• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Tubex Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Tubex Fix"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOIMUNOSEROLOGIGI TUBEX TF RAPID THYPOID DETECTION TUBEX TF RAPID THYPOID DETECTION

OLEH : OLEH : KELOMPOK 2 (GANJIL) KELOMPOK 2 (GANJIL) N NI I WWYYN N NNUURRSSIILLAAYYAANNII ((PP007711!!0011220011)) Y YUULLIISSTTYYA A RRAANNDDI I PPUUTTRRII ((PP007711!!0011220011"")) N NYYOOMMAAN N GGEEDDE E NNGGAARRDDIIAANNAA ((PP007711!!001122001177)) P PUUTTU U RRAATTIIH H SSAATTYYAAWWAATTII ((PP007711!!0011220011##)) K KDDK K AAYYU U LLEESSTTAARRIIAANNII ((PP007711!!001122002211)) I I GGSSTT$ $ AAGG$ $ AAYYU U KKRRIISSMMA A DD$ $ DDEEWWII ((PP007711!!0011220022)) KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK

POLITEKNIK KESEHATKESEHATAN DENPASAR AN DENPASAR  DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN

201! 201!

(2)

TUBEX TF RAPID THYPOID DETECTION

Hari / tanggal : jumat / 3 Oktober 2014

 Tempat : Laboratorium Patologi Klinik RS Sangla

I$ TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk dapat memahami dan mengetahui cara pemerikssaan demam tifoid dengan Tubex Test.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Untuk mendeteksi demam tifoid primer (Antibodi Ig! terhadap antigen "almonella t#phi $% lipopolisakarida.

II$ METODE

etode #ang digunakan dalam praktikum ini adalah Inhibiton agnetic &inding Immunoassa#.

III$ PRINSIP

Tubex T' mendeteksi antibod# anti$% pada sampel serum sesuai dengan menilai kemampuann#a dalam menghambat reaksi antibod# #ang dilapisi dengan reagen biru dengan antigen #ang dilapisi dengan reagen coklat. )enghambatan #ang terjadi akan sebanding dengan konsenterasi antibod# anti $% dalam sampel. )emisahan diaktifkan oleh ga#a magnet. *asil dibaca secara +isual terhadap skala ,arna.

I%$ DASAR TEORI

!$1 M&'&&*+ ,-. I,/.++-+

Salmonella sering bersifat pathogen untuk manusia atau he,an jika masuk ke dalam tubuh melalui mulut. &akteri ni ditularkan dari he,an atau produk he,an kepada manusia- dan men#ebabkan enteris- infeksi sistemik dan demam enteric. Salmonella merupakan bakteri ram (! batang- tidak berkapsul dan bergerak  dengan flagel peritrich ("oemarno- 2///!.

(3)

)anjang Salmonella ber+ariasi- keban#akan spesies kecuali Salmonella  pullorumgallinarum dapat bergerak dengan flagel peritrich- bakteri ini mudah tumbuh pada pembenihan biasa- tetapi hampir tidak pernah meragikan laktosa dan sukrosa. &akteri ini termasuk asam dan kadang 0 kadang gas dari glukosa dan maltosa- dan biasan#a membentuk *2". &akteri ini dapat hidup dalam air beku

untuk jangka ,aktu #ang cukup lama. Salmonella resisten terhadap atat kimia tertentu (misaln#a hijau brilliant- natrium tetratrionat- dan natrium desoksikolat! #ang menghambat bakteri enteric lainn#a. $leh karena itu sen#a,a ini bermanfaat untuk dimasukkan dalam pembenihan #ang dipakai untuk mengisolasi Salmonella dari tinja (a,et- 1%%3!.

Salmonella tumbuh dengan situasi aerob dengan suhu optimum 43o 5.

 ac conke# agar- koloni tidak ber,arna- jernih- keping- sederhana- bulat- smooth.

 6&- koloni tidak ber,arna- sedang lebih besar dari 5- keping.  ""A- koloni tidak ber,arna- kecilkecil- smooth- bulat- keeping.

 7esox#cholate 5itrate- koloni kecilkecil- sedang- ber,arna- jernih kelabu- smooth- keeping.

 6ndo Agar- koloni kecil- tidak ber,arna atau merah muda- kecilsedang-keeping.

 *ektoen 6nteric Agar- koloni kecil sedang- ber,arna hijau biru- dengan atau tanpa ,arna hitam tengah- koloni bulat- smooth.

 T"I 8 9ereng : alkali;asam  as : <; ("oemarno. 2///!. 2$2 S'33' A.+*/.

eski pada a,aln#a Salmonella dideteksi berdasarkan sifat sifat biokimian#a-golongan dan spesiesn#a harus di identifikasi dengan analisis antigen. "eperti 6nterobacteriacea lain- Salmonella memiliki antigen $ (dari keseluruhan berjumlah lebih dari 3/! dan antigen * #ang berbeda pada salah satu atau kedua fase. &eberapa Salmonella mempun#ai antigen simpai (K! #ang disebut =1 #ang dapat menganggu

aglutinasi melalui anti serum $- antigen ini dihubungkan dengan sifat in+asif #ang dimilikin#a. Tes aglutinasi dengan anti serum serapan untuk antigen $ dan * #ang  berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi Salmonella secara serologi.

(4)

2$ D/4-4 T+&+,

7emam tifoid merupakan suatu pen#akit infeksi sistemik #ang disebabkan oleh Salmonella typhi #ang masih di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang #ang terutama terletak di daerah tropis dan subtropics (Anonim- 2/1/!.

)enularann#a dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman #ang di konsumsi terkontaminasi di karenakan penanganan #ang tidak   bersih. "elang ,aktu antara infeksi dan permulaan sakit ( masa inkubasi ! tergantung

dari ban#akn#a bakteri apa #ang masuk ke dalam tubuh. asa inkubasi berkisar  antara >1? hari. (Anonim- 2/1/!.

)en#akit demam tifoid ini juga merupakan masalah kesehatan mas#arakat #ang  penting karena pen#ebarann#a berkaitan dengan urbanisasi- kepadatan penduduk-kesehatan lingkungan- sumber air dan sanitasi #ang buruk- serta standar h#giene industri pengolahan makanan #ang masih rendah (Anonim- 2/1/!.

2$! G/5-- P/.6-+ T+3

7alam minggu pertama- keluhan dan gejala mengenai infeksi akut pada umumn#a seperti demam- sakit kepala- mual- nafsu makan menurun- sakit perut-diare pada anakanak atau sulit buang air besar pada orang de,asa. "uhu tubuh meningkat terutama pada sore hari dan malam hari (Anonim- 2/1/!.

"etelah minggu ke dua gejala menjadi lebih jelas - #aitu demam #ang tinggi terus menerus- nafas berbau tak sedap- kulit kering- rambut keriting- bibir kering dan  pecah 0 pecah- lidah di tutupi oleh selaput putih kotor- pembesaran hati dan limfa-serta timbul rasa n#eri bila di raba- dan gangguan kesadaran dari #ang ringan-apatis- koma (Anonim- 2/1/!.

 )en#akit tifus #ang berat men#ebabkan komplikasi pendarahan- kebocoran usus-infeksi selaput- renjatan bronkopnemonia dan kelainan di otak. ika terdapat gejala  pen#akit tifus segera di lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa pen#akit tifus- koma. Keterlambatan diagnose dapat men#ebabkan komplikasi #ang berakibat fatal- sampai pada kematian (Anonim- 2/1/!.

(5)

"ebagian besar penderita mengalami pen#embuhan sempurna. Tetapi bisa terjadi komplikasi terutama bila tidak di obati atau pengobatan terlambat berupa8

a. )erdarahan usus (2 @ penderita!

)erforasi usus (12 @ penderita #ang men#ebabkan n#eri perut karena isi usus menginfeksi rongga perut!.

 b. Infeksi kantung kemih dan hati

c. Infeksi darah ( bakterimia! #ang kadang men#ebabkan infeksi organ tubuh lainn#a.

2$" I,/.++-+ K34-. M/-3+ U5+ S/'&&*i

Uji serologi di gunakan untuk membantu menegakkan diagnose demam tifoid dengan mendeteksi anti bodi spesifik terhadap komponen anti gen S. typhi  maupun mendeteksi antigen itu sendiri. &eberapa uji serologi #ang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi8

-$ U5+ W+,-

erupakan suatu metode serologi baku dan rutin. Teknis aglutinasi ini dapat dilakukan dengan uji hapusan atau uji tabung. Uji ini di lakukan dengan mencampur serum #ang sudah di encerkan dengan suspensi Salmonella mati #ang mengandung anti gen $ (somatik! dan * (flagel!

$ T/ T3/8

Test aglutinasi kompetitif semikuaantitatif #ang cepat dan sederhana dengan menggunakan partikel ber,arna untuk meningkatkan sensitifikasi. "pesifikasi di tingkatkan dengan menggunakan antigen $ #ang benar 0 benar spesifik #ang han#a di temukan pada Salmonella setogrup 7.

9$ M/&,/ E.64/ I443.&--6

7idasarkan pada metode untuk melacak antibodi spesifik Ig dan Ig terhadap antigen $) / kp. S. typhi. 7eteksi Ig menunjukkan fase a,al infeksi  pada demam tifoid akut- sedangkan Ig dan Ig menunjukkan demam tifoid fase  pertengahan infeksi.

,$ ELISA

7ipakai untuk melacak antibod# Ig - Ig- IgA terhadap antigen 9)" $g-antibod# terhadap antigen d (*d! flagel dan $g-antibod# terhadap antigen S. typhi. /$ P/4/'+--. D+;+ 

(6)

7ikembangkan di &elanda dalam mendeteksi antibod# Ig spesifik terhadap antigen 9)". S. typhi dengan menggunakan membran nitrose lulosa #ang

mengandung antigen S. typhi sebagai pita pendeteksi dan antibodi Ig anti human immobilied sebagai reagen control.

2$< P/4/'+--. T3/8 TF

T3/8 TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 1/ menit untuk  deteksi 7emam Tifoid akut #ang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui deteksi spesifik adan#a serum antibodi lg tersebut dalam menghambat (inhibasi! reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik (reagen ,arna coklat! dan monoklonal antibodi berlabel lateks ,arna (reagen ,arna biru!- selanjutn#a ikatan inhibasi tersebut diseparasikan oleh suatu da#a magnetik. Tingkat inhibasi #ang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibodi lg S. Typhi dalam sampel. *asil dibaca secara +isual dengan membandingkan ,arna akhir reaksi terhadap skala ,arna(Afidin- 2/14!.

(7)

7asar konsep antibodi lg spesifik terhadap salmonella typhi digunakan sebagai marker penanda TU&6B T' menurut beberapa peneliti8

 kadar ketiga kelas immunoglobin anti Lipopolisakarida (lgA, lgG dan lgM lebih tinggi pada pasien tifoid dibandingkan kontirolCpengujian lg antipolisakarida memberikan hasil #ang berbeda bermakna antara tifoid dan non tifoid.

 7alam diagnosis serologis 7emam Tifoid- deteksi antibodi lg adalah lebih baik  karena tidak han#a meningkat lebih a,al tetapi juga lebih cepat menurun sesuai dengan fase akut infeksi- sedangkan antibodi lg tetap bertahan pada fase  pen#embuhan.

 TU&6B T' mendeteksi antibodi lg dan bukan lg. *al ini membuat sangat  bernilai dalam menunjang diagnosa akut(Afidin- 2/14!.

)emeriksaan ini mudah dilakukan dan han#a membutuhkan ,aktu singkat untuk  dilakukan (kurang lebih  menit!. Untuk meningkatkan spesi+isitas- pemeriksaan ini menggunakan antigen $% #ang han#a ditemukan pada "almonellae serogroup 7 dan tidak pada mikroorganisme lain. Antigen #ang men#erupai ditemukan pula pada Trichinella spiralis tetapi antibodi terhadap kedua jenis antigen ini tidak bereaksi silang satu dengan #ang lain. *asil positif uji Tubex ini menunjukkan terdapat infeksi "almonellae serogroup 7 ,alau tidak secara spesifik menunjuk pada ". t#phi. Infeksi oleh ". parat#phi akan memberikan hasil negatif.

(8)

"ecara imunologi- antigen $% bersifat imunodominan. AntiDgen ini dapat merangsang respons imun secara independen terhadap timus- pada ba#i- dan merangsang mitosis sel & tanpa bantuan dari sel T. Karena sifatsifat ini- respon terhadap antiDgen $% berlangsung cepat sehingga deteksi terhadap anti$% dapat dilakukan lebih dini- #aitu pada hari ke ? untuk infeksi primer dan hari ke 24 untuk  infeksi sekunder. Uji Tubex han#a dapat mendeteksi Ig dan tidak dapat mendeteksi Ig sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai modalitas untuk mendeteksi infeksi lampau.

)emeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan 4 macam komponen- meliputi8 1. Tabung berbentuk =- #ang juga berfungsi untuk meningkatkan sensiti+itas. 2. Eeagen A- #ang mengandung partikel magnetik #ang diselubungi dengan

antigen ". t#phi $%

4. Eeagen &- #ang mengandung partikel lateks ber,arna biru #ang diselubungi dengan antibodi monoklonal spesifik untuk antigen /%.

Komponenkomponen ini stabil disimpan selama 1 tahun dalam suhu ?/5 dan selama beberapa minggu dalam suhu kamar.

7i dalam tabung- satu tetes serum dicampur selama kurang lebih 1 menit dengan satu tetes reagen A. 7ua tetes reagen & kemudian dicampurkan dan didiamkan selama 12 menit. Tabung kemudian diletakkan pada rak tabung #ang mengandung magnet dan didiamkan. Interpretasi hasil dilakukan berdasarkan ,arna larutan campuran #ang dapat  ber+ariasi dari kemerahan hingga kebiruan. &erdasarkan ,arna inilah ditentukan

skor-#ang interpretasin#a dapat dilihat pada label 1(Analis uslim- 2/11!

Konsep pemeriksaan ini dapat diterangkan sebagai berikut. ika serum tidak  mengandung antibodi terhadap $%- reagen & akan bereaksi dengan reagen A. Ketika diletakkan pada daerah #ang mengandung medan magnet (magnet rak!- komponen mag net #ang dikandung reagen A akan tertarik pada magnet rak- dengan memba,a serta  pe,arna #ang dikandung oleh reagen &. "ebagai akibatn#a- terlihat ,arna merah pada tabung #ang sesungguhn#a merupakan gambaran serum #ang lisis. "ebalikn#a- bila serum mengandung antibodi terhadap $%- antibodi pasien akan berikatan dengan reagen A men#ebabkan reagen & tidak tertarik pada magnet rak dan memberikan ,arna biru  pada larutan(Analis uslim- 2/11!.

(9)

S&' I./';'/-+

F2 Gegatif

4 &orderline ? )ositif 

H3 )ositif  

%$ ALAT DAN BAHAN

%$1 A- "$2B-=-.

a. ikropipet (? dan %/ l! a. "ampel serum  b. Jello, tip

c. Tubex T' terdiri dari8  Eeagen biru

 Eeagen coklat

d. 5ontrol positif dan negatif  e. "kala ,arna- trip ,all reaction f. Tape sealing

%I$ CARA KERJA

1. 7isiapkan alat dan abahan #ang akan digunakan.

2. 7ipipet reagen coklat seban#ak ? 9 sapel ke dalam sumur 4 sumur. 4. Kemudian ditambahkan ? 9 sampel ke dalam sumur I.

?. 7an masukkan kontrol (<! ke dalam sumur 2 seban#ak ? 9. . 7imasukkan control (! ke dalam sumur 4 seban#ak ? 9.

3. Kemudian masingmasing sumur ditambahkan %/ 9 reagen biru- kemudian dihomogenkan selam 2 menit.

. 9alu didiamkan selama menit- kemudian dibandingkan dengan standar ,arna. >. "ebelum dihomogenkan sumur ditutup dengan sealing tape.

%II$ INTERPRETASI HASIL

L 2 :H Gegatif (tidak menunjukkan indikasi demamtifoid! 4 :H &order line skor (tidak me#akinkan- analisis diulang! ? :H )ositif (indikasi!

31/M:H )ositif (indikasi kuat demam tifoid! %III$ HASIL PENGAMATAN

(10)

• )ada sisi paling kiri gambar 8

merupakan reagen ber,arna coklat

• )ada sisi tengah gambar 8

merupakan reagen ber,arna biru

• )ada sis kanan gambar 8 merupakan

gambar "ampel #ang akan dianalisi

• )emiptan Eeagen coklat ? 9

(11)

• )enghomogenisasian antara reagen

dan sampel

• Tubex 5olour "cale

• )ada sampel B didapatkan skala

titer demam t#phoid #aitu 1/ #ang mengindikasikan kuat demam t#phoid

XI$ PEMBAHASAN

7emam tifoid masih merupakan masalah kesehatan #ang penting di negara  berkembang. )en#akit ini biasan#a me,abah pada musim hujan. 7emam tifoid merupakan suatu pen#akit infeksi sistemik #ang disebabkan oleh "almonella t#phi . )en#akit ini juga merupakan masalah kesehatan mas#arakat #ang penting karena  pen#ebarann#a berkaitan erat dengan urbanisasi- kepadatan penduduk- kesehatan lingkungan- sumber air dan sanitasi #ang buruk serta standar higiene industri  pengolahan makanan #ang masih rendah.

)ada praktikum ini- pemeriksaan #ang dilakukan untuk mendeteksi demam tifoid ini pada sampel serum pasien adalah pemeriksaan tubex. Tes TU&6BN

(12)

merupakan tes aglutinasi kompetetif semi kuantitatif #ang sederhana dan cepat (O 2 menit! dengan menggunakan partikel #ang ber,arna untuk meningkatkan sensiti+itas. "pesifisitas ditingkatkan dengan menggunakan antigen $% #ang benar  benar spesifik #ang han#a ditemukan pada "almonella serogroup 7. Tes ini sangat

akurat dalam diagnosis infeksi akut karena han#a mendeteksi adan#a antibod# Ig dan tidak mendeteksi antibod# Ig.

Tujuan dari dilakukann#a pemeriksaan tubex ini adalah untuk mendeteksi demam tifoid primer (antibod# Ig! terhadap antigen "almonella t#phi /% lipopolisakarida. etode #ang digunakan untuk pemeriksaan tubex ini #aitu metode inhibition magnetic binding. 7imana prinsip dari pemeriksaan tubex dengan metode ini #aitu antibodi Ig terhadap antigen $% 9)" dideteksi melalui kemampuann#a untuk menghambat interaksi antara kedua tipe partikel reagen #aitu indikator mikrosfer lateks #ang disensitisasi dengan antibodi monoklonal anti $ (reagen ber,arna biru! dan mikrosfer magnetik #ang disensitisasi dengan 9)" "almonella t#phi (reagen ber,arna coklat!. "etelah sedimentasi partikel dengan kekuatan magnetik- konsentrasi partikel indikator #ang tersisa dalam cairan menunjukkan da#a inhibisi.Tingkat inhibisi #ang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibodi Ig "almonella t#phi dalam sampel. *asil dibaca secara +isual dengan membandingkan ,arna akhir reaksi terhadap skala ,arna.

)ada pemeriksaan tubex ini ada tiga tahapan #ang harus dilakukan #aitu tahapan pre analitik- analitik- dam post analitik.

1. Tahapan pre analitik 

)emeriksaan tubex dalam sampel serum dimulai dengan tahap pre analitik  #aitu persiapan alat- bahan- dan reagen #ang akan digunakan - dimana alat #ang digunakan pada pemeriksaan ini #aitu mikropipet (? dan %/ 9!- rello, tip - satu set tabung #ang berbentuk = dengan model khusus #ang dapat menampung enam sampel dalam satu set tabung tersebut. Tabung berbentuk =- #ang berfungsi untuk  meningkatkan

sensiti+itas-Alat #ang juga digunakan #aitu tape sealing dan tubex color scale- tubex color  scale #ang berisi skala ,arna sebagai panduan interpretasi hasil. &ahan #ang digunakan #aitu sampel serum dimana sampel serum pasien ini diperoleh dari hasil sentrifugasi kemudian dipisahkan untuk diperiksa kadar tubexn#a. "elain men#iapkan alat dan bahan #ang digunakan- reagen juga harus disiapkan pada

(13)

tahapan pre analitik ini. 7imana reagen #ang digunakan pada praktikum  pemeriksaan tubex ini #aitu bro,n reagent #ang mengandung partikelpartikel magnetik #ang dilapisi dengan antigen ("almonella T#phi $% lipopol#saccharideP9)"Q! dan blue reagent #ang mengandung partikelpartikel indikator #ang ber,arna biru dilapisi dengan monoklonal antibodi (mAb! spesifik  terhadap antigen "almonella T#phi $% 9)"- selain itu disiapkan juga control positif  dan control negati+e. "emua alat- bahan dan reagen harus dikondisikan pada suhu ruang dan harus bebas dari kontaminasi agar pemeriksaan tubex #ang dilakukan hasiln#a akurat.

2. Tahapan analitik 

)ada tahapan analitik ini dilakukan pemeriksaan terhadap sampel serum #ang akan diuji kadar tubexn#a. )ada praktikum ini pemeriksaan dilakukan dengan 8 meneteskan bro,n reagent seban#ak ? l kedalam 4 s umur tabung #ang berbentuk  =. Eeagen bro,n mengandung partikel magnetik #ang diselubungi dengan antigen ". t#phi $%. "elanjurn#a pada sumur pertama diisi dengan sampel serum seban#ak ? 9- sumur kedua ditambahkan denga control positif (<! seban#ak ? 9 - dan sumur ketiga diisi dengan control negati+e (! seban#ak ? 9. "etelah itu-ketiga sumur tersebut kemudian ditambahkan dengan blue reagen atau reagen biru seban#ak %/ 9.

Eeagen blue mengandung partikel lateks ber,arna biru #ang diselubungi dengan antibodi monoklonal spesifik untuk antigen /%. "etelah dicampur- sumur  tersebut kemudian ditutup dengan sealing tape. Tujuan dari penutupan sumur  dengan sealing tape ini #aitu untuk menghindari campuran dalam cumur tidak  terkontaminasi dan untuk menghindari agar campuran tidak jatuh saat dihomogenkan. "etelah ditutup dengan sealing tape- ketiga campuran tersebut kemudian dihomogenkan selama 2 menit. "etelah homogen- campuran lalu didiamlan  menit- kemudian dibandingkan dengan standar ,arna. )embandingan campuran dengan standar ,arna dilakukan dengan meletakkan campuran reaksi tersebut pada pen#angga magnet #ang sudah tersedia untuk memisahkan partikel indikator ,arna #ang berikatan dengan partikel magnetic dengan partikel  partikel

(14)

indikator #ang tidak berikatan. $leh karena itu - pada saat didiamkan selama  menit pada pen#angga mangnet tabunng jangan diangkatdiangkat sebelum  menit karena akan mempengaruhi hasil tes.

)ada praktikum pemeriksaan tubex ini diperiksa sampel serum pasien dengan identitas sebagai berikut 8

 Gama pasien 8 r B

Umur 8 

enis kelamin 8 

7imana pada praktikum ini- didapatkan kadar tubex pada pasien ini "ampel #ang diperiksa ber,arna ungu pekat- #ang berada direntang no 1/ menandakan serum #ang diuji positif 1/ (<1/!. *asil positif ini terbentuk karena serum pasien mengandung antibodi "almonella $%- antibodi tersebut akan  berikatan dengan partikel magnetik dan mencegah partikel indikator berikatan dengan partikel magnetik. )artikelpartikel indikator biru #ang tidak berikatan tersebut masih mela#angla#ang sehingga menimbulkan ,arna biru pada larutan tersebut. Eentang ,arnan#a dari biru kemerahmerahan jika konsentrasi antibodi rendah- sampai biru tua jika konsentrasi antibodi tinggi

4. Tahapan post analitik 

)ada tahapan post analitik ini- dilakukan pelaporan hasil pemeriksaan dimana sampel serum dari r B #ang diperiksa positif 1/ (<1/! #ang menandakan bah,a sampel #ang diperiksa terindikasi kuat demam tifoid. "elain melaporkan hasil  pemeriksaan- alat dan reagen #ang digunakan disimpan pada tempatn#a - kemudian

meja kerja juga dibersihkan agar meja kerja selalu dalam keadaan aseptis.

K/3.**3-. ;/4/'+--. TUBEX TF 6-+3 :

• endeteksi secara dini infeksi akut akibat "almonella t#phi- karena antibod#

Ig muncul pada hari ke 4 terjadin#a demam.

• empun#ai sensiti+itas #ang tinggi terhadap kuman "almonella ( H % @! • *an#a dibutuhkan sampel darah

(15)

• Eeliable (dapat diperca#a!- karena menggunakan antigen /%9)" #ang

dikenal sangat spesifik. Antigen $% #ang digunakan sangat spesifik karena immunodominant epitope pada antigen tersebut mengandung dideox#hexose sugar #ang sangat jarang terdapat di alam.

• 'lexible- karena dirancang sangat cocok baik untuk penelitian maupun

 penggunaan laboratorium rutin diagnosis demam tifoid.

K//4-=-. ;/4/'+--. TUBEX TF 6-+3 :

 *asil tes bersifat subjektif karena hasil tes tersebut dibaca dengan mata telanjang. )ada reaksi #ang kuat (skor  atau lebih tinggi! mungkin tidak  menimbulkan masalah dalam pembacaan hasil tes karena interpretasi hasiln#a  pasti positif. "edangkan pada reaksi #ang lemah (skor 4 atau ?! memerlukan  beberapa pertimbangan dalam menginterpretasikan hasiln#a.

 Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil pada spesimen hemolisis karena interpretasi hasil pada tes TU&6B berdasarkan atas perubahan ,arna.

 Tes TU&6BN mungkin menghasilkan positif palsu pada orang #ang terinfeksi "almonella enterica serot#pe 6nteritidis sehingga hasil ini men#ebabkan  penanganann#a menjadi tidak tepat terutama dalam pemberian antibiotik. *al ini disebabkan karena "almonella 6nteritidis #ang merupakan group 7 non t#phoidal "almonella memiliki kemiripan dengan "almonella T#phi pada antigen $%. Akan tetapi- hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

XII$ KESIMPULAN

)ada praktikum kali ini dilakukan praktikum pemeriksaan Tubex T' Eapid T#phoid 7etection dengan metode I&I. )raktikum dilakukan dengan menggunakan sampel serum dengan kode sampel B. Atas nama r. B didapatkan hasil skala titer demam t#phoid #aitu 1/ #ang mengindikasikan kuat demam t#phoid.

XIII$ DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2/1/.  !emeriksaan "emam Tifoid . $nline. http8;;,,,.prodia.co.id .7iakses 3 $ktober 2/1?.

(16)

Anonim.2/1/.  !emeriksaan "emam Tifoid . $nline. http8;;,,,.,ido2.blogster.com . 7iakses 3 $ktober 2/1?.

Anonim- 2/1/. Salmonella. $nline. http8;;beingmom.org;2//;1/;demamtifoid. 7iakses 3 $ktober 2/1?.

a,et- 6rnest. 1%%3. Mikrobiologi #edokteran. akarta 8 65.

"oemarno. 2///.  $solasi dan $dentifikasi %akteri #linis. Jog#akarta8 Akademi Analis kesehatan Jog#akarta 7epartemen Kesehatan Eepublik Indonesia.

Analis uslim. 2/11.  !emeriksaan Tube& T' . $nline. http8;;interestlibrar#.blogspot.com;2/11;/1;th#foidfe+er.html. 7iakses 3 $ktober 2/1?.

Afidin. 2/14.  !emeriksaan Tube& T' . $nline. http8;;bemb1afidin.blogspot.com;2/14;/%;tubextfdeteksidinidemam

t#foid.html. 7iakses 3 $ktober 2/1?.

7enpasar- 4 $ktober 2/1? )raktikan

I .A.A. Krisma 7iantika 7e,i (a.n. kelompok 2!

engetahui-Pembimbing

 !"r# Ka"ek $ul%antari& Sp&

PK'

Pembimbing

(17)

Pembimbing

!)i $a"e Sri *+ija,tuti & (& $"&

(K'

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pencucian dalam jumlah air yang sedikit, busa sangat penting karena dalam pencucian dengan sedikit air, busa akan berperan untuk tetap

Penegakan diagnosis demam tifoid dapat dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Namun diagnosis pasti dapat ditegakkan dari hasil kultur darah. Hasil

Pemeriksaan laboratorium yaitu dengan Widal Slide Test dengan menggunakan prinsip aglutinasi antigen dan antibodi dalam serum tersangka demam tifoid.. Hasil

Mampu melakukan pemeriksaan darah rutin (pemeriksaan kadar Mampu melakukan pemeriksaan darah rutin (pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, laju endap darah,

Seiring perkembangan teknologi dalam ilmu kesehatan diagnosis demam tifoid dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi melalui pemeriksaan antibodi IgM dan IgG, dimana

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi hasil pemeriksaan uji serologi IgM IgG Anti Salmonella pada serum pasien demam tifoid di Puskesmas Godean II Yogyakarta serta

Pengujian IgM dipstick test demam tifoid dengan mendeteksi adanya antibodi yang dibentuk karena infeksi S. typhi dalam serum penderita. Pemeriksaan IgM dipstick dapat

Prinsip pemeriksaan tes widal adalah serum pada pasien dengan demam tifoid atau demam enterik terdapat antibodi yang dapat terjadi reaksi aglutinasi dengan antigen pada Salmonella Typhi