• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh MEA Terhadap Perekonomian Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh MEA Terhadap Perekonomian Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

(Pengaruh MEA Terhadap Perekonomian di Indonesia)

OLEH :

Nama : Tisyam Noor Firmansyah

NRP : 123030120

Kelas : Mesin B Tanggal : 18 April 2015

Dosen : Ir. Wawan Abidin, MBA.

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan yang diharapkan. Dengan pembuatan Makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Bisnis tahun ajaran 2014-2015 mengenai pembahasan dampak MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) terhadap pengusaha di Indonesia.

Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu saya dalam pembuatan Makalah ini. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki pembuatan karya tulis selanjutnya.

Bandung, 18 April 2015

(3)

DAFTAR ISI Kata Pengantar...1 Daftar Isi...2 BAB I PENDAHULUAN...3 1.1 Latar Belakang...3 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan...4 BAB II PEMBAHASAN...5

2.1 Pengertian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 ... 5 2.2Karakteristik Serta Perubahan Dengan Diadakannya MEA...6

2.2.1 Karakteristik MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015. 6 2.2.2 Perubahan-perubahan Setelah Diadakannya MEA...7

2.3Elemen Serta Dampak Diadakannya MEA Bagi Indonesia...9

2.3.1 Elemen-elemen utama dalam MEA 2015...9

2.3.2 Dampak MEA 2015 Bagi Indonesia...10

BAB III PENUTUP...12

3.1 Kesimpulan...12

3.2 Saran...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya, serta faktor daya modal. Lalu kita dapat melihat bagaimana kelima faktor tersebut dapat dikelola secara maksimal oleh suatu negara.

Jika melihat bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan, untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar) membentuk ASEAN Community 2015 atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

ASEAN Community 2015 atau Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berlaku pada tahun 2015 saat ini, yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi negara-negara anggota ASEAN.

Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan suatu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga dapat membawa dampak positif bagi Indonesia dengan perkembangan Ekonomi yang diharapkan akan membaik setelah adanya MEA ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembuatan Makalah ini yang berkaitan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) penulis membatasi permasalahan yang meliputi :

1. Apa yang dimaksud dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015?

2. Karakteristik apa saja yang dimiliki MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015, dan Perubahan apa saja yang terjadi dengan diadakannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015?

3. Elemen serta Dampak seperti apa diadakannya MEA terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia?

(5)

1.3 Tujuan

Dengan ditulisnya Makalah ini diharapkan kita mengetahui apa yang dinamakan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang meliputi :

1. Mengetahuai pengertian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.

2. Mengetahui Karakteristik serta Perubahan yang terjadi dengan dilaksanakannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).

Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun komunitas ASEAN pada tahun 2020 mendatang.

Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.

Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk

(7)

mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.

(8)

2.2 Karakteristik Serta Perubahan Dengan Diadakannya MEA.

2.2.1 Karakteristik MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.

Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;

2. Pengakuan kualifikasi profesional;

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;

4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan; 5. Meningkatkan infrastruktur

(9)

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):

1. Pasar dan basis produksi tunggal, 2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata 4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

2.2.2 Perubahan-perubahan Setelah Diadakannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015

1. Prosedur Bea Cukai Lebih Sederhana

Menurut Tari, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memiliki sistem yang dapat memantau pergerakan barang dalam perjalanannya ke negara-negara ASEAN. Tidak hanya itu, izin barang ekspor pun akan lebih cepat. Ini akan menghemat waktu dan biaya ekspor.

(10)

Ini adalah sistem yang memungkinkan pengekspor menyatakan keaslian produk mereka sendiri dan menikmati tarif preferensial di bawah skema ASEAN-FTA (Free Trade Area). Tanggung jawab utama dari sertifikasi asal dilakukan oleh perusahaan yang ikut berpartisipasi dengan menyertakan faktur komersial dokumen seperti tagihan, delivery order, atau packaging list.

Fungsinya adalah memudahkan pebisnis dalam melakukan ekspansi ke negara-negara anggota ASEAN lainnya.

(11)

3. Harmonisasi Standar Produk

Meski masih belum ditetapkan seperti apa standar dari masing-masing jenis produk, namun ASEAN akan memberlakukan sistem yang meminta masing-masing industri agar sesuai dengan standar kualitas mereka.

Hingga saat ini, terdapat 7 jenis produk yang menjadi prioritas mereka.

o Produk karet

o Obat tradisional

o Kosmetik

o Pariwisata

o Sayur dan buah segar

o Udang dan budidaya perikanan

o Ternak

Selain ketiga hal di atas, ada juga penjelasan bahwa pemerintah akan mendukung program globalisasi UKM, seperti:

o Mencari pasar baru di luar negeri

o Promosi ekspor

o Delegasi promosi perdagangan

o Mendorong spesialisasi dalam memperluas pasar luar negeri

o Mendukung pencapaian standar internasional

o Mendukung pengembangan global brand

o Memberi bantuan kepada UKM yang memiliki prospek baik untuk mengekspor produknya

Tugas utama kita sebagai warga Negara adalah bagaimana merubah image terhadap barang - barang lokal dibawah standar kualitas yang mayoritas dengan harga relatif mahal dari barang impor. Ya, masih banyaknya anggapan tentang merek luar lebih

(12)

Untuk itu, tiap UKM harus memperbaiki kualitas produknya agar semua konsumen bisa bangga dengan kualitasnya. Pemerintah juga dirasa perlu untuk terus mengedukasi masyarakat agar cinta terhadap produk lokal, dan masyarakat juga perlu menghilangkan persepsi yang kerap menilai buruk merek lokal.

(13)

2.3 Elemen Serta Dampak Diadakannya MEA Bagi Indonesia

2.3.1 Elemen-elemen utama dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015

Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.

Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.

(14)

Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

(15)

2.3.2 Dampak MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 Bagi Indonesia

Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.

Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.

(16)

Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).

Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015 mendatang.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

MEA akan berdampak negatif jika masyarakat tidak siap. Karena dalam mekanisme MEA berbagai profesi seperti, pedagang, dokter, guru, pengacara dan lainnya boleh di isi oleh tenaga kerja dari luar negeri misalnya Malaysia, Singapura, dan Negara ASEAN lainnya.

Dengan terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN ini maka warga negara yang bekerja di negara lain (ASEAN) tidak menggunakan paspor maupun visa kerja. Warga negara Vietnam misalnya, juga bisa melamar kerja di Indomaret dengan syarat yang sama seperti warga negara Indonesia.

DAMPAK POSITIF MEA

1. Kegiatan produksi dalam negri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas. 2. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan

stabilitas ekonomi nasional.

3. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.

4. Memulai impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.

5. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk bekerja. DAMPAK NEGATIF DARI MEA

1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.

2. Orang-orang asing akan lebih leluasa mengekploitasi alam Indonesia.

3. Persaingan yang sangat ketat. Nah, jika kita (orang Indonesia) kalah dalam bersaing maka pengangguran akan merajalela dan tentunya kemiskinan akan semakin banyak. STRATEGI BERSAMA

(18)

3. Meningkatkan mutu dari barang yang dibuat di Indonesia. Setiap barang yang di ekspor harus bisa lulus dalam pengkontrolan yang ketat.

4. Bagi para pelaku usaha dan jasa mulai sekarang tingkatkan kualitas produk. Buatlah produk agar dicintai konsumen. Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti akan bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Makalah ini banyak ditemui kesalahan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis meminta maaf atas kekurangan dalam pembuatan Makalah ini.Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

o Cucu Nurhayanti (19 Agustus 2014). Ilusi Kesejahteraan Melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.From http://ninaaka.wordpress.com/2014/08/19/ilusi-kesejahteraan-melalui-mea-2015/ di Akses : 15 April 2015

o WWW.BBB.CO.UK(27 Agustus 2014).Apa yang Anda Ketahui Tentang Masyarakat

Ekonomi Asean.From

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja

_aec di Akses : 15 April 2015

o Dwi Ratna Prahasty(22 Juli 2014).Kesiapan UKM di Indonesia untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas Diri Dalam Mnghadapi Asean Economic Community 2015.From http://dwiratnaprahasty.wordpress.com/2014/07/22/kesiapan-ukm-di- indonesia-untuk-meningkatkan-daya-saing-dan-kualitas-diri-dalam-menghadapi-asean-economic-community-aec-2015/ di Akses : 15 April 2015

o Aisyah Mayasari(21 Oktober 2013).Masyarakat Ekonomi Asean.From

http://aisyahmayasari.blogspot.com/2013/10/masyarakat-ekonomi-asean.html

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu aspek yang ditekankan dalam setiap pembelajaran praktik keperawatan komunitas adalah kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses pengkajian terkait

Selain itu, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian telah mengatur mengenai kewenangan OJK untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat khususnya

Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa kriptografi adalah cabang ilmu yang mempelajari cara mengubah informasi dari keadaan/bentuk normal (dapat dipahami)

Kemendiknas 2010 tentang system Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi membentuk watak serta peradaban bangsa yang

2) To analyze the effects of meals with different GIs on serum insulin and blood glucose levels. 3) To test the influence of consuming meals with different GIs on the

Kantor Kementerian Agama Kab.Deli Serdang, terus berupaya agar tujuan yang. telah digariskan oleh Kantor Kementerian Agama

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/ kota di Jawa Timur dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dan pada level berapa asap cair kusambi mampu memberikan hasil yang terbaik terhadap kandungan nutrisi