• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar dan kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Univers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar dan kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Univers"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SANATA DHARMA Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: MARTIN SETIAWAN MAGHU 141334058. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN . Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan berkat dan rahmat-Nya. . Kedua orang tua tercinta, Bapak Cornelis Maghu dan Ibu Karunia Rambu Kareri Toga yang selalu setia memberikan dukungan moril dan materi serta yang tanpa henti selalu dipanjatkan.. . Kakak dan adik tercinta yang sudah memberikan dukungan, semangat dan doanya.. . Dosen Pembimbing Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M. Si yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing dan menuntun saya sampai skripsi ini selesai.. . Sahabat (Auko, Marsel, Rinto, Bayu, Deya, Irwan, Dhimas, Terre, Asty, Ganes) dan terkasih (Miranda) yang sudah membantu, memberikan dukungan dan doa untuk kelancaran skripsi ini, serta semua teman-teman pendidikan Akuntansi 2014, khususnya PAK B untuk semua canda, tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati selama ini. Terimakasih untuk kenangan manis yang terukir selama ini, mudah-mudahan kita semua bisa menjadi orang yang sukses meskipun ditempat dan pilihan yang berbeda.. . Untuk semua orang yang tanpa saya sadari sudah mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku : Universitas Sanata Dharma iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan padaku. (Filipi 4:13) Diberkatilah orang yang mengadalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. (Yeremia 17:7). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SANATA DHARMA Martin Setiawan Maghu Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: 1) motivasi belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa; 2) kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi (BKK Pendidikan Akuntansi dan BKK Pendidikan Ekonomi). Data dikumpulkan dengan menggunakan angket/kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi (BKK Pendidikan Akuntansi dan BKK Pendidikan Ekonomi) angkatan 2014 yang ditunjukkan dengan (Correlation Coefficien = 0,045; nilai Sig. (2tailed) = 0,683; 2) ada hubungan positif antara kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi (BKK Pendidikan Akuntansi dan BKK Pendidikan Ekonomi) angkatan 2014 yang ditunjukkan dengan (Correlation Coefficien = 0,210; nilai Sig. (2-tailed) = 0,027. Kata kunci: Motivasi Belajar, Kreativitas Belajar, dan Kesiapan Mengajar. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND CREATIVITY IN LEARNING AND THE READINESS TO TEACH THE STUDENTS OF ECONOMICS EDUCATION PROGRAM, FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY Martin Setiawan Maghu Sanata Dharma University 2018 This research aims to find out the relationship between: 1) motivation to learn and readiness to teach students; 2) creativity in learning and readiness to teach students. The type of this research is an ex-post facto. The research subjects are the students of economics education program (expertising in Accounting Education). The data were collected by using questionnaires and analyzed by using the correlation theory of Spearman Rank. The results show that 1) there is no positive relation of learning motivation and readiness to teach the students of economics education program (expertising in Accounting Education) of 2014 batch which is shown by (Correlation Coefficien = 0,045; value of Sig. (2-tailed) = 0,683; 2) the are positive relations of learning creativity and readiness to teach the students of economics education program (expertising in Accounting Education) of 2014 batch which is shown by (Correlation Coefficien = 0,210; value of Sig. (2-tailed) = 0,027. Keyword: learning motivation, creativity in learning, and readiness to teach. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaannya saya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SANATA DHARMA”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini mendapat masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus. Pendidikan. Akuntansi,. yang. pengetahuan dalam proses perkuliahan.. x. telah. memberikan. tambahan.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman. HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .........................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 E. Tujuan Masalah ................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ............... 8 A. Kajian Teori ..................................................................................... 8 1. Kesiapan Mengajar............................................................... 8 2. Motivasi Belajar ................................................................... 19 3. Kreativitas Belajar ................................................................ 32 B. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 42 xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 43 D. Hipotesis........................................................................................... 47 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 48 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 48 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 48 C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 49 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ............................ 49 E. Operasionalisasi Variabel................................................................. 50 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 52 G. Instrumen Penelitian......................................................................... 53 H. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................ 55 I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 63 BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................. 68 A. Sejarah Program Studi Pendidikan Ekonomi ................................... 68 B. Visi dan Misi Program Studi Pendidikan ......................................... 69 C. Tujuan Program Studi Pendidikan Ekonomi .................................... 70 D. Struktur Organisasi Prodi Pendidikan Ekonomi .............................. 72 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 75 A. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 75 1. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 75 2. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 76 B. Hasil Analisis Data ........................................................................... 80 1. Uji Normalitas ...................................................................... 80 2. Pengujian Hipotesis .............................................................. 81 C. Pembahasan ...................................................................................... 84 BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN................... 89 A. Kesimpulan....................................................................................... 89 B. Saran ................................................................................................. 90 C. Keterbatasan ..................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 92 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 95. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Sampel Penelitian ....................................................... 50. Tabel 3.2. Skor Untuk Jawaban Pernyataan ................................ 53. Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ........................... 54. Tabel 3.4. Kisi-kisi Variabel Kreativitas Belajar ........................ 54. Tabel 3.5. Kisi-kisi Variabel Kesiapan Mengajar ....................... 55. Tabel 3.6. Sebagian dari r Tabel ................................................. 57. Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar .......................... 57. Tabel 3.8. Hasil Uji Kedua Validitas Motivasi Belajar .............. 58. Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Kreativitas Belajar ...................... 59. Tabel 3.10. Hasil Uji Kedus Validitas Kreativitas Belajar ........... 59. Tabel 3.11. Hasil Uji Ketiga Validitas Kreativitas Belajar ........... 60. Tabel 3.12. Hasil Uji Validitas Kesiapan Mengajar ..................... 61. Tabel 3.13. Klasifikasi Koefisien Realibilitas ............................... 62. Tabel 3.14. Hasil Uji Reliabilitas .................................................. 63. Tabel 3.15. Standar Patokan Penilaian Dengan PAP II ................ 64. Tabel 3.16. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................ 64. Tabel 5.1. Data Jumlah Siswa ..................................................... 75. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ....................... 77. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar .................... 78. Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kesiapan Mengajar ................... 79. Tabel 5.5. Hasil Uji Normalitas Bivariat Motivasi Belajar dengan Kesiapan Mengajar ....................................... Tabel 5.6. Hasil Uji Normalitas Bivariat Kreativitas Belajar dengan Kesiapan Mengajar ........................................ Tabel 5.7. 81. Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Kesiapan Mengajar .................................................... Tabel 5.8. 80. 82. Hasil Uji Korelasi Kreativitas Belajar dengan Kesiapan Mengajar .................................................... xiv. 84.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ....................................................... 46. Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi ...................................................................... 72. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I. Penelitian ................................................................... 96. Lampiran II. Data Penelitian ........................................................... 103. Lampiran III. Uji Validitas ............................................................... 118. Lampiran IV. Uji Reliabilitas ........................................................... 122. Lampiran V. Normalitas Bivariat ................................................... 124. Lampiran VI. Uji Korelasi ............................................................. 126. Lampiran VII. Surat Ijin Penelitian .................................................. 128. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci pembangunan suatu bangsa. Pendidikan dari segi kehidupan dirasakan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Oleh sebab itu, setiap manusia diwajibkan untuk menempuh proses belajar baik melalui jalur formal maupun jalur non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi tidak mengikuti peraturan ketat. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiannya. Menurut Prof. Richey (Planning for Teaching and Introduction to Education): istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen memunculkan paradigma baru, yakni guru profesional. Di dalamnya dikatakan, seorang guru profesional harus melaksanakan tugas atau kewajiban sesuai prinsip bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Menurut Nana Sudjana (1999) berpendapat bahwa ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Pertama ada tahap. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. mengajar (merencanakan rencana belajar), kedua adalah menggunakan atau pendekatan mengajar (alat peraga) dan tahap ketiga prinsip mengajar (persiapan mental). Mempersiapkan diri sebelum mengajar menurut tiga aspek tersebut akan membuat pengajar siap serta penuh percaya diri untuk memasuki ruangan kelas, karena pengajar tersebut telah mengetahui cara yang akan digunakan untuk menjelaskan bahan pelajaran. Keberhasilan. mahasiswa. calon. guru. dalam. melaksanakan. Praktik. Pengalaman Lapangan (PPL) dipengaruhi oleh banyak faktor salah satu diantaranya adalah tingkat kesiapan dalam menghadapi situasi pembelajaran nyata di kelas terutama yang berkaitan dengan interaksi dengan siswa seperti kesiapan mengajar di kelas. Meski para mahasiswa calon guru telah memiliki bekal teori yang memadai, namun ketika berhadapan dengan siswa secara nyata dalam pembelajaran di kelas bagi mahasiswa merupakan hal yang baru. Melalui kegiatan PPL kependidikan di sekolah, mahasiswa calon guru mendapat kesempatan mengalami dan mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran, sehingga ketika terjun dalam dunia kerja mahasiswa telah memiliki pengalaman dalam mengajar dan. mengelola. pembelajaran.. Mahasiswa. calon. guru. harus. mampu. mendedikasikan dirinya layaknya seorang guru salah satunya dengan mampu mengelola pembelajaran dengan baik, dari mulai perencanaan pembelajaran sampai pada mengevaluasi pembelajaran. Seorang calon guru nantinya akan menjadi guru yang memiliki peran penting dalam meningkatkan proses dan mutu pembelajaran. Guru yang melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang, akan berbeda hasilnya.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajaran dilakukan seadanya tanpa memiliki perencanaan dan persiapan. Oleh karena itu persiapan calon guru dalam mengajar sangat penting dimiliki calon guru. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas dalam belajar. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang individu untuk melakukan suatu perbuatan. Namun kenyataannya masih banyak mahasiswa yang menunjukkan masih rendah atau kurangnya motivasi dalam belajar. Misalnya mahasiswa sering terlambat, bolos, malas mengerjakan tugastugas perkuliahan, tidak konsentrasi dalam proses perkuliahan, ada di dalam kelas tapi tidak memahami materi perkuliahan, copy paste materi melalui internet, tidak semangat dalam mengikuti kuliah dan menjiplak tugas teman. Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang pada lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Dengan daya kreativitas yang tinggi mahasiswa akan mampu belajar yang baik karena ia selalu mempunyai ide-ide yang kreatif yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar serta menimbulkan sikap kritis yang akan mendorong untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sudjana dalam Daryanto (2013:14) menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh faktor berikut: Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa saja bisa disebut guru asalkan mempunyai pengetahuan. Faktor lain yang menjadi penyebab timbulnya kesiapan mengajar adalah Program Pengalaman.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Lapangan (PPL), merupakan praktik pembelajaran dan kegiatan utama yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah dalam melaksanakan tugas profesionalnya, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Sesuai dengan UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kegiatan PPL dilaksanakan bekerja sama dengan pihak sekolah yang sudah disepakati. Dalam kegiatan ini mahasiswa dapat memposisikan dirinya sebagai guru yang profesional,langsung berhadapan dengan peserta didik yang sebenarnya. Hal-hal yang harus dilaksanakan mahasiswa antara lain meliputi: Membuat persiapan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi. membuka. pelajaran,. penyajian. materi,. keterampilan. bertanya,. memotivasi belajar siswa, menggunakan media pembelajaran, evaluasi dan menutup pelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi serta membuat rencana evaluasi pembelajaran. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu bekal yang di pergunakan oleh mahasiswa untuk mengajar setelah menjadi guru kelak serta merupakan serangkaian kegiatan yang diprogramkan untuk pembentukan kemampuan mahasiswa calon guru. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, kesiapan mengajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta masih kurang. Mahasiswa belum memiliki kesiapan mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar. Itu dikarenakan mereka belum siap dalam mengajar, itu dapat dilihat pada saat Praktik Pengalaman Lapangan. Sebagian.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. besar mahasiswa masih terlihat kurang memiliki motivasi dan kreativitas dalam mengajar, yaitu sekedar menanyakan apa materi dan tugas sebelumnya, belum sampai kepada membuat kaitan, bagaimana sebab akibat atau hubungan dengan materi selanjutnya dan pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari. Sehingga materi yang diberikan hanya dihafalkan oleh siswa bukan dipahami dan tidak menimbulkan sikap kritis pada saat belajar-mengajar . Dari penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kreativitas Belajar dengan Kesiapan Mengajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma ”.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah yang terdapat dalam kesiapan mengajar di mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, sebagai berikut : 1.. Rendah atau kurangnya motivasi dalam belajar.. 2.. Kurang memiliki Kreativitas dalam belajar.. 3.. Kesiapan dalam mengajar mahasiswa relatif rendah ketika Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terfokus dan tidak meluas perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mengajar dipilih dua faktor, yaitu motivasi belajar dan kreativitas Belajar.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?. 2.. Apakah ada hubungan antara kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1.. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas belajar terhadap kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma.. 2.. Secara Praktis Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat memberikan informasi pentingnya peningkatan motivasi belajar dan kreativitas belajar terhadap kesiapan mengajar..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Kajian Teori 1. Kesiapan Mengajar Usaha peningkatan kualitas pendidikan dalam upaya membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dapat dilakukan dengan menciptakan dan mempersiapkan. guru-guru. yang. profesional.. Mahasiswa. Program. Studi. Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta sebagai calon guru telah melaksanakan dua komponen utama mata kuliah, yaitu Pengelolaan Kelas, micro teaching. Dengan demikian diharapkan mahasiswa sudah siap sebagai tenaga kependidikan calon guru yang menjunjung tinggi kode etik guru, memiliki kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan, khususnya dalam kegiatan mengajar. a. Pengertian Kesiapan Mengajar Kesiapan mengajar sangat dibutuhkan oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Kesiapan mengajar menurut kamus psikologi merupakan suatu tindakan perkembangan seseorang yang berawal dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikan hal tertentu. 1) Kesiapan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata siap adalah terampil dan profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi) menjalankan. 8.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. pekerjaan. Dapat dikatakan langsung dipakai atau siap pakai. Dikatakan siap pakai karena seseorang telah memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan. suatu. pekerjaan. tertentu.. Nana. Syaodih. (2005:157). mengungkapkan bahwa kesiapan berupa kematangan untuk melakukan sesuatu dengan penguasaan pengetahuan atau kecakapan dan keahlian atau keterampilan yang mendasarinya. Seseorang akan siap melakukan suatu perbuatan apabila dirinya baik fisik maupun psikis telah memiliki atau menguasai keterampilan yang mendasari perbuatan tersebut. Jika sudah menguasai keterampilan yang dibutuhkan, maka seseorang telah memiliki kesiapan untuk melakukan suatu perbuatan. Menurut Kamus Psikologi, Kesiapan (Readiness) adalah suatu titik kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu. Menurut Thorndike kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya, ini menurut belajar asosiatif. Menurut (Yusnawati, 2007:11), ”kesiapan merupakan suatu kondisi dimana seseorang telah mencapai pada tahapan tertentu atau dikonotasikan dengan kematangan fisik, psikologis, spiritual dan skill”. Menurut Suharsimi (Arikunto, 2001:54), ”kesiapan adalah suatu kompetensi berarti sehingga seseorang yang mempunyai kompetensi berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat sesuatu”. Menurut (Slameto, 2010:13), ”kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon”..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Menurut (Soemanto, 1998:191) ada yang mengatakan bahwa readiness sebagai kesiapan atau kesediaan orang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readliness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Menurut Dalyono (2005:52), kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik, mental dan perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan. Dari beberapa teori itu dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi yang dimiliki baik oleh perorangan maupun suatu badan dalam mempersiapkan diri baik secara mental, maupun fisik untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Seseorang yang melakukan suatu perbuatan dengan cakap atau mahir, dan sikap seseorang yang berawal dari kedewasaan yang sudah siap secara fisik dan mental untuk mempraktikan hal tertentu sesuai dengan kebutuhan atau keahlian yang seseorang miliki. 2) Mengajar Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk meciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Di samping itu ada beberapa definisi lain, yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Seseorang dikatakan. memiliki. kesiapan mengajar jika dapat. melaksanakan kegiatan mengajar dengan cakap atau mahir. Hasibuan dan Moedjiono (2012: 37) mengungkapkan bahwa secara tradisional mengajar masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan, sedangkan secara mutakhir mengajar merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Berdasarkan pendapat di atas, perbuatan yang kompleks tersebut meliputi seluruh sistem proses belajar. Sistem tersebut adalah tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, jenis kegiatan serta sarana dan prasarana belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik (2011: 47), “mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah”. Generasi penerus perlu dipersiapkan untuk menjadi dewasa agar pada waktunya dapat menggantikan generasi tua dengan mewariskan kebudayaan nenek moyang dan dikembangkan agar menjadi warga negara yang lebih sempurna. Jamil Suprihatiningrum (2016: 60-61) mengatakan bahwa mengajar memiliki pengertian dari sudut yang berbeda yaitu secara kuantitatif, kualitatif dan isntruksional. Secara kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knwolege yaitu, penularan/pemindahan pengetahuan. Secara kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Sementara secara instruksional, mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skilss, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Berdasarkan pengertian ini dapat. diketahui. bahwa mengajar. merupakan suatu kegiatan yang kompleks, tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi lebih luas lagi. Mengajar merupakan kegiatan guru menanamkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-kebutuhan individu peserta didik, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru kepada peserta didik dengan menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi proses belajar mengajar yang aktif dan efektif. Berdasarkan pengertian kesiapan dan mengajar yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan mengajar merupakan kondisi (fisik dan psikis) seorang guru yang siap menciptakan proses belajar-mengajar yang aktif dan efektif. Mahasiswa calon guru yang nantinya akan menjadi guru, pastinya akan melakukan kegiatan mengajar di kelas. Oleh karena itu mahasiswa harus siap dengan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Suharsimi Arikunto (1993: 302) mengungkapkan bahwa kesiapan mahasiswa calon guru tidak dapat diketahui begitu saja, melainkan perlu diukur dengan menggunakan indikator-indikator. Indikator yang digunakan adalah kondisi dan kemampuan. Adapun kondisi yang dimaksud oleh Suharsimi Arikunto (1993: 292) adalah kondisi fisik dan kondisi psikis. Kondisi fisik yaitu ketahanan fisik yang prima (tidak sedang sakit) dan penampilan fisik yang menarik (rapi dan sopan) sedangkan kondisi psikis yaitu sikap afektif dan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. stabilitas emosional. Adapun kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melaksanakan PBM. Terkait dengan kemampuan melaksanakan PBM, Hasibuan (2006), E. Mulyasa (2008), dan Marno & M. Idris (2014) mengungkapkan bahwa pada intinya pelaksanaan pembelajaran atau PBM mencakup tiga hal yaitu awal, proses dan sesudah PBM. Diantara kemampuan melaksanakan PBM tersebut adalah merencanakan PBM, mempersiapkan PBM, mengelola PBM, dan melaksanakan evaluasi PBM. Berkaitan dengan hal ini, maka kesiapan mengajar sangat diperlukan agar proses belajar-mengajar dapat berjalan secara aktif dan efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kesiapan diri pada seorang guru. Kesiapan sangatlah penting untuk menunjang sebuah profesi. Dengan kesiapan mengajar yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru, maka akan meminimalisir kesalahan yang terjadi saat menjalani profesi pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mengajar Seseorang perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, begitu pula dengan guru yang akan melaksanakan tugas mengajar. Kesiapan tidak timbul begitu saja. Kesiapan seseorang timbul berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010) ada dua faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan mengajar..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. 1) Faktor Intern a) Faktor jasmaniah: faktor kesehatan, faktor cacat tubuh. b) Faktor psikologi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan. c) Faktor kelelahan: kelelahan jasmani, kelelahan rohani. 2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah : kurikulum, disiplin sekolah, alat pelajaran, standar pelajaran di atas ukuran, waktu sekolah, keadaan gedung. c) Faktor masyarakat: kegiatan dalam masyarakat, media media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 21), ada dua faktor yang mempengaruhi kesiapan mengajar yang terdiri dari faktor intern dan faktor eksternal. 1) Faktor intern adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, diklasifikasikan menjadi faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis adalah usia, kematangan, kesehatan, dan kelelahan, sedangkan faktor psikologis adalah yang menyangkut tentang kerohanian seperti suasana hati, motivasi, dan minat. 2) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, diklasifikasikan menjadi faktor manusia dan faktor non.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. manusia. Faktor manusia merupakan individu lain yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung, seperti manusia di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, sedangkan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, lingkungan fisik. Berdasarkan uraian di atas, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kesiapan seseorang yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari fisik dan psikis, dan faktor ekstern terdiri dari keluarga, pendidikan, masyarakat dan lingkungan. c. Indikator Kesiapan Mengajar Menjadi seorang guru tidaklah pekerjaan yang mudah, sehingga dibutuhkan keterampilan yang memang harus dimiliki bagi mahasiswa sebagai calon guru. Seorang calon guru yang akan mengajar di dalam kelas haruslah memiliki kesiapan dasar mengajar yang baik. Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi USD, kesiapan mengajar memiliki 4 keterampilan. 1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Tujuan membuka pelajaran adalah untuk menciptakan atmosfir yang dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap topik yang akan dipelajari. Tujuan menutup adalah meninjau kembali sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang hal-hal yang telah dipelajari..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. 2) Keterampilan Menjelaskan dan Memvariasi Stimulus Kegiatan menjelaskan dan memberikan stimulus yang bervariasi dalam. pembelajaran. menjadi. bagian. penting. dalam. membantu. pemahaman siswa selama pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. 3) Keterampilan Bertanya dan Memberi Penguatan Kegiatan bertanya dalam pembelajaran bertujuan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya, keterlibatan di dalam kelas dan memperoleh lebih banyak pengetahuan. 4) Kemampuan Mengajar secara Terintegrasi Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang telah dilatihkan kepada mahasiswa secara terpisah ditindak lanjuti dengan upaya menggabungkan berbagai keterampilan dasar mengajar tersebut dalam satu kesatuan proses mengajar. Mempersiapkan dan menciptakan guru-guru yang profesional, memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di bidang pembangunan. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap guru atau pendidik mempunyai tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan emosi tertentu. Wina Sanjaya (2006:33-47) mengemukakan bahwa terdapat lima keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan (reinforcement),.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. keterampilan variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta keterampilan mengelola kelas. Seorang. guru. dalam. menjalankan. profesinya. harus. mampu. menjalankan empat pilar pendidikan, yaitu learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan sesuatu), learning to be (belajar menjadi sesuatu), dan learning to live together (belajar hidup bersama). Dengan terlaksananya empat pilar tersebut maka pendidikan dan dalam menjalankan proses pendidikan yang ada di Indonesia dapat menjadi kokoh karena guru tidak hanya memberikan pemahaman materi pelajaran semata, tetapi juga menanamkan nilai- nilai penting yang dapat menjadi bekal bagi siswa agar dapat diterima dengan baik dimasyarakat. Dari penelitian di atas, peneliti memiliki indikator dari kesiapan mengajar sebagai berikut. 1) Kesiapan merencanakan dan mempersiapakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Kesiapan merencanakan dan mempersiapkan PBM ini merupakan sikap. yang. ditunjukan. mahasiswa. untuk. merencanakan. dan. mempersiapkan pembelajaran ketika kelak menjadi seorang guru. Kesiapan mahasiswa dalam merencanakan dan mempersiapkan PBM dapat dilihat dari kesiapan dalam mengenal kemampuan peserta didik agar pengelolaan pembelajaran, tepat, memilih metode mengajar yang tepat dan bervariasi, serta mengembangkan silabus dan RPP yang digunakan ketika akan melakukan pembelajaran di dalam kelas..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. 2) Kesiapan mengelola Proses Belajar Mengajar (PBM) Kesiapan mengelolah PBM merupakan hal penting bagi seorang calon pendidik. Dalam mengelolah proses pembelajaran seorang guru tidak. hanya. menyampaikan. materi. semata,. tetapi. juga. harus. memperhatikan hal-hal pendukung lainnya. Kesiapan seorang mahasiswa calon guru dalam mengelolah PBM dapat dilihat dari kesiapan dalam memahami karakteristik peserta didik dan kesesuaian pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. 3) Kesiapan Melaksanakan Evaluasi Evaluasi dalam pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan aspek kognitif melalui tes saja, tetapi juga evaluasi mengenai aspek efektif psikomotorik. Kesiapan melaksanakan evaluasi bagi seorang mahasiswa calon guru dapat dilihat dari kesiapan dalam me-review kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta didik, mengadakan ulangan harian setiap KD, melakukan remedial, dan mengevaluasi metode pembelajaran yang telah diterapakan. 4) Kesiapan melaksanakan empat pilar pendidikan Terdapat tempat pilar dalam pendidikan, yaitu learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan. sesuatu),. learning to be (belajar menjadi sesuatu), dan learning to live together (belajar hidup bersama). Kesiapan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan empat pilar pendidikan ini dapat terlihat dari kesiapan untuk selalu meng-update pengetahuan yang dimiliki karena seorang.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. guru adalah sumber belajar bagi peserta didiknya (learning to know), melatih peserta didik untuk memecahkan masalah (learning to do), membantu peserta didik dalam mengaktualisasi dirinya (learning to be), serta mengarahkan peserta didik agar mampu bekerja sama dalam masyarakat (learning to live together). Pilar-pilar pendidikan tersebut dirancang dengan baik dan dengan tujuan yang sangat baik pula. Dengan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut, diharapkan pendidikan yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik. Persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, dan mencari alternatif pemecahannya.. 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Banyak teori yang mengemukakan tentang motivasi. Berikut dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang atau kelompok orang tertentu. Atau usahausaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak. melakukan. sesuatu. karena. ingin. mencapai. tujuan. yang. dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Serta banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi memang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia. 3) Motivasi akan diransang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena teransang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang akan ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut pada dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat diransang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Menurut Maslow dalam Slameto (1943:171) sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow (1943) yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Oemar Hamalik (1992:173) perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. Menurut Santrock dalam Mardianto (2012: 186), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Mardianto, memberikan tiga kata kunci yang dapat diambil dari pengertian psikologi, yakni a. dalam motivasi terdapat dorongan yang.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. menjadikan seseorang mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan, b. dalam motivasi terdapat satu pertimbangan apakah harus memprioritaskan tindakan alternatif, baik itu tindakan A atau tindakan B, c. dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau menjadi sumber masukan atau pertimbangan seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau kedua. b. Macam-macam Motivasi Belajar Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Menurut Sardiman (1986:86-91) motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang antara lain: 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a) Motif-motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, minum, bekerja, serta dorongan untuk beristirahat. b) Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Misalnya dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Disamping itu Frandsen (Sardiman, 1986:87) menambahkan jenis-jenis motivasi sebagai berikut:.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. 1) Cognitive motives, motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Motif seperti ini adalah primer dalam kegiatan belajar, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. 2) Self-expression adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian . untuk ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. 3). Self-enhancement adalah motif yang melalui aktualisasi diri dan pengembangan. kompetensi. akan. meningkatkan. kemajuan. diri. seseorang. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. a) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis (1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristrahat. (2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, berusaha dan dorongan untuk memburu. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. (3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. b) Motivasi jasmaniah dan rohaniah (1) Motivasi jasmaniah, misalnya refleks, insting otomatis, nafsu. (2) Motivasi rohaniah, misalnya kemauan. c) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik (1) Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. (2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. d. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut. 1) Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada mendorongnya.. Motivasilah. sebagai. dasar. penggeraknya. yang yang. mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. 2) Motivasi Instrinsik Lebih Utama dari Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar. Dari. seluruh. kebijakan. pengajaran,. guru. lebih. banyak. memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar. 3) Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. 4) Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak. akan. mendapat. ilmu. pengetahuan.. Bagaimana. untuk. mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik. Dalam kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. 5) Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. anak didik yang lain membuka catatan ketika ulangan, dia tak berpengaruh dan tetap tenang menjawab setiap item soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan. 6) Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. e. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada di antara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Hal ini perlu didasari oleh guru. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah. Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. 1) Memberi Angka Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi, sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka merupakn alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum. 2) Ego-Involvement Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. Sebagai mahluk yang berakal, anak didik pasti menjaga harga dirinya. Dia rela mempertaruhkan harga dirinya bila dicemooh, diejek,.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. atau dihina. Meski hasil pekerjaan karena ketidakjujuran, tetapi anak didik tidak mau dikatakan sebagai anak didik yang suka “nyontek”. 3) Hasrat Untuk Belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri anak didik. potensi itu harus ditumbuh suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan disini, agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar. 4) Memberi Ulangan Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval waktu yang diberikan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak didik. Anak didik merasa jenuh dengan ulangan yang diberikan setiap hari.. 3. Kreativitas Belajar a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah proses mengembangkan ide-ide berguna dan baru, apa pun itu, seperti perkembangan dari apa yang sudah ada atau dobrakan yang menggemparkan dunia, yang mencankup lebih banyak hal daripada peluncuran produk baru atau proyek tim. Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Utami Munandar. (1992:. 47). mendefinisikan. kreativitas. sebagai. berikut.. “Kreativitas” adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan. Rogers dalam Utami Munandar (1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru kedalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta suatu produk baru, ciptaan itu.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya. Craig mengemukakan bahwa hasil penelitian Dr. Abraham H. Maslow (1972) menunjukkan suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu yang mendukung pembangunan kreativitas seseorang secara positif akan mempengaruhi kesehatan mentalnya. Dari penelitian yang dilakukan. Maslow memberikan argumentasi bahwa semua tenaga pengajar dan semua bentuk mata pelajaran, sebaiknya berusaha atau bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa sehingga mereka akan bergerak ke arah self actualization dan kesehatan mental yang lebis besar. Dalam hal ini, Maslow juga mengatakan Dan mengapa setiap mata pelajaran tidak sebaiknya membantu ke arah pengembangan kreativitas siswa. Sesungguhnya proses pendidikan semacam ini harus mampu digunakan untuk menciptakan individu yang lebih baik, membantu individu tumbuh, dan berkembang lebih besar, lebih tinggi, lebih bijaksana, lebih perpektif dan lebih kreatif dalam semua aspek kehidupannya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Kreativitas dapat pula kita lihat sebagai suatu proses dan mungkin inilah yang lebih esensial dan yang perlu dibina pada anak didik sejak dini untuk bersibuk diri secara kreatif. Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:599), kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, perihal berkreasi dan kekreatifan. Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara. tahap. perkembangan.. Kreativitas. adalah. kemampuan. untuk. menciptakan atau daya cipta (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:456), kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil. Kreativitas merupakan kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil. Rhodes (dalam Munandar, 2004:20-22) menyatakan bahwa definisi kreativitas dapat ditinjau dari empat aspek atau biasa disebut dengan istilah “Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, and Product”, yaitu: 1) Pribadi (Person): tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck, dalam Munandar, 2004)..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. 2) Proses (Process): langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (dalam Munandar, 2004) yang banyak diterapkan dalam pengembangan kreativitas, meliputi tahap persiapan, inkubasi, dan verifikasi. 3) Produk. (Product):. kreativitas. adalah. kemampuan. untuk. menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru (Barron, dalam Munandar, 2004). 4) Pendorong (Pres): menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan internal, berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif; maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari empat P ini atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk kreatif. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh para tokoh psiologis di atas, maka definisi kreatif adalah kemampuan menghasilkan suatu gagasan dengan berbagai macam alternatif dan beberapa proses kreatif yang didukung oleh lingkungan sekitar. b. Karakteristik Kreativitas Piers (Adam, 1976) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut: 1) Memiliki dorongan (drive) yang tinggi 2) Memiliki keterlibatan yang tinggi 3) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. 4) Memiliki ketekunan yang tinggi 5) Cenderung tidak puas terhadap kemapanan 6) Penuh percaya diri 7) Memiliki kemandirian yang tinggi 8) Bebas dalam mengambil keputusan 9) Menerima diri sendiri 10) Senang humor 11) Memiliki intuisi yang tinggi 12) Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks c. Ciri-ciri Kreativitas Menurut Slameto (2003:17) dalam Supriadi mengatakan bahwa ciriciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibeilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun.Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologi yang sehat. Ciri-ciri guru kreatif adalah: 1) Guru yang fleksibel Kecerdasan majemuk, keragaman gaya belajar, dan perbedaan karakter siswa menuntut guru harus fleksibel. Guru harus luwes.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. menghadapi segala perbedaan ini agar mampu menumbuhkan segala potensi siswa. 2) Guru yang optimis Guru harus optimis bahwa setiap siswa memanag memiliki potensi dan setiap anak adalah pribadi yang unik. Keyakinan guru bahwa interaksi yang menyenangkan dalam pembelajaran akan mampu memfasilitasi siswa berubah menjadi lebih baik dan akan berdampak pada perkembangan karakter siswa yang positif. 3) Guru yang hormat Kita tidak bisa meminta siswa berlaku hormat, tetapi guru tidak memperlakukan siswa pula. Guru hendaknya senantiasa menumbuhkan rasa hormat di depan siswa sehingga mampu memacu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran sekaligus hal-hal lain yang dipelajarinya. 4) Guru yang cekatan Anak-anak yang selalu aktif dan dinamis harus diimbangi oleh guru yang aktif dan dinamis pula, sehingga bisa muncul saling pemahaman yang kuat dan akan berdampak positif bagi proses dan hasil pembelajaran. 5) Guru yang humor Humor-humor yang dimunculkan guru disela-sela pembelajaran tentunya akan menyegarkan suasana pembelajaran yang membosankan. Dengan humor-humor yang segar akan membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. 6) Guru yang inspiratif Fasilitasilah setiap siswa agar mampu menemukan hal-hal baru yang bermanfaat. Jadikanlah setiap siswa menjadi pribadi yang bermakna dengan. menemukan. sesuatu. yang. positif. untuk. perkembangan. kepribadiannya. 7) Guru yang lembut Kelembutan akan membuahkan cinta,dan cinta akan semakin merekatkan hubungan guru dengan para siswanya. Jika siswa merasakan kelembutan setiap kali berinteraksi dengan guru maka hal ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif. 8) Guru yang disiplin Ketika seorang guru membuat kebijakan kedisiplinan, maka ingatlah tujuan awal yang diharapkan terhadap perubahan sikap siswa kearah yang lebih positif. Disiplin tidak harus selalu identik dengan hukuman. Menurut Lou Nne Jonson metode hukuman mungkin dapat mengubah perilaku siswa sementara waktu, tetapi tidak mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Menurut Utami Munandar (1977) ditulis Desmita (2013: 177) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (kreativitas belajar) sebagai berikut: 1) Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude) a) Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. b) Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. c) Keterampilan berpikir rasional yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. d) Keterampilan. memperinci. atau. mengelaborasi. yaitu. mampu. memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. e) Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat. 2) Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude) a) Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak terhadap suatu permasalahan. b) Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi menggunakan khayalan dan kenyataan. c) Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit. d) Sifat berani mengambil resiko yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik. e) Sifat menghargai yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. d. Tahap-tahap Kreativitas Wallas (Solso, 1991) mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, ilumnasi, dan verifikasi. 1) Persiapan (Preparation) Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan masalah. 2) Inkubasi (Incubation) Pada tahap ini individu seolah-seolah diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan “menghadapinya” dalam alam prasadar. 3) Iluminasi (Illumination) Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasangagasan baru serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. 4) Verifikasi (Verivication) Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis serta menghadapkan kepada realitas. Penerimaan dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. diikuti oleh kritik. Keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. Imajinasi harus dikuti oleh pengujian terhadap realitas. e. Fungsi Kreativitas Dari uraian diatas ada beberapa hal yang dapat di tarik kesimpulan bahwa kesiapan mengajar seorang guru adalah meliputi beberapa hal antara lain: 1) Merencanakan rencana belajar atau RPP berupa pelaksanaan kegiatan atau proses belajar mengajar dan strategis atau metode mengajar. 2) Kesiapan kepribadian yang meliputi kesiapan fisik, kesiapan mental, kompetensi / kemampuan dasar. 3) Penguasaan guru seperti menguasai bahan belajar, kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa, kemampuan melaksanakan proses pengajaran, kemampuan mengukur hasil belajar siswa. 4) Menggunakan atau pendekatan mengajar (seperti penggunaan alat peraga dan modul praktik) atau cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efesien. f. Indikator Kreativitas Mengajar Guru 1) Guru dapat menciptakan metode dan media yang dapat membuat anak bersemangat dalam belajar. 2) Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa. 3) Mengembangkan program membaca yang baik. 4) Terapkan teknik pemecahan masalah..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. B. Kajian Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azimatus Syarifah 2016, dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kesiapan Menjadi Guru Profesional (Studi Terhadap Mahasiswa PGMI Angkatan 2012 FITK UIN Walisongo Semarang)”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan rata-rata motivasi belajar sebesar 76,26 adalah pada interval 69,76 – 82,77, dengan kategori baik. Dan kesiapan menjadi guru profesional yaitu pada rata-rata 80,7 adalah pada interval 74,92 – 86,48, dengan kategori baik. Terbukti hasil perhitungan Fhitung = 69,39 lebih besar jika dibandingkan dengan angka pada nilai ftabel dengan db=1 pada taraf signifikan 5% (69,39 > 4,18) maupun pada taraf signifikan 1% (69,39 > 7,59). Dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan menunjukkan ada pengaruh yang siginifikan motivasi belajar mahasiswa terhadap kesiapan menjadi guru profesional” dapat diterima. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan Wedha Yoga 2016, dengan judul “Pengaruh Kreativitas Belajar dan Sikap Kerja Siswa terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Pengasih”. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas belajar terhadap kesiapan kerja dengan nilai korelasi 0,354, nilai thitung = 5.591 > ttabel = 1.65, dan dengan nilai kontribusi 12.5..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43. C. Kerangka Berpikir 1.. Hubungan. antara. motivasi. belajar. dengan. kesiapan. mengajar. mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Menurut Uno (2008:23), “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”. Macam-macam motivasi ada dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Uno (2008:23) indikator motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Motivasi sangat penting dalam kesiapan mengajar dengan adanya motivasi dapat menimbulkan keinginan dan dorongan yang kuat serta rasa percaya diri, sebagai seorang guru keinginan dan dorongan yang kuat sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai macam krakteristik anak yang berbeda-beda. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon (Slameto, 2003: 114). Menurut Thorndike yang dikutip dalam Slameto kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Hamalik (2003: 41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu. Dengan demikian diduga ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. 2.. Hubungan antara kreativitas belajar dengan kesiapan mengajar mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan kecakapan menggunakan akal untuk menghasilkan ide, menciptakan sesuatu yang baru, bernilai, baik bersifat abstrak, nyata berupa ide atau gagasan, mencari makna dan. penyelesaian. masalah. secara. inovatif.. Kreativitas. merupakan. kemampuan-kemampuan atau keahlian-keahlian yang harus dimiliki seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.. Guru mampu. menggunakan variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi namun, dengan harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakrawala kecerahan bagi para siswa. Guru sebagai tenaga profesional diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu guru harus meningkatkan kreativitas dalam hal memilih dan memanfaatkan metode pembelajaran. Kreativitas dengan aspek-aspek kemampuan berfikir kreatif dapat dikembangkan dan digunakan dalam pengajuan atau pemecahan masalah, sehingga kreativitas merupakan alat yang sangat diperlukan dalam kesiapan mengajar seorang guru. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.6  Sebagian dari r tabel
Tabel  3.7  menunjukkan  bahwa  ada  satu  butir  pernyataan  tentang  motivasi  belajar  yang  tidak  valid,  karena  �  ℎ �����  <  �  �����  =  0,1576
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan tentang motivasi  belajar adalah valid atau � ℎ ����� > � ����� = 0,1576
+2

Referensi

Dokumen terkait

Konsekwensi logis dari wacana di atas dalam konteks pengorganisasian partai, seperti yang dipahami sekarang istilah partai ( hizb ), merupakan produk perkembangan

Berdasarkan kerangka semiotika sosial, penelitian mendalami seperangkat pilihan-pilihan yang merupakan gaya masing-masing subjek yang menghasilkan ciri-ciri khas masing- masing

Hasil penelitian menunjukan bahwa modifikasi rumah kolonial untuk usaha mandiri diwujudkan dalam perubahan fungsi ruang – ruang tempat tinggal menjadi ruang tempat usaha yang

[r]

Pekerjaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah sampling, yaitu pengambilan conto material yang sesedikit mungkin namun dapat mewakili material keseluruhan. Sampling

Berdasarkan latar belakang tersebut, batasan masalah yang disajikan pada penulisan ini adalah untuk menyelesaikan masalah pemrograman non linear khususnya pemrograman kuadratik

dipengaruhi oleh kandungan serat kasar pada pakan, serat kasar menyebabkan.. banyaknya energi yang terbuang bersama ekskreta

AOSORPSI ATOM SILIXON PADA PERMUKAAN GRAFENA OENGAN METODEAM 1 MENGGUNAKAN. PA(ET