• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Overpass

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pekerjaan Overpass"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

4.2.7

4.2.7 PEKERJAAN PEKERJAAN OVERPASSOVERPASS A. BORE PILE

A. BORE PILE a. Uraian Umum a. Uraian Umum

Pondasi

Pondasi Bored Pile Bored Piletermasuk kategori pondasi dalam dengan desaintermasuk kategori pondasi dalam dengan desain tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam lapisan tanah keras bila level tanah dipermukaan atas tidak cukup lapisan tanah keras bila level tanah dipermukaan atas tidak cukup untuk menahan beban bangunan secara keseluruhan, sehingga untuk menahan beban bangunan secara keseluruhan, sehingga diperlukan daya dukung tambahan. Fungsinya sama dengan pondasi diperlukan daya dukung tambahan. Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang. Perbedaanya terletak pada cara dalam lainya seperti pancang. Perbedaanya terletak pada cara  pengerjaanya.

 pengerjaanya. PengerjaanPengerjaan bored pilebored pile dimulai dengan pelubangandimulai dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan,kemudian tanah dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan,kemudian  pemasangan

 pemasangan tulangan tulangan besi besi yang yang dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan pengecoranpengecoran  beton.

 beton. Mutu BMutu Beton yeton yang digang digunakan unakan dalam pekerjaan dalam pekerjaan ini adalah ini adalah mutumutu  beton kelas

 beton kelas K.350K.350 atau Mutu betonatau Mutu beton Kelas B2Kelas B2 b.

b. Persyaratan MaterialPersyaratan Material

1)

1) Beton Kelas B2Beton Kelas B2

2)

2) Baja tulangan BJTD-40Baja tulangan BJTD-40

3)

3) Curing compound Curing compound 

4)

4) Material bantuMaterial bantu c.

c. Spesifikasi Spesifikasi PekerjaPekerjaanan

1)

1) JumlahJumlah Bored Pile Bored Pile : 6 buah: 6 buah

2)

2) PanjangPanjang Bored Pile Bored Pile : 1300 cm: 1300 cm

3)

3) Diameter Diameter tiang tiang Bor Bor : : 120 120 cmcm

4)

4) Mutu BetonMutu Beton Bored Pile Bored Pile : Kelas B-2 (K.350): Kelas B-2 (K.350) 5)

5) Mutu Baja TulanganMutu Baja Tulangan Bored Pile Bored Pile : BJTD-40/fy : BJTD-40/fy = 400 = 400 MpaMpa 1.

1. D13 (Baja Polos diameter 13mm)D13 (Baja Polos diameter 13mm) 2.

2. D25 (Baja Ulir diameter 25mm)D25 (Baja Ulir diameter 25mm) 3.

3. Spiral D13-100 (Baja Polos diameter Spiral D13-100 (Baja Polos diameter 13-100mm)13-100mm) 6)

6) Selimut Selimut Beton Beton : : 75 75 mmmm 7)

(2)
(3)

Gambar 4.49

Gambar 4.49 Detail penulangan bored p Detail penulangan bored pileile 6)

6) PeralatanPeralatan 1.

1. Service Service Crane Crane Type Type Crawler Crawler , Kap min 60 Ton, Kap min 60 Ton 2.

2.  Bor Pile Driling Rig  Bor Pile Driling Rig , dia 120 mm, dia 120 mm 3.

3.  Excavator  Excavator , Kap 0,9 M³, Kap 0,9 M³ 4.

4.  Dump Truck  Dump Truck , Kap 5 - 7 M³, Kap 5 - 7 M³ 5.

5. Truck Bak Datar Truck Bak Datar , Kap 10 T, Kap 10 T 6.

6.  Batching Plant  Batching Plant , 30 M³/Jam, 30 M³/Jam 7.

(4)

d. Metode Pekerjaan d. Metode Pekerjaan

1)

1) Urutan PekerjaanUrutan Pekerjaan 1.

1. Persiapan mesin bor dan pindahkan ke lokasi pengeboran,Persiapan mesin bor dan pindahkan ke lokasi pengeboran, mesin bor harus diletakkan pada permukaan yang datar dan mesin bor harus diletakkan pada permukaan yang datar dan level. Set alat supaya level dan mata bor pada tit

level. Set alat supaya level dan mata bor pada titik patok yangik patok yang ditentukan. Baut titik pinjaman dan pengeboran dimulai ditentukan. Baut titik pinjaman dan pengeboran dimulai dengan mata bor sampai kedalam, untuk 

dengan mata bor sampai kedalam, untuk 

 pemasangan Casing atau samapai permukaan air tanah.  pemasangan Casing atau samapai permukaan air tanah.

2.

2. PasangPasang CasingCasing dengan panjang yang diinginkan dandengan panjang yang diinginkan dan casing di gantung pada permukaan tanah

casing di gantung pada permukaan tanah casingcasing harus padaharus pada  posisi

 posisi yang yang vertikal vertikal supaya supaya pengeboran pengeboran selanjutnya selanjutnya dapatdapat vertikal

vertikal. Casing. Casing diukur lagi terhadap titik pinjaman supayadiukur lagi terhadap titik pinjaman supaya tidak bergeser dari lokasi yang seharusnya dan dimasukkan tidak bergeser dari lokasi yang seharusnya dan dimasukkan ke

ke

tanah sedalam 6 m. tanah sedalam 6 m. 3.

3. Pengeboran dilanjutkan dengan menggunakan Bucket Bor.Pengeboran dilanjutkan dengan menggunakan Bucket Bor. Pengeboran diteruskan sampai dengan kedalaman yang Pengeboran diteruskan sampai dengan kedalaman yang diinginkan.

diinginkan. 4.

4. Setelah pengeboran mencapai kedalaman yang dikehendakiSetelah pengeboran mencapai kedalaman yang dikehendaki dilakukan pembersihan dasar lubang bor menggunakan dilakukan pembersihan dasar lubang bor menggunakan Cleaning Bucket 

Cleaning Bucket , pembersihan dilakukan sampai, pembersihan dilakukan sampai CleaningCleaning  Bucket

 Bucket bersih. bersih. 5.

5. Selanjutnya diteruskan dengan pemasanganSelanjutnya diteruskan dengan pemasangan Steel CageSteel Cage..SteelSteel Cage

Cagedigantung pada permukaandigantung pada permukaan Casing.Casing. 6.

6. AngkatAngkat Steel CageSteel Cage berikutnya dan  berikutnya dan disambung dengandisambung dengan SteelSteel Cage

Cageterdahulu penyambungan dilakukan denganterdahulu penyambungan dilakukan dengan  pengelasan

 pengelasan setempat setempat pada pada setiap setiap tulangan tulangan Longitudinal,Longitudinal, kemudian

kemudian Steel CageSteel Cage diturunkan dan digantung padaditurunkan dan digantung pada  permukaan

 permukaan Casing, Steel CageCasing, Steel Cage dipasang sampai panjangdipasang sampai panjang yang diinginkan.

(5)

7.

7. PemasanganPemasangan

P

P

i

i

p

p

a

a

T

T

r

r

e

e

m

m

i

i

e

e

a)

a) Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoranAdanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu

memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa  pipa tremietremie. Pipa. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.

dengan kedalaman lubang yang dibor. b)

b) Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang sPada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisorupervisor menentukan, Karena

menentukan, Karena pipa  pipa tremitremi tadi perlu dicabut lagi.tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak maka jelas Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi sulit. Sedangkan mencabut pipa yang tertanam menjadi sulit. Sedangkan  jika terlalu

 jika terlalu dini mencabutdini mencabut pipa tremie pipa tremie, sedangkan beton, sedangkan beton  pada

 pada bagian bagian bawah bawah belum belum terkonsolidasi terkonsolidasi dengan dengan baik,baik, maka bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. maka bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lubang, tidak kelihatan sama sekali. Jadi pengalaman lubang, tidak kelihatan sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting.

memegang peran sangat penting. c)

c) PenggunaaPenggunaa Pipa Tremie Pipa Tremiedibandingkan dengandibandingkan dengan bored pilebored pile  biasa

 biasa adalah adalah dengan dengan AdanyaAdanya  pipa  pipa tremitremi tersebuttersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena

atau lumpur. Karena berat jenisberat jenis beton  beton lebih lebih besar besar daridari berat jenis

berat jenis lumpur maka beton makin lama-makin kuatlumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan untuk mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga  perlu dewatering segala.

 perlu dewatering segala. d)

d)  Pipa  Pipa tremietremie dipasang dengan cara disambung satudipasang dengan cara disambung satu  persatu dan diturunkan kedalam lubang bor,

 persatu dan diturunkan kedalam lubang bor, pipa tremie pipa tremie dipasang sampai ujung bawah pipa tremie mencapai 30 dipasang sampai ujung bawah pipa tremie mencapai 30 cm dari dasar lubang bor

cm dari dasar lubang bor tremie digantung supaya betontremie digantung supaya beton masih dapat keluar dari ujung

(6)

8.  Pipa tremie mencapai panjang yang dikehendaki dilanjutkan dengan memasang corong tremie diatasnya kemudian diteruskan dengan pengecoran dilakukan dengan menuang  beton ke dalam corong tremie dengan konstan dan pelan. 9. Sebelum melakukan pengecoran. Dilakukan Pengujian Kuat

Tekan Beton berupa balok yang sudah dipersiapkan untuk cetakan campuran beton yang nantinya akan di uji di Laboratorium dan Pengujian Slump yang hasilnya langsung  bisa diperoleh kemudian apabila nilai slump memenuhi,  pekerjaan bias dilanjutkan.

10. Pengecoran dilakukan sampai Cut Off Level ditambah 1 m kemudian dilanjutkan dengan pencabutan Casing sementara, Casing harus dicabut perlahan

 – 

 lahan supaya

(7)

2) Diagram Alir Pekerjaan

Gambar 4.50 Bagan Alir Pekerjaan Bored Pile

3) Ilustrasi pekerjaan

1. Persiapan mesin bor dan pindahkan ke lokasi pengeboran, mesin bor harus diletakkan pada permukaan yang datar dan level. Set alat supaya level dan mata bor pada titik patok yang ditentukan. Baut titik pinjaman dan pengeboran dimulai dengan mata bor sampai kedalam, untuk 

 pemasangan Casing atau samapai permukaan air tanah.

(8)

2. Pasang Casing dengan panjang yang diinginkan dan casing di gantung pada permukaan tanah casing harus pada posisi yang vertikal supaya pengeboran selanjutnya dapat vertikal. Casing diukur lagi terhadap titik pinjaman supaya tidak  bergeser dari lokasi yang seharusnya dan dimasukkan ke

tanah sedalam 6 m

Gambar 4.52 Pemasangan Casing 

3. Pengeboran dilanjutkan dengan menggunakan Bucket Bor. Pengeboran diteruskan sampai dengan kedalaman yang diinginkan

(9)

4. Setelah pengeboran mencapai kedalaman yang dikehendaki dilakukan pembersihan dasar lubang bor menggunakan Cleaning Bucket , pembersihan dilakukan sampai Cleaning  Bucket bersih.

Gambar 4.54 Pembersihan Dasar Lubang Dengan Cleaning Bucket  5. Selanjutnya diteruskan dengan pemasangan Steel Cage.

Steel Cage digantung pada permukaan Casing 

Gambar 4.55 Pemasangan Steel Cage

6. Angkat Steel Cage berikutnya dan disambung dengan Steel Cage terdahulu penyambungan dilakukan dengan

 pengelasan setempat pada setiap tulangan Longitudinal, kemudian Steel Cage diturunkan dan digantung pada

(10)

 permukaan Casing, Steel Cage dipasang sampai panjang yang diinginkan.

Gambar 4.56 Penyambungan Steel Cage

7. Pipa tremie dipasang dengan cara disambung satu pers satu dan diturunkan kedalam lubang bor, pipa tremie dipasang sampai ujung bawah pipa tremie mencapai 30 cm dari dasar lubang bor tremie digantung supaya beton masih dapat keluar dari ujung pipa tremie.

(11)

8. Setelah pipa tremie mencapai panjang yang dikehendaki dilanjutkan dengan memasang corong tremie diatasnya kemudian diteruskan dengan pengecoran dilakukan dengan menuang beton ke dalam corong tremie dengan konstan dan  pelan.

Gambar 4.58 Pemasangan Corong Pipa Tremie Dan Pengecoran

9. Pengecoran dilakukan sampai Cut Off Level ditambah 1 m kemudian dilanjutkan dengan pencabutan Casing sementara, Casing harus dicabut perlahan

 – 

 lahan supaya tidak terjadi kerusakan pada beton Bore Pile bagian atas.

(12)

4) Pengendalian Mutu 1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah  bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan  bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan

 persyaratan bahan. 2. Pengawasan

Direksi Pekerjaan harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan

 pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja. 3. Pengujian Campuran

a) Pengujian Untuk Kelecakan

(Workability)

Satu  pengujian " slump", atau lebih sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus

dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang

dihasilkan, dan pengujian harus dianggap  belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

b) Pengujian Kuat Tekan

1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan  berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari  pengecoran.

2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton  berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI

(13)

03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak  bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan  perawatan yang dilakukan di laboratorium.

3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kantitas pengecoran atau komponen struktur yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.

4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 m3 beton harus dibuat 1 (satu) set benda uji dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah minimal diambil 3 (tiga) set benda uji (1 set = 3 buah benda uji). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

5. Prediksi awal pada umur kurang dari 7 (tujuh) hari harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.

6. Setiap set pengujian dilakukan untuk kuat tekan  beton umur 28 (dua puluh delapan) hari.

(14)

B. PILE CAP

a. Uraian Umum

 Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya.  Pile cap tersusun atas tulangan  baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu  bidang dengan ketebalan dan lebar yang berbeda-beda tergantung

dari jumlah tiang yang tertanam.

 Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik  pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Mutu beton yang digunakan pada  pekerjaan ini adalah mutu beton K.250 atau mutu beton Kelas C. b. Material

1) Beton Kelas C

2) Baja tulangan BJTD-40

3) Curing compound / karung goni 4) Material bantu

c. Spesifikasi Pekerjaan

1) Tebal Lean Concrete : 10 cm

Letak dari Lean concrete disini berada diantara tanah galian dan Struktur Pile Cap merupakan beton non struktural

 berfungsi sebagai lantai kerja. 2) Tebal Pile Cap : 130 cm

3) Mutu Beton Lean Concrete : Kelas E (K.125) 4) Mutu Beton Pile Cap : Kelas C (K.250)

5) Selimut Beton Pile Cap : 70 mm

6) Mutu Baja Tulangan : BJTD-40/fy = 400 Mpa 1. D16 (Baja Ulir diameter 16 mm)

2. D19 (Baja Ulir diameter 19 mm) 3. D25 (Baja Ulir diameter 25 mm)

(15)

7) Gambar Rencana

(16)

Gambar 4.61 Detail kebutuhan bar bending penulangan pile cap

8) Peralatan

1.  Excavator , Kap 0,9 M³ 2.  Dump Truck , Kap 4 M³

3.  Batching Plant, Kap 30 M³/Jam 4.  Agitator Truck , Kap 6 M³

5. Concrete Pump, Kap 30 M³/Jam 6. Concrete Vibrator 

7.  Air compressor  8. Sprayer 

(17)

10. Stamper / compactor  11. Mesin las

12. Generator Set 25 Kva dan 6 buah lampu penerangan 13. Pompa air submersible

14. Water Tank Truck  d. Metode Pekerjaan

1) Urutan Pekerjaan

1. Pekerjaan Galian Struktur pile cap menggunakan Excavator yang dibantu Dump Truck untuk angkutan tanah eks galian ke disposal area.

2. Pemotongan kepala pile sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan dalam gambar rencana, stek tulangan bore pile harus terbuka semua dengan ketinggian yang telah

ditentukan.

3. Dilakukan kontrol dimensi dari galian footing (panjang, lebar dan elevasi), selanjutnya dilaksanakan perapian dan timbunan pasir urug setebal 20 cm sebelum dilaksanakan  pekerjaan lantai kerja setebal 10 cm.

4. Pekerjaan isian Pancang dengan beton dan stek tulangan 5. Pembesian Pile cap dilaksanakan sesuai susunan, jumlah dan

diameter tulangan sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar yang telah ditentukan, serta pemasangan besi pier yang tertanam didalam pile cap

6. Pekerjaan Bekisting dinding  Pile cap dilaksanakan dengan merangkai panel-panel bekisting yang telah difabrikasi,  pemasangan bekisting sesuai dengan dimensi yan telah

ditunjukkan dalam gambar rencana

7. Dilakukan Pengujian Kuat Tekan Beton berupa balok yang sudah dipersiapkan untuk cetakan campuran beton yang nantinya akan di uji di Laboratorium dan Pengujian Slump

(18)

yang hasilnya langsung bisa diperoleh kemudian apabila nilai slump memenuhi, pekerjaan bisa dilanjutkan.

8. Pelaksanan Pengecoran Beton menggunakan Mutu Beton sesuai dengan yang diminta. Pengukuran Slump dilaksanakan untuk setiap  Agitator Truck yang akan menuangkan beton. Pengecoran menggunakan bantuan alat Concrete Pump . Setelah selesai pengecoran segera dilakukan penyemprotan curing compound dengan menggunakan sprayer.

9. Pekerjaan  Finishing dilakukan setelah pengecoran. Pekerjaan finishing berupa pekerjaan Riskam & Curing  10. Pekerjaan Riskam dilakukan minimal sebanyak 3 kali hal ini

dilakukan selain untuk memperhalus permukaan juga untuk mencegah retak rambut akibat muai susut.

11. Pekerjaan Curing dilakukan dengan penyemprotan curing compound pada permukaan beton.

12. Back fill dilakukan setelah seluruh bekisting dibongkar,  pelaksanaan pekerjaan penimbunan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan dengan menggunakan mini roller atau stamper sampai mendapatkan nilai kepadatan yang

(19)

2) Diagram Alir Pekerjaan

Gambar 4.62 Bagan Alir pekerjaan Pile cap 3) Ilustrasi pekerjaan

1. Pekerjaan galian struktur Pile Cap menggunakan Excavator yang dibantu Dump Truck untuk angkutan tanah eks galian ke Disposal area. Apabila didalam areal galian terdapat sumber air maka diperlukan  Dewatering untuk   pengeringannya.

(20)

Gambar 4.63 Galian Struktur Pile Cap

2. Pemotongan kepala Pile sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan dalam gambar rencana, stek tulangan Bore Pile harus terbuka semua dengan ketinggian yang telah

ditentukan.

Gambar 4.64 Pemotongan Kepala Bored Pile

3. Dilakukan kontrol dimensi dari galian Footing (panjang, lebar dan elevasi), selanjutnya dilaksanakan perapian dan timbunan pasir urug setebal 20 cm sebelum dilaksanakan  pekerjaan lantai kerja dengan tebal 10 cm.

Gambar 4.65 Penimbunan Pasir 

4. Pembesian Pile cap dilaksanakan sesuai susunan, jumlah dan diameter tulangan sebagaimana yang ditunjukkan

dalam gambar yang telah ditentukan, serta pemasangan besi  Pier yang tertanam didalam Pile Cap

(21)

Gambar 4.66 Pembesian Pile Cap

5. Pekerjaan  Bekisting Pile Cap dilaksanakan dengan

merangkai panel-panel bekisting yang telah difabrikasi,  pemasangan  Bekisting sesuai dengan dimensi yang telah

ditunjukkan dalam gambar rencana

Gambar 4.67 Pekerjaan Bekisting Pile Cap

6. Pelaksanan pengecoran beton menggunakan mutu beton sesuai dengan yang diminta. Pengukuran Slump

dilaksanakan untuk setiap Agitator Truck yang akan

menuangkan beton. Pengecoran menggunakan bantuan alat Concrete Pump . Setelah selesai pengecoran segera

dilakukan penyemprotan curing compound dengan menggunakan Sprayer.

(22)

Gambar 4.68 Pengecoran Beton

7. Pekerjaan Finishing dilakukan setelah pengecoran.

Pekerjaan Finishing berupa pekerjaan Riskam dan Curing . Pekerjaan Riskam dilakukan minimal sebanyak 3 kali hal ini dilakukan selain untuk memperhalus permukaan juga untuk mencegah retak rambut akibat muai susut. Pekerjaan Curing dilakukan dengan penyemprotan Curing compound  pada permukaan beton.

Gambar 4.69 Pekerjaan Riskam

Gambar 4.70 Cor Ditutup Dengan Kain Goni 4) Pengendalian Mutu

1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah  bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan  bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan

(23)

2. Pengawasan

Direksi Pekerjaan harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan

 pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja. 3. Pengujian Campuran

a) Pengujian Untuk Kelecakan

(Workability)

Satu  pengujian " slump", atau lebih sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus

dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang

dihasilkan, dan pengujian harus dianggap  belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

b) Pengujian Kuat Tekan

1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan  berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari  pengecoran.

2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton  berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak  bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan  perawatan yang dilakukan di laboratorium.

3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau komponen struktur yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.

(24)

4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 m3 beton harus dibuat 1 (satu) set benda uji dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah minimal diambil 3 (tiga) set benda uji (1 set = 3 buah benda uji). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

5. Prediksi awal pada umur kurang dari 7 (tujuh) hari harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.

6. Setiap set pengujian dilakukan untuk kuat tekan  beton umur 28 (dua puluh delapan) hari.

(25)

C. PIER 

a. Uraian Umum

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian,  pekerjaan pengecoran. Mengingat jalan masuk ke lokasi pekerjaan di lokasi dengan lalu lintas jalan kabupaten yang cukup padat maka diperlukan traffic management. Sehingga diharapkan lalu lintas di sekitar lokasi proyek tidak terganggu dan kegiatan proyek dapat  berlangsung aman. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini

adalah mutu beton K.350 atau mutu beton Kelas B2 b. Material

1) Beton Kelas B2

2) Baja tulangan BJTD-40

3) Curing compound / karung goni 4) Material bantu

c. Spesifikasi Pekerjaan

1) Tinggi badan pier: 600 cm

2) Mutu Beton Kolom Pier: Kelas B-1

3) Mutu Baja Tulangan: BJTD-40/fy = 400 Mpa 4) Selimut Beton Kolom Pier: 70 mm

(26)
(27)

Gambar 4.72 Detail kebutuhan bar bending penulangan Pier  6) Peralatan

1.  Batching Plant , Kap 30 M³/Jam 2.  Agitator Truck , Kap 6 M³

3. Concrete Pump, Kap 30 M³/Jam 4. Concrete Vibrator 

5.  Air compressor  6. Sprayer 

7.  Form work Pier  8.  Mesin las

9. Generator Set 25 Kva dan 6 buah lampu penerangan 10. Water Tank Truck 

(28)

d. Metode Pekerjaan 1) Urutan Pekerjaan

1. Pembesian Pier dilaksanakan sesuai susunan, jumlah dan diameter besi tulangan sebagaimana tercantum dalam gambar rencana yang telah disetujui

2. Pier akan dilakukan pengecoran sekaligus.

3. Bekisting Pier dibuat dari rangkaian panel-panel yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk bekisting  pier 

4. Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau di olesi minyak disisi dalamnya.

5. Dilakukan Pengujian Kuat Tekan Beton berupa balok yang sudah dipersiapkan untuk cetakan campuran beton yang nantinya akan di uji di Laboratorium dan Pengujian Slump yang hasilnya langsung bisa diperoleh kemudian apabila nilai slump memenuhi, pekerjaan bias dilanjutkan.

6. Pengecoran beton dengan bantuan Concrtee Pump 7. Pemadatan beton menggunakan concrete vibrator.

8. Tinggi Jatuh bebas beton tidak boleh lebih tinggi dari 1.5 meter.

9. Uji Slump dilakukan di setiap  Agitator Truck yang akan menuangkan beton.

10. Benda uji diambil satu hasil benda uji setiap 15 M³ untuk  pengecoran < 60 M³ atau satu hasil benda uji untuk setiap 20

M³ untuk pengecoran > 60 M³

11. Setelah pembukaan bekisting dilakukan penyiraman untuk curing selam masa curing. Atau permukaaan beton ditutup  plastik untuk mengurangi proses penguapan

(29)

Gambar 4.73 Bagan Alir pekerjaan Pier  3) Ilustrasi pekerjaan

1. Pekerjaan Pembesian Pier 

Pembesian Pier dilaksanakan sesuai susunan, jumlah dan diameter besi tulangan sebagaimana tercantum dalam gambar rencana yang telah disetujui. Pada pekerjaan ini dilakukan setelah 6 hari pekerjaan Pile Cap

Gambar 4.74 Pembesian Pier Overpass 2. Pekerjaan Bekisting

Bekisting  Pier dibuat dari rangkaian panel-panel yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk Bekisting 

(30)

 Pier 

Gambar 4.75 Bekisting Pier Overpass 4) Pengendalian Mutu

1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah  bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan  bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan

 persyaratan bahan. 2. Pengawasan

Direksi Pekerjaan harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan

 pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja. 3. Pengujian Campuran

a) Pengujian Untuk Kelecakan

(Workability)

Satu  pengujian " slump", atau lebih sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus

dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang

dihasilkan, dan pengujian harus dianggap  belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

(31)

1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan  berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari  pengecoran.

2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton  berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak  bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan  perawatan yang dilakukan di

laboratorium.

3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan umlah kuantitas  pengecoran atau komponen struktur yang dicor secara terpisah dan diambil  jumlah terbanyak diantara keduanya.

4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 m3 beton harus dibuat 1 (satu) set benda uji dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah minimal diambil 3 (tiga) set benda uji (1 set = 3 buah benda uji). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

5. Prediksi awal pada umur kurang dari 7 (tujuh) hari harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.

(32)

6. Setiap set pengujian dilakukan untuk kuat tekan  beton umur 28 (dua puluh delapan) hari.

(33)

D. PIER HEAD a. Uraian Umum

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan perancah, Base Form Bekisting, Side Form Bekisting, Pembesian, Pengecoran dan  pembongkaran beskiting serta perancahnya. Pekerjaan penyiapan sleeper dibutuhkan untuk landasan perancah, hal ini dikarenakan kondisi existing dibawah struktur pier head merupakan tanah urugan kembali pile cap . Pekerjaan ini menggunakan mutu beton

K.350 atau mutu beton Kelas B1 b. Material

1) Beton Kelas B1

2) Baja tulangan BJTD 40

3) Curing compound / karung goni 4) Material bantu

c. Spesifikasi Pekerjaan

1) Tinggi Pier Head  : 200 cm 2) Mutu Beton Pier Head  : Kelas B-1

3) Mutu Baja Tulangan : BJTD-40/fy = 400 Mpa 4) Selimut Beton Pier Head  : 70 mm

(34)
(35)

Gambar 4.77 Detail kebutuhan bar bending penulangan Pier   Head 

6) Peralatan

1. Crane On Track , Kap 35 ton 2.  Batching plant , Kap 30 m3/Jam 3.  Agitator Truck , Kap 6 m3

4. Concrete pump 5. Concrete vibrator  6. Converter 

7. Genset 25 KVA 8.  Air compressor 

(36)

9. Shoring & Base Form Pier Head  10. Bekisting Dinding Pier Head  d. Metode Pekerjaan

1) Urutan Pekerjaan

1. Pemasangan Perancah yang diikuti juga pemasangan “base  form bekisting” pier head.

2. Pemasangan besi tulangan pier head sesuai dengan susunan,  jumlah dan diameter sebagaimana tertera dalam gambar

rencana yg disetujui.

3. Pemasangan “Side form Bekisting” pier head sesuai dengan  bentuk dan dimensi sebagaimana tertera dalam gambar

rencana yang disetujui

4. Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau di olesi minyak disisi dalamnya.

5. Dilakukan Pengujian Kuat Tekan Beton berupa balok yang sudah dipersiapkan untuk cetakan campuran beton yang nantinya akan di uji di Laboratorium dan Pengujian Slump yang hasilnya langsung bisa diperoleh kemudian apabila nilai slump memenuhi, pekerjaan bias dilanjutkan. 6. Pengecoran beton menggunakan Concrete Pump

7. Pemadatan beton menggunakan concrete vibrator.

8. Tinggi Jatuh bebas beton tidak boleh lebih tinggi dari 1.5 meter.

9. Uji Slump dilakukan di setiap  Agitator Truck yang akan menuangkan beton.

10. Benda uji diambil satu hasil benda uji setiap 15 M³ untuk  pengecoran < 60 M³ atau satu hasil benda uji untuk setiap

20 M³ untuk pengecoran > 60 M³

11. Setelah pembukaan bekisting dilakukan penyiraman untuk curing selam masa curing. Atau permukaaan beton ditutup  plastik untuk mengurangi proses penguapan

(37)

12. Segera setelah pengecoran dilakukan penyemprotan curing compound pada permukaan beton. Curing beton dilakukan selama masa curing beton.

13. Bekisting dinding pier head dilepas minimal setelah 30 Jam sejak pengecoran.

14. Perancah dibongkar setelah kuat tekan beton uji minimal telah mencapai 85% dari kuat tekan beton rencana.

2) Diagram Alir Pekerjaan

(38)

3) Ilustrasi pekerjaan

1. Pemasangan besi tulangan pier head sesuai dengan susunan,  jumlah dan diameter sebagaimana tertera dalam gambar

rencana yg disetujui.

Gambar 4.79 Pembesian Pier Head  2. Pemasangan Bekisting Pear Head 

Gambar 4.80 Bekisting Pear Head  3. Pengecoran Pier Head Overpass

(39)

Gambar 4.81 Pengecoran Pear Head  4. Hasil jadi Pier Head Overpass

Gambar 4.82 Pier Head  4) Pengendalian Mutu

1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah  bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan  bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan

(40)

2. Pengawasan

Direksi Pekerjaan harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan

 pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja. 3. Pengujian Campuran

a) Pengujian Untuk Kelecakan

(Workability)

Satu  pengujian " slump", atau lebih sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus

dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang

dihasilkan, dan pengujian harus dianggap  belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

b) Pengujian Kuat Tekan

1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan  berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari  pengecoran.

2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton  berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak  bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan  perawatan yang dilakukan di

laboratorium.

3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan umlah kuantitas  pengecoran atau komponen

Gambar

Gambar 4.50 Bagan Alir Pekerjaan Bored Pile 3) Ilustrasi pekerjaan
Gambar 4.53 Pengeboran Dengan Bucket Bor 
Gambar 4.54 Pembersihan Dasar Lubang Dengan Cleaning Bucket  5. Selanjutnya diteruskan dengan pemasangan Steel Cage.
Gambar 4.57 Pemasangan Pipa Tremie
+7

Referensi

Dokumen terkait

pertanian dalam arti umum. BBP Mektan sebagai sumber utama inovasi mekanisasi pertanian secara Nasional harus mampu menghasilkan inovasi yang terencana, terfokus dengan sasaran

Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya jilbab menjadi identitas muslimah juga menjadi simbol ketaatan dan kepatuhan muslimah dalam agamanya, namun dengan berbagai

selaku Rektor Universitas Bangka Belitung yang telah memberikan kesempatan yang sangat berharga kepada penulis untuk menyelesaikan studi dalam bidang Ilmu Hukum

Dari hasil penelitian tersebut dianjurkan ibu bersalin untuk memenuhi kebutuhan kalorinya sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan energy cadangan yang diperlukan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. ©IRMA PUJIAWATI Universitas

Peningkatan pembelajaran menulis surat resmi dapat ditanggulangi guru kelas dengan cara: (1) mengemas materi bahasa Indonesia dalam Rencana Pelaksanaan Pem- belajaran

Penlitian mengenai aplikasi GXL untuk proses ekstraksi senyawa esensial dari bahan alam belum banyak dilakukan, walaupun telah diketahui secara teori suatu sistem