• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KONVERGENSI BARISAN RUANG NORM-(n-1) DENGAN n 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KONVERGENSI BARISAN RUANG NORM-(n-1) DENGAN n 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 121

KAJIAN KONVERGENSI BARISAN

RUANG NORM-(n-1) DENGAN

n2

Faridatul Masruroh1, Erna Apriliani2, Sadjidon3

Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya1,2,3 Jl. Arief Rahman Hakim, Kampus Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111 – Jawa Timur

sinus_girl@yahoo.co.id1, april@matematika.its.ac.id2

Abstrak

Penjelasan mengenai ruang norm telah banyak dikaji oleh para matematikawan. Baik kajian dalam ruang norm, ruang norm-2, dan ruang norm-n. Kajian tentang ortogonalitas dalam ruang norm diilhami oleh Ruang hasil kali dalam. Definisi ortogonalitas dalam ruang norm juga telah banyak dikembangkan oleh para matematikawan. Pada paper ini, dengan menggunakan aspek ortogonalitas dijelaskan bahwa jika terdefinisi suatu ruang norm-n maka ruang norm-(n-1) terdefinisi dengan n ≥ 2. Berikutnya dikaji konvergensi barisan ruang norm-(n-1).

Kata kunci: Ortogonalitas, Ruang norm-n, Ruang norm-(n-1)

Abstract

A description of the space norm has been widely studied by mathematicians. Both studies within the norm, a norm-2, and a norm-n. Studies on orthogonality in space norm is inspired by the inner product space. The definition of orthogonality in space norm also been developed by mathematicians. In this paper, by using the orthogonality aspects explained that when defining a space of norm-n the space norm-(n-1) defined by n ≥ 2. Next examined convergence sequence space norm-(n-1).

Keywords: Orthogonality, norm-n Space, Space norm-(n-1).

1. Pendahuluan

Penjelasan mengenai ruang norm telah banyak dikaji oleh para matematikawan. Baik kajian dalam ruang norm, ruang norm-2, dan ruang norm-n. Kajian tentang ortogonalitas dalam ruang norm diilhami oleh Ruang hasil kali dalam. Definisi ortogonalitas dalam ruang norm juga telah banyak dikembangkan oleh para matematikawan. Beberapa definisi ortogonalitas yang dikutip dari Kikianty (2008) diantaranya adalah Definisi Ortogonalitas Pythagoras, Isosceles dan Birkhoff-James. Misal

X,,,

adalah ruang norm-n dengan dimensi (n + 1) atau lebih.

1. Pythagoras-ortogonalitas: x dikatakan P-ortogonal terhadap y

(dinotasikan dengan x p y) jika dan hanya jika ada subruang V di X dengan

codim(V) = 1 sedemikian hingga

  2 n 2, ,x x , y xx,x2,,xn 2y,x2,,xn 2; x2,,xnV.

2. Isosceles-ortogonalitas: x dikatakan I-ortogonal terhadap y

(dinotasikan dengan x I y) jika dan hanya jika ada subruang V di X dengan

codim(V) = 1 sedemikian hingga

2 n 2 2 n 2, ,x x y,x , ,x x , y x     ; x2,,xnV.

(2)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 122

3. Birkhoff-James-ortogonalitas: x dikatakan BJ-ortogonal terhadap y

(dinotasikan dengan x BJ y) jika dan hanya jika ada subruang V di X dengan

codim(V) = 1 sedemikian hingga

n n x x x x x y x , 2,,  , 2,, ;x2,,xnV dan R .

Misal

X,,,,

adalah ruang hasil kali dalam-n. untuk setiapx,yX , maka x adalah G-ortogonal terhadap y (dinotasikan dengan x G y) jika dan

hanya jika ada subruang V di X dengan codim(V) = 1 sedemikian hingga

0 x , , x y , x 2n  , x2,,xnV . (Gunawan, 2006)

Pada paper ini, dengan menggunakan aspek ortogonalitas akan dijelaskan bahwa jika terdefinisi suatu ruang norm-n maka harus terdefinisi terlebih dahulu ruang norm-(n-1) dengan n ≥ 2. Berikutnya akan dikaji konvergensi barisan dan lengkap pada ruang norm-n dan ruang norm-(n-1).

2. Pembahasan 2.1 Ruang Norm-n

Definisi 2.1a Misal X adalah ruang linear real dengan dim Xn dan suatu fungsi ,,:Xn R, maka

X  disebut ruang norm-n linear jika ,, ,

(nN-1) x1,,xn0 jika dan hanya jika x 1, ,xn bergantung linier; (nN-2) n 1 j j n 1, ,x x , ,x

x    untuk setiap permutasi

j 1, ,jn

dari

1 , ,n

;

(nN 3) x 1, ,xn = x 1, ,xn ;

(nN-4) xy,x2,,xnx,x2,,xny,x2,,xn R dan x,y,x1,,xnX.

Fungsi , disebut norm-n pada X. (Chu, dkk, 2008) ,

Definisi 2.1b Misal

X ,, ,

adalah ruang norm-n dengan dimensi (n + 1) atau lebih, maka

1. Pythagoras-ortogonalitas:

x dikatakan P-ortogonal terhadap y (dinotasikan dengan x p y) jika dan

hanya jika ada subruang V di X dengan codim(V) = 1 sedemikian hingga

2 n 2 2 n 2 2 n 2, ,x x,x , ,x y,x , ,x x , y x      , x2,,xnV. 2. Isosceles-ortogonalitas:

x dikatakan I-ortogonal terhadap y (dinotasikan dengan x I y) jika dan

hanya jika ada subruang V di X dengan codim(V) = 1 sedemikian hingga

2 n 2 2 n 2, ,x x y,x, ,x x , y x     ,x2,,xnV. 3. Birkhoff-James-ortogonalitas:

x dikatakan BJ-ortogonal terhadap y (dinotasikan dengan x BJ y) jika dan

hanya jika ada subruang V di X dengan codim(V) = 1 sedemikian hingga

n 2 n 2, ,x x,x , ,x x , y x    , x2,,xnV dan R.(Chu, dkk, 2008)

Definisi 2.1c Misal

X,,,,

adalah ruang hasil kali dalam-n. berdimensi

1

n atau lebih. Untuk x,yX , maka x adalah G-ortogonalitas

(3)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 123

di X dengan codim(V) = 1 sedemikian hingga x,yx2,,xn0, untuk setiap

V x , ,

x2n . (Gunawan, 2006)

2.2 Ortogonalitas di Ruang Norm-n dan Ruang Norm-(n-1)

Pada bagian ini akan dijelaskan bahwa dengan n2 jika suatu ruang norm-n

terdefinisi maka ruang norm-(n-1) terdefinisi dengan meninjau dari aspek ortogonalitas Pythagoras, Isosceles, Birkhoff-James, dan Gunawan. maksudnya

jika terdefinisi x dan y ortogonal di norm-n maka x dan y ortogonal di

norm-(n-1) terdefinisi.

Teorema 2.2 Jika x dan y ortogonal di norm-n maka ortogonal di norm-(n-1), dengan x dan y ortogonal terhadap x2,,xn dan n2 .

Bukti:

Diketahui :

 x dan y ortogonal di norm-n artinya 1. Ortogonalitas_ Pythagoras: 2 n 2 2 n 2 2 n 2, ,x x,x , ,x y,x , ,x x , y x      , x 2, ,xn0. 2. Ortogonalitas_ Isosceles: n 2 n 2, ,x x y,x , ,x x , y x     ,x2,,xn0. 3. Ortogonalitas_ Birkhoff-James: n 2 n 2, ,x x,x, ,x x , y x    ,x 2, ,xn0 danR. 4. Ortogonalitas_ Gunawan: 0 , , ,yx2 xnx  , x 2, ,xn 0.

 x dan y ortogonal terhadap x2,,xn artinya x,x2x3,,xn0 dan

0 , , ,x2x3 xn

y  maka berakibat xy,x2|x3,,xn0 dan xy,x2|x3,,xn0. Akan ditunjukkan x dan y ortogonal di norm-1 artinya:

1. Ortogonalitas_ Pythagoras: 2 1 n 2 2 1 n 2 2 1 n 2, ,x x,x , ,x y,x, ,x x , y x      , x2,,xn10. 2. Ortogonalitas_ Isosceles: 1 2 1 2, , , , , ,   y x xn x y x xn x   , x 2, ,xn10. 3. Ortogonalitas_ Birkhoff-James: 1 2 1 2, , , , , , y x xn xx xn x    , x 2, ,xn10 danR. 4. Ortogonalitas_ Gunawan: 0 , , ,yx2 xn1  x  , x 2, ,xn10. 1. Diketahui 2 n 2 2 n 2 2 n 2, ,x x,x , ,x y,x, ,x x , y x      , x 2, ,xn0.

Akan dibuktikan bahwa

2 1 n 2 2 1 n 2 2 1 n 2, ,x x,x , ,x y,x , ,x x , y x      ,x 2, ,xn10. 2 n 2 2 n 2 2 n 2, ,x x,x , ,x y,x , ,x x , y x      2 n 1 n 2 2 n 1 n 2 2 n 1 n 2, ,x ,x x,x , ,x ,x y,x , ,x ,x x , y x     

(4)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 124

   

   

       2n 1 n 2 2 n 1 n 2, ,x ,x x y x y,x, ,x ,x x , y x y x 4 1  

  2n 1 n 2 2 n 1 n 2, ,x ,x x x,x , ,x ,x x , x x 4 1  

2

2 2 2, , , , , , 4 1 n n y y x x x x y y    

Karena x dan y ortogonal terhadap x2,,xn

   

   

       2n 2 1 n 2 2 n 2 1 n 2, ,x x x y x y,x, ,x x x , y x y x 4 1  

  2 2  1 2 2 2 1 2, , , , , , 4 1 n n n n x x x x x x x x x x  

2 2 1 2 2 2 1 2, , , , , , 4 1 n n n n x y y x x x x x y y     2 1 2 2 1 2 2 1 2, , , , , , , , , y x xn x x xn y x xn x    2. Diketahui 2 2 2 2, , , , , ,x xn x y x xn y x     , x 2, ,xn0.

Akan dibuktikan bahwa

1 2 1 2, , , , , ,   y x xn x y x xn x   ,x 2, ,xn10. 2 2 2 2, , , , , ,x xn x y x xn y x    

Dari (Gunawan, 2006) diperoleh

   

   

       2n 1 n 2 2 n 1 n 2, ,x ,x x y x y,x, ,x ,x x , y x y x 4 1  

   

   

2 1 2 2 1 2, , , , , , , , 4 1 n n n n x x y x y x x x x x y x y x        

Karena x dan y ortogonal terhadap x2,,xn

   

   

       2 2  1 2 2 2 1 2, , , , , , 4 1 n n n n x x y x y x x x x x y x y x  

   

   

2 2 1 2 2 2 1 2, , , , , , 4 1 n n n n x x y x y x x x x x y x y x         2 1 2 2 1 2, , , , , ,   y x xn x y x xn x   1 2 1 2, , , , , ,   y x xn x y x xn x   3. Diketahui 2 2 2 2, , , , , ,x xn x x xn y x    , x 2, ,xn0 danR. Akan dibuktikan bahwa

1 2 1 2, , , , , , y x xn xx xn x    ,x 2, ,xn10 danR. 2 2 2 2, , , , , ,x xn x x xn y x   

Dari (Gunawan, 2006) diperoleh

 

   2n 1 n 2, ,x ,x x , y x y x 4 1   

 

 

2

n 1 n 2, ,x ,x x , y x y x   

(5)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 125

2 n 1 n 2 2 n 1 n 2, ,x ,x x x,x , ,x ,x x , x x 4 1        1 2 1 2, , , , , , y x xn x x xn x    4. Diketahui 2 2 2 2, , , , , ,x xn x x xn y x    , x 2, ,xn0.

Akan dibuktikan bahwa

0 , , ,yx2 xn1  x  , x 2, ,xn10. 0 , , ,yx2 xnx

Dari (Gunawan, 2006) diperoleh

, , , , , ,

0 4 1 2 2 2 2    y x xn x y x xn x  

, , , , , , , ,

0 4 1 2 1 2 2 1 2    y x xn xn x yx xn xn x  

, , , , , ,

0 4 1 2 2 1 2 2 2 1 2    yx xn xn x yx xn xn x  

, , , , , ,

0 4 1 2 2 1 2 2 1 2    y x xn x y x xn xn x   0 , , ,yx2 xn1x

Jadi dapat dikatakan apabila terdefinisi suatu norm-n maka norm-(n-1) terdefinisi.

2.3 Konvergensi Barisan di Ruang Norm-n dan Ruang Norm-(n-1)

Selanjutnya akan dikaji kriteria konvergensi barisan di ruang norm-n sebagaimana definisi berikut

Definisi 2.3a Misal

X,,,

ruang norm-n, suatu barisanx

 

m di X dikatakan konvergen ke xX jika lim x

 

m x,x2, ,xn 0

m    , x2,,xnX.

Dalam hal ini dapat ditulis lim x

 

m x

m  dan x disebut limit barisan x

 

m .

(Gunawan, 2000)

Dari definisi konvergensi barisan di ruang norm-n dapat dikembangkan suatu teorema sebagai berikut

Teorema 2.3b Misal

X,,,

adalah ruang norm-n. X berdimensi d, dimana 2d. Misal

e1,e2,,ed

basis dari X . Barisanx

 

m di X adalah

konvergen ke xX jika dan hanya jika lim x

 

m x,ei, ,ej 0

n    , d , , 2 , 1 j , i    .(Gunawan, 2000) Bukti :

 

Diketahui barisanx

 

m di X adalah konvergen ke xX , artinyalim x

 

m x

m 

Atau menurut definisi konvergensi barisan dalam

norm-nlim x

 

m x,x2, ,xn 0

m    , x2,,xnX

Akan ditunjukkan bahwa lim x

 

m x,ei, ,ej 0

n    , i,j1,2,,d

 Untuk ij, maka sesuai dengan definisi barisan konvergen dalam norm-n diperoleh

(6)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 126

1 2 e x,, dan xne1 lim

 

 , 1, , 1 0   x m x e e m2 2 e x,, dan xne2 limx

 

mx,e2, ,e2 0 m     d 2 e x,, dan xned  lim

 

 , , , 0   d d m x m x ee Sehingga lim

 

 , , , 0   i j m x m x ee , i,j1,2,,d.

 Untuk ij, maka sesuai dengan definisi barisan konvergen dalam norm-n diperoleh 1 2 e x,, dan xne2 limx

 

mx,e1, ,e2 0 m1 2 e x,, dan xne3  lim x

 

mx,e1, ,e3 0 m     1 2 e x,, dan xned lim

 

 , 1, , 0   d m x m x ee    d 2 e x  , , dan xne1 lim

 

 , , , 1 0   x m x ed e md 2 e x, dan , 2 n e x   lim

 

 , , , 2 0   x m x ed e m     d 2 e x,, dan xned1 lim

 

 , d, , d1 0 m x m x ee Sehingga lim xn x,ei, ,ej 0 n    , i,j1,2,,d.

 

Diketahui

e1,e2,,ed

basis dari X dan lim x

 

m x,ei, ,ej 0

n    ,,ij1,2,,d.

Akan ditunjukkan bahwa barisanx

 

m di X konvergen ke xX atau

 

m x,x , ,x 0 x lim 2 n m    , x2,,xnX X x , , x2 n

  dapat ditulis x2 21e122e2 2ded , , dan

d nd 2 2 n 1 1 n n e e e

x    dimana kiR, k2,,n, dengan sifat norm

(nN 1) dan kombinasi linear, diperoleh

0 x

 

mx,x2,,xn

 

m x, 21e1 22e2 2ded, x        d nd n n eee    , 1 1 2 2

 

   21n1 x m x,e1,,e122n2 x

 

mx,e2,,e2

 

d d nd d 2x m x,e ,,e   

 

   d 1 j , i j i nj i 2  x m x,e ,,e   0

 

2 n m x , , x , x m x lim    

(7)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 127

 

     d 1 j , i j i nj i 2 nlim   xm x,e ,,e ; n N  0

0 0 d 1 j , i nj i 2   

    Sehingga lim x

 

m x,x2, ,xn 0

m    , x2,,xnX, dengan kata lain barisan

 

m

x konvergen ke x.

Jadi terbukti bahwa barisanx

 

m di X adalah konvergen ke xX jika dan hanya jika lim x

 

m x,ei, ,ej 0

n    , i,j1,2,,d.

Selanjutnya akan dikaji bahwa apakah jika barisan pada ruang norm-n konvergen maka barisan pada ruang norm-(n-1) juga konvergen.

Teorema 2.3c Misal

X,,,

adalah ruang norm-n. X berdimensi d, dimana 2d. Misal

e1,e2,,ed

basis dari X . Jika barisan di ruang norm-n konvergen maka barisan di ruang norm-(n-1) konvergen.

Bukti :

Diketahui barisan pada ruang norm-n konvergen, artinya

 

m x,x , ,x 0 x

lim 2 n

m    , x2,,xnX

Akan ditunjukkan barisan pada ruang norm-(n-1) konvergen, artinya

 

m x,x , ,x  0 x

lim 2 n1

m     , x2,,x n1X

Dari (Gunawan, 2000) diperoleh

0 x

 

mx,x2,,xn1,xnx

 

mx,x2,,xn1 xn ; x 0  x

 

mx,x2,,xn10

 

2 n 1 mlim x mx,x ,,x

Diketahui

e1,e2,,ed

basis dari X dan

 

m x,e , ,e 0 x lim i j n    , i,j1,2,,d. X x , , x2 (n 1)

  dapat ditulis x2 21e122e22ded , , dan

 n 1  n 11e1  n 12e2  n1ded x    dimana kiR, k2,,(n1),  0

 

2 n 1 mlim x mx,x ,,x

 

, 21 1 22 2  2d d,, mlim xmxe  e   e     n11e1 n12e2   n1de d    

 

   21n11 x m x,e1,,e1  n12

 

2 222 xm x,e ,,e  n 1d

 

d d d 2xm x,e ,,e     

 

    d 1 j , i j i j 1 n i 2  x m x,e ,,e

(8)

Kajian Konvergensi Barisan Ruang Norm-(n-1) Dengan n2

Gamatika. No.2 Mei 2011 128

0

 

2  n 1 mlimxmx,x , ,x    

 

      d 1 j , i j i j 1 n i 2 nlim   xm x,e ,,e ; n N   

0 0 d 1 j , i j 1 n i 2   

     Sehingga lim x

 

m x,x2, ,x n1 0 m   

 , x2,,x n1X , dengan kata lain barisan

 

m

x konvergen ke x.

Jadi terbukti bahwa jika barisan di ruang norm-n konvergen maka barisan di ruang norm-(n-1) konvergen.

3. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan aspek ortogonalitas Pythagoras, Isosceles, Birkhoff-James, dan Gunawan membuktikan bahwa jika terdefinisi suatu ruang norm-n maka ruang norm-(n-1) terdefinisi dengan n ≥ 2.

2. Terbukti bahwa jika x

 

m adalah barisan yang konvergen di ruang norm-n

maka x

 

m barisan yang konvergen ruang norm-(n-1).

3. Terbukti bahwa jika ruang norm-n lengkap maka ruang norm-(n-1) lengkap.

Daftar Pustaka

Chu, Hahng-Yun, Sung Kyu Choi, and Dong Seung Kang. (2008). Mapping of

Conservative Distances in Linear n-Normed Spaces. Elsevier.

Gunawan, H. (2006). G-Orthogonality in n-Inner Product Spaces. Simposium Matematika Analisis dan Aplikasinya. ITS. Surabaya.

Gunawan, H dan M. Mashadi. (2001). On n-Normed Spaces. Int. J. Math. Math. Sci. 27. 631 – 639.

Gunawan, H. (2002). On n-Inner Products, n-Norm, and The Cauchy – Schwarz

Inequality. Sciential Matematical Japanical. Japan. 53 – 60.

Gunawan, H, Mashadi, S. Gemawati, dan I. Sihwaningrum. (2006). On

Orthogonality in 2-Normed Spaces Revisited. Sciential Matematical

Japanical. Japan. 53 – 60.

Gunawan, H. E. Kikianty, Mashadi, S. Gemawati, dan I. Sihwaningrum. (2006).

Orthogonality in n-Normed Spaces. Submitted to J. Indones. Math. Soc.

(MIHMI).

Kikianty, Eder. (2008). Notion of Orthogonality in Normed Spaces. Victoria University. Melbourne.

Kreyszig, Erwin. (1978). Introductory Functional Analysis with Applications. John Wiley & Sons. New York.

Mazaheri, H. dan S. Golestani Nezhard. (2007). Some Results on b-Orthogonality

in 2-Normed Linear Spaces. Int. Journal of Math. Analisis. Vol.1. 681 –

Referensi

Dokumen terkait

Both PhC nanocavity device used in this study are fabricated using photolithography fabrication technique, they are compatible with CMOS devices and the presence

執筆者名簿 中本綾子 平山剛 真後広子 朴廷珍 石田充 伊藤貴祥 戎屋紘子 中西俊輔 別所佑子 副田邦生 黄佳瑩 今井蘭泉 飯田恭央 柿本小百合

Dengan perencanaan yang hati-hati, maka audit kinerja dapat dilakukan untuk perusahaan publik tidak sekedar untuk kepentingan internal perusahaan tapi yang jauh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi senam aerobik dan asupan kolesterol terhadap kadar kolesterol darah wanita usia subur di

Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi lemak dengan kadar kolesterol darah pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSUD

Diberkatilah komunitas yang dengan syukur mengakui bahwa Allah tritunggal tidak hanya menerima ibadah kita, namun juga memungkinkan ibadah kita, menggerakkan kita melalui Roh

Analysis of the complete flora of the region shows that the greatest role among plant life is played by plants of the Eurasian floral element (397 or 25.00 %), then by widespread

Salamah (2016) dengan judul “Cultur Shock Dan Strategi Coping Pada Mahasiswa Asing Program Darmasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana