• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

P U T U S A N

Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:

PT. PERISAI JAYA MANDIRI, beralamat di Jalan. Jati Baru Gang

Inpres Nomor 41 RT 03 RW 19 Kelurahan/Desa Cijambe Kecamatan Cijambe Kota Bandung dalam hal ini memberi kuasa kepadaSahala Amir Tua Nasution, SH., dan Rekan, Para Advokat, beralamat di Jalan Okulasi Nomor 12 Komplek Tani Mulya Indah Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 April 2017, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Tergugat;

L a w a n

HEARA HALAWA, bertempat tinggal di Kp. Leuweng Kaleng RT

04 RW 03 Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Bandung sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A Khusus, pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat bekerja sebagai pegawai/anggota satpam di PT. Perisai Jaya Mandiri, Kota Bandung dan telah bekerja sejak Januari 2016 sampai Mei 2016 selama (lima) bulan.berakhir kerja 30 Mei 2016. Yang mempunyai latar belakang SD, SMP, PAKET C. selama bekerja Penggugat belum pernah melanggar aturan yang telah berjalan dengan baik selama ini. Berupa surat peringatan dikeluarkan PT. Perisai Jaya Mandiri;

2. Penggugat di PHK tindakan sepihak, dikarenakan sakit selama 4 hari, sejak tanggal 28 Mei 2016 sampai tanggal 31 Mei 2016. Oleh hal demikian Penggugat telah melaporkan kepada Pihak Personalia pada waktu Penggugat sakit. Melalui lewat via sms, mohon ijin, Penggugat tidak bisa masuk kerja dikarenkan sakit. Apabila Penggugat telah sembuh kembali

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

bekerja seperti biasa. Dan laporan tersebut telah diterima oleh personalia dengan bukti tercatat dalam slip gaji Penggugat;

3. a.) Perhatikanlah dengan baik-baik dengan jelas adalah berdasarkan keterangan Pihak Tergugat/pengusaha (PJM). Pengakuan pengusaha. Tanggal 4 Juni hari Sabtu jam, 17: 54 Penggugat/Heara sms personalia, yang isinya pa saya tugas di pejam 1 GPIB jalan Malabar Nomor 49 dan Tergugat menjawab bertahan dulu, area sudah diisi;

b.) Hal tersebut diatas dengan pengakuan Tergugat/personalia PT. Perisai Jaya Mandiri telah jelas memperlihatkan bahwa Penggugat pekerja/buruh, ingin dan mau bekerja kembali lagi diperusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri pada tanggal 4 Juni tahun 2016. Pada hari Sabtu jam 17:54 wib. Penggugat pekerja/buruh telah bersedia bekerja. Tetapi Tergugat pengusaha PT. Perijaya Mandiri tidak mempekerjakan Penggugat pekerja/buruh;

c.) Bahwa selanjutnya tuntutan gugatan Penggugat kepada Tergugat/ pimpinan PT. Perisai Jaya Mandiri. Bapak Timbul silalahi SH. Untuk dibayarkan Upah kepada Penggugat dari tanggal 1 Juni tahun 2016 sampai Januari tahun 2017 (mohon agar dapat dipertimbangkan). Hal ini sesuai dengan Pasal 93 ayat (2) ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila:

f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha. Pasal 93 ayat (2) huruf f. berbunyi cukup jelas. Dasar hukum Undang Undang Nomor 13 tahun 2003.Tentang Ketenagakerjaan;

d.) Bahwa selanjutnya hal ini diatas Penggugat berhak menerima upah perbulan seperti pekerja/pegawai mulai tanggal 1 Juni tahun 2016 sampai Januari tahun 2017 sebesar Rp2.626.940,00 perbulan UMK 2016. Kota Bandung, Rp2.626.940,00 x perbulan 1 x 8 bulan = Rp21.015.520,00 (dua puluh satu juta lima belas ribu lima ratus dua puluh rupiah) dan tetap membayar upah/gaji selanjutnya Rp.2.626.940,00 selama proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

e.) Bahwa selanjutnya tuntutan gugatan Penggugat kepada Tergugat, pimpinan PT. Perisai Jaya Mandiri. Pembayaran upah lembur kepada Penggugat, adalah hukumnya wajib (mohon agar dapat

dipertimbang-Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

kan). Dengan hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 13/2013 tentang ketenaga kerja, Pasal 78 ayat (2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur. Penjelasan Pasal 78 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 tahun 2003. Berbunyi cukup jelas;

4. Tergugat memberikan dan membayar upah/ gaji Penggugat perbulan sangat rendah dibawah UMK 2016 kota Bandung, sedangkan nilai UMK 2016 kota Bandung Rp2.626.940,00 berbunyi Pasal 90 ayat (1) pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89. Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan;

Berdasarkan Pasal 185 ayat (1).Berbunyi Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran;

5. a.) Bahwa selanjutnya dengan jawaban Tergugat personalia bernama pak kikin PT. Perisai Jaya Mandiri dengan mengatakan area sudah diisi; b.) Bahwa selanjutnya telah jelas hal tersebut diatas itu artinya Tergugat

telah jelas memperlihatkan melarang dan mempertahankan Penggugat untuk bekerja kembali diperusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri. Dan dengan bukti fakta dengan jelas Tergugat mengatakan area sudah diisi. c.) Bahwa selanjutnya seharusnya tidak diperbolehkan diisi area tersebut

oleh anggota luar dan anggota di dalam dan anggota lainnya, sebelum selesai klarifikasi kasus ini;

d.) Bahwa selanjutnya hal tersebut Tergugat telah memperlihatkan dengan jelas dengan fakta bahwa Penggugat (Heara Halawa) telah di PHK tindakan sepihak, secara lisan sejak pada tanggal 4 Juni tahun 2016 pada hari Sabtu jam 17: 54 wib. Sejak itu tidak ada panggilan kepada Penggugat untuk bekerja kembali diperusahan PT. Perisai Jaya Mandiri; 6. Bahwa selanjutnya segala upaya telah dilaksanakan dalam hal perundingan

benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, Tergugat mengatakan di-hadapan sidang mediasi ke 2, dan didi-hadapan mediator. Segala tuntutan dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

kerugian Penggugat, Tergugat tidak akan bayar walaupun sampai ke pengadilan hubungan industrial (PHI);

7. Pada hari/tanggal Rabu 20 Juli 2016 jam 10.00 wib perihal panggilan klarifikasi, tempat Bidang PHI dan jamsos, Dinas Tenaga kerja Kota Bandung Jl. R.A.A. Marta Negara Nomor 4 kota Bandung. Masalah/acara klarifikasi Bipartit dan penawaran penyelesaian kasus PHI (mediator/konsialator/ Arbiter. Bertemu dengan Dra Siti Hadidjah Mauludia. Bipartit ke.I, II. Tergugat tidak hadir/menolak, sehingga bipartit tidak berhasil gagal;

8. Pada hari/tanggal Kamis 18 Agustus 2016 jam 10.00 wib perihal sidang mediasi ke I tempat Bidang PHI dan Jamsos, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Jalan R.A.A. Marta Negara Nomor 4 Kota Bandung. Masalah/acara penyelesaian kasus PHI. Bertemu dengan Dra. Siti Hadidjah mauludia, sidang mediasi ke I Tergugat tidak hadir/ menolak, sehingga sidang mediasi ke:I tidak berhasil (gagal);

9. Pada hari/tanggal senin 05 September 2016 pukul 09:00 wib perihal sidang mediasi ke II Tempat Bidang PHI dan Jamsos, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Jalan R.A.A. Martanegara Nomor 4 Kota Bandung masalah/Acara penyelesaian kasus PHI. Bertemu dengan Dra. Siti Hadidjah mauludia pada waktu sidang mediasi ke II pimpinan perusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri saudara Timbul Silalahi, S.H. Tergugat dan mengatakan dihadapan sidang mediasi dan mediator semua kerugian dan tuntutan Penggugat, Tergugat tidak akan bayar walaupun sampai ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI); 10. Pada hari senin/tanggal 19 September 2016 pukul 10.00 wib perihal sidang mediasi ke III Tempat Bidang PHI dan Jamsos Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Jalan R.A.A. Martanegara Nomor 4 Kota Bandung masalah/acara penyelesaian kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHI). Bertemu dengan Dra Siti Hadidjah Mauludia. Pimpinan perusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri tidak hadir/Tergugat. Dihadiri oleh saudara kikin/personalia jam 14:00 wib karena pihak Disnaker telpon Tergugat maka dihadiri oleh saudara kikin, dan saudara Kikin mewakili Tergugat dan Tergugat mengatakan dihadapan sidang mediasi/mediator Penggugat dipekerjakan kembali tanpa ada persyaratan;

11. Penggugat menolak bekerja kembali tanpa ada persyaratan Penggugat bekerja kembali di PT. Perisai Jaya Mandiri dengan syarat harus memenuhi dan mengikuti dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku Nomor 13 tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan. Semua kerugian

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

dan tuntutan Penggugat harus dibayarkan dan wajib Tergugat membayarkan terdahulu kepada Penggugat;

12. Tergugat menolak, tuntutan Penggugat sesuai angka 11 diatas dan sehingga Penggugat pekerja/buruh mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.Karena pelanggaran pengusaha, Tindak pidana kejahatan dan tindak pidana pelanggaran. Atas dasar Pasal 169 ayat (1) Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

PASAL 62

Apabila salah satu pihak yang mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja Penjelasan atas Undang Undang RI Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan berbunyi Pasal 62 Cukup Jelas;

13. Penggugat menuntut hak kepada pengusaha 31 bulan sisa masa kerja dengan Upah UMK 2016. 31 bulan x Rp2.626.940,00 = Rp81.435.140,00 (delapan puluh satu juta empat ratus tiga puluh lima ribu seratus empat puluh rupiah) atas dasar Pasal 62 angka 5 di atas. Penggugat memohon kepada Hakim ketua Pengadilan Hubungan industrial, Pada pengadilan Negeri Kota Bandung Memerintahkan Tergugat membayar segala kerugian Penggugat dan Tergugat diwajibkan membayarkan kepada Penggugat; 14. Kerja lembur 5 (lima) jam perhari 5x 4 per hari kerja = 20 jam perminggu 20 x

4 = 80 jam selama 4 (empat) minggu/atau sebulan 80x5 lima bulan = 400 jam selama 5 (lima) bulan, dari bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2016. Upah kerja lembur ini belum dibayarkan oleh Tergugat kepada Penggugat; 15. Penggugat bekerja 12 jam per hari dari Januari sampai Mei tahun 2016.

Dalam seminggu 4 (empat) hari kerja 48 jam. Ini dianggap tidak ada libur kerja, karena melewati ketentuan Undang Undang Nomor 13 tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan;

16. Terhadap ketentuan waktu kerja diatur di dalam Pasal 77 ayat (1) ayat (2) huruf a, huruf b ayat (1) setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga-kerjaan, yaitu:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

17. Menyatakan perbuatan Tergugat cacat hukum telah melakukan pelanggaran dan melawan Hukum dengan Pasal 90 ayat (1), Pasal 93 ayat (1), Pasal 93 ayat (2), Pasal 78 ayat (2) ayat (1), Pasal 77 ayat (1) ayat (2) Pasal 78 ayat (1) huruf b. Pasal 111 ayat (1) dan ayat (2), ayat (3) Pasal 62 Pasal 63 ayat (1), Pasal 88 ayat (1) Pasal 89 ayat (3). Undang Undang R.I. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenaga Kerjaan;

18. Bahwa setiap orang, perusahaan atau PT. Perisai Jaya Mandiri termasuk dan orang-orang yang bekerja didalamnya termasuk Tergugat, harus tunduk dan taat kepada Undang-Undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia termasuk Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubungan Industrial;

Dalam Provisi

1. Bahwa sejak Tergugat memutuskan pemutusan Hubungan kerja (PHK)

tindakan sepihak kepada Penggugat,Tergugat tidak membayar upah/gaji Penggugat sejak tanggal 1 Juni 2016 sampai Januari tahun 2017. Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenaga Kerjaan, pada Pasal 155 ayat (2) berbunyi “Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya”, sehingga dengan demikian Penggugat masih menerima hak-hak sebagai pekerja;

2. Bahwa berdasarkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tindakan sepihak

tersebut, Tergugat tidak membayar upah/gaji Penggugat dengan perincian sebagai berikut:

Berdasarkan Upah UMK Tahun 2016 Rp2.626.940,00 sehingga dari perincian tersebut maka total keseluruhan upah/gaji yang tidak dibayarkan Tergugat kepada Penggugat sejak tanggal 1Juni 2016 s/d Januari 2017 sebesar Rp2.626.940,00 x perbulan 1 x 8 bulan = Rp21.015,520,00 (dua puluh satu juta lima belas ribu lima ratus dua puluh rupiah),dan tetap membayar upah/gaji selanjutnya (Rp.2.626.940,00) selama proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

3. RINCIAN UPAH LEMBUR:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

Upah satu jam = Rp2.626.000,00 /173 = Rp15.179,00 L1 = 3x1,5 x Rp15.179,00 = Rp68.305,00 L2 = 7x2 x Rp15.179,00 = Rp212.506,00 L3 = 10x3 x Rp15.179,00 = Rp455.370,00

L4 = 380x4 x Rp15.179,00 = Rp23.072.080,00 Jadi total upah lembur adalah:

= L1 + L2 + L3 + L4

= 68.305,00 + 212.506,00 + 455.370,00 + 23.072080,00 Total = 23.808.261,00

Total jam kerja lembur jumlah jam selama 5 (lima) bulan dari bulan Januari 2016 s/d bulan Mei 2016. Kelebihan jam kerja 5(lima) jam perhari. (lembur 5 jam perhari), kerja lembur 5 (lima) jam perhari 5x 4 per hari kerja = 20 jam perminggu 20x4 = 80 jam selama 4(empat) minggu/atau sebulan 80x5 lima bulan = 400 jam selama 5 (lima) bulan, dari bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2016 Upah kerja lembur ini belum dibayarkan oleh Tergugat kepada Penggugat:

Kerugian sisa UMK Rp5.515.520,00

Kerugian upah kerja lembur 400.

Sejak Januari 2016 s/d Mei 2016 Rp23.808.261,00 Kerugian pemotongan

Upah pada waktu sakit Rp50.000,+ 213.333 = Rp 263.333,00 Kerugian waktu melamar tahun 2014

Pengusaha minta uang Rp 1.500.000,00

Kerugian waktu melamar tahun 2016

Pengusaha minta uang Rp600.000,00

Kerugian upah UMK tanggal 1 Juni 2016 s/d Januari 2017 Rp21.015.520,00 Total Rp52.702.634,00

4. Bahwa sesuai dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang

Penyelesaian Perselishan Hubungan Industrial pada Pasal 96, ayat (1). Ayat (2) ayat (3) ayat (4) Penggugat memohon kepada Hakim Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kota Bandung Majelis Hakim Yang Mulia untuk memutuskan terlebih dahulu tuntutan dalam provisi ini dengan memerintahkan Tergugat memberikan hak-hak Penggugat yang tidak diterima/dibayarkan antara lain yaitu membayar upah/gaji sebagaimana tersebut dalam provisi diatas dan tetap membayar upah/gaji selanjutnya (@ Rp2.626.940,00) selama proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

Dalam pokok perkara:

1. Bahwa pada tanggal 1 Juni tahun 2016 Penggugat di PHK tindakan secara sepihak tanpa dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum yaitu Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dengan kronologis sebagai berikut:

2. Bahwa Tergugat selama ini membayar upah kepada Penggugat sangat rendah dibawah umk tahun 2016 Kota Bandung. Sejak Januari 2016 sampai Maret 2016 Upah Penggugat dibayarkan oleh Tergugat gaji pokok Rp1.000.000,00 Tambahan Rp500.000,00 Total Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah):

3. a.) Bahwa selanjunya Pasal 88 ayat (1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan;

b.) Pembayaran upah merupakan hal yang sangat penting bagi Penggugat pekerja/buruh, karena upah tersebut seringkali merupakan satu-satunya penghasilan yang dijadikan tumpuan untuk memenuhi hidup diri Penggugat pekerja/buruh tersebut beserta keluarganya sehari-hari; c.) Sehingga, praktek-praktek yang dilakukan oleh Tergugat pengusaha

dalam menghindar dari kewajibannya untuk membayar upah atas larangan bekerja terhadap pekerja/buruhnya, selama menunggu penetapan pemutusan hubungan kerja dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, tidaklah dapat dibenarkan dalam Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan;

4. Bahwa selanjutya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan mediator HI mengeluarkan anjuran No.567/13437 Disnaker tertanggal 14 Oktober 2016;

MENGANJURKAN:

1. Agar pengusaha PT. Perisai Jaya Mandiri memanggil pekerja sdr. Heara Halawa untuk bekerja kembali dilingkungan perusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri dengan membayar upah sesuai dengan UMK Kota Bandung tahun 2016;

2. Agar pengusaha PT. Perisai Jaya Mandiri membayar hak-hak pekerja Sdr. Heara Halawa, meliputi pemotongan upah karena sakit, kekurangan upah bulan Januari 2016 s/d Juni 2016, tunjangan hari raya keagamaan tahun 2016 dan uang yang diminta pada saat melamar kerja;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

5. Bahwa selanjutnya untuk hal ini, Tergugat tidak melaksanakan dan tidak memanggil Penggugat untuk bekerja kembali dilingkungan perusahaan PT. Perisai Jaya Mandiri, dan Tergugat tidak membayar upah\gaji Penggugat sesuai diuraikan di angka 1, 2 diatas. Sejak kepala dinas tenaga kerja mengeluarkan anjuran, dan sampai sekarang ini;

6. Sejak April sampai Mei tahun 2016 upah Penggugat dibayarkan oleh Tergugat Upah pokok Rp1.000.000,00 tambahan Rp600.000,00 Total Rp1.600.000,00 Karena Penggugat mengusulkan naik gaji langsung kepada pimpinan PT. Perisai Jaya Mandiri. Maka Tergugat menambahkan upah Penggugat Rp100.000,00 Tidak lama sejak Penggugat mengusulkan tambah/naik upah/gaji sejak bulan maret tahun 2016. Akhirnya Penggugat PHK dan secara sepihak, peraturan Tergugat ini sangat bertentangan dengan Pasal 90 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan; a. Pasal 90 ayat (1) pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari

upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89;

b. Berdasarkan Pasal 185 ayat (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00 (empat ratus juta) ayat (2) Tindakan pidana sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan;

c. Pasal 189;

Sanksi pidana penjara, kurungan, dan/atau denda tidak menghilangkan kewajiban pengusaha membayar hak-hak dan/atau ganti kerugian kepada tenaga kerja atau pekerja buruh;

7. Penggugat memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kota Bandung Majelis Hakim Yang Mulia. Menghukum Tergugat dengan sanksi pidana penjara, atas perbuatannya dengan tindak pidana kejahatan dan agar Tergugat Tunduk pada undand-undang yang berlaku dinegara Republik Indonesia, Termasuk Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, dan Undang Undang Nomor 2 tahun 2004 Tentang penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial;

8. Bahwa Penggugat di PHK secara lisan tindakan sepihak, Tergugat telah melanggar ketentuan Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan yang tercantum pada:

a. Pasal 151;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

(3) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak mengahasilkan persetujuan;

Dalam hal segala upaya telah dilakukan, Tidak menghasilkan gagal/ Tergugat menolak Tidak menghadiri sebanyak 3 (tiga) kali perundingan bipartit dan sidang mediasi 2 (dua kali);

b. Pasal 155;

(1) Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;

(2) Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;

(3) Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib membayar upah serta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh;

c. Pasal 161;

(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut;

9. Bahwa setelah Penggugat di PHK Penggugat memohon kepada Hakim Ketua pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Kota Bandung agar dapat memfasilitasi Perselisihan Hubungan Industrial tersebut agar Tergugat memberikan pesangon dan Kompensasi PHK kepada Penggugat sesuai dengan ketentuan dalam pasal156 ayat (1), ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

a. Bahwa berdasarkan uraian pada angka 8 (delapan) dalam pokok perkara ini, Penggugat memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial Pada pengadilan Negeri Kota Bandung untuk memberikan putusan agar Tergugat harus membayar keseluruhan kerugian Penggugat;

b. Bahwa dalam suatu Negara Hukum Republik Indonesia (Rechts Staat), hak-hak privat setiap warga negara (Subjektive Privat Rechts) haruslah mendapat perlindungan dari segala tindakan melawan hukum yang dilakukan pihak lain (incasu Tergugat), oleh karenanya Penggugat selaku pihak yang telah dirugikan hak serta kepentingannya (Justicia Balance),

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

dengan ini memohon mengajukan gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Kota Bandung untuk mendapatkan keadilan;

c. Bahwa selanjutnya agar putusan dalam perkara ini nantinya dapat dilaksanakan, maka Penggugat memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Kota Bandung majelis hakim yang mulia, agar Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)/hari, setiap kali Tergugat lalai memenuhi isi putusan dalam perkara ini terhitung sejak putusan diucapkan hingga dilaksanakan;

d. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat ini didasarkan bukti-bukti otentik yang mempunyai kekuatan hukum serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia sehingga Penggugat memohon agar Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kota Bandung menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya perlawanan atau Kasasi;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A Khusus agar memberikan putusan sebagai berikut:

Dalam provisi:

1. Memerintahkan Tergugat untuk memberikan hak-hak Penggugat yang antara lain membayar upah/gaji Penggugat sejak 1 Juni 2016 s/d Januari tahun 2017. Dan Upah Kerja lembur sejak Januari 2016 s/d Mei tahun 2016, dan kerugian sisa upah/UMK tahun 2016 serta hak hak pekerja/buruh lainnya dengan perincian sebagai berikut :

- Upah UMK Tahun 2016 Rp2.626.940, Kerugian sisa UMK Rp5.515.520 - Kerugian upah kerja lembur 400. Sejak Januari 2016

s/d Mei 2016 Rp23.808.261

Kerugian potongan gaji pada waktu sakit

Rp. 50.000 + 213.333 = Rp 263.333

Kerugian waktu melamar tahun 2014

pengusaha minta uang Rp1.500.000

Kerugian waktu melamar tahun 2016

pengusaha minta uang Rp 600.000

Kerugian upah UMK 1 Juni 2016

s/d Januari 2017 Rp21.015.520

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

Total Rp52.702,634 sehingga dari perincian tersebut maka total keseluruhan upah/gaji yang tidak dibayarkan Tergugat kepada Penggugat sejak 1 Juni 2016 s/d Januari 2017 sebesar Rp2.626.940 x 8 (bulan) = Rp21.015520,00 (dua puluh satu juta lima belas ribu lima ratus dua puluh rupiah) dan tetap membayar upah/gaji selanjutnya (@ Rp2.626.940,00) selama proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Maka total keseluruhan upah/gaji kerugian Rp52.702.634,00;

Dalam pokok perkara:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan perbuatan Tergugat dengan mem-PHK Penggugat batal demi hukum karena telah melanggar ketentuan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan pada Pasal 151 ayat (3), Pasal 155 ayat (1,2 dan 3), Pasal 161 ayat (1);.

3. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp200.000 (dua ratus ribu rupiah)/hari setiap kali Tergugat lalai memenuhi isi putusan dalam perkara ini terhitung sejak putusan ini diucapkan hingga dilaksanakan;

4. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya perlawanan atau Kasasi;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul akibat adanya perselisihan hubungan industrial ini;

6. Menyatakan perbuatan Tergugat cacat hukum telah melakukan pelanggaran dan melawan Hukum dengan Pasal 90 ayat (1), Pasal 93 ayat (1), Pasal 93 ayat (2), Pasal 78 ayat (2) ayat (1), Pasal 77 ayat (1) ayat (2) Pasal 78 ayat (1) huruf b. Pasal 111 ayat (1) dan ayat (2), ayat (3) Pasal 62 Pasal 63 ayat (1), Pasal 88 ayat (1) Pasal 89 ayat (3). Undang Undang R.I. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenaga Kerjaan;

Atau:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain dalam peradilan yang baik dan benar, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo etbono);

Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

Gugatan Penggugat Kabur (exceptio obscuur libel) Dan Tidak Jelas:

1. Bahwa objek gugatan Penggugat adalah kabur, tidak jelas dan tidak berdasar sehingga tidak memenuhi;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

2. Syarat formil, dimana gugatan Penggugat telah disusun secara tidak systemmatis sehingga menimbulkan kebingungan hal mana dapat dilihat baik dalam Posita Gugatan Penggugat maupun dalam Petitum gugatan, baik dalam provisi maupun dalam pokok perkara telah tidak berkesinambungan; 3. Bahwa pada bagian petitum dalam provisi surat gugatan Penggugat, petitum

tersebut tidak didasarkan pada alasan mendesak atau penting yang diuraikan dalam bagian posita, hal ini jelas tiap-tiap petitum dalam provisi tidak ada positanya sehingga tidak memenuhi syarat formal surat gugatan; Dengan demikian sudah cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

Bahwa berdasarkan uraian dan alasan-alasan hukum sebagaimana pada bagian dalam eksepsi diatas, maka cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim dalam perkara ini untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard);

Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A Khusus telah memberikan putusan Nomor 01/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Bdg. tanggal 17 April 2017 yang amarnya sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI;

- Menolak eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA;

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;

2. Menyatakan Tergugat telah melanggar Pasal 90 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat demi hukum adalah sebagai karyawan tetap (PKWTT) terhitung sejak adanya hubungan kerja;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus sampai dengan hubungan kerja dinyatakan putus, hak upah dan hak - hak lainnya dari Penggugat sebagai pekerja yang belum terbayar dengan jumlah total sebesar Rp23.867.701,00 (Dua Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Satu Rupiah), dengan perincian sebagai berikut ;

a) Kekurangan Upah bulan Januari 2016 sampai Maret 2016 3 bulan x (Rp2.626.940,00 - Rp1.500.000,00) = Rp3.380.820,00;

b) Kekurangan Upah bulan April 2016 sampai Mei 2016 ;

2 bulan x (Rp2.626.940,00 - Rp1.600.000,00) = Rp2.053.880,00 ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

c) Upah bulan Juni 2016 sampai Nopember 2016 6 bulan x Rp2.626.940,00 = Rp15.761.640,00;

d) Pengembalian potongan upah karena sakit ;

Rp 50.000,00 + Rp 213.333,00 = Rp263.333,00 ; e) Tunjangan Hari Raya tahun 2016 ;

11 bulan x Rp2.626.940,00 = Rp2.408.028,00; 12

5. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus sejak tanggal 30 Nopember 2016;

6. Menghukum Tergugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus atas putusnya hubungan kerja kepada Penggugat yaitu uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan pasal 156 ayat (2) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, dengan jumlah total sebesar Rp6.041.962,00 (Enam Juta Empat Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Enam Puluh Dua Rupiah), adapun perinciannya sebagai berikut;

 Uang Pesangon : 2 x 1 x Rp2.626.940,00 = Rp5.253.880,00  Uang Penggantian Hak : 15 % x Rp5.253.880,00 = Rp 788.082,00

Jumlah = Rp6.041.962,00

7. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara sebesar Rp236.000,00 (dua ratus tiga puluh enam ribu rupiah);

8. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A Khusus tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Tergugat pada tanggal 17 April 2017, terhadap putusan tersebut, Tergugat melalui kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 April 2017 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal tanggal 27 April 2017, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 40/Kas/G/2017/ PHI/PN.Bdg yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 10 Mei 2017;

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 8 Mei 2017, kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 24 Mei 2017;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:

1. Bahwa pertimbangan Judex Facti adalah pertimbangan hukum yang tidak teliti serta tidak cermat;

- Bahwa, pertimbangan hukum Judex Facti (khususnya Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan negeri Bandung) pada halaman 19 alinea ke 4 yang menyatakan ”..arti dari eksepsi menurut hukum acara perdata adalah tangkisan atau bantahan yang diajukan oleh Tergugat yang tidak menyangkut mengenai pokok perkara, namun tangkisan atau bantahan yang diajukan oleh Tergugat yang tidak menyangkut mengenai pokok perkara, namun tangkisan atau bantahan yang diajukan dalam bentuk eksepsi harus dilakukan berdasarkan ketentuan HIR Pasal 125 ayat (2) Pasal 133, Pasal 134 dan Pasal 136.”;

- Bahwa pertimbangan hukum tersebut menurut Pemohon Kasasi/Tergugat adalah pertimbangan hukum yang tidak teliti seta tidak cermat, oleh karena apa yang didalilkan oleh Termohon Kasasi/Penggugat di dalam gugatannya baik objek, posita maupun petitumnya telah tidak memenuhi syarat formil gugatan sehingga seharusnya terhadap gugatan tersebt tidak dapat diterima, hal mana dapat dilihat disatu sisi dalam posita Penggugat/Termohon Kasasi di dalam gugatannya yang mendalilkan telah dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja sepihak dan oleh karena itu meminta pembayaran pesangon dan hak-hak lainnya namun disisi lain dalam petitumnya angka 2 (dua) memohon menyatakan perbuatan Tergugat/Pemohon kasasi yang memutus hubungan kerja Penggugat/Termohon Kasasi batal demi hukum, lalu pada petitum dalam provisi yang merupakan tuntutan pokok namun petitum dalam pokok perkara merupakan tuntutan tambahan saja dimana hal tesebut tidak boleh terbalik karena mengakibatkan gugatan tidak dapat diterima, belum lagi cara penulisan dan dalil dalil lain termasuk dalil perbuatan pidana yang ikut didalilkan dalam baik petitum maupun posita yang meng-akibatkan terhadap keseluruhan gugatan menjadi tidak jelas dan tidak memenuhi syarat formil suatu gugatan sesuai Pasal 8 Rv sebagai dasar

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

rujukan asas process doelmatigheid (demi kepentingan beracara), sehingga dengan demikian penerapan Pasal 125 ayat (2) Pasasl 133, Pasal 134, Pasal 136 dalam kasus aquo adalah batal salah diterapkan;

- Bahwa, petimbangan hukum Judex Facti pada halaman 22 alinea ke 3 poin 4 yang manyatakan ”...surat perjanjian kerja waktu tertentu antara Penggugat/Termohon Kasasi dengan Tergugat/Pemohon Kasasi tertanggal 13 Januari 2016 dinyatakan batal demi hukum karena tidak ditandatangani oleh Penggugat berdasarkan Pasal 54 ayat (1) juncto Pasal 52 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 13 tahun 2003”, hal tersebut sebagaimana didalilkan oleh Tergugat/Pemohon Kasasi dalam jawabannya tidak ditanda tanganinya surat perjanjian kerja waktu 13 Januari tersebut dikarenakan Penggugat/Termohon Kasasi yang selalu mengulur ulur walaupun sudah beberapa kali dipanggil guna menanda-tangani surat perjanjian kerja waktu tertentu tersebut namun terhadap surat perjanjian kerja waktu tertentu tersebut walaupun tidak ditanda tangani telah disepakati baik oleh Penggugat/Termohon Kasasi maupun Tergugat/Pemohon Kasasi hal ini terbukti dari Penggugat/Termohon Kasasi telah menjalani pekerjaannya sejak awal perjanjian namun men-jadi masalah disaat Penggugat/Termohon Kasasi digeser tugas atau dipindah tugas dari Gereja pengharapan di Jalan. Pajagalan ke Gereja Jalan Malabar, dan terhadap perjanjian dapat dibuat secara tertulis maupun tidak tertulis (lisan) sehingga dengan demikian Pasal 54 ayat (1) huruf I juncto Pasal 52 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 dalam kasus aquo telah salah diterapkan.”;

- Bahwa, pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 24 alinea ke 2 yang menyatakan ”...hubungan kerja antara Penggugat/Termohon Kasasi dengan Tergugat/Pemohon Kasasi putus sejak tanggal 30 November 2016” adalah keliru oleh karena Termohon Kasasi/Penggugat sudah tidak lagi bekerja sejak bulan Juni 2016, hal ini berdasarkan Pasal 155 ayat (2) dan ayat (3) Undang Undang Nomor 13 tahun 2003, maka secara hukum antara Pemohon Kasasi/Tergugat dengan Termoho Kasasi/Penggugat tidak terputus sehingga masing-masing pihak seharusnya masih melaksanakan segala kewajiban hukumnya sampai adanya putusan hukum yang menyatakan lain, hal ini tidak dilaksanakan baik oleh Pemohon Kasasi/Tergugat maupun Termohon Kasasi/ Penggugat sehingga dirasa sangat tidak adil apabila Pemohon Kasasi/ Tergugat harus membayar upah Termohon Kasai/Penggugat sampai

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

bulan November padahal diketahui Termohon Kasasi/Penggugat juga tidak melaksanakan kewajibannya untuk bekerja atau sudah tidak tidak bekerja sejak bulan Juni, sehingga dengan demikian pertimbangan hukum Judex Facti tersebut telah salah diterapkan dalam perkara a quo;

- Bahwa, oleh karena pertimbangan Judex Facti di atas telah salah penerapannya, maka terhadap pertimbangan hukum selanjutnya mengenai baik penetapan upah pesangon dan lainnya menjadi batal; Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat:

bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 10 Mei 2017 dan kontra memori kasasi tanggal 24 Mei 2017 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut: bahwa dalam membuat surat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ternyata Penggugat tidak mendatangani sehingga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu menjadi batal karena Penggugat dianggap tidak mengetahui isi dari perjanjian tersebut;

bahwa Pemutusan Hubungan Kerja oleh Tergugat terhadap Penggugat bukan karena Penggugat melakukan kesalahan, maka Penggugat berhak atas kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja dan hak-hak lainnya sebagaimana telah dipertimbangkan dengan tepat oleh judex facti;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. PERISAI JAYA MANDIRI tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara;

Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 18 hal.Put.Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT. PERISAI JAYA

MANDIRI tersebut;

Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 6 September 2017 oleh Maria Anna Samiyati, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. dan Dr. Fauzan, SH., MH., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan oleh Hj. Widya Irfani, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.

Anggota-anggota, K e t u a,

ttd./ ttd./

H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H Maria Anna Samiyati, S.H., M.H

ttd./ Dr. Fauzan, S.H., M.H Panitera Pengganti, ttd./ Hj. Widia Irfani, S.H., M.H Untuk Salinan

Mahkamah Agung R.I a.n. Panitera

Panitera Muda Perdata Khusus

RAHMI MULYATI, S.H.,M.H. NIP. 1959 1207 1985 12 2 002.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Tinggi tumit yang terbaik untuk pegawai wanita dengan berat badan 45-50 kg jika mereka lebih banyak beraktivitas pada bidang datar maka tinggi tumit yang digunakan adalah tt = 3 cm,

Penerapan Analisis Deskriptif dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Beberapa Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota

Partikel yang bersifat biodegre- dable akan memberikan hasil yang lebih baik dan jumlah partikel yang optimal akan memberikan radioaktifitas jenis yang lebih tepat, sehingga

Pada Gambar 6 ditunjukkan plot PNLT untuk pesawat C, rata-rata tiap plot PNLT tiap pesawat memiliki bentuk yang hampir sama dan tidak ada satupun sampel pesawat C yang

Untuk variabel norma subyektif, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,160 dengan tanda positif yang berarti apabila pada variabel norma subyektif meningkat sebesar 1 satuan,

Diagnosis keratitis marginal dapat disingkirkan karena pada penderita ini bukan hanya terdapat infiltrasi sel radang pada kornea yang ditandai oleh kekeruhan pada

Informan Sematara ini yang dilakukan oleh pihak madrasah dalam menyelesaikan penghambat peningkatan kompetensi tersebut yaitu dengan cara mencari donator tetap yang berasal

Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) telah diubah