• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT

(ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010)

PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI

PANGAN

Curah hujan yang turun drastis (data BMKG:dibawah 150 mm) mulai bulan Februari

2010 di sebagian wilayah NTT seperti daratan Timor, Sumba Timur, sebagian Flores, Sabu

Raijua dan Rote Ndao menyebabkan pertumbuhan vegetative sebagian besar tanaman

menjadi terganggu. Kekeringan menyebabkan tahap pengisisan buah/polong gagal yang

berakibat pada gagal panen atau puso. Hal ini karena sebagian besar adalah lahan kering

atau sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada kebaikan musim. Upaya-upaya yang

sangat intensif dilakukan oleh dinas pertanian dan tanaman pangan NTT seperti bantuan

pupuk bahkan BLBU (bantuan langsung benih unggul),untuk meminimalkan pengaruh

iklim yang sangat dominan. Kendati demikian masih banyak hal yang perlu dilakukan

untuk membantu petani.

Luas puso Subround I (SR I): bulan Januari-April tahun ini adalah yang tertinggi apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 utuk

seluruh komoditi, luas puso SR I sebesar 17.672 Ha dan tahun 2009 sebesar 9.645 Ha.

Jumlah tersebut di tahun 2010 sebesar 69.097 Ha atau meningkat enam kali lipat dari tahun

2009. Hal ini mengakibatkan menurunnya luas panen dan produksi tanaman padi-palawija.

Pada periode Sub Round I untuk komoditi padi ladang terjadi puso meluas (20 % lebih

terhadap total NTT) di Kabupaten Sumba Timur dan Flores Timur. Komoditi padi sawah

bahkan lebih luas melanda Kabupaten Rote Ndao (41,9%) dan Sumba Timur (30,8%)..

Komoditi jagung sebagai unggulan dan pangan alternatif pada periode yang sama

mengalami puso yang luas di Kabupaten TTS (24%), Kabupaten Kupang (16,2%), dan

Sumba Timur (14%). Kendati demikian untuk komoditi jagung, luas penanaman baru di

awal tahun 2010 yang meningkat 2 kali lipat dibanding awal tahun sebelumnya diramalkan

mempengaruhi produksi masih dalam taraf mencukupi walaupun kenaikan produksinya

hanya 0,06%

Produksi padi di tahun ini diramalkan mengalami penurunan yang signifikan (-6,6%)

dari tahun sebelumnya (Tahun 2009: 607 359 Ton). Tahun 2010 diperkirakan sebanyak

567.243 ton padi menghasilkan 318.513 ton beras untuk dikonsumsi. Perkiraan kebutuhan

konsumsi beras bagi 4.704.800 jiwa penduduk NTT pada tahun 2010 adalah sekitar

532.777 ton, dengan demikian masih ada kekurangan beras untuk konsumsi penduduk

yakni sebanyak 214.265 ton.

Kekurangan beras dapat ditutupi dengan pengadaan beras miskin (raskin) oleh

pemerintah. Pada tahun 2009 rumah tangga sasaran raskin di NTT tercatat sebanyak

553.770. Pada tahun 2010 beras miskin yang seharusnya didistribusikan pemerintah

melalui Bulog adalah sebanyak 86.388 ton, dengan demikian masih ada kekurangan beras

lebih dari 127.876 ton yang bisa dipenuhi dari pangan alternatif (jagung dan ubi). Pada

tahun 2010 diperkirakan produksi jagung sebesar 639.294 ton yang menghasilkan 562.246

ton jagung untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk produksi ubi kayu diperkirakan sebesar

960.569 ton yang menghasilkan 715.569 ton ubi untuk dikonsumsi.

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/07/53/Th.XIII,1Juli 2010 A. TANAMAN PADI

• Produksi padi di Nusa Tenggara Timur 2009 mengalami kenaikan dibanding produksi pada tahun 2008, namun diperkirakan akan menurun pada tahun 2010. Angka Tetap (ATAP) 2009 memperlihatkan adanya kenaikan produksi padi di Nusa Tenggara Timur sebesar 29 464 ton GKG dibanding tahun 2008, terutama disebabkan oleh kenaikan luas panen 3,4 persen (6 312 Ha) dan produktifitas (hasil/ha).

• Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2009 sebesar 607 359 ton Gabah Kering Giling (GKG), terjadi kenaikan 29 464 ton (5,09 persen) dibanding tahun 2008 terutama disebabkan kenaikan luas panen dari 187 907 ha pada tahun 2008 menjadi 194 219 ha tahun 2009 atau naik (6 312 ha) dan hasil per/ha dari 30,75 ku/ha menjadi 31,27 ku/ ha naik 0,52 Ku/Ha (1,69 persen ).

• Angka Ramalan II ( ARAM II ) produksi padi Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2010 diramalkan sebesar 567 243 ton GKG, turun 40 116 ton ( 6,60 persen) dibanding tahun 2009. Penurunan ini terutama terjadi pada produksi padi sawah menurun 5,67 persen dan padi ladang sebesar 9,66 persen.

Penurunan produksi padi ini banyak terjadi pada produksi padi ladang sebesar 9,66 persen dan produksi padi sawah turun sekitar 5,67 persen karena rendahnya curah hujan yang mengakibatkan kekeringan selain itu juga pengaruh penggunaan lahan yang sama peruntukan petani lebih memilih mengusahakan tanaman yang tingkat permintaan di pasaran tinggi seperti tanaman Hortikultura semusim yang berumur pendek ( petsai, bayam, kangkung, tomat, cabe dll ).

Tabel 1

Produksi Tanaman Pangan dan Puso NTT Tahun 2008 – Aram II 2010

( ton )

No Komoditi

2008 Puso 2009 Puso 2010 Puso (ATAP) SR I2008 (ATAP ) SR I 2009 (ARAM II) SR I 2010 1 Padi 577 895 4 171 607 359 1 893 567 243 19 618 a. Padi Sawah 440 999 695 464 703 618 438 369 10 525 b. Padi Ladang 136 896 3 476 142 656 1 275 128 874 9 093 2 Jagung 673 112 12 409 638 899 6 319 639 294 41 355 3 Kedelai 2 295 56 2 101 207 1 886 82 4 Kacang Tanah 25 678 462 22 465 240 21 064 4 284 5 Kacang Hijau 23 392 279 20 447 115 16 973 598 6 Ubi Kayu 928 974 567 913 053 828 960 659 2 962 7 Ubi Jalar 107 316 34 103 635 43 119 155 198 B. PALAWIJA

ATAP produksi palawija Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2009 komoditi jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar masing-masing sebesar 638 899 ton; 2 101 ton; 22 465 ton; 20 447 ton; 913 053 ton dan 103 635 ton. Dibandingkan tahun 2008, semua komoditi palawija mengalami penurunan seperti komoditi jagung (5,08), kedelai (8,46), kacang tanah (12,51 persen), kacang hijau (12,59 persen), ubi kayu (1,71 persen) dan ubi jalar (3,43 persen). Penurunan produksi palawija pada umumnya disebabkan oleh penurunan luas panen karena puso dan adanya tanaman substitusi yaitu tanaman hortikultura yang ditanam pada areal yang sama,

(3)

walaupun produktifitasnya rata-rata meningkat, di samping adanya kebiasaan petani NTT khususnya di Alor, TTU dan Flotim untuk siklus 2-3 tahunan membiarkan lahannya tidak ditanami untuk mengembalikan kesuburan tanahnya.

ARAM II Tahun 2010 diprediksi produksi komoditi palawija Nusa Tenggara Timur tahun 2010 diperkirakan menurun bila dibandingkan dengan ATAP 2009. Penurunan terjadi karena realisasi pada subround I (januari-april) turun disebabkan terjadi kekeringan akibat curah hujan bulan Februari yang turun drastis dibanding bulan januari sehingga banyak terjadi puso disebagian wilayah NTT seperti TTS, Kupang, TTU, Sumba Timur, Ende, Sikka, Sabu Raijua dan Rote Ndao (Sumber: BMKG Lasiana, Kupang).

1. KEDELAI

• Dibanding tahun 2008, produksi kedelai Tahun 2009 di Nusa Tenggara Timur turun sebesar 8,46 persen (194 ton), namun begitu terjadi peningkatan produktivitas sebesar 5,89 persen (0.58 kw/ha).

• Produksi kedelai di NTT tahun 2010 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 10,22 persen dibanding tahun 2009 yakni dari 2 101 ton menjadi 1 886 ton akibat luas panen yang berkurang pada subround I 2010.

Grafik 1. Perkembangan Produksi Kedelai Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

2. KACANG TANAH DAN KACANG HIJAU

• Pada tahun 2009 produksi kacang tanah dan kacang hijau di NTT sebanyak masing-masing 22 465 ton dan 20 447 ton dengan luas panen kacang tanah seluas 18 396 hektar serta produktivitas sebesar 12,21 kw/ha. Sementara luas areal panen kacang hijau 24 277 hektar dengan produktivitas 8,42kw/ha.

• Dibanding tahun 2008 produksi kacang tanah pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 12,51 persen dan kacang hijau menurun 12,59 persen, disebabkan oleh turunnya luas panen dari

(4)

kacang tanah 21 894 ha di tahun 2008 menjadi 18 396 ha di tahun 2009 ( 15,98 persen ),sedangkan luas panen kacang hijau 28 015 ha pada tahun 2008 menurun menjadi 24 277 (13,34 persen).

• Tahun 2010 diperkirakan produksi kacang tanah akan turun sebesar 8,12 persen dan kacang hijau 17 persen.

Grafik 2. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

Grafik 3. Perkembangan Produksi Kacang Hijau Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

3. UBI KAYU DAN UBI JALAR

• Produksi ubi kayu tahun 2009 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Produksi tahun 2008 tercatat sebesar 928 974 ton umbi basah dari areal panen seluas 87 906 ha dengan

(5)

produktivitas per hektar 105,68 kw/ha, produktivitas menurun sebesar 3,09 persen yang berakibat pada menurunnya produksi ubi kayu sebesar 1,85 persen.

• Sementara itu produksi ubi jalar Tahun 2009 tercatat sebesar 103 635 ton umbi basah dari areal panen seluas 12 902 ha dan produktivitas 80,32 kw/ha. Dibanding tahun 2008, luas panen dan produksi ubi jalar mengalami penurunan sebesar 3,98 persen dan 3,43 persen, sedangkan produktivitas meningkat sebesar 0,56 persen.

• Produksi ubi kayu tahun 2010 diperkirakan meningkat sebesar 1,49 persen dan ubi jalar sebesar 3.18 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan luas panen dan produktivitas.

Grafik 4. Perkembangan Produksi Ubi Kayu Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

Grafik 5. Perkembangan Produksi Ubi Jalar Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

(6)

B. JAGUNG.

Pada lima tahun terakhir ini produksi Jagung NTT berfluktuasi pada kisaran 514 360-673 112 ton. Produksi terendah pada tahun 2007 (514 360 ton) dan tertinggi pada tahun 2008 (673 112 ton).

Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)

Produksi jagung di Nusa Tenggara Timur tahun 2009 mengalami penurunan dibanding tahun 2008. Angka tetap (ATAP) 2009 memperlihatkan adanya penurunan produksi jagung di Nusa Tenggara Timur sebesar 5.09 persen (34 210 ton) dibanding tahun 2008. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya luas panen seluas 20 181 Ha (7.46 persen ) dan produktivitas per hektar menunjukkan peningkatan sebesar 2.57 persen.

Hasil ARAM II tahun 2010, produksi jagung di NTT tahun 2010 diperkirakan meningkat sebesar 0,06 persen dibanding tahun sebelumnya 638 899 ton menjadi 639 294 ton jagung pipilan kering. Walaupun terjadi puso besar-besaran pada komoditi jagung namun perkiraan kenaikan produksi pada tahun 2010 disebabkan oleh kenaikan luas tanam pada Januari-April.

Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Jagung NTT 2005-2010 (ton)

URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 ARAM II 2010 1. Produksi Jagung (pipilan

kering) 552.439 582.964 514.360 673.112 638.899 639.294 2. Penggunaan Jagung-non

pangan 67.477 71.194 62.669 81.811 77.294 77.048

3. PRODUKSI

Jagung-PANGAN 484.962 511.770 451.691 591.301 561.608 562.246 4. Total konsumsi penduduk 92.556 95.473 97.528 99.401 101.272 103.138 5.Surplus 392.406 416.298 354.163 491.900 460.336 459.108

(7)

Total konsumsi jagung penduduk NTT pada lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan, namun hal ini tidak menimbulkan rawan jagung. Hal ini disebabkan oleh kenaikan luas panen dan produktivitas yang mengakibatkan terus meningkatnya produksi. Dari Tabel terlihat bahwa seiring berjalannya tahun, surplus produksi jagung juga meningkat.

C. KONSUMSI BERAS

Perkiraan kebutuhan konsumsi beras bagi 4.704.800 jiwa penduduk Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 adalah sekitar 532.777 ton, sedangkan perkiraan produksi padi sebesar 601.491 ton yang hanya menghasilkan beras pangan sebesar 318.513 ton. Dengan demikian masih ada kekurangan beras untuk konsumsi penduduk yakni sebanyak 214.265 ton.

Tabel 3.

Produksi dan Konsumsi Beras Tahun 2008 – 2010

( Ton )

URAIAN 2008 2009 (ARAM II) 2010

1. Produksi Padi (GKG) 577.896 607.358 567.243

2. Penggunaan GKG-non pangan 51.367 53.843 50.344

3. GKG yg diolah menjadi beras 526.529 553.515 516.898

4. Produksi beras 332.766 349.821 326.680

5. Penggunaan beras-non pangan 8.319 8.746 8.167

6. PRODUKSI BERAS-PANGAN 324.447 341.076 318.513

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/07/53/Th.XIII,1Juli 2010 Tabel 4

Produksi Padi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2010

Uraian 2008

2009 2010 Perkembangan Perkembangan (ATAP) (ARAM

II) 2008 - 2009 2009-2010

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Padi Sawah

Luas Panen (ha) 124 810 127 896 120 528 3086 2,47 -7368 -5,76 Produktivitas(ku/ha) 35.33 36.33 36.37 1 2,83 0,04 0,11 Produksi (ton) 440 999 464 703 438 369 23704 5,37 -26334 -5,66

Padi Ladang

Luas Panen (ha) 63 097 66 323 62 190 3226 5,11 -4133 -6,23 Produktivitas(ku/ha) 21.70 21.51 20.72 -0,19 -0,87 -0,79 -3,67 Produksi (ton) 136 896 142 656 128 874 5760 4,20 -13782 -9,66

Padi

(Sawah+Ladang)

Luas Panen (ha) 187 907 194 219 182 718 6312 3,35 -11501 -5,92 Produktivitas(ku/ha) 30.75 31.27 31.04 0,52 1,69 -0,23 -0,73 Produksi (ton) 577 895 607 359 567 243 29463 5,09 -40115 -6,60

Keterangan: Bentuk hasil produksi padi: Gabah Kering Giling (GKG)

Tabel 5

Produksi Tanaman Palawija di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2010

Uraian 2008

2009 2010 Perkembangan Perkembangan (ATAP)

(ARAM

II) 2008 - 2009 2009 – 2010

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jagung

Luas Panen (ha) 270 717 250 536 240 196 -20 181 -7,45 -10 340 -4,12 Produktivitas(ku/ha) 24.86 25.50 26.62 0,64 2,57 1,12 4,39 Produksi (ton) 673 112 638 899 639 294 -34 210 -5,08 392 0,06

Kedelai

Luas Panen (ha) 2 326 2 010 1 904 -316 -13,58 -106 -5,27 Produktivitas(ku/ha) 9.87 10.45 9.91 0,58 5,87 -0,54 -5,16 Produksi (ton) 2 295 2 101 1 886 -194 -8,45 -215 -10,23

Kacang Tanah

Luas Panen (ha) 21 894 18 396 17 071 -3 498 -15,97 -1 325 -7,20 Produktivitas(ku/ha) 11.73 12.21 12.34 0,48 4,09 0,13 1,06 Produksi (ton) 25 678 22 465 21 064 -3 212 -12,50 -1 402 -6,24

(9)

Kacang Hijau

Luas Panen (ha) 28 015 24 277 20 145 -3 738 -13,34 -4 132 -17,02 Produktivitas(ku/ha) 8.35 8.42 8.42 0,07 0,83 0 0 Produksi (ton) 23 392 20 447 16 973 -2 944 -12,58 -3 475 -16,9

Ubi Kayu

Luas Panen (ha) 87 906 89 154 92 719 1 248 1,41 3 565 3,99 Produktivitas(ku/ha) 105.68 102.41 103.61 -3,27 -3,09 1,2 1,17 Produksi (ton) 928 974 913 053 960 659 -15 921 -1,71 47 606 5,21

Ubi Jalar

Luas Panen (ha) 13 437 12 902 14 637 -535 -3,98 1 735 13,44 Produktivitas(ku/ha) 79.87 80.32 81.41 0,45 0,56 1,09 1,35 Produksi (ton) 107 316 103 635 119 155 -3 681 -3,43 15 520 14,97

Keterangan: 1. Bentuk hasil produksi jagung: Pipilan Kering 2. Bentuk hasil produksi kacang-kacangan : Biji Kering

Tabel 6. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Kedelai Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun Panen Luas Rata-rata Produksi Produksi Hektar Perkem-bangan (%) Kw/ Ha Perkem -bangan (%) Ton Perkem- bangan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2005 2 093 -9,32 10,46 1,95 2 188 -7,64 2006 2 694 28,71 10,34 -1,15 2 786 27,33 2007 1 529 -43,24 10,21 -1,26 1 561 -43,97 2008 2 326 52,12 9,87 -3,33 2 295 47,02 2009 2 010 -17,88 10,45 5,87 2 101 -8,45 ARAM II 2010 1 904 -0,31 9,91 -5,16 1 886 -10,23

Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Kacang Tanah Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun Luas Panen Rata-rata Produksi Produksi

Hektar Perkemba-ngan (%) Kw/Ha Perkemba-ngan (%) Ton Perkemba-ngan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2005 14 374 -16,55 10,10 -1,55 14 518 -17,88 2006 17 356 20,74 10,27 1,68 17 832 22,83 2007 18 517 6,69 11,53 12,27 21 353 19,75 2008 21 894 18,24 11,73 1,73 25 678 20,25 2009 18 396 -15,97 12,21 4,09 22 465 -12,50 ARAM II 2010 17 071 -7,20 12,34 1,06 21 064 -6,24

(10)

Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 03/07/53/Th.XIII,1Juli 2010

Tabel 8. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Kacang Hijau Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun Panen Luas Rata-rata Produksi Produksi Hektar Perkem-bangan (%) Kw/ Ha Perkem-bangan (%) Ton Perkem- bangan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2005 20 010 -16,67 8,34 0,60 16 695 -16,09 2006 22 958 14,73 8,43 1,08 19 354 15,93 2007 24 694 7,56 8,42 -0,12 20 802 7,48 2008 28 015 13,45 8,35 -0,83 23 392 12,45 2009 24 277 -13,54 8,42 0,83 20 447 -12,58 ARAM II 2010 20 146 -17,01 8,42 0,00 16 973 -16,99

Tabel 9. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Ubi Kayu Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun Luas Panen Rata-rata Produksi Produksi Hektar Perkem- bangan (%) Kw/Ha Perkem- bangan (%) Ton Perkem- bangan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2005 86 464 -13,09 103,14 -1,44 891 783 -14,36 2006 89 591 3,62 104,70 1,51 938 010 5,18 2007 76 247 -14,89 104,15 -0,53 794 121 -15,34 2008 87 906 15,29 105,68 1,47 928 974 16,98 2009 89 154 1,41 102,41 -3,09 913 053 -1,71 ARAM II 2010 92 719 3,99 103,61 1,17 960 659 5,21

(11)

Tabel 10. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Ubi Jalar Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun Luas Panen Rata-rata Produksi Produksi Hektar Perkemba ngan (%) Kw/Ha Perkemba ngan (%) Ton Perkemba ngan (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2005 12 930 -20,46 77,14 -0,78 99 748 -21,08 2006 14 480 11,99 76,85 -0,38 111 279 11,56 2007 12 940 -10,64 79,12 2,95 102 375 -8,00 2008 13 437 3,84 79,87 0,95 107 316 4,83 2009 12 902 -3,98 80,32 0,56 103 635 -3,41 ARAM II 2010 14 637 13,44 81,41 1,36 119 155 14,97

Tabel 11. Perkembangan Luas Panen, produktifitas dan produksi Jagung Provinsi NTT Tahun 2005-Aram II 2010

Tahun

Luas Panen

Rata-rata

P d k i

Produksi

Hektar

Perkem-

bangan

(%)

Kw/

Ha

Perkem

-bangan

(%)

Ton

Perkem-

bangan

(%)

(1) (2)

(3)

(4)

(5)

(6) (7)

2005 239

588

-9,58

23,06

-1,91

552 439

-11,30

2006

252 410

5,35

23,10

0,17

582 964

5,53

2007

217 478

-13,84

23,65

2,38

514 360

-11,77

2008

270 717

24,48

24,86

5,12

673 112

30,86

2009

250 536

-7,46

25,50

2,57

638 899

-5,09

ARAM II 2010

240 196

-4,12

26,62

4,39

639 294

0,06

(12)
(13)

Tabel 12. Data Curah Hujan Januari – April 2009 dan Januari – April 2010 (mm)

Kabupaten/Kota 2009  2010 

Januari Februari Maret April Januari Februari Maret April

01. Sumba Barat 268 151 160 399 328 267 164 259

02. Sumba Timur 131 163 196 0 132 36 36 202

03. Kupang 897 1 253 514 10 2032 453 360 178

04. Timor Tengah Selatan 180 215 172 301 202 270 156 331

05. Timor Tengah Utara 90 230 38 41 79 18 35 55

06. Belu 268 346 227 17 376 182 79 204 07. Alor X X X 38 356 X 140 191 08. Lembata 120 162 187 X X X X X 09. Flores Timur 317 439 135 26 X X X X 10. Sikka 185 186 38 142 185 78 64 31 11. Ende 126 143 116 53 232 678 68 101 12. Ngada 1 124 443 382 38 487 678 218 371 13. Manggarai 247 462 439 299 301 436 673 420 14. Rote Ndao 251 319 158 19 364 131 172 212 15. Manggarai Barat 164 150 118 44 164 132 117 67

16. Sumba Barat Daya X X X X X X X X

17. Sumba Tengah X X X X X X X X

18. Nagekeo X X X X X X X X

19. Manggarai Timur 183 115 X 20 X X X X

20. Sabu Raijua 165 326 356 7 295 88 132 217

71. Kota Kupang 554 454 105 3 686 114 129 96

Ket: X = Tidak/belum masuk

Gambar

Grafik 1. Perkembangan Produksi Kedelai   Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)
Grafik 2. Perkembangan Produksi Kacang Tanah  Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)
Grafik 4. Perkembangan Produksi Ubi Kayu   Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)
Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung   Provinsi NTT tahun 2005-Aram II 2010 (ton)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh program promosi melalui status terakreditasi (X1) dan kualitas layanan petugas

MAKANAN POKOK WARGA MENGIKUTI KEGIATAN DLL BERAS INDUSTRI RUMAH TANGGA KESEHATAN LINGKUNGAN NON BERAS UP2K PEMANFAATAN TANAH PEKARANGAN.. MENINGGAL SEBAB MENINGGAL

Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Waj ib Paj ak Orang Pribadi Dalam Negeri yang selanjutnya disebut PPh WPOPDN adalah Paj ak Penghasilan terutang oleh Wajib

Dengan koefisien korelasi sekitar 96,1% menunjukkan multikolinearitas yang sangat tinggi dalam model regresi sehingga solusi yang dapat diambil adalah memilih salah

[r]

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak pendidikan akhlak bagi Santri pada Kitab Washaya Al-Abaa‟ Lil Abnaa‟ karya Syaikh Muhammad Syakir (Studi Kasus di

Keanekaragaman biota akuatik yang rendah atau tinggi sering dapat dipakai sebagai indikator kualitas hayati, yang juga dapat digunakan untuk menentukan atau mengukur

Hasil ini menunjukkan bahwa adopsi IFRS di Indonesia tidak mempunyai pengaruh pada gabungan rele- vansi nilai informasi akuntansi yaitu laba bersih dan nilai buku