• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN ITS (DASAR MULTIDISPLIN) DANA LOKAL ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN ITS (DASAR MULTIDISPLIN) DANA LOKAL ITS TAHUN 2020"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

1

Judul Penelitian:

Pengembangan dan Pengujian Lapangan (Site test)

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

(PLTGL) - Sistem Multi Pendulum

Tim Peneliti:

Dr. Ridho Hantoro, ST., MT.

Erna Septyaningrum, ST., MT.

Irfan Syarif Arief, ST., MT.

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN UNGGULAN ITS (DASAR MULTIDISPLIN)

DANA LOKAL ITS TAHUN 2020

Sesuai Surat Perjanjian

Pelaksanaan

Penelitian No: 825/PKS/ITS/2020

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... 2

HASIL PENELITIAN ... 4

1.1

Overview Pembangkit Listrik Tenaga Gelomban (PLTGL) – Multi Pendulum ... 4

1.2

Metode Penelitian ... 7

2.2.1

Metode Simulasi Menggunakan Computational Fluid Dynamics ... 8

2.2.2

Verifikasi hasil Simulasi ... 11

1.3

Simulasi Ponton ... 15

2.3.1

Penentuan Jenis Ponton PLTGL ... 15

2.3.2

Efek Ukuran Pendulum dan Karakteristik Gelombang terhadap Produksi

Energi PLTGL ... 17

2.3.3

Efek Bentuk Hull terhadap Prouduksi Energi PLTGL ... 23

1.4

Fabrikasi Ponton dan Sistem Kerangka Bandul ... 26

1.5

Fabrikasi dan Assembly Sistem Mekanik ... 28

1.6

Pembuatan SLD untuk Sistem Elektrik ... 30

BAB II

STATUS LUARAN ... 32

BAB III

KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN ... 38

BAB IV

RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA ... 40

BAB V

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(6)
(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dimensi Ponton ... 7

Tabel 2. Variasi Simulasi ... 20

Tabel 3. Status Luaran Penelitian ... 32

(8)
(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsep desain PLTGL [1]. ... 4

Gambar 2. Instalasi PLTGL [1]. ... 4

Gambar 3. Roadmap Pengembangan PLTG – Sistem Pendulum ... 6

Gambar 4. Desain Ponton Segienam ... 6

Gambar 5. Desain Ponton Katamaran ... 7

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Tahun Pertama... 8

Gambar 7. Contoh Simulasi Interaksi Ponton Terhadap Gelombang ... 9

Gambar 8. Contoh Simulasi Interaksi Gerakan Pendulum Terhadap Gerakan Ponton ... 9

Gambar 9. Ponton katamaran simetris ... 10

Gambar 10. Ponton katamaran inner flat hull... 10

Gambar 11. Ponton katamaran outer flat hull... 11

Gambar 12. Nilai Massa Jenis Air dan Nilai Gravitasi ... 11

Gambar 13. Contoh Letak Titik Berat ... 12

Gambar 14. Volume Ponton yang Tercelup Air ... 12

Gambar 15. Nilai Momen Inersia ... 13

Gambar 16. Hasil Meshing ... 13

Gambar 17. Hasil Meshing pada Geometri ... 14

Gambar 18. Set Up untuk pilihan “Use Linear starting Conditions” ... 14

Gambar 19. Set Up Parameter Gelombang ... 15

Gambar 20. Nilai RAO pada variasi periode gelombang 5 sekon... 15

Gambar 21. Nilai RAO pada variasi T 6 sekon ... 16

Gambar 22. Nilai RAO pada variasi T 10 sekon ... 16

Gambar 23. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 1, 19, dan 37 ... 17

Gambar 24. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 2, 20, dan 38 ... 18

Gambar 25. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 3, 21, dan 39 ... 18

Gambar 26. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 4, 22, dan 40 ... 19

Gambar 27. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 5, 23, dan 41 ... 19

Gambar 28. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 2,32 sekon,

dan massa 100 kg ... 23

Gambar 29. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 2,32 sekon

dan massa 150 kg ... 24

(10)

x

Gambar 30. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 7 sekon dan

massa 100 kg. ... 24

Gambar 31. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 7 sekon dan

massa 150 kg. ... 25

Gambar 32. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 12 sekon

dan massa 100 kg. ... 25

Gambar 33. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 12 sekon

dan massa 150 kg. ... 26

Gambar 34. Proses Fabrikasi Ponton PLTGL – Multi Pendulum ... 27

Gambar 35. Proses fabrikasi (a). Lengan pendulum; (b). Kerangka pendulum ... 28

Gambar 36. Sistem

One-Way Bearing

pada PLTGL Multi Pendulum ... 28

Gambar 37. a.

Bearing

untuk PLTGL Multi Pendulum, b. Sistem mekanik yang telah

dirakit, c. Proses

assembly

dan

fitting

, d. Sistem mekanik PLTGL ... 29

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 TABEL DAFTAR LUARAN ... 45

LAMPIRAN 2 MANUSCRIP CONFERENCE ... 48

LAMPIRAN 3 DESIGN ENGINEERING DRAWING (DED) ... 54

LAMPIRAN 4 SERTIFIKAT KONFERENSI ... 58

(12)
(13)

2

RINGKASAN

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) merupakan salah satu bentuk pengembangan dari energi terbarukan sebagai pengganti energi berbahan bakar fosil. Potensi pengembangan energi gelombang laut mencapai 49.000 MW. Riset Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Laut (PLTGL) merupakan riset multi-years yang telah dilakukan kelompok penelitian

PLTGL ITS sejak tahun 2002. Pada tahapan sebelumnya, kelompok peneliti PLTGL ITS telah melakukan penelitian terhadap sistem pendulum dan sistem ponton, bentuk ponton model silinder dengan silinder kecil (jukung) pada kedua sisinya, pemodelan sistem gerak pendulum pada model

ponton single pendulum menggunakan software Matlab untuk mengetahui dan memprediksi respon

yang akan dihasilkan oleh pendulum, serta yang terbaru pada tahun 2019 telah dilakukan penelitian

menggunakan Software Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan model ponton silinder untuk

mengetahui respon gerak dari ponton multi pendulum.

Penelitian yang telah dilakukan oleh kelompok peneliti PLTGL ITS telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 4 dan telah dilakukan pengujian laboratorium untuk sistem konversi PLTGL dengan tujuan mendapatkan desain ponton dan bandul terbaik. Saat ini tim peneliti ITS telah

meningkatkan penelitian PLTGL ITS hingga mencapai TKT 5 dengan dilakukan site test untuk

ponton yang telah dimodifikasi dari hasil penelitian sebelumnya sehingga pada tahun pertama ini telah dilakukan pengembangan sistem ponton dan fabrikasi sistem ponton yang mampu menghasilkan simpangan maksimal.

Pada penelitian ini diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ponton katamaran simetris

menghasilkan simpangan paling besar dari pada ponton katamaran outter flat hull dan ponton

katamaran inner flat hull. Hal ini diketahui dari simulasi dengan menggunakan variasi periode 2,32

massa 100 kg dan 150 kg serta 12 sekon massa beban 100 kg nilai simpangan yang terjadi pada

ponton katamaran simetris lebih besar jika dibandingkan dengan ponton katamaran outer flat hull

dan inner flat hull. Untuk kondisi ketika dilakukan simulasi menggunakan variasi amplitudo

gelombang 0,35 meter dan 0,6 meter nilai simpangan terbesar rata-rata terjadi pada ponton katamaran simetris. Sementara itu, dimensi dari pendulum juga berpengaruh terhadap simpangan yang mampu dihasilkan. Untuk periode gelombang laut yang rendah (2,32 s), Pendulum dengan simpangan terbesar adalah pendulum yang memiliki panjang 1,25 m. Sementara itu, pendulum 100 kg mampu menghasilkan simpangan terbesar untuk periode gelombang laut yang lebih Panjang yaitu 12 s.

Desain ponton terbaik yaitu ponton katamaran simetris telah ditentukan melalui hasil

simulasi,yang selanjutnya dilakukan pembuatan Design Engineering Drawing (DED) yang

merupakan acuan dalam melakukan proses fabrikasi menggunakan bahan fiberglass, bahan ini

dipilih karena kuat, tahan terhadap korosi dan memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan bahan yang lain. DED yang dibuat meliputi DED sistem ponton dan pendulum, sistem mekanik dan sistem elektrik. Selanjutntya telah dilakukan fabrikasi, assembly dan fitting untuk komponen ponton, pendulum dan sistem mekanik. PLTGL – Sistem Multi Pendulum ini

menggunakan sistem one-way bearing dengan sistem transmisi untuk menyesuaikan gerakannya

dengan input generator.

Dengan hasil yang didapatkan melalui simulasi, desain DED yang meliputi DED sistem ponton dan pendulum, sistem mekanik, serta sistem elektrik sebagai acuan fabrikasi untuk purwarupa berupa ponton dan sistem multi pendulum Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), pada

tanggal 29 – 30 Oktober 2020 telah dilakukan seminar international di The 5th International Tropical

Renewable Energy Conference (iTREC) 2020sebagai hasil luaran penelitian unggulan pada tahun 1.

(14)
(15)

4

HASIL PENELITIAN

1.1

Overview Pembangkit Listrik Tenaga Gelomban (PLTGL) – Multi Pendulum

Teknologi sistem konversi energi gelombang laut terdiri dari beberapa konsep yaitu Point

Absorber, Overtopping device, Oscillating Water Column (OWC), Attenuators, Oscillating Wave

Surge Converter (OWSC) dan Submerged Pressure Differential.

Gambar1. Konsep desain PLTGL [1].

Beberapa negara sudah banyak mengembangkan teknologi pembangkit listrik ini. Dari macam – macam konsep pembangkit listrik tenaga gelombang pada Gambar 1, berikut instalasi yang sudah dilakukan di beberapa negara yang disajikan pada Gambar 2 di bawah ini

Gambar 2. Instalasi PLTGL [1].

Teknologi untuk mengeksploitasi gelombang laut dalam bentuk energi pertama kali ditemukan oleh Girard seorang ilmuan dari Perancis pada tahun 1799. Pada abad ke-19, seorang insinyur

(16)

5

bernama M. Fursenot di Algeria mengembangkan alat yang dapat menangkap osilasi gelombang laut

dan mengubahnya menjadi bentuk energi lain menggunakan sistem buoyant yang dapat berosilasi ke

atas dan ke bawah. Penelitian tentang sistem konversi energi gelombang laut ini terus dikembangkan

hinga pada tahun 1898, seorang bernama P. Wright mematenkan karyanya yang diberi nama “Wave

Motor”. Pada abad ke- 20, Skotlandia membuat instalasi sistem konversi energi gelombang laut atau

pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan jenis Oscillating Water Column (OWC) di Islay

tepatnya pada tahun 2000 dengan kapasitas daya sebesar 500 kW. Pada tahun 2008 Portugis telah mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga gelombang jenis pelamis yang kemudian juga dikembangkan di UK. Pelamis merupakan divais yang mengapung dengan segmen berbentuk silinder besi berlubang yang dihubungkan satu sama lain pada sambungan dua derajat kebebasan [1].

Di beberapa negara Wave Energy Converter (WECs) telah banyak dikembangkan sebagai

energy alternative pengganti energ fosil. Tahun 2015 China melalui Guangzhou Institute of Energy

Conversion (GIEC) mengembangkan sebuah prototype Sharp Eagle WEC dengan ukuran 36m x 24m

x 16m dengan kapasitas daya 100kW di Pulau Wanshan [2]. Yoshio Masuda mengembangkan buoy

yang selanjutnya dinamakan floating oscillating water column dan dikembangkan sejak tahun 1965

[1]. Denmark juga telah mengembangkan WECs jenis overtopping device yang diberi nama

Wavedragon [3]. Norwegia juga mengembangkan WECs dengan jenis yang sama bernama Tapered

Channel Wave Power Device (Tapchan) [4].

Ditinjau dari potensi Indonesia, pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini merupakan salah satu sistem konversi energi yang sangat potensial untuk diimplementasikan.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas perairan sekitar 3.544.743,9 km2 [5],

sehingga memiliki potensi yang besar untuk sumber energi laut yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Menurut teori sumber daya energi laut global setara dengan 17.400 Terra Watt jam/tahun [6]. Sedangkan potensi sumber energi laut Indonesia mencapai 4.680 Giga Watt(GW) namun turun menjadi 61 Giga Watt(GW) karena adanya pertimbangan kemajuan teknologi dan kendala transportasi laut serta kondisi lingkungan di dasar laut [7].

Di Indonesia alat konversi energi gelombang laut menjadi energi listrik pertama kali dikembangkan oleh Zamrisyaf pada tahun 2002 yaitu pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem bandul (PLTG-SB). Prinsip kerja dari PLTG-SB ini adalah sistem yang sudah dirancang dalam bentuk ponton, ditempatkan mengapung di atas permukaan air laut. Kemudian sistem tersebut akan mengikuti gerak atau arus gelombang sesuai frekuensi gelombang laut sehingga menyebabkan bandul bergerak. Gerakan tersebut kemudian ditransmisikan dalam gerakan berputar untuk menggerakkan generator kemudian menjadi energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh PLTG-SB ini banyak dipengaruhi oleh dimensi ponton, panjang bandul, massa bandul dan susunan ponton [8]. Pengembangan PLTGL-Sistem Pendulum ini dilakukan secara eksperimental menggunakan ponton berukuran 4,8 m x 3 m x 3 m dengan besar 13 ton, dan mampu menghasilkan daya kurang lebih 2

(17)

6

kW. Penelitian ini kemudian terus dilakukan untuk menganalisa aspek krusial dari sistem ini, yaitu sistem ponton dan sistem pendulum, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Penelian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan sistem PLTGL yang lebih optimal

Gambar 3. Roadmap Pengembangan PLTG – Sistem Pendulum

Melanjutkan dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, akan dilakukan penelitian terkait ponton limas segi enam dan ponton katamaran dengan tujuan untuk mendapatkan desain ponton yang mampu menghasilkan RAO yang besar pada gelombang dengan amplitudo rendah. Ponton limas segi enam memiliki 4 pendulum berbentuk juring dan 3 cadik yang memanjang di sekitar lambung utama seperti ditunjukkan oleh Gambar 4. Sedangkan ponton katamaran memiliki pendulum yang memanjang dan menggantung di antara 2 lambung ponton seperti ditunjukkan pada

Gambar 5. Sementara itu dimensi ponton ditunjukkan pada Tabel 1

.

(18)

7

Gambar 5. Desain Ponton Katamaran Tabel 1. Dimensi Ponton

Jenis Ponton Parameter Nilai (m)

Ponton Limas Segi 6

Tinggi 1.2 Lebar lingkaran/ponton utama 1.7 Panjang cadik 3 Ponton Katamaran Panjang lambung 5 Lebar lambung 1.1 Tinggi lambung 1

Jarak antar lambung 1

1.2

Metode Penelitian

Aspek yang menjadi dasar penelitian ponton pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) ini meliputi desain dan pengujian lapangan yang terbagi dalam jangka waktu penelitian tahun pertama dan kedua. Untuk tahun pertama pengembangan PLTGL-Multi Pendulum menitik beratkan pada simulasi, penentuan desain serta fabrikasi ponton dan sistem mekanik. Adapun tahapan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

(19)

8

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Tahun Pertama

2.2.1

Metode Simulasi Menggunakan Computational Fluid Dynamics

Simulasi dilakukan dengan melalui dua tahapan, tahapan pertama dilakukan untuk melihat interaksi gelombang yang datang dengan ponton. Setalah hasilnya akan digunakan sebagai data masukan untuk simulasi untuk melihat gerakan pendulum akibat dari gerakan ponton. Untuk simulasi pada tahapan pertama dibutuhkan berbagai macam nilai yang diperlukan seperti sarat air, nilai titik berat, dan titik gaya angkat. Data tersebut dapat diperoleh melalui perangkat lunak desain yang digunakan.

Pada simulasi ini digunakan ombak yang datang sejajar dengan sumbu x setalah itu juga dimasukkan untuk variasi dari tinggi dan periode gelombang. Pada hasil simulasi ini akan didapatkan nilai simpangan dari ponton akibat dari gelombang. Simpangan dari ponton yang diambil merupakan

(20)

9

gerakan ponton yang berotasi terhadap sumbu y atau biasa disebut dengan pitching. Dan nantinya gerakan inilah yang mengakibatkan pendulum dapat berotasi. Kemudian data tersebut digunakan untuk masukkan dari simulasi gerakan pendulum akibat dari gerakan ponton yang dikenai gelombang.

Pada simulasi tahap pertama desain yang digunakan cukup bagian pontonnya saja dengan menggunakan seluruh parameter – parameter ketika ponton telah menopang seluruh sistem diatasnya. Pada gambar 7 berikut merupakan contoh hasil ketika ponton telah disimulasikan terhadap gelombang laut dengan salah satu parameter pada variasi yang telah ditentukan. Setelah simulasi

telah dilakukan maka akan didapatkan data berupa pitching ponton.

Gambar 7. Contoh Simulasi Interaksi Ponton Terhadap Gelombang

Pada simulasi tahap kedua disini dimasukkan geometri keseluruhannya karena yang akan

ditinjau adalah pendulumnya. Setelah itu geometri ini diberikan masukkan data berupa pitching

ponton yang telah diperoleh pada tahap pertama setelah itu ponton akan berotasi sesuai data yang telah dimasukkan dan bandul akan mengayun. Data simpangan bandul ini akan diambil untuk dilakukan analisis.

Gambar 8. Contoh Simulasi Interaksi Gerakan Pendulum Terhadap Gerakan Ponton

Simulasi dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics ini dilakukan sebanyak 3 kali

(21)

10

katamaran simetris, katamaran outer flat hull dan katamaran inner flat hull. Dari ketiga model ponton

ini akan dibandingkan mana yang menghasilkan gerakan dan simpangan ponton yang maksimal pada keadaan gelombang yang memiliki amplitudo kecil. Model ponton yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 9-11 berikut ini.

Gambar 9. Ponton katamaran simetris

(22)

11

Gambar 11. Ponton katamaran outer flat hull

2.2.2

Verifikasi hasil Simulasi

Verifikasi hasil simulasi merupakan sebuah tahapan dimana dilakukan pengecekan terhadap

set up parameter yang digunakan terhadap simulasi yang telah dilakukan. Pertama diperlukan

melakukan setup untuk ukuran laut yang digunakan untuk simulasi dan juga untuk massa jenis airnya,

digunakan untuk besar nilai massa jenisnya adalah 1025 kg/m3 seperti pada Gambar 12 sedangkan

untuk nilai gravitasi yang digunakan adalah 9.80665 m/s2.

Gambar 12. Nilai Massa Jenis Air dan Nilai Gravitasi

Sebelum melakukan simulasi diperlukan penentuan sarat air pada ponton, penentuan ini harus disesuaikan dengan beban yang ditopang oleh ponton. Dengan menggunakan persamaan 2.6 maka dapat ditentukan untuk sarat air ponton. Setelah dilakukan perhitungan desain ponton ini dengan sarat air 0.45 m dapat menopang beban seberat 1342.75 kg, sehingga dapat menopang beban terberat dari variasi yang akan disimulasikan yaitu 1086 kg. Data pertama yang digunakan untuk melakukan simulasi ponton terhadap gelombang laut merupakan titik berat. Titik berat dari seluruh komponen

(23)

12

ini dapat diperoleh dari perangkat lunak desain 3D. Gambar 13 merupakan salah satu contoh letak titik berat dari suatu benda.

Gambar 13. Contoh Letak Titik Berat

Selain titik berat juga diperlukan untuk memasukkan parameter untuk volume yang tercelup air. Nilai ini dapat diperoleh dengan cara memotong desain 3D dengan menyisakan bagian yang tercelup pada air. Apabila ponton memiliki sarat air 0.45 meter maka didapatkan volume yang

tercelup sebesar 1.31 meter3. Pada Gambar 14 berikut adalah hasil perhitungan volume melalui

perangkat lunak desainer yang digunakan.

Gambar 14. Volume Ponton yang Tercelup Air

Kedua, data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi pada perangkat lunak CFD

(Computational Fluid Dynamics) yang digunakan adalah momen inersianya yang juga didapatkan

dari perangkat lunak desain 3D. Pada Gambar 15 berikut merupakan salah satu contoh nilai momen inersia dari variasi yang digunakan.

(24)

13

Gambar 15. Nilai Momen Inersia

Selanjutnya adalah meshing disini diperlukan untuk memasukkan defeaturing tolerance dan

maximum element size berikut adalah nilai yang dimasukkan seperti pada gambar 16.

Gambar 16. Hasil Meshing

Ketentuan dari penyedia perangkat lunak simulasi ini adalah memiliki nilai total elements

yang tidak melebihi 40000 elemen untuk versi 64-bit dan 18000 elemen untuk versi 32-bit. Semakin

besar nilai maximum element size maka hasilnya akan kurang akurat. Pada salah satu jurnal

menggunakan ukuran maximum element size 0.5 meter [9]. Setelah melakukan meshing maka

(25)

14

Gambar 17. Hasil Meshing pada Geometri

Selain simulasi untuk hydrodynamic diffraction untuk mendapatkan data time response

analysis maka diperlukan untuk simulasi pada hydrodynamic response dan salah satu pengaturan

yang diubah yaitu “Use Linear starting Conditions”, karena simulasi pada hydrodynamicresponse

merupakan simulasi lanjutan dari simulasi hydrodynamic diffraction maka diperlukan melakukan

pengaturan tersebut agar posisi ponton pada simulasi hydrodynamicresponse memiliki posisi yang

sama dengan posisi ketika simulasi hydrodynamic diffraction. Pada gambar 18 berikut merupakan

set up untuk pilihan “Use Linear starting Conditions”.

Gambar 18. Set Up untuk pilihan “Use Linear starting Conditions”

Parameter yang terakhir merupakan konfigurasi untuk gelombang, sesuai dengan variasi yang telah digunakan untuk amplitudo dan periodenya. Untuk amplitudo digunakan variasi 0.1, 0.35 dan 0.6 meter. Sedangkan untuk periode digunakan variasi 2.32, 7, dan 12 detik. Ketika memasukkan parameter ini juga terdapat opsi untuk parameter frekuensinya namun jika sudah memasukkan parameter periode maka parameter frekuensinya tidak perlu dilakukan lagi. Selain itu juga diberi arah datang gelombang, arah 180° ini merupakan gelombang yang datang dari depan ponton. Pada

(26)

15

Gambar 19. Set Up Parameter Gelombang

1.3

Simulasi Ponton

2.3.1

Penentuan Jenis Ponton PLTGL

Penentuan jenis ponton PLTGL dilakukan dengan melakukan simulasi pada ponton limas segi enam 3 cadik dan ponton katamaran simetris untuk mendapatkan nilai RAO yang besar pada gelombang dengan amplitudo kecil. Pada tahap ini simulasi dilakukan dengan menggunakan variasi sarat air, amplitudo dan periode gelombang. Hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 20-22 di bawah ini.

Gambar 20. Nilai RAO pada variasi periode gelombang 5 sekon

Gambar 20 menunjukkan grafik periode gelombang terhadap nilai RAO arah sumbu y (pitch)

pada amplitudo gelombang 0,3 meter. Berdasarkan pada grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai RAO yang dihasilkan oleh ponton dengan bentuk katamaran simetris menghasilkan nilai RAO yang lebih besar jika dibandingkan dengan ponton bentuk limas segienam 3 cadik. Pada ponton katamaran simetris nilai RAO maksimum sebesar 146⁰ sedangkan pada ponton limas segienam 3 cadik sebesar 17⁰. Hal yang sama juga terjadi pada variasi amplitudo 1,3 meter dan periode gelombang 6 sekon

-250 -200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 0 1 2 3 4 5 R A O pitch in g (⁰) Periode Gelombang (s)

Variasi A 0,3 m dan T 5 sekon

(27)

16

pada Gambar 21 dimana nilai RAO ponton dengan bentuk katamaran simetris lebih besar dari ponton limas segienam 3 cadik. Besarnya nilai RAO pada ponton katamaran simetris 164⁰ dan 51⁰ untuk ponton bentuk limas segienam 3 cadik.

Gambar 21. Nilai RAO pada variasi T 6 sekon

Gambar 22. Nilai RAO pada variasi T 10 sekon

Gambar 22 merupakan grafik hubungan antara nilai RAO terhadap periode gelombang pada

amplitudo 1,4 meter. Pada grafik tersebut terlihat memiliki trendline yang sama dengan grafik pada

Gambar 20 dan 21 dimana nilai RAO pada ponton katamaran simetris jauh lebih besar daripada ponton limas segienam 3 cadik. Pada ponton katamaran simetris nilai RAO yang dihasilkan dari variasi periode gelombang 10 sekon dan amplitudo gelombang 1,4 meter sebesar 176⁰. Sedangkan pada ponton limas segienam 3 cadik menghasilkan RAO sebesar 73⁰. Jika dilihat dari ketiga grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar periode gelombang dan amplitudonya maka nilai

-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 0 1 2 3 4 5 6 RA O p itch in g (⁰) Periode Gelombang (s)

Variasi A 1,3 m dan T 6 sekon

Katamaran Simetris Limas Segienam 3 Cadik

-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 250 0 2 4 6 8 10 R A O pitch in g (⁰) Periode Gelombang (s)

Variasi A 1,4 m dan T 10 sekon

(28)

17

RAO nya juga semakin besar. Nilai RAO yang besar dihasilkan oleh ponton dengan bentuk katamaran simetris.

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan untuk, maka pada penelitian ini digunakan ponton jenis Katamaran, karena ponton ini memiliki RAO yang lebih besar jika dibandingkan dengan ponton limas segi enam 3 cadik. Selanjutnya dilakukan variasi ukuran pendulum untuk beberapa karakteristik gelombang yang berbeda.

2.3.2

Efek Ukuran Pendulum dan Karakteristik Gelombang terhadap Produksi Energi PLTGL

Simulasi untuk mengetahui pengaruh ukuran pendulum dan karakteristik gelombang terhadap produksi energi pada PLTGL dilakukan setelah didapatkan desain ponton yang manghasilkan nilai RAO tertinggi. Nilai RAO terbesar dihasilkan oleh ponton dengan bentuk katamaran simetris. Sehingga pada simulasi tahap 2 ini dilakukan simulasi pada ponton katamaran simetris dengan variasi panjang lengan pendulum, amplitudo gelombang dan periode gelombang. Variasi panjang lengan pendulum yang digunakan yaitu 1; 1,25 dan 1,5 meter dengan variasi amplitudo gelombang 0,1 ; 0,35 dan 0,6 meter. Sedangkan variasi periode gelombang yang digunakan sebesar 2,32 ; 7 dan 12 sekon.

Setelah dilakukan simulasi terhadap variasi panjang lengan maka dapat dilihat pengaruh dari perubahan panjang lengan pendulum terhadap gerakan pendulum. Berikut adalah grafik untuk

perbandingan simpanganpendulum dengan massa beban 100 kg, pada periode 2.32 s dan amplitudo

gelombang 0.1 meter dengan variasi panjang lengan pendulum terkait.

Gambar 23. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 1, 19, dan 37

-150 -100 -50 0 50 100 150 0.0 1.7 3.0 4.1 5.5 6.9 8.4 10.1 11.6 13.1 14.9 16.5 17.9 19.6 21.3 22.9 24.5 26.1 27.7 29.3 30.9 32.4 33.8 35.4 37.0 38.6 40.1 41.7 43.1 44.6 Sim p an gan P en d u lu m ( °) Waktu (s) 1 m 1.25 m 1.5 m

(29)

18

Gambar 23 merupakan perbandingan simpangan pendulum terhadap variasi panjang lengan pendulum pada saat periode gelombang 2,32 sekon dan amplitudo 0,1 meter. Dapat dilihat apabila simpangan pendulum pada gelombang laut dengan amplitudo 0.1 meter dan periode 2.32 s memiliki simpangan pendulum tertinggi ketika memiliki panjang lengan 1.25 meter. Hal yang sama juga terjadi saat ponton dikenai periode gelombang 7 sekon seperti pada Gambar 24. Simpangan pendulum paling besar terjadi pada ponton dengan panjang lengan pendulum 1,25 meter.

Gambar 24. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 2, 20, dan 38

Gambar 25. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 3, 21, dan 39

Sama seperti ketika ponton dikenai periode gelombang 2,32 dan 7 sekon, Gambar 25 merupakan grafik yang menunjukkan perbandingan simpangan pendulum saat ponton dikenai periode gelombang 12 sekon. Pada gambar 25 dapat terlihat simpangan pendulum pada gelombang

-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 0.0 2.0 4.2 6.2 8.4 10.5 12.7 14.9 16.9 18.9 21.2 23.5 25.8 28.1 30.4 32.5 34.4 36.8 38.9 40.8 42.8 44.9 46.8 48.9 50.8 52.7 54.4 Sim p an gan P en d u lu m ( °) Waktu (s) 1 m 1.25 m 1.5 m -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0.0 2.0 4.1 6.2 8.3 10.4 12.4 14.2 16.0 17.7 19.4 21.1 22.9 24.8 26.5 28.1 29.8 31.4 32.9 34.6 36.2 37.7 39.1 40.5 41.8 43.2 44.6 Sim p an gan P en d u lu m ( °) Waktu (s) 1 m 1.25 m 1.5 m

(30)

19

laut dengan amplitudo 0.1 meter dan periode 12 sekon juga memiliki simpangan pendulum tertinggi ketika memiliki panjang lengan 1.25 meter. Dari ketiga grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk ponton dengan variasi panjang lengan pendulum 1, 1,25 dan 1,5 meter pada kondisi gelombang dengan amplitudo gelombang 0,1 meter menghasilkan simpangan paling besar pada panjang lengan pendulum 1,25 meter. Untuk simpangan pendulum pada variasi amplitudo 0,35 meter dapat dilihat pada Gambar 26-27

Gambar 26. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 4, 22, dan 40

Gambar 27. Perbandingan Simpangan Pendulum Variasi 5, 23, dan 41

Gambar 26 dan 27 merupakan grafik perbandingan simpangan pendulum pada saat periode gelombang 2,32 dan 7 sekon. Pada Gambar 26 dapat dilihat apabila simpangan pendulum pada gelombang laut dengan amplitudo 0.35 meter dan periode 2.32 sekon memiliki karakter yang berbeda

-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 0.0 2.1 3.5 5.5 7.6 10.0 12.3 14.4 16.4 18.2 20.0 21.9 23.9 26.0 27.9 29.8 31.7 33.5 35.5 37.6 39.4 41.0 42.5 43.9 45.4 47.0 48.7 Sim p an gan P en d u lu m ( °) Waktu (s) 1 m 1.25 m 1.5 m -1000 -500 0 500 1000 1500 2000 0.0 4.1 7.1 9.7 12.1 14.6 17.1 19.5 21.7 23.9 25.9 27.8 30.0 32.2 34.2 35.9 37.7 39.6 41.3 43.0 44.7 46.7 48.4 50.2 52.1 54.2 55.8 Sim p an gan P en d u lu m ( °) Waktu (s) 1 m 1.25 m 1.5 m

(31)

20

dibandingakan dengan grafik sebelumnya, namun tetap memiliki simpangan tertinggi pada panjang lengan 1.25 meter. Pada grafik tersebut terlihat sudut simpangan telah melampaui 360°, hal ini berarti pendulum telah berputar penuh. Sedangkan pada Gambar 27 dapat dilihat apabila simpangan pendulum pada gelombang laut dengan amplitudo 0.35 meter dan periode 7 sekon memiliki simpangan pendulum tertinggi ketika memiliki panjang lengan 1.25 meter. Pada grafik tersebut terlihat sudut simpangan telah melampaui 360°, hal ini berarti pendulum telah berputar penuh. Karakteristik yang sama juga terjadi pada variasi amplitude 0,6 meter dimana simpangan terbesar terjadi pada panjang lengan pendulum 1,25 meter. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk variasi panjang lengan pendulum dari periode gelombang 2,32 ; 7 dan 12 sekon serta amplitudo gelombang 0,1 ; 0,35 dan 0,6 meter, simpangan terbesar dapat dihasilkan dari ponton dengan panjang lengan 1,25 meter. Berikut adalah tabel variasi simulasi disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Variasi Simulasi

No

Panjang Lengan Bandul (m) Massa Bandul (Kg) Amplitudo Gelombang (m) Periode Gelombang (s) 1 1 100 0,1 2,32 2 7 3 12 4 0,35 2,32 5 7 6 12 7 0,6 2,32 8 7 9 12 10 152 0,1 2,32 11 7 12 12 13 0,35 2,32 14 7 15 12 16 0,6 2,32 17 7 18 12 19 1,25 100 0,1 2,32 20 7 21 12 22 0,35 2,32 23 7

(32)

21

No

Panjang Lengan Bandul (m) Massa Bandul (Kg) Amplitudo Gelombang (m) Periode Gelombang (s) 24 12 25 0,6 2,32 26 7 27 12 28 152 0,1 2,32 29 7 30 12 31 0,35 2,32 32 7 33 12 34 0,6 2,32 35 7 36 12 37 1,5 100 0,1 2,32 38 7 39 12 40 0,35 2,32 41 7 42 12 43 0,6 2,32 44 7 45 12 46 152 0,1 2,32 47 7 48 12 49 0,35 2,32 50 7 51 12 52 0,6 2,32 53 7 54 12

Pada desain ponton katamaran simetris ini pendulum menggunakan variasi panjang lengan pendulum 1, 1.25, dan 1.5 meter serta menggunakan massa beban dengan variasi 100 dan 152 kg. Pemilihan variasi tersebut karena pertimbangan torsi minimum yang harus dicapai untuk penggunaan pada generator 1 KW dengan spesifikasi 600 RPM, melalui perhitungan. Pada simulasi awal

(33)

22

didapatkan nilai pitching terendah dengan nilai sekitar 18.5°, maka jika menggunakan panjang

lengan pendulum 1 meter harus diberi massa beban minimum 98.45 kg. Dari perhitungan tersebut maka digunakanlah variasi – variasi seperti pada tabel 2.

Simulasi terhadap perubahan panjang lengan pendulum untuk hasilnya pada kondisi gelombang 0.1 meter dengan periode 2.32, 7, dan 12 s serta pada kondisi gelombang 0.35 meter dengan periode 2.32 dan 7 s didapatkan untuk nilai simpangan pendulum tertinggi terjadi ketika menggunakan Panjang lengan 1.25 meter. Kondisi tersebut terjadi ketika menggunakan massa beban 100 kg. sedangkan untuk kondisi lainnya ketika menggunakan massa beban 100 kg rata – rata memiliki simpangan yang lebih tinggi ketika menggunakan Panjang lengan pendulum 1 meter. Untuk kodisi ketika menggunakan variasi massa beban 152 kg rata – rata juga terjadi ketika menggunakan panjang lengan pendulum 1.25 meter. Jadi dapat disimpulkan dari 54 variasi yang digunakan rata – rata memiliki simpangan terbaik ketika menggunakan panjang lengan 1.25 meter.

Pada hasil simulasi variasi perubahan massa beban pendulum dengan panjang lengan 1 meter dan parameter gelombang yang digunakan, didapatkan simpangan bandul yang lebih baik ketika menggunakan massa beban 100 kg kecuali pada kondisi amplitudo gelombang 0.1 meter dengan periode 2.32 dan 7 s. Sedangkan dengan panjang lengan 1.25 meter dan parameter gelombang yang digunakan, didapatkan simpangan bandul yang lebih baik ketika menggunakan massa beban 152 kg kecuali pada kondisi amplitudo gelombang 0.1 meter dengan periode 7 dan 12 s. Jadi karakter ketika pada parameter gelombang yang cenderung lebih tenang didapatkan nilai simpangan yang lebih tinggi ketika menggunakan massa beban 100 kg khususnya ketika menggunakan panjang lengan 1.25 meter. Ketika menggunakan panjang lengan 1.5 meter dan parameter gelombang yang digunakan, didapatkan simpangan bandul yang lebih baik ketika menggunakan massa beban 100 kg untuk periode gelombang 2.32 s pada semua variasi amplitudo gelombang. Untuk variasi periode lainnya simpangan pendulum didapatkan lebih baik ketika menggunakan massa beban pendulum 152 kg. Untuk simpangan pendulum terbaik rata - rata didapatkan ketika menggunakan panjang lengan pendulum 1.25 meter nilai ini terlihat ketika menggunakan parameter amplitudo gelombang yang kecil yaitu untuk amplitudo 0.1 dan 0.35. Sedangkan untuk amplitudo gelombang 0.60 meter hasil terbaik rata - rata didapatkan pada panjang lengan pendulum 1 dan 1.5 meter. Hal ini terjadi karena pada panjang gelombang 0.60 meter kurang bisa melakukan ekstraksi energi karena panjangnya ponton. Untuk variasi massa beban didapatkan nilai simpangan terbaik rata - rata ketika menggunakan massa 100 kg ketika pada gelombang dengan amplitude 0.1 dan 0.35 meter sedangkan ketika amplitudo 0.60 meter hasil simpangan pendulum terbaik ketika menggunakan massa beban 152 kg.

(34)

23

2.3.3

Efek Bentuk Hull terhadap Prouduksi Energi PLTGL

Setelah didapatkan bentuk ponton yang menghasilkan RAO terbesar dan panjang lengan dengan simpangan paling baik. Selanjutnya pada simulasi tahap ketiga ini dilakukan simulasi dengan variasi bentuk hull pada ponton katamaran untuk mengetahui respon simpangan yang dihasilkan oleh pendulum dengan menggunakan panjang pendulum terbaik dari hasil simulasi tahap kedua. Simulasi dilakukan dengan panjang lengan pendulum 1,25 meter, massa 100 dan 150 kg, periode gelombang 2,32 ; 7 dan 12 sekon serta amplitudo gelombang 0,1;0,35 dan 0,6 meter. Berikut adalah hasil simulasi pada variasi amplitudo 0,1 meter dapat dilihat pada Gambar 16-21.

Gambar 28. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 2,32 sekon, dan massa 100 kg

Gambar 28 merupakan grafik simpangan pendulum pada saat ponton dikenai periode gelombang 2,32 sekon dan massa beban 100kg. Sedangkan Gambar 29 merupakan grafik simpangan pendulum saat periode yang sama namun dengan massa beban 150kg. Berdasarkan kedua grafik

tersebut dapat diketahui bahwa perubahan simpangan pendulum yang terjadi memiliki trendline yang

hampir sama. Nilai simpangan pada ponton katamaran simetris dengan outer flat hull memiliki

perbedaan simpangan yang cukup kecil. Pada saat lengan pendulum diberikan beban 100 kg nilai simpangan terbesar terjadi pada ponton katamaran simetris. Tetapi saat lengan pendulum diberikan

beban 150 kg nilai simpangan terbesar terjadi pada ponton katamaran outer flat hull dengan selisih

yang cukup kecil dari nilai simpangan maksimum ponton katamaran simetris. -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=100kg T=2,32s

(35)

24

Gambar 29.Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 2,32 sekon dan

massa 150 kg

Gambar 30. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 7 sekon dan massa 100 kg.

Gambar 30 menunjukkan grafik perubahan simpangan yang terjadi pada ponton dengan periode gelombang 7 sekon dan massa beban 100kg. Dari grafik tersebut dapat diketahu bahwa nilai

simpangan terbesar terjadi pada ponton dengan bentuk outer flat hull. Kondisi ini berbeda dengan

pada saat ponton dikenai periode gelombang 2,32 sekon dimana perbedaan antara ponton katamaran

simetris dengan katamaran outer flat hull memiliki nilai perbedaan yang cukup kecil. Jika dilihat

pada grafik simpangan pendulum dengan massa beban 100 kg dengan periode gelombang 7 sekon

perbedaan antara simpangan pada ponton katamaran simetris dengan ponton katamaran outer flat

hull sangat jauh. Tetapi memiliki perbedaan yang cukup kecil dengan ponton katamaran inner flat

-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=150kg T=2,32s

Outer Flat Hull Inner Flat Hull Simetris

-100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=100kg T=7s

(36)

25

hull.Hal yang sama juga terjadi pada ponton dengan massa beban pendulum 150kg saat dikenai

periode 7 sekon. Dari Gambar 31 tersebut dapat dilihat bahwa simpangan terbesar juga terjadi pada

ponton katamaran outer flat hull.

Gambar 31. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 7 sekon dan massa

150 kg.

Gambar 32.Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 12 sekon dan massa

100 kg.

Gambar 32 menunjukkan grafik perubahan simpangan yang terjadi pada ponton dengan periode gelombang 12 sekon dan massa beban 100kg. Dari grafik tersebut dapat diketahu perubahan simpangan pada ponton katamaran simetris awalnya sangat kecil jika dibandingkan dengan ponton

katamaran outer flat hull yang memiliki perubahan simpangan cenderung konstan dari awal

-150 -100 -50 0 50 100 150 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=150kg T=7s

Outer Flat Hull Inner Flat Hull Simetris

-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=100kg T=12s

(37)

26

pergerakan ponton. Namun pada saat ponton bergerak di detik 43 sekon perubahan simpangan pada

ponton katamaran simetris menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan ponton katamaran outer

flat hull. Simpangan maksimum pada variasi ini terjadi pada ponton katamaran simetris. Hal yang

berbeda terjadi pada ponton dengan massa beban pendulum 150kg saat dikenai periode 7 sekon. Dari

Gambar 33 tersebut dapat dilihat bahwa simpangan terbesar terjadi pada ponton katamaran outer flat

hull.

Gambar 33. Perbandingan simpangan pendulum pada ponton katamaran saat T 12 sekon dan massa

150 kg.

Berdasarkan dari grafik pada Gambar 28-33 tersebut dapat diketahui bahwa untuk variasi periode 2,32 massa 100kg dan 150kg serta 12 sekon massa beban 100kg nilai simpangan yang trejadi

pada ponton katamaran simetris lebih besar jika dibandingkan dengan ponton katamaran outer flat

hull dan inner flat hull. Sedangkan pada variasi periode 7 sekon massa 100kg dan 150kg serta periode

12 sekon massa 150kg dengan amplitudo gelombang 0,1 meter memiliki perubahan nilai simpangan

maksimum pada ponton katamaran outer flat hull. Untuk kondisi ketika dilakukan simulasi

menggunakan variasi amplitudo gelombang 0,35 meter dan 0,6 meter nilai simpangan terbesar rata-rata terjadi pada ponton katamaran simetris. Sehingga dari simulasi tahap ketiga ini dapat disimpulkan bahwa ponton yang dapat menghasilkan nilai simpangan paling besar adalah ponton katamaran simetris.

1.4

Fabrikasi Ponton dan Sistem Kerangka Bandul

Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa ponton simetris mampu menghasilkan simpangan pendulum yang cenderung hampir sama dengan ponton outer flat hull, namun pendulum yang ditempatkan pada tonton simteris memiliki periode getaran yang cenderung lebih singkat jika dibandingkan dengan ponton katamaran lainnya. Sehingga untuk penelitian ini

-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 10 20 30 40 50 60 S im pa ng an Pen du lu m (⁰ ) Time (s)

m=150kg T=12s

(38)

27

akan menggunakan ponton katamaran simteris. Alasan lain yang mendasari hal pemilihan ponton ini adalah karena ponton jenis katamaran simetris ini lebih mudah untuk di fabrikasi. Setelah desain

ponton terbaik ditentukan, maka selanjutnya adalah melakukan pembuatan Design Engineering

Drawing (DED) yang merupakan acuan dalam melakukan proses fabrikasi. DED yang dibuat

meliputi DED sistem ponton dan pendulum, sistem mekanik dan sistem elektrik.

Fabrikasi ponton dilakukan di salah satu workshop di Sidoarjo, Jawa Timur. Ponton untuk

PLTGL-Multi Pendulum dibuat dengan menggunakan bahan fiberglass. Bahan ini dipilih karena kuat, tahan terhadap korosi dan memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan bahan yang lain. Ponton dan sistem mekanik yang telah di fabrikasi ditunjukkan pada Gambar 34-35.

(39)

28

(a) (b)

Gambar 35. Proses fabrikasi (a). Lengan pendulum; (b). Kerangka pendulum

1.5

Fabrikasi dan Assembly Sistem Mekanik

Sistem mekanik berfungsi untuk mentransmisikan energi kinetic pendulum menjadi

energi poros untuk di sambungkan dengan generator. Sistem mekanik ini harus didesain

sehingga rpm yang dihasilkan oleh PLTGL Multi Pendulum sesuai dengan spesifikas

i generator dan sistem elektrik yang digunakan. Gerakan pendulum merupakan gerakan

dua arah, sehingga sistem mekanik menggunakan jenis

one-way bearing

untuk

mengakomodasi gerakan pendulum. Dengan

one-way bearing

maka sistem poros akan tetap

berputar searah walaupun pendulum bergerak dua arah. Sistem

one-way bearing

yang

digunakan untuk PLTGL Multi Pendulum dapat dilihat pada Gambar 36

.

(40)

29

Proses fabrikasi dilakukan sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Masing-masing bagian dari sistem mekanik dibuat dengan ukuran yang tepat. Setelah proses fabrikasi, dilanjutkan dengan proses assembly dan fitting. Pada proses ini masing-masing bagian sistem mekanik yang sudah dibuat dirakit menjadi satu kesatuan. Dilakukan pengujian kinerja sistem mekanik untuk memastikan bahwa masing-masing bagian dapat bekerja dengan baik. Proses-proses ini ditunjukkan pada Gambar 37.

a. b.

c. d.

Gambar 37. a. Bearing untuk PLTGL Multi Pendulum, b. Sistem mekanik yang telah dirakit,

c. Proses assembly dan fitting, d. Sistem mekanik PLTGL

(41)

30

1.6

Pembuatan SLD untuk Sistem Elektrik

Sistem elektrik untuk PLTGL Multi Pendulum ditunjukkan pada Gambar 38. Sistem

konversi pada PLTGL Multi Pendulum menggunakan sistem transmisi yang didesain

khusus sehingga tidak menyebabkan kendalan ketika dipasang ke generator. Generator

yang digunakan pada PLTGL Multi pendulum merupakan

Generator low

RPM dengan

kapasitas 1000W 3 Fasa 220 V. Penggunaan generator

low

RPM ini karena menyesuaikan

dengan karakteristik dari gerakan pendulum yang memiliki RPM yang rendah.

Gambar 38. Single Line Diagram

Sistem perubahan tegangan generator PMG 3 fasa menggunakan instrumen daya

rectifier

,

Maximum Power Point Tracking

(MPPT) dan

inverter on grid

.

Rectifier

merupakan penyearah yang berfungsi merubah tegangan AC menjadi DC. Tegangan DC

dari

rectifier

akan di stabilkan oleh

regulator

agar dapat diterima sebagai

input inverter

.

Skema sistem perubahan tegangan dijelaskan sebagai berikut:

o

Generator PMG memiliki

output

tegangan AC, serta berubah ubah akibat adanya

perubahan rpm dari konversi putaran pendulum hingga transmisi mekanik dan

beban listrik.

o

Rectifier

adalah rangkaian semikonduktor yang merubah tegangan AC menjadi DC

agar dapat distabilkan, karena tegangan generator belum dapat diterima beban.

o

Regulator

berfungsi menurunkan atau menaikan tegangan sesuai

input inverter

(pada umumnya

input inverter on grid

200-350 Vdc).

o

Inverter

berfungsi untuk merubah tegangan DC menjadi AC sehingga tegangan

menjadi 220-240 Vac 1 fasa dan frekuensi 50-60 Hz.

Kenaikan rpm linier terhadap kenaikan tegangan

output generator

, frekuensi

output

generator, dan tegangan

output rectifier

. Sedangkan pada

regulator

dan

inverter

tidak

mengalami perubahan terhadap nilai rpm. Penambahan beban linier berbanding terbalik

(42)

31

terhadap

output

tegangan (

generator, rectifier, regulator,

dan

inverter

) serta frekuensi

generator. Semakin besar beban semakin turun nilainya.

(43)

32

BAB II

STATUS LUARAN

Penelitian pengambangan PLTGL-Multi Pendulum ini direncanakan untuk dilaksanakan selama 2 (dua) tahun. Secara umum penelitian yang telah dilakukan ini telah mencapai target penelitian mencapai 100%, dimana telah dilakukannya desain dan perhitungan PLTG-Multi Pendulum, pembuatan DED, fabrikasi ponton, krangka dan komponen mekanik serta pelaksanaan seminar international. Secara lebih detail, status luaran sampai saat ini ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3. Status Luaran Penelitian

No Luaran Status Keterangan/Dokumentasi

1. Perhitungan dan DED PLTGL (Ponton dan system pendulum)

a. Simulasi Ponton

dan Sistem

Pendulum

Selesai Simulasi ini dibagi menjadi beberapa tahap,

diantaranya:

a. Penentuan jenis ponton

b. Penentuan efek ukuran pendulum terhadap simpangan pendulum

c. Efek bentuk hull terhadap simpangan pendulum

Simulasi dilakukan dengan menggunakan

(44)

33

No Luaran Status Keterangan/Dokumentasi

b. Pembuatan DED

PLTGL

Selesai DED dibuat dengan pertimbangan utama berdasarkan

hasil simulasi yang dilakukan. DED yang dibuat meliputi:

a. DED sistem ponton dan kerangka

(45)

34

No Luaran Status Keterangan/Dokumentasi

c. DED sistem elektrik / SLD

2. Purwarupa berupa

ponton dan system

multi pendulum

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)

Selesai Purwarupa ponton dibuat berdasarkan DED yang telah

dibuat sebelumnya. Material Fiber dipilih untuk pembuatan ponton. Sementara itu kerangka turbin dibuat dengan menggunakan material besi yang di

coating sesuai dengan standard marine used.

3. Pembuatan Draft Selesai Publikasi akan dilakukan dalam The 5th International

Tropical Renewable Energy Conference 2020 yang

(46)

35

No Luaran Status Keterangan/Dokumentasi

4 Fabrikasi dan

assembly sistem mekanik

Selesai Berikut merupakan komponen-komponen mekanik

dan komponen yang sudah di assembly. Desain sistem

mekanik disesuaikan dengan kebutuhan PLTGL Multi Pendulum

(47)

36

No Luaran Status Keterangan/Dokumentasi

5 Pelaksanaan Seminar

International bereputasi

Selesai Pelaksanaan seminar internasional bereputasi telah

selesai dilaksanakan pada tanggal 29-30 Oktober 2020

dalam The 5th International Tropical Renewable

Energy Conference 2020 (iTREC)

(48)
(49)

38

BAB III

KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN

Berikut ini merupakan beberapa kendala yang dihadapi tim selama proses pelaksanaan penelitian ini, diantaranya

a. Proses fabrikasi yang terkendala adanya kondisi pandemic. Hal ini menyebabkan adanya

pembatasan jumlah pekerja dan jam kerja di workshop mitra sehingga proses fabrikasi memerlukan waktu yang lebih lama.

b. PLTGL – Multi pendulum ini di desain untuk dapat diimplementasikan secara modular dan

harus mampu bersaing dengan sumber energi konvensional yang saat ini banyak digunakan, seperti dari diesel/genset. Oleh karena itu, penentuan material ponton, sistem pendulum dan sistem mekanik yang harus tahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrim (lingkungan laut) namun harus mempertimbangkan faktor biaya, sehingga tetap dapat bersaing dengan sumber energi lainnya.

c. Penentuan lokasi pengujian yang memiliki potensi energi laut baik namun mudah untuk

dijangkau, sehingga mobilitas dari barang dan tim peneli lebih mudah dilakukan. Mengingat kondisi pandemic ini, maka hal tersebut menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan Berikut merupakan langkah yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut, diantaranya

a. Fabrikasi dilakukan secara parallel antara pembuatan ponton dan kerangka pendulum. Selain

itu, fabrikasi telah dilakukan lebih awal sehingga proses fabrikasi bisa selesai tepat waktu. Walaupun dalam kondisi pandemik ini, fabrikasi tetap dilakukan dengan memperhatikan protokol Kesehatan yang berlaku

b. Untuk pembuatan ponton, material fiber glass dipilih karena memiliki ketahanan yang baik pada

kondisi lingkungan yang ekstrim, selain itu material ini memiliki harga yang cukup terjangkau. Tidak perlu cat anti korosi untuk ponton, karena ponton dibuat bari material fiber glass. Sementara itu, sistem mekanik dibuat dari bahan yang memang mudah terkorosi, namun demikian dibuat chasing untuk sistem mekanik sedemikian sehingga sistem mekanik dapat terlindung dari air laut.

c. Saat ini tim masih melakukan survey dan kajian mengenai lokasi-lokasi yang potensial untuk

(50)
(51)

40

BAB IV

RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA

Setelah pelaksanaan penelitian pada tahap 1 di tahun 2020, berikut merupakan rencana tahapan selanjutnya di tahun 2021:

a. Integrasi komponen elektrik ke sistem.

Fabrikasi dan assembly untuk sistem ponton, pendulum dan sistem mekanik telah selesai dilakukan. Saat ini sedang dilakukan proses fitting untuk komponen-komponen tersebut. Sementara itu, sistem elektrik telah selesai didesain, sehingga tahapan selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah melakukan pengadaan sistem elektrik, untuk selanjutnya diinstall ke PLTGL-Multi Pendulum.

b. Site test

Setelah semua komponen PLTGL Multi Pendulum terinstall, maka selanjutnya adalah

melakukan site-test atau pengujian lapangan PLTGL Multi Pendulum. Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui kinerja dari PLTGL Multi Pendulum di lingkungan sebenarnya

c. Studi kelayakan bisnis dan LRIP

Untuk menuju ke tahapan komersialisasi, maka dilakukan studi kelayakan bisnis dan Low

(52)
(53)

42

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

[1]

H. Titah, "An Up-to-Date Technologies Review and Evaluation of Wave

Energy Converters,"

International Review of Electrical Engineering ,

vol. 10,

2015.

[2]

"An Overview of Ocean Energy Activities in 2018,"

Ocean Energy Systems

Annual Report,

p. 67, 2018.

[3]

P. F. E. F.-M. a. H. S. J.P Kofoed, "Prototype Testing of the Wave Energy

Converter Wave Dragon,"

Renew Energy,

Vols. 181-189, p. 31, 2006.

[4]

A. d. O. F. D.V. Evan, "Hydrodynamic of Ocean Wave Energy Utilization,"

Springer,

pp. 51-55, 1986.

[5]

I. R. H. Irfan.S.Arief, "Respon to Pontoon and Pendulum Motion at Wave

Energy Converter Based on Pendulum System,"

E3S Web of Conferences

43,01022 (2018),

2017.

[6]

J. K. a. G. Bhuyan, "Ocean Energy: Global Technology Development

Status,"

Report prepared by Powertech Labs for the IEA-OES (Implementing

Agreement on Ocean Energy Systems - International Energy Agency,

2009.

[7]

S. Said, Energi Outlook Indonesia, vol. 11, Jakarta Selatan: Dewan Energi

Nasional, 2014, p. 4.

[8]

J. Falnes, "A Review of wave Energy Extraction,"

Science Direct Marine

Structure,

vol. 20, pp. 185-201, 2007.

[9]

S. Junianto, Mukhtasor and R. W. Prastianto, "Motion Response Modeling

of Catamaran Type for Floating Tidal Current Energy Conversion System n

Beam Seas Condition," in

Proceedings of Academicsera 12th International

Conference

, Seoul, 2017.

(54)

43

[11]

Dewan Energi Nasional, Outlook Energi Indonesia 2019, Jakarta, 2019.

[12]

S. Said, "Energi Outlook Indonesia," Dewan Energi Nasional, Jakarta

Selatan, 2014.

[13]

A. Goldman, "Introduction to Wave Energy Converters," 28 Oktober 2012.

[Online]. Available: http://www.renewablegreenenergypower.com/introduction-

to-wave-energy-converters-wecs/. [Accessed 4 November 2019].

[14]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bangunan dan Stabilitas Kapal

Perikanan 1, 2015.

[15]

Y. B. Mustofa, "Analisa Gerakan Ponton Model Tripod untuk Energi

Gelombang Sistem Bandulan,"

Jurnal Teknik ITS,

vol. I, pp. 203-206, 2012.

[16]

A. Pecher and J. P. Kofoed, Handbook of Ocean Wave Energy, Aalborg:

(55)

44

(56)

45

LAMPIRAN 1 Tabel Daftar Luaran

Program

: Penelitian Unggulan ITS (Dasar Multidisiplin) Dana

Lokal ITS 2020

Nama Ketua Tim

: Dr. Ridho Hantoro, S.T.,M.T.

Judul

: Pengembangan dan Pengujian Lapangan (Site Test)

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

(PLTGL)-Sistem Multi Pendulum

1.Artikel Jurnal

No

Judul Artikel

Nama Jurnal

Status Kemajuan*)

*) Status kemajuan: Persiapan,

submitted

,

under review

,

accepted

,

published

2. Artikel Konferensi

No

Judul Artikel

Nama Konferensi

(Nama Penyelenggara,

Tempat, Tanggal)

Status Kemajuan*)

1.

Response Analysis of

Pendulum and Poonton on

Ocean Wave Energy

Conversion System

(OWCS)-Double Pendulum System

The 5th International Tropical Renewable Energy Conference (iTREC) 2020 (Faculty of Engineering, University of Indonesia, October 29th-30th 2020)

presented

*) Status kemajuan: Persiapan,

submitted

,

under review

,

accepted

,

presented

3. Paten

No Judul Usulan Paten

Status Kemajuan

*) Status kemajuan: Persiapan,

submitted

,

under review

4. Buku

No

Judul Buku

(Rencana) Penerbit

Status Kemajuan*)

*) Status kemajuan: Persiapan,

under review, published

(57)

46

No

Nama Output

Detail Output

Status Kemajuan*)

1.

Purwarupa dan DED dari

ponton Pembakit Listrik Tenaga

Gelombang Laut (PLTGL)

multi pendulum yang meliputi

DED ponton dan pendulum, dan

sistem mekanik

Purwarupa ponton dibuat berdasarkan DED yang telah dibuat sebelumnya.

Material Fiber dipilih

untuk pembuatan ponton. Sementara itu kerangka

turbin dibuat dengan

menggunakan material

besi yang di coating

sesuai dengan standard

marine used. Sementara

itu digunakan chasing yang mencegah korosi pada sistem mekanik

selesai

*) Status kemajuan: cantumkan status kemajuan sesuai kondisi saat ini

6. Disertasi/Tesis/Tugas Akhir/PKM yang dihasilkan

No Nama Mahasiswa

NRP

Judul

Status*)

1

Bariz Irfan Ridho

02311640000147 Analisa Respon

Gerak Multi

Pendulum

Vertikal dan

Ponton

Katamaran Pada

Pembangkit

Listrik Tenaga

Gelombang

Laut –Sistem

Bandul(PLTGL

–SB)”

Lulus

2

Yusuf Rifqi Hudaya

02311640000042 Analisa

Kestabilan

Variasi Susunan

Array pada

Ponton

Trimaran

Pembangkit

Listrik Tenaga

Gelombang

Laut Sistem

Lulus

(58)

47

Bandul

(PLTGL-SB)

3

Qoriatul Khasanah

02311640000038 Analisa Respon

Gerak Ponton

Multi Pendulum

Model Trimaran

Pada

Pembangkit

Listrik Tenaga

Gelombang

Sistem Bandul

(PLTGL - SB)

Lulus

(59)

48

LAMPIRAN 2 MANUSCRIP CONFERENCE

Response Analysis of Pendulum and Pontoon on Ocean

Wave Energy Conversion System (OWCS) – Double

Pendulum System

Ridho Hantoro

1, a)

Erna Septyaningrum

1,b)

Bariz Irfan Ridho

,c) 1Department of Engineering Physics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

a)Corresponding author: septyaningrum@its.ac.id b)hantoro@ep.its.ac.id bariz

c).irfan.iz@gmail.com

Abstract. The growing energy need, and the limitation of fossil fuel encourage many researchers to develop renewable energy technology. The good availability and the environmentally friendly of renewable energy, make it to be the best choice for energy production. One of the renewable energy sources comes from the sea, ocean wave energy has the potential to be extracted sustainably. Devices that convert ocean energy into electrical energy are called Ocean Wave Energy Conversion System (OWCS). This work proposed the new technology of OWCS, known as OWCS-Double Pendulum. The analysis of catamaran pontoon dan pendulums was carried out by utilizing the Computational Fluid Dynamics method. The numerical analysis shows that the smaller the wave period value, the greater the pontoon pitching value. The wave (amplitude and period) and pendulum (length and mass) parameters were variated to know the pendulum response toward the design parameter. Meanwhile, the greater the wave amplitude value, the greater the pontoon pitching value. The largest pontoon pitching value was obtained when using the 2.32 s wave period with a pitching value of 5.51°. When using a 2.32 s period and an amplitude of 0.6, the pitching pontoon value was 23.81°. When using the ocean wave period 2.32 s and the ocean wave amplitude 0.1 m, the largest pendulum deviation value is obtained when using a pendulum arm length variation of 1.25 m with a value of 109.57°. When using the variation of wave period 12 s and wave height 0.1 m, the pendulum deviation value is higher when using a load mass of 100 kg with a value of 61.7°.

INTRODUCTION

The energy demand continues growing along with the increasing human population growth in Indonesia. According to the General Planning for National Energy, Indonesia produced 382.9 MTOE and consumed 110.5 MTOE in 2017 [10]. Meanwhile, in 2018, the energy production was 411.6 MTOE and the consumption was 114 MTOE [11]. The energy consumption in Indonesia increases by 3.5 MTOE every year. Nowadays, Indonesia facing the decrement of energy production especially in the petroleum sector, on the contrary, the demand for petroleum is increasing every year. As most of the electricity is produced by coal-fired power plants, Indonesia has a bid dependence on fossil fuel supply. Energy diversification is very urgently needed to reduce the dependency on fossil fuel.

Renewable energy technologies have been proposed as the solution of the issue since this is an environmentally friendly technology and the resource is abundantly available. Renewable energy technology is often site-specific technology, in which the implementation of the technology is based on the potential of the region. The three most developed marine energies are tidal energy, wave energy, and ocean thermal energy. The ocean wave energy conversion system (OWCS) is the most attractive to be exploited sustainably [12].

The development of OWCS was a worldwide project. America, Europe, China, and India are at the forefront of developing strategies to increase the share of an ocean wave in their energy mix [4,5]. Researchers had proposed many concept and design of wave energy conversion. There are three main categories of OWCS, i.e. (1) Oscillating Water Columns (OWCs), (2) Oscillating Bodies, and (3) overtopping system. OWCS is characterized by the interaction of the device and the ocean wave. The challenges for OWCS ranging from the availability of suitable wave and the survivability of the material in the severe environmental condition, [6,7].

Gambar

Gambar 2. Instalasi PLTGL [1].
Gambar 4. Desain Ponton Segienam
Gambar 7. Contoh Simulasi Interaksi Ponton Terhadap Gelombang
Gambar 10. Ponton katamaran inner flat hull
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Pesan dalam Penulisan Naskah pada Program KISS PAGI di INDOSIAR Seperti yang telah tertulis diatas bahwa terdapat bahasa dalam proses penulisan naskah pesan yang

Sehingga diperlukan kegiatan atau program yang sifatnya komprehensif dan integral melalui pembentukan Komite Aksi Kota Tegal Penghapusan BPTA yang ditetapkan

 Selain itu, konsumen batik dari dalam dan luar negeri sudah banyak yang dapat membedakan antara batik tulis dan cap dengan batik printing, serta mempercayai

Jika tombol FIRE ditekan, maka akan terjadi pengecekan apakah angka yang kita pilih itu lebih besar, lebih kecil, atau benar.. Kemudian fungsi pengecekan inputDelay itu untuk

Dengan terbitnya Publikasi INFORMASI KECAMATAN TENAYAN RAYA 2015 ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan program pembangunan wilayah Kecamatan

Bekerja sama dalam kelompok 4 Selalu konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera pada indicator 3 Konsisten memperlihatkan prilaku yang tertera pada indicator 2

Produktivitas adalah terwujudnya sasaran atau tujuan dari suatu organisasi dengan cepat dan tepat pegawai Kelurahan Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep

jarum hipodermik yang beranggapan bahwa massa merupakan tubuh besar yang terdiri dari orang-orang yang tidak berhubungan tetapi berkaitan kepada media, maka model dua