• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Bakteri Tanah dari Teluk kodek Area, Pamenan Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keanekaragaman Bakteri Tanah dari Teluk kodek Area, Pamenan Lombok Barat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nurhidayati, T., S.B.M. Sembiring, dan M. Munir. 2001. Pengaruh Pe-nambahan IAA Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. Dalam Media Zarrouk Mo-difikasi. Balai Besar Riset Peri-kanan Budidaya Laut, Gondol-Bali.

Panji, T and Suharyanto. 2001. Optimization media from low-cost

nutrient sources for growing Spirulina platensis and carotenoid production. Biotechnology Re-search Unit For Estate Crops. 69(1), 18-28.

____________________. 2003. Produksi Spirulina platensis dan Potensinya sebagai Pakan Ikan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Bogor.

Parson, T. R., M. Takanashi and Hargrave. 1997. Biological Oce-anographic

nd

Process. 2 edition. Permagon Press, London.

Sen and Coker 2005. Studies on Growth of Marine Microalgae in Batch Culture: I. Chlorella vulgaris (Chlorophyta). Asian Journal of Plant Sciences 4(6): 636-638.

Soelchan, F. 1996. Biologi dari Chlorella. Fakultas Biologi Univer-sitas Nasional, Jakarta. Buletin Perikanan Darat 9 (1) Juni.

Suharto, S. B. 1995. Mikroorganisme dan Biologi M-Bio Bakteri Fermentasi Bahan Organik Tana-man. Pusat Pengkajian dan Pengembangan S u m b e r d a y a l o k a l , U n s o e d , Purwokerto.

Keanekaragaman Bakteri Tanah dari Teluk Kodek Area,

Pamenan Lombok Barat

Tri Ratna Sulistiyani

Pusat penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia, Jalan Raya Bogor-Jakarta Km. 46, Cibinong 16911 Indonesia

E-mail: tri_ratna83@yahoo.com

Diterima Januari 2011 disetujui untuk diterbitkan September 2011

Abstract

Indonesia is the center of the world's biodiversity with a unique biodiversity and priceless. To explore and get more information about biodiversity, strategic research was needed. The objective of this reseach was to explore the population diversity of soil microbes in Lombok Island. Bacterium isolates was identified by molecular 16S rDNA. Soil samples from 5 different sites in Lombok Island showed various bacteria population. The highest population 113 x 106 CFU/g soil was found in soil sample around Plumeria acuminata and the lowest 34 x 106CFU/g soil was found in soil sample around Tamarindus indica tree. Fourteen of isolates were identified using molecular identification with homology from 94 – 100%.

Keywords: biodiversity, soil microbes, identification Abstrak

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia yang memiliki biodiversitas yang unik dan tak ternilai harganya. Untuk menggali dan menambah informasi keanekaragaman tersebut, diperlukan serangkaian penelitian yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali keanekaragaman mikroba tanah dari berbagai lokasi di Pulau Lombok melalui pendekatan molekuler sekuensing 16S rDNA. Sampel tanah dari 5 lokasi yang berbeda di pulau Lombok memiliki populasi

6

bakteri yang bervariasi. Populasi bakteri tertinggi sebanyak 113 x 10 CFU/g tanah terdapat pada perakaran tanaman Plumeria acuminata (kamboja gajah) dan terendah pada tanah yang berada pada

6

perakaran tanaman Tamarindus indica sebanyak 34 x 10 CFU/g tanah. 14 dari isolat terisolasi telah teridentifikasi secara molecular 16S rDNA dengan tingkat homologi dari 94-100%.

Kata kunci: biodiversitas, mikroba tanah, identifikasi

Pendahuluan

Pulau Lombok merupakan salah satu pulau kecil yang memiliki topograpi yang berbukit, dataran tinggi, serta sedikit dataran yang luas. Pulau ini memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Keanekaragaman flora dan fauna di pulau ini lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di Australia daripada Asia. Usaha penggalian sumber daya hayati terutama mikroorganisme bakteri terus dilakukan dalam rangka menggali dan menambah informasi keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Lombok.

Bakteri tanah memiliki peran yang sangat penting dalam siklus kehidupan di bumi dan merupakan salah satu mikroba yang paling melimpah di alam. Dalam kehidupan, mikroba memiliki banyak

manfaat diantaranya berperan dalam siklus karbon, siklus nitrogen, proses daur ulang sulfur, fosfor, besi dan banyak mikronutrien lain, serta penghasil antibiotik seperti aktinomicestes. Selain itu mikroorganisme juga bermanfaat dalam bioremediasi yaitu penggunaan mikroorganisme untuk mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan.

Dalam tanah bakteri juga berfungsi sebagai penghasil hormon tumbuh seperti Indol Acetic Acid (IAA), sitokinin, giberelin agen biokontrol, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesuburan tanah. Salah satu bakteri tanah yang menguntungkan adalah Pseudomonas . Bakteri ini memiliki kemampuan sebagai agen biokontrol, pendegradasi limbah-limbah pencemar lingkungan, dan mampu tumbuh pada kondisi yang ekstrim (Hasanudin 2003,

(2)

Purwaningsih 2004, Durrani 2008).

Sebagai upaya untuk mengetahui keberadaan bakteri dari tanah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dan isolasi bakteri dari tanah berbagai lokasi dan perakaran tanaman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan k o l e k s i b a k t e r i t e r u t a m a g e n u s Pseudomonas dari sampel tanah.

Bahan dan Metode Isolasi bakteri dari tanah

Isolasi bakteri dilakukan dengan m e t o d e s e r i p e n g e n c e r a n d e n g a n menggunakan larutan fisiologis NaCl 0,85%. Sebanyak 1g tanah ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan fisiologis 9 ml sampai diperoleh seri pengenceran 10-1-10-5. Masing-masing dari seri pengenceran 10-3-10-5 diambil 100 µl dan dimasukkkan ke dalam cawan petri yang berisi media Difco Pseudomonas Agar F. Susupensi diratakan di atas permukaan lempengan agar dengan spatula dan selanjutnya diinkubasi pada

o

temperatur 27 C. Koloni yang tumbuh diamati dan dihitung jumlahnya dengan cara mengalikan faktor pengenceran yang digunakan. Proses selanjutnya adalah purifikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh isolat murni.

Identifikasi bakteri melalui pendekatan molekuler

Ekstraksi DNA

Untuk mendapatkan sel, bakteri dapat ditumbuhkan di media padat atau media cair. Pemanenan sel dari media padat dilakukan dengan mengumpulkan sel yang ada dipermukaan agar menggunakan ose dan ditempatkan di tabung eppendorf 1.5 ml, sedangkan pemanenan sel dari media cair d i l a k u k a n d e n g a n s e n t r i f u s e p a d a kecepatan 3000xg selama 15-30 menit. Sel yang telah dipanen dibilas menggunakan 1 ml bufer TE dan disentrifugasi 10000 rpm, selama 15 menit.

Sel yang telah dipanen selanjutnya dipecah menggunakan 50 µl lisozim (50µg/ml). Kocok hingga homogen dan

o

inkubasi 37 C selama 30 menit. Untuk melarutkan protein membran dan enzim, ditambahkan pereaksi GES sebanyak 250 µl. Homogenkan hingga larut sempurna dan inkubasi selama 10 menit pada temperatur

ruang. Dilanjutkan dengan penambahan 125 µl ammonium acetate 7.5 M dan ditempatkan dalam es selama 10 menit.

Pemisahan DNA dari protein dan p o l i s a k a r i d a d i l a k u k a n d e n g a n menambahkan 500 µl kloroform ke dalam larutan, dibolak-balik 50 kali, dan disentrifuse pada kecepatan 10000 rpm selama 10 menit. Setelah selesai sentrifus akan terbentuk 3 lapisan dan DNA berada pada lapisan paling atas. DNA diambil menggunakan pipet tumpul dan ditempatkan ke eppendorf yang baru. Untuk membentuk benang-benang DNA, ke dalam larutan DNA ditambahkan isopropanol setengah dari volume larutan DNA, kemudian dibolak-balik sampai terlihat benang-benang DNA. Sentrifuse pada kecepatan 10000 rpm selama 5 menit hingga benang-benang DNA mengendap. Selanjutnya endapan DNA dicuci dengan etanol 70 % dingin. Sentrifuse kembali dan buang supernatan. DNA dikeringanginkan selama 10 menit, dilarutkan dalam 100 µl 0.2X bufer TE, dan selanjutnya konsentrasi DNA diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm.

Amplifikasi PCR 16S rDNA

A m p l i f i k a s i 1 6 S r D N A d i l a k u k a n menggunakan GoTaq (Promega) dengan primer 20F dan 1500R, dengan komposisi 8.75 µl Ultrapure water, 12.5 µl GoTag Green Master Mix 2X, 0.625 µl primer 20F (10 µM), 0.625 µl primer 1500F (10 µM), 0.5 µl DMSO, dan 2 µl sampel DNA dengan total volume 25 µl. Amplifikasi dilakukan dengan kondisi PCR 95 C selama 3 menit, dilanjutkan (95C,

o

30 detik denaturasi; 50 C, 30 detik o

annealing; 72 C, 90 detik elongasi) 30 siklus o

dan final extension pada 72 C, 10 menit . Elektroforesis

Sebanyak 3 ìl dari produk PCR dianalisis menggunakan gel agarose 1% dengan aliran listrik bertegangan 100 V selama 30 menit. Setelah selesai, gel direndam dalam larutan etidium bromida 0.5 µl/mL selama 30 menit dan dibilas menggunakan bufer TAE 1X. Hasil elektroforesis dilihat menggunakan alat gel documentation.

Purifikasi produk PCR

Purifikasi produk PCR dilakukan dengan PEG precipitation method (Hirashi et

al., 1995). Produk PCR ditambah dengan 15 µl larutan PEG (40% PEG 6000 dalam 10 mM MgCl ) dan 6 µl 3 M sodium asetat. 2 Kocok selama 10 menit pada temperatur kamar, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 16.000 rpm selama 25 menit. Endapan DNA yang terbentuk dicuci 2 kali dengan etanol 70% dan dikeringanginkan selama 10 menit. DNA dilarutkan dalam 20 µl milli-Q dan dilanjutkan dengan cycle sequencing.

Cycle sequencing

Produk PCR yang yang telah dipurifikasi dilanjutkan dengan Cycle sequencing. Komposisi cycle sequencing 0.5 µl BDT Rrmix, 1.75 µl 5X Seq buffer, 0.5 µl Seq primer (10 µM) dengan primer 520F

(5'-GTGCCAGCAGCCGCGG-3') dan 920R (5'GTCAATTCCTTTGAGTTT-3'), 1.0 µl produk PCR, dan 6.25 µl Ultrapure water. cycle sequencing dilakukan pada kondisi 95 C selama 1 menit, dilanjutkan 40 siklus (95C,

o

10 detik denaturasi; 50 C, 5 detik annealing; o

60 C, 90 detik elongasi) dan dilanjutkan o

pada 4 C.

Hasil cycle sequencing dipurifikasi kembali dengan Ethanol purification method. Produk cycle sequencing ditambah 1 µl EDTA 125 mM, 1 µl natrium asetat 3 M, dan 25 µl etanol 99%. Kocok hingga homogen, inkubasi pada temperatur kamar selama 15 menit dan disentrifus pada kecepatan 16000

o

rpm selama 25 menit 4 C. Endapan DNA selanjutnya dicuci dengan etanol 70%, disentrifuse kembali dan endapan DNA dikeringanginkan 10 menit.

U r u t a n b a s a n i t r o g e n d i b a c a menggunakan automated DNA sequencer (ABI PRISM 3130 Genetic Analyzer) (Applied Biosystems). Data hasil sekuensing selanjutnya diolah dengan program Bioedit, Clustalx, dan Njplot. Data yang diperoleh dicari homologinya atau dicocokkan dengan bank data DNA yang ada secara online di i n t e r n e t ( w w w . d d b j . n i g . a c . j p ; www.ncbi.nlm.nih.gov).

Hasil dan Pembahasan

Bakteri mendapat banyak perhatian karena mampu tumbuh dengan cepat dan dapat mendekomposisi berbagai substrat yang ada di alam. Kepadatan dan komposisi bakteri dalam suatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, antara

lain kelembaban, aerasi, temperatur, keasaman, kandungan zat organik, dan anorganik. Keadaan iklim terutama curah h u j a n j u g a b e r p e n g a r u h t e r h a d a p perkembangan mikoorganisme dalam tanah. P. Lombok memiliki curah hujan sebesar 1.500 mm per tahun, sehingga tanahnya mempunyai tingkat kesuburan yang cukup baik, yang memungkinkan bakteri tumbuh dengan baik (WWF Indonesia, mendatangkan Dewi Sri di Pulau Lombok, 13 Juli 2010). Tanah yang mendapat aerasi cukup, bakteri dan fungi akan tumbuh dominan, sedangkan lingkungan yang mengandung sedikit atau tanpa oksigen, bakteri akan berperan terhadap hampir semua perubahan biologis dan kimia lingkungan tanah.

Hasil isolasi menunjukkan bahwa populasi bakteri bervariasi pada masing-masing sampel tanah yang diamati (Tabel 1.). Hasil isolasi bakteri dari 5 titik sampling menunjukkan bahwa populasi bakteri lebih banyak terdapat pada sampel yang ditumbuhi tanaman dibandingkan sampel yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Sampel tanah di sekitar pohon Plumeria acuminata (kamboja gajah) memiliki populasi bakteri tertinggi dibandingkan dengan sampel tanah

6

yang lain yaitu sebanyak 113 x 10 CFU/g tanah dan terendah pada sampel tanah yang b e r a d a p a d a p e r a k a r a n t a n a m a n

-5

Tamarindus indica sebanyak 34 x 10 CFU/g tanah. Perbedaan populasi ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sampel yang diambil. Eksudat dari akar kamboja berperan sebagai substrat dan nutrisi yang bagus bagi pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang ada di perakaran tanaman tersebut. Sedangkan sampel dari perakaran tanaman Tamarindus indica menunjukkan populasi bakteri yang terendah dikarenakan tanaman tersebut menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang kemungkinan b e r s i f a t a n t i m i k r o b a s e h i n g g a kelangsungan hidup mikroba di sekitar perakaran tanaman tersebut menjadi terganggu (Doughari, 2006). Daun Tamarindus indica mengandung senyawa kimia terpenoid, saponin, flavonoid, dan asam-asam organik, sedangkan buahnya Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Diduga s e n y a w a - s e n y a w a i n i l a h y a n g

(3)

Purwaningsih 2004, Durrani 2008).

Sebagai upaya untuk mengetahui keberadaan bakteri dari tanah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dan isolasi bakteri dari tanah berbagai lokasi dan perakaran tanaman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan k o l e k s i b a k t e r i t e r u t a m a g e n u s Pseudomonas dari sampel tanah.

Bahan dan Metode Isolasi bakteri dari tanah

Isolasi bakteri dilakukan dengan m e t o d e s e r i p e n g e n c e r a n d e n g a n menggunakan larutan fisiologis NaCl 0,85%. Sebanyak 1g tanah ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan fisiologis 9 ml sampai diperoleh seri pengenceran 10-1-10-5. Masing-masing dari seri pengenceran 10-3-10-5 diambil 100 µl dan dimasukkkan ke dalam cawan petri yang berisi media Difco Pseudomonas Agar F. Susupensi diratakan di atas permukaan lempengan agar dengan spatula dan selanjutnya diinkubasi pada

o

temperatur 27 C. Koloni yang tumbuh diamati dan dihitung jumlahnya dengan cara mengalikan faktor pengenceran yang digunakan. Proses selanjutnya adalah purifikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh isolat murni.

Identifikasi bakteri melalui pendekatan molekuler

Ekstraksi DNA

Untuk mendapatkan sel, bakteri dapat ditumbuhkan di media padat atau media cair. Pemanenan sel dari media padat dilakukan dengan mengumpulkan sel yang ada dipermukaan agar menggunakan ose dan ditempatkan di tabung eppendorf 1.5 ml, sedangkan pemanenan sel dari media cair d i l a k u k a n d e n g a n s e n t r i f u s e p a d a kecepatan 3000xg selama 15-30 menit. Sel yang telah dipanen dibilas menggunakan 1 ml bufer TE dan disentrifugasi 10000 rpm, selama 15 menit.

Sel yang telah dipanen selanjutnya dipecah menggunakan 50 µl lisozim (50µg/ml). Kocok hingga homogen dan

o

inkubasi 37 C selama 30 menit. Untuk melarutkan protein membran dan enzim, ditambahkan pereaksi GES sebanyak 250 µl. Homogenkan hingga larut sempurna dan inkubasi selama 10 menit pada temperatur

ruang. Dilanjutkan dengan penambahan 125 µl ammonium acetate 7.5 M dan ditempatkan dalam es selama 10 menit.

Pemisahan DNA dari protein dan p o l i s a k a r i d a d i l a k u k a n d e n g a n menambahkan 500 µl kloroform ke dalam larutan, dibolak-balik 50 kali, dan disentrifuse pada kecepatan 10000 rpm selama 10 menit. Setelah selesai sentrifus akan terbentuk 3 lapisan dan DNA berada pada lapisan paling atas. DNA diambil menggunakan pipet tumpul dan ditempatkan ke eppendorf yang baru. Untuk membentuk benang-benang DNA, ke dalam larutan DNA ditambahkan isopropanol setengah dari volume larutan DNA, kemudian dibolak-balik sampai terlihat benang-benang DNA. Sentrifuse pada kecepatan 10000 rpm selama 5 menit hingga benang-benang DNA mengendap. Selanjutnya endapan DNA dicuci dengan etanol 70 % dingin. Sentrifuse kembali dan buang supernatan. DNA dikeringanginkan selama 10 menit, dilarutkan dalam 100 µl 0.2X bufer TE, dan selanjutnya konsentrasi DNA diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm.

Amplifikasi PCR 16S rDNA

A m p l i f i k a s i 1 6 S r D N A d i l a k u k a n menggunakan GoTaq (Promega) dengan primer 20F dan 1500R, dengan komposisi 8.75 µl Ultrapure water, 12.5 µl GoTag Green Master Mix 2X, 0.625 µl primer 20F (10 µM), 0.625 µl primer 1500F (10 µM), 0.5 µl DMSO, dan 2 µl sampel DNA dengan total volume 25 µl. Amplifikasi dilakukan dengan kondisi PCR 95 C selama 3 menit, dilanjutkan (95C,

o

30 detik denaturasi; 50 C, 30 detik o

annealing; 72 C, 90 detik elongasi) 30 siklus o

dan final extension pada 72 C, 10 menit . Elektroforesis

Sebanyak 3 ìl dari produk PCR dianalisis menggunakan gel agarose 1% dengan aliran listrik bertegangan 100 V selama 30 menit. Setelah selesai, gel direndam dalam larutan etidium bromida 0.5 µl/mL selama 30 menit dan dibilas menggunakan bufer TAE 1X. Hasil elektroforesis dilihat menggunakan alat gel documentation.

Purifikasi produk PCR

Purifikasi produk PCR dilakukan dengan PEG precipitation method (Hirashi et

al., 1995). Produk PCR ditambah dengan 15 µl larutan PEG (40% PEG 6000 dalam 10 mM MgCl ) dan 6 µl 3 M sodium asetat. 2 Kocok selama 10 menit pada temperatur kamar, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 16.000 rpm selama 25 menit. Endapan DNA yang terbentuk dicuci 2 kali dengan etanol 70% dan dikeringanginkan selama 10 menit. DNA dilarutkan dalam 20 µl milli-Q dan dilanjutkan dengan cycle sequencing.

Cycle sequencing

Produk PCR yang yang telah dipurifikasi dilanjutkan dengan Cycle sequencing. Komposisi cycle sequencing 0.5 µl BDT Rrmix, 1.75 µl 5X Seq buffer, 0.5 µl Seq primer (10 µM) dengan primer 520F

(5'-GTGCCAGCAGCCGCGG-3') dan 920R (5'GTCAATTCCTTTGAGTTT-3'), 1.0 µl produk PCR, dan 6.25 µl Ultrapure water. cycle sequencing dilakukan pada kondisi 95 C selama 1 menit, dilanjutkan 40 siklus (95C,

o

10 detik denaturasi; 50 C, 5 detik annealing; o

60 C, 90 detik elongasi) dan dilanjutkan o

pada 4 C.

Hasil cycle sequencing dipurifikasi kembali dengan Ethanol purification method. Produk cycle sequencing ditambah 1 µl EDTA 125 mM, 1 µl natrium asetat 3 M, dan 25 µl etanol 99%. Kocok hingga homogen, inkubasi pada temperatur kamar selama 15 menit dan disentrifus pada kecepatan 16000

o

rpm selama 25 menit 4 C. Endapan DNA selanjutnya dicuci dengan etanol 70%, disentrifuse kembali dan endapan DNA dikeringanginkan 10 menit.

U r u t a n b a s a n i t r o g e n d i b a c a menggunakan automated DNA sequencer (ABI PRISM 3130 Genetic Analyzer) (Applied Biosystems). Data hasil sekuensing selanjutnya diolah dengan program Bioedit, Clustalx, dan Njplot. Data yang diperoleh dicari homologinya atau dicocokkan dengan bank data DNA yang ada secara online di i n t e r n e t ( w w w . d d b j . n i g . a c . j p ; www.ncbi.nlm.nih.gov).

Hasil dan Pembahasan

Bakteri mendapat banyak perhatian karena mampu tumbuh dengan cepat dan dapat mendekomposisi berbagai substrat yang ada di alam. Kepadatan dan komposisi bakteri dalam suatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, antara

lain kelembaban, aerasi, temperatur, keasaman, kandungan zat organik, dan anorganik. Keadaan iklim terutama curah h u j a n j u g a b e r p e n g a r u h t e r h a d a p perkembangan mikoorganisme dalam tanah. P. Lombok memiliki curah hujan sebesar 1.500 mm per tahun, sehingga tanahnya mempunyai tingkat kesuburan yang cukup baik, yang memungkinkan bakteri tumbuh dengan baik (WWF Indonesia, mendatangkan Dewi Sri di Pulau Lombok, 13 Juli 2010). Tanah yang mendapat aerasi cukup, bakteri dan fungi akan tumbuh dominan, sedangkan lingkungan yang mengandung sedikit atau tanpa oksigen, bakteri akan berperan terhadap hampir semua perubahan biologis dan kimia lingkungan tanah.

Hasil isolasi menunjukkan bahwa populasi bakteri bervariasi pada masing-masing sampel tanah yang diamati (Tabel 1.). Hasil isolasi bakteri dari 5 titik sampling menunjukkan bahwa populasi bakteri lebih banyak terdapat pada sampel yang ditumbuhi tanaman dibandingkan sampel yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Sampel tanah di sekitar pohon Plumeria acuminata (kamboja gajah) memiliki populasi bakteri tertinggi dibandingkan dengan sampel tanah

6

yang lain yaitu sebanyak 113 x 10 CFU/g tanah dan terendah pada sampel tanah yang b e r a d a p a d a p e r a k a r a n t a n a m a n

-5

Tamarindus indica sebanyak 34 x 10 CFU/g tanah. Perbedaan populasi ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sampel yang diambil. Eksudat dari akar kamboja berperan sebagai substrat dan nutrisi yang bagus bagi pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang ada di perakaran tanaman tersebut. Sedangkan sampel dari perakaran tanaman Tamarindus indica menunjukkan populasi bakteri yang terendah dikarenakan tanaman tersebut menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang kemungkinan b e r s i f a t a n t i m i k r o b a s e h i n g g a kelangsungan hidup mikroba di sekitar perakaran tanaman tersebut menjadi terganggu (Doughari, 2006). Daun Tamarindus indica mengandung senyawa kimia terpenoid, saponin, flavonoid, dan asam-asam organik, sedangkan buahnya Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Diduga s e n y a w a - s e n y a w a i n i l a h y a n g

(4)

mempengaruhi kelimpahan jumlah mikroba di perakaran tanaman Tamarindus indica menjadi lebih sedikit dibandingkan tanaman yang lain (Hertiani, 2002). Apabila dibandingkan dengan sampel-sampel yang lain, sampel tanah dari pantai senggigi dengan kondisi lingkungan berupa tanah dan bebatuan menunjukkan populasi bakteri yang sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak tersedianya sumber substrat dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri.

Tanah yang ditumbuhi tanaman memiliki kandungan bahan organik dan unsur hara makro lebih tinggi dibandingkan tanah tanpa tumbuhan. Tanah yang ditumbuhi pohon mengandung bahan organik atau unsur C yang umumnya di atas 2.5%, sedangkan C pada tanah tidak ada tumbuhan pohon tetapi didominasi alang-alang adalah di bawah 0.7%. Hal ini disebabkan antara lain bahan organik yang dihasilkan pohon lebih mudah mengalami perombakan dan bahan organik ini dihasilkan dalam jumlah banyak sehingga cukup tersedia untuk pertumbuhan dan p e r k e m b a n g a n m i k r o b a t a n a h

(Purwaningsih 2004).

Wiley, 1961, mengemukakan bahwa jumlah bakteri di daerah perakaran tanaman

9

berlimpah hingga 10 sel pergram tanah. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tanah yang ditumbuhi aneka tumbuhan tentunya mengandung bahan organik dalam jumlah yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri.

Setiap mikroorganisme akan tumbuh dengan baik dalam lingkungannya selama kondisi tersebut menguntungkan bagi pertumbuhan dan pertahanan dirinya, sama halnya dengan mikroba-mikroba yang ada di dalam tanah. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti habisnya nutrien atau terjadinya perubahan radikal dalam hal temperatur atau pH, yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organisme yang telah teradaptasi dengan baik dalam keadaan tanah terdahulu terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang dapat beradaptasi dengan baik dalam kondisi yang baru itu.

Tabel 1. Jumlah bakteri total dari beberapa sampel tanah di Pulau Lombok Table 1. Total number of bacteria from some soil samples in Lombok Island

Kode sampel Asal sampel Kode

isolate

Jumlah bakteri total

6

(10 )

LS 01 Pantai senggigi, teluk kodek C 42

LS 02 Sekitar pohon Mangifera indica (mangga) D 76 LS 03 Sekitar tanaman Anacardium occidentale (jambu

monyet)

E 81

LS 04 Sekitar pohon Tamarindus indica (asam jawa) F 34 LS 05 Sekitar pohon Plumeria acuminata (kamboja

gajah)

G 113

Gambar 1. Hasil isolasi sampel tanah dari Pulau Lombok Figure 1. Results of soil sample isolation from Lombok Island

Isolasi dilakukan menggunakan

media

Pseudomonas Agar F

dengan

harapan bakteri yang terisolasi termasuk

dalam genus

Pseudomonas

atau

kelompok bakteri gram negatif.

Berdasarkan hasil identifikasi melalui

p e n d e k a t a n m o l e k u l e r d e n g a n

sekuensing 16S rDNA menunjukkan

bahwa populasi bakteri yang terisolasi

terdiri dari beberapa genus bakteri (Table

2). Tidak semua bakteri yang terisolasi

merupakan bakteri genus

Pseudomonas

, hampir 83% bakteri terisolasi

m e r u p a k a n b a k t e r i n o n g e n u s

Pseudomonas

. Pada gambar 2 dapat

diamati hubungan kekerabatan antar

isolat yang diperoleh. Hampir 35%

bakteri yang teridentifikasi merupakan

genus

Bacillus

dimana kelompok bakteri

ini berperan dalam proses dekomposisi

kitin (Lyla dan Ajmal, 2006). Spesies

Bacillus

merupakan sapropit tanah yang

tersebar luas di seluruh dunia. Spora dari

Bacillus

dapat bertahan 60 tahun atau

lebih di bawah kondisi lingkungan yang

keras. Selain

Bacillus

genus yang juga

b a n y a k t e r i d e n t i f i k a s i a d a l a h

Arthrobacter. Arthrobacter

merupakan

genus yang tersebar luas di tanah, hal ini

disebabkan

Arthrobacter

mampu

memproduksi berbagai enzim yang

d a p a t m e m e t a b o l i s m e b e r b a g a i

substansi yang ada di tanah, termasuk

organopospat. Genus

Pseudomonas

merupakan salah satu genus bakteri

yang tersebar luas di tanah selain

arthrobacter. Beberapa bakteri tanah

termasuk genus

Pseudomonas

memiliki

kemampuan untuk melarutkan P organic

menjadi bentuk fosfat terlarut yang

tersedia bagi tanaman dan berperan

dalam proses dekomposisi protein

dalam tanah,

Table 2. Hasil identifikasi isolat bakteri melalui pendekatan molekuler 16S rDNA

Table 2. Identification results of bacterium isolates with molecular approach of 16S rDNA

No. Kode isolat Hasil identifikasi

1 C1 Bacillus amyloliquefaciens 2 C4 Micrococcus luteus 3 C5 Cupriavidus gilardii 4 D2 Bacillus megaterium 5 D3 Arthrobacter crystallopoietes 6 E4 Pseudomonas plecoglossicida 7 E5 Bacillus substilis 8 F3 Bacillus substilis 9 F7 Arthrobacter oryzae 10 G1 Bacillus niacin 11 G2 Staphylococcus_hominis 12 G5 Arthrobacter globiformis 13 G6 Dyella marensis 14 G7 Microbacterium trichothecanolyticum

(5)

mempengaruhi kelimpahan jumlah mikroba di perakaran tanaman Tamarindus indica menjadi lebih sedikit dibandingkan tanaman yang lain (Hertiani, 2002). Apabila dibandingkan dengan sampel-sampel yang lain, sampel tanah dari pantai senggigi dengan kondisi lingkungan berupa tanah dan bebatuan menunjukkan populasi bakteri yang sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak tersedianya sumber substrat dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri.

Tanah yang ditumbuhi tanaman memiliki kandungan bahan organik dan unsur hara makro lebih tinggi dibandingkan tanah tanpa tumbuhan. Tanah yang ditumbuhi pohon mengandung bahan organik atau unsur C yang umumnya di atas 2.5%, sedangkan C pada tanah tidak ada tumbuhan pohon tetapi didominasi alang-alang adalah di bawah 0.7%. Hal ini disebabkan antara lain bahan organik yang dihasilkan pohon lebih mudah mengalami perombakan dan bahan organik ini dihasilkan dalam jumlah banyak sehingga cukup tersedia untuk pertumbuhan dan p e r k e m b a n g a n m i k r o b a t a n a h

(Purwaningsih 2004).

Wiley, 1961, mengemukakan bahwa jumlah bakteri di daerah perakaran tanaman

9

berlimpah hingga 10 sel pergram tanah. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tanah yang ditumbuhi aneka tumbuhan tentunya mengandung bahan organik dalam jumlah yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri.

Setiap mikroorganisme akan tumbuh dengan baik dalam lingkungannya selama kondisi tersebut menguntungkan bagi pertumbuhan dan pertahanan dirinya, sama halnya dengan mikroba-mikroba yang ada di dalam tanah. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti habisnya nutrien atau terjadinya perubahan radikal dalam hal temperatur atau pH, yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organisme yang telah teradaptasi dengan baik dalam keadaan tanah terdahulu terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang dapat beradaptasi dengan baik dalam kondisi yang baru itu.

Tabel 1. Jumlah bakteri total dari beberapa sampel tanah di Pulau Lombok Table 1. Total number of bacteria from some soil samples in Lombok Island

Kode sampel Asal sampel Kode

isolate

Jumlah bakteri total

6

(10 )

LS 01 Pantai senggigi, teluk kodek C 42

LS 02 Sekitar pohon Mangifera indica (mangga) D 76 LS 03 Sekitar tanaman Anacardium occidentale (jambu

monyet)

E 81

LS 04 Sekitar pohon Tamarindus indica (asam jawa) F 34 LS 05 Sekitar pohon Plumeria acuminata (kamboja

gajah)

G 113

Gambar 1. Hasil isolasi sampel tanah dari Pulau Lombok Figure 1. Results of soil sample isolation from Lombok Island

Isolasi dilakukan menggunakan

media

Pseudomonas Agar F

dengan

harapan bakteri yang terisolasi termasuk

dalam genus

Pseudomonas

atau

kelompok bakteri gram negatif.

Berdasarkan hasil identifikasi melalui

p e n d e k a t a n m o l e k u l e r d e n g a n

sekuensing 16S rDNA menunjukkan

bahwa populasi bakteri yang terisolasi

terdiri dari beberapa genus bakteri (Table

2). Tidak semua bakteri yang terisolasi

merupakan bakteri genus

Pseudomonas

, hampir 83% bakteri terisolasi

m e r u p a k a n b a k t e r i n o n g e n u s

Pseudomonas

. Pada gambar 2 dapat

diamati hubungan kekerabatan antar

isolat yang diperoleh. Hampir 35%

bakteri yang teridentifikasi merupakan

genus

Bacillus

dimana kelompok bakteri

ini berperan dalam proses dekomposisi

kitin (Lyla dan Ajmal, 2006). Spesies

Bacillus

merupakan sapropit tanah yang

tersebar luas di seluruh dunia. Spora dari

Bacillus

dapat bertahan 60 tahun atau

lebih di bawah kondisi lingkungan yang

keras. Selain

Bacillus

genus yang juga

b a n y a k t e r i d e n t i f i k a s i a d a l a h

Arthrobacter. Arthrobacter

merupakan

genus yang tersebar luas di tanah, hal ini

disebabkan

Arthrobacter

mampu

memproduksi berbagai enzim yang

d a p a t m e m e t a b o l i s m e b e r b a g a i

substansi yang ada di tanah, termasuk

organopospat. Genus

Pseudomonas

merupakan salah satu genus bakteri

yang tersebar luas di tanah selain

arthrobacter. Beberapa bakteri tanah

termasuk genus

Pseudomonas

memiliki

kemampuan untuk melarutkan P organic

menjadi bentuk fosfat terlarut yang

tersedia bagi tanaman dan berperan

dalam proses dekomposisi protein

dalam tanah,

Table 2. Hasil identifikasi isolat bakteri melalui pendekatan molekuler 16S rDNA

Table 2. Identification results of bacterium isolates with molecular approach of 16S rDNA

No. Kode isolat Hasil identifikasi

1 C1 Bacillus amyloliquefaciens 2 C4 Micrococcus luteus 3 C5 Cupriavidus gilardii 4 D2 Bacillus megaterium 5 D3 Arthrobacter crystallopoietes 6 E4 Pseudomonas plecoglossicida 7 E5 Bacillus substilis 8 F3 Bacillus substilis 9 F7 Arthrobacter oryzae 10 G1 Bacillus niacin 11 G2 Staphylococcus_hominis 12 G5 Arthrobacter globiformis 13 G6 Dyella marensis 14 G7 Microbacterium trichothecanolyticum

(6)

Gambar 2. Hubungan kekerabatan antar isolat bakteria dari tanah Teluk Kodek,

Lombok

Figure

2. Phylogenetic relationship amongst soil bacterium isolates from Teluk

Kodek, Lombok

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa sampel tanah dari

perakaran tanaman di Pulau Lombok

m e m i l i k i p o p u l a s i b a k t e r i y a n g

bervariasi. Populasi bakteri tertinggi

6

sebanyak 113 x 10

CFU/g tanah

terdapat pada perakaran tanaman

Plumeria acuminata

(kamboja gajah)

dan terendah pada tanah yang berada

pada perakaran tanaman

Tamarindus

5

indica

sebanyak 34 x 10 CFU/g tanah.

Empat belas isolat teridentifikasi secara

molekuler dengan 16S rDNA dengan

genus paling banyak adalah

Bacillus.

Daftar Pustaka

Doughari JH. 2006. Antimicrobial activity

of Tamarindus indica Linn.

Tropical Journal of

Pharma-ceutical Research. 5(2):597-603.

Durrani, R., M Abubakar, Arshed M.J.,

Saleha S., Ullah I., Ali Q. 2008.

Biological characterization and

protein profiles two model

bacteria by SDS-PAGE and

FT-IR. ARPN

Journal of Agricultural

and Biological Scienc

. 3 (5&6)

6-16.

Hasanudin 2003. Peningkatan Peran

Mikroorganisme dalam Sistem

P e n g e n d a l i a n P e n y a k i t

Tumbuhan Secara Terpa

http//www.plasmanutfah.unej.ac.id.

Diakses 17 Desember 2010.

Hertiani,T., dan Pratiwi, S.U.T. 2002. Uji

Toksisitas Kulit Batang

Phaleria

macrocarpa

(Scheff) Boerl. dan

Profil KLT Fraksi Aktif,

MFI

.

Pharmacon,

3: 7-11.

Hougardy A. 2000.

RhodoPseudomonas

rhenobacensis

sp. Nov., a new

nitrate reducing purple non sulfur

bacterium.

Int J Syst Evol

Microbial

50: 985-992.

Kunitsky C, Osterhout G, Sasser M.

2006. Identification of

Micro-organisms using Fatty Acid

Methyl Ester (FAME) Analysis and

theMIDI Sherlock Microbial

Identification System. USA

[www.pda.org/bookstore].

Lyla, P. S., dan Ajmal. K. S. 2006.

Marine

Microbial Diversity and Ecology

:

I m p o r t a n c e a n d F u t u r e

Perspectives

. Current Science.

90: 1325 - 1335.

Pitcher DG, Saunders A, Owen RJ. 1989.

Rapid extraction of bacterial

genomic DNA with guanidium

t h i o c y a n a t e .

J . A p p l i e d

Microbiology

8: 151-156.

P u r w a n i n g s i h S . 2 0 0 6 . I s o l a s i ,

enumerasi, dan karakterisasi

bakteri rhizobium dari tanah

Kebun Biologi Wamena, Papua.

Biodiversitas

6:82-84.

Purwaningsih, S., Hardiningsih R.,

Wardah, Sujadi A. 2004. Populasi

bakteri dari tanah di desa

Tudu_Aog, kecamatan Passi,

kabupaten Bolaang Mongondow,

Sulut.

Biodiversitas

. 5:13-16.

Reid G, and P. Wong. 2005. Soil bacteria.

State of New South Wales.

Department of Primary Industries.

h t t p : / / w w w . d p i . n s w .

gov.au/data/assets. Diakses

January 2011)

http//www.plasmanutfah.unej.ac.id.

Diakses 17 Desember 2010.

Wiley. A.M.J. 1961. Introduction to Soil

Microbiology. Japan: Toppan

Printing.

(7)

Gambar 2. Hubungan kekerabatan antar isolat bakteria dari tanah Teluk Kodek,

Lombok

Figure

2. Phylogenetic relationship amongst soil bacterium isolates from Teluk

Kodek, Lombok

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa sampel tanah dari

perakaran tanaman di Pulau Lombok

m e m i l i k i p o p u l a s i b a k t e r i y a n g

bervariasi. Populasi bakteri tertinggi

6

sebanyak 113 x 10

CFU/g tanah

terdapat pada perakaran tanaman

Plumeria acuminata

(kamboja gajah)

dan terendah pada tanah yang berada

pada perakaran tanaman

Tamarindus

5

indica

sebanyak 34 x 10 CFU/g tanah.

Empat belas isolat teridentifikasi secara

molekuler dengan 16S rDNA dengan

genus paling banyak adalah

Bacillus.

Daftar Pustaka

Doughari JH. 2006. Antimicrobial activity

of Tamarindus indica Linn.

Tropical Journal of

Pharma-ceutical Research. 5(2):597-603.

Durrani, R., M Abubakar, Arshed M.J.,

Saleha S., Ullah I., Ali Q. 2008.

Biological characterization and

protein profiles two model

bacteria by SDS-PAGE and

FT-IR. ARPN

Journal of Agricultural

and Biological Scienc

. 3 (5&6)

6-16.

Hasanudin 2003. Peningkatan Peran

Mikroorganisme dalam Sistem

P e n g e n d a l i a n P e n y a k i t

Tumbuhan Secara Terpa

http//www.plasmanutfah.unej.ac.id.

Diakses 17 Desember 2010.

Hertiani,T., dan Pratiwi, S.U.T. 2002. Uji

Toksisitas Kulit Batang

Phaleria

macrocarpa

(Scheff) Boerl. dan

Profil KLT Fraksi Aktif,

MFI

.

Pharmacon,

3: 7-11.

Hougardy A. 2000.

RhodoPseudomonas

rhenobacensis

sp. Nov., a new

nitrate reducing purple non sulfur

bacterium.

Int J Syst Evol

Microbial

50: 985-992.

Kunitsky C, Osterhout G, Sasser M.

2006. Identification of

Micro-organisms using Fatty Acid

Methyl Ester (FAME) Analysis and

theMIDI Sherlock Microbial

Identification System. USA

[www.pda.org/bookstore].

Lyla, P. S., dan Ajmal. K. S. 2006.

Marine

Microbial Diversity and Ecology

:

I m p o r t a n c e a n d F u t u r e

Perspectives

. Current Science.

90: 1325 - 1335.

Pitcher DG, Saunders A, Owen RJ. 1989.

Rapid extraction of bacterial

genomic DNA with guanidium

t h i o c y a n a t e .

J . A p p l i e d

Microbiology

8: 151-156.

P u r w a n i n g s i h S . 2 0 0 6 . I s o l a s i ,

enumerasi, dan karakterisasi

bakteri rhizobium dari tanah

Kebun Biologi Wamena, Papua.

Biodiversitas

6:82-84.

Purwaningsih, S., Hardiningsih R.,

Wardah, Sujadi A. 2004. Populasi

bakteri dari tanah di desa

Tudu_Aog, kecamatan Passi,

kabupaten Bolaang Mongondow,

Sulut.

Biodiversitas

. 5:13-16.

Reid G, and P. Wong. 2005. Soil bacteria.

State of New South Wales.

Department of Primary Industries.

h t t p : / / w w w . d p i . n s w .

gov.au/data/assets. Diakses

January 2011)

http//www.plasmanutfah.unej.ac.id.

Diakses 17 Desember 2010.

Wiley. A.M.J. 1961. Introduction to Soil

Microbiology. Japan: Toppan

Printing.

(8)

Agus Irianto

Agus Nurganto

Dwi Nugroho Wibowo

Husein Sastranegara

Sugiyono

Priyo Susatyo

Pudji Widodo

Uki Awiputranto

Gambar

Tabel 1. Jumlah bakteri total dari beberapa sampel tanah di Pulau Lombok Table 1. Total number of bacteria from some soil samples in Lombok Island
Tabel 1. Jumlah bakteri total dari beberapa sampel tanah di Pulau Lombok Table 1. Total number of bacteria from some soil samples in Lombok Island
Gambar 2. Hubungan  kekerabatan  antar  isolat  bakteria  dari  tanah  Teluk  Kodek,  Lombok

Referensi

Dokumen terkait

1) Berdasarkan Perjanjian Sewa-Menyewa Bus No. 26/MOU/PERSEROAN/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013, Entitas mengadakan perjanjian sewa-menyewa bus dengan PT Ryanta Mitra

 Jika permohonan pailit diajukan oleh Debitor, Hakim DAPAT memanggil Kreditor jika ada keraguan syarat pailit telah terpenuhi (Psl 8 (1) UU K –PKPU) .... ISI DAN SISTEMATIKA

Metode ini didasarkan dari perhitungan aliran dana masuk (pendapatan) dan aliran dana keluar (pengeluaran) selama jangka wantu analisis dan suku bunga tertentu.

Musikalisasi untuk hymn ini—sekalipun biasanya diharmonisasi untuk empat suara atau iringan—dikenal sebagai melodi hymn dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1)

Sal ahsat usubsekt ordar ii ndust r ikr eat i fdi at asadal ahkul i ner .Kegi at an i nit er masukbar u,kar enaunt ukmel akukansebuahst udit er hadappemet aan pr odukmakananol

Crypton memiliki Avalanche Effect yang baik, penambahan ukuran file hasil yang besarnya tidak selalu sama antara file yang satu dengan yang lainnya, tidak memiliki kunci lemah

Kamu berhasil memadamkan api yang membakar pakaianmu, tetapi memindahkan wajan yang terbakar membuat minyak panas menyembur keluar dan membakar sekitarmu dan menyebar

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Tangibles