• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN JRSP

METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB

UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

Pada Program Diploma IV Pertanahan

Oleh:

NAUFI AULIA FAISHA

NIM.10192490/P

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

YOGYAKARTA

2013

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN JRSP

METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

Disusun Oleh : NAUFI AULIA FAISHA

NIM. 10192490/P

Diajukan Untuk Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Program Diploma IV Pertanahan

Yogyakarta, Desember 2013 Menyetujui : Pembimbing I Tanjung Nugroho,S.T,M.Si. NIP.19690628 199703 1 002 Pembimbing II

Ir. Slamet Muryono, M.Eng.Sc. NIP. 19551202 19003 1 003

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A.Latar Belakang ... 1 B.Rumusan Masalah ... 3 C.Batasan Masalah ... 4

D.Tujuan dan Kegunaan ... 4

E. Kebaruan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

A.Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pengukuran Bidang Tanah ... 9

2. Global Navigation Sattelite System (GNSS) ... 9

3. Continuously Operating Reference Station (CORS/JRSP) . 10 4. BPN Web CORS Stations/ SpiderWeb ... 11

B.Kerangka Pemikiran ... 12

C.Hipotesis ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

A.Jenis Penelitian ... 15

B.Lokasi Penelitian ... 15

C.Populasi, Sampel dan Variabel ... 16

D.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 16

E. Analisis Data ... 17

F. Jadual Penelitian ... 20

(4)

iv DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kebaruan Penelitian ... 6 Tabel 2. Rencana Jadual Penelitian ... 20

(5)

v DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.Bagan Alir Kerangka Pemikiran ... 13

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi Global Navigation Satellite System Continously Operating

Reference System (GNSS CORS) membawa perubahan yang signifikan dalam

pengukuran dan pemetaan kadastral di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI). Dengan teknologi GNSS CORS, dapat dihasilkan bidang tanah 6 sampai 7 kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional (Hidayat P., A. T. Sunantyo dan Fajar Subhianto, 2010:1). Di BPN, teknologi GNSS CORS ini dikembangkan sehingga membentuk sebuah jaringan stasiun-stasiun referensi yang tersebar yang dinamakan Jaringan Referensi Satelit Pertanahan (JRSP).

Saat ini, metode pengukuran bidang tanah yang digunakan dalam sistem JRSP adalah Real Time Kinematic-Networked Transport of RTCM via

Internet Protocol (RTK NTRIP). Metode ini menggunakan koneksi internet

untuk mengirimkan data koreksi langsung dalam format Radio Technical

Commission for Maritime Services (RTCM) ke perangkat receiver GNSS

pada JRSP yang bekerja di lapangan (rover GNSS) yang digunakan untuk mengukur bidang tanah sehingga dapat ditentukan koordinat posisi secara

real time.

Dalam pelaksanaan di lapangan terdapat kendala dalam penggunaan metode RTK NTRIP ini yaitu kesulitan untuk memperoleh tipe solusi

(7)

2 pengukuran fix. Hal ini disebabkan antara lain adanya wilayah-wilayah yang tidak terjangkau (blank spot) oleh sinyal layanan internet yang belum tersebar merata. Selain itu, ada juga wilayah yang mampu menerima sinyal namun dengan kekuatan yang sangat lemah. Permasalahan lainnya adalah ketika

server di BPN RI sebagai penyedia layanan koreksi data tidak berfungsi/mati.

Hal ini tentu menyebabkan tidak terkirimnya atau terhambatnya pengiriman data koreksi langsung ke rover GNSS yang digunakan untuk mengukur bidang tanah.

Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada metode RTK NTRIP, BPN bekerja sama dengan Leica mengembangkan sebuah alternatif pengolahan data hasil pengukuran dengan metode post processing. Pelaksanaannya yaitu rover GNSS CORS/JRSP bergerak dari satu titik ke titik yang lain, pada setiap titiknya rover GNSS CORS/JRSP tersebut diam beberapa saat untuk melakukan koleksi data sebelum bergerak ke titik berikutnya. Data yang sudah terkumpul di rover GNSS kemudian dipindahkan ke komputer/laptop untuk diolah secara post processing.

Metode post processing sendiri, dalam beberapa tahun ini telah dikembangkan menjadi tidak hanya melalui perangkat lunak (software) yang terinstal di komputer/laptop (office software), namun juga berbasis layanan

online. Perbedaannya terletak pada proses pengolahannya. Metode post processing dengan perangkat lunak, pengolahannya dilakukan sendiri oleh

pengguna. Sedangkan metode post processing yang berbasis layanan online, pengguna tinggal mengirimkannya ke layanan online untuk diolah oleh server

(8)

3 penyedia layanannya. Di dunia internasional, metode ini sudah banyak dikembangkan dan disediakan secara gratis untuk pengguna di seluruh dunia. Beberapa contoh penyedia layanan pemprosesan data secara online ini seperti

Online Positioning User Service (OPUS) yang dikelola oleh Amerika, Canadian Spatial Reference System Precise Point Positioning (CSRS-PPP)

yang dikelola oleh Kanada, Australian Processing Online Service (AUSPOS) yang dikelola oleh Australia, dan beberapa lainnya.

Di BPN, software layanan pengolah data secara online-nya dinamakan BPN Web CORS Stations/Spiderweb. Dengan adanya alternatif pengolahan data secara online ini diharapkan dapat membantu pengukuran bidang tanah yang terkendala jaringan layanan internet untuk koreksi langsung di lapangan.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara koordinat, jarak dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode RTK NTRIP dengan online post processing spiderweb?

2. Apakah koordinat dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode online post processing spiderweb memenuhi toleransi yang ditetapkan BPN sesuai dengan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997?

(9)

4 C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Alat yang digunakan adalah rover GNSS JRSP merk Viva yang terdiri dari receiver GS 08 dan controller CS 10 beserta kelengkapannya. 2. Ukuran fixed/ yang dianggap benar adalah hasil pengukuran secara static

dengan pengolahan data secara post processing yang diikatkan ke base

station Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman.

3. Lokasi pengukuran terletak pada daerah yang terbuka tanpa ada penghalang berupa vegetasi ataupun bangunan.

4. Metode post processing menggunakan layanan Online Post Processing

SpiderWeb yang dikelola oleh BPN RI di alamat www.bpnri-cors.net/SpiderWeb.

D. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perbedaan antara koordinat, jarak dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode RTK NTRIP dengan

online post processing spiderweb.

b. Untuk mengetahui kesesuaian antara koordinat dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode online post processing

spiderweb dengan toleransi yang ditetapkan BPN sesuai dengan

(10)

5 2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna untuk :

a. Memberikan sumbangan kajian ilmiah tentang pemanfaatan receiver GNSS JRSP metode online post processing spiderweb di bidang pertanahan khususnya dalam hal pengukuran bidang tanah.

b. Memberikan masukan kepada BPN RI untuk pengembangan pemanfaatan GNSS JRSP dalam hal pengukuran bidang tanah.

(11)

6 E. Kebaruan Penelitian (Novelty)

Untuk mengetahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dibuatkan kebaruan penelitian (Novelty). Kebaruan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Kebaruan Penelitian

No Judul Penelitian

Nama Peneliti /Tahun

Tujuan Penelitian Metode

Penelitian dan Pendekatan

Hasil Penelitian

1 2 3 4 5

1. Pemanfaatan receiver GPS Single Frekuensi dengan metode kinematik untuk pengukuran bidang tanah Hadi Prayitno/2009 Skripsi/STPN

Mengetahui perbedaan antara koordinat hasil pengukuran terestris menggunakan Total Station dengan receiver GPS Single Frekuensi dengan metode kinematik dan mengetahui kesesuaian luas hasil perhitungannya dengan toleransi yang disyaratkan dalam Petunjuk Teknis PMNA/ KBPN Nomor 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah.

Komparasi Kuantitatif

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengukuran terestris menggunakan Total Station dengan receiver GPS Single Frekuensi dengan metode kinematik.

2. Luas bidang tanah memenuhi syarat toleransi yang disyaratkan dalam Petunjuk Teknis PMNA/ KBPN Nomor 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah.

6

(12)

7

1 2 3 4 5

2. Studi Pemetaan Titik Batas Bidang Tanah Menggunakan Aplikasi GNSS CORS Dengan Metode RTK NTRIP

Rakhmat Aries R/2010 Skripsi/UGM

Membuat peta titik batas bidang tanah hasil pengukuran RTK NTRIP

Survei Kuantitatif

Nilai pergeseran yang diperoleh dari pengukuran batas bidang tanah secara langsung dalam sistem koordinat TM 30 sebagai berikut :pada solusi pengukuran fix memiliki nilai pergeseran dE = 0,192m,dN=0,199m, dan

dL=0,638m. Adapun pada solusi float memiliki nilai pergeseran dE= 0,380,dN=-0,312m dan dL=0,981m.

3 Perbandingan Hasil Ukuran

Antara Receiver GNSS RTK Dengan Receiver GNSS Metode RTK-NTRIP (Studi Di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Antonius Bagus Budi

Pradana/2012 Skripsi/STPN

1 untuk mengetahui ketelitian antara pengukuran dengan receiver GNSS RTK dan receiver GNSS metode RTKNTRIP serta faktor yang mempengaruhinya dan 2 mengetahui ada tidaknya perbedaan

signifikan antara hasil ukuran receiver GNSS RTK dengan receiver GNSS metode RTK-NTRIP di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.

Komparasi Kuantitatif

Ketelitian HRMS receiver GNSS RTK berkisar 0,003 meter sampai 0,007 meter. Sementara receiver GNSS metode RTK-NTRIP sampel berkisar 0,008 meter sampai 0,020 meter; dan

dalam taraf signifikansi 1%, 5% dan 10%, terdapat perbedaan signifikan antara hasil ukuran receiver GNSS RTK dengan receiver GNSS metode RTK-NTRIP

Tabel 1. (sambungan)

7

(13)

8

1 2 3 4 5

4. Perbandingan Antara Hasil Pengamatan GPS JRSP Metode Single Base dan Multi Base

Miftah Mustaqim/2013 Skripsi/STPN

1. mengetahui perbedaan antara hasil pengamatan GNNS JRSP BPN RI dengan menggunakan base station yang berbeda dalam metode single base.

2. mengetahui perbedaan hasil pengamatan GNSS JRSP BPN RI menggunakan single base dengan multi base.

Komparasi Kuantitatif

Perbandingan hasil koordinat antar metode single base dengan base berbeda dan perbandingan single base dan multibase menunjukkan perbedaan yang nyata pada satu lokasi sampel dan pada perbedaan lokasi sampel.

5. Pemanfaatan GNSS JRSP

Metode Online Post

Processing SpiderWeb untuk Pengukuran Bidang Tanah Naufi Aulia Faisha/2014 Skripsi/STPN

1. mengetahui perbedaan antara koordinat, jarak dan luas bidang tanah hasil

pengukuran GNSS JRSP metode RTK NTRIP dengan online post processing spiderweb.

2. mengetahui kesesuaian antara koordinat dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode online post

processing spiderweb dengan toleransi yang ditetapkan BPN sesuai dengan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.

Komparasi Kuantitatif

Dilihat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada penelitian ini kebaruan penelitian yang dilakukan oleh calon peneliti terletak pada teknologi/alat pengukuran yang digunakan serta metode pengolahan datanya.

Tabel 1. (sambungan)

(14)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengukuran Bidang Tanah

Pengukuran tanah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan letak dan posisi relatif pada, di atas, atau di bawah permukaan bumi, berkenaan dengan pengukuran besaran jarak, sudut, arah baik vertikal maupun horisontal. Besaran jarak, sudut maupun arah tersebut bisa diturunkan menjadi besaran lain yaitu luas dan koordinat.

Di dalam PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997 Pasal 12 disebutkan bahwa pengukuran dan pemetaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu terrestrial, fotogrametrik ataupun metode lainnya. Yang dimaksud dengan “metode lainnya” adalah metode pengukuran yang mengikuti perkembangan teknologi pengukuran dan pemetaan yang tidak lagi terbatas pada metode terrestrial dan fotogrametrik, namun juga telah berkembang sangat pesat terutama untuk teknologi yang berbasis satelit. 2. Global Navigation Sattelite System (GNSS)

GNSS merupakan pengembangan teknologi dalam bidang pengukuran dengan satelit. GNSS didefinisikan sebagai sistem satelit navigasi dan penentuan posisi (bujur, lintang, dan ketinggian) secara global dengan cakupan luas dan ketelitian yang bervariasi, yang diperoleh dari waktu tempuh gelombang radio yang dipancarkan dari

(15)

10 satelit ke receiver. Satelit-satelit yang tergabung di dalam GNSS diantaranya GPS milik Amerika Serikat, GLONASS milik Rusia, Galileo milik Rusia, dan Compass milik China. Infrastruktur tambahan GNSS meliputi CORS, RTK Networks, RTK Clusters, dan Differential GPS (Roberts, 2004 dalam Antonius Bagus Budhi Pradhana, 2012:13)

3. Continuously Operating Reference Station (CORS/JRSP)

CORS merupakan teknologi baru di bidang pengukuran berbasis GNSS yang berwujud sebagai stasiun referensi yang pada setiap titiknya dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit‐satelit GNSS yang beroperasi secara kontinu 24 jam per hari, 7 hari per minggu dengan mengumpulkan, merekam, mengirim data, dan memungkinkan para pengguna memanfaatkan data untuk penentuan posisi, baik secara postprocessing maupun realtime. Perkembangan dari

sistem CORS ini, kemudian mengarah kepada jaringan stasiun‐stasiun CORS yang bekerja secara networking yang berada di bawah kendali

software pada pusat kontrol sehingga lebih memudahkan dalam proses

pengukuran yang dilakukan oleh rover. Perkembangan tersebut menghasilkan metode Network Real Time Kinematic (NRTK) sebagai metode pengukuran dan perhitungan koreksi koordinat posisi secara relatif. JRSP di BPN RI merupakan penerapan dari perkembangan sistem CORS tersebut (Anonim, 20092:8).

Pembuatan stasiun CORS mempunyai tujuan utama sebagai titik ikat yang mempunyai jarak relatif dekat dengan titik pengamatan untuk

(16)

11 memperoleh kualitas dan ketelitian data yang baik. CORS digunakan sebagai titik acuan dalam berbagai aplikasi penentuan posisi yang menuntuk ketelitian tinggi.

4. BPN Web CORS Stations/ SpiderWeb

Menurut Rangga Bayu Prasetya, Carisma Bramantio dan Adhityo Susilo Nugroho (2012:157) Spiderweb merupakan sebuah layanan berbasis web untuk melayani pengguna dalam menggunakan GNSS data dan untuk pengolahan data secara post processing. Spiderweb menyediakan akses yang aman untuk pengolahan data secara post

processing. Nilai tambah dari layanan Spiderweb ini adalah kemudahan

distribusi dan penggunaan data set dari stasiun tunggal atau network. Fasilitas yang dimiliki oleh Spiderweb adalah :

a. RINEX Jobs Service

Berfungsi untuk kemudahan mendownload data GNSS serta menyediakan kemudahan akses untuk data RINEX dari station CORS terpilih.

b. Coordinate Computation Service

Berfungsi untuk memperoleh koordinat post processing yang akurat tanpa office software. Spiderweb dapat mengolah post processing secara network ataupun single base. Jumlah site referensi yang bisa digunakan maksimal adalah 3 site yang terdekat.

Layanan ini dalam jaringan CORS/JRSP di BPN dikelola melalui alamat web browser www.bpnri-cors.net/SpiderWeb.

(17)

12 B. Kerangka Pemikiran

Percepatan pengukuran bidang tanah menjadi hal yang penting di dalam agenda BPN saat ini. Sampai dengan tahun 2011, sejak diberlakukannya Undang-undang No. 5 Tahun 1960 (UUPA) atau setelah 48 tahun lamanya, diperkirakan masih terdapat sekitar 47 juta bidang tanah yang belum terdaftar. Jumlah bidang tanah di Indonesia diperkirakan berjumlah 85 juta bidang, jadi ada sekitar 38 juta bidang tanah yang baru didaftarkan.

Perkembangan teknologi pengukuran sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kemampuan BPN dalam mempercepat pengukuran dan pemetaan bidang tanah di seluruh Indonesia.

Teknologi pengukuran dengan satelit mengalami perkembangan yang cukup pesat. Inovasi terbaru yang dimunculkan adalah teknologi pengukuran GNSS CORS/JRSP. Pengukuran dengan GNSS CORS/JRSP dapat dilakukan dengan metode RTK NTRIP ataupun dengan post processing. Metode RTK NTRIP memanfaatkan jaringan internet untuk mengirimkan koreksinya. Kendala yang dihadapi pengukuran dengan metode RTK-NTRIP ini adalah ketika pada suatu wilayah atau daerah tidak terdapat sinyal Global System for

Mobile Communication (GSM) atau server BPN RI sebagai penyedia layanan

koreksi langsung sedang bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pengukuran dapat dilakukan dengan metode post processing, dimana koreksi dilakukan setelah pengukuran selesai. Metode post processing dapat dilakukan dengan memanfaatkan office software atau layanan online.

(18)

13 Penelitian ini akan mencoba untuk membandingkan hasil pengukuran koordinat, jarak dan luas dengan GNSS CORS/JRSP metode RTK NTRIP dan post processing memanfaatkan layanan online (BPN Web CORS

Stations/ SpiderWeb). Alur pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Keterangan : : Fokus Penelitian : Tidak Diteliti Pengukuran Bidang Terestris Fotogrametris Office Software Post Processing Metode Lainnya (Pengamatan GNSS JRSP) Rapid Static RTK-NTRIP Online Software (SpiderWeb)

Koordinat (X,Y) Koordinat (X,Y)

Jarak dan Luas

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Static

Koordinat (X,Y)

Jarak dan Luas Jarak dan Luas

Analisis

1. Toleransi berdasarkan PMNA No 3/1997 2. Uji Statistik (Uji

ANOVA) UJI PERBEDAAN

(19)

14 C. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara koordinat, jarak dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode RTK NTRIP dengan online post processing spiderweb.

2. Koordinat dan luas bidang tanah hasil pengukuran GNSS JRSP metode

online post processing spiderweb memenuhi toleransi yang ditetapkan

BPN sesuai dengan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.

(20)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang besifat komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 dalam Hadi Prayitno, 2009:27) metode eksperimen, yaitu suatu prosedur penelitian yang dipakai untuk mengetahui pengaruh suatu kondisi dengan metode percobaan dan observasi sistematis dalam satu situasi khusus, gejala gejala yang diamati itu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga peneliti bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya. Sedangkan penelitian komparatif adalah membandingkan dua fenomena atau lebih yang selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Pemilihan lokasi dilakukan dengan melihat kondisi keterbukaan area dan kedataran topografi serta berada dalam cakupan area

(21)

16 C. Populasi, Sampel dan Variabel

Dalam penelitian ini populasi adalah semua batas bidang tanah yang terdapat di areal terbuka di Desa Banyuraden. Sampel yang digunakan adalah jenis sampel berukuran kecil (n<30) yaitu 15 batas bidang tanah (Djarwanto, 2001:139). Variabel dalam penelitian ini adalah posisi (koordinat x dan y) batas bidang tanah, jarak dan luas bidang tanah di mana semuanya diteliti dalam tiga perlakuan yaitu pengambilan data dari pengukuran GNSS JRSP metode RTK NTRIP dan online post processing spiderweb secara static dan

rapid static.

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang digunakan untuk penelitian adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari survei observasi di lapangan. Data primer berupa data koordinat hasil pengamatan GNSS JRSP. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara, yaitu : (1) dengan pengamatan GNSS JRSP secara static selama 0,5 – 1 jam dan diolah dengan metode online post processing

spiderweb, (2) dengan pengamatan GNSS JRSP secara rapid static selama 5

– 10 menit dan diolah dengan metode online post processing spiderweb, (3) dengan pengamatan GNSS JRSP secara RTK NTRIP, data diperoleh langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan antara pukul 07.00-11.00 dan 13.00-17.00.

(22)

17 E. Analisis Data

Analisis datanya adalah sebagai berikut : 1. Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan adalah uji analysis of variance (anova). Uji anova merupakan perluasan dari uji t sehingga penggunaannya tidak terbatas pada pengujian perbedaan dua buah rata-rata populasi, namun dapat juga untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata populasi atau lebih sekaligus. Uji anova digunakan untuk menguji perbedaan antara sejumlah rata-rata populasi dengan cara membandingkan variansinya.

Uji anova digunakan dalam penelitian ini karena ada 3 (tiga) buah kelompok data yang dihasilkan dari pengamatan di lapangan, yaitu pengamatan GNSS JRSP secara static, rapid static dan RTK NTRIP baik untuk data koordinatnya, jarak maupun luasnya. Ketiga kelompok data tersebut akan diuji perbedaannya.

Pada prinsipnya uji anova melakukan analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi di dalam kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.

(23)

18 Rumus yang digunakan dalam uji anova ini adalah :

=

... (1) Keterangan :

F = harga F hitung

Sb = variasi antar kelompok

Sw = variasi di dalam kelompok

Uji perbedaan dilakukan dengan membandingkan harga F hitung dengan F tabel, dengan ketentuan apabila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel (Fhit≤ Ftabel) maka Ho diterima, jika F hitung lebih besar dari F tabel (Fhit> Ftabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dimana Ho adalah tidak ada perbedaan yang nyata antara rata-rata kelompok, dan Ha adalah ada perbedaan yang nyata antara rata-rata kelompok.

2. Toleransi PMNA Nomor 3 Tahun 1997 a. Posisi (koordinat) Batas Bidang Tanah

Pergeseran lateral posisi bidang tanah dinyatakan dalam persamaan berikut :

= ( ’ − ) + ( ’ − ) ... (2) Keterangan

dLi = Pergeseran lateral titik i

x’,y’ = Koordinat titik batas bidang tanah hasil pengukuran rapid static

(24)

19 x,y = Koordinat titik batas bidang tanah hasil pengukuran static online

post processing spiderweb

Penyimpangan lateral ini dengan nilai toleransi 10 cm untuk daerah non pertanian dan 25 cm untuk daerah pertanian.. Jika penyimpangan lateral ≤ 10 cm ( pemukiman) dan ≤ 25 cm (pertanian) maka posisi tersebut memenuhi toleransi.

b. Luas Bidang Tanah

Harga toleransi luas adalah sebagai berikut :

= ± √ ... (3) = ( 1 + 2) ... (4) Keterangan

T = Toleransi selisish / perbedaan luas L = Rata-rata luas

L1 = Luas dari hasil pengukuran rapid static online post processing

spiderweb

L2 = Luas dari hasil pengukuran static online post processing spiderweb Luas hasil pengukuran dengan metode rapid static online post

processing spiderweb memenuhi toleransi apabila memenuhi

(25)

20 F. Jadual Penelitian

Rencana jadual penelitian sampai dengan penyusunan skripsi dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Rencana Jadual Penelitian

No Jenis Kegiatan 2013 2014

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust 1 Pembuatan Proposal 2 Seminar dan Perbaikan KKPPT 3 Survei Lapangan 4 Pengolahan Data 5 Penulisan Hasil 6 Seminar Hasil 7 Perbaikan Hasil Seminar 8 Ujian Skripsi 9 Perbaikan Skripsi

(26)

21 DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H.Z. (2006) . Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta : Pradnya Paramita.

Anonim. (2009)1. Buku Saku Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang

Tanah dengan CORS/JRSP. Deputi Survei Pengukuran dan Pemetaan

BPN RI. Jakarta.

---. (2009)2. Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis Jaringan Referensi

Satelit Pertanahan. Deputi Survei Pengukuran dan Pemetaan Badan

Pertanahan Nasiobal Republik Indonesia. Jakarta.

---.(2010). Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi pada

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. STPN, Yogyakarta.

Aries R, Rakmat. (2010). Studi Pemetaan Titik Batas Bidang Tanah

Menggunakan Aplikasi GNSS CORS Dengan Metode RTK NTRIP.Skripsi, Yogyakarta : Jurusan Teknik Geodesi , Fakultas

Teknik UGM.

Djarwanto. (2001). Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta : Liberty.

Kadir, Abd. Majid A & Tan Say Kee. (1995). “ Analisis Kaedah Kinematik GPS

Dalam Penentududukan”. Buletin Ukur, Jld. 6, No. 2, ms, 113 -124

September, 1995 ©Penerbitan Akademik Fakulti Ukur dan HartaTanah. Center for Geodetic and Geodynamics Studies Fakulti Ukur dan Harta Tanah Universiti teknologi Malaysia.

Mustaqim, Miftah . (2013). Perbandingan Antara Hasil Pengamatan GPS JRSP

Metode Single Base dan Multi Base. Skripsi, Program DIV STPN

Yogyakarta.

P, Hidayat., A. T. Sunantyo & Fajar Subhianto. (2010). Studi Penentuan Batas

Bidang Tanah Menggunakan Metode RTK NTRIP Di Desa Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Makalah pada Prociding

Seminar Nasional GNSS-CORS. Yogyakarta.

Pradhana, Antonius Bagus Budhi. (2012). Perbandingan Hasil Ukuran Antara

Receiver GNSS RTK Dengan Receiver GNSS Metode RTK-NTRIP (Studi Di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).

(27)

22 Prasetya, Rangga Bayu., Carisma Bramantio & Adhityo Susilo Nugroho. (2012).

Pemanfaatan BPN Web CORS Station/Spiderweb Untuk Keperluan Survey Kadastral BPN RI. Paper pada Prociding Konferensi Teknik

dan Sains Informasi Geospasial ke-1. Yogyakarta

Prayitno, Hadi. (2009). Pemanfaatan Receiver GPS Single Frequency dengan

Metode Kinematik Untuk Pengukuran Bidang Tanah. Skripsi,

Program DIV STPN Yogyakarta

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Materi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.

INTERNET

Gakstatter, Eric. (2013). Seven Free Alternatives to OPUS GPS Post-Processing During U.S. Federal Government Shutdown. [online]. Tersedia :

http://gpsworld.com/7-free-alternatives-opus-post-processing-in-government-shutdown/ [08 Desember 2013].

Leica. (2013). Leica SpiderWeb, Value added Web Services for GNSS Networks. [online]. Tersedia : http://www.leica-geosystems.com/en/Leica-SpiderWeb_83497.htm [08 Desember 2013].

Tharsisius, Theo. (2012). IUT-BAB 1. [publikasi online]. Tersedia :

http://id.scribd.com/doc/96034278/IUT-BAB 1 [08 Desember 2013] SpiderWeb. (2013). Website dari Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

[online]. Tersedia : http://www.bpnri-cors.net/SpiderWeb/ [08 Desember 2013].

Gambar

Tabel 1. Kebaruan Penelitian  No  Judul Penelitian
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Keterangan : : Fokus Penelitian : Tidak Diteliti Pengukuran Bidang Terestris  Fotogrametris  Office  Software Post Processing Metode Lainnya (Pengamatan GNSS JRSP) Rapid Static RTK-NTRIP Online Software (SpiderWeb)
Tabel 2. Rencana Jadual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1. Kedua orang tua saya tercinta, Saptono dan Sri Wahyuni sebagai bakti, cinta, hormat dan pemenuhan janji saya unutk bapak dan ibu yang selama ini telah membesarkan

Surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui status kesehatan hewan pada suatu populasi. Sasarannya adalah semua spesies unggas yang rentan

Perusahaan yang bergerak dibidang tour and travel merupakan suatu perusahaan yang masuk dalam jajaran perusahaan kecil menengah, kebanyakan perusahaan yang bergerak

[r]

saat proses berlangsung, lebih jauh lagi dengan adanya jari-jari diharapkan tidak terjadi sobek pada material yang akan di drawing. sedangkan komponen lainya merupakan

Substitusi terigu dengan tepung labu kuning pada muffin memberikan pengaruh nyata terhadap karakteristik sifat fisik meliputi kadar air, aw, volume pengembangan,

Berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, telah membuat