• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN. Tujuan Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN. Tujuan Pembelajaran"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

bahasa

indonesia

KOMPREHENSI TEKS DAN EJAAN

Kurikulum 2013, kelas XII SMA, Peminatan / Bahasa dan Budaya.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mempunyai kemampuan:

1. Memahami komprehensi teks dari tingkat yang rendah sampai yang tinggi: literal, interpretatif, kritis, dan kreatif.

2. Menguasai pertanyaan literal, interpretatif, kritis, dan kreatif.

3. Memahami ejaan dan mampu menggunakan angka dan lambang bilangan, tanda koma, tanda hubung, tanda pisah, partikel, akronim dan singkatan.

Ku ri ku lum 201 3, Kela

s XII SMA, Peminatan/

Baha sa d an B u da ya ).

Sesi

an Bu da ya ).

Sesi

Sesi

21

Menulis

4. Memahami membaca dengan pemahaman dan menguasai ejaan.

4.1 Memahami konsep membaca dengan pemahaman (komprehensi teks)

4.2 Memahami ejaan dan menguasai penulisan EYD.

(2)

2

A. KOMPREHENSI TEKS a. Defi nisi Komprehensi Teks

Komprehensi teks (pemahaman teks) adalah kemampuan membaca agar memahami ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Komprehensi teks berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari teks yang dibaca.

Membaca dengan cara komprehensi teks bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu bukan sekadar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan.

b. Defi nisi Komprehensi Teks Menurut Para Ahli

Dalam Webster Collegiate Dictionary komprehensi teks adalah kapasitas pemikiran untuk memahami dan mengerti makna yang disampaikan oleh para ahli. Defi nisi itu secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks.

Rubin (1993:194) mendefi nisikan bahwa komprehensi teks adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif.

Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca dengan komprehensi teks terdiri dari empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension), dan pemahaman kreatif (creative comprehension).

1. Pemahaman Literal

Pehamanan literal adalah membaca dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan (Syafi ’ie, 1999: 31).

Ciri-cirinya:

• Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat, dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya.

(3)

3

• Tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi informasi bacaan.

• Hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan.

• Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan pertanyaan literal dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana.

Contoh di bawah ini pertanyaan yang bertujuan untuk menggali pengalaman teknis dan empiris yang terkait dengan Sumpah Pemuda 1928, antara lain:

Kapan peristiwa Sumpah Pemuda terjadi?

Siapa yang merumuskan Sumpah Pemuda?

Di mana Sumpah Pemuda diikrarkan?

2. Pemahaman Interpretatif

Pemahaman interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan.

Ciri-cirinya:

• Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat.

• Menurut Syafi ’ie (1999:36) pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.

• Untuk membangun pemahaman interpretatif pembaca dapat menggunakan pertanyaan interpretatif dengan kata tanya mengapa dan bagaimana.

Contoh di bawah ini tentang pertanyaan interpretatif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemaknaan di balik sebuah peristiwa Sumpah Pemuda 1928, antara lain:

Bagaimana makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia?

Mengapa peristiwa yang dibacakan oleh beberapa pemuda itu memiliki makna besar bagi bangsa Indonesia baik pada saat itu maupun bagi masa sekarang?Apa makna kata-kata Sumpah Pemuda bagi diri Anda?

(4)

4

3. Pemahaman Kritis

Pemahaman kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu.

Ciri-cirinya:

• Membaca dengan mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan dan kesesuaian (Burns, 1996:278).

• Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian/keputusan sampai mempertimbangkan semua materi.

• Agar bisa membaca dengan pemahaman kritis gunakan pertanyaan kritis, yaitu pertanyaan untuk mengevaluasi atau menganalisis informasi.

Contoh di bawah ini pertanyaan kritis terhadap peristiwa Sumpah Pemuda 1928, antara lain:

Apakah Sumpah Pemuda 1928 perlu diperingati?

Apa makna dibalik peristiwa dan kata-kata Sumpah Pemuda bagi diri Anda?Bagaimana sikap Anda sesama kaum terpelajar seperti pemuda yang

mengikrarkan Sumpah Pemuda jika kata-kata Sumpah Pemuda tidak sesuai dengan kenyataannya sekarang?

4. Pemahaman Kreatif

Pemahaman kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya.

Ciri-cirinya:

• Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman, dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru.

• Proses membaca kreatif ini menurut Syafi ’ie (1999:36) dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan

(5)

5

mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan, dan pola-pola pikiran baru.

• Pertanyaan kreatif adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban berbeda seperti biasanya karena gagasan, wawasan, dan pola-pola pikiran baru.

Contoh di bawah ini tentang pertanyaan kreatif di balik peristiwa Sumpah Pemuda 1928, antara lain:

Mengapa Judulnya Sumpah Pemuda 1928 bukan “Sumpah Elite Politik” atau “Sumpah Dewasa”?

Menurut Anda, apakah Sumpah Pemuda 1928 jiplakan ide dari Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya?

Sumpah Pemuda 1928 tentang ikrar bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu: Indonesia, jika para pemuda Indonesia tahun 2015 ini bersumpah, apa yang cocok isi ikrarnya?

Silakan sebagai latihan gunakan teks cerita sejarah Sumpah Pemuda di bawah ini untuk membaca pemahaman (komprehensi teks) dengan pemahaman literal, interpretasi, kritis, dan kreatif.

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.

(6)

6

Pertama:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga:

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

(Sumber Wikipedia) B. EJAAN

a. Angka dan Lambang Bilangan

Ada beberapa ketentuan yang perlu diketahui dalam penulisan angka dan lambang bilangan.

1. Angka

Dalam kalimat, angka digunakan untuk menyatakan:

• Jumlah

Ketentuannya sebagai berikut:

• Tiga angka dari belakang untuk menyatakan ribuan dibubuhkan tanda titik. Contoh: 123.000 orang.

• Penulisan angka untuk jumlah rupiah berlaku sebagai berikut. Contoh: Rp21.000.000,00.

• Nomor

Jika angka digunakan untuk menyatakan nomor halaman buku, nomor induk, nomor telepon, nomor rekening, dan sebagainya tidak digunakan tanda titik.

(7)

7

Contoh:

Nomor telepon Pak Ardian adalah 082122356117. Lihat arti kata mangkus di KBBI pada halaman 1257!

Segera transfer honor saya ke nomor rekening 9000005618385.

• Satuan Waktu

Jika angka digunakan untuk waktu, maka gunakan dua angka untuk menunjukkan jam, menit, dan detik.

Contoh:

Anakku bangun pagi setiap hari pukul 05.00.

Penutupan seminar itu tepat pukul 21.35.20 diiringi tepuk tangan dan sorak sorai yang meriah.

• Ukuran Panjang, Berat, Luas, Isi

Contoh: 0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, 10 liter.

2. Lambang Bilangan

• Penulisan Lambang Bilangan Dengan Huruf Bilangan utuh:

dua belas 12 dua puluh dua 22 Bilangan pecahan: tiga perempat 3 4 seperenam belas 1 16 satu persen 1%

• Penulisan Lambang Bilangan Tingkat Contoh:

Paku Buwono X, Paku Buwono ke-10, Paku Buwono kesepuluh. Tingkat V, tingkat ke-5, tingkat kelima.

• Penulisan Lambang Bilangan Dalam Pemaparan

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan pemaparan.

Contoh:

(8)

8

Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.

Di antara 72 yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberi suara blangko.

b. Tanda Baca

1. Tanda Titik (.)

• Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya: 1 April 1985

Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif 43

Palembang Atau

Kantor Penempatan Tenaga Kerja (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik)

Jakarta.

• Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:

Kampung itu berpenduduk 23.555 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.321 jiwa.

• Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Naidra lahir pada tahun 1972 di Padang. Lihat halaman 1153 dan seterusnya. 2. Tanda Titik Dua (:)

• Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.

Misalnya:

Materi ujian kemampuan dasar pada SBMPTN: Tes Potensi Akademik, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

(9)

9

• Tanda titik dua dipakai (1) di antara jilid atau nomor dan halaman, (2) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya:

Tempo I (1971, 34:7) Surat Yasin:9

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. Tjokronegoro, Sutomo. 1968. Cukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco

3. Tanda Baca Koma (,)

• Tanda baca koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

• Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti sedangkan, tetapi, melainkan.

Misalnya: Saya membeli kertas, sedangkan Adik membeli pena dan tinta.

• Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.

Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

• Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya: Oleh karena itu, … Jadi, …

• Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Misalnya: Guru saya, Pak Nazarudin, pandai sekali. 4. Tanda Hubung (-)

• Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak, berulang-ulang.

• Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (2) penghilangan bagian-bagian kelompok kata. Misalnya: ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 × 5.000)

(10)

10

• Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap.

Misalnya: se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-an, sinar-X, Menteri-Sekretaris.

• Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing.

Misalnya: di-smash, pen-tackle-an. 5. Tanda Pisah (--)

Tanda pisah dipakai untuk hal-hal berikut:

• Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat.

Misalnya: Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

• Menyatakan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ di antara bilangan, tanggal, tempat.

Misalnya: 1910—1945, tanggal 5—10 April 1970, Jakarta—Bandung.

c. Partikel

Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri. Jenis-jenis partikel, antara lain:

1. Partikel Penegas

Partikel penegas, yaitu -kah, -lah, -tah, pun.

• Partikel –kah, -lah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:

Bacalah buku itu dengan cermat.

Apakah yang tersirat dalam bacaan itu?

• Partikel pun ada dua penulisan, dipisah dan digabung. Partikel pun yang digabung menurut EYD:

maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun, kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, biarpun, sekalipun, sungguhpun.

(11)

11

Selain di atas penulisannya dipisah, seperti: kapan pun, apa pun, dan lain-lain. Misalnya:

Sekalipun belum memuaskan, hasil kerjanya dapat diacungkan jempol.

Adapun sebab-sebabnya sedang ditelusuri.

Walaupun miskin, ia selalu ceria. 2. Partikel Per

Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya.

Misalnya:

• Pegawai Negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.

• Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

• Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.

d. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan pada umumnya, dengan beberapa pengecualian, memerlukan tanda titik di antara setiap huruf atau di akhir singkatan. Singkatan menggunakan kapitalisasi sesuai dengan konsep nama diri. Singkatan tidak dapat dilafalkan sebagai kata. Ketentuan singkatan sebagai berikut:

• Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.

Misalnya: A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin, Suman Hs. M.B.A. master of business administration

S.E. sarjana ekonomi Bpk. Bapak

Sdr. Saudara Kol. Kolonel

• Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

(12)

12

GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara PT perseroan terbatas

KTP kartu tanda penduduk

• Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya:

dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya Yth. Yang terhormat Tetapi:

a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian

• Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya: TNT trinitrotoluen Cu kuprum cm sentimeter Rp rupiah l liter kg kilogram 2. Akronim

Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dilafalkan sebagai kata.

Ketentuan akronim sebagai berikut:

• Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

(13)

13

Misalnya:

TNI Tentara Nasional Indonesia SIM surat izin mengemudi

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Misalnya:

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

• Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya:

Pemilu pemilihan umum

Radar radio detecting and ranging

LATIHAN SOAL

A. JAWABLAH PERTANYAAN INI DENGAN SINGKAT!

1. Buatlah tiga contoh pertanyaan literal dengan tema bacaan “Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945”!

2. Buatlah tiga contoh pertanyaan interpretasi dengan tema bacaan “Gerakan 30 September 1965”!

3. Buatlah tiga contoh pertanyaan kritis dengan tema bacaan “Masa pendudukan Raffl ess!” 4. Buatlah tiga contoh pertanyaan kreatif dengan topik “wawancara lamaran pekerjaan!” 5. Apa yang dimaksud dengan komprehensi teks (membaca pemahaman)?

B. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG TEPAT!

1. Pemakaian tanda baca yang benar terdapat pada kalimat … (SPMB 2003). A. Pada akhir tahun 2002, terdapat banyak unjuk rasa anti-Amerika.

B. Seminar Hasil Penelitian Dosen Muda telah dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 Oktober 2002 di Cisarua Bogor.

(14)

14

C. Karena dianggap mencemari lingkungan, P.T. Abdi Karya ditutup.

D. Yang kita butuhkan sekarang adalah barang-barang berikut, kursi, meja, dan almari. E. Kata ayah: “Saya akan pergi hari ini.”

2. Kalimat yang memiliki penggunaan tanda koma yang tepat adalah … (SIMAK UI 2013) A. Setibanya di Kebonjahe yang sejuk dan tidak terlalu ramai, kami berjalan-jalan di

sepanjang jalan utama Kota Kebonjahe.

B. Aku pun tidak membukakan pintu saat dia mengetuk pintu, karena aku yakin adikku atau ayahku akan membukakan pintu itu.

C. Kereta tak selalu berjalan stabil, adakalanya kereta berjalan pelan, dan kadang-kadang juga kereta berjalan cepat.

D. Kesabarannya hilang, sehingga dia langsung mematikan telepon genggamnya. E. Peraturan di kantor lama, ternyata tidak berlaku di kantor baru.

3. Pemakaian tanda koma (,) yang salah terdapat dalam kalimat … (SNMPTN 2008)

A. Perubahan politik di Jerman Timur yang ditandai dengan menurunnya kekuasaan komunis, mencapai klimaks pada pembukaan tembok Berlin.

B. Harga gula yang makin gila, disertai dengan kenaikan harga beras di tengah keributan para elite bangsa ini mengenai impor beras, merupakan cermin bagaimana pemerintah kurang melindungi masyarakat.

C. Namun, terlepas dari pro dan kontra yang mengemuka, forum itu menegaskan bahwa pemberantasan korupsi di segala aspek tidak boleh surut, siapa pun pelakunya. D. Di atas meja, misalnya, dapat diamati himpunan benda-benda seperti jarum, pena,

benang, kertas, garpu, buku tulis, tinta, paku, dan dapat diperbanyak lagi dengan benda-benda lain.

E. Pasalnya, selama sepuluh tahun berkiprah di Indonesia, Jacksen termasuk pemain sepak bola asing dengan prestasi paling bagus.

4. Penulisan lambang bilangan yang tepat terdapat pada kalimat … (SIMAK UI 2013) A. 17 orang, termasuk 4 orang artis di dalamnya, dicokok oleh BNN dalam penggerebekan

Minggu pagi itu.

B. 252 tenaga ahli kebidanan dilatih secara intensif di balai pelatihan ini.

C. Di mana tahun 60-an itu, ada istilah khusus untuk berpacaran di tempat-tempat yang sepi dari perhatian orang, misalnya di taman yang rimbun atau di gedung bioskop yang gelap.

D. Sebanyak 2 per 3 anggota organisasi ini menolak pencalonannya menjadi ketua umum.

E. Dari 39 spesies burung cendrawasih, ada yang berukuran 15 sentimeter, dan ada pula yang berukuran 125 meter.

(15)

15

5. Bilangan yang dituliskan secara tepat terdapat dalam kalimat … (SIMAK UI 2013) A. Tanoto Fondation menyerahkan bantuan beasiswa untuk 3 tahun ke depan.

B. Krisis ekonomi pada periode yang lalu setidaknya menyebabkan 100 juta penduduk dunia mengalami kemiskinan.

C. Bab keduabelas buku itu berisi tentang simpulan.

D. Pertemuan bilateral ke-IV antara Indonesia dan India berlangsung di New Delhi. E. Kedua negara membahas 3 pelanggaran kesepakatan yang sudah ditandatangani

pada tahun 2009.

6. Pemakaian tanda koma (,) yang tepat terdapat di dalam kalimat … (SIMAK UI 2009) A. Dia memberitahukan, bahwa beberapa orang tidak bisa datang hari itu. B. Pelatihan ini akan diadakan pada tanggal 10, 11, dan 12 Juli.

C. Hal itu disampaikan Wakil Presiden saat meresmikan Pusat Buku Indonesia di Jakarta, kemarin.

D. Menteri Pendidikan, Bambang Sudibyo akan meninjau beberapa sekolah. E. Namun, perhatian pemerintah terhadap museum masih kurang.

7. Penulisan kalimat yang seluruhnya sesuai dengan aturan EYD adalah … (SPMB 2006) A. Kata feed-back ‘balikan’ sudah sering digunakan sebagai istilah.

B. Bang Kadir sering disebut sebagai ‘pahlawan’, ia sendiri tidak tahu sebabnya. C. Karena postur tubuhnya. Galih mendapat julukan “Si Gendut.”

D. Kalau tidak diberi izin saya tidak akan pergi.

E. Esai Ratna yang berjudul Kesehatan Reproduksi dimuat di “Tempo”.

8. Kalimat berikut ini yang semua ejaannya ditulis sesuai aturan EYD adalah … (SNMPTN 2008)

A. Jaringan infrastruktur di negara Ginseng Korea Selatan berkembang pesat. B. Bus antar kota itu terguling sehingga menewaskan sepuluh penumpang. C. Organisasi itu dilengkapi dengan sejumlah sub seksi yang berkembang. D. Segi tiga itu sama sisi, dengan panjang sisi 3 meter.

E. Alat pandang-dengar itu dibelinya dengan harga mahal di Semarang. 9. Penulisan gelar akademik yang mengikuti EYD adalah …. (SPMB 2002)

A. DR. Diah Arimbi, MA. B. Dra. Wayan Sartini M.S. C. Drs. Sarkawi B. Husen, M.S. D. Moh. Jalal, SS.

(16)

16

10. Penulisan judul karangan yang tepat sesuai dengan EYD adalah … (UN 2004) A. Tampil Menawan Di Setiap Kesempatan.

B. Tampil Menawan di Setiap Kesempatan C. Tampil menawan Disetiap Kesempatan D. Tampil menawan disetiap Kesempatan E. Tampil Menawan di setiap kesempatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab terdahulu, maka penelitian ini memberi kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

Database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga menggunakan suatu programkomputer untuk memperoleh informasi dari basis data

Oleh karena itu, hal tersebut sangatlah menarik apabila dilakukan studi yang mendalam tentang persepsi pertanian terhadap pelaksanaan program UPSUS PAJALE khususnya di

keinginan serta memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan kualitas produk yang lebih baik. Produk yang memiliki kualitas yang kuat dengan perbedaan dan

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang

-isinulat ni Rizal noong siya ay nasa Ateneo bilang isang pagsasanay sa kanyang paggawa ng tula at pagsusulat.. -Para kay Rizal, si Elcano ay isang bayani ng Espanya, na

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa perbedaan pemberian konsentrasi starter bakteri Acetobacter aceti dengan variasi

Daripada data tersebut, dapatlah dianalisis bahawa sikap komunikasi antarabudaya dalam konteks hubungan pertemanan pada pelajar berada pada kategori komunikasi budaya