• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI

4. 1 Gambaran Umum Kelurahan Pakulonan

Gambaran umum Kelurahan Pakulonan mencakup letak administrasi dan kondisi geografis; kondisi kependudukan; mata pencaharian penduduk; tingkat pendidikan penduduk; kehidupan beragama; dan ketersediaan berbagai fasilitas umum di Kelurahan Pakulonan.

4.1.1 Letak Administrasi dan Kondisi Geografis

Kelurahan Pakulonan terletak di sebelah utara Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Jarak Kelurahan Pakulonan dari ibu kota Kecamatan Serpong Utara sekitar empat kilometer yang dihubungkan dengan jalan propinsi. Kelurahan Pakulonan terdiri dari delapan RW dan 32 RT. Batas-batas wilayah Kelurahan Pakulonan adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Paku Alam

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pondok Jagung Timur 3. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cisadane

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Jagung.

Kelurahan Pakulonan memiliki luas wilayah 218 hektar. Sebagian besar lahan di wilayah Kelurahan Pakulonan digunakan sebagai permukiman/ real estate (71 persen). Selain itu, 13 persen lahan di Kelurahan Pakulonan merupakan kawasan industri. Adapun industri/ perusahaan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan yaitu PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang dan PT. Tugu Pakulonan. Adanya perusahaan dan berbagai fasilitas yang tersedia seiring dengan hadirnya perusahaan tersebut menyebabkan kawasan ini banyak dikunjungi oleh penduduk dari luar daerah yang bertujuan untuk mencari pekerjaan dan kemudian menetap di wilayah tersebut. Selain digunakan untuk dua kepentingan tersebut, lahan di Kelurahan Pakulonan juga digunakan untuk kepentingan bangunan pemerintah, sarana umum berupa kuburan, dan empang. Tabel 3 berikut ini merupakan tabel penggunaan lahan di Kelurahan Pakulonan.

(2)

Tabel 3. Luas dan Persentase Lahan Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Penggunaannya

No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persen (%)

1. Pemukiman/ real estate 154 71

2. Kawasan industri 28,9 13 3. Bangunan pemerintah 0,5 0 4. Kuburan 0,49 0 5. Empang 0,04 0 6. Lainnya 34,07 16 Jumlah 218 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Berdasarkan jenis tanahnya, maka tanah di Kelurahan Pakulonan sebagian besar (74 persen) merupakan tanah milik. Sisanya merupakan tanah Hak Guna Usaha (HGU); tanah negara bebas; dan tanah Hak Guna Bangunan (HGB). Tanah HGU menempati posisi kedua terbesar setelah tanah milik. Hal ini menandakan bahwa tanah di Kelurahan Pakulonan banyak digunakan untuk kegiatan usaha baik oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Tabel 4 menggambarkan mengenai klasifikasi tanah berdasarkan jenisnya di Kelurahan Pakulonan.

Tabel 4. Luas dan Persentase Lahan Berdasarkan Jenis Tanah

No. Jenis Tanah Luas Lahan (Ha) Persen (%)

1. Tanah Milik 160,2 74

2. Tanah Hak Guna Usaha (HGU) 28,4 13

3. Tanah Negara Bebas 22 10

4. Tanah Hak Guna Bangunan 7,4 3

Jumlah 218 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Kondisi jalan di Kelurahan Pakulonan tergolong baik. Terdapat jalan hot mix sepanjang 2,104 Km dan jalan aspal biasa sepanjang 1500 Km. Kondisi jalan yang baik tersebut menggambarkan kemudahan sarana perhubungan bagi penduduk di wilayah tersebut. Hal ini juga menggambarkan kemudahan akses penduduk dari luar daerah ke wilayah tersebut.

(3)

4.1.2 Kondisi Kependudukan Kelurahan Pakulonan

Jumlah penduduk di Kelurahan Pakulonan pada bulan Maret 2009 yaitu 9208 jiwa, terdiri dari 4579 jiwa laki-laki dan 4629 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Pakulonan adalah 1723 KK. Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan berusia 15-45 tahun (42 persen) yang dapat dikategorikan sebagai penduduk berusia produktif. Tabel 5 menggambarkan klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur.

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persen (%)

0-5 559 6 5-15 852 9 15-45 3811 42 45-65 3801 41 65 ke atas 187 2 Total 9210 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan merupakan WNI asli. Selain itu, terdapat pula WNI keturunan dan warga negara asing. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kewarganegaraan

Jenis Kelamin

Status Kewarganegaraan Total WNI Asli WNI Keturunan Warga Negara Asing (WNA)

Laki-laki 4534 23 22 4579

Perempuan 4605 17 7 4629

Total 9139 40 29 9208

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

4.1.3 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Pakulonan bermacam-macam. Beberapa diantaranya yaitu buruh industri, pedagang, TNI/POLRI, PNS, perangkat desa/kelurahan, dan petani penggarap. Terdapat pula penduduk yang

(4)

pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh industri (55 persen). Hal tersebut menandakan bahwa kehadiran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama dalam hal mata pencaharian. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa masyarakat membutuhkan perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan.

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Penduduk Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persen (%)

1. Buruh Industri 1675 55

2. Pedagang 869 29

3. TNI/POLRI 252 8

4. Pengangguran Tak Kentara 97 3

5. Pengangguran 86 3

6. Pegawai Negeri Sipil 39 1

7. Pertukangan 16 1

8. Perangkat Desa/ Kelurahan 11 0

9. Pensiunan PNS 5 0

10. Petani Penggarap 5 0

11. Pensiunan TNI/POLRI 4 0

Jumlah 3059 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Adanya perusahaan dapat mengakibatkan terbukanya lapangan pekerjaan baru. Salah satunya adalah usaha berdagang. Usaha berdagang merupakan mata pencaharian terbesar kedua setelah buruh pabrik di Kelurahan Pakulonan. Terlihat bahwa 29 persen penduduk di Kelurahan Pakulonan bermatapencaharian sebagai pedagang (Tabel 7).

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani di Kelurahan Pakulonan sangat sedikit, bahkan nyaris tidak ada (0 persen). Sedikitnya penduduk yang bertani di kelurahan tersebut dapat disebabkan oleh terbatasnya lahan pertanian karena sebagian besar lahan di Kelurahan Pakulonan digunakan untuk perumahan/real estate. Banyaknya pertokoan dan pusat perbelanjaan juga menyebabkan penduduk banyak yang bekerja di pertokoan atau pusat

(5)

perbelanjaan. Hal tersebut menandakan bahwa penduduk Kelurahan Pakulonan tidak tergantung terhadap lahan untuk penghidupan mereka.

4.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan telah mengenyam pendidikan (98 persen), dengan sebagian besar penduduk bependidikan SD (53 persen). Angka buta huruf di Kelulahan Pakulonan cenderung rendah yaitu 2 persen dan terdapat 0 persen penduduk yang mengalami drop out SD. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa penduduk di Kelurahan Pakulonan telah mementingkan pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persen (%)

1. Pendidikan Dasar / SD 739 53 2. SLTP 296 21 3. SLTA 220 16 4. Sarjana Lengkap/ S1 52 4 5. Taman Kanak-kanak (TK) 43 3 6. Buta Huruf 27 2

7. Sarjana Muda/ Akademi 15 1

8. Drop Out SD 3 0

Jumlah 1395 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Berdasarkan Tabel 8, dapat terlihat bahwa hanya sedikit penduduk yang berpendidikan SMA, sarjana muda, dan S1. Ketiga tingkat pendidikan tersebut merupakan tingkat pendidikan yang biasanya diperlukan oleh perusahaan. Hal ini menandakan bahwa masih sedikit penduduk yang dapat memenuhi standar kualitas tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan di wilayah mereka.

4.1.5 Kehidupan Beragama

Penduduk di Kelurahan Pakulonan mayoritas memeluk agama Islam (93%). Selain itu terdapat pemeluk agama Protestan, Budha, Kristen Katholik, dan Hindu. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.

(6)

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Pemeluk Agama Kelurahan Pakulonan

No. Pemeluk Agama Jumlah (Orang) Persen (%)

1. Islam 8454 93 2. Protestan 425 5 3. Budha 128 1 4. Kristen Katholik 124 1 5. Hindu 13 0 Total 9144 100

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Kegiatan keagamaan di Kelurahan Pakulonan didominasi oleh kegiatan agama Islam. Tercatat selama Bulan Maret 2009 kegiatan pemeluk agama Islam telah 6 kali dilangsungkan di kelurahan. Kegiatan tersebut antara lain mencakup Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 Hijriah dan Peletakkan Batu Pertama Masjid Jabal Nur Bukit Serpong Mas. Kegiatan peringatan Maulid Nabi tersebut diadakan oleh beberapa penyelenggara antara lain Masjid At-taqwa Kampung Baru Utara, Badan Kekeluargaan Masjid (BKM), Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Majlis Ta’lim Arrafah Kampung Wates, PT. Indah Kiat Pulp and Paper Mills Tangerang, dan Dewan Keluarga Masjid Nur Asmaa Ulhusna. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa PT. IKPP Mills Tangerang memiliki perhatian terhadap kegiatan agama di Kelurahan Pakulonan, dalam hal ini kegiatan agama Islam.

4.1.6 Ketersediaan Fasilitas Umum

Ketersediaan fasilitas umum di Kelurahan Pakulonan cukup lengkap. Fasilitas-fasilitas umum tersebut diantaranya mencakup sarana pendidikan (baik pendidikan umum, agama, maupun non formal); sarana pendidikan kesejahteraan keluarga; sarana kesehatan; sarana olah raga, kesenian, dan kepemudaan; sarana peribadatan; dan sarana niaga, industri, pariwisata, dan pengoperasian. Berbagai fasilitas umum tersebut dapat memudahkan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya. Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa fasilitas umum tersebut, yaitu:

(7)

1) Sarana Pendidikan Umum dan Sarana Pendidikan Agama

Sarana pendidikan umum di Kelurahan Pakulonan terdiri dari TK, SD, dan SLTP, sedangkan SLTA belum tersedia. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 10. Salah satu SD tersebut, yaitu SD Negeri Pakulonan 1, terletak di lokasi penelitian yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan dan merupakan salah satu SD penerima sumbangan sosial perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang.

Tabel 10. Jumlah Sarana Pendidikan Umum

No. Sarana Pendidikan Jumlah Sekolah

1. SLTA -

2. SLTP 1

3. SD 3

4. TK 1

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

Sarana pendidikan agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan merupakan sarana pendidikan agama Islam. Sarana pendidikan ini hanya terdiri dari 1 sekolah tsanawiyah. Hal ini menandakan bahwa sarana pendidikan agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan kurang menunjang dan kurang lengkap.

2) Sarana Pendidikan Nonformal

Selain sarana pendidikan formal, terdapat pula sarana pendidikan nonformal yang dapat menjadi sarana penduduk dalam mengasah keterampilan. Sarana ini terdiri dari kursus mengemudi, kursus komputer, dan kursus bahasa. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 11. Ketersediaan berbagai fasilitas tersebut di Kelurahan Pakulonan dapat membantu penduduk untuk memenuhi tuntutan keterampilan yang diinginkan perusahaan.

Tabel 11. Jumlah Sarana Pendidikan Nonformal

No. Sarana Pendidikan Nonformal Jumlah (Tempat)

1. Kursus Mengemudi 1

2. Kursus Komputer 1

3. Kursus Bahasa 3

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

(8)

3) Sarana Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Sarana pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) di Kelurahan Pakulonan terdiri dari pokja PKK, kader PKK, anggota PKK (baik yang aktif maupun tidak aktif). Salah satu kegiatan PKK yaitu posyandu, diantaranya yaitu posyandu cabang Cendrawasih, merupakan penerima bantuan tanggung jawab sosial perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang. Terdapat pula beberapa orang kader PKK yang merupakan warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan dan terlibat dalam kegiatan posyandu cabang Cendrawasih. Adapun jumlah sarana kesehatan keluarga di Kelurahan Pakulonan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Fasilitator Kesehatan Keluarga

No. Fasilitator Kesehatan Keluarga Jumlah (Orang)

1. Pokja PKK 12

2. Kader PKK 36

3. Anggota PKK Aktif 30

4. Anggota PKK Pasif 6

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

4) Sarana Perhubungan/Transportasi

Transportasi yang terdapat di Kelurahan Pakulonan terdiri dari kendaraan angkutan dan kendaraan non angkutan. Kendaraan angkutan terdiri dari 3 unit truk dan 5 unit pick up, sedangkan kendaraan non angkutan terdiri dari kendaraan roda empat yaitu sedan (54 unit), jeep (12 unit), dan mini bus (19 unit); dan kendaraan roda dua yang terdiri dari sepeda motor (437 unit) dan sepeda (15 unit). Ketersediaan sarana transportasi tersebut juga didukung oleh kondisi jalan yang telah baik dan beraspal. Berbagai sarana perhubungan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan dapat memudahkan penduduk untuk mengakses informasi dan berhubungan dengan pihak di luar Kelurahan Pakulonan. Sebaliknya, sarana tersebut juga memudahkan penduduk dari luar daerah untuk masuk ke Kelurahan Pakulonan.

5) Sarana Olah Raga, Kesenian, dan Kepemudaan

Sarana olahraga yang berkembang di Kelurahan Pakulonan yaitu tenis meja, bola volly, sepak bola, bulu tangkis, dan catur. Satu-satunya kesenian yang

(9)

berkembang di masyarakat adalah orkes melayu sebanyak 3 grup. Organisasi kepemudaan yang terdapat di masyarakat yaitu KNPI; AMPI/AMS; Pemuda Pancasila; remaja masjid; pramuka yang terdiri dari pembina; penggalang; dan pandega; dan organisasi pemuda partisipasi lokal. Tabel 13 memuat mengenai kelompok kepemudaan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan.

Tabel 13. Jumlah Anggota Kelompok Kepemudaan

No. Kelompok Kepemudaan Jumlah (Orang)

1. KNPI 6 2. AMPI/AMS 10 3. Pemuda Pamcasila 2 4. Remaja Masjid 85 5. Pramuka: 1. Pembina 2. Pramuka Penggalang 3. Pramuka Pandega 4 32 105

6. Organisai Pemuda Partisipasi Nasional 150

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

6) Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan di Kelurahan Pakulonan terdiri dari masjid, surau, mushola, dan gereja. Apabila dilihat dari keberagaman agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan, maka sarana peribadatan tersebut tergolong kurang memadai. Adapun sarana peribadatan yang tidak tersedia di Kelurahan Pakulonan adalah sarana peribadatan umat Budha yaitu vihara dan sarana peribadatan umat Hindu yaitu Pura. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Sarana Peribadatan

No. Sarana Peribadatan Jumlah

1. Masjid 4 2. Surau 11 3. Mushollah 11 4. Gereja 1 5. Vihara 0 6. Pura 0

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

(10)

7) Niaga dan Industri

Kegiatan perekonomian di Kelurahan Pakulonan terpusat pada dua bidang yaitu niaga dan industri. Sarana-sarana niaga antara lain mencakup toko, warung, rumah makan/restoran, warung nasi, hotel/motel, pom bensin, toko alat bangunan/material, toko besi/kaca, percetakan, penjahit pakaian, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, toko alat kendaraan bermotor, fotokopi, dan foto studio. Berbagai sarana niaga tersebut, selain menggambarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di Kelurahan Pakulonan, juga menggambarkan beragamnya lapangan pekerjaan penduduk Kelurahan Pakulonan di bidang niaga. Tabel 15 menampilkan data mengenai jenis dan jumlah niaga di Kelurahan Pakulonan.

Adapun industri yang terdapat di Kelurahan Pakulonan terdiri dari dua perusahaan, yaitu PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang dan PT. Tugu Pakulonan. Jenis usaha PT. IKPP Mills Tangerang yaitu memproduksi kertas. Adapun PT. Tugu Pakulonan merupakan perusahaan yang memproduksi karton kemasan. Keberadaan kedua industri tersebut dapat menambah lapangan pekerjaan di Kelurahan Pakulonan. Selain itu, dapat pula turut membantu masyarakat yang berada di sekitar perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.

Tabel 15. Jumlah Niaga di Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenisnya

No. Jenis Niaga Jumlah

1. Toko 101 2. Warung 54 3. Rumah makan/restoran 14 4. Warung nasi 13 5. Hotel/motel 1 6. Pom bensin 2

7. Toko alat bangunan/matrial 2

8. Toko besi/kaca 3

9. Percetakan 2

10. Penjahit pakaian laki-laki 2

11. Penjahit pakaian perempuan 1

12. Bengkel mobil 3

13. Bengkel sepeda motor 3

14. Toko alat kendaraan bermototor 6

15. Photo copy 2

16. Foto studio 2

Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.

(11)

4.2 Gambaran Umum RT 005/002 Kampung Baru Selatan

Gambaran umum lokasi penelitian ini, yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan, mencakup letak dan kondisi georgrafis, karakteristik penduduk, serta infrastuktur dan suprastruktur lokasi penelitian.

4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis

RT 005/002 Kampung Baru Selatan terletak di Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, Banten. Kampung Baru Selatan memiliki 5 RT yang berdekatan dengan PT. IKPP Tangerang. Namun, RT 005/002 merupakan RT yang letaknya lebih dekat dengan tembok batas perusahaan sehingga dampak yang ditimbulkan perusahaan diduga lebih dirasakan oleh warga di RT tersebut. RT 005/002 berbatasan dengan PT. IKPP Tangerang di sebelah timur. Adapun batas wilayah Kampung Baru Selatan adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Paku Alam 2. Sebelah timur berbatasan dengan Paku Jaya

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Priyang (Desa Pondok Jagung) 4. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cisadane

Sungai Cisadane memisahkan Kampung Baru Selatan dengan Kelurahan Pakulonan Barat. Keduanya dihubungkan dengan menggunakan alat transportasi berupa perahu bambu yang biasa pula disebut dengan istilah getek. Kelurahan Pakulonan Barat memiliki wilayah yang berdekatan dengan beberapa perusahaan, termasuk PT. IKPP Mills Tangerang, sehingga sering mendapatkan sumbangan sosial dari beberapa perusahaan tersebut. Keadaan ini dianggap oleh beberapa responden merupakan hal yang menguntungkan, sehingga daerah tersebut dianggap lebih banyak menerima sumbangan dibandingkan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan.

(12)

Gambar 3. Peta Kampung Baru Selatan

RT 005/002 Kampung Baru Selatan berbatasan dengan RT 001/002 di sebelah utara, Sungai Cisadane di sebelah Barat, RT 003/002 di sebelah selatan, dan PT. IKPP Tangerang di sebelah timur. Terdapat kebun milik PT. IKPP Tangerang di daerah yang berbatasan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan yang dapat dimanfaatkan penduduk untuk usaha menanam berbagai sayuran dan beberapa jenis tanaman lainnya, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai sumber kehidupan. Kebun tersebut terletak tepat di belakang PT. IKPP Tangerang. Terdapat pula kebun milik pribadi dan digarap oleh petani penggarap yang merupakan pendatang di wilayah tersebut. Sebagian besar lahan lainnya di RT 005/002 Kampung Baru Selatan digunakan untuk keperluan perumahan.

Sungai Cisadane yang berbatasan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan dulu digunakan penduduk sebagai sumber air utama, sebelum sungai

(13)

tersebut tercemar limbah. Namun, sekarang sebagian besar penduduk menggunakan PAM dan sumur bor sebagai sumber air utama.

4.2.2 Karakteristik Penduduk

Penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan tidak jauh berbeda dengan penduduk Kelurahan Pakulonan pada umumnya. Kesamaan tersebut dapat dilihat melalui jenis tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan antara penduduk di Kelurahan Pakulonan dan RT 005/002 Kampung Baru Selatan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang berusia tua memiliki pendidikan hingga SD, bahkan terdapat pula penduduk yang tidak bersekolah. Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan Ketua RT. Namun, terdapat perbaikan pendidikan sekarang ini karena banyak penduduk yang berusia muda yang dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat SMA/Sederajat. Terdapat pula penduduk yang mampu melanjutkan pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi. Hal ini serupa dengan karakteristik penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pakulonan dimana penduduk yang memiliki jenjang pendidikan tinggi hanya sedikit.

Berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan antara lain bekerja sebagai buruh pabrik dan memiliki usaha sendiri (wirausaha). Adapun wirausaha tersebut mencakup berdagang dan mengontrakkan rumah. Penduduk yang bekerja sebagai pedagang sebagian besar membuka warung di dekat rumahnya atau dekat sekolah dasar yang terletak di RT tersebut. Barang yang mereka jual diantaranya berupa masakan jadi, makanan ringan, dan barang-barang keperluan sehari-hari. Adanya perusahaan dianggap menguntungkan pedagang karena daerah mereka menjadi ramai dan tidak sedikit pegawai pabrik yang mengunjungi warung penduduk pada jam makan siang. Penduduk yang bekerja sebagai pegawai pabrik sebagian besar bekerja di bagian produksi pabrik-pabrik yang berada di dekat wilayah tempat tinggal mereka, termasuk PT. IKPP Tangerang. Hanya sedikit penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan yang berprofesi sebagai petani. Jenis pekerjaan penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan ini serupa dengan jenis pekerjaan penduduk

(14)

Kelurahan Pakulonan pada umumnya, dimana sebagian besar pekerjaan penduduk tidak tergantung kepada lahan.

Penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan diakui oleh sebagian besar warga didominasi oleh pendatang (70 persen) dibandingkan dengan penduduk asli (30 persen), meskipun tidak ada yang mengetahui jumlah masing-masing penduduk secara pasti. Hal ini disebabkan penduduk yang merupakan pendatang seringkali datang dan pergi tanpa melapor kembali kepada pihak RT. Selain itu, penduduk yang merupakan penduduk asli juga banyak yang merelakan tanahnya untuk dijual kepada pendatang sedangkan mereka sendiri pindah ke wilayah lain.

Sumber data untuk jumlah penduduk di RT tersebut yang digunakan oleh pihak RT adalah Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Tahun 2009, dimana tercatat terdapat 500 orang pemilih tetap yang terdiri dari 258 orang laki-laki dan 242 orang perempuan. Namun, data tersebut diakui Ketua RT kurang akurat karena masih ada warga yang telah pindah yang masih tercatat di daftar tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan ulang, Ketua RT mengatakan bahwa warga di RT tersebut berjumlah 434 orang, dengan 218 orang laki-laki dan 216 orang perempuan.

4.2.3 Infrastruktur dan Suprastruktur

Beberapa sarana yang terdapat di RT 005/002 Kampung Baru Selatan adalah sarana peribadatan berupa mushollah dan sarana pendidikan yaitu sekolah dasar. Jumlah mushollah yang ada di Kampung Baru Selatan adalah lima buah dan jumlah sekolah dasar yang ada di Kampung Baru Selatan adalah 1 buah. Sebuah mushollah dan sekolah dasar tersebut terletak di RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Selain itu, RT 005/002 Kampung Baru Selatan memiliki seluas lahan yang dijadikan makam.

Jalan dan saluran air di RT 005/002 Kampung Baru Selatan sudah tergolong baik. Jalan utamanya beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan bermotor. Saluran air di RT tersebut lancar dan bersih. Pembangunan saluran air

(15)

tersebut mendapatkan sumbangan dari PT IKPP Tangerang berupa bahan-bahan bangunan.

Sarana transportasi di RT tersebut terdiri dari sarana transportasi darat dan air. Sarana transportasi air yaitu berupa perahu bambu atau getek yang menghsubungkan RT 005/002 Kampung Baru Selatan dengan Pakulonan Barat yang terletak di seberang Sungai Cisadane. Biaya transportasi air tersebut adalah Rp 1.000,00 untuk sekali penyebrangan. Sebagian besar penduduk Pakulonan Barat yang menyebrang ke wilayah Kampung Baru Selatan adalah siswa yang bersekolah di wilayah Kampung Baru Selatan dan sekitarnya maupun para pekerja.

Beberapa kelompok masyarakat yang terdapat di RT 005/002 Kampung Baru Selatan adalah PKK, pengajian, posyandu, kelompok dagang, dan kelompok dana kematian. Kelompok lainnya adalah Forum Pemuda Pakulonan, merupakan perkumpulan pemuda yang tergabung di kelurahan.

Pengajian di RT 005/002 tergolong aktif. Pengajian tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu pengajian ibu-ibu setiap RT, pengajian ibu-ibu gabungan antar RT (bergabung dengan RT 003/002),dan pengajian bapak-bapak. Pengajian tersebut mencakup pula arisan warga. Adapun pengajian ibu-ibu per-RT diadakan pada hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu dan arisannya diadakan pada hari Jum’at, sedangkan pengajian bapak-bapak diadakan pada hari Jum’at, Sabtu, Senin, dan Selasa, serta arisannya diadakan pada malam Senin dan Selasa. Kegiatan pengajian tersebut mencerminkan bahwa penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan masih memegang erat nilai-nilai agama. Selain itu, peranan pemuka agama atau guru mengaji masih kuat terasa, dimana pendapat pemuka agama dianggap pendapat yang lebih benar dibandingkan dengan pendapat pribadi penduduk.

Selain pengajian, kelompok lainnya yang aktif dan banyak diikuti oleh penduduk adalah kelompok dagang dan dana kematian. Kelompok dagang merupakan perkumpulan pedagang yang terdapat di tiap RT. Perkumpulan tersebut mengadakan kegiatan pengajian dan berdagang, contohnya berdagang nasi, warung kelomtong, dan sebagainya. Dana kematian merupakan kelompok

(16)

yang menyediakan kain kafan dan uang kematian sebesar Rp 300.000,00 bagi keluarga yang terkena musibah kematian. Kelompok tersebut ada di tiap RT. Anggotanya berjumlah lebih dari 500 orang untuk kelompok dana kematian gabungan di Kampung Baru, sedangkan untuk setiap RT anggotanya lebih dari 200 orang. Setiap bulannya anggota dikenakan iuran Rp 3000,00. .

Kegiatan gotong royong sudah jarang dilakukan oleh penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Selain itu, peranan tokoh masyarakat dalam menggerakkan warga juga dinilai kurang oleh beberapa orang penduduk. Kegiatan gotong royong hanya akan dilakukan apabila akan mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan dan menjelang bulan Ramadhan yaitu membersihkan makam. Namun, hal tersebut dilakukan oleh beberapa orang yang telah tergabung dalam kepanitiaan. Penduduk lainnya hanya berkontribusi dengan memberikan uang dan tidak turun langsung dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut.

Peranan tokoh masyarakat yang sudah mulai berkurang disebabkan oleh kurangnya wibawa tokoh masyarakat di mata penduduk dibandingkan dengan tokoh masyarakat sebelumnya yang telah meninggal dunia. Tokoh masyarakat dianggap kurang aktif dalam menggerakkan warga untuk melaksanakan kegiatan tertentu dan kurang disegani. Selain itu,terdapat banyak pendatang baru di wilayah tersebut yang jumlahnya melebihi penduduk asli yang kurang mengenal daerah tersebut dan tidak mengetahui keberadaan tokoh masyarakat di wilayah tersebut.

Keberadaan PT. IKPP Tangerang di wilayah tersebut telah membantu pembangunan berbagai sarana yang dibutuhkan oleh penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan, seperti sarana peribadatan, saluran air, dan perhubungan. PT. IKPP Tangerang turut membantu menyumbangkan bahan-bahan bangunan berupa pasir, semen, dan aspal.

(17)

BAB V

GAMBARAN UMUM PT. IKPP MILLS TANGERANG

5.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) merupakan salah satu anak perusahaan Sinar Mas Group yang tergabung dalam Asia Pulp and Paper (APP). Selain PT. IKPP, perusahaan lain yang tergabung dalam APP adalah PT. Pindo Deli Pulp and Paper, PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper, dan PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. PT. IKPP memiliki pabrik kertas dan pulp di Riau dan dua fasilitas manufacturing di Banten yang memproduksi kertas dan produk kemasan. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1. PT. IKPP Tangerang yang terletak di Desa Pakulonan, Kecamatan Serpong, Banten. Berdiri sejak tahun 1976. Pabrik ini menghasilkan kertas budaya; 2. PT. IKPP Perawang yang terletak di Desa Perawang, Kecamatan Siak,

Kabupaten Bengkalis, Riau. Berdiri sejak tahun 1982. Pabrik ini menghasilkan pulp dan kertas budaya;

3. PT. IKPP Serang yang terletak di Desa Kragilan, Kabupaten Serang, Banten. Berdiri sejak tahun 1990. Pabrik ini menghasilkan kertas industri.

PT. IKPP pertama kali didirikan di Tangerang pada tahun 1976 oleh Bapak Soetopo Jananto, seorang pengusaha kelahiran Pematang Siantar, Sumatra Utara. Bapak Soetopo Jananto juga memprakarsai berdirinya PT. Indah Kiat Pulp and Paper Corporation yang bekerjasama dengan dua perusahaan penyedia teknologi proses untuk penggunaan kayu gelondong dari daerah tropis untuk memproduksi kertas tulis dan kertas cetak asal Taiwan, yaitu Chung Hwa Pulp International dan Yuen Foong Yu FG.

PT. IKPP mulai dapat beroperasi secara komersial pada tahun 1977. PT. IKPP Tangerang menggunakan dua mesin kertas untuk menghasilkan 100 ton kertas per hari pada bulan April 1979. Permintaan kertas yang meningkat di pasaran membuat PT. IKPP Tangerang menambah satu unit mesin kertas pada bulan Juni 1982, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi hingga 150 ton kertas per hari. Total produksi kertas dari tiga mesin kertas yang dimiliki oleh PT.

(18)

IKPP Tangerang lebih ditingkatkan lagi menjadi 250 ton kertas per hari mulai bulan April 1988.

5.2 Profil Perusahaan

PT. IKPP Tangerang merupakan anak perusahaan Sinar Mas Group yang berada di bawah bendera Sinar Mas Pulp and Paper Products, yaitu unit usaha Sinar Mas Group yang bergerak di bidang industri kertas. Sebagian besar perusahaan dibawah bendera Sinar Mas Pulp & Paper Products telah mendapat sertifikat ISO 14001 dan ISO 9002. Selain fasilitas manufacturing di Tangerang, PT. IKPP memiliki pabrik kertas dan pulp di Riau dan 1 fasilitas manufacturing di Serang. Brand produk yang dihasilkan PT. IKPP antara lain Paperline, Britex, Copy Paper, PPC Paper, Paperon, IK-Plus dan e-Paper. Berdasarkan Sinar Mas Internal Magazine (2007), tingkat penjualan PT. IKPP mencapai 60 persen dari total penjualan. Produk dari PT. IKPP Tangerang kini telah didistribusikan ke lebih dari 20 negara, di antaranya yaitu Hong Kong, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, India, Ethiopia, Papua Nugini, RRC, Selandia Baru, Vietnam, dan Kamboja.

PT. IKPP memiliki komitmen untuk menjalankan usaha secara berkelanjutan. PT. IKPP menggunakan definisi Bank Dunia, yang terdiri atas tiga pilar, yaitu: lingkungan, sosial, dan ekonomi. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan sosial yang dilakukan secara rutin, seperti sunatan massal, pemberian sumbangan daging kurban pada hari raya Idul Adha, pemberian beasiswa, bazar buku murah di sekolah dasar, dan lainnya.

5.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Berikut ini akan dibahas mengenai visi, misi, dan tujuan PT. IKPP Tangerang dalam menjalankan usahanya. Selain itu, akan dibahas pula filosofi PT. IKPP Tangerang yang melandasi tujuan dan sasaran PT. IKPP Tangerang untuk mewujudkan usaha yang berkelanjutan sebagaimana komitmen perusahaan.

(19)

5.3.1 Visi dan Misi PT. IKPP Tangerang

PT. IKPP Tangerang memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Adapun visi PT. IKPP Tangerang adalah : ”we will become a world class enterprise and a global provider of hight squality pulp, paper, and converting product by using the most advance technology and management techniques, for purpose of satisfaying our costumers, creating share holder value, taking care for our employees and sharing of social responsibility”

Misi yang dimiliki oleh PT. IKPP Tangerang untuk mencapai visi tersebut yaitu: “to produce world class specialty paper product in 21st century.”Visi dan misi tersebut melandasi PT. IKPP Mills Tangerang dalam melakukan usahanya dan mencapai tujuannya.

5.3.2 Tujuan PT. IKPP Mills Tangerang

PT. IKPP Tangerang memiliki tujuan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional yang tercermin dalam filosofi PT. IKPP Tangerang. Adapun filosofi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan adalah kebutuhan dasar dari kehidupan dan kewajiban b. Karyawan adalah kunci sukses setiap usaha

c. Kepuasan para pemegang saham, investor potensial, pegawai, management, mitra usaha, pemerintah, dan masyarakat harus menjadi prioritas utama

d. Landasan operasional haruslah berdasarkan pada keterbukaan, saling menghormati dan management yang berperan aktif

e. Kelestarian lingkungan adalah bagian integral dari sistem kerja perusahaaan Filosofi PT. IKPP Tangerang tersebut melandasi tujuannya dalam melakukan usaha. Adapun tujuan dan sasaran PT. IKPP Tangerang secara lebih jelas ditampilkan dalam tabel berikut ini:

(20)

Tabel 16. Tujuan dan Sasaran PT. IKPP Tangerang

No. Tujuan Perusahaan Sasaran Perusahaan 1. Meningkatkan kepuasan

pelanggan

§ Meningkatkan nilai indeks kepuasan pelanggan melalui survei kepuasan pelanggan (costumer satisfication survey) minimal 3.0

§ Mengirim barang kepada pelanggan tepat pada waktunya (on

time delivery), minimal 90%

§ Menurunkan klain pelanggan dengan nilai pembayaran klaim per ton produk terjual maksimal USD/M

2. Mencegah kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit akibat kerja

§ Menurunkan jumlah dan hari hilang karena kecelakaan kerja di dalam dan di luar pabrik (dalam jam dan rute sewajarnya) § Jumlah kecelakaan maksimal 20 kasus/tahun

§ Hari hilang maksimal 144 hari/tahun

§ Tidak ada insiden kebakaran di seluruh area pabrik

§ Meniadakan penyakit akibat kerja berdasarkan kriteria yang tercantum dalam undang-undang

3. Menghemat pemakaian sumber daya yaitu air, listrik, steam, dan pulp

§ Pemakaian sumber daya yang diharapkan adalah sebagai berikut: Ø Air (m³/FMT): Kertas putih =15,5 Kertas warna =23 Ø Listrik (KWH/FMT): Kertas putih =600 Kertas warna =730 Ø Steam (ton/FMT): Kertas putih =2,5 Kertas warna =2,7 Ø Pulp: Kertas putih =0,76 Kertas warna =0,83

§ Menjaga kapasitas produksi dengan kualitas produk sesuai dengan spesifikasi minimal 98.000 ton/tahun

§ Meningkatkan efisiensi produk secara menyeluruh PM 1 = minimal 87%

PM 2 = minimal 86% PM 3 = minimal 88% 4. Meminimalkan dampak

lingkungan dan limbah yang dihasilkan

§ Mengadakan kerja sama dengan pihak lain dalam pengelolaan sludge IPAL

§ Meningkatkan rasio oli bekas yang dihasilkan terhadap pemakaian oli minimal 74%

5. Memenuhi perundang-undangan lingkungan tentang limbah cair, limbah padat, dan udara

§ Menjaga kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai (effluent):

§ Menjaga tingkat kebisingan di daerah tetangga sehingga tidak melebihi 60 dB

§ Melakukan pemantauan limbah cair, limbah padat, udara lingkungan kerja, dan tingkat kebisingan sesuai perundang-undangan yang berlaku

§ Mengirimkan surat permohonan pengujian ke laboratorium independen sekurang-kurangnya sebulan sebelum tanggal pengujian untuk limbah padat dan udara agar pengujian tepat waktu.

6. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia

Memberikan trainning untuk meningkatkan kemampuan manajerial seluruh karyawan tingkat staf sampai senior supervisor

(21)

5.4 Kebijakan Perusahaan

PT. IKPP Tangerang memiliki kebijakan yang melandasi kegiatannya. Kebijakan tersebut antara lain:

a. Perusahaan akan memuaskan harapan pelanggan dengan usaha perbaikan terus menerus terhadap kualitas produk dan pelayanan

b. Perusahaan memprioritaskan kesehatan kerja, pencegahan pencemaran, keselamatan kerja, dan pengendalian pemakaian sumber daya melalui keikutsertaan karyawan

c. Manajemen berkomiten untuk terus menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen perusahaan, menerapkan, dan meninjau kembali sasaran perusahaan secara periodik dan memenuhi semua perundang-undangan dan persyaratan lain yang relevan.

5.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. IKPP Tangerang merupakan struktur organisasi fungsional. PT. IKPP Tangerang dipimpin oleh seorang kepala pabrik yang membawahi 7 departemen di mana masing-masing departemen tersebut membawahi beberapa seksi. Struktur organisasi ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bagian dari organisasi perusahaan yang memiliki tugas untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar adalah bagian Humas dan Industrial Relation. Berdasarkan struktur organisasi pada Lampiran 1, dapat diketahui bahwa bagian Humas berada pada Seksi General Affairs. Seksi tersebut merupakan bagian dari Departemen Administrasi. Adapun bagian Humas memiliki tanggung jawab untuk membina hubungan baik antara PT. IKPP Tangerang dengan masyarakat di sekitarnya dan instansi-instansi lain seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Bagian lainnya yang memiliki tanggung jawab dalam membina hubungan dengan pihak lain adalah bagian Industrial Relation. Bagian ini merupakan bagian dari Seksi Personalia (HRD) yang merupakan bagian dari Departemen Administrasi.

(22)

BAB VI

FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN

RESPONDEN PENELITIAN

6.1 Faktor Individu Responden Penelitian

Faktor individu dalam penelitian ini terdiri dari tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, dan karakteristik komunikasi masyarakat sekitar. Adapun faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut.

8.2.4 Tingkat Kesejahteraan

Variabel tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diidentifikasi dari prioritas pengeluaran responden untuk memenuhi kebutuhannya yang mencakup kebutuhan makan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, ibadah, modal bisnis, pakaian, dan tabungan. Responden diminta untuk menyebutkan jumlah pengeluaran mereka selama satu bulan untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut. Adapun responden yang merasa kesulitan untuk mengingat jumlah pengeluaran mereka untuk masing-masing kebutuhan diminta untuk memberikan urutan pengeluaran terbesar untuk masing-masing kebutuhan tersebut, mulai dari kebutuhan dengan pengeluaran yang paling besar hingga pengeluaran yang paling kecil dalam satu bulan tersebut.

Tabel 17 menunjukkan beberapa prioritas kebutuhan yang menempati urutan pertama atau merupakan pengeluaran terbesar responden dalam satu bulan. Kebutuhan tersebut antara lain makan, tabungan, perumahan, pendidikan, dan modal bisnis.

Responden dalam penelitian ini sebagian besar memprioritaskan kebutuhan makan sebagai pengeluaran terbesar setiap bulannya. Berdasarkan www.datastatistik-indonesia.com (14/05/2009, 8:56), besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Jika sebagian besar pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makan, maka dapat diindikasikan bahwa sebagian besar responden belum sejahtera.

(23)

Tabel 17. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Prioritas Kebutuhannya

Prioritas Kebutuhan Jumlah Persen (%) Kategori

§ Makan 28 70 Belum sejahtera

§ Pendidikan § Modal bisnis § Tabungan § Perumahan 5 4 2 1 12 10 5 3 Sejahtera Jumlah 40 100

8.2.5 Karakteristik Sosial Ekonomi

Karakteristik sosial ekonomi dalam penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan status sosial responden. Tabel 18 menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini.

Tabel 18. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi

Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Kategori Jumlah Persen (%) Usia 1. Produktif (15-64 tahun):

2. Non-produktif (>64 tahun) 40 0 100 0 Total 40 100 Jenis kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan 15 25 37,5 62,5 Total 40 100 Tingkat pendidikan 1. Tinggi

2. Rendah 4 36 10 90 Total 40 100 Jenis pekerjaan 1. Berhubungan Langsung dengan

Perusahaan

2. Tidak Berhubungan Langsung dengan Perusahaan 3. Tidak bekerja 6 16 18 15 40 45 Total 40 100 Tingkat pendapatan: 1. Tingkat pendapatan individu 1. ≤ Rp 941.250,00 (rendah) 2. > Rp 941.250,00 (tinggi) 23 17 57 43 Total 40 100 2. Tingkat pendapatan keluarga 1. ≤ Rp 1.941.250,00 (rendah) 2. > Rp 1.941.250,00 (tinggi) 17 23 43 57 Total 40 100 Status sosial 1. Tokoh masyarakat

2. Bukan tokoh masyarakat

3 37

7 93 Total 40 100

(24)

Adapun penjelasan dari masing-masing variabel sosial ekonomi ini antara lain:

1) Usia

Responden dalam penelitian ini memiliki rentang usia mulai dari 17 tahun sampai dengan 53 tahun. Sebagian besar responden berada pada kelompok usia 35-39 tahun (22 persen).

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa seluruh responden berada dalam usia produktif. Usia produktif juga menandakan kebutuhan responden akan lapangan pekerjaan apabila responden pada usia tersebut belum bekerja atau tidak sedang menempuh pendidikan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan responden terhadap perusahaan sebagai penyedia lapangan pekerjaan terdekat di lingkungan sekitarnya.

2) Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan (62,5 persen). Hal ini dapat disebabkan oleh waktu penelitian yang sebagian besar dilaksanakan pada jam kerja berlangsung dan pada hari kerja. Sebagian besar responden perempuan tersebut ditemui di rumah masing-masing. Responden perempuan tersebut sebagian besar bekerja tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya sehingga lebih mudah ditemui. Ada yang merupakan ibu rumah tangga, pegawai pabrik, guru di SD di lingkungan tersebut dan pedagang yang berjualan di sekitar rumahnya. Sedangkan responden laki-laki memiliki jam kerja yang lebih lama yaitu hingga sore hari ataupun berada di luar kota pada hari kerja dan hanya dapat ditemui pada hari libur (sabtu dan minggu).

3) Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir tertinggi masyarakat sekitar yang menjadi responden adalah S1. Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA (sederajat). Terdapat pula responden yang tidak pernah bersekolah. Tokoh masyarakat setempat juga mengatakan bahwa sebagian besar warganya bersekolah hingga tingkat SMA. Hanya sebagian kecil warganya yang mampu yang dapat melanjutkan sekolah hingga tingkat yang lebih tinggi.

(25)

Warga yang mengenyam pendidikan hingga SMA tersebut sebagian besar adalah warga yang berusia muda. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

4) Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik, tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik, dan tidak bekerja. Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa terdapat 15 persen responden yang memiliki pekerjaan berhubungan langsung dengan pabrik, 40 persen responden yang memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan pabrik, dan 45 persen responden tidak bekerja.

Responden yang memiliki pekerjaan berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik sebagian besar bekerja di bagian produksi di pabrik. Terdapat pula responden yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Responden yang memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik terdiri dari aparat pemerintahan (RT), buruh (bangunan dan lainnya), pegawai toko, mekanik, PNS (kelurahan), guru, wirausaha (pedagang, pemilik rumah kontrakan, dan pemulung), dan guru mengaji (ustad). Responden yang tidak bekerja terdiri dari ibu rumah tangga, pelajar SMA, mahasiswa, dan pencari kerja (pengangguran). Responden yang termasuk dalam pencari kerja (pengangguran) tersebut beberapa diantaranya merupakan pelajar yang lulus SMA pada tahun 2009.

Sebagian besar responden merupakan ibu rumah tangga (33 persen). Hal ini dapat disebabkan oleh waktu pelaksanaan penelitian yang sebagian besar dilakukan pada hari kerja dan saat jam kerja berlangsung (12.00-18.00 WIB). Urutan terbanyak setelah ibu rumah tangga adalah wirausaha (15 persen) dan buruh pabrik (15 persen). Responden yang berwirausaha sebagian besar merupakan pedagang yang berjualan di area sekitar rumahnya atau di sekolah dasar di lingkungan tersebut.

(26)

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja memiliki pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik. Hanya terdapat 6 orang yang pekerjaannya berhubungan secara langsung dengan perusahaan/pabrik.

5) Tingkat Pendapatan

Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Responden yang tidak bekerja bergantung pada keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, tingkat pendapatan responden ini akan dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pendapatan individu dan tingkat pendapatan keluarga.

Rentang pendapatan individu yang didapatkan di lokasi penelitian adalah Rp 0,00-Rp 5.000.000,00. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (57 persen) memiliki pendapatan individu yang rendah. Artinya, sebagian besar responden memiliki pendapatan di bawah rata-rata pendapatan individu.

Rentang pendapatan keluarga responden berdasarkan hasil penelitian adalah Rp 400.000,00-Rp 5.000.000,00. Berbeda dengan tingkat pendapatan individu responden yang cenderung rendah, sebagian besar pendapatan responden (57 persen) memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Artinya, sebagian besar keluarga responden memiliki tingkat pendapatan di atas rata-rata pendapatan keluarga.

6) Status Sosial

Variabel status sosial dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tokoh masyarakat dan bukan tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat merupakan orang yang memiliki pengaruh dan disegani di masyarakat, dimana pendapatnya akan didengarkan dan menjadi panutan masyarakat lainnya.

RT 005/02 Kampung Baru Selatan merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh pendatang. Pendatang tersebut pada awalnya hanya mengontrak di wilayah tersebut, lalu kemudian menetap hingga saat ini. Penduduk asli sendiri banyak yang merelakan tanahnya untuk didirikan rumah kontrakan ataupun dijual kepada para pendatang, sedangkan mereka pindah ke tempat lain sehingga jumlah

(27)

pendatang lebih mendominasi dibandingkan dengan jumlah penduduk asli. Hal ini berpengaruh pula pada adanya tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Berkurangnya penduduk asli dan semakin bertambahnya pendatang menyebabkan tokoh masyarakat menjadi semakin sulit ditemukan karena tidak ada pengganti tokoh masyarakat sebelumnya yang telah meninggal dunia.

Berdasarkan hasil wawancara, maka diketahui terdapat 3 orang (7 persen) responden yang merupakan tokoh masyarakat dalam penelitian ini. Tiga orang tokoh masyarakat tersebut terdiri dari warga yang menjabat sebagai Ketua RT pada saat ini yaitu Bapak Rsd, pemuka agama/guru mengaji yaitu Bapak Io, dan mantan ketua RT yaitu Bapak Skm. Ketiga tokoh tersebut, meskipun dianggap masih kurang dominan di mata masyarakat, namun memiliki pengaruh dan merupakan tempat masyarakat untuk meminta pendapat mengenai permasalahan RT. Ketua RT dan mantan Ketua RT merupakan kakak-adik dimana keduanya merupakan penduduk asli, sedangkan pemuka agama merupakan pendatang yang telah lama menetap di RT tersebut. Namun, terdapat beberapa pendapat responden lainnya yang mengatakan bahwa Ketua RT saat ini cenderung pasif dalam menggerakkan warga untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga warga merasa kurang simpatik kepadanya. Ketua RT juga dianggap kurang adil dalam menyalurkan bantuan atau sumbangan kepada warga. Warga yang berpendapat negatif terhadap Ketua RT tersebut sebagian besar tinggal jauh dari tempat tinggal Ketua RT.

Responden lainnya yang tergolong bukan tokoh masyarakat sebagian besar merupakan pendatang dan kurang terlibat dalam menyelesaikan masalah RT karena cenderung sibuk bekerja. Mereka juga cenderung mempercayakan permasalahan RT kepada tokoh masyarakat setempat.

8.2.6 Karakteristik Komunikasi Responden

Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar diidentifikasi dari keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan dan pemenuhan ekspektasi responden terhadap perusahaan. Adapun keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan diukur dengan mengetahui tiga hal, yaitu dengan

(28)

mengetahui aktivitas penerimaan, pencarian, dan penyampaian umpan-balik pesan oleh responden. Sedangkan ekspektasi responden terhadap perusahaan diukur dengan menghitung seberapa banyak harapan responden terhadap perusahaan yang menggambarkan pula ketergantungan responden terhadap perusahaan. Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar akan dibahas sebagai berikut:

A. Keterdedahan terhadap Upaya Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang Keterdedahan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dedah yang dapat diartikan sebagai membuka (kain penutup, dan sebagainya) atau menyingkapkan (www.pusatbahasa.diknas.go.id, 17/08/09: 11.30). Terdedah diartikan sebagai terbuka atau tersingkap. Berdasarkan hal tersebut, keterdedahan dapat diartikan sebagai perihal terdedah atau keterbukaan. Keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan dapat diartikan sebagai responden terkena informasi yang disampaikan oleh perusahaan. Adapun keterdedahan responden terhadap komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang diidentifikasi dari aktivitas penerimaan informasi, aktivitas pencarian informasi, dan aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik.

1) Aktivitas Penerimaan Informasi PT. IKPP Mills Tangerang

Keterdedahan responden terhadap aktivitas penerimaan informasi cenderung tinggi pada ”penerimaan pesan lowongan kerja” dan ”penerimaan pesan kegiatan sosial perusahaan”, sedangkan pada penerimaan ”pesan kegiatan produksi perusahaan” keterdedahan responden cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 19, dimana respoden yang terdedah terhadap penerimaan pesan kegiatan produksi perusahaan hanya sebanyak 8 orang (20 persen), sedangkan responden yang terdedah terhadap penerimaan pesan lowongan kerja sebanyak 22 orang (55 persen) dan respoden yang terdedah dalam penerimaan kegiatan sosial sebanyak 31 orang (77 persen). Keterdedahan responden terhadap penerimaan informasi PT. IKPP Mills Tangerang terlihat paling tinggi pada aspek penerimaan kegiatan sosial perusahaan.

(29)

Tabel 19. Persentase Keterdedahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang

Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Perusahaan Keterdedahan (%) Total Ya Tidak

a. Penerimaan informasi kegiatan produksi perusahaan b. Penerimaan informasi lowongan kerja

c. Penerimaan informasi kegiatan sosial perusahaan

20 55 77 80 45 23 100 100 100 Salah satu pendapat responden mengatakan bahwa rendahnya keterdedahan terhadap penerimaan pesan kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang ini disebabkan perusahaan belum pernah mengadakan sosialisasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukannya. Terdapat pula pendapat lain yang mengatakan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang pernah mengadakan pertemuan untuk menjelaskan kegiatan produksinya, namun hanya orang-orang tertentu saja yang aktif berbicara dalam pertemuan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Responden 1:

”Indah Kiat pernah ngadain pertemuan dengan warga, tapi hanya satu kali saja sekitar tiga tahun yang lalu. Pertemuan itu membicarakan tentang perusahaan dan pabrik kertas, tapi yang aktif bicara hanya dewan saja” (Responden 1, 47 tahun).

Selain itu, terdapat pula faktor ketidakpedulian responden terhadap kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Sebagian besar responden mengatakan bahwa informasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan kurang penting untuk diketahui. Salah satunya dapat diketahui melalui pendapat Responden 13:

”Kalau berita terbaru tentang perusahaan mau tahu, buat anak biar bisa kerja di Indah Kiat. Jadi, informasi lowongan kerja itu yang paling penting. Kalau informasi kegiatan produksi nggak bermanfaat...”(Responden 13, 44 tahun).

Keterdedahan respoden terhadap penerimaan pesan lowongan pekerjaan meskipun cenderung tinggi, namun hal ini tidak jauh berbeda dengan responden yang tidak terdedah terhadap penerimaan pesan lowongan kerja. Beberapa responden yang tidak pernah mendapatkan informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan tersebut mengaku sulit untuk mendapatkan informasi mengenai lowongan kerja dari perusahaan. Terdapat pula responden yang

(30)

berpendapat bahwa harus memiliki ”orang dalam” untuk dapat mengakses informasi tersebut. Adapun responden yang menjawab pernah menerima informasi mengenai lowongan pekerjaan mengatakan bahwa responden baru mengetahuinya setelah lowongan tersebut ditutup. Responden mengindikatorkan adanya pembukaan lowongan pekerjaan di PT. IKPP Mills Tangerang dari ada atau tidak adanya karyawan baru yang pindah dan mengontrak di wilayah mereka.

Beberapa hal tersebut menandakan bahwa informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan kurang tersebar secara merata. Beberapa pendapat responden mengenai pembukaan lowongan pekerjaan ini juga memberikan kesan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang cenderung ”tertutup” dalam menyebarkan informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar.

Keterdedahan responden terhadap informasi kegiatan sosial PT. IKPP Mills Tangerang cenderung tinggi, dimana responden yang menjawab ”ya” jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menjawab ”tidak” pada pertanyaan yang berkaitan keterdedahan responden terhadap informasi kegiatan sosial perusahaan. Berbeda dengan dua aspek sebelumnya, aspek informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan ini cenderung ”terbuka”, dimana terdapat kerjasama antara pihak perusahaan dan penduduk di RT tersebut dalam melaksanakan kegiatan sosial. Adapun pihak yang diajak bekerjasama oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sosialnya adalah pihak RT dan pengurus mushollah. Selain adanya kerjasama tersebut, faktor lain yang mendukung tersebarnya informasi kegiatan sosial adalah pengumuman yang dilakukan oleh mushollah dimana berbagai sumbangan yang diterima akan diumumkan kepada seluruh penduduk. Hal tersebut memungkinkan seluruh penduduk di RT tersebut untuk mengetahui adanya sumbangan dari PT. IKPP Mills Tangerang.

Penerimaan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang berkaitan dengan sumber yang menyampaikan informasi tersebut. Tabel 20 berikut ini menampilkan data mengenai sumber informasi responden dalam menerima informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang.

(31)

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Aspek Penerimaan Informasi Responden Berdasarkan Sumber Penerimaan Informasinya

Sumber Informasi Aspek Penerimaan Informasi Kegiatan Produksi Perusahaan Lowongan Pekerjaan Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%) a. Langsung dari perusahaan, tanpa

melalui perantara/ pihak manajemen perusahaan

b. Tokoh masyarakat setempat c. Teman atau kerabat yang bekerja di

perusahaan d. Karyawan/ satpam 4 1 3 - 50 12 43 - 2 - 18 2 9 - 82 9 Jumlah 8 100 22 100

Adapun penjelasan dari Tabel 20 adalah sebagai berikut sebagai berikut:

a) Informasi Mengenai Kegiatan Produksi PT. IKPP Mills Tangerang

Informasi mengenai kegiatan produksi sebagian besar didapatkan responden langsung dari perusahaan. Setelah ditelusuri lebih lanjut, dapat diketahui bahwa beberapa orang responden yang mendapatkan informasi atau pesan mengenai kegiatan produksi perusahaan langsung dari perusahaan tersebut merupakan karyawan PT. IKPP Mills Tangerang, tokoh masyarakat yang pernah bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang, dan ibu rumah tangga yang pernah bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang serta memiliki suami yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Hanya tokoh masyarakat mengatakan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang pernah mengadakan pertemuan dengan para tokoh untuk membahas mengenai kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Namun hal itu dilakukan hanya sekali dan beberapa tahun yang lalu yaitu pada awal PT. IKPP Mills Tangerang baru didirikan. Selain itu, dalam pertemuan tersebut hanya beberapa orang saja yang aktif berbicara.

Responden yang pernah bekerja dan masih bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang lebih mengetahui mengenai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan responden lainnya. Namun, responden yang sudah tidak bekerja lagi di PT. IKPP Mills Tangerang mengatakan bahwa mereka kurang mengetahui perkembangan terbaru mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan responden lainnya mengatakan bahwa

(32)

meskipun mereka pernah mendapatkan informasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan, namun mereka tidak begitu mengetahui mengenai kegiatan produksi tersebut. Selain itu, sebagian besar reponden menerima informasi tersebut lebih dari 5 bulan yang lalu (75 persen). Hanya 25 persen responden yang menerima informasi mengenai kegiatan produkasi PT. IKPP Mills Tangerang kurang dari 3 bulan yang lalu.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden tidak menerima informasi mengenai kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin. Responden juga menerima informasi atau pesan tersebut bukan dari kegiatan sosialisasi atau penyampaian secara sengaja mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar.

b) Informasi Mengenai Lowongan Kerja

Informasi mengenai lowongan kerja PT. IKPP Mills Tangerang didapatkan sebagian besar responden dari teman atau kerabat mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini semakin menguatkan pendapat responden sebelumnya yang menyatakan bahwa harus memiliki ”orang dalam” untuk mengetahui informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan. Responden lebih banyak bertanya atau diberi tahu mengenai ada atau tidak adanya pembukaan lowongan kerja oleh saudara atau tetangga mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang.

”Lebih sering dapat informasi tentang Indah Kiat dari karyawannya. Seringnya sih dengar informasi tentang kegiatan sosial perusahaan...tentang beasiswa dan bantuan-bantuan, kalau untuk lowongan kerja jarang. Harus bawa saudara...” (Responden 34, 38 tahun).

Hasil tersebut mengartikan bahwa akses informasi mengenai lowongan pekerjaan di PT. IKPP Mills Tangerang akan lebih terbuka apabila masyarakat sekitar memiliki teman atau kerabat yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Selain itu, tidak ada penyampaian pesan secara khusus dari PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar mengenai pembukaan lapangan pekerjaan ini. Hal ini mengesankan pula bahwa tidak ada kesempatan khusus yang diberikan

(33)

PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar dalam penerimaan pegawai sebagai mana yang diungkapkan oleh Responden 16 dan Responden 20:

”Untuk lowongan kerja di Indah Kiat susah, sistemnya kontrak dan melalui yayasan dulu...” (Responden 16,48 tahun).

”Sebagian besar pekerja di Indah Kiat itu orang jauh, yang pada ngontrak di sini...” (Responden 20, 45 tahun).

Mengenai informasi lowongan kerja ini, terdapat responden yang mengatakan bahwa ada oknum yang memanfaatkan pembukaan lowongan pekerjaan di perusahaan, tidak hanya di PT. IKPP Mills Tangerang tapi juga di beberapa perusahaan lainnya. Hal ini tercermin dalam pernyataan seorang responden:

”Sekarang apabila ada lowongan kerja dimanfaatkan oleh oknum tertentu yaitu dengan menawarkan kepada calon pekerja untuk membayar terlebih dahulu sekitar Rp 500.000,00...” (Responden 39, 39 tahun).

2) Aktivitas Pencarian Informasi PT. IKPP Mills Tangerang

Aktivitas pencarian informasi PT. IKPP Mills Tangerang oleh responden cenderung tinggi pada aspek ”ingin mencari informasi terbaru mengenai perusahaan”, ”mencari kebenaran berita”, dan ”membutuhkan informasi”. Namun cenderung rendah pada aspek ”mencari informasi”. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21, dimana respoden yang ingin mencari berita terbaru mengenai PT. IKPP Mills Tangerang sebanyak 72 persen sedangkan responden yang mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang hanya 22 persen. Hal tersebut menandakan bahwa responden cenderung pasif dalam mencari informasi yang berkaitan dengan PT. IKPP Mills Tangerang.

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan

Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan Jumlah Persen (%) a. Membutuhkan informasi

b. Ingin mencari informasi terbaru mengenai perusahaan c. Mencari kebenaran berita

d. Mencari informasi 32 29 29 9 80 72 72 22

(34)

Keinginan untuk mencari informasi terbaru mengenai perusahaan dilatarbelakangi oleh keinginan sebagian besar responden untuk mengetahui informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan oleh PT. IKPP. Hal ini tergambar dalam Tabel 22. Sebagian besar responden yang aktif mencari informasi mengenai perusahaan melakukannya dengan bertanya teman atau kerabat mereka yang bekerja di perusahaan. Responden yang tidak mencari informasi mengenai perusahaan secara aktif memilih untuk menunggu datangnya informasi mengenai perusahaan. Responden tersebut merupakan responden yang memiliki keinginan dan membutuhkan informasi mengenai perusahaan, namun tidak mau mencarinya.

Tingginya persentase ”mencari kebenaran berita” menunjukkan bahwa responden cenderung selektif dalam menerima informasi mengenai perusahaan. Sebagian besar respoden lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang mereka dapatkan mengenai perusahaan dengan cara tidak langsung mempercayai informasi yang mereka dengar. Mereka akan mencari tahu sendiri kebenaran informasi yang mereka dapatkan itu, baik dengan cara bertanya kepada pihak yang dianggap lebih mengetahuinya maupun bertanya langsung kepada pihak perusahaan (melalui karyawan perusahaan). Hal ini disebabkan adanya pengalaman beberapa responden yang menerima informasi mengenai perusahaan, namun ternyata tidak terbukti kebenarannya.

Adapun responden yang mengaku langsung mempercayai informasi mengenai perusahaan yang mereka dapatkan mengatakan bahwa mereka tidak tahu harus bertanya kepada siapa untuk mengetahui kebenaran berita tersebut. Terdapat pula responden yang mengatakan bahwa dalam mengetahui kebenaran suatu informasi, mereka cenderung melihat kepada kredibilitas penyampai berita. Apabila penyampai berita merupakan orang yang dianggap lebih mengetahui mengenai perusahaan dan sering berhubungan dengan pihak perusahaan, maka responden akan langsung mempercayainya. Sebaliknya, apabila penyampai berita dianggap orang yang kurang mengetahui mengenai perusahaan, maka responden cenderung tidak mempercayainya.

(35)

Kebutuhan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang cenderung tinggi. Informasi yang dibutuhkan responden mencakup informasi mengenai lowongan kerja, kegiatan sosial perusahaan, kegiatan produksi perusahaan, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Tabel 22 menunjukkan informasi mengenai perusahaan yang paling dibutuhkan oleh responden. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilih informasi lowongan kerja sebagai informasi yang paling mereka perlukan dibandingkan dengan informasi lainnya. Responden mengatakan bahwa informasi mengenai lowongan pekerjaan tersebut diperlukan karena masih banyak warga yang menganggur dan berharap dapat bekerja di PT. IKPP.

Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kebutuhan Informasi Kebutuhan Informasi Responden Jumlah Persen (%) a. Lowongan pekerjaan

b. Bantuan perusahaan terhadap masyarakat (pengembangan usaha/beasiswa/dsb)

c. Kegiatan produksi perusahaan, seperti bahan baku, mesin, produk, dsb.

d. Dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan e. Cara perusahaan meningkatkan kesejahteraan karyawan f. PMTK (gaji)

g. Keperluan studi banding

26 22 12 20 1 1 1 65 55 30 50 2 2 2 Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 informasi yang dibutuhkan

Sumber informasi responden dalam mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang secara lebih jelas ditampilkan dalam Tabel 23. Responden yang secara aktif mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dapat memilih lebih dari satu sumber yang mereka anggap kompeten untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

(36)

Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber Pencarian Informasi Tentang PT. IKPP Mills Tangerang

Sumber Pencarian Informasi Jumlah Persen (%) a. Langsung dari perusahaan, tanpa melalui perantara/

pihak manajemen perusahaan b. Tokoh masyarakat setempat c. Aparat pemerintahan

(Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten)

d. Teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan e. Koran

f. Selebaran diedarkan oleh perusahaan g. Karyawan/satpam perusahaan

h. Mulut ke mulut/masyarakat luas/tahu dengan sendirinya 2 5 1 22 3 1 2 4 9 23 5 100 12 5 9 18 Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 sumber pencarian informasi

Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui bahwa aktivitas pencarian informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang sebagian besar dilakukan responden dengan bertanya kepada kerabat atau teman yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang (100 persen). Selain itu, terdapat pula responden yang hanya menunggu diberitahu oleh teman atau kerabat mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Responden menganggap bahwa akses mereka untuk mendapatkan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang melalui teman atau kerabat yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang lebih mudah dibandingkan dengan bertanya kepada pihak lainnya.

3) Aktivitas Penyampaian dan Penerimaan Umpan-Balik

Aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik antara responden dan pihak perusahaan cenderung rendah dalam setiap aspek yang dikaji, yaitu ”penyampaian keluhan responden kepada perusahaan”, ”keterbukaan perusahaan dalam menanyakan pendapat masyarakat”, dan ”pertemuan antara pihak perusahaan dan masyarakat”. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa baik responden maupun pihak perusahaan cenderung pasif dalam aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik. Tabel 24 menggambarkan hal tersebut.

Gambar

Tabel 15. Jumlah Niaga di Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenisnya
Gambar 3. Peta Kampung Baru Selatan
Tabel 18. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Karakteristik  Sosial Ekonomi
Tabel  20.  Jumlah  dan  Persentase  Aspek  Penerimaan  Informasi  Responden  Berdasarkan Sumber Penerimaan Informasinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan boraks dengan kadar 1-3 % dari berat fly ash dapat memperlambat setting time dan juga dapat meningkatkan kuat tekan beton geopolimer, namun perlambatan setting time

Subjek Pajak Bumi dan Bangunan / PBB adalah orang pribadi atau badan yang menikmati, memanfaatkan atau memiliki obyek pajak berupa tanah dan atau bangunan tersebut,

12.000.000.000,00 Retribusi Pelayanan Kesehatan Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang Sejenis yang Dimiliki.. dan/atau Dikelola

Nomor Perkara Jenis Uang Titipan Banyaknya Pelaksanaannya/ Penggunaannya Saldo Keterangan N H 31 Juli 2017 Panitera Drs/'Asmar Josen... LAPORAN BIAYA PEMERIKSAAN BANDING

Dalam rangka melakukan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “REDUKSI WASTE DAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PRODUK INDIHOME MENGGUNAKAN METODE LEAN SERVICE DAN

Pendidikan multikultural mengajarkan satu kesetaraan ketuhanan, atau dalam bahasa yang lain banyak agama tapi satu Tuhan. Bila demikian berarti pendidikan model

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat

Feministit ovat kiinnittäneet huomiota myös siihen, että paradoksaalisesti nainen on kuitenkin myös hyvin arvostettu, mutta vain rooleissa, jotka eivät vaaranna miehistä