BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Studi ini dilakukan di Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Survei pendahuluan tapak dilakukan pada bulan Maret 2009 dilanjutkan sampai dengan pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan sampai dengan bulan Desember 2009.
Gambar 3. Batas Wilayah Studi
Kotamadya Jakarta Selatan Propinsi DKI Jakarta
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode historik untuk mengidentifikasi kawasan Kota Taman Kebayoran Baru. Metode historik merupakan penelitian yang terkait dengan nilai kesejarahan suatu bentuk lanskap, rekonstruksi masa lampau secara sistematik dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan kesimpulan (Nurisjah, 2007). Metode ini lebih banyak bergantung pada data sekunder dan lebih banyak menggali informasi dari pustaka. Indentifikasi, evaluasi, pelestarian terhadap historic fabric merupakan aspek penting dalam memperbaiki lanskap sejarah (Harris dan Dines, 1988)
2. Metode penilaian untuk mengevaluasi eksistensi kota taman Kebayoran Baru (Harris dan Dines, 1988, Goodchild, 1990).
3. Teknik overlay terhadap peta analisis perubahan fungsi lahan dengan program AutoCAD 2004
4. Metode analisis SWOT untuk merencanakan pelestarian konsep Kota Taman Kebayoran Baru
3.3 Bahan dan Alat Penelitian 3.3.1 Alat
Penelitian ini menggunakan alat berupa perangkat komputer, scanner dan kamera digital serta perangkat lunak berupa Adobe Photoshop CS3, AutoCAD 2004 dan Microsoft Office 2003.
3.3.2 Bahan
Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta, site plan, data visual berupa foto, data sekunder berupa literatur dan hasil penelitian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya serta laporan dari dinas terkait.
3.4 Tahapan Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu persiapan, pengumpulan data, identifikasi konsep kota taman yang diaplikasikan dalam konsep, analisis keutuhan dan integritas konsep kota taman pada tapak saat ini, analisis keberlanjutan dengan metode SWOT dan menyusun usulan pelestarian Kota Taman Kebayoran Baru sebagai identitas Kota Administratif Kebayoran Baru.
3.4.1. Persiapan
Tahapan persiapan dalam penelitian ini meliputi kegiatan:
1. Merumuskan permasalahan penelitian mengenai hilangnya konsep awal Kota Taman Kebayoran Baru yang sebagian besar disebabkan karena perubahan lanskap dan alih fungsi lahan
2. Menentukan tujuan dan arah penelitian
3. Studi pustaka untuk memberikan batasan mengenai pengertian konsep Kota Taman, Identitas Kota dan rencana pelestarian
3.4.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua kategori yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei atau pengamatan langsung di lapang. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur dan pengambilan data dari instansi-instansi terkait. Data yang dibutuhkan berupa data sejarah, data fisik Kebayoran Baru saat ini, data sosial, dan peraturan perundangan yang berlaku sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 2. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode historik. Tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Mempersiapkan informasi mengenai konsep Kota Taman baik konsep asli menurut Ebenezer Howard maupun kosep Kota Taman yang diterapkan pada saat pembangunan Kebayoran Baru.
2. Mempersiapkan berbagai data yang akan dianalisis yaitu kondisi aktual kawasan, sejarah pembangunan, sejarah perkembangan, data visual serta
data sosial budaya dan ekonomi masyarakat dan pengguna/pengunjung kawasan.
Tabel 2. Jenis Data, Sumber Data dan Kegunaan Penelitian
Jenis Data Sumber
Data Kegunaan Data Sejarah: • Asal-usul terbentuknya KTKB • Perkembangan KTKB • Gambaran kondisi visual
KTKB pada masa pembangunan • Master Plan KTKB • Peta/gambar Kebayoran
Baru setelah pembangunan KTKB
• Literatur • Peta • PEMDA
• Mengidentifikasi konsep, struktur dan elemen KTKB • Mengidentifikasi budaya dan sejarah KTKB • Mengidentifikasi kondisi visual KTKB • Membatasi wilayah penelitian
Data Fisik Kebayoran Baru saat ini:
• lokasi, luas, landuse, visual, sistem RTH
• Literatur • PEMDA • Survei
lapang
• Untuk mengidentifikasi tata ruang KTKB saat ini • Untuk mengidentifikasi
kondisi fisik dan fungsi KTKB saat ini
• Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi besarnya perubahan konsep Kota Taman
Data Sosial - Ekonomi:
• Demografi
• Kepemilikan lahan • Nilai jual lahan
• Persepsi dan keinginan masyarakat setempat (data sekunder)
• PEMDA • Mengetahui pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya nilai budaya dan sejarah KTKB
• Mengetahui pendapat dan keinginan masyarakat KTKB
Data Kebijakan:
• Peraturan perundangan yang berlaku (UU, PP, Perda tingkat DKI,
Kotamadya Jakarta Selatan dan Kecamatan)
• Kebijakan yang telah dibuat dan diterapkan • Rencana pengelolaan
• Literatur
• PEMDA • Mengetahui usaha pengelolaan dan pelestarian yang telah dilakukan pemerintah
• Mengidentifikasi kemungkinan
perkembangan kawasan Kebayoran Baru di masa yang akan datang
3.4.3. Identifikasi Konsep Kota Taman
Tahapan ini dilakukan dengan metode historik dan metode overlay. Peta atau gambar master plan Kebayoran Baru digunakan untuk mengidentifikasi konsep kawasan tersebut menurut kriteria Howard (1898) yaitu berdasarkan ukuran, struktur, elemen, sistem ruang terbuka hijau, sistem jalur hijau dan Permanent Belt of Agriculture.
Sedangkan peta terbaru Kecamatan Kebayoran Baru digunakan untuk mengidentifikasi bentuk fisik Kebayoran Baru saat ini. Selain itu dilakukan pula survei lapang untuk memastikan apabila terdapat perubahan-perubahan baru yang belum terekam dalam peta. Peta tersebut kemudian didigitasi melalui program berbasis vektor (AutoCAD 2004) untuk menghasilkan peta konversi lahan dan konsep Kebayoran Baru saat ini.
3.4.4. Analisis dan Sintesis Data
Perubahan konsep Kota Taman Kebayoran Baru dianalisis dengan menggunakan metode penilaian berdasarkan kriteria untuk melestarikan kawasan sejarah (Harris dan Dines, 1988, Goodchild, 1990) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tahapan analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi eksistensi kawasan sebagai kota taman dan sebagai urban heritage. Metode analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis keberlanjutan kawasan yang kemudian digunakan untuk menyusun usulan tindakan pelestarian.
Tabel 3. Kriteria untuk Penilaian Keaslian dan Fungsi Kota Taman Kebayoran Baru Kriteria Garden
City Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
Luasan • Luasan berubah >75% • Luasan berubah
• 51-75% • Luasan berubah • 26-50% • Luasan tetap atau berubah <25%
Pola Distrik • Karakter, pola, elemen dan
dan fungsi kota berubah total atau >75%
• Karakter, pola, elemen dan dan fungsi kota berubah 51-75%
• Karakter, pola, elemen dan dan fungsi kota berubah 26-50%
• Karakter, pola, elemen dan dan fungsi kota tidak berubah atau <25% Sistem Ruang
Terbuka • Tidak memiliki ruang terbuka atau memiliki
ruang terbuka dalam jumlah <25% dari yang ditetapkan dalam standar garden city.
• Karakter, struktur, elemen dan fungsi ruang terbuka berubah total
• Memiliki ruang terbuka dalam jumlah 26-50% dari yang ditetapkan dalam standar garden city. • Karakter, struktur, elemen
dan fungsi ruang terbuka berubah 51-75%
• Memiliki ruang terbuka dalam jumlah 51-75% dari yang ditetapkan dalam standar garden city. • Karakter, struktur, elemen
dan fungsi ruang terbuka berubah 26-50%
• Memiliki ruang terbuka dalam jumlah >75% dari yang ditetapkan dalam standar garden city. • Karakter, struktur, elemen
dan fungsi ruang terbuka berubah <25%
Sistem Jalur Hijau dan Permanent Belt
• Tidak memiliki jalur hijau atau permanent belt atau hanya tersisa <25% dari konsep awal
• Karakter, struktur, elemen dan fungsi jalur hijau atau permanent belt berubah total atau mengalami perubahan >75%
• Memiliki jalur hijau atau permanent belt dalam jumlah 25-50% dari konsep awal
• Karakter, struktur, elemen dan fungsi jalur hijau atau permanent belt berubah 50-75%
• Memiliki jalur hijau atau permanent belt dalam jumlah 50-75% dari konsep awal
• Karakter, struktur, elemen dan fungsi jalur hijau atau permanent belt berubah 25-50%
• Memiliki jalur hijau atau permanent belt seperti kondisi awal atau dalam jumlah >75% dari konsep awal
• Karakter, struktur, elemen dan fungsi jalur hijau atau permanent belt tidak berubah atau mengalami perubahan <25% Keterangan: Skor 1 = tidak original, Skor 2 = kurang original, Skor 3 = Original, Skor 4 = Sangat original.
Tabel 4. Kriteria Untuk Penilaian Keunikan Kota Taman Kebayoran Baru
Kriteria Keunikan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
Nilai Kesejarahan • Tidak mengadopsi atau
hilangnya konsep Garden City • Tidak memiliki nilai
sejarah
• Mengadaptasi sebagian atau <75% konsep Garden City • Tidak memiliki nilai
sejarah
• Mengadaptasi sebagian konsep atau <75% Garden City
• Memiliki nilai sejarah
• Mengadaptasi
keseluruhan atau >75% konsep Garden City • Memiliki nilai sejarah Kekhasan/keunikan
• Kelangkaan • Arsitektur • Memorial (yang
pertama, terakhir, dsb.)
• Karakter dan struktur elemen bersifat umum dan dapat dijumpai di tempat lain dengan mudah serta tidak memiliki nilai sejarah
• Karakter dan struktur elemen bersifat khas namun dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu • Jumlahnya sedikit
• Karakter dan struktur elemen bersifat khas namun dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu dan memiliki nilai sejarah
• Jumlahnya cukup banyak
• Karakter dan struktur elemen bersifat khas dan sulit dijumpai di tempat lain (langka) dan memiliki nilai sejarah • Jumlahnya cukup banyak Integritas (Integrity)
• Fisik • Fungsi • Visual
• Karakter, struktur dan fungsi elemen tidak menyatu dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya
• Kondisi visual dan tata ruang kota berubah total atau >75% dari konsep awal
• Karakter, struktur dan fungsi elemen tidak menyatu dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya
• Kondisi visual dan tata ruang kota berubah sebagian atau 25-75% dari konsep awal
• Karakter, struktur dan fungsi elemen menyatu dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya • Kondisi visual dan tata
ruang kota berubah sebagian atau 25-75% dari konsep awal
• Karakter, struktur dan fungsi elemen menyatu dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya • Kondisi visual dan tata
ruang kota tidak berubah atau <25% dari konsep awal
Keterangan: Skor 1 = tidak original, Skor 2 = kurang original, Skor 3 = Original, Skor 4 = Sangat original. Sumber: Modifikasi Harris dan Dines (1988), Goodchild (1990) dan Nurisjah dan Pramukanto (2001)
Gambar 4. Tahapan Penelitian Konsep Kota Taman (Howard, 1898) Aspek Kesejarahan • Tujuan Pembangunan • Konsep Awal / Master Plan • Sejarah Pembangunan • Sejarah Perkembangan 1. Keutuhan Konsep • Ukuran • Struktur • Elemen • Sistem RTH
• Permanent Belt of Agriculture 2. Integritas
Kebayoran Baru Saat Ini
Kriteria Identitas Kota • Existential Insideness • Emphatetic Insideness • Behavioral Insideness • Incidental Insideness • Objective Outsider • Mass Identity of Place • Existential Outsideness
• Pemanfaatan • Pengelolaan • Pelestarian
Usulan Tindakan/Upaya Pelestarian Urban Heritage Kota Taman Kebayoran Baru
Sebagai Identitas Kota Administratif Jakarta Selatan
Kondisi Fisik • Lokasi • Aksesibilitas • Luas • Sistem RTH • Landuse Sosial dan Ekonomi • Demografi • Data Pengguna / Pengunjung • Kepedulian Masyarakat • Nilai Jual Lahan Kebijakan dan Pengelolaan • Peraturan dan Kebijakan yang Berlaku • RTRW Jakarta Selatan
Analisis Keberlanjutan Kota Taman Kebayoran Baru Sebagai Urban Heritage Dengan Metode SWOT
IN VEN T AR ISAS I IDEN TI FIKA SI D A N ANA LI SIS SINTE S IS