• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG

Osvita Yeni,1 As Suhaiti Arif, S.H, M.H,1 Syafril, S.H, M.H,1 1

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta

E-mail:osvitayeni769@gmail.com

ABSTRACT

Court fees in Article 193 RBG / 182 HIR can be passed on to the loser, but the payment is paid in advance by the plaintiff at the time of registering the complaint. However, in practice the payment of court fees is often not working as it should. Problems studied authors are: 1) how the payment of the cost of a civil case in practice in Class IA Padang District Court; 2) efforts to do so if the verdict in the civil case fee payment can be accomplished; This research is a sociological and legal research is descriptive. Data collection techniques are interviews, the study documents and analyzes the results using qualitative methods. The results showed that; 1) The cost of the Registrar's Office and the costs of the process. Costs include the costs for the calling process will be biased 3x plaintiff panggilan.Biaya to call the defendant to be biased as much as 4x plus the cost of calls and secretariat. 2) Efforts to do so verdict that sentenced the defendant to pay the court fees is when the losing party does not want to implement the decision to pay the court fees voluntarily, then the court will carry out the execution, may seize and auction off goods prized possession losers whose results are used to pay the court fees.

Keywords: Cost Case, State Court, Plaintiff and Defendant

Pendahuluan Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara

hukum, sebagaimana dinyatakan

dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945. Artinya, negara yang

menegakkan kekuasaan hukum

tertinggi untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan. Dalam pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009

(2)

2 mengatakan pengadilan membantu

pencari keadilan dan berusaha

mengatasi segala hambatan dan

rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Khusus pada biaya

ringan, penjelasan undang-undang

tersebut menyatakan bahwa yang di maksud dengan biaya ringan adalah biaya perkara yang dapat dipikul oleh rakyat.

Pada keterangan diatas sudah jelas di atur di dalam Undang-undang yang menyatakan tentang biaya murah, dan

Peraturan Mahkamah agung

menyebutkan biaya tersebut adalah biaya proses untuk menyelesaikan perkara di pengadilan. Dan Surat keputusan Ketua Pengadilan Negeri biaya perkara dibagi menjadi dua yaitu biaya proses dan biaya kepaniteraan.

Sedangkan dalam prosesnya

pembayaran biaya perkara tersebut tidak sesuai dengan asas beracara di pengadilan, biaya yang dibayar oleh

pihak yang akan berperkara di

pengadilan tidaklah murah. Dan

menghukum pihak tergugat membayar

biaya perkara yang timbul saat beracara di pengadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pihak yang kalah yang dihukum masih ada yang tidak mau membayar biaya perkara

tersebut sehingga menyebabkan

putusan pengadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pembayaran biaya

perkara perdata dalam praktiknya di Pengadilan Negeri Klas I.A Padang ?

2. Upaya-upaya apakah yang dapat

dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana ? Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembayaran

biaya perkara perdata di

Pengadilan Negeri Klas I.A

Padang.

2. Untuk mengatahui Upaya-upaya

yang dapat dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana.

(3)

3 Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menggunakan penelitian

hukum sosiologis yaitu menitik

beratkan pada penelitian di lapangan

untuk memperoleh data primer.

Penelitian ini bersifat deskriptif, diamana hasil penelitian ini dapat menggambarkan secara sistematis dan

menyeluruh tentang pelaksanaan

pembayaran biaya perkara perdata di Pengadiln Negeri Klas I.A Padang.

Disamping itu juga dilakukan

penelitian terhadap bahan kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Tinjauan Pustaka

Pengertian dan Pengaturan Hukum Acara Perdata

Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagamaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materil dengan perantara hakim. Dengan perkataan lain hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mentukan bagaimana carana menjamin pelaksanaan hukum perdata materil.

Hukum acara perdata bertujuan untuk menjamin ditaatinya hukum perdata materil. Dengan demikian hukum acara perdata pada umumya tidaklah membebani hak dan kewajiban seperti yang termuat dalam hukum perdata materiil, tapi memuat aturan tentang

cara melaksanakan dan

mempertahankan atau menegakkan kaidah-kaidah yang termuat dalam hukum perdata materil, atau dengan perkataan lain untuk melindungi hak perseorangan.

Sifat Hukum Acara Perdata

Dalam hukum acara perdata, inisiatif

untuk mengajukan tuntutan hak

diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan. Jadi ada atau tidaknya suatu perkara atau apakah akan ada proses atau tidak, apakah suatu perkara atau tuntutan hak itu akan ada atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berkepentingan.

Dengan demikian jelas, bahwa disini tuntutan hak yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan, sedangkan

(4)

4 datangnya tuntutan hak yang diajukan kepadanya.

Asas-asas Hukum Acara Perdata a. Hakim Bersifat Menunggu

Asas dari pada hukum acara pada umumnya, termasuk hukum acara perdata, ialah bahwa pelaksanaanya,

yaitu inisiatif untuk mengajukan

tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan.

b. Hakim Pasif

Hakim didalam memeriksa perkara perdata bersifat pasif dalam arti kata bahwa ruang lingkup pokok sengketa yang diajukan kepada hakim untuk diperiksa pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim.

c. Sifat Terbukanya Persidangan Sidang pemeriksaan pengadilan pada asasnya adalah terbuka untuk umum, yang berarti bahwa setiap orang dibolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan di persidangan.

d. Asas-Asas Mendengarkan Kedua Belah Pihak

Asas ini mengandung arti bahwa didalam hukum acara perdata yang

berperkara harus sama-sama

diperhatikan, berhak atas perlakuan yang sama dan adil, serta masing-msing harus diberi kesempatan untuk memberi pendapatnya.

e. Putusan Harus Disertai Alasan-Alasan

Semua putusan pengadilan harus memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan alasan untuk mengadili (Pasal 50 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009), 148 ayat (1), 319 HIR,

618 RBg). Alasan-alasan atau

argumentasi itu dimaksudkan

pertanggungan jawab Hakim dari pada putusannya terhadap masyarakat, para pihak pengadilan yang lebih tinggi dan ilmu hukum, sehingga oleh karenanya mempunyai nilai obyektif.

f. Beracara Dikenakan Biaya

Biaya perkara ini meliputi biaya

(5)

5

pengadilan, pemberutahuan para

pihak, serta biaya materai.

g. Tidak Ada Keharusan Mewakilkan HIR tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilkan kepada orang lain, sehingga pemeriksaan dipersidangan terjadi secara langsung terhadap para pihak yang langsung berkepentingan. Pengertian Gugatan Perdata

Gugatan merupakan tuntutan hak yang di ajukan oleh seseorang atau lebih

(penggugat) kepada orang lain

(tergugat) melalui pengadilan untuk

memperoleh perlindungan hukum.

Dalam hukum acara perdata, terdapat dua jenis perkara gugatan yang

menjadi wewenang pengadilan

menyelesaikan perkaranya, yakni

gugatan yang terdapat dua pihak yang bersengketa disebut dengan gugatan

contentious. Dan gugatan yang bersifat sepihak (ex-parte), gugatan yang bersifat sepihak yaitu permasalahan yang di ajukan untuk diselesaikan

pengadilan tidak mengandung

sengketa (undisputed matters), tetapi

semata-mata untuk kepentingan

pemohon yang disebut dengan gugatan

voluntair.

Tata Cara Mengajukan Gugatan Perdata

Pengajuan gugatan perdata yang

dibenarkan undang-undang dalam

praktik berbentuk lisan dan tulisan. a. Bentuk Lisan

Penggugat yang tidak bisa membaca dan menulis atau dengan kata lain buta

huruf dimungkinkan untuk

mengajukan gugatannya secara lisan kepada ketua pengadilan negeri yang berwenang untuk mengadili gugatan tersebut dan memohon agar dibuatkan surat gugatan.

b. Bentuk Tulisan

Gugatan yang paling diutamakan adalah gugatan yang berbentuk tertulis sebagaimana ditegaskan dalam pasal 118 Ayat (1) HIR/Pasal 142 RBg. Menurut pasal tersebut, gugatan harus dimasukan kepada pengadilan negeri dengan surat permintaan yang di

(6)

6 tandatangani oleh penggugat atau kuasanya.

Pengertian Biaya Perkara Perdata Dalam asas-asas hukum acara perdata diatas, dinyatakan bahwa beracara dalam hukum perdata dikenakan biaya yang harus ditanggung oleh pihak yang kalah yang mana pembayaran dapat dibayarkan lebih dahulu oleh

pihak penggugat sewaktu

mendaftarkan gugatannya,

sebagaimana ditegaskan juga pada (Pasal 121 ayat (4) HIR / pasal 145 (4) RBg, yang menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan biaya perkara

perdata adalah biaya yang terlebih dahulu harus dibayar oleh penggugat ketika memasukkan gugatan perdata, sesuai dengan asas tidak ada biaya tidak ada perkara. Biaya perkara ini meliputi biaya Kepaniteraan dan biaya untuk panggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya materai.

Pembagian Biaya Perkara Perdata di Pengadilan Negeri

Dalam menentukan biaya panggilan/ pemberitahuan untuk wilayah hukum

Pengadilan Negeri Padang ditetapkan dengan mempertimbangkan jarak dan kondisi daerah tempat tinggal para pihak, agar proses persidangan yang

berhubungan dengan panggilan

berjalan lancar, dibagi dengan radius daerah.

Pengertian Putusan Hakim

Putusan pengadilan merupakan sesuatu yang sangat dinantikan oleh

pihak-pihak yang berperkara untuk

menyelesaikan perkara mereka dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, para pihak yang bersengketa mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam perkara yang sedang dihadapi.

Untuk dapat menyelesaikan atau

mengakhiri suatu perkara atau

sengketa setepatnya-tepatnya, maka

hakim harus terlebih dahulu

mengetahui secara objektif tentang

duduk perkara yang sebenarnya

sebagai dasar putusannya, dan bukan

secara apriori menemukan

putusannya, sedangkan

pertimbangannya baru kemudian

(7)

7 Asas-asas Putusan hakim

M. Yahya Harahap menyatakan bahwa asas-asas putusan hakim ada 3 yaitu: a. Memuat dasar alasan yang jelas dan rinci

b. Wajib Mengadili Seluruh Bagian Gugatan

c. Diucapkan di Muka Umum Jenis-Jenis Putusan Hakim a. Putusan Akhir

Putusan akhir adalah putusan yang

mengakhiri suatu sengketa atau

perkara dalam suatu tingkatan

peradilan tertentu.

b. Putusan yang Bukan Putusan Akhir Putusan yang bukan putusan akhir yang disebut juga putusan antara atau putusan sela, berfungsi tidak lain

adalah untuk memperlancar

pemeriksaaan perkara, Putusan sela berisi perintah yang harus dilakukan oleh para pihak yang berperkara untuk memudahkan hakim menyelesaikan

pemeriksaan perkara, sebelum dia menjatuhkan putusan akhir.

Putusan Hakim yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Suatu putusan memperoleh kekuatan hukum yang pasti atau tetap (inkracht van gewijsde) apabila tidak ada lagi upaya hukum biasa tersedia. Termasuk upaya hukum biasa ialah perlawanan,

banding, dan kasasi. Dengan

memperoleh kekuatan hukum yang pasti maka putusan itu tidak lagi dapat diubah, sekalipun oleh pengadilan yang lebih tinggi, kecuali dengan upaya hukum yang khusus, yaitu

request civil dan perlawanan oleh pihak ketiga.

a. Kekuatan Mengikat

Kekuatan mengikat adalah bahwa suatu putusan mengikat kedua belah pihak yang berperkara, tidak, tidak mengikat kepada pihak ketiga. Kecuali jika pihak ketiga itu ikut serta atau ikut

campur dalam sengketa antara

(8)

8 diwakili dalam proses Pasal 1917 dan Pasal 1920 KUHPerdata.

b. Kekuatan Pembuktian

Kekuatan pembuktian adalah putusan yang dituangkan dalam bentuk tertulis sebagai dokumen yang merupakan

suatu akta otentik yang dapat

dipergunakan sebagai alat bukti bagi para pihak, yang mungkin diperlukan untuk banding, kasasi atau eksekusi. c. Kekuatan Eksekutorial

Kekuatan eksekutorial adalah kekuatan

untuk dilaksanakannya apa yang

ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat-alat negara. Setiap

putusan harus memuat titel

eksekutorial, yaitu kalimat “Demi

Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap atau memperoleh kekuatan yang pasti, mempunyai kekuatan untuk dilaksanakan.

Hasil Peneliti Dan Pembahasan

Pembayaran Biaya Perkara Perdata dalam Praktiknya di Pengadilan Negeri Klas 1.A Padang

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan yang mana sebagai Kasir Pengadilan Negeri Padang Ibu Rini Sumi mengatakan bahwa didalam perkara perdata sewaktu mendaftarkan gugatannya pihak penggugat harus memanjar biaya perkara tersebut

dengan ketentuan yaitu sebagai

berikut:

a) Biaya untuk pemanggilan

penggugat akan dipanjar sebanyak 3x panggilan.

b) Biaya untuk pemanggilan tergugat

akan dipanjar sebanyak 4x

panggilan.

Adapun jumlah untuk setiap panggilan tersebut sama antara penggugat dan tergugat. Yang membedakan hanyalah

radius jarak tempat tinggal

penggugat/tergugat dengan Kantor

Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. Upaya-upaya yang Dapat Dilakukan Agar Putusan Hakim dalam

(9)

9 Pembayaran Biaya Perkara Perdata Tersebut Dapat Terlaksana.

Di dalam hukum acara perdata memang dinyatakan bahwa biaya perkara perdata dapat dibebankan kepada pihak yang kalah, namun dibayar terlebih dahulu oleh pihak penggugat pada saat mendaftarkan gugatannya. Maka atas dasar itu

pulalah, didalam putusan hakim

perkara perdata selalu dibunyikan pada

salah satu putusannya yaitu

“menghukum pihak yang kalah penggugat/tergugat untuk membayar segala biaya biaya yang timbul dalam perkara ini”. Namun dalam praktiknya, khususnya di Pengadilan Negeri Klas I.A Padang tempat penulis melakukan penelitian pada bulan januari 2015 sampai November 2015 terdapat 174

sengketa yang di daftarkan di

Pengadilan Negeri Padang hampir semuanya diminta untuk membayar biaya perkara bagi pihak yang kalah, namun pelaksanaan dari putusan ini sangat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi.

Dari wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 23 November 2015 dengan Humas Pengadilan Negeri Klas

I.A Padang Bapak Siswatmono

Radiantoro, S.H mengatakan bahwa pelaksanaan dari putusan hakim itu diserahkan kepada para pihak. Artinya apabila pihak yang menang meminta kepada pihak pengadilan, dalam hal ini Ketua Pengadilan untuk melaksanakan isi putusan tersebut maka pihak pengadilan akan melaksanakannya, namun apabila tidak diminta oleh pihak yang menang maka pengadilan juga tidak berhak untuk melaksanakan isi putusan itu.

Simpulan

Pelaksanaan Pembayaran Biaya

Perkara Perdata dalam Prakteknya di Pengadilan Negeri klas I.A Padang adalah dibayar panjarnya oleh pihak penggugat pada saat mendaftarkan gugatannya ke pengadilan. Panjar

biaya tersebut meliputi biaya

kepaniteraan dan biaya proses dalam

biaya proses. Besarnya biaya

perpanggilan ini berbeda-beda

(10)

10

penggugat/tergugat dengan Kantor

Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana adalah sebagai berikut: a. Meminta kepada pihak yang kalah

unutuk melaksanakan putusan

hakim yang menghukum dia untuk membayar biaya perkara secara sukarela, namun apabila dia tidak melaksanakannya secara sukarela, maka dapat dilakukan secara paksa oleh pihak pengadilan.

b. Jika pihak yang kalah tersebut tidak mau juga membayar, maka pihak pengadilan yang melakukan eksekusi dapat menyita benda-benda berharga milik pihak yang

kalah tersebut dan kemudian

melelangnya. Uang hasil lelang itulah yang akan digunakan untuk membayar biaya perkara dan seandainya hasil lelang tersebut melebihi jumlah biaya yang harus dibayarnya, maka sisa uang itu akan dikembalikan kepada pihak yang kalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku

K. Wantjik Saleh, 1983, Hukum Acara

Perdata RBg/HIR, Cetakan Ke Lima, Ghalia Indonesia, Jakarta. M. Nur Rasaid, 1996, Hukum Acara

Perdata, Sinar Grafika, Jakarta.

M. Yahya Harahap, 2005, Hukum

Acara Perdata tentang Gugatan,

Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan

Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta.

Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum

Acara Perdata Indonesia, Cetakan Pertama, Edisi ke-7,

Liberty, Yogyakarta.

Wirjono Prodjodikoro, 1984, Hukum

Acara Perdata di Indonesia, Sumur Bandung, Bandung. B. Peraturan Perundang-Undangan

Herziene Indonesische Reglement

(HIR) / Rechtsreglement voor de Buitengewesten (RBg).

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2012.

(11)

11

Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. C. Sumber Lain Http;//www.hukumacaraperdata.com/2 012/04/10/prosedur-pengajuan-gugatan-pada-pengadilan-negeri/. Rini Sumi S.H, 2015. Kasir Pengadilan

Negeri Klas I.A Padang. Siswatmono Radiantoro S.H, 2015,

Humas Pengadian Negeri KLas I.A Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Karena Al- Qur’an sebagai roh agama I slam harus ditanamkan dalam masing-masing diri peserta didik, maka GPAI 1 memilih metode ini.. juga harus adanya sikap spiritual

Aneka Resep Sambal Goreng Klik : Sambal Goreng Terong Sambal Goreng Krecek Sambal Goreng Telur Sambal Goreng Udang Pete Sambal Goreng  Iga Kambing Sambal Goreng Printhil Sambal

Berdasarkan hasil pemasukan penawaran pada paket Belanja Pengadaan Meubeulair SMA Negeri Kota Tangerang Selatan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Unit Pelayanan

Nama Pekerjaan : Perencanaan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Telaga Waja di Desa Datah, Desa Labasari, Desa Purwakerti, Desa Culik, Desa Bunutan dan Desa Kertamandala Kec..

Unit Pengadaan PT Bank Pembangunan Daerah Bali akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan barang sebagai berikut:6.

Distribusi senyawaan golongan hopana dan oleanana dapat dilihat pada m/z 191 untuk fraksi saturat bercabang dan siklik, Gambar 4.16 - 4.19 merupakan parsial

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pelaku pariwisata dan pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat dalam mengambil kebijakan yang dianggap

Komponen DSS Subsystems: Data management Dikelola oleh DBMS Model management Dikelola oleh MBMS User interface. Knowledge Management and organizational