangkutan dengan distributor sesuai kesepakatan bersama.

Tabel 3. Lead Time

Retailer Lead Time (hari)

Retailer Surabaya 1 Retailer Kediri 2 Retailer Banyuwangi 2 Menentukan Safety Stock (Pengamanan Stok)

Perhitungan Safety Stock (Pengamanan Stok)

Pada penelitian ini diasumsikan tingkat pelayanan yang diinginkan bagi distributor dan retailer adalah sama yaitu sebesar 95%, sehingga pada tingkat pelayanan 95% tesebut memiliki nilai yaitu z = 1,64. Berikut adalah perhitungan Safety Stock untuk produk.

Mulai

Kebutuhan Bersih dalam rencana Penerimaan

Proses Pelepasan Rencana Pemesanan pada periode t

Hasil

(9)

(

) (

) (

) (

) (

) (

)

12 2 46660 52760 2 46660 24600 2 46660 45500 2 46660 56985 2 46660 64800 2 46660 78850− + − + − + − + − + −

(

) (

) (

) (

) (

) (

)

12 2 46660 60080 2 46660 45865 2 46660 57400 2 46660 24300 2 46660 36050 2 46660 12730− + − + − + − + − + −

( )

n d d n i

= − 1 2 12 37210000 486643600 1345600 106605625 329059600 1036196100+ + + + + +

Tabel 4. Demand Bulanan

Bulan Demand Bulanan

Januari’08 78850 Unit Februari’08 64800 Unit Maret’08 56985 Unit April’08 45500 Unit Mei’08 24600 Unit Juni’08 52760 Unit Juli’08 12730 Unit Agustus’08 36050 Unit September’08 24300 Unit Oktober’08 57400 Unit November’08 45865 Unit Desember’08 60080 Unit Total 559920 Unit Penghitungan dari Distributor ke Retail Surabaya yaitu: Menentukan Simple Averagei (SA)

Simple Average = At + At-1 + … + At-(N-1) N

Keterangan:

SA = Simple Average

A = Permintaan Aktual pada periode-t

N = Jumlah data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan SA (kebutuhan kotor) = 78850+64800+56985+45500+24600+52760+12730+36050+24300+57400+45865+60080 12 = 559920 12 = 46660 Unit

Menentukan Standar Deviasi (S) STDEV =

=

=

(10)

12 180096400 632025 115347600 499969600 112572100 1151244900+ + + + + 12 4056923150 = = = 18386, 8684 = 18387 Unit

Menentukan Safety Stock (SS)

Lead time dari Distributor ke Retail 1 = 1 day Rumus: SS (Safety Stock) = Z x s x L Keterangan:

SS = Safety Stock

Z = Tingkat Service Level 95% = 1,64 s = Standar Deviasi

L = Lead Time (waktu proses) s (Standar Deviasi) = 18387 Unit SS (Safety Stock) = Z x s x L = 1,64 x 18387 x 1 = 30154,68

SS (Safety Stock) = 30154 Unit

Time Horizon (Lama Waktu) : 4 minggu

Lead time (Waktu proses) : 1 minggu

Balance on hand at start (Persediaan ditangan) : 10000 Unit Tabel 5. Distribution Requirement Planning

WAREHOUSE PERIODE (Minggu Ke-)

SS = 30154 1 2 3 4

Kebutuhan kotor 46660

Persediaan ditangan 10000 10000

Kebutuhan bersih 6506

Jadwal penerimaan 36660

Pelepasan rencana pemesanan 36660

Jadi Persediaan yang akan di distribusikan pada periode selanjutnya adalah 36660 Unit Keterangan :

Kebutuhan Kotor : Penjumlahan dari permintaan tiap bulan dalam setahun

Persediaan Ditangan : Jumlah persediaan di iventori gudang

Kebutuhan Bersih : Kebutuhan kotor – Safety Stock – Persediaan di tangan

Jadwal Penerimaan : Kebutuhan Bersih + Safety Stock

Pelepasan rencana pemesanan : Jumlah barang yang siap diantar

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah Rancang Bangun Sistem Penjadwalan Aktivitas Distribusi Dengan Metode Distribution Requirement Planning pada Perusahaan PT. Coca Cola Bottling Indonesia ini adalah sebagai berikut :

(11)

1. Metode Distribution Requirement Planning berhasil diimplementasikan dalam sistem penjadwalan.

2. Metode Distribution Requirement Planning berhasil diimplementasikan dalam sistem dan mendapatkan output Safety Stock dengan peramalan jumlah pengiriman berdasarkan penjadwalan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Allah SWT yang telah mengabulkan doa-doaku. 2. Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak tersayang 3. Istri tercinta Rosdiana Marpaung, S.E 4. Kedua adikku tersayang

5. Semua rekan-rekan dosen Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

6. Semua pegawai PT. Coca Cola Bottling Indonesia 7. Semua rekan-rekan S2 Sistem Informasi ITS

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini. Akhirnya, semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Choon, Kean Tan, 2001, A Framework Of Supply Chain Management Literature. Pergamon : European Journal Of Purchasing & Supply Management.

Croom, Simon, Pietro Romano, Mihalis Giannakis, 2000, Supply Chain Management : An Analytical Framework For Critical Literature Review. Pergamon: European Journal Of Purchasing & Supply Management.

Gaspersz, Vincent, 2004, Distribution Resource Planning (DRP).

Handoko, T Hani, 1984, Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Yogyakarta

Hidayanto, Taufik. Analisis Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Pendekatan Model EOQ dan JIT/EOQ. Yogyakarta

Imam, Kamarul, Jurnal MANAJEMEN PERSEDIAAN EOQ dan MRP, Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Jhn Ho, Chrwan, 2007, DRP A Generalised Sytem For Delivery Scheduling in a Multisourcing Logistic System.

(12)

Gambar

Gambar 1 Penerapan Metode Distribution Requirement Planning
Gambar 2 Flowchart Kebutuhan Kotor
Gambar 5 Flowchart Pemesanan
Gambar 6 Flowchart Rencana Pemesanan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemasaran dilakukan dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen baik di area kampus, di area tempat produksi dan promosi melalui media sosial (BBM, WA,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas kehendak dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Kombinasi Nisin

mengenai citra diri pasien stroke usia dewasa madya yang mengalami. kelumpuhan pada separo badannya dan sedang menjalani rawat inap di

yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “Analisa Keandalan Relai Jarak Sebagai

(2004) telah menggunakan damar penukar ion dari jenis amberlit XAD-8, XAD-4 dan amberlit IR-120 bersama-sama dengan karbon teraktif sebagai bahan penjerap untuk

18 Pembelajaran dengan menggunakan model AO dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan

Oleh yang demikian satu kajian tentang cabaran-cabaran yang dihadapi oleh pensyarah dalam mengaplikasikan penggunaan teknologi maklumat semasa proses pengajaran telah

d c.. Pisau dan gunting sebelum dan sesudah digunakan pada kegiatan okulasi harus dicelup atau dibasahi dengan alkohol 70 % atau klorox 10 %. Langkah-langkah stek sambung adalah