• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN PUSH UP DAN PULL UP TERHADAP KEMAMPUAN JAUHNYA LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMK NEGERI 1 BATUDAA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LATIHAN PUSH UP DAN PULL UP TERHADAP KEMAMPUAN JAUHNYA LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMK NEGERI 1 BATUDAA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

PENGARUH LATIHAN PUSH UP DAN PULL UP TERHADAP

KEMAMPUAN JAUHNYA LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMK NEGERI 1 BATUDAA

(Fahriyanto Pauweni, Hariadi Said, Ucok H. Refiater)

fahriyantopauweni@yahoo.co.id

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan latihan push up dan pull up terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada pemain sepak bola siswa SMK Negeri 1 Batudaa. Metode yang digunakan adalah metode eksperiman yang dilakukan pada siswa SMK Negeri 1 Batudaa yang berjumlah 20 orang yang diambil secara random sampling (diacak). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa latihan push up dan pull up mempunyai perbedaan terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada pemain sepak bola siswa SMK Negeri 1 Batudaa. Dalam penelitian ini terbukti bahwa hasil

analisis data, dimana dari hasil pengujian menunjukkan harga thitung

sebesar 6.24, sedangkan dari daftar distribusi diperoleh hargatdaftar

2.10. Berarti thitung lebih besar dari pada tdaftar (6.24 > 2.10) atau

harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat

menerima H0. Jadi, dapat disimpulkan bahwa latihan push up dan

pull up memiliki perbedaan terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola.

Kata Kunci : Latihan Push Up dan Pull Up, Lemparan Kedalam, Sepak Bola.

(2)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

Dalam permainan sepak bola ini diperlukan kerja sama tim yang baik antar pemain agar tercipta serangan dan pertahanan yang baik serta didukung pula dengan teknik yang benar.Tanpa penguasaan teknik dasar yang memadai maka tujuan permainan sepak bola tidak akan tercapai. Oleh karena itu, untuk dapat bermain sepak bola harus menguasai teknik-teknik dasar sepak bola yang baik.Untuk dapat menghasilkan permainan sepak bola yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan.Teknik dasar bermain sepak bola adalah merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepak bola.

Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola yang diantaranya adalah :

1. Teknik Menggiring ( Dribbling ) 2. Teknik Mengoper ( Passing )

3. Teknik Menghentikan bola ( Trapping ) 4. Teknik Menyundul ( Heading)

5. Teknik menembak ( Shooting )

6. Teknik lemparan ke dalam ( throw-in )

Salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan lemparan kedalam ( throw-in ) adalah dengan cara latihan beban, dengan melakukan latihan beban diharapkan dapatmeningkatkan power otot lengan, dengan meningkatnya power akan memberikan tenaga pada otot lengan sehingga dapat melakukan throw-in dengan baik.

Throw-in bermanfaat melakukan umpan jarak dekat atau jarak jauh sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dalam penelitian ini nantinya diusahakan agar hasil throw-in baik ( dengan jarak jauh ), karena throw-in dengan jarak yang jauh dapat dimanfaatkan sebagai umpan lambung kedepan gawang lawan sebagai awal dari suatu penyerangan. Throw-in yang semakin jauh akan semakin baik dan menguntungkan suatu tim.

(3)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni Lemparan Kedalam (Throw- in)

Selama permainan berlangsung, lemparan kedalam paling sering terlihat dibandingkan dengan set piece lainnya. Set piece adalah suatu keadaan dalam permainan sepak bola ketika permainan terhenti, seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, melempar bola kedalam lapangan ( throw-in )”. Bila mana pihak lawan memperoleh lemparan kedalam didaerah mereka sendiri, paling tepat jika usaha merebut bola kembali diserahkan kepada pemain sayap, penyerang tengah, atau pemain lapangan tengah yang biasanya menjelajahi daerah itu, sedangkan pemain-pemain lainnya bersiap siaga ditempat masing-masing dengan kewaspadaan seakan-akan lawan sedang melakukan serangan.

Sepak bola membatasi penggunaan tangan dalam pertandingan. Dengan peraturan permainan ini, hanya penjaga gawang yang boleh menggunakan tangannya tetapi hanya di dalam daerah penalti. Namun ketika bola keluar melewati garis pinggir atau garis tepi, maka akan diberikan throw-in ( lemparan kedalam ). Menurut Ina Hasanah (2009:36) “Lemparan kedalam dilakukan dari titik tempat bola melintasi garis tim yang tidak menendang bola melewati garis pinggir”.Bola akan dimainkan lagi ketika telah kembali memasuki lapangan pertandingan, tetapi pelempar bola tidak dapat memainkan bola sampai pemain lain telah menyentuhnya. Gol tidak dapat dicetak secara langsung dari throw-in. Lemparan diarahkan kearah kawan dengan tepat ataupun diarahkan kedaerah lawan “. Lebih lanjut Akhmad Olih Solihin( 2010:73-74) “Lemparan ke dalam dilakukan dengan cara seperti berikut.

a) Berdiri kaki dibuka selebar bahu. b) Lutut agak ditekuk.

c) Bola dipegang dengan dua tangan di belakang kepala.

d) Saat akan melempar, tarik bola ke belakang dan melentingkan badan untuk mendapatkan tambahan dorongan bola.

e) Saat melemparkan bola, kuatkan otot-otot perut, panggul, bahu, kedua lengan dan luruskan lutut.

(4)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan awalan ataupun tanpa awalan. Hal ini tergantung pada jarak lemparan yang ingin dihasilkan. Apabila sasaran lemparannya jauh, lemparan ke dalam dapat dilakukan menggunakan awalan beberapa langkah untuk mendapatkan dorongan lebih besar lagi..Throw-in adalah salah satu keterampilan yang sering diabaikan dalam sepak bola. Penggunaan throw-in yang benar dapat menciptakan banyak peluang untuk mengontrol bola dan mencetak gol selama pertandingan. Salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan throw-in adalah komunikasi. Pelempar dan penerima bola harus mengetahui apa yang akan dilakukan masing-masing sebelum lemparan tersebut dilakukan. Arah dan kecepatan penerima bola akan menentukan bagaimana pelempar bola melemparkan bolanya.

Berdasarkan kutipan pendapat para ahli diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa lemparan kedalam merupakan cara memulai pertandingan yang dilakukan dengan cara memegang bola dengan kedua tangan, mengayunkan bola dari belakang atas kepala, kedepan, sementara kedua kaki sejajar menyentuh tanah. Lemparan diarahkan kearah kawan dengan tepat ataupun diarahkan kedaerah lawan.

Yang mempengaruhi kemampuan lemparan kedalam :

Power Otot Lengan :

Menurut Nurhasan ( 2011: 16) ” Daya (power) merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan, atau pengerahan otot secara maksimum dengan kecepatan maksimum”. Selanjutnya menurut Johansyah Lubis (2013:61) “power adalah hasil dari kemampuan, yaitu kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin “

Dalam permainan sepak bola daya ledak otot lengan sangat diperlukan untuk menghasilkan throw-in yang kuat dan cepat sehingga dapat dimanfaatkan menjadi umpan lambung yang jauh kedepan gawang lawan, dimana dengan throw-in yang jauh akan menjadikan awal dari sebuah serangan yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah gol.

(5)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

Otot lengan dibagi menjadi 3 bagian yaitu bisep, trisep, fore arm dan setiap bagian tersebut memiliki cara sendiri-sendiri untuk melatih kekuatan ototnya ( Nur Chozin, 2009:36).

Dengan demikian seorang atlet yang memiliki daya ledak otot lengan yang baik akan memiliki keuntungan karena akan mampu melakukan throw-in dengan kuat dan cepat, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi umpan lambung jauh ke depan gawang lawan yang pada akhirnya dapat menjadi suatu peluang untuk menciptakan gol.

Otot Perut :

Otot bertugas untuk menopang tubuh agar tidak jatuh ketika pada posisi berdiri, duduk, berlutut. Otot juga dapat berfungsi untuk menahan benturan baik dari dalam tubuh yang bergerak maupun dari benda yang bergerak. Otot dibagi menjadi beberapa jenis yaitu menurut bentuk dan serabutnya, menurut jumlah kepalanya, menururt pekerjaannya, dan menurut letaknya. “Otot perut menurut letaknya otot-otot ditubuh terbagi menjadi otot perut bagian atas, otot perut bagian bawah, otot perut bagian samping” (Nur Chozin, 2009:19). Secara umum otot-otot perut bekerja sebagai penggerak utama dan penstabil tulang belakang.

Kelentukan togok :

Kelentukan merupakan salah satu bagian dari kondisi fisik yaitu kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal, Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut, sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. Menurut Farida Isnaini Dkk (2010:49) “ kelentukan adalah keleluasaan gerakan terutama pada otot persendian”. Sedangkan menurut Mohammad Ali Mashar Dkk (2010:58) “ kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi”. Selain oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot tendon dan ligamen. Kelentukan penting sekali dalam hampir semua cabang olahraga terutama cabang-cabang olahraga, seperti nomor atletik, permainan dengan bola, anggar, gulat dan sebagainya.

(6)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni Hakikat Latihan Push Up

Dalam melakukan push up seorang atlet harus memerlukan penyusunan program latihan secara countinue. Kekuatan otot yang dimiliki oleh atlet belum dapat menjamin peningkatan prestasinya apabila tidak di tunjang oleh otot-otot yang dapat bergerak atu bereaksi dengan cepat, misalnya atlet yang berbeda dengan kecepatan otot-ototnya dan juga berbeda dalam cabang olahraganya seperti pada permainan sepak bola khususnya lemparan kedalam ( throw-in ). Menurut Nur Chozin (2009:17) “kekuatan otot berarti kemampuan sekelompok atau sekumpulan otot dalam melawan beban berat dalam suatu kegiatan atau aktifitas”. Walaupun keduanya mempunyai kondisi fisik dan mental serta teknik yang sama, olehn karena itu untuk meningkatkan kemampuan melakukan lemparan kedalam ( throw-in ) yang optimal diperlukan kekuatan dan kecepatan.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan daya atau kekuatan ( power ) adalah hasil dari kekuatan otot dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi suatu tahanan. Dengan demikian secara singkat dapat kita simpulkan batasan power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Johansyah Lubis (2013:61) “ power adalah hasil dari kemampuan, yaitu kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin “

Menurut Marchamah ( 2009 : 29 ) “ Gerakan push-up merupakan gerakan mengangkat tubuh dengan kedua tangan mulai dari bawah atau lantai ke atas dalam posisi tengkurap “.Lakukan latihan ini dengan repetisi 10 kali untuk pemula dan 25 kali untuk anda yang sudah berlatih lebih dari 60 hari, dan 50 sampai 100 kali untuk anda yang sudah cukup kuat untuk memulai pembentukan otot. Biasanya perlu waktu antara 3 sampai 5 bulan untuk memperoleh kekuatan yang cukup untuk repetisi 50 sampai 100 kali.

Latihan push up merupakan latihan beban yang berfungsi menguatkan otot lengan dengan menggunakan beban dalam. Menurut Jaja Suharja Husdarta Dkk ( 2010 : 31 )“push up sambil tepuk tangan merupakan variasi dari gerak

(7)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni push-up yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan”. Lebih lanjut menurut Erminawati ( 2009 : 12 ) “ daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut ( misalnya push-up atau sit-up ) “. Sedangkan menurut Nur Chozin ( 2009 : 12 ) “ mengangkat adalah suatu rangkaian gerak dimana seseorang melawan berat seperti kegiatan mengangkat, mendorong, menarik beban baik itu beban berat maupun berat benda. Contoh mengangkat beban berat dari suatu benda seperti mengangkat barbell, sedangkan contoh mengangkat berat tubuh sendiri seperti sit-up, back-sit-up, push-up dan lain-lain sebagainya”.

Tujuan melakukan push up adalah untuk menguatkan otot lengan dan dada. Menurut Dwi Sarjiyanto ( 2010 : 49 ) “ push-up, bertujuan untuk melatih kekuatan otot lengan atas dan dada. Beban yang digunakan adalah berat badan “.

Manfaat latihan push up, antara lain :

1. Push up menguatkan otot lengan, bahu, dan dada. Gerakan push up yang terpusat pada tubuh bagian atas akan membuat dada dan bahu anda kuat dan tegap, lengan anda sebagai pusat penggerak akan mempunyai otot yang kekar dan kuat.

2. Push up juga membuat anda tidak mudah terkilir, terutama pada bagian lengan dan bahu. Selain kuat otot lengan dan tubuh bagian atas menjadi lebih lentur.

3. Push up membantu melancarkan aliran darah ke kepala, terlebih lagi bila anda melakukan latihan leher sebelum memulai push up sesuai dengan petunjuk di atas, sehingga anda akan dapat merasa lebih segar dan nyaman Menurut Sri Wahyuni dan Kawan-kawan( 2010 : 59 ) cara melakukan gerakan push up sebagai berikut :

1) Posisi tubuh tengkurap dengan bertumpu pada tangan dan kaki. 2) Gerakkan tubuh naik turun dengan pandangan mata ke arah depan.

Sedangkan menurut Sri Wahyuni dan Kawan-kawan ( 2010 : 81 )“ push-up ( telengkup dorong angkat badan ) tujuannya adalah melatih kekuatan dan dan daya tahan otot lengan”. Cara melakukannya sebagai berikut :

(8)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

1) Tidur telengkup, kedua kaki rapat lurus kebelakang dengan ujung kaki bertumpu pada lantai.

2) Kedua telapak tangan menapak lantai disamping dada, jari-jari menghadap kedepan, siku ditekuk.

Latihan Pull Up

Pull up adalah latihan tubuh bagian atas terbaik yang dapat anda lakukan dengan berat badan sendiri. Menurut Erminawati ( 2009 : 12 ) “ daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama ( misalnya menggantung ) pada restock, menahan suatu beban dengan lengan lurus kesamping untuk waktu yang lama “. Lebih lanjut Nur Chozin ( 2009 : 20 ) menyatakan “ ada beberapa cara dalam menggantung yaitu dengan cara berpegangan erat pada objek yang digunakan untuk menggantung atau bisa juga dengan cara kaki dikaitkan dengan posisi kaki menekuk pada lutut “. Sedangkan Sri wahyuni Dkk ( 2010 : 82 ) mengemukakan bahwa “ pull-up ( gantung angkat tubuh )tujuannya melatih kekuatan dan daya tahan otot lengan “. Hampir setiap orang menggunakan tangan, tetapi ada beberapa di luar sana yang dapat melakukan dengan satu tangan dagu up dan pull up. Satu lengan pull up yang sulit untuk dilakukan dan membutuhkan beberapa pelatihan untuk mencapai latihan tersebut.

Untuk mendapatkan posisi tubuh anda benar perlu mencoba praktek sehingga memiliki keseimbangan yang baik. Anda perlu menggunakan lengan anda secara gratis, kaki, badan, dan kepala anda untuk membuat tetap berbaris di bar. Menurut Tugimin dkk (2010 :32 ) Bahwa “gerakan pull up adalah latihan untuk kekuatan otot lengan dilakukan di atas palang tunggal. Caranya kedua tangan menggantung di palang tunggal kemudian tubuh diangkat dengan cara siku ditekuk sehingga posisidagu di atas palang tunggal”.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan push up terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada pemain sepak bola putra siswa SMK Negeri 1 Batudaa, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan pull

(9)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni up terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada pemain sepak bola putra siswa SMK Negeri 1 Batudaa, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan push up dan pull up terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada pemain sepak bola putra siswa SMK Negeri 1 Batudaa.

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah “ Two Group Pre Test anf Post Test Design “dengan desain atau rancangan sebagai berikut :

NO Kelompok Pre Test Treatment Post Test

1 A X1.1 T1 X1.2

2 B X2.1 T2 X2.2

Keterangan :

A : Kelompok Latihan Push Up

B : Kelompok Latihan Pull Up

X1.1 : Tes Awal Kelompok Latihan Push Up

X1.2 : Tes Akhir Kelompok Latihan Push Up

T1 : Perlakuan Latihan Push Up

T2 : Perlakuan Latihan Pull Up

X2.1 : Tes Awal Kelompok Latihan Pull Up

X2.2 : Tes Akhir Kelompok Latihan Pull Up

Adapun instrumen yang dilakukan yaitu dengan mengukur jarak atau jauhnya bola dengan alat ukur yaitu : menggunakan meteran.

HASIL

Hasil penelitian yang memiliki varians populasi yang homogen, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata melalui uji dua pihak. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dilakukan

pengujian uji t. Hasil pengujian menunjukkan harga thitung sebesar 6.24 Sedangkan

(10)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni dari tdaftar atau harga thitungtelah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan dapat menerima HA. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :

H0

HA HA 6.24

-2.10 0 2.10

Gambar . Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Berdasarkan uji t dan dilihat dari kurva penerimaan dan penolakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedua latihan tersebut terdapat perbedaan. Hal ini terbukti, dengan latihan push up memberikan dampak yang lebih besar terhadap skor capaian siswa dalam melakukan lemparan kedalam pada olahraga sepak bola jika dibandingkan dengan latihan pull up.

PEMBAHASAN

Untuk meningkatkan prestasi sepak bola khususnya dalam melakukan lemparan kedalam yang jauh maka diperlukan latihan yang intensif secara teratur, disiplin dan secara kontinyu. Sehingga latihan ini dapat diperoleh manfaat terhadap peningkatan kesehatan fisik.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian eksperimen terhadap dua bentuk latihan yaitu latihan push up dan latihan pull up. Berdasarkan hasil

penelitian skor data variabel X1 dalam penelitian ini adalah skor data yang

dijaring sebelum dan sesudah pelaksanaan eksperimen pada siswa yang mengikuti

latihan push up. Data variabel X1.1 sebelum eksperimen data yang diperoleh

menunjukkan skor tertinggi 9.29 dan skor yang terendah 6.25. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 7.803 dan nilai standar deviasi 1.004. Data

(11)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

variabel X1.2 sesudah eksperimen data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi

9.80 dan skor yang terendah 7.20 Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 8.450 dan nilai standar deviasi 0.854.

Skor data variabel X2 dalam penelitian ini adalah skor data yang dijaring

sebelum dan sesudah pelaksanaan eksperimen pada siswa yang mengikuti latihan pull up. Data variabel X2.1 sebelum eksperimen data yang diperoleh menunjukkan

skor tertinggi 9.13 dan skor yang terendah 6.15. Setelah dilakukan analisis

diperoleh nilai rata-rata 7. 568 dan nilai standar deviasi 0.929. Data variabel X2.2

sesudah eksperimen data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 9.70 dan skor yang terendah 6.70. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 8.170 dan nilai standar deviasi 1.077.

Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre test dan post test seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji analisis data penelitian eksperimen yang menggunakan two group pre test anf post test design.

Dari hasil pengujian pre test dan post test menunjukkan harga thitung sebesar

6.24, sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 2.10. Ternyata harga

thitung lebih besar dari tdaftar atau harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan

H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat

menerima H0. Jadi, dapat disimpulkan bahwa latihan push up dan pull up memiliki

perbedaan terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi “terdapat perbedaan latihan push up dan latihan pull up terhadap kemampuan jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa SMK Negeri 1 Batudaa” dapat diterima.

(12)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

Hal ini terbukti dengan hasil analisis data dimana dari hasil pengujian

menunjukan harga thitung sebesar 6.24, sedangkan dari daftar distribusi diperoleh

harga tdaftar 2.10. Ternyata harga thitung lebih besar dari tdaftar atau harga thitung telah

berada diluar daerah penerimaan H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

Ha diterima dan tidak dapat menerima H0.

SARAN

Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bahwa pembentukan dan peningkatan prestasi siswa pada berbagai cabang olahraga khususnya sepak bola bukan semata-mata merupakan tanggung jawab guru dan sekolah, akan tetapi juga sangat diperlukan adanya motivasi dan pengawasan dari orang tua terutama terhadap aktivitas anak dalam melakukan latihan di luar jam sekolah.

2. Untuk membina dan mengembangkan prestasi siswa dalam berbagai cabang olahraga, diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan motivasi dan penghargaan kepada setiap siswa yang memperoleh prestasi terbaik pada setiap lomba yang dilaksanakan baik tingkat sekolah maupun tingkat daerah.

3. Bentuk latihan push up diharapkan dapat dilakukan oleh siswa secara kontinyu oleh siswa dibawah pengawasan guru maupun orang tua siswa di luar jam sekolah. Karena bentuk latihan ini disamping memberikan dampak positif kepada kondisi fisik siswa juga dapat mengembangkan kekuatan otot lengan dalam melakukan lemparan kedalam pada olahraga sepak bola.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Olih Solihin. 2010. Pedoman Jasmani Olahraga dan kesehatan. Jakarta : CV Mutiara Ilmu Bandung

Dr. Johansyah Lubis, M.Pd. 2013. Juara Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta : Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI

(13)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni Dwi Sarjiyanto, Sujarwadi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII SMP/MTS. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang

Erminawati. 2009. Kebugaran dan Kesehatan Untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta Selatan : Ricardo

Farida Isnaini, Sri Santoson Sabarini. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA/MA/SMK Kelas X. Jakarta : Mediatama

FIFA. 2011. Laws Of The Gane 2011-2012. Zurich, Swiss : Federation Internationale De Foot Ball Association FIFA-Strasse 20

Hendri Firzani. 2010. Segalanya Tentang Sepak Bola. Jakarta : Erlangga Ina Hasanah. 2009. Sepak Bola. Bandung : PT Indah Jaya Adiprama

Jaja Suharja Husdarta, Eli Maryani. 2010. Pendidikan Jasmani Olahrag dan Kesehatan. Jakarta : Armico

Marchamah. 2009. Olahraga Anggar. Semarang : CV Aneka Ilmu

Mohammad Ali Mashar, Dwinarhayu. 2010. Pendidikan Jasmani Olaraga dan Kesehatan Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX. Jakarta : Swadaya Murni

Nur Chozin. 2009. Latihan kekuatan dan Daya Tahan Otot. Jakarta Barat : CV Pamularsih

Prof. Dr. H. Nurhasan, M. Kes 2011. Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Jawa Timur : Abil Pustaka

Prof. Dr. Sugiyono. 2011. Metode penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1 Untuk Kelas VII SMP dan MTS. Jakarta : PT Wangsa Jatra Lestari

Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2 Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Jakarta : PT Wangsa Jatra Lestari

Tugimin, Joko Supriyanto. 2010. Aktif Berolahraga Untuk SMP dan MTS Kelas IX. Jakarta : PD Percada

(14)

Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Rukiah Puluhulawa, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMK Negeri 1 Batudaa; Fahriyanto Pauweni

Gambar

Gambar . Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Peta atau gambar master plan Kebayoran Baru digunakan untuk mengidentifikasi konsep kawasan tersebut menurut kriteria Howard (1898) yaitu berdasarkan ukuran, struktur, elemen,

Istilah “masyarakat demokratis” (pasal 4) lebih jauh membatasi pemberlakuan suatu batasan berdasarkan Kovenan, dan karenanya menjadi kewajiban Negara untuk membuktikan bahwa

Portofolio optimal berdasarkan nilai tingkat risiko terendah dengan keuntungan tertentu ada pada kombinasi saham ketiga yakni antara saham HRUM (PT Harum Energy Tbk) dan

Jadi, sebelum menulis artikel harus membuat section dan category terlebih dulu agar ketika di tampilkan halaman utama website lebih terstruktur sehijngga pengguna tidak

Hasil pendaftaran SE2016 menunjukkan bahwa distribusi tenaga kerja menurut kategori lapangan usaha, sejalan dengan jumlah usaha/perusahaan yaitu didominasi oleh lapangan

Analisis yang dilakukan yaitu perhitungan perhitungan produktivitas masing-masing alat berat yang digunakan, dengan menentukan waktu siklus alat, penentuan factor

a) Monitoring dan evaluasi kelompok usaha masyarakat melalui tersusunnya 1 dokumen 10 buku laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kelompok usaha masyarakat. b)

Pemberian izin oleh penguasa atau pemerintah terhadap pemohon izin berarti memberikan serta memperkenankan pemohon tersebut dalam melakukan tindakan tertentu. Secara umum