• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Hukum Secara Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Hukum Secara Umum"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI HUKUM SECARA UMUM PSIKOLOGI HUKUM SECARA UMUM

a. pengertian obyek dan ruang lingkup psikologi hukum a. pengertian obyek dan ruang lingkup psikologi hukum

oleh karena psikologi hukum terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan hukum, maka perlu terlebih dahulu oleh karena psikologi hukum terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan hukum, maka perlu terlebih dahulu dijelaskan apa itu psikologi dan apa itu hukum. Demikian pula dalam membahas psikologi hukum tidak dijelaskan apa itu psikologi dan apa itu hukum. Demikian pula dalam membahas psikologi hukum tidak dapat dilepaskan dari pembahasan psikologi secara umum, karena psikologi hukum adalah bagian dari dapat dilepaskan dari pembahasan psikologi secara umum, karena psikologi hukum adalah bagian dari psikologi umum.

psikologi umum.

Ecara harfiah psikologi berasal dari bahasan yunani, yaitu: psyche = jiwa (roh) dan logos = ilmu. Jadi Ecara harfiah psikologi berasal dari bahasan yunani, yaitu: psyche = jiwa (roh) dan logos = ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu tentang jiwa. Sedangkan hukum sukar untuk dirumuskan karena hukum bersegi psikologi adalah ilmu tentang jiwa. Sedangkan hukum sukar untuk dirumuskan karena hukum bersegi banyak dan hamper mengatur

banyak dan hamper mengatur seluruh bidang kehidupan manusia. Tetapi dalam hubungan iniseluruh bidang kehidupan manusia. Tetapi dalam hubungan ini

cenderung untuk dibatasi hanya dalam arti kaedah. Artinya hukum merupakan suatu patokan tentang cenderung untuk dibatasi hanya dalam arti kaedah. Artinya hukum merupakan suatu patokan tentang bagaimana berperilaku sebagaimana yang diharapkan dan itu terjadi berkenaan dengan adanya interaksi bagaimana berperilaku sebagaimana yang diharapkan dan itu terjadi berkenaan dengan adanya interaksi manusia yang menimbulkan hasil penilaian baik. Aturannya ter

manusia yang menimbulkan hasil penilaian baik. Aturannya ter diri dari ketentuan-ketentuan yangdiri dari ketentuan-ketentuan yang membatasi tingkah laku manusia. Dilihat dari fungsinya yang bertujuan menjaga tata tertib, maka membatasi tingkah laku manusia. Dilihat dari fungsinya yang bertujuan menjaga tata tertib, maka ketentuannya hanya berupa larangan dan

ketentuannya hanya berupa larangan dan keharusan. Tetapi apabila dilihat dari jenisnya maka keharusan. Tetapi apabila dilihat dari jenisnya maka dapatdapat dibedakan adanya, yaitu: norma kesopanan, norma

dibedakan adanya, yaitu: norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum. Yan glebih serkesusilaan, dan norma hukum. Yan glebih ser inging dikenal denga

dikenal dengan istilah “norma sosial”.n istilah “norma sosial”.

Dengan demikian psikologi hukum diartikan sebagai ilmu tentang jiwa manusia yang berkaitan dengan Dengan demikian psikologi hukum diartikan sebagai ilmu tentang jiwa manusia yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, yang me

tingkah laku manusia, yang menimbulkan masalah berdasarkan hukum atau ilmu pengetahuan yangnimbulkan masalah berdasarkan hukum atau ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah hukum sebagai akibat dari tingkah laku seseorang.

mempelajari masalah hukum sebagai akibat dari tingkah laku seseorang.

Pengertian psikologi hukum juga diberikan oleh beberapa sarjana lainnya seperti: soerjono soekanto Pengertian psikologi hukum juga diberikan oleh beberapa sarjana lainnya seperti: soerjono soekanto menyatakan bahwa yang dimkasud dengan

menyatakan bahwa yang dimkasud dengan psikologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang menyorotipsikologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang menyoroti hukum sebagai salah satu perwujudan dari perkembangan jiwa manusia. Soedjono D juga

hukum sebagai salah satu perwujudan dari perkembangan jiwa manusia. Soedjono D juga mengungkapkan bahwa psikologi hukum adalah ilmu yang me

mengungkapkan bahwa psikologi hukum adalah ilmu yang me ndekati lembaga dan hubungan hukumndekati lembaga dan hubungan hukum dari segi perilaku manusia (behavioral sciences). Atau juga dikatakan bahwa psikologi hukum itu adalah dari segi perilaku manusia (behavioral sciences). Atau juga dikatakan bahwa psikologi hukum itu adalah hasil dari tuntutan dan proses pendekatan terhadap hukum dari ilmu pengetahuan sosial dan ilmu hasil dari tuntutan dan proses pendekatan terhadap hukum dari ilmu pengetahuan sosial dan ilmu tentang tingkah laku manusia.

tentang tingkah laku manusia.

Sedangkan menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto bahwa psikologi hukum adalah ilmu Sedangkan menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto bahwa psikologi hukum adalah ilmu tentang kenyataan, karena menyoroti hukum sebagai prikelakuan atau sikap tindak manusia. Dan dalam tentang kenyataan, karena menyoroti hukum sebagai prikelakuan atau sikap tindak manusia. Dan dalam kenyataannya di masyarakat ada yang taat hukum dan ada yang tidka taat

kenyataannya di masyarakat ada yang taat hukum dan ada yang tidka taat hukum.hukum. OBYEK PSIKOLOGI HUKUM

OBYEK PSIKOLOGI HUKUM Yang menjadi obyek dari

Yang menjadi obyek dari psikologi hukum adalah prikelakuan atau sikap tindak manusia sebagai psikologi hukum adalah prikelakuan atau sikap tindak manusia sebagai individuindividu atau sikap tindak hukum yang merupakan perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan ter

atau sikap tindak hukum yang merupakan perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan ter tentu, karenatentu, karena setiap prikelakuan ataupun sikap tindak manusia mempunyai landasan ke

setiap prikelakuan ataupun sikap tindak manusia mempunyai landasan ke jiwaan.jiwaan.

Oleh karena obyek dari psikologi itu adalah ilmu tentang prikelakuan (tingkah laku manusia) maka tidak Oleh karena obyek dari psikologi itu adalah ilmu tentang prikelakuan (tingkah laku manusia) maka tidak cukup hanya melihat perikelakuannya yang nyata saja, tetapi perlu pula melihat perikelakuannya yan cukup hanya melihat perikelakuannya yang nyata saja, tetapi perlu pula melihat perikelakuannya yan gtidak nyata. Seperti : berpikir, tak

(2)

dapat diketahui melalui metoda-metoda tertentu.

dapat diketahui melalui metoda-metoda tertentu. demikian pula halnya dalam psikologi hukum bahwademikian pula halnya dalam psikologi hukum bahwa prikelakuan mansuia yang berkaitan dengan hukum bisa terjadi pada perikelakuannya yang nyata dapat prikelakuan mansuia yang berkaitan dengan hukum bisa terjadi pada perikelakuannya yang nyata dapat dilihat dari akibat perbuatannya, bisa pula terjadi pada prikelakuannya yang tidak nyata, dimana akibat dilihat dari akibat perbuatannya, bisa pula terjadi pada prikelakuannya yang tidak nyata, dimana akibat dan perbuatannya itu masih te

dan perbuatannya itu masih tersembunyi dalam pikirannya.rsembunyi dalam pikirannya.

Jadi yang menjadi obyek penelitian dari psikologi hukum adalah hubungan timbale balik antara Jadi yang menjadi obyek penelitian dari psikologi hukum adalah hubungan timbale balik antara factor-faktor tertentu dari hukum dengan beberapa aspek khusus dari

faktor tertentu dari hukum dengan beberapa aspek khusus dari kepribadian (tingkah laku manusia).kepribadian (tingkah laku manusia). Karen amempelajari hukum haruslah pula melihat penerapan dari hukum itu sendiri, bagaimana hukum Karen amempelajari hukum haruslah pula melihat penerapan dari hukum itu sendiri, bagaimana hukum itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan apabilat erjadi masalah maka

itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan apabilat erjadi masalah maka penyelesaiannya harus tepat, benar dan adil, dalam arti apakah seseorang itu

penyelesaiannya harus tepat, benar dan adil, dalam arti apakah seseorang itu bersalah atau tidakbersalah atau tidak bersalah. Di samping itu hukum juga berhubungan erat dnegan unsure-unsur psikologis, sosiologis, bersalah. Di samping itu hukum juga berhubungan erat dnegan unsure-unsur psikologis, sosiologis, politis, yuridis dan filosofis dari masyarakat diman ahukum

politis, yuridis dan filosofis dari masyarakat diman ahukum itu diterapkan.itu diterapkan. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI HUKUM

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI HUKUM

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa psikologi hukum menyoroti hukum sebagai salah satu Seperti telah dikemukakan di atas bahwa psikologi hukum menyoroti hukum sebagai salah satu

perwujudan daripada perkembangan jiwa manusia atau mempelajari sikap tindak hukum yang mungkin perwujudan daripada perkembangan jiwa manusia atau mempelajari sikap tindak hukum yang mungkin merupakan perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu dan

merupakan perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu dan juga landasan kejiwaan darijuga landasan kejiwaan dari prikelakuan atau sikap t indak tersebut.

prikelakuan atau sikap t indak tersebut.

Oleh karena psikologi hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang masih sangat muda yang Oleh karena psikologi hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang masih sangat muda yang tumbuh karena tuntutan akan kehadiran psikologi dalam studi hukum, terutama dalam praktek tumbuh karena tuntutan akan kehadiran psikologi dalam studi hukum, terutama dalam praktek penegakan hukum, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, tetapi perhatian terhadap cabang ilmu penegakan hukum, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, tetapi perhatian terhadap cabang ilmu pengetahuan ini belum begitu memadai. Akibatnya belum ada kesepakatan yang mantap mengenai pengetahuan ini belum begitu memadai. Akibatnya belum ada kesepakatan yang mantap mengenai ruang lingkup bahasannya.

ruang lingkup bahasannya.

Kurangnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan

Kurangnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan ini terbukti dari kurangnya tini terbukti dari kurangnya tulisan-tulisana yangulisan-tulisana yang membahas tentang psikologi hukum. Seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa membahas tentang psikologi hukum. Seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa masalah-masalah yang ditinjau oleh psikologi hukum pada umumnya berkisar

masalah-masalah yang ditinjau oleh psikologi hukum pada umumnya berkisar pada soal-soal:pada soal-soal: 1. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum

1. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum 2. Dasar-dasar kejiwaan, fungsi dan

2. Dasar-dasar kejiwaan, fungsi dan pola-pola penyelesaian terhadap pelanggaran kaidah hukumpola-pola penyelesaian terhadap pelanggaran kaidah hukum 3. Akibat-akibat dari pola-pola penyelesaian sengketa tertentu.

3. Akibat-akibat dari pola-pola penyelesaian sengketa tertentu.

Sedangkan pada halaman berikutnya Soerjono Soekanto hanya membahas hal-hal yang mungkin Sedangkan pada halaman berikutnya Soerjono Soekanto hanya membahas hal-hal yang mungkin berguna dalam kaitannya dengan ilmu hukum dan yang lazim ditonjolkan dalam karya-karya psikologi berguna dalam kaitannya dengan ilmu hukum dan yang lazim ditonjolkan dalam karya-karya psikologi adalah menyangkut: adalah menyangkut: 1. Kepribadian 1. Kepribadian 2. Proses belajar 2. Proses belajar

3. Kondisi-kondisi emosional manusia 3. Kondisi-kondisi emosional manusia

(3)

4. Kelainan-kelainan 4. Kelainan-kelainan

Soedjono D membuat ruang lingkup psikologi hukum menjadi antara lain: Soedjono D membuat ruang lingkup psikologi hukum menjadi antara lain: a. Segi-segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum a. Segi-segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaidah hukum

b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaidah hukum c. Prilaku menyimpang

c. Prilaku menyimpang

d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan

d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan prilakuprilaku e. Rangkuman

e. Rangkuman

Ruang lingkup yang dicoba untuk

Ruang lingkup yang dicoba untuk dikembangkan di fakultas hukum unud antara dikembangkan di fakultas hukum unud antara lain:lain: 1. Psikologi hukum secara umum

1. Psikologi hukum secara umum

2. Aspek psikologis dalam pembentukan norma 2. Aspek psikologis dalam pembentukan norma 3. Prilaku yang patuh (taat) pada hukum

3. Prilaku yang patuh (taat) pada hukum

4. Prilaku yang menyimpang/melanggar hukum 4. Prilaku yang menyimpang/melanggar hukum 5. Pendekatan psikologis dalam praktek peradilan 5. Pendekatan psikologis dalam praktek peradilan

6. Psikologis hukum dan hukum pidana (tim pengajar psikologi hukum : bahan ajar psikologi hukum : 6. Psikologis hukum dan hukum pidana (tim pengajar psikologi hukum : bahan ajar psikologi hukum : 2005).

2005).

b. SEJARAH LAHIRNYA PSIKOLOGI HUKUM b. SEJARAH LAHIRNYA PSIKOLOGI HUKUM

pembahasan sejarah lahirnya psikologi hukum tidak dapat

pembahasan sejarah lahirnya psikologi hukum tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya psikologidipisahkan dari sejarah lahirnya psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 sebagai ilmu pengetahuan. Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta Nampak pesat kemajuannya pada abad ke 20. Pada awalnya ilmu ini adalah bagian dari filsafat serta Nampak pesat kemajuannya pada abad ke 20. Pada awalnya ilmu ini adalah bagian dari filsafat sebagaimana halnya ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tata Negara maupun ilmu sebagaimana halnya ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tata Negara maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan be

ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan be rdiri sebagai ilmu tersendiri.rdiri sebagai ilmu tersendiri.

Lebih lanjut dikatakan dalam buku tersebut bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber dari segala Lebih lanjut dikatakan dalam buku tersebut bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber dari segala sesuatu. Dan semua hasil ciptaanNya menjadi obyek dan sasaran dari berbagai cabang ilmu

sesuatu. Dan semua hasil ciptaanNya menjadi obyek dan sasaran dari berbagai cabang ilmu

pengetahuan. Yang lahir pertama kali adalah filsafat yang membahsa segala sesuatu dan kemudian dari pengetahuan. Yang lahir pertama kali adalah filsafat yang membahsa segala sesuatu dan kemudian dari padanya lahirnya berbagai cabang ilmu

padanya lahirnya berbagai cabang ilmu pengetahuan termasuk psikolgi maupun psikologi hukum. Ahli-pengetahuan termasuk psikolgi maupun psikologi hukum. Ahli-ahli filsafat kuno seperti Socrates, Plato maupun Aristoteles, baik pikiran maupun penemuannya akan ahli filsafat kuno seperti Socrates, Plato maupun Aristoteles, baik pikiran maupun penemuannya akan selalu dijumpai dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat. Hal yang sama juga akan selalu dijumpai dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat. Hal yang sama juga akan dijumpai dalam psikologi serta cabang-cabang

dijumpai dalam psikologi serta cabang-cabang psikologi. Selain mendapat pengaruh dari filsafat,psikologi. Selain mendapat pengaruh dari filsafat,

psikologi mapun cabang-cabangnya juga mendapat pengaruh dari ilmu alam. Dan dalam perkembangan psikologi mapun cabang-cabangnya juga mendapat pengaruh dari ilmu alam. Dan dalam perkembangan selanjutnya psikologi melepaskan diri hingga menjadi satu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan selanjutnya psikologi melepaskan diri hingga menjadi satu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan menjadi otonom.

(4)

Psikologi yang mempelajari “jiwa” dalam ke

Psikologi yang mempelajari “jiwa” dalam kenyataannya banyak mendapat kesulitan karena obyeknyataannya banyak mendapat kesulitan karena obyek penelitiannya adalah abstrak, yang tidak

penelitiannya adalah abstrak, yang tidak dapat diselidiki secara langsung seperti melihat dapat diselidiki secara langsung seperti melihat benda misalnyabenda misalnya meja atau daun, tetapi hanya melallui keaktifan-keaktifannya yang terlihat melalui manifestasi tingkah meja atau daun, tetapi hanya melallui keaktifan-keaktifannya yang terlihat melalui manifestasi tingkah laku atau perbuatannya. Jiwa tidak

laku atau perbuatannya. Jiwa tidak dapat dilihat atua ditemukan bagaimana bentuk dan dapat dilihat atua ditemukan bagaimana bentuk dan rupanya,rupanya, darimana datangnya jiwa dan kemana kemudian jiwa itu pergi? Karena

darimana datangnya jiwa dan kemana kemudian jiwa itu pergi? Karena itulah banyak ahli yangitulah banyak ahli yang

mengatakan jiwa itu adalah suatu misteri (rahasia). Dan spekulasi yang terakhir menyebutkan bahwa mengatakan jiwa itu adalah suatu misteri (rahasia). Dan spekulasi yang terakhir menyebutkan bahwa  jiwa itu adalah kekuatan listrik yang ada di “otak” manu

 jiwa itu adalah kekuatan listrik yang ada di “otak” manusia tetapi tetap belum menjawab pertanyaansia tetapi tetap belum menjawab pertanyaan --pertanyaan di atas.

pertanyaan di atas.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa menurut ilmu pengethauan positif, jiwa

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa menurut ilmu pengethauan positif, jiwa itu diartikan sebagai:itu diartikan sebagai: a. Kekuatan yang menyebabkan manusia itu hidup

a. Kekuatan yang menyebabkan manusia itu hidup b. Menyebabkan manusia itu dapat ber

b. Menyebabkan manusia itu dapat ber pikir, berperasaan dan berkehendak (budi)pikir, berperasaan dan berkehendak (budi) c. Menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak

c. Menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya.jiwanya. FASE-FASE PADA TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

FASE-FASE PADA TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI Pada fase I : psikologi dipengaruhi oleh ajaran

Pada fase I : psikologi dipengaruhi oleh ajaran filsafat yang berlangsung sejak Zaman Yunani Kuno (400filsafat yang berlangsung sejak Zaman Yunani Kuno (400 SM -1800 M), pada zaman itu ada dua

SM -1800 M), pada zaman itu ada dua model psikologi:model psikologi: 1. Psikologi Platoo (427-347

1. Psikologi Platoo (427-347 SM). Ajarannya: Trichotomi: bahwa manusia itu memiliki:SM). Ajarannya: Trichotomi: bahwa manusia itu memiliki: a. Pikiran

a. Pikiran – –di kepaladi kepala b. Kemauan

b. Kemauan – –di dadadi dada c. Keinginan

c. Keinginan – –di perutdi perut

2. Psikologi Aristoteles (murid Plato) (384-322 SM). Ajarannya: DIchotomi: bahwa fungsi daripada jiwa 2. Psikologi Aristoteles (murid Plato) (384-322 SM). Ajarannya: DIchotomi: bahwa fungsi daripada jiwa manusia adalah: manusia adalah: a. Berpikir a. Berpikir b. Berkehendak b. Berkehendak

Berdasarkan kedua fungsi tersebut maka makhluk berjiwa di ala m

Berdasarkan kedua fungsi tersebut maka makhluk berjiwa di ala m ini ada 3 (tiga) yaitu:ini ada 3 (tiga) yaitu: a. Tumbuh-tumbuhan

a. Tumbuh-tumbuhan – –anima vegetativaanima vegetativa b. Binatang

b. Binatang – –anima sensitivaanima sensitiva c. Manusia

c. Manusia – –anima intelektivaanima intelektiva Dilihat dari kondisi kejiwaan yang

Dilihat dari kondisi kejiwaan yang demikian maka kemampuan dan pikiran antara tumbuh-tumbuhan,demikian maka kemampuan dan pikiran antara tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia menjadi berbeda seperti:

(5)

- Tumbuh-tumbuhan

- Tumbuh-tumbuhan – –makan, minum, dan berkembang biakmakan, minum, dan berkembang biak - Binatang

- Binatang – –makan, minum, berkembang biak dan berpindah tempatmakan, minum, berkembang biak dan berpindah tempat - Manusia

- Manusia – –makan, minum, berpindah tempat, berpikir/berperasaan, berkemauan, berbudaya, punyamakan, minum, berpindah tempat, berpikir/berperasaan, berkemauan, berbudaya, punya rasio, kecerdasan (akal, budi, budaya).

rasio, kecerdasan (akal, budi, budaya).

Pada fase II: psikologi dipengaruhi oelh ilmu alam yang berlangsung samapi sebelum abad ke 20,

Pada fase II: psikologi dipengaruhi oelh ilmu alam yang berlangsung samapi sebelum abad ke 20, karenakarena psikologi berangsur-angsur melepaskan diri dari filsafat. Pengaruh itu tampak baik secara langsung psikologi berangsur-angsur melepaskan diri dari filsafat. Pengaruh itu tampak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik metoda

maupun tidak langsung, baik metoda penyelidikannya maupun materi pandangannya.penyelidikannya maupun materi pandangannya. Hal itu terbukti dari munculnya beberapa cabang psikologi seperti:

Hal itu terbukti dari munculnya beberapa cabang psikologi seperti: a. Psikologi asosiasi

a. Psikologi asosiasi

b. Psikologi unsure / element b. Psikologi unsure / element c. Psikologi fisiologi

c. Psikologi fisiologi

Pada fase III: inilah psikologi mulai berdiri sendiri terlepas dari baik filsafat maupun ilmu alam. Hal in Pada fase III: inilah psikologi mulai berdiri sendiri terlepas dari baik filsafat maupun ilmu alam. Hal in iterjadi berkat usaha dari “WILHEM WUNDT” (1832

iterjadi berkat usaha dari “WILHEM WUNDT” (1832-1920 M), yang mendirikan laboratorium -1920 M), yang mendirikan laboratorium psikologipsikologi tahun 1875 yang disahkan oleh Universitas Leipzig 1886 dengan ajarannya :”PSIKOLOGI EXPERIMENTAL” tahun 1875 yang disahkan oleh Universitas Leipzig 1886 dengan ajarannya :”PSIKOLOGI EXPERIMENTAL” sehingga beliau dijuluki “BAPAK PSIKOLOGI” sejak

sehingga beliau dijuluki “BAPAK PSIKOLOGI” sejakabad ke XIX bukan hanya bersifat mengenai gejalaabad ke XIX bukan hanya bersifat mengenai gejala --gejala kejiwaan tetapi jiga menelitinya secara umum dengan m

gejala kejiwaan tetapi jiga menelitinya secara umum dengan m enggunakan metoda ilmiah yangenggunakan metoda ilmiah yang seobyektif mungkin.

seobyektif mungkin.

Psikologi sebagai ilmu yang telah berdiri sendiri sejak tahun 1879 yang me

Psikologi sebagai ilmu yang telah berdiri sendiri sejak tahun 1879 yang me rupakan induk dari psikologirupakan induk dari psikologi hukum mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya untuk perkembangan ilmu psikologi hukum mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya untuk perkembangan ilmu psikologi saja, tetapi juga diharapkan bermanfaat lebih intensif bagi kehidupan manusia yang akhirnya melahirkan saja, tetapi juga diharapkan bermanfaat lebih intensif bagi kehidupan manusia yang akhirnya melahirkan pengkhususan-pengkhususan yang berupa cabang-cabang dari psikologi.

pengkhususan-pengkhususan yang berupa cabang-cabang dari psikologi. Setelah memasuki abad ke XIX, Wilhelm W

Setelah memasuki abad ke XIX, Wilhelm W undt (1875) dan juga ahli-ahli psikkologi lainnya sepertiundt (1875) dan juga ahli-ahli psikkologi lainnya seperti Cattel, Hugo Munsterberg dan Kraeplin menegaskan bahwa jiwa manusia itu merupakan satu kesatuan Cattel, Hugo Munsterberg dan Kraeplin menegaskan bahwa jiwa manusia itu merupakan satu kesatuan  jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Mereka menegaskan bahwa apabil

 jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Mereka menegaskan bahwa apabila mengamatia mengamati sesuatu, tidak hanya melihat dengan mata saja tetapi juga

sesuatu, tidak hanya melihat dengan mata saja tetapi juga dengan seluruh minat dan perhatian yangdengan seluruh minat dan perhatian yang dicurahkan kepada obyek yang diamati di samping sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan pada dicurahkan kepada obyek yang diamati di samping sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan pada waktu itu serta

waktu itu serta pengalaman-pengalaman masa lalu khususnya dalam memberikan penafsiran. Jadipengalaman-pengalaman masa lalu khususnya dalam memberikan penafsiran. Jadi psikologi modern menegaskan bahwa kegiatan jiwa manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan psikologi modern menegaskan bahwa kegiatan jiwa manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan seluruh jiwa raganya dan buh=kan hanya kegiatan lat-alat tubuh saja atau kegiata

kegiatan seluruh jiwa raganya dan buh=kan hanya kegiatan lat-alat tubuh saja atau kegiata n jiwa satun jiwa satu demi satu terlepas dari yang lainnya. Contohnya: seorang mahasiswa yang melihat pengumuman hasil demi satu terlepas dari yang lainnya. Contohnya: seorang mahasiswa yang melihat pengumuman hasil ujian akan tampak dari gerak-geriknya atau tingkah lakunya yang menunjukkan kegembiraan atau ujian akan tampak dari gerak-geriknya atau tingkah lakunya yang menunjukkan kegembiraan atau kekecewaan.

(6)

Sehubungan dengan lahirnya cabang-cabang dari

Sehubungan dengan lahirnya cabang-cabang dari psikologi ini bila dilihat dari sudut tinjauannyapsikologi ini bila dilihat dari sudut tinjauannya

terdapat banyak sistimatika psikologi. Ada beberapa pendapat sarjana yang kemudian akan menentukan terdapat banyak sistimatika psikologi. Ada beberapa pendapat sarjana yang kemudian akan menentukan letak dari psikologi hukum dari cabang-cabang psikologi tersebut, antara lalin:

letak dari psikologi hukum dari cabang-cabang psikologi tersebut, antara lalin: 1. Soedjono D, membagi ilmu psikologi dilihat dari luasnya obyek menjadi: 1. Soedjono D, membagi ilmu psikologi dilihat dari luasnya obyek menjadi: a. Psikologi umum, yaitu psikologi yang

a. Psikologi umum, yaitu psikologi yang mempelajari dan menyelidiki kegiatan psikis manusia padamempelajari dan menyelidiki kegiatan psikis manusia pada

umumnya, mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari kegiatan psikis yang kemudian menjadi teori-teori umumnya, mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari kegiatan psikis yang kemudian menjadi teori-teori psikologi.

psikologi.

b. Psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari

b. Psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari dan menyelidiki segi-segi kekhusussannya daridan menyelidiki segi-segi kekhusussannya dari aktivitas psikis yang kemudian melahirkan:

aktivitas psikis yang kemudian melahirkan: Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan a. Psikologi sosial a. Psikologi sosial b. Psikologi pendidikan b. Psikologi pendidikan c. Psikologi kepribadian c. Psikologi kepribadian d. Psikologi criminal d. Psikologi criminal e. Psikologi perusahaan, dll e. Psikologi perusahaan, dll

Psikologi khusus adalah psikologi yang memberi penekanan pada bidang aliran atau obyek tertentu Psikologi khusus adalah psikologi yang memberi penekanan pada bidang aliran atau obyek tertentu sehingga dapat dikatakan bahwa psikologi hukum yang o

sehingga dapat dikatakan bahwa psikologi hukum yang o byeknya hukum yang berkaitan dengan byeknya hukum yang berkaitan dengan prilakuprilaku adalah merupakan cabang dari psikologi

adalah merupakan cabang dari psikologi khusus.khusus.

2. Soerjono Soekanto, membagi ilmu psikologi menjadi: 2. Soerjono Soekanto, membagi ilmu psikologi menjadi: a. Psikologi umum meliputi:

a. Psikologi umum meliputi: - psikologi antar disiplin - psikologi antar disiplin - psikologi perkembangan - psikologi perkembangan b. psikologi terapan meliputi: b. psikologi terapan meliputi: - psikologi klinis - psikologi klinis - psikologi industry - psikologi industry - psikologi pendidikan - psikologi pendidikan

- psikologi penegakan hukum, dst. - psikologi penegakan hukum, dst.

3. Titchener membedakan psikologi sebagai ilmu dengan psikologi sebagai teknologi atau antara: 3. Titchener membedakan psikologi sebagai ilmu dengan psikologi sebagai teknologi atau antara:

(7)

a. Psikologi murni (pure psychology) a. Psikologi murni (pure psychology) b. Psikologi terapan (applied psychology) b. Psikologi terapan (applied psychology)

Menurut Beliau, ahli psikologi yang bijaksana akan selalu berusaha menerapkan atau menggunakna Menurut Beliau, ahli psikologi yang bijaksana akan selalu berusaha menerapkan atau menggunakna psikologi terapan untuk mambahas masalah-masalah dalam bidang hukum, oleh

psikologi terapan untuk mambahas masalah-masalah dalam bidang hukum, oleh karena hukum adalahkarena hukum adalah masalah kehidupan. Jadi menurut Titchener psikologi hukum adalah

masalah kehidupan. Jadi menurut Titchener psikologi hukum adalah termasuk bidang psikologi terapan.termasuk bidang psikologi terapan. 4. Apabila dilihat dari sistimatika perkembangannya, secara

4. Apabila dilihat dari sistimatika perkembangannya, secara pokok psikologi dapat pula dibagi dua yaitu:pokok psikologi dapat pula dibagi dua yaitu: a. Psikologi lama, karena kena pengaruh ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan alam.

a. Psikologi lama, karena kena pengaruh ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan alam. b. Psikologi baru/modern yaitu psikologi yang

b. Psikologi baru/modern yaitu psikologi yang sudah berdiri sendiri (otonomi).sudah berdiri sendiri (otonomi).

Tetapi sebenarnya belum dapat dinyatakan secara pasti sejak kapan dapat dikatakan tumbuhnya Tetapi sebenarnya belum dapat dinyatakan secara pasti sejak kapan dapat dikatakan tumbuhnya psikologi hukum karena penyelidikan untuk itu be

psikologi hukum karena penyelidikan untuk itu be lum ada. Hanya saja dapat lum ada. Hanya saja dapat diperkirakan psikologi lahirdiperkirakan psikologi lahir apda awal abad ke 20 atau pada akhir

apda awal abad ke 20 atau pada akhir abad ke 19, karen abuku-buku atau tulisan-tulisan tentangabad ke 19, karen abuku-buku atau tulisan-tulisan tentang psikologi hukum sangat jarang ditemukan.

psikologi hukum sangat jarang ditemukan. c. PSIKOLOGI DAN ILMU HUKUM

c. PSIKOLOGI DAN ILMU HUKUM

oleh karena hendak mengkaitkan psikologi dnegan hukum dalam arti kaedah, atau noema maka oleh karena hendak mengkaitkan psikologi dnegan hukum dalam arti kaedah, atau noema maka sebenarnya psikologi merupakan karakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sebenarnya psikologi merupakan karakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sendiri. ilmu mengenai jiwa dan

sendiri. ilmu mengenai jiwa dan ilmu hukum merupakan dua ilmu ilmu hukum merupakan dua ilmu yang berdampingan.yang berdampingan. Menurut Agus Broto Susilo yang dikutip dari Suasthawa I Made, bahwa

Menurut Agus Broto Susilo yang dikutip dari Suasthawa I Made, bahwa hukum itu dibentuk oelh jiwahukum itu dibentuk oelh jiwa manusia. Baik itu putusan pengadilan maupun perundang-undangan merupakan hasil

manusia. Baik itu putusan pengadilan maupun perundang-undangan merupakan hasil jiwa manusia.jiwa manusia. Suaut peraturan tertulis yang berbentuk perundang-undangan misalnya, mungkin hanya timbul kesan Suaut peraturan tertulis yang berbentuk perundang-undangan misalnya, mungkin hanya timbul kesan yang sangat abstrak, bahwa hukum itu merupakan hasil proses kejiwaan manusia, sifatnya yang pribadi yang sangat abstrak, bahwa hukum itu merupakan hasil proses kejiwaan manusia, sifatnya yang pribadi hanya tampak sedikit, oleh karena tidak diketahui siapa pembentuk hukum tertulis tersebut. Disamping hanya tampak sedikit, oleh karena tidak diketahui siapa pembentuk hukum tertulis tersebut. Disamping itu ada kemungkinan landasan mental

itu ada kemungkinan landasan mental pembentuk hukum tertulis itu tidak pembentuk hukum tertulis itu tidak diketahui.diketahui.

Demikian pula menurut Satjipto Rahardjo yang mengkaitkan antara psikologi dengan hukum, bahwa Demikian pula menurut Satjipto Rahardjo yang mengkaitkan antara psikologi dengan hukum, bahwa salah satu segi yang menonjol pada hukum terutama sekali pada hukum modern adalah penggunaan salah satu segi yang menonjol pada hukum terutama sekali pada hukum modern adalah penggunaan hukum secara sadar sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian hukum secara sadar sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian sadar atau tidak, hukum telah memasuki bidang yang menggarap tingkah

sadar atau tidak, hukum telah memasuki bidang yang menggarap tingkah laku manusia. Artinya hukumlaku manusia. Artinya hukum telah memasuki bidang psikologi, khususnya psikologi sosial. Selanjutnya dengan m

telah memasuki bidang psikologi, khususnya psikologi sosial. Selanjutnya dengan m engambil pendapatengambil pendapat dari Leon Petrazycki, Satjipto Rahardjo me

dari Leon Petrazycki, Satjipto Rahardjo me nyatakan bahwa fenomena-fenomena hukum itu terdiri darinyatakan bahwa fenomena-fenomena hukum itu terdiri dari proses-proses psikis yang unik, yang dapat dilihat dnegan mempergunakan metoda introspeksi.

proses-proses psikis yang unik, yang dapat dilihat dnegan mempergunakan metoda introspeksi. Contohnya hukum pidana merupakan bidang hukum yang c

Contohnya hukum pidana merupakan bidang hukum yang c ukup sering berurusan dengan psikologi,ukup sering berurusan dengan psikologi, yang menyatakan bahwa dengan pidana diharapakan kejahatan bisa dicegah, merupakan salah satu yang menyatakan bahwa dengan pidana diharapakan kejahatan bisa dicegah, merupakan salah satu contoh yang jelas mengenai hubungan antara hukum dengan psikologi.

contoh yang jelas mengenai hubungan antara hukum dengan psikologi.

Sejalan dengan pendapat di atas yang menyatakan bahwa hukum sebagai alat atau instrument, Sejalan dengan pendapat di atas yang menyatakan bahwa hukum sebagai alat atau instrument,

Soedjono D menyatakan bahwa: Peranan hukum sebagai fenomena sosial akan mewujudkan ketertiban, Soedjono D menyatakan bahwa: Peranan hukum sebagai fenomena sosial akan mewujudkan ketertiban,

(8)

keadilan dan menuju kea rah tujuan hidup bersama yaitu kesejahteraan adalah mer

keadilan dan menuju kea rah tujuan hidup bersama yaitu kesejahteraan adalah mer upakan norma yangupakan norma yang amat menonjol, karena penekanannya melalui ancaman dan paksaan untuk dilakukan atau tidak

amat menonjol, karena penekanannya melalui ancaman dan paksaan untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh masyarakat, mengandung daya

dilakukan oleh masyarakat, mengandung daya psikologis di dalam kehidupna sosial. Jadi wajarlahpsikologis di dalam kehidupna sosial. Jadi wajarlah apabila perkaitan antara psikologi dan ilmu

apabila perkaitan antara psikologi dan ilmu hukum semakin intim dan melahirkan psikologi hukum. Akanhukum semakin intim dan melahirkan psikologi hukum. Akan tampak lebih gambling bahwa dalam kaidah kaidah hukum yan gmemiliki unsure memaksan dan

tampak lebih gambling bahwa dalam kaidah kaidah hukum yan gmemiliki unsure memaksan dan

mengatur tercermin tujuan yang dikehendaki oleh hukum yaitu prikelakuan manusia yang hidup bergaul mengatur tercermin tujuan yang dikehendaki oleh hukum yaitu prikelakuan manusia yang hidup bergaul bersama. Dan prikelakuan manusia tidak dapat terlepas dari kejiwaan merupakan factor psikologis di bersama. Dan prikelakuan manusia tidak dapat terlepas dari kejiwaan merupakan factor psikologis di dalam hukum. Studi hukum yang mampu m

dalam hukum. Studi hukum yang mampu m embaca prikelakuan manusia yang berhubungan dneganembaca prikelakuan manusia yang berhubungan dnegan hukum membutuhkan psokologi dan pada akhirnya adalah me

hukum membutuhkan psokologi dan pada akhirnya adalah me rupakan lingkup studi psikologi hukum.rupakan lingkup studi psikologi hukum. Sedangkan menurut Suasthawa I Made, hubungan antara psikologi dnegan hukum akan terlihat nyata Sedangkan menurut Suasthawa I Made, hubungan antara psikologi dnegan hukum akan terlihat nyata sebab:

sebab:

1. Psikologi merupakan suatu ilmu mengenai kesadaran dan cakap tindak 1. Psikologi merupakan suatu ilmu mengenai kesadaran dan cakap tindak 2. Obyek ilmu hukum adalah pengaturan kesadaran dan sikap tindak. 2. Obyek ilmu hukum adalah pengaturan kesadaran dan sikap tindak.

Jadi dengan demikian antara sikap tindak dengan patokan berprilaku baik yang telah ditetapkan oleh Jadi dengan demikian antara sikap tindak dengan patokan berprilaku baik yang telah ditetapkan oleh penguasa maupun masyarakat serasi.

penguasa maupun masyarakat serasi.

Korelasi antara psikologi dengan hukum dapat pula digambarkan dengan dasar-dasar ilmu jiwa umum. Korelasi antara psikologi dengan hukum dapat pula digambarkan dengan dasar-dasar ilmu jiwa umum. Karen adengan dasar-dasar ilmu

Karen adengan dasar-dasar ilmu jiwa umum dapat dipahami mengenai jiwa umum dapat dipahami mengenai individu yang dihadapakanindividu yang dihadapakan dnegan lingkungan pergaulannya (lingkungan/interaksi sosial), me

dnegan lingkungan pergaulannya (lingkungan/interaksi sosial), me nampilkan prilakunya yangnampilkan prilakunya yang dipengaruhi oleh timbale balik antara

dipengaruhi oleh timbale balik antara lingkungan dan factor kondisionalnya (kelengkapan kemampuanlingkungan dan factor kondisionalnya (kelengkapan kemampuan danstruktur kepribadian). Atas korelasi tersebut penampilan prilaku dapat berupa bagan di bawah ini. danstruktur kepribadian). Atas korelasi tersebut penampilan prilaku dapat berupa bagan di bawah ini. PENGARUH-PENGARUH ATAS PERWUJUDAN PRILAKU MANUSIA

(9)

Untuk menilai tindakan manusia yang berkenaan dnegan hukum, apakah tindakan tersebut sesuai Untuk menilai tindakan manusia yang berkenaan dnegan hukum, apakah tindakan tersebut sesuai dnegan hukum atau bertentangan dnegan hukum tau kurang lengkap kiranya kalau tidak didasarkan dnegan hukum atau bertentangan dnegan hukum tau kurang lengkap kiranya kalau tidak didasarkan pada perkembangan kejiwaan dari

pada perkembangan kejiwaan dari manusia itu sendiri selama hidupnya yang ditampakkan melaluimanusia itu sendiri selama hidupnya yang ditampakkan melalui tingkah lakunya.

tingkah lakunya.

Atau dapat pul adikatakan bahwa

Atau dapat pul adikatakan bahwa antara psikologi dan hukum adalah ilmu yang antara psikologi dan hukum adalah ilmu yang saling berhubungan satusaling berhubungan satu sama lain, sebab:

sama lain, sebab:

1. Psikologi merupakan ilmu mengenai “kesadaran” (sesuatu yang berkaitan dengan jiwa) dan “prilaku” 1. Psikologi merupakan ilmu mengenai “kesadaran” (sesuatu yang berkaitan dengan jiwa) dan “prilaku” (sebagai wujud nyata dari jiwa).

(sebagai wujud nyata dari jiwa).

2. Sedangkan hukum adalah mengatur kesadaran dan prilaku karena kadang-kadang pula secara sadar 2. Sedangkan hukum adalah mengatur kesadaran dan prilaku karena kadang-kadang pula secara sadar atau tidak ditaati, kadang-kadang secara sadar atau tidak dipatuhi dan kadang-kadang pula secara sadar atau tidak ditaati, kadang-kadang secara sadar atau tidak dipatuhi dan kadang-kadang pula secara sadar atau tidak hukum itu dilanggar.

atau tidak hukum itu dilanggar.

d. METODA PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI HUKUM d. METODA PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI HUKUM

metoda adalah suatu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan, karena tanpa adanya metoda yang metoda adalah suatu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan, karena tanpa adanya metoda yang teratura dan tertentu maka penelitian atau

teratura dan tertentu maka penelitian atau pembahasan akan kurang dapat dipertanggungjawabkanpembahasan akan kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmu pengetahuan. Justru keilmiahan hasil suatu penelitian atau pembahasan adalah terletak dari segi ilmu pengetahuan. Justru keilmiahan hasil suatu penelitian atau pembahasan adalah terletak pada metodanya. Sebagai cabang dari ilmu psikologi maka psikologi hukum masih tetap

pada metodanya. Sebagai cabang dari ilmu psikologi maka psikologi hukum masih tetap mempergunakan metoda-metoda penelitian yang dipakai o

mempergunakan metoda-metoda penelitian yang dipakai o leh ilmu psikologi pada umumnya.leh ilmu psikologi pada umumnya.

Oleh karena obyek yang menjadi sasaran psikologi sangat luas yaitu mencakup prikelakuan yang tampak Oleh karena obyek yang menjadi sasaran psikologi sangat luas yaitu mencakup prikelakuan yang tampak dan yagn tidak tampak, sadar atau bawah sadar serta

dan yagn tidak tampak, sadar atau bawah sadar serta pengaruh-pengaruh terhadap prilaku, mak auntukpengaruh-pengaruh terhadap prilaku, mak auntuk menelitinya ada berbagai jenis metoda yang dapat digunakan untuk memahaminya. Adapun menelitinya ada berbagai jenis metoda yang dapat digunakan untuk memahaminya. Adapun metoda-metoda tersebut antara lain:

metoda tersebut antara lain:

1. Dalam buku Soedjono D (1983;15-29), menyebutkan beberapa macam meto

1. Dalam buku Soedjono D (1983;15-29), menyebutkan beberapa macam meto da, lengkap denganda, lengkap dengan kelemahannya seperti:

kelemahannya seperti: a. Metoda introspeksi. a. Metoda introspeksi.

Introspeksi artinya melihat ke dalam (into= ke dalam dan speksi dari spektare

Introspeksi artinya melihat ke dalam (into= ke dalam dan speksi dari spektare =melihat). Atau dapat=melihat). Atau dapat diartikan deg=ngan mawas diir. Yaitu me

diartikan deg=ngan mawas diir. Yaitu me toda penyelidikan dimana si penyelidik melihat peristiwa-toda penyelidikan dimana si penyelidik melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri dengan penuh kesadaran dan secaa sistematis menurut peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri dengan penuh kesadaran dan secaa sistematis menurut norma-norma penyelidikan ilmiah.

norma-norma penyelidikan ilmiah. Kelemahannya:

(10)

Oleh karena obyek sasaran dalam metoda ii adalah dirinya sendiri, maka hasilnya akan menjadi bersifat Oleh karena obyek sasaran dalam metoda ii adalah dirinya sendiri, maka hasilnya akan menjadi bersifat subyektif, karena orang sering tidak jujur dalam menilai dirinya sendiri, apalagi mengenai hal-hal yang subyektif, karena orang sering tidak jujur dalam menilai dirinya sendiri, apalagi mengenai hal-hal yang tidak baik. Sehingga sulit untuk mendapatkan hasil yang obyektif sesuai dengan tuntutan ilmu

tidak baik. Sehingga sulit untuk mendapatkan hasil yang obyektif sesuai dengan tuntutan ilmu

pengetahuan. Tetapi walaupun demikian metoda introspeksi ini merupakan metoda yang khas yang pengetahuan. Tetapi walaupun demikian metoda introspeksi ini merupakan metoda yang khas yang hanya terdapat pada manusia. Karena hanya manusialah yang mampu melihat apa yang terjadi dalam hanya terdapat pada manusia. Karena hanya manusialah yang mampu melihat apa yang terjadi dalam dirinya, dan hanya manusialah yang mampu

dirinya, dan hanya manusialah yang mampu introspeksi dirinya. Demikian pula metode ini merupakanintrospeksi dirinya. Demikian pula metode ini merupakan metoda yang khas yang hanya ada dalam lapangan psikologi.

metoda yang khas yang hanya ada dalam lapangan psikologi.

Sedangkan menurut Wundt, istilah introspeksi kurang tepat dan yang lebih tepat adalah metoda Sedangkan menurut Wundt, istilah introspeksi kurang tepat dan yang lebih tepat adalah metoda retrospeksi (retro=kembali dan spektare=melihat), jadi maksudnya adalah penyelidikan dnegan cara retrospeksi (retro=kembali dan spektare=melihat), jadi maksudnya adalah penyelidikan dnegan cara melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri. sebab sebenarnya melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri. sebab sebenarnya yang diselidiki itu adalah apa yang telah terjadi, bukan pada apa yang sedang te

yang diselidiki itu adalah apa yang telah terjadi, bukan pada apa yang sedang te rjadi di dalam dirinya.rjadi di dalam dirinya. Karen aorang tidak akan dapat melihat ke

Karen aorang tidak akan dapat melihat ke dalam dirinya sendiri sewaktu orang dalam masih dalamdalam dirinya sendiri sewaktu orang dalam masih dalam keadaan marah, sedih atau susah tetapi orang baru akan dapat melihat ke

keadaan marah, sedih atau susah tetapi orang baru akan dapat melihat ke dalam dirinya setelahdalam dirinya setelah peristiwa itu terjadi. Walaupun metoda introspeksi ada kelemahannya, tetapi metoda ini sangat besar peristiwa itu terjadi. Walaupun metoda introspeksi ada kelemahannya, tetapi metoda ini sangat besar artinya bagi psikologi. Karen abanyak peristiwa-peristiwa kejiwaan dapat dimengerti yang mendasarkan artinya bagi psikologi. Karen abanyak peristiwa-peristiwa kejiwaan dapat dimengerti yang mendasarkan atas keadaan dirinya sendiri dan juga banyak hal yang dapat dicapai dnegan metoda introspeksi ini, atas keadaan dirinya sendiri dan juga banyak hal yang dapat dicapai dnegan metoda introspeksi ini, diperlukan metoda yang lain untuk mengurangi kelemahannya tersebut yaitu menggabungkan metoda diperlukan metoda yang lain untuk mengurangi kelemahannya tersebut yaitu menggabungkan metoda introspeksi dengan metoda eksperimen yang lebih dikenal dnegan metoda intraspeksi eksperimental. introspeksi dengan metoda eksperimen yang lebih dikenal dnegan metoda intraspeksi eksperimental. b. Metoda introspeksi eksperimental

b. Metoda introspeksi eksperimental

Metoda ini adalah merupkan penggabungan antara metoda introspeksi dengan metoda eksperimen, Metoda ini adalah merupkan penggabungan antara metoda introspeksi dengan metoda eksperimen, yang tujuannya adalah untuk mengurangi subyektifitas dari hasil metoda introspeksi. Pada metode yang tujuannya adalah untuk mengurangi subyektifitas dari hasil metoda introspeksi. Pada metode introspeksi yang murni, diselidiki hanya yang menjadi sasaran. Sedangkan pada metoda introspeksi introspeksi yang murni, diselidiki hanya yang menjadi sasaran. Sedangkan pada metoda introspeksi eksperimental, sasarannya banyak yaitu orang-orang yang dieksperimentir sehingga dnegan luas atau eksperimental, sasarannya banyak yaitu orang-orang yang dieksperimentir sehingga dnegan luas atau banyaknya subyek penyelidikan maka hasilnya kana lebih bersifat

banyaknya subyek penyelidikan maka hasilnya kana lebih bersifat obyektif. Metoda ini diciptakan olehobyektif. Metoda ini diciptakan oleh “Kulpe”, murid dari Wilhelm Wundt.

“Kulpe”, murid dari Wilhelm Wundt.

Contohnya: misalnya ingin mendapatkan hasil pemecahan suatu problema-problema solving dalam Contohnya: misalnya ingin mendapatkan hasil pemecahan suatu problema-problema solving dalam satusatu kelas. Kalau menurut metoda introspeksi murni maka yagn dipilih hanya seoran gsisiwa, tentang apa kelas. Kalau menurut metoda introspeksi murni maka yagn dipilih hanya seoran gsisiwa, tentang apa yang terjadi dalam dirinya pada waktu ia memecahkan problema tersebut

yang terjadi dalam dirinya pada waktu ia memecahkan problema tersebut dan hasil itulah yang menjadidan hasil itulah yang menjadi ukuran segala-galanya. Dan kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang

ukuran segala-galanya. Dan kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang hanya berdasarkan atashanya berdasarkan atas dirinya sendiri. sedangkan dalam metoda introspeksi eksperimental yang menjadi sasaran adalah semua dirinya sendiri. sedangkan dalam metoda introspeksi eksperimental yang menjadi sasaran adalah semua siswa dalam kelas, dan masing melaporkan apa yang terjadi dalam dirinya pada waktu siswa dalam kelas, dan masing melaporkan apa yang terjadi dalam dirinya pada waktu masing-masing memecahkan problema tersebut dan kemudian barulah diambil kesimpulan dari semua jawaban masing memecahkan problema tersebut dan kemudian barulah diambil kesimpulan dari semua jawaban siswa dalam kelas tersebut, sehingga hasilnya lebih obyektif.

siswa dalam kelas tersebut, sehingga hasilnya lebih obyektif. c. Metoda extrospeksi

c. Metoda extrospeksi

Extrospeksi artinya melihat keluar. Extro= ke luar, speksi dari spektare

Extrospeksi artinya melihat keluar. Extro= ke luar, speksi dari spektare = melihat. Metoda ini juga= melihat. Metoda ini juga dimaksudkan untuk mengatasi kesukaran-kesukaran atau kelemahan-kelemahan yang

dimaksudkan untuk mengatasi kesukaran-kesukaran atau kelemahan-kelemahan yang MATERI PERKULIAHAN PSIKOLOGI HUKUM

(11)

patuh/taat hukum patuh/taat hukum

PENGERTIAN PSIKOLOGI HUKUM PENGERTIAN PSIKOLOGI HUKUM

perilakunya. perilakunya.

STUDI PSIKOLOGI HUKUM STUDI PSIKOLOGI HUKUM

maupun sebagai kelompok. maupun sebagai kelompok.

ologi hukum mempelajari motif-motif, tanggapan-tanggapan, reaksi-reaksi

ologi hukum mempelajari motif-motif, tanggapan-tanggapan, reaksi-reaksi dari psikis manusia,dari psikis manusia, pengalaman dalam berkomunikasi dengan Yang Supernatural yang sangat mengasikkan dan sangat pengalaman dalam berkomunikasi dengan Yang Supernatural yang sangat mengasikkan dan sangat dirindukan.

dirindukan.

Psikologi hukum menyelidiki sebab-sebab dan ciri psikologi sikap

Psikologi hukum menyelidiki sebab-sebab dan ciri psikologi sikap manusia dan fenomena yang munculmanusia dan fenomena yang muncul yang menyertai sikap dan pengalaman tersebut.

yang menyertai sikap dan pengalaman tersebut.

dan dan larangan.

larangan.

MASALAH PENELITIAN PSIKOLOGI HUKUM MASALAH PENELITIAN PSIKOLOGI HUKUM

1. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaedah hukum; 1. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaedah hukum;

2. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi dari pola-pola penyelesaian pelanggaran terhadap kaedah hukum; 2. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi dari pola-pola penyelesaian pelanggaran terhadap kaedah hukum; 3. Akibat dari pola penyelesaian sengketa tertentu.

(12)

POKOK BAHASAN PSIKOLOGI HUKUM POKOK BAHASAN PSIKOLOGI HUKUM

LAW LAW

THE THEORY OF LAW THE THEORY OF LAW

Teori hukum mengandung suatu preposisi yang

Teori hukum mengandung suatu preposisi yang dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku hukum.hukum.

dasar pertimbangan untuk menjelaskan

dasar pertimbangan untuk menjelaskan perilaku hukum.perilaku hukum.

ukum berkaitan dengan masyarakat, yang berfungsi sebagai sarana pengendalian sosial dan ukum berkaitan dengan masyarakat, yang berfungsi sebagai sarana pengendalian sosial dan penyeimbang.

penyeimbang. DEVIANT BEHAVIOR DEVIANT BEHAVIOR

ang mengacu pada hukum ang mengacu pada hukum

penemuan makna. penemuan makna.

melengkapi. melengkapi.

THE BEHAVIOR OF SOCIAL CONTROL THE BEHAVIOR OF SOCIAL CONTROL

(13)

STRATIFICATION STRATIFICATION

al. al.

Perbedaan dari mekanisme distribusi Perbedaan dari mekanisme distribusi

M DAN STRATIFIKASI M DAN STRATIFIKASI

• Stratifikasi dpt menerangkan perilaku hukum; • Stratifikasi dpt menerangkan perilaku hukum;

• Stratifikasi dpt menerangkan posisi hukum dalam ruang vertikal, apakah lebih tinggi atau lebih rendah; • Stratifikasi dpt menerangkan posisi hukum dalam ruang vertikal, apakah lebih tinggi atau lebih rendah; • Stratifikasi dpt menerangkan arah hukum, apakah me

• Stratifikasi dpt menerangkan arah hukum, apakah menuju ke atas atau ke bawah.nuju ke atas atau ke bawah. Hukum bervariasi secara langsung dg

Hukum bervariasi secara langsung dg stratifikasi. Semakin kompleks stratifikasi suatu masyarakat,stratifikasi. Semakin kompleks stratifikasi suatu masyarakat, semakin kompleks pula hukum yang

semakin kompleks pula hukum yang dimilikinya.dimilikinya. VERTICAL LOCATION

VERTICAL LOCATION

-orang memiliki ketidaksamaan distribusi stratifikasi (kekayaan), maka m

-orang memiliki ketidaksamaan distribusi stratifikasi (kekayaan), maka m asing-masingasing-masing orang/kelompok lebih tinggi atau lebih rendah dlm hubungannya dg yang lain.

orang/kelompok lebih tinggi atau lebih rendah dlm hubungannya dg yang lain.

posisi hukum melalui lokasi vertikalnya. posisi hukum melalui lokasi vertikalnya.

ng yg stratanya rendah akan memiliki akses hukum yang rendah pula. Semakin tinggi strata ng yg stratanya rendah akan memiliki akses hukum yang rendah pula. Semakin tinggi strata seseorang maka semakin banyak

seseorang maka semakin banyak akses hukum yang dimilikinya.akses hukum yang dimilikinya.

yang dimilikinya. yang dimilikinya.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP JIWA MANUSIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP JIWA MANUSIA

(14)

PERILAKU MANUSIA PERILAKU MANUSIA

-rekannya -rekannya

FUNGSI PSIKOLOGI HUKUM FUNGSI PSIKOLOGI HUKUM

PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL PERILAKU NORMAL DAN ABNORMAL

dengan kaedah-kaedah atau nilai-nilai yang hidup dalam dengan kaedah-kaedah atau nilai-nilai yang hidup dalam masyarakjat

masyarakjat

keserasiaan melalui ketertiban dan ketenteraman keserasiaan melalui ketertiban dan ketenteraman

nyesuaian diri dengan kaedah-kaedah dan nilai-nilai nyesuaian diri dengan kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

yang hidup dalam masyarakat. KAJIAN PSIKOLOGI HUKUM KAJIAN PSIKOLOGI HUKUM

-faktor yang mendorong manusia taat atau patuh kepada norma hukum -faktor yang mendorong manusia taat atau patuh kepada norma hukum

-faktor yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma hukum -faktor yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma hukum FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG BERPERILAKU SESUAI DENGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG BERPERILAKU SESUAI DENGAN NORMA HUKUM

NORMA HUKUM

mpuan mpuan

PSIKOLOGI DALAM PENEGAKAN HUKUM PSIKOLOGI DALAM PENEGAKAN HUKUM

(15)

-nilai yang serasi -nilai yang serasi

-kaedah yang menjadi pedoman hidup. -kaedah yang menjadi pedoman hidup.

dan mempertahankan kedamaian. dan mempertahankan kedamaian.

-nilai yang tidak serasi -nilai yang tidak serasi

-kaedah simpang siur -kaedah simpang siur

KASUS PSIKOLOGI HUKUM KASUS PSIKOLOGI HUKUM

Upaya penyelesaiannya: Upaya penyelesaiannya:

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Kajian Potensi Industri Kuliner Dalam Membentuk Lingkungan Kreatif (Studi Kasus : Kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan Medan Petisah).. Nama Mahasiswa :

Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan mendapatkan kenik-matan dan tujuan untuk mengetahui sesuatu, dapat juga yang berhubungan

pendanaan, peneliti menggunakan variabel-variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio (NPM = Net Profit Margin dan ROE

Berdasarkan pada penelitian terdahulu, Kitto Hananto pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Brand Image dan Country Of Origin Image Terhadap Minat

[r]

Kebijakan pendanaan melalui hutang ini dilakukan agar perusahaan mendapatkan struktur modal yang optimal, melakukan investasi dan berkembang, meningkatkan nilai

Studi Recovery Tembaga Dari Limbah Elektrolit Pemurnian Perak Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut-Electrowinning Dengan Mextral 5640H Sebagai Ekstraktan.. Muhammad

Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dalam hal ini PPL II merupakan tindak lanjut dari kegiatan orientasi sekolah latihan