PSORIASIS
LUTHFAN DIO S B
1310211089
Psoriasis
•
Definisi : penyakit kulit kronik residif
dengan lesi yg khas berupa bercak
bercak eritema berbatas tegas, ditutupi
oleh squama tebal berlapis lapis
Penyebab & Epidemiologi
•
Penyebab : belum jelas, tetapi yg pasti adalah
pembentukan epidermis dipercepat
( disebabkan perubahan sel kinetik keratinosit
dengan pemendekan cell cycle dari 311 to 36
jam, yg menghasilkan produksi sel epidermis 28
kali lebih dibandingkan dengan produksi
normalnya )
•
Umur : dua kelompok usia paling banyak yaitu
antara 20 – 30 thn dan antara 50 – 60 tahun
•
Jenis kelamin : frekuensi yg sama baik pada pria
maupun wanita
•
Bangsa : kulit putih lebih banyak dari pada kulit
berwarna
•
Daerah : lebih banyak pada daerah dingin
•
Iklim : lebih sering di musim hujan
•
Keturunan : biasanya diturunkan secara
Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Timbulnya Penyakit
1. Faktor Imun
•. Peranan mekanisme imun dibuktikan dengan tingginya
jumlah sel T yang teraktivasi dalam epidermis dan dermis, adanya makrofag, dan dengan terbukti efektifnya terapi imunosupresif dan imunomodulator pada psoriasis
•. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen, atau keratinosit.
•. Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.
•. Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih banyak
2. Faktor Genetik
•. Alasan utama yang mendukung hal ini adalah penelitian
yang menunjukkan peningkatan insiden psoriasis pada
keluarga penderita psoriasis, peningkatan insiden psoriasis yang terjadi pada anak dengan satu atau kedua orangtua yang terkena, tingginya angka psoriasis pada kembar
monozigot, dan kemungkinan letak lokus pada beberapa kromosom
•. Faktor genetik sangat berperan, dimana bila orang tuanya
tidak menderita psoriasis, resiko untuk mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orang tuanya
menderita psoriasis resikonya mencapai 34-39 %.
•. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah
bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA.
•. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe: Psoriasis
tipe I dengan awitan dini bersifat familial dan berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6
•. Sedangkan psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat
nonfamilial dan berhubungan dengan HLA-B27 dan Cw2 dan Psoriasis Pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27
3. Faktor Pencetus
•. Infeksi: oleh streptococcus, candida albicans, HIV,
Staphylococcus
•. Obat-obatan: antimalaria, beta-adrenergic blocker,
corticosteroid, lithium, ACE- Inhibitor
•. Trauma fisik: koebner phenomenon
•. Stress: pada sebagian penderita faktor stres dapat
menjadi faktor
•. Pencetus
•. Faktor endokrin: Puncak insiden psoriasis pada waktu
pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pasca partus memburuk.
Gejala Penyakit
• Dimulai dengan makula dan papula eritematosa berukuran mencapai lentikular – numular yang menyebar secara
sentrifugal
• Akibat penyebaran yang seperti ini, dijumpai beberapa bentuk psoriasis yaitu bentuk titik ( psoriasis pungtata ), bentuk tetes tetes ( psoriasis gutata ), bentuk numular ( psoriasis numular ), psoriasis folikularis atau psoriasis universalis ( pada seluruh tubuh )
Macam Macam Bentuk Psoriasis
1. Psoriasis Vulgaris•. Merupakan bentuk yang paling umum dari psoriasis dan sering ditemukan (80%).
•. Psoriasis ini tampak berupa plak yang berbentuk sirkumskrip.
•. Jumlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat bervariasi dari satu hingga beberapa dengan ukuran mulai 0,5 cm hingga 30 cm atau lebih
•. Lokasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah ekstensor siku, lutut, sakrum dan scalp.
•. Selain lokasi tersebut diatas, psoriasis ini dapat juga timbul di lokasi lain.
2. Psoriasis Gutata
•. Tampak sebagai papul eritematosa multipel yang sering
ditemukan terutama pada badan dan kemudian meluas hingga ekstremitas, wajah dan scalp.
•. Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm.
•. Timbulnya mendadak dan diseminata, umumnya setelah
infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas atau sehabis influenza atau morbili, stres, luka pada kulit,
penggunaan obat tertentu (antimalaria dan beta bloker).
•. Lesi psoriasis ini menetap selama 2-3 bulan dan akhirnya akan mengalami resolusi spontan.
3. Psoriasis Inversa ( Psoriasis Fleksural )
•. Psoriasis ini mempunyai tempat predileksi pada daerah
fleksor (lipatan kulit) seperti telinga, ketiak,
selangkangan, lipatan payudara, lipatan antara bokong, pusar, dan glans penis
4. Psoriasis Eksudativa
•. Bentuk tersebut sangat jarang, kelainannya eksudativa
seperti dermatitis akut 5. Psoriasis Seboroik
•. Gambaran klinis merupakan gabungan antara psoriasis
dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak.
•. Lesi juga terdapat pada tempat seboroik
•. Tetapi plak pada psoriasis lebih persisten, lebih tebal,
Pemeriksaan Kulit
• Lokalisasi : siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan
tangan, punggung, tungkai atas dan bawah serta kuku Efloresensi / sifat sifatnya :
• Makula eritematosa yg besarnya bervariasi, dari miliar
sampai numular dengan gambaran yg beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis
• Makula ini berbatas tegas, ditutupi skuama kasar
berwarna putih mengkilat
• Jika skuama digores dengan benda tajam akan timbul
tanda tetesan lilin
• Jika goresan diteruskan, timbul tanda Auspitz dengan
bintik bintik darah
• Dapat pula menunjukkan fenomena koebner, yaitu
Gambaran Histopatologis
• Menunjukkan akantosis, papilomatosis, dan hilangnya
stratum granulosum, juga hiperkeratosis, parakeratosis, serta abses munro
• Pada dermis ditemukan infiltrasi sel sel polinuklear,
limfosit dan monosit, serta pelebaran ujung ujung pembuluh darah
Pemeriksaan Penunjang
•
Pemeriksaan yang bertujuan menganalisis
penyebab psoriasis, seperti pemeriksaan darah
rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol dan
asam urat
Keterangan :
• Total nilai PASI kurang dari 10 dikatakan sebagai psoriasis ringan
• nilai PASI antara 10-30 dikatakan sebagai psoriasis sedang
Diagnosis Banding
• Dermatitis seboroik : biasanya menunjukkan kulit yg
berminyak tanpa skuama yg berlapis lapis
• Lues stadium II ( psoriasiformis ) : skuama berwarna
cokelat tembaga dan sering disertai demam pada malam hari ( dolores nocturnal )
• Pitriasis rosea : biasanya berjalan subakut, skuama tidak
berlapis lapis, dan efloresensi berupa eritema berbentuk lonjong sesuai dengan garis lipatan kulit
Komplikasi
• Psoriasis Pustulosa
Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa, bentuk
lokalisata dan generalisata.
Bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa
palm-plantar (Barber) yang menyerang telapak tangan dan kaki serta ujung jari.
Sedangkan bentuk generalisata, contohnya
psoriasis pustulosa generalisata akut (von
Zumbusch) jika pustula timbul pada lesi psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai gejala
•
Psoriasis Eritroderma : jika lesi psoriasis
terdapat diseluruh tubuh disertai skuama
halus dan gejala konstitusi berupa badan
terasa panas - dingin
Tata Laksana
Sistemik
1. Kortikosteroid
•. Pemberian kortikosteroid sistemik masih
kontroversial kecuali yang bentuk eritrodermi, psoriasis artritis dan psoriasis pustulosa Tipe Zumbusch.
•. Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg
(1-2 mg/kgBB/hari), atau steroid lain dengan dosis ekivalen.
•. Setelah membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan,
kemudian diberi dosis pemeliharaan.
•. Penghentian obat secara mendadak akan
menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi Psoriasis Pustulosa Generalisata
2. Methotrexate ( MTX )
•. Mempunyai efek menghambat sintesis DNA dan bersifat
anti inflamasi dengan menekan kemotaktik terhadap sel netrofil.
•. Diberikan pada psoriasis yg resisten dengan obat lain dan juga untuk pengobatan psoriasis pustulosa
generalisata, eritrodermi psoriatik, dan artritis psoriatik.
•. Dosis 2,5 – 5 mg / hari selama 14 hari dengan istirahat yg cukup
•. Dapat dicoba dengan dosis tunggal 25 mg / minggu dan 50 mg tiap minggu berikutnya
3. Siklosporin
•. Sebagai salah satu obat imunosupresif yang
mempunyai efek menghambat aktivasi dan proliferasi sel T.
•. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan sel keratinosit.
•. Dosis yang dianjurkan adalah 2-5 mg/kg BB, namun
memerlukan waktu yang cukup lama, dapat sampai 3-6 bulan.
4. DDS (diaminodifenilsulfon)
•. Hanya dipakai untuk pengobatan psoriasis pustulosa
lokalisata dengan dosis 2 x100 mg/hari.
•. Efek sampingnya ialah: anemia hemolitik,
methemoglobinemia, dan agranulositosis 5. TNF-antagonis
•. Tumor Necrosis Factor (TNF) alpha merupakan sitokin
proinflamasi yang memegang peran penting dalam patogenesis psoriasis.
•. Saat ini sedang dikembangkan sebagai terapi yang
memberi haparan baru.
•. Sediaannya antara lain Adalimumab, Infliximab,
Topikal
1. Preparat Ter
•. Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat ter,
yang efeknya adalah anti radang dan menghambat proliferasi keratinosit
•. Preparat tar berguna pada keadaan-keadaan: Bila
psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau pemakaian pada lesi luas
•. Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni
yang berasal dari : Fosil, misalnya iktiol. Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski dan Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens
•. Biasanya preparat ter digunakan dengan konsentrasi 2 –
5 %
•. Efeknya akan meningkat bila dikombinasi dengan asam
salisilat 2-5%.
•. Dapat diberikan dalam jangka lama tanpa iritasi
2. Anthralin
•. Diberikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi
0,2-0,8%, untuk pengobatan psoriasis bentuk plakat yang kronis atau psoriasis gutata.
•. Mempunyai efek anti inflamasi dan menghambat
proliferasi keratinosit.
•. Efek sampingnya adalah bersifat iritasi dan mewarnai
3. Kortikosteroid
•. Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa
cara , yaitu:
•. 1. Vasokonstriksi untuk mengurangi eritema.
•. 2. Sebagai antimitotik sehingga dapat memperlambat
proliferasi seluler.
•. 3. Efek anti inflamasi
•. Bila terjadi lesi plak yang tebal dipilih kortikosteroid dengan
potensi kuat seperti: Fluorinate, triamcinolone 0,1% dan
flucinolone topikal efektif untuk kebanyakan kasus psoriasis pada anak.
•. Preparat hidrokortison 1%-2,5% digunakan bila lesi sudah
menipis
•. Biasanya dikombinasi dengan asam salisilat 3%
4. Vitamin D3 (Calcipotriol)
•. Mempunyai efek anti inflamasi dan menghambat proliferasi
keratinosit dengan menghambat pembentukan IL-6
•. Preparatnya berupa salep atau krim 50 mg
•. efek sampingnya berupa iritasi, seperti rasa terbakar dan
menyengat. 5. PUVA
•. Yaitu kombinasi salep psoralen dan sinar UV, 0,6 mg / kgBB
•. Diberikan oral 2 jam sebelum penyinaran
•. Pengobatan dilakukan 2 x seminggu
•. Kesembuhan terjadi setelah 2 -4 kali pengobatan