• Tidak ada hasil yang ditemukan

Era Baru dengan Semangat Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Era Baru dengan Semangat Baru"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.

Era Baru dengan Semangat Baru

LAPORAN T

AHUNAN 2013 PT EKA SARI LORENA TRANSPOR

(2)

DAFTAR ISI

VISI DAN MISI

01

PROFIL PERUSAHAN

02

STRUKTUR ORGANISASI

04

SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS

05

SAMBUTAN DEWAN DIREKSI

06

IKHTISAR KEUANGAN KONSOLIDASIAN

07

INFORMASI SAHAM & PEMEGANG SAHAM

09

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

11

TATA KELOLA PERSEROAN

22

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

25

PROFIL DEWAN KOMISARIS

26

PROFIL DEWAN DIREKSI

28

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAS LAPORAN TAHUNAN

31

(3)

VISI & MISI

Visi

Menjadi perusahaan transportasi darat terbaik di Indonesia yang terintegrasi dengan layanan prima.

Misi

Memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik, aman, nyaman, tepat waktu dan memuaskan pelanggan.

(4)

PROFIL PERUSAHAAN

PT Eka Sari Lorena Transport (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Eka Sari Lorena Transport sebagaimana termaktub dalam Akta No. 70 tanggal 26 Pebruari 2002, yang dibuat di hadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-24312 HT.01.01.TH.2002 tanggal 19 Desember 2002 serta telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 0756/BH.09.05/III/2003 tertanggal 27 Maret 2003 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 5259 Berita Negara Republik Indonesia No. 53 tanggal 04 Juli 2003.

Kantor Pusat :

Jl. K.H. Hasyim Ashari No.15 C Jakarta Pusat 10139, Indonesia Tel : (62-21) 634 1166, (62-21) 633 8866

Fax : (62-21) 633 9988

Email: investor-relation@lorena-transport.com Website: www.lorena-transport.com

DEPO Utama :

Jl. Raya Tajur No. 106 Bogor 16720, Indonesia

Tel : (62-251) 8356666 Fax : (62-251) 8355666

DEPO I – Jakarta Selatan :

Jl. R.A. Kartini 16, Cilandak Jakarta 12430, Indonesia

Tel : (62-21) 750 6655 Fax : (62-21) 751 4282

DEPO II – Jakarta Timur :

Jl. Raya Hankam No. 43, Ceger, TMII, Jakarta 13820, Indonesia

Tel : (62-21) 8430 6866 Fax : (62-21) 8430 6966

Perseroan yang mempekerjakan 1.040 orang karyawan ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan angkutan transportasi darat untuk penumpang. Perseroan yang menggunakan merek LORENA sebagai merek dagang pada armada bus yang dimiliki dan dioperasikan oleh Perseroan ini melayani masyarakat dengan memberikan layanan mulai dari layanan angkutan penumpang Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Busway TransJakarta dan Feeder TransJakarta. Per 30 September 2013, total armada yang dioperasikan oleh Perseroan berjumlah 223 unit yang terdiri dari sejumlah 161 unit bus untuk segmen AKAP, sejumlah 47 unit bus untuk segmen Busway TransJakarta dan 15 unit bus Feeder Busway.

Untuk mengetahui kronologis pencatatan saham Perseroan, berikut beberapa perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terkait dengan hal itu, yaitu :

a. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.41 tanggal 20 Desember 2011 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi Perseroan Terbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-04604.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0007412.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012;

b. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No. 34 tanggal 30 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan mengembalikan status Perseroan menjadi Perseroan Tertutup serta merubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan

(5)

c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No.11 tanggal 9 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 Lampiran Keputusan No. KEP-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta merubah status Perseroan menjadi Perseroan Terbuka dalam rangka Penawaran Umum, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-56852.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 6 Nopember 2012 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0096425.AH.01.09. Tahun 2012 tanggal 6 Nopember 2012; d. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No.519 tanggal 23 Juli 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan mengembalikan status Perseroan menjadi Perseroan Tertutup serta merubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan status Perseroan sebagai Perseroan Tertutup, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham dengan Keputusan No.AHU-41785.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Juli 2013 dan telah dicatatkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-00073937.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Juli 2013;

Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Eka Sari Lorena Transport No. 32 tanggal 16 Desember 2013 yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, dimana Perseroan melakukan perubahan terhadap seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Berdasarkan Akta No. 32 tanggal 16 Desember 2013 tersebut pemegang saham telah menyetujui Perseroan untuk : • Berubah status Perseroan menjadi Perseroan Terbuka dalam rangka Penawaran Umum;

• Berubah nilai nominal per saham yang semula Rp100,- (seratus Rupiah) menjadi Rp500,- (lima ratus Rupiah); • Melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat melalui Pasar Modal (Go Public) sebanyak-banyaknya

150.000.000 (seratus lima puluh juta) saham baru yang diambil dari portepel Perseroan, disertai dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 30.000.000 (tiga puluh juta) Waran Seri I;

• Menyetujui pelaksanaan program ESA (Employee Stock Allocation) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan atau sebanyak-Menyetujui pelaksanaan program ESA (Employee Stock Allocation) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) saham dan menerbitkan opsi saham untuk Program MESOP (Management & Employee Option Plan) sebanyak-banyaknya 3,33% (tiga koma tiga tiga persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawarn Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 11.655.000 (sebelas juta enam ratus lima puluh lima ribu) saham.

Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun 2013 diaudit oleh Profesi Penunjang yaitu Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta yang beralamat di Ariobimo Sentral 3rd floor, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav.5, Jakarta 12950. Kantor Auditor ini telah melaksanakan Audit Laporan Keuangan Perseroan sejak tahun 2013. Adapun fee yang diberikan adalah berkisar antara Rp. 350 juta - 450 juta.

Sejak tahun 2010, secara berkala Perseroan menggunakan jasa dari Notaris Rudy Siswanto, SH., Notaris di Jakarta, terutama dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, baik RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa. Kisaran biaya adalah sebesar Rp. 40 – 65 juta.

PT Eka Sari Lorena Transport, Tbk

PT Lorena 99.99%

(6)

STRUKTUR ORGANISASI

Porman Tambunan Corporate Secretary Dwi Rianta Soerbakti

Senior Technical Advisor

K. Kariany Sembiring Presiden Komisaris

Samsudin

Komisaris Komisaris IndependenSanto Budiono

DEWAN KOMISARIS

G.T. Soerbakti Presiden Direktur

Eka Sari Lorena Soerbakti Direktur Pengembangan Usaha Suhadi Direktur Operasi Eddy Rusly Direktur Keuangan DEWAN DIREKSI

(7)

Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sebesar 5,7% yang meskipun tidak lebih baik dibandingkan tahun 2012, namun belum membawa harapan yang lebih baik bagi dunia usaha. Akan tetapi, pertumbuhan tersebut belum tercermin di dalam bidang usaha transportasi angkutan umum penumpang pada khususnya. Hal ini terutama diakibatkan oleh semakin memburuknya infrastruktur jalan raya yang mengakibatkan meningkatnya beban operasional seperti pemborosan bahan bakar minyak dan suku cadang.

Meskipun demikian, Dewan Komisaris tetap optimis akan keberlangsungan dunia usaha transportasi darat mengingat bahwa pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak akan mungkin terlepas dari peran transportasi angkutan umum penumpang.

Dalam berbagai kesempatan, Dewan Komisaris selalu mengingatkan dan mengawasi tata kelola perusahaan yang baik dan benar demi mencapai visi dan misi Perseroan, yang antara lain adalah menjadi perusahaan jasa transportasi darat penumpang umum terbaik dengan selalu mengedepankan kepuasan dan keselamatan penumpang. Tidak lupa pula untuk setiap saat menerapkan motto Perseroan yang sudah menjadi kultur korporasi yaitu “Sabar, Sopan dan Senyum” di dalam bekerja sehari-hari.

Atas nama Dewan Komisaris, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholders atas kepercayaannya berbisnis dengan Perseroan. Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa menjadi pemimpin bagi kita di dalam mengelola perusahaan ini.

SAMBUTAN

DEWAN KOMISARIS

Kumpul Kariany Sembiring

Presiden Komisaris

Atas nama Dewan Komisaris,

K. Kariany Sembiring

(8)

Perkenankanlah kami atas nama Dewan Direksi menyampaikan Laporan Tahunan 2013 beserta Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Tahun 2013 merupakan tahun yang relatif sulit bagi perusahaan transportasi darat angkutan umum berpenumpang khususnya yang melayani angkutan umum antar kota antar propinsi (AKAP) seperti Perseroan. Kondisi infrastruktur jalan raya yang semakin memburuk memberi kontribusi pada meningkatnya beban operasional, antara lain bertambahnya waktu tempuh perjalanan, serta tingginya penggunaan bahan bakar minyak dan suku cadang. Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan infrastruktur jalan raya, dan harapan kami, pemerintahan baru yang akan terpilih di tahun 2014 ini akan menaruh perhatian yang lebih besar terhadap kualitas infrastruktur transportasi darat mengingat pentingnya peran sektor transportasi darat di dalam memutar roda perekonomian negara. Di sisi lain, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, Perseroan agak menahan belanja modal dengan alasan menunggu saat yang tepat untuk melakukan ekspansi dengan menambah jumlah armada bus AKAP serta melakukan ekspansi trayek. Untuk itu Perseroan telah mempersiapkan segala sesuatu untuk memperoleh tambahan modal dari pasar modal melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO).

Dengan masuknya tambahan modal yang cukup signifikan, Perseroan akan dapat lebih leluasa mengembangkan bisnisnya untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai pemegang saham (shareholder’s value).

Atas nama Direksi, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang terlibat di dalam bisnis Perseroan, baik itu para penumpang yang loyal terhadap layanan Perseroan, awak bus yang menjadi ujung tombak pelayanan, para karyawan, para agen penjualan tiket, para pemasok, maupun pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kiranya Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberkati segala daya dan upaya kita.

SAMBUTAN

DEWAN DIREKSI

Gusti Terkelin Soerbakti

Presiden Direktur

Atas Nama Dewan Direksi,

Gusti Terkelin Soerbakti

(9)

IKHTISAR KEUANGAN KONSOLIDASIAN

dalam jutaan Rupiah

2013

2012

2011

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Pendapatan Usaha 154.314.270.873 172.009.765.156 179.559.188.548 Jumlah beban pendapatan langsung 108.588.619.462 125.844.777.517 124.818.691.546

Laba Bruto 45.725.651.411 46.164.987.639 54.740.497.002

Laba Usaha 10.865.219.152 18.885.136.922 21.328.254.832

Laba sebelum penghasilan (beban) pajak 3.119.369.552 10.524.059.048 11.548.387.989 Laba bersih tahun berjalan 3.194.256.650 7.176.079.060 6.755.804.518

Pendapatan komprehensif lainnya 3.354.234.715 – –

Jumlah laba bersih komprehensif tahun berjalan 6.548.491.365 7.176.079.060 6.755.804.518

Laba per saham dasar 3,19 7,18 6,76

Laporan Posisi Keuangan

Jumlah Aset 239.667.996.461 227.941.811.240 238.661.228.820 Jumlah Liabilitas 95.096.932.684 89.919.238.828 107.814.735.467 Jumlah Ekuitas 144.571.063.777 138.022.572.412 130.846.493.353 Modal Kerja Bersih (45.513.682.916) (46.587.236.903) (50.162.450.404)

EBITDA 34.779.048.076 45.358.580.771 45.407.854.284

Rasio

Marjin Laba Kotor (%) 29,63 26,84 25,67

Rasio Kas (X) 0,02 0,03 0,03

Rasio Lancar (X) 0,24 0,22 0,22

Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas (X) 0,66 0,65 0,82

Rasio Liabilitas Terhadap Aset (X) 0,40 0,39 0,45

Rasio Imbal Hasil Atas Aset (%) 1,33 3,15 2,00

Rasio Imbal Hasil Atas Equitas (%) 2,21 5,20 3,47

(10)

6.755.804.518 Tahun 2011 Tahun 2012 7.176.079.060

Laba Bersih (Rp)

Tahun 2013 3.194.256.650 130.846.493.353 Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah Ekuitas (Rp)

Tahun 2013 138.022.572.412 144.571.063.777 238.661.228.820 227.941.811.240

Jumlah Aset (Rp)

238.661.228.820 6,76

Laba Per Saham (Rp)

7,18

3,19

54.740.497.002

46.164.987.639

Laba Bruto (Rp)

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 45.725.651.411 179.559.188.548 Tahun 2011 Tahun 2012

Pendapatan Usaha (Rp)

Tahun 2013 172.009.765.156 154.314.270.873

(11)

INFORMASI SAHAM & PEMEGANG SAHAM

Susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut :

Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. PT Lorena 199.999.998 99.999.999.000 99,999999

2. G. T. Soerbakti 2 1.000 0,000001

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100

Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000

Dengan Penawaran Umum sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 32 tanggal 16 Desember 2013, maka susunan modal dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum nantinya, secara proforma menjadi sebagai berikut :

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000 Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh

1.   PT Lorena 199.999.998 99.999.999.000 99,999999 199.999.998 99.999.999.000 57,142857

2.   G. T. Soerbakti 2 1.000 0,000001 2 1.000 0,000001

3.   Masyarakat - - - 150.000.000* 75.000.000.000 42,857142

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 200.000.000 100.000.000.000 100 350.000.000 175.000.000.000 100 Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan : * dengan asumsi bahwa Saham Yang Ditawarkan Perseroan terserap seluruhnya oleh Masyarakat.

Selanjutnya dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini dan asumsi bahwa Program ESA akan terserap seluruhnya, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum secara proforma menjadi sebagai berikut :

Keterangan Sebelum Penawaran Umum Setelah Penawaran Umum dan Pelaksanaan ESA

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000 Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh

1.    PT Lorena 199.999.998 99.999.999.000 99,9999999 199.999.998 99.999.999.000 54,142857

2.    G. T. Soerbakti 2 1.000 0,0000001 2 1.000 0,0000001

3.    Masyarakat - - - 148.500.000 74.250.000.000 42,428571

4.    ESA (Employee Stock

Allocation) - - - 1.500.000* 750.000.000 0,428571

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

200.000.000 100.000.000.000 100 350.000.000 175.000.000.000 100 Saham dalam Portepel 520.000.000 260.000.000.000 370.000.000 185.000.000.000

Keterangan : * dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya.

(12)

Keterangan

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Sebelum Pelaksanaan Waran Seri I

Setelah Penawaran Umum, ESA dan Pelaksanaan Waran Seri I** Jumlah

Saham Nilai Nominal (Rp) % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000 Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh

1.   PT Lorena 199.999.998 99.999.999.000 57,142857 199.999.998 99.999.999.000 52,631578

2.   G. T. Soerbakti 2 1.000 0,000001 8 1.000 0,000001

3.   Masyarakat 148.500.000 74.250.000.000 42,428571 148.500.000 74.250.000.000 39,078947 4.   Karyawan (ESA) 1.500.000 750.000.000 0,428571 1.500.000 750.000.000 0,394737

5.   Konversi Waran Seri I - - - 30.000.000 15.000.000.000 7,894737

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

350.000.000 175.000.000.000 100 380.000.000 190.000.000.000 100 Saham dalam Portepel 370.000.000 185.000.000.000 340.000.000 170.000.000.000

Keterangan : ** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I

Masih berdasarkan Akta No. 32 tanggal 16 Desember 2013, dengan asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan, maka pada akhir umur hak opsi (option life) yakni 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian hak opsi setiap tahapan dan asumsi seluruh Waran Seri I telah dilaksanakan oleh para pemegang Waran, maka susunan struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah Program MESOP secara proforma menjadi sebagai berikut :

Keterangan

Setelah Penawaran Umum, ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan Sebelum Pelaksanaan

MESOP

Setelah Penawaran Umum, ESA, Pelaksanaan Waran Seri I dan MESOP *** Jumlah

Saham Nilai Nominal (Rp) % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 720.000.000 360.000.000.000 720.000.000 360.000.000.000 Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh

1. PT Lorena 199.999.998 99.999.999.000 52,631578 199.999.998 99.999.999.000 51,06535

2. G. T. Soerbakti 2 1.000 0,000001 2 1.000 0,000001

3. Masyarakat 148.500.000 74.250.000.000 39,078947 148.500.000 74.250.000.000 37,916023 4. Karyawan (ESA) 1.500.000 750.000.000 0,394737 1.500.000 750.000.000 0,38299 5. Konversi Waran Seri I 30.000.000 150.000.000.000 7,894737 30.000.000 15.000.000.000 7,659803

6. Peserta Program MESOP - - - 11.655.000 5.827.500.000 2,975833

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 380.000.000 190.000.000.000 100 391.655.000 195.827.500.000 100 Saham dalam Portepel 340.000.000 170.000.000.000 328.345.000 164.172.500.000

Keterangan : *** dengan asumsi bahwa program ESA terserap seluruhnya dan asumsi dilaksanakannya seluruh Waran seri I, serta asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru

(13)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

1. Tinjauan Keuangan dan Hasil Usaha, Tahun 2013

Laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata, Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Untuk tahun 2013 Perseroan mencatatkan hasil kinerja yang kurang baik. Hal ini terutama diakibatkan oleh dekatnya waktu liburan sekolah dengan bulan puasa, sehingga masyarakat cenderung menyatukan perjalanan libur sekolah dengan libur hari raya Idul Fitri. Industri transportasi darat penumpang umum di mana Perseroan berada umumnya mengenal tiga musim ramai penumpang (peak season), yaitu: 1) libur sekolah (pertengahan Juni sampai dengan pertengahan Juli); 2) libur hari raya Idul Fitri, dan 3) libur akhir tahun (Desember). Sebagaimana diketahui, hari raya Idul Fitri selalu maju 11 hari setiap tahunnya. Hari raya Idul Fitri tahun 2013 kebetulan jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013 sehingga musim ramai penumpang berlangsung dari seminggu sebelumnya (H-7) dan seminggu sesudah hari raya (H+7) dalam bulan yang sama yaitu bulan Agustus. Sedangkan pada tahun 2012 dan tahun-tahun sebelumnya, jarak libur sekolah dengan libur hari raya relatif cukup jauh sehingga masyarakat melakukan perjalanan liburan sekolah dan liburan hari raya pada waktu yang berbeda sehingga industri menikmati musim ramai pada kedua musim liburan tersebut. Pada tahun 2013, kedua musim ramai tersebut relatif terjadi pada bulan Agustus saja. Laba per saham Perseroan menurun menjadi Rp3,19,- dibandingkan dengan sebesar Rp7,18 pada tahun 2012.

Laba Rugi

Pendapatan Usaha mengalami penurunan sebesar 10,29% menjadi Rp154.314 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Desember 2013 dari Rp172.010 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Desember 2012. Laba kotor tahun 2013 turun tidak signifikan sebesar 0,95% menjadi Rp45.726 juta dibandingkan laba kotor tahun 2012 sebesar Rp46.165 juta terutama diakibatkan dari menurunnya volume penjualan. Namun di sisi lain Perseroan berhasil menekan biaya operasional khususnya pada pos Beban Pendapatan Langsung sebesar 13,71%. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp3.194 juta, menurun sebesar 55,49% dibandingkan dengan tahun 2012.

Perseroan membukukan Jumlah Laba Bersih Komprehensif Tahun Berjalan sebesar Rp6.548 juta menurun sebesar 8,75% dibandingkan dengan tahun 2012.

Posisi Keuangan

Total asset naik sebanyak 5,14% menjadi Rp239.668 juta dikarenakan kenaikan aset lancar sebesar 10,39% menjadi Rp14.525 juta dan kenaikan Aset Tidak Lancar sebesar 4,82% dibandingkan pada tahun 2012.

Total kewajiban sebesar Rp95.097 juta, meningkat 5,76% dari tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya kewajiban lancar terutama Utang Bank yang meningkat sebesar Rp3.300 juta atau 16,33% menjadi 23.505 juta dan Utang Usaha Pihak Ketiga yang meningkat sebesar Rp2.808 juta atau 41,71% menjadi Rp9.541 juta dibandingkan dengan tahun 2012. Kewajiban jangka panjang terutama Utang Bank juga meningkat sebesar Rp5.757 juta atau 50,75% menjadi Rp17.103 juta dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp11.345 juta.

Total Ekuitas adalah Rp144.571 juta yang meningkat sebesar 4,74% dibandingkan tahun 2012, yang dikontribusikan oleh laba usaha pada tahun 2013.

Arus Kas

Arus kas bersih dari aktivitas operasi meningkat 42,19% dari Rp25.715 juta di tahun 2012 menjadi Rp36.565 juta di tahun 2013. Hal ini disebabkan penurunan pembayaran kepada pihak pemasok sebesar 22,22% dari Rp90.938 juta di tahun 2012 menjadi Rp70.734 juta pada tahun 2012 sejalan dengan efesiensi pada beban pendapatan langsung serta terjadi peningkatan penerimaan kas dari pendapatan bunga deposito sebesar 906% dari Rp54 juta di tahun 2012 menjadi Rp539juta pada tahun 2013.

(14)

juta sebagai penerimaan di tahun 2012 dari pihak berelasi menjadi Rp27.344 juta sebagai pembayaran kepada pihak berelasi pada tahun 2013, serta penerimaan hutang bank jangka panjang sebesar 39,84% dari Rp8.922juta di tahun 2012 menjadi Rp12.476juta pada tahun 2013.

2. Kebijakan Dividen

Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan merencanakan kebijakan pembagian dividen tunai dari laba bersih pada tahun 2014 dengan mempertimbangkan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan seterusnya. Besarnya pembayaran dividen kas di masa mendatang dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor penting tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun faktor-faktor penting yang mempengaruhi pembagian dividen kas, antara lain :

• Performa kinerja operasi Perseroan. • Laba ditahan, arus kas, dan kinerja keuangan secara keseluruhan. • Kondisi keuangan, kondisi likuiditas, dan kebutuhan kas di masa mendatang. • Prospek dan peluang usaha di masa yang akan datang. • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. • Larangan kontraktual perikatan dengan pihak ketiga.

• Faktor lainnya yang dianggap relevan oleh para pemegang saham Perseroan, termasuk pemegang saham pengendali.

Kebijakan Perseroan mengenai ketentuan pembagian Dividen adalah sebagai berikut :

Setelah Pajak Dividen Kas Berdasarkan Persentase dari Laba Bersih

Sampai dengan Rp25.000.000.000 15%

Rp25.000.000.000 - Rp50.000.000.000 20%

Lebih dari Rp50.000.000.000 25%

Sebelum berakhirnya tahun keuangan, Perseroan dapat membagikan dividen interim sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.

Dividen akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada recording date akan memperoleh hak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Dividen yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.

Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

3. Kegiatan Usaha

Perseroan menyediakan layanan jasa pengangkutan penumpang antara lain yaitu angkutan darat penumpang umum Antar Kota Antar Propinsi (–Segmen AKAP), Layanan Busway TransJakarta (–Segmen Busway) dan Layanan Feeder Busway TransJakarta (–Segmen Feeder).

a. Segmen AKAP

Kegiatan Usaha Perseroan Segmen AKAP merupakan layanan angkutan darat penumpang umum dari satu kota ke kota lain antar Kabupaten/Kota melintasi lebih dari satu Propinsi dengan menggunakan armada bus Perseroan sesuai dengan trayeknya. Segmen AKAP ini telah memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan Perseroan.

(15)

Executive Class. Tipe ini memiliki 32 tempat duduk (format 2-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio Video,

Reclining Seat, Toilet, Smoking Area, bantal dan selimut. Jumlahnya sebanyak 124 unit yang diperuntukkan melayani trayek Sumatera – Jawa – Bali.

VIP Class. Tipe ini memiliki 40 tempat duduk (format 2-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio Video,

Reclining Seat, Toilet, Smoking Area, bantal dan selimut. Jumlahnya sebanyak 19 unit yang diperuntukkan

melayani trayek Bogor – Jakarta – Ponorogo dan Bogor – Jakarta – Palembang.

Business Class. Tipe ini memiliki 53 tempat duduk (format 3-2) dilengkapi dengan fasilitas: AC, Audio

Video, Reclining Seat dan Toilet, tanpa Smoking Area. Jumlahnya sebanyak 28 unit yang diperuntukkan

melayani trayek Bogor – Jakarta – Bumiayu, Bogor – Jakarta – Purwokerto, Bogor – Jakarta – Bobotsari, Bogor – Jakarta – Purwodadi.

Perseroan memiliki cakupan operasional yang luas dan saling terkoneksi. Perseroan adalah satu-satunya perusahaan AKAP yang bisa melayani trayek yang panjang dan luas, meliputi pulau Jawa, Sumatera, Jawa dan Bali tanpa harus berpindah ke bus milik operator AKAP lain. Hal ini menjadi keunggulan daya saing bagi Perseroan, karena Perseroan memiliki izin trayek terbanyak di antara operator AKAP di Indonesia. Berikut ini adalah cakupan operasional Perseroan.

(16)

b. Segmen Busway

Busway TransJakarta bertujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Angkutan jenis ini memiliki lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain TransJakarta). Pemerintah Propinsi DKI Jakarta membentuk Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway sebagai pengelola angkutan umum Busway TransJakarta. Pada tahun 2007, BLU TransJakarta menyelenggarakan tender pengadaan jasa operator Busway TransJakarta Koridor 5 (Kampung Melayu – Ancol) dan Koridor 7 (Kampung Melayu –Kampung Rambutan) yang berhasil dimenangkan oleh Perseroan dan dituangkan dalam surat kontrak antara Perseroan dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta c.q Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway Nomor 001/077.92 tertanggal 16 Januari 2008.

Jumlah armada yang dimiliki dan dioperasikan Segmen Busway Perseroan per tanggal 30 September 2013 untuk koridor 5 dan 7 tersebut adalah sebanyak 47 unit bus yang terdiri dari 34 unit single bus merek HINO berkapasitas 85 penumpang; dan 13 unit bus gandeng (articulated bus) merek Komodo berkapasitas 160 penumpang. Kedua jenis armada Segmen Busway tersebut menggunakan karoseri produksi PT. Rahayu Sentosa. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar gas CNG sebagaimana dipersyaratkan pada kontrak perjanjian kerja sama.

4. Fasilitas Bengkel

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, ketersediaan armada bus yang prima dan utilisasi armada harus optimal. Melalui fasilitas bengkel, Perseroan mampu melakukan kontrol dan efisiensi pada komponen biaya perbaikan dan suku cadang. Perseroan memiliki bengkel dengan fasilitas peralatan yang lengkap ditunjang tenaga mekanik yang handal. Bengkel Perseroan memiliki dukungan sistem logistik yang handal, bengkel Perseroan dapat melakukan perbaikan secara tepat waktu sehingga dapat meningkatkan on-time performance (ketepatan waktu berangkat dan tiba) setiap unit bus. Setiap bus yang akan beroperasi diharuskan melalui final check untuk memastikan sudah layak jalan dan dalam kondisi prima demi kelancaran operasi bus. Untuk meningkatkan kualitas mekanik dan metode perbaikan yang standar, Perseroan menjalin kerja sama jangka panjang dalam hal pelatihan dengan ATPM Mercedes-Benz dan pemasok-pemasok lain seperti pemasok AC, pemasok ban dan pemasok cat untuk mengurangi tingkat ketergantungan Perseroan terhadap mekanik eksternal. Bengkel Perseroan dilengkapi dengan peralatan kerja, tools, serta infrastruktur yang sangat memadai sesuai standar.

(17)

• Bengkel Jakarta Timur - Jl. Raya Hankam No. 43, Ceger, dengan luas sekitar ±10.000 M2. • Ditambah bengkel pendukung pada hampir seluruh kantor-kantor perwakilan Perseroan.

Berikut ini adalah jenis perawatan bus yang dilakukan di fasilitas bengkel Perseroan :

• Perawatan berkala sesuai aturan dari ATPM. Perawatan berkala harus dilakukan demi memelihara kondisi prima armada bus milik Perseroan berdasarkan kilometer tempuh yaitu per 12.000 km (servis kecil) dan 50.000 km (servis besar). Pada servis besar, seluruh komponen-komponen bergerak dianalisis dengan sangat teliti untuk memantau keausan akibat penggunaan. Analisis harus sesuai dengan prosedur standar service list 50.000 km Mercedes-Benz yang dipersyaratkan oleh ATPM (PT. Daimler-Chrysler Indonesia). Dengan mengikuti prosedur standar tersebut, diharapkan bus siap beroperasi tanpa mengalami gangguan untuk 50.000 km berikutnya dan usia pakai bus akan lebih panjang, serta lebih ekonomis.

• Regular Preventive Maintenance berupa pemeriksaan dan perbaikan reguler terhadap setiap bus yang telah menempuh jarak 200.000 km. Pemeriksaan dan perbaikan meliputi perawatan menyeluruh terhadap mesin, transmisi, AC, axle, kelistrikan, understell, audio-video, dan karoseri.

Sebuah bus yang telah melewati regular preventive maintenance umumnya kembali sehat dan berpenampilan prima.

• Total repair berupa perbaikan total pada sebuah bus. Ada tiga alasan sebuah bus harus menjalani perbaikan total yaitu (1) karena usia pemakaian; (2) sudah kurang layak dari segi model karoseri; dan (3) karena mengalami kecelakaan. Demi menjaga penampilan armada agar selalu tampil trendy (mengikuti model terbaru), Perseroan menerapkan kebijakan setiap bus harus menjalani body improvement setiap 3 s/d 4 tahun yaitu berupa perbaikan/ peningkatan terhadap bagian-bagian tertentu dari body bus seperti kerangka, kepala dan belakang bus, serta merubah interior dengan mengganti kursi penumpang. Sedangkan penggantian menyeluruh terhadap karoseri

(total body replacement) dilakukan 2 s/d 3 tahun setelah sebuah bus telah menjalani body improvement. Saat

akan menjalani total body replacement, bus tersebut dibongkar terlebih dahulu hingga tersisa hanya chassis dan mesin lalu dilakukan perbaikan-perbaikan pada understell, kemudian dikirimkan ke perusahaan karoseri untuk dibangun karoseri yang baru.

Sekaligus saat menjalani total repair, baik body improvement maupun total body replacement, dilakukan juga

preventive maintenance terhadap mesin, transmisi, AC, axle, kelistrikan, understell, audio-video. Sebuah bus

yang baru mengalami total body replacement akan berpenampilan trendy dan sangat nyaman ditumpangi sebagaimana layaknya bus baru.

• Check and recheck adalah melakukan pemeriksaan detil dan rutin terhadap bus sebelum dan sewaktu armada bus akan diberangkatkan untuk beroperasi. Setiap bus yang baru selesai beroperasi terlebih dahulu harus masuk ke Divisi Cek Awal untuk menganalisis dan memerlukan tindakan segera atas komponen-komponen yang perlu dirawat, diperbaiki atau diganti. Final check akan dilakukan kembali saat bus tersebut akan beroperasi. Dengan demikian diharapkan bus tersebut akan lancar selama dalam perjalanan.

• Kendaraan siap operasi (KSO). Sebuah kendaraan dinyatakan siap operasi hanya jika ada clearance atau pernyataan dari Bengkel. Sebelum status sebuah bus dinyatakan (KSO), bus tersebut harus dimasukkan kembali ke dalam pit atau lajur pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan final check, sekaligus memeriksa kebersihan bus secara keseluruhan terhadap interior, eksterior, selimut, sarung bantal, kemiringan dan jarak tempat duduk, toilet, smoking area termasuk pemeriksaan terhadap kelengkapan lainnya seperti kelengkapan audio-video, pengharum kabin, pemecah kaca jendela, dan lain sebagainya. Semuanya harus mengikuti standar yang telah ditentukan.

(18)

5. Sistem Teknologi Informasi

Perseroan menerapkan teknologi informasi yang inovatif untuk mendukung operasional pelayanan, meningkatkan kenyamanan konsumen, dan meningkatkan produktivitas pengemudi. Perseroan telah menginstalasikan sistem pemantauan Global Positioning System (GPS) pada seluruh armada bus AKAP agar Departemen Operasi Perseroan dapat memantau keberadaan armada bus selama 24 jam.

Setiap hari Perseroan dapat memonitor (mengawasi dan melacak) bus-bus yang ada dalam perjalanan dengan menggunakan GPS Tracking Report. Dampak dari pemakaian GPS terhadap Perseroan adalah Perseroan dapat mengelola risiko operasional dengan secara tanggap merespon bila ada tanda emergency atau keadaan darurat menyala di layar monitor. Perseroan dapat dengan segera menghubungi nomor telepon di bus yang bersangkutan untuk menanyakan mengenai kondisi kerusakan ataupun kecelakaan yang terjadi. Secara cepat, Departemen Operasional Perseroan dapat menghubungi pihak-pihak terkait sehubungan dengan adanya kerusakan/kecelakaan tersebut.

Seluruh kantor perwakilan terhubung dengan Depo Utama Bogor menggunakan jaringan internet. Setiap kantor perwakilan memasukkan data penjualan ke dalam Program Ticketing, kemudian diverifikasi di Depo Utama Bogor. Berikut ini adalah diagram interkoneksi antara Depo Utama Bogor (HO) dan kantor perwakilan (site) :

Pada saat ini Perseroan memiliki beberapa piranti lunak pengolahan data, antara lain :

• Program Ticketing pada bagian Sales dan Ticketing di Depo Utama Bogor maupun kantor perwakilan. Program tersebut digunakan untuk mencatat penjualan tiket beserta informasi rinciannya seperti nama penumpang, kode trayek, tanggal keberangkatan, harga tiket, kode agen penjual tiket, dll.

• Program SAP ERP dengan modul MM (Material Management), FI (Financial Accounting) dan CO (Controlling) di Depo Utama Bogor, Depo Busway TransJakarta Ceger - Jakarta Timur, dan seluruh kantor perwakilan/cabang. Segmen AKAP, Segmen Busway dan Segmen TransJakarta menggunakan program sistem informasi yang sama di Bagian Akunting, Bagian Keuangan, dan Bagian HR (personalia). Sedangkan di Bagian Marketing dan Ticketing, keduanya memiliki program yang berbeda dikarenakan perbedaan kegiatan kerja. Usaha Busway TransJakarta tidak menggunakan Program Ticketing dikarenakan Perseroan tidak mendapatkan pembayaran berdasarkan jumlah penumpang/tiket yang terjual, tetapi dibayar berdasarkan jumlah kilometer tempuh dari pemberi kerja yaitu BLU TransJakarta.

6. Standar Keselamatan

Perseroan berkomitmen pada kegiatan operasional yang aman. Perseroan mematuhi peraturan-peraturan mengenai keselamatan, termasuk peraturan mengenai kelengkapan keamanan bus, kualifikasi pengemudi bus dan pengoperasian bus dengan aman.

Perseroan melaksanakan program-program keselamatan, mengawasi kepatuhan, dan pengujian program keselamatan selama berlangsungnya kegiatan/operasi Perseroan. Perseroan melakukan pemeriksaan rutin atas keamanan setiap bus pada saat setiap bus kembali dari operasi. Kru bus senantiasa harus memeriksa keamanan bus dalam perjalanan dan memastikan bus telah memenuhi syarat-syarat pemeliharaan dan keamanan selama perjalanan. Perseroan juga melaksanakan sejumlah program keselamatan bagi kru bus untuk meningkatkan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlalu-lintas demi meminimalisir tingkat kecelakaan.

Pada saat bus berada di depo dan sebelum bus berangkat beroperasi, Bagian Operasi dan Bagian Bengkel Perseroan telah memeriksa armada bus guna memastikan bahwa standar-standar keselamatan kendaraan terpenuhi. Perseroan

(19)

Risiko kerusakan dan kecelakaan merupakan risiko yang dihadapi dalam operasional Perseroan sebagai perusahaan angkutan darat. Tingginya laju pertumbuhan volume kendaraan di jalan raya semakin meningkatkan potensi risiko kecelakaan lalu lintas bagi seluruh pengguna jalan raya termasuk Perseroan. Perseroan selalu berupaya tanggap menangani bus yang bermasalah di perjalanan. Jika terjadi masalah terhadap bus (rusak, kecelakaan atau masalah lainnya), kru bus dapat menekan tombol emergency yang terdapat pada alat GPS untuk menghubungi dan melaporkan kondisi atau kejadian agar Bagian Operasi dapat segera menangani atau memberi arahan untuk pertolongan pertama. Perseroan akan segera mengirimkan tim ke lokasi kejadian sehingga bus yang bermasalah dapat ditangani secepat mungkin, dan jika diperlukan, Bagian Operasi akan mengirimkan bus pengganti. Prioritas pertama dalam penanganan kerusakan dan kecelakaan bus adalah mengupayakan agar penumpang bisa segera melanjutkan perjalanan.

7. Prospek Usaha

Perseroan sangat memahami dan mendukung Pemerintah dalam hal mengatasi kemacetan lalu lintas. Salah satu langkah antisipatif dari Pemerintah adalah membenahi sistem transportasi angkutan darat penumpang umum, antara lain dengan memberi berbagai insentif dan kemudahan kepada pengusaha angkutan darat penumpang umum terutama angkutan bus umum, seperti misalnya subsidi bahan bakar, pengurangan bea masuk kendaraan, kemudahan perizinan usaha dan trayek, serta kemudahan-kemudahan lainnya.

Pada September 2010, Wakil Presiden Boediono telah menginstruksikan –17 Langkah Atasi Kemacetan Jakarta. UKP4 ditunjuk sebagai koordinator dalam mengawasi implementasinya. Ke-17 instruksi Wakil Presiden itu adalah : 1. Berlakukan electronic road pricing, yakni penggunaan jalan dengan sistem berbayar.

2. Sterilkan jalur busway. Terdapat empat koridor bus TransJakarta sebagai empat koridor utama dalam proyek

sterilisasi. Dalam hal ini, sterilisasi adalah menertibkan jalur busway dari pengendara sepeda motor dan mobil yang memaksa masuk ke jalur busway.

3. Kaji parkir on-street disertai penegakan hukum. Melalui renaksi ini, warga diharapkan mulai tertib dan

tidak memarkir kendaraan bermotornya di pinggir jalan, karena telah seringmenjadi kontributor utama dari kemacetan.

4. Perbaiki sarana-prasarana jalan. Agenda ini akan dilaksanakan melalui penerbitan peraturan pelaksanaan

kontrak tahun jamak berbasis kinerja, pembuatan dan perbaikan marka jalan, penyediaan ruang pedestrian, serta pengaturan arah jalan, rambu, dan lampu lalu-lintas.

5. Tambah jalur busway hingga mencapai 12 koridor.

6. Untuk angkutan transportasi, siapkan harga bahan bakar gas (BBG) khusus. Hal ini merupakan langkah

positif dimana pemerintah menyuntikkan insentif terhadap angkutan umum agar beralih menggunakan BBG serta menambah titik-titik pengisian BBG.

7. Tertibkan angkutan umum liar, terutama bus kecil yang tak efisien. Instansi terkait mampu mendorong bus

kecil beralih menggunakan armada bus yang lebih besar.

8. Optimalkan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek dengan re-routing, yakni hanya akan single operation.

9. Tertibkan angkutan liar sekaligus tempat perhentiannya.

10. Bangun layanan mass rapid transit (MRT) jalur Lebak Bulus-Bundaran HI yang masa konstruksinya

ditargetkan untuk dimulai pada 2011.

11. Bentuk Otoritas Transportasi Jakarta (OTJ). Gubernur DKI Jakarta akan memainkan peran selaku koordinator

antar instansi terkait.

12. Tambah jalan tol — rencananya akan dibangun enam ruas jalan tambahan.

13. Batasi kendaraan bermotor, mengingat, terutama di Jakarta, setiap tahunnya konsumsi dan angka penjualan

kendaraan bermotor relatif tinggi. Dampaknya, itu menjadi sumber masalah baru, mulai dari kemacetan hingga polusi.

14. Siapkan lahan park and ride untuk mengurangi kendaraan serta untuk mendukung penggunaan KRL sebagai

insentif yang sesuai untuk menarik lebih banyak masyarakat menggunakan KRL sebagai moda transportasi. 15. Bangun double-double track KRL Jabodetabek ruas Manggarai-Cikarang.

16. Percepat pembangunan lingkar-dalam KRL yang diintegrasikan dengan sistem MRT.

17. Percepat pembangunan KA bandara.

Apabila ke-17 butir program kerja tersebut dapat terealisasi, maka prospek industri angkutan darat penumpang umum akan semakin cerah. Subsidi BBM yang meningkat setiap tahun akibat pesatnya pertumbuhan kendaraan

(20)

Melalui program UKP4, Pemerintah akan melakukan perbaikan sistem transportasi darat untuk mobilisasi masyarakat dan barang, sehingga prospek angkutan darat tetap terbuka dengan potensi yang sangat besar.

Dengan prospek yang demikian besar, para pengusaha akan bersemangat untuk meningkatkan kualitas bus dan layanannya sehingga masyarakat pengguna kendaraan bermotor pribadi secara sukarela akan bersedia menggunakan jasa angkutan darat penumpang umum. Perseroan melihat bahwa rencana pembenahan yang akan dilakukan oleh Pemerintah itu akan memberi peluang bagi Perseroan untuk konsisten berkegiatan di bidang usaha angkutan darat penumpang umum.

8. Strategi Usaha

Perseroan memiliki visi menjadi perusahaan transportasi darat terbaik di Indonesia dengan system yang terintegrasi dan layanan prima, sedangkan misi Perseroan adalah memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik, serta membangun layanan transportasi darat yang aman, nyaman, tepat waktu dan memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan ini, Perseroan memiliki dua focus strategi yaitu sebagai berikut :

C.1. Strategi Jangka Pendek

Perseroan ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri jasa angkutan darat penumpang umum AKAP di pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Untuk mewujudkan hal ini, Perseroan akan menerapkan langkah-langkah strategi jangka pendek. Perseroan berencana untuk membuka trayek-trayek baru terutama untuk wilayah yang tidak bersinggungan dengan moda transportasi udara maupun kereta api, serta menata ulang trayek-trayek (rerouting) yang kurang menguntungkan. Untuk mengantisipasi rencana pembukaan trayek-trayek baru maupun penataan ulang trayeknya, Perseroan berencana menambah kantor perwakilan baru dan menambah jumlah agen penjualan tiket yang tersebar di sepanjang trayek pulau Bali, Jawa dan Sumatera termasuk di kota-kota kecil yang terpelosok. Persyaratan ketat yang diberlakukan kepada seluruh agen Perseroan antara lain adalah hanya boleh menjual tiket bus AKAP milik Perseroan saja dan diharuskan menjual tiket sesuai dengan tarif yang ditetapkan Perseroan.

Perseroan berencana untuk melakukan penambahan jumlah unit bus dan peremajaan bus. Selain penambahan jumlah bus yang akan dialokasikan pada trayek-trayek yang sudah dilayani maupun pada trayek-trayek baru, Perseroan berencana untuk meremajakan sebagian armada bus yang sudah cukup lama melayani trayek AKAP agar penumpang merasa tetap nyaman untuk bepergian jarak jauh.

Untuk memastikan tingkat kesiapan operasi armada, Perseroan akan mengembangkan fasilitas depo/bengkel di pusat (Bogor dan Jakarta) maupun di daerah-daerah seperti Medan, Palembang, Pekanbaru, Surabaya, Denpasar, dan Jember. Hal ini tentu harus diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga mekanik. Untuk itu, Perseroan tetap akan melanjutkan program pendidikan 6 bulan khusus mekanik Mercedes-Benz bekerja sama dengan Training Center Mercedes-Benz Indonesia. Untuk mengantisipasi penambahan jumlah armada bus AKAP dan penambahan trayek, Perseroan sudah mulai merekrut dan melatih awak bus baru dan akan terus meningkatkan jumlahnya demi mempertahankan rasio yang ideal antara jumlah armada bus dengan jumlah awak bus.

Perseroan juga akan menambah jumlah kantor penjualan tiket dan akan melakukan standarisasi tata muka (layout) kantor-kantor penjualan tiket untuk mencerminkan identitas korporasi (corporate identity). Selain itu, Perseroan telah mengimplementasikan penjualan tiket dalam jaringan (on-line) berbasis internet (e-Ticketing) untuk seluruh kantor-kantor cabang/perwakilan demi memudahkan sistem pengadministrasian penjualan tiket. Untuk kantor agen, belum seluruhnya diimplementasikan karena terkendala kantor agen yang belum memadai. Diharapkan, awal kuartal kedua tahun 2014 penjualan tiket secara on-line sudah bisa diakses oleh publik agar para calon penumpang bias membeli tiket bus Perseroan kapan saja dan dimana saja. Melalui e-Ticketing, calon penumpang bias membeli tiket bus AKAP milik Perseroan secara on-line tanpa harus mendatangi kantor-kantor penjualan tiket.

Rencananya, implementasi e-Ticketing secara resmi dan menyeluruh (go live) akan launching pada awal kuartal kedua tahun 2014. Implementasi sistem e-Ticketing ini berdampak saling menguntungkan bagi calon penumpang dan Perseroan. Di satu sisi, para calon penumpang dapat merencanakan perjalanan jauh hari sebelumnya dan mendapat kepastian jadwal keberangkatan dan nomor kursi. Di sisi lain, Perseroan diuntungkan dengan penerimaan di muka jauh hari sebelum hari keberangkatan. Selain itu, secara internal Perseroan akan lebih mudah memonitor penjualan di seluruh kantor perwakilan yang sekaligus memudahkan pengaturan arus kasnya, serta memudahkan proses pengaturan jadwal operasi bus dan awak bus. Perseroan juga berencana memperluas agen penjualan tiket melalui kerja sama dengan jaringan gerai-gerai toko swalayan.

Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan juga sudah mengaplikasikan sistem komputer SAP ERP secara menyeluruh

(go live) untuk mengintegrasikan seluruh proses administrasi bisnis Perseroan. Untuk pengembangan bisnis,

(21)

Pasar utamanya adalah masyarakat yang bekerja di kota Jakarta atau sebaliknya, dimana mereka setiap pagi berangkat ke kota Jakarta dan sore hari kembali ke rumah, atau sebaliknya. Perseroan sudah memiliki izin trayek untuk mewujudkan rencana Feeder Satelit.

Perseroan memiliki strategi tersendiri dalam hal keunggulan biaya (cost advantage) dalam merealisasikan pengoperasian Feeder Satelit sehingga akan menjadi keunggulan daya saing tersendiri dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaing. Feeder APTB dan BKTB melayani penumpang yang berasal dari kota-kota penyangga yang terkoneksi langsung dengan layanan Busway TransJakarta dan rute-rute Feeder Busway TransJakarta milik Perseroan. Perseroan sudah mengajukan surat permohonan kepada Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta agar dapat ditunjuk sebagai salah satu operator APTB dan saat ini Perseroan sedang menunggu jawaban.

C.2. Strategi Jangka Panjang

Perseroan bertekad untuk menjadi perusahaan transportasi terintegrasi yang pertama dan berharap menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Dalam jangka panjang, Perseroan akan melanjutkan program pembukaan trayek-trayek baru seperti memasuki wilayah pulau Kalimantan dan Sulawesi karena kedua pulau besar tersebut merupakan pasar yang sangat prospektif apabila jalan raya Trans Kalimantan dan Trans Sulawesi sudah terealisasikan. Perseroan juga akan mengembangkan Feeder Satelit dari dan ke kota-kota penyangga Jakarta lainnya, seperti Tangerang, Serpong, Karawaci, Cilegon, Merak, Bekasi, Cikarang, dan lain sebagainya, dan proaktif mengembangkan kerja sama dalam program APTB dan BKTB dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Dalam proyek Busway TransJakarta di DKI Jakarta maupun proyek bus rapid transit sejenis di kota-kota besar propinsi lainnya, Perseroan akan berusaha untuk memenangkan tender pada proyek-proyek busway dan sejenisnya. Untuk memperkuat divisi Bengkel, Perseroan secara berkelanjutan akan bekerja sama dengan Mercedes-Benz Indonesia Academy untuk mengirimkan calon-calon mekanik baru untuk dididik di dalam program pendidikan 6 bulan dan Diploma-3. Perseroan berencana untuk menjadikan divisi Workshop sebagai unit usaha yang berorientasi laba (profit center) dengan harapan dapat tercipta efisiensi biaya dan mutu yang lebih baik dalam hal perawatan dan perbaikan, serta control internal yang efektif atas penggunaan suku cadang.

Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, Perseroan berencana untuk memasuki bidang usaha lainnya yang terkait dan dapat bersinergi dengan usaha utama, antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebagai tempat pengisian bahan bakar minyak untuk armada bus segmen AKAP milik Perseroan dan umum, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPPBG) sebagai tempat pengisian bahan bakar gas untuk armada bus segmen Busway TransJakarta milik Perseroan dan operator lainnya, serta fasilitas area istirahatsebagai tempat rehat bagi penumpang dan armada bus segmen AKAP, dan park & ride bagi para penumpang busway di mana mereka bisa memarkir kendaraannya lalu melanjutkan perjalanan dengan Busway TransJakarta milik Perseroan. Perseroan juga berencana untuk memasuki bidang-bidang usaha transportasi darat lainnya seperti layanan bus pariwisata, shuttle service (layanan antar jemput) bagi karyawan perusahaan.

Perseroan menyadari bahwa bidang ini sudah banyak digarap oleh operator lainnya, namun demikian Perseroan telah mempersiapkan strategi tertentu untuk memasuki bidang-bidang ini. Perseroan juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan operator AKAP lainnya pada trayek-trayek yang berpotensi untuk dikembangkan.

Perseroan sangat memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang terlibat pada industri transportasi angkutan bus umum seperti awak bus, mekanik dan manajemen. Dalam jangka 5 tahun mendatang, Perseroan berencana untuk mendirikan sekolah setingkat Diploma-3 untuk manajemen transportasi darat dan mekanik, serta pusat pendidikan dan latihan khusus untuk menghasilkan pengemudi siap pakai. Perseroan akan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak eksternal terkait seperti pemasok kendaraan bus, kepolisian, Kementerian Perhubungan, serta Dinas Perhubungan di tingkat propinsi.

9. Sumber Daya Manusia

Manajemen menyadari pentingnya peran Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mitra utama dalam mendukung kelangsungan usaha Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik terutama dalam situasi persaingan usaha yang semakin ketat.

Kesejahteraan Karyawan dan Program Pensiun

(22)

Perseroan menyadari bahwa kinerja usaha Perseroan sangat terpengaruh pada kondisi sumber daya manusia, sehingga kebijakan manajemen berhubungan dengan peran sumber daya manusia antara lain diwujudkan dalam pemenuhan peraturan-peraturan Pemerintah dalam hal ketenagakerjaan disamping fasilitas-fasilitas lainnya, seperti :

1. Jaminan sosial tenaga kerja melalui jasa asuransi dari PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No: 99IK2011 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 2006;

2. Jasa pelayanan asuransi kesehatan dari PT A.J. Bringin Jiwa Sejahtera dengan Nomor Polis: GA.003.0.1401 tanggal 20 Januari 2014 yang berlaku sejak tanggal 10 Januari 2014 sampai dengan 4 Januari 2015; dan 3. Jasa pelayanan asuransi kecelakaan kerja dari PT Bess Central Insurance dengan Nomor Polis: 1006130000026

jo. Quotation Renewal tanggal 10 Januari 2014 yang berlaku sejak Januari 2014 sampai dengan Januari 2015.

Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan

Sebagai langkah awal dalam pembinaan seluruh karyawannya, Perseroan menerapkan system rekrutmen (penerimaan pegawai) yang baik untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan dan standar Perseroan. Dengan berpedoman pada perencanaan tenaga kerja atau kebutuhan sumber daya manusia maka akan dilaksanakan proses rekrutmen.

Pelaksanaan Rekrutmen dapat diperoleh dari sumber Eksternal atau sumber Internal. Sumber Eksternal adalah penerimaan baru dari luar Perseroan, sedangkan sumber Internal adalah mendapatkan karyawan diantara karyawan yang ada dengan memperhatikan faktor loyalitas, potensi, kemampuan dan ketrampilan karyawan sesuai posisi yang dibutuhkan.

Tahapan dalam proses rekrutmen (sumber Eksternal) meliputi: Seleksi lamaran sesuai kualifikasi yang dibutuhkan, tes penyaringan secara tertulis (psikotes) dan juga tes kemampuan & pengetahuan khusus yang disesuaikan dengan bidangnya masing masing, serta tes interview. Proses rekrutmen dilaksanakan terpusat, di mana perwakilan/depo tidak diperkenankan menerima karyawan baru tanpa sepengetahuan dan seizin Manager HRD. Proses seleksi sampai dengan penerimaan karyawan sepenuhnya juga menjadi wewenang dari Manager HRD. Bilamana ada kebutuhan personil di setiap bagian ataupun kantor perwakilan maka Departement terkait atau perwakilan akan mengajukan permintaan penambahan personil kepada Manager HRD dan selanjutnya dimulailah proses tahapan rekrutmen sampai dengan penerimaan pegawai.

Karyawan yang telah diterima selanjutnya akan diserah-terimakan kepada Departemen terkait untuk dibimbing dan diarahkan sesuai posisinya dan bilamana diperlukan adanya pelatihan atau training khusus maka akan dilaksanakan terlebih dahulu.

Selain itu, guna meningkatkan produktivitas kerja, Perseroan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapat pendidikan dan pelatihan yang baik sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan yang diadakan oleh internal Perseroan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Dengan pelatihan diharapkan karyawan dapat meningkatkan potensi, kemampuan dan ketrampilannya sehingga pekerjaan yang dilakukannya dapat lebih efektif dan efisien. Pekerjaan yang dilaksanakan menjadi lebih cepat dan lebih baik. Penggunaan peralatan dan sarana menjadi lebih lama, lebih hemat dan tanggung jawab menjadi lebih besar. Kesempatan dalam jenjang karir lebih terbuka dengan adanya penambahan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan.

Pelaksanaan pelatihan telah dirancang melalui Program Pelatihan yang dibuat setiap awal tahun bekerjasama dengan rekanan perusahaan yaitu dari para pemasok (misalnya pelatihan mengenai pengetahuan ban, AC, pemasangan kaca, pengecatan, dan teknik-teknik perbaikan armada dengan Daimler Chrysler, dll.) ataupun dari lembaga-lembaga pelatihan dan instansi-instansi yang berkait.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pelatihan dan instansi terkait misalnya program pelatihan di bidang logistik atau pergudangan, pengetahuan pajak, pelatihan di bidang finance atau accounting, HRD, kesekretarisan, pelatihan-pelatihan kedisiplinan dan peningkatan kualitas mental pengemudi yang diselenggarakan oleh Departemen Perhubungan dan Pusdiklantas dan lain-lain.

Forum Komunikasi Karyawan

Karyawan tetap Perseroan tidak memiliki/ membentuk serikat pekerja yang terafiliasi dengan serikat pekerja di luar Perseroan. Atas inisiatif sendiri, para pengemudi membentuk sebuah forum komunikasi yang dinamai Forum Komunikasi Antar Pengemudi (FOKAPI) dan para kenek membentuk sebuah forum komunikasi yang dinamai Forum Komunikasi Antar Kenek (FOKAKI). Forum ini memungut iuran dari para anggotanya yang dipergunakan untuk

(23)

10. Penghargaan

Ernst & Young Enterpreneur of the Year 2003 Indonesia “Lifetime Achievement Award” Mr. Gusti Terkelin Soerbakti-President Lorena

Group.

Penghargaan Kinerja Terbaik Perusahaan Otobis Tingkat Nasional, Departemen

Perhubungan RI, (2001

Penghargaan Pengemudi Terbaik di DKI Jakarta, Departemen Perhubungan RI, (2001)

Piagam Penghargaan Kinerja Terbaik

Perusahaan Otobis AKAP & AKDP (2001) Piagam Penghargaan JuaraI Bus Antar Kota (2001 & 2002) Piagam Penghargaan 5th International Transport Award, Belgium (2002)

Piagam Penghargaan Golden Asia Award for

Excellence, Hongkong (2002) Sertifikat ISO 9001:2000 (2003)

Piagam Penghargaan Lifetime Achievement di Bidang Angkutan Jalan dari Menteri

(24)

TATA KELOLA PERSEROAN

Penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan standar tertinggi merupakan komitmen dari seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan. Penerapan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran telah dimasukkan dalam nilai-nilai Perseroan.

Dengan diterapkannya nilai-nilai inti Perseroan yang terintegrasi ke dalam Tata Kelola Perusahaan memberikan jaminan keberlangsungan Perseroan, kemampuan daya saing yang tinggi dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak antara lain pemegang saham, karyawan, masyarakat dan external stakeholder lain. Termasuk dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan adalah memastikan pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan risiko dan mitigasinya, pengelolaan keuangan yang prudent, patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari potensi benturan kepentingan.

Untuk menerapkan GCG (Good Corporate Governance), Perseroan telah mempersiapkan perangkat perangkat yang diperlukan antara lain: Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang yang termasuk 1 (satu) Komisaris Independen, Dewan Direksi sebanyak 4 (empat) orang yang termasuk 1 (satu) satu orang Direktur Tidak Terafiilasi serta Sekretaris Perusahaan. Selain itu Perseroan telah membentuk Pengendalian Internal (Internal Audit). Fungsi Internal Audit akan melakukan penelaahan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai persiapan pelaporan keuangan dan keterbukaan informasi, sistem untuk pengendalian internal dan sistem untuk manajemen risiko.

1. Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ tertinggi Perseroan yang memiliki kewenangan yang tidak dimiliki oleh organ lain dalam Perseroan.

Selama tahun 2013, para pemegang saham telah melaksanakan 2 kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yaitu pada tanggal 22 Juli 2013 dan tanggal 25 Nopember 2013.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen yang dipilih dan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan Komisaris melaksanakan tugas-tugas dan kewenangannya berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun 2013, dalam rangka melaksanakan tugasnya, seluruh Dewan Komisaris telah melakukan rapat Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) kali dan dengan Dewan Direksi yang melibatkan dan dihadiri oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris menerima kompensasi yang ditentukan oleh pemegang saham dan dibayarkan bulanan. Dewan Komisaris tidak menerima uang jasa atas kehadiran mereka dalam rapat rapat Dewan Komisaris. Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diterima oleh Dewan Komisaris pada tahun 2013 adalah sebesar

Rp706.468.936,-3. Dewan Direksi

Direksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional Perseroan dalam kesehariannya menurut Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, memimpin dan mengatur penyusunan strategi dan kebijakan untuk pelaksanaan operasional Perseroan sehari-hari.

Direksi menerima kompensasi yang ditentukan oleh pemegang saham pada saat RUPS tahunan, dan dibayarkan bulanan. Direksi tidak menerima uang jasa atas kehadiran mereka dalam rapat-rapat Direksi. Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diterima oleh Direksi pada tahun 2013 adalah

Rp1.663.665.710,-4. Komite Audit

Perseroan akan membentuk Komite Audit sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 dan Peraturan BEI No. I-A, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia atau pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan berikutnya, kejadian mana yang lebih cepat terlaksana.

(25)

Piagam Unit Audit Internal. Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal dan menyusun Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) berdasarkan Surat Keputusan Direksi tentang Penyusunan Piagam Audit Internal No. Kep: 009/ESLT/CEO/V/2013 tertanggal 1 Mei 2013.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tentang Pembentukan Unit Audit Internal dan Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal No. 008/ESLT/CEO/V/2013 tertanggal 1 Mei 2013 Perseroan telah menunjuk Hendrik Ronaldo sebagai Kepala Unit Audit Internal.

Fungsi departemen ini adalah :

1. Menjadi penilai independen yang berperan membantu Direksi dalam mengamankan investasi dan aset Perusahaan secara efektif dari sisi akuntansi dan audit;

2. Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas sistem dan prosedur pada semua kegiatan Perusahaan dan fungsi-fungsi pendukungnya;

3. Melakukan koordinasi dengan Komite Audit dan auditor eksternal agar kelancaran proses audit dapat tercapai.

Tugas dan tanggung jawab Departemen ini adalah sebagai berikut :

1. Mengakses seluruh informasi yang relevan, melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, dan Dewan Komisaris, serta Komite Audit dengan sepengetahuan Komisaris;

2. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, serta Komite Audit; 3. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal;

4. Menyusun usulan perubahan dan melaksanakan Piagam Audit Internal;

5. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperoleh, dalam kaitan dengan penilaian efektivitas sistem audit;

6. Menilai dan menganalisa aktivitas Perseroan, namun tidak mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang ditelaah/diaudit;

7. Kepala Audit Internal dapat mengalokasikan sumber daya, fokus, ruang lingkup, jadwal auditor, dan penerapan teknik audit untuk mencapai tujuan audit, mengklarifikasi dan membicarakan hasil audit, meminta tanggapan lisan/tertulis pada auditee, memberikan saran dan rekomendasi.

6. Sekretaris Perusahaan

Sehubungan dengan pemenuhan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.4 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan jo. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. No.023-1/ESLT/BG/CEO/IV/2013 tanggal 1 April 2013, Perseroan telah mengangkat Porman Tambunan sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Penunjukan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 April 2013. Porman Tambunan menyelesaikan pendidikan terakhir pada Program Magister Manajemen Pasca Sarjana, Jurusan Strategic Management, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008 dengan predikat cum laude, serta berpengalaman di industri pasar modal selama 12 tahun sebelum menjadi Corporate Secretary pada Perseroan.

Tanggung Jawab Utama

Memastikan bahwa organisasi memenuhi undang-undang dan ketentuan yang berlaku, mengingatkan anggota Direksi untuk tetap mengetahui tanggung jawab hukum mereka, memimpin dan memfasilitasi pertemuan atau rapat Direksi/pengurus Perseroan dengan pemegang saham dan memberikan laporan atau edaran kepada pemegang saham dan Direksi/pengurus Perseroan. Selain itu, tanggung jawab lainnya dari Sekretaris Perusahaan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, tugas dan tanggung jawab utama Sekretaris Perusahaan adalah :

1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

(26)

4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan dan masyarakat; dan

5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh direktur Perseroan. Alamat Corporate Secretary :

Jl. Raya Tajur No.106, Bogor, Jawa Barat Telp : (62-251) 8356666

Faks : (62-251) 8355666

E-mail : investor-relation@lorena-transport.com

7. Manajemen Risiko

Dalam rangka untuk mengelola risiko usaha yang dihadapi Perseroan secara efektif, Dewan Direksi Perseroan telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko yang sejalan dengan tujuan Perseroan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko yang di hadapi Perseroan. Perseroan menerapkan manajemen risiko berupa :

Manajemen Risiko Mata Uang Asing

Perseroan tidak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing dikarenakan tidak ada transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing.

Manajemen Risiko Tingkat Bunga

Perseroan juga terekspos terhadap dampak perubahan tingkat bunga karena memiliki pendanaan dari pinjaman yang memiliki tingkat bunga mengambang dan tetap. Perseroan melakukan penalahaan berkala atas dampak perubahan suku bunga dan senantiasa menjaga komposisi pendanaan dengan sesuai kebutuhan untuk mengelola risiko suku bunga. Berdasarkan analisis tersebut, Perseroan menghitung dampak terhadap laba rugi komprehensif dari pergeseran tingkat bunga yang ditetapkan.

Manajemen Risiko Kredit

Risiko kredit Perseroan terutama melekat pada rekening bank, pinjaman piutang kepada pihak-pihak berelasi dan piutang usaha. Risiko kredit pada saldo bank berisiko kecil karena ditempatkan pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak-pihak berelasi. Eksposur Perseroan dan counterparties secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait terbesar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparties yang ditelaah dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.

Manajemen Risiko Likuiditas

Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor pinjaman dan sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga serta memastikan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang mengikat, dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. Perseroan mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan yang mengikat dari pemberi pinjaman yang andal.

(27)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Perseroan memiliki dan menaruh perhatian kepada masyarakat sebagai wujud dari bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan telah melakukan beberapa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan antara lain adalah :

(i) Pada tahun 2013, bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia dan DRS Foundation mengadakan bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu di Jakarta yang dilaksanakan di beberapa kelurahan di Jakarta.

(ii) Pada tahun 2012, bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia dan DRS Foundation mengadakan bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu di Jakarta yang dilaksanakan di beberapa kelurahan di Jakarta, serta beberapa gereja seperti HKBP, GBKP dan GPDI di Jakarta.

(iii) Pada tahun 2011, Memberikan asistensi perawatan kesehatan lanjutan bagi masyarakat yang tidak mampu dan terdeteksi memiliki penyakit serius yang harus ditindaklanjuti untuk masyarakat di sekitar Depo Utama Bogor dan Depo Jakarta Selatan.

(iv) Setiap tahun, Perseroan memberikan bantuan sapi dan kambing utk masyarakat di sekitar Depo Utama Bogor, Depo Jakarta Selatan dan beberapa kantor perwakilan lain seperti di Pekanbaru pada perayaan hari raya Idul Adha setiap tahunnya.

Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp82 juta, Rp69 juta, Rp51 juta, Rp36 juta dan Rp117 juta.

(28)

PROFIL DEWAN KOMISARIS

1. Kumpul Kariany Sembiring Presiden Komisaris

2. May. Jen. TNI (Purn). Samsudin Komisaris

3. May. Jen. TNI (Purn). Santo Budiono Komisaris Independen

1

2

(29)

Kumpul Kariany Sembiring

Presiden Komisaris

Warga Negara Indonesia, 65 tahun. Lulus dari SMA Negeri 4 Medan pada tahun 1965.

Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Ryanta Mitra Karina (1989-sekarang), Komisaris PT Eka Sari Lorena Airlines (2008-sekarang), Komisaris PT Sari Lorena (2007-sekarang) dan Komisaris ESL Express (1998-sekarang).

Ditunjuk pertama kali menjadi Komisaris Utama di Perseroan berdasarkan Akta Pendirian No.70 tertanggal 26 Februari 2002 yang dibuat dihadapan H.M. Afdal Gazali, SH., Notaris di Jakarta.

May. Jen. TNI (Purn). Samsudin

Komisaris

Warga Negara Indonesia, 75 tahun. Lulus dari US ARMY WAR COLLEGE pada tahun 1980.

Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Komisaris PT. Tambang Batubara Bukit Kendi - anak perusahaan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (1999-2004), Direktur PO Karina (2000-2003), Direktur PT Dayak Besar (1998-2002), Anggota Komnas HAM (1997-2007), Ketua Komisi II DPR RI (1987 – 1994), Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri TNI-AD (1985-1987), Panglima Kodam X/Lambung Mangkurat (1982-1985), Kasdam di Kodam XVII/Cendrawasih (1981-1982), Danrem Abepura Kodam XVII/ Cenderawasih (1978-1979), Asisten Operasi Kodam XVII/Cenderawasih (1975-1978), Komandan Grup I Kopassandha/ RPKAD (1973-1975).

Ditunjuk pertama kali menjadi Komisaris di Perseroan berdasarkan hasil RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 30 Desember 2010 dan telah dituangkan dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.35 tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat oleh Rudy Siswanto, SH., Notaris di Jakarta.

May. Jen. TNI (Purn). Santo Budiono

Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 74 tahun. Lulus dari Akmil pada tahun 1962.

Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Komisaris Utama PT. Kereta Api (1996-2001); Pjs. Direktur Utama PT. Kereta Api (1999), Direktur Jenderal Perhubungan Darat - Departemen Perhubungan R.I (1996-2001), Komisaris Utama PT. Damri (1992-1996), Asisten Komunikasi dan elektronika ABRI (1991-1992), Direktur Perhubungan – TNI AD (1985-1991), Atase Pertahanan RI di Dhaka Bangladesh (1981-1985), Wa Kahubdam V Brawijaya (1975-1977), Komandan Sekolah Pusdikhub (1972-1974), Sekertaris Direktorat Perhubungan TNI-AD (1970-1971), Staf Liasson Perwakilan R.I Tawao (1969-1970), Sekretaris Umum, Komando Tugas Gabungan SUMPIT (1968-1969), Komandan Kompi Perhubungan Komando Tugas Gabungan SUMPIT (1966-1968), Perwira Seksi 3 Yon Hub, Batalyon Perhubungan (1964-1966), Komandan Peleton Perhubungan (1963-1964).

Ditunjuk pertama kali menjadi Komisaris di Perseroan berdasarkan hasil RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 30 Desember 2010 dan telah dituangkan dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.35 tanggal 24 Januari 2011 yang dibuat oleh Rudy Siswanto, SH., Notaris di Jakarta.

(30)

PROFIL DEWAN DIREKSI

1. Gusti Terkelin Soerbakti Presiden Direktur

2. Eka Sari Lorena Soerbakti Direktur Pengembangan Usaha 3. Suhadi Direktur Operasi 4. Eddy Rusly Direktur Keuangan 3 1 4 2

Gambar

Tabel dibawah menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Entitas dalam rentang waktu  yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan non-derivatif dan  derivatif dimana jatuh tempo kontraktual sangat penting untuk pemaha

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu peneliti melakukan penelitian terhadap pohon jarak pagar ( Jatropha curcas ) yang diharapkan mempunyai kandungan yang sama dengan obat merah sebagai

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai beta sebesar -0,001 dan signifikansi sebesar 0,728 (0,728 > 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa batas waktu untuk dilaksanakannya pembatalan perkawinan dalam prakteknya tidak jauh berbeda antara Undang-undang Nomor

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan delik aduan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) bersifat sebagai delik aduan atau bukan didasarkan pada

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... Daftar Menu Makan ... Daftar Harga Koperasi ... Buku Induk Perpustakaan ... Jadwal Bedah Buku ... Daftar Obat UKS ...

Pengamatan penulis terhadap penahanan tersangka yang dilakukan oleh penyidik di lingkungan Kepolisian Kota Besar (selanjutnya disingkat Poltabes) Bandar

HA K CI PTA wlisan yang dimuat ada pada jurnal Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. NOMOR bukti penerbitan dalrm bentuk eetak lepas

28/ULP/SRT.TGS/IV/2016 tanggal 26 April 2016 yang selanjutnya dalam Berita Acara ini disebut Kelompok Kerja 12 Pekerjaan Konstruksi, telah melakukan Rapat Ralat Pemenang paket